Majalah Kentingan Edisi 28 Tahun 2021

Page 50

Bentara

Ilustrasi: Muhammad Ilham Al Basyari

Kampus Inklusi: Sudahkah Ramah bagi Mahasiswa Difabel?

S

Oleh: M. Wildan Fathurrohman

ejak pembatasan sosial yang diberlakukan oleh pemerintah akibat adanya pandemi Covid-19, bidang pendidikan juga mau tidak mau harus beradaptasi dari sistem luring ke daring. Semua jenjang mulai dari tingkat sekolah dasar hingga universitas merasakan perubahan signifikan dalam kegiatan belajar mengajar. Sementara itu, sistem pembelajaran secara daring tidak sepenuhnya tanpa hambatan bahkan efektivitasnya pun dinilai masih kurang. Pasalnya, banyak mahasiswa yang mengeluhkan perihal beban tugas, kendala jaringan dan kuota, hingga penyampaian materi perkuliahan. Di sisi lain, kendala dalam melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring juga dialami oleh mahasiswa penyandang disabilitas. Universitas Sebelas Maret (UNS) telah dinobatkan sebagai salah satu kampus inklusi di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan diterimanya Inclusive Award dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 2012. Tentu ini menunjukkan bahwa dari berbagai aspek UNS siap menerima kehadiran mahasiswa difabel. Akan tetapi, faktanya masih ada kendala yang menghambat mahasiswa penyandang disabilitas dalam 50

KENTINGAN XXVIII 2021

menjalani perkuliahan terutama ketika daring. Salah satu kendala berarti yang dialami yakni perihal komunikasi. Tipa (21), mahasiswi penyandang disabilitas Tuli, mengaku bahwa komunikasi masih menjadi hambatan dalam mengikuti perkuliahan secara daring. “Apalagi kalau ada tugas kelompok, teman-teman lebih sering membahas via Google Meet. Nah, itu yang bikin aku nggak paham. Di sisi lain, nggak ikut juga nggak enak. Mau minta ngetikin pun sungkan karena mereka udah mikir dan bahas, masa masih ngetikin lagi buat aku,” ungkapnya. Sementara itu, Arianti (25) sebagai mahasiswi penyandang disabilitas netra juga mengalami kendala yang sama dalam hal komunikasi. “Kalau daring begini cari teman buat kelompokan agak susah terutama koordinasinya,” tuturnya. Sejauh ini Arianti lebih merasa nyaman menjalani kuliah secara luring karena untuk koordinasi lebih enak dan cepat. Selain itu, ia juga tidak begitu bergantung pada sinyal dan perbedaan waktu antara WIB dan WITA. Berbanding terbalik dengan Arianti, Tipa merasa nyaman menjalani kuli-


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.