Buletin DET!K Edisi PBAK 2017

Page 1

Email : lpmparadigma@gmail.com

Instagram : @paragraphfoto Twitter : @parist_id Phone : 085842091573

Website : www.PARIST.id Facebook : Paradigma Institute

Kritis, Informatif, Obyektif

14 Agustus 2017

Nomor : 1/Edisi.PBAK/VIII/2017

Banyak Alasan Mahasiswa Pilih STAIN Kudus

Mengisi: para mahasiswa baru mengisi daftar hadir (Baidlowie/Paragraph)

S

ekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus seolah menjadi magnet bagi mahasiswa baru. Selain karena kampus negeri banyak alasan lain juga dilontarkan mahasiswa baru hingga akhirnya memilih kuliah di kampus hijau STAIN Kudus itu. Salah satu mahasiswa baru, Ani Nadhifa asal Kabupaten Kudus sendiri mengungkapkan, pilihannya kuliah di STAIN Kudus sebab saran dari orang tua. Selain itu jarak kampus yang dekat dengan pondok pesantren yang ia tempati sekarang juga menjadi faktor lain ketertarikan Ani pda STAIN Kudus. "Orang tua saya menyarankan untuk di STAIN kudus. Selain itu pondok pesantren saya memang dekat dengan STAIN kudus sendiri" ujar mahasiswi yang diterima di Jurusan Dakwah dan komunikasi Prodi Pemikiran Politik Islam itu.

Berbeda dengan Ani, Mahasiswi baru Prodi Pengembangan Masyarakat Islam, Isma Fatmawati, mengaku terlebih dahulu mendaftar di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Namun karena dinyatakan tidak lolos seleksi maka ia daftar di STAIN Kudus. "Meski begitu, Alhamdulillah saya merasa senang diterima STAIN Kudus lewat jalur lokal mandiri" katanya. Tahun ini sekitar 3000an mahasiswa baru diterima STAIN Kudus pada jenjang S1 dan S2. Jumlah itu terdiri atas mahasiswa jalur span yang berjumlah sekitar 596, lalu UM PTKIN berjumlah 962 mahasiswa dan jalur mandiri berjumlah sekitar 1500 mahasiswa. "Jumlah itu terbagi atas jalur online SPAN, UM PTKIN dan jalur mandiri" ungkap Agus Wahyudi, salah satu staf akademik STAIN Kudus. Agus juga memaparkan sistem berbasis online digagas STAIN Kudus untuk mengisi data dan registrasi pembayaran mahasiswa. Hal itu dirasa akan memudahkan mahasiswa dalam mengakses kebutuhannya sendiri. Misalnya, pengisian biodata diri mahasiswa bisa mengakses melalui laman Bersambung di halaman 3


2

Harian Detik PBAK

Susah-Senang, Screening Tetap Jalan Semangat: para peserta setia menunggu antrean untuk mengikuti screening. (Baidlowie/Paragraph).

A

ntrian panjang mewarnai screening mahasiswa baru Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN Kudus selama enam hari kemarin. Meski begitu, banyak mahasiswa baru yang mengaku tidak keberatan dan merasa biasa dalam melakoninya. Salah seorang mahasiswa baru, Diana Fadila, justru merasa senang dan nyaman meski berjam-jam mengantre. “Happy-happy aja. Nyaman sekaligus asyik saat ngantri,” tutur mahasiswi baru asal Rembang itu pada Rabu (10/8/2017). Menambahkan, mahasiswi baru asal Demak, Sri Wiyanah, menganggapnya sebagai hal yang wajar. Menurut Sri banyaknya peserta yang mendaftar membuat antrean panjang itu sudah sepantasnya terjadi. “Enjoy aja.Dijalanin dengan sabar, kan yang ngantri banyak,” ujar Sri. Berbeda dengan Diana dan Sri, mahasiswi baru asal Kabupaten Rembang, Nila Nailun Najah, merasa jenuh dan bosan. Hal itu dikatakannya setelah menyelesaikan tantangan dan pengarahan panitia dari POS I – IV. “Ini membuat saya jenuh, gerah juga lagi. Kan ngantri panjang,” kata Nila. Meski begitu ia juga mengaku mendapatkan pengalaman baru dan wawasan tentang gerakan mahasiswa, organisasi, dan informasi seputar kampus lainnya.

Menurutnya juga screening merupakan pintu gerbang sebelum ia resmi mengenyam pendidikan tinggi di STAIN Kudus. Membenarkan pernyataan Nila, Anggota Senat Mahasiswa, Tubagus Fahmi, menyatakan keharusan bagi mahasiswa baru untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, salah satunya screening. Fahmi mengatakan bahwa seluruh mahasiswa baru reguler harus lulus screening sebelum mengikuti pengenalan budaya akademik kemahasiswaan (PBAK) 2017. “Ini sebagai persyaratan untuk mengikuti PBAK. Makanya sebelum PBAK, peserta harus lulus screaning dulu,” tegasnya. Mengenai antrean peserta yang panjang, Fahmi menilai hal itu sebab sistem dari kampus yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Yaitu berkaitan dengan pola pengukuran jas yang dilakukan secara serentak seluruh mahasiswa baru. “Tahun kemarin pengukuran jas waktunya dibedakan. Antara pendaftar jalur SPAN dan UM PTKIN didahulukan, setelah itu baru jalur lokal mandiri. Sementara tahun ini pengukuran jas waktunya dijadikan satu untuk ketiga jalur tersebut. Jadinya antriannya panjang seperti ini. Tidak seperti tahun kemarin, yang bisa bergiliran,” jelasnya.[] (Shoma/Latifah)


Harian Detik PBAK

3

Sambungan Halaman 1, Banyak...

SIKADU online kemudian dicetak untuk selanjutnya bisa diserahkan beserta bukti pembayarannya kepada yang bersangkutan. "Untuk sekarang STAIN kudus sudah berbasis online dan tidak membuka offline. Jadi tidak perlu mengantri lagi seperti tahun sebelumnya. Untuk mahasiswa baru yang masih kesulitan biasanya meminta bantuan lewat email STAIN kudus," jelasnya. Selamet, Pegawai yang bertugas mengurusi

Tak Dapat Antrean, Disarankan Ikut Tahun Depan

Pembinaan: salah satu panitia mengarahkan mahasiswa baru untuk ikut PBAK tahun depan. (Baidlowie/Paragraph)

A

da beberapa mahasiswa yang tidak mendapat nomor antrean screening karena batas waktu yang tidak mencukupi. Hal tersebut dialami oleh Ilmi Sabila, mahasiswa baru asal Kudus. Ilmi terpaksa pulang dan tidak bisa mengikuti screaning karena pendaftarannya sudah ditutup oleh panitia. “Nunggu lama buat pengumpulan berkas, selesai jam sepuluh. Mau ikut screaning udah

pendaftaran mahasiswa baru memaparkan, Bahwa untuk masing-masing prodi baru memiliki satu kelas per prodinya. Hal itu sebab jumlah kuota mahasiswa yang memungkinkan untuk dijadikan satu kelas saja. "Untuk prodi baru Bahasa Inggris berjumlah 49 mahasiswa, IPA 49 Mahasiswa, IPS 48 Mahasiswa, Matematika 38 Mahasiswa dan yang terakhir Biologi berjumlah 32 Mahasiswa," ungkapnya.[] (Falis/Lathifah)

ditutup, kata masnya suruh besok pagi aja, nanti langsung dilayanin. Klo siang-siang takutnya udah lama ngantri takutnya nggak dapet antrian,” jelas Ilmi pada Rabu (10/08). Sementara itu, Ketua OC PBAK, Syamsudin mengatakan jika masih ada mahasiswa baru yang telat mendaftar sampai batas waktu terakhir, yaitu sabtu (12/08) kemarin, maka disarankan ikut tahun depan. “Mungkin mau tidak mau panita menyarankan untuk mengikuti tahun depan saja,” ujarnya. Syamsudin menambahkan penetapan kebijakan ini mengacu pada jadwal yang telah ditetapkan serta disepakati panitia dan kampus. Persoalan kuota mahasiswa dan sistem lain tidak menjadi perhatian sebab bila dituruti akan mengacaukan jadwal. “Selain sistem pengukuran jas yang berbeda dengan tahun kemarin, kuantitas mahasiswa tahun ini lebih banyak daripada tahun kemarin juga mengakibatkan antrian panjang. Oleh karenanya, acuan kami adalah waktu, bukan kuota.” tuturnya. (Shoma/Latifah)


4

Harian Detik PBAK

Minim Denah, Peserta Ujian Mandiri Kebingungan

B

anyak peserta ujian mandiri terlihat bingung saat mendatangi kampus STAIN Kudus pada Senin (24/7). Kebingungan itu dikarenakan minimnya dengan denah lokasi yang dipasang oleh panitia. Khoiriyah, pendaftar asal Karanganyar, Kabupaten Demak, mengaku kebingungan saat mencari lokasi dan ruang ujian yang hendak digunakannya. “Saya tidak tau gedung R dimana, karena tidak ada petunjuk,” ujar Khoiriyah. Mengamini, Joko selaku satpam kampus membenarkan masih banyaknya peserta yang bingung mencari ruangan ujian. Akibatnya, tugas satpam yang semula hanya mengatur parkir, terpaksa juga melayani peserta ujian untuk memberi petunjuk ruangan yang dicari peserta. “Kita lebih repot. Karna selain mengatur parkir peserta, banyak peserta yang bertanya lokasi gedung,” kata Joko. Sementara itu, Mubasyarah, Ketua Jurusan Dakwah dan Komunikasi selaku panitia ujian mandiri justru mengklaim tidak

banyak mahasiswa yang kebingungan. Hal itu dibuktikan dengan sedikitnya peserta yang datang ke posko panitia untuk konsultasi ruangan ataupun lainnya. “Sejauh ini, ketika peserta tidak menanyakan lokasi, kami sudah menganggap tidak ada masalah. Kebanyakan calon mahasiswa itu mengikuti bimbingan tes, yang biasanya ada survei lokasi.” Ujarnya. Meski begitu ia membenarkan bahwa panitia memang tidak menempelkan denah lokasi seperti tahun kemarin. “Biasanya ada denah namun untuk tahun ini tidak ada,” katanya. Dari tahun ke tahun, kebingungan dalam mencari ruangan ujian menjadi persoalan utama bagi para pendaftar. Hakim, peserta asal Pati juga merasa bingung karena belum sempat survei lokasi. “Saya belum sempat mencari ruangan saya sebelum hari ujian berlangsung, sehingga hari ini saya bingung ruangan saya ada dimana,” ujar Hakim. (Rifa/Shoma/Far)

Penanggung Jawab : Pimpinan Umum Pimpinan Redaksi : Abdul Adhim Sekretaris Redaksi : Falis Redaktur : Lathifa, Aris, Fariq, Cindy, Shoma Editor : Farid Distributor : Ali Layouter : Baidlowie


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.