MailBOX
http://www.majalahrevieweekly.com Pemimpin UMUM: Bambang Aji setiady
Kirimkan surat pembaca Anda ke alamat: Redaksi Majalah Review Weekly, Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD - Tangerang Selatan 15320 Email: redaksi.majalahreviewweekly.com
Pemimpin redaksi: budi kusumah Redaktur Eksekutif: latihono sujantyo Redaktur: ratna nuraini, sri wulandari reporter: Setyo Adhi Nugroho, Lucky Benyamin, Badrul redaktur foto: dahlan rebo pahing REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta Desain & layout: Rizky Pratama
unit usaha pemimpin perusahaan: Bambang Aji setiady marketing: Selvi tan, adeline HR & GA: Iriene Mielani Admin: Eko Endarsono, Asih (admin Sales)
Cover: Erbhayu
Pemerintah wajib menelurkan kebijakan yang memang berpihak kepada ekonomi kerakyatan dan memberikan fasilitas yang memudahkan usaha rakyat bisa berkembang. Bahkan bila perlu, menfasilitasi bantuan modal dan mengerakkan investasi berbasis unggulan demi meningkatkan produktifitas.
4
Beberapa waktu lalu Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan bahwa akan memangkas jumlah perusahaan-perusahaan milik negara dari 119 menjadi 85 saja. Targetnya, agar perusahaan-perusahaan tersebut lebih kuat dan mampu bersaing di pasar internasional. Rencana Menteri Rini patut didukung. Sebab saat ini, banyak BUMN yang tidak sehat dan justru merongrong keuangan negara karena perlu disuntik permodalan. Padahal seharusnya, sebuah BUMN bisa menjadi perusahaan yang kuat karena didukung oleh pemerintah dalam mengelola berbagai sumber kekayaan yang melimpah di negeri ini. Maka aneh, jika kemudian sebuah perusahaan BUMN justru amburadul. Kini, dengan memangkas jumlah dengan cara merger atau menggabungkan beberapa perusahaan yang bergerak dalam sektor yang sama, ada harapan bahwa BUMN hasil penggabungan itu bakal lebih kuat karena tidak perlu lagi bersaing dengan BUMN sejenis lainnya. Semoga rencana menjadikan BUMN sebagai perusahaan profesional dan handal berkelas dunia bisa terwujud. Surojo Pamulang, Tangerang Selatan
penerbit: PT INDOPUBLIK MANDIRI
Seandainya Medco Kuasai Newmont
BUMN Kelas Dunia
Dalam teorinya, ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Seluruh kegiatan ekonomi digerakkan oleh rakyat yang kemudian diaplikasikan dalam wujud Usaha Kecil dan Menegah (UKM). Bila ada yang meragukan kekuatan UKM, maka patut dipertanyakan. Setidaknya, pelaku UKM kembali membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi gejolak ekonomi yang terjadi pada 1998 lalu. Ketika ekonomi mulai bangkit meskipun pelan, sudah saatnya kita memberdayakan ekonomi rakyat sebagai pilar bangsa ini. Banyak cara dilakukan untuk memberdayakan ekonomi rakyat. Asas dasar dari sendi perekonomian rakyat harus dibangun sebagai usaha atas asas kekeluargaan. Pemberdayaan ekonomi rakyat tidak boleh terpaku dalam satu agenda saja, apalagi tidak terarah pada pemanfaatan potensi-potensi yang ada. Ingat betapa potensi bangsa ini sangat menjanjikan, tetapi dibutuhkan kemauan yang tinggi untuk mengelolanya.
alamat Sales & Marketing Communication: Jl. Bendungan Jatiluhur No. 26 Bendungan Hilir - Jakarta Pusat 10210 Telp: 021-570 4479 • Fax: 021-570 4473
SuratMingguini
Abdulah Arifin Komplek Kostrad Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Bangun Ekonomi Kerakyatan
alamat redaksi: Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD, Tangerang Selatan, BANTEN 15320 Telp: 021-538 3063
Saya gembira mendengar kabar bahwa Arifin Panigoro, bos Grup Medco, bakal membeli 76% saham PT Newmont Nusa Tenggara. Seandainya Medco jadi mengambil alih saham milik perusahaan asal AS dan Jepang tersebut, saya salut pada Pak Arifin. Artinya, pasca pengambilalihan tersebut, Newmont bakal menjadi milik pengusaha dalam negeri. Hal ini paling tidak, bisa diharapkan bahwa nantinya Newmont bakal lebih memberikan manfaat buat masyarakat NTB dan negeri ini. Pengalaman di Freeport yang juga dikuasai oleh AS, agaknya telah menjadi trauma tersendiri bagi bangsa ini. Kekayaan alam di Papua telah disedot habis-habisan oleh Freeport. Sementara di sisi lain, masyarakat Papua tetap terpinggirkan dan hidup miskin. Maka kini, jika Newmont nantinya benar-benar dikuasai oleh pengusaha dalam negeri, tentunya akan sangat melegakan banyak pihak. Semoga berbagai kekayaan alam di negeri ini yang masih dikuasai oleh asing, bisa segera diambil alih oleh pemerintah atau pengusaha nasional. Suharno Sawangan, Depok
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Membangun Kemitraan, Memberdayakan Komunitas Para siswa terus belajar dan menyiapkan diri masuk ke dunia kerja, termasuk anak-anak kami. Karenanya, kami berupaya sekuat tenaga untuk dapat menyediakan pelatihan dan memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan kemitraaan yang dibangun bersama Pemerintah, LSM dan masyarakat, kami telah mendirikan dua Politeknik di Riau dan Aceh. Kemitraan tersebut kami lakukan untuk mengembangkan kurikulum dan meningkatkan kemampuan para pengajar. Setiap tahun, ratusan siswa lulus dan siap menjadi tenaga terampil – membantu memberdayakan komunitas dimana mereka berada. Kemajuan pendidikan adalah kepedulian semua. Termasuk kami.
Informasi selengkapnya tersedia di www.ChevronIndonesia.com
reviewweekly 38 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Contents
headline LaporanUtama 9 BERUANG MERAH DI TUBAN Rosneft dipilih Pertamina sebagai partner untuk membangun Kilang Tuban senilai US$ 13 miliar. Padahal, sebelumnya, Saudi Aramco yang digadang-gadang. Aramco kecewa?
Bisnis
Makro
18 Pasar Baru Musik Indonesia Saat banyak toko ritel CD yang tutup,
30 Kalah Lawan Mafia
para musisi pun mencari terobosan pasar baru. Di mana saja?
Harga kebutuhan pangan, terutama daging sapi dan bawang merah, kembali bergejolak. Kenapa terus berulang?
32 Misteri Pemilik Lion 34 Rokok Kian Dijepit
20 Tokopedia VS Bukalapak
Keuangan 36 Supaya Kredit Makin Encer
Sisipan 24 Ekonomi Terancam Penyakit Beban ekonomi yang harus ditanggung mencapai sebesar Rp 70 ribu triliun jika pemerintah tidak mengatasi berbagai penyakit yang menyerang rakyatnya.
BI akan menaikan batas bawah LFR dan melonggarkan aturan LTV. Agar bank tidak menempatkan dananya di instrumen surat berharga.
38 Ketika BI Panen Raya
Pasar Modal 42 Setelah Yellen Mengeluarkan Aba-Aba The Fed merencanakan menaikkan suku bunga acuan pada Juni atau Juli depan. Sudah kokohkah ekonomi Indonesia?
44 Menanti Kembali Kejayaan Properti
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
editorial Masih Di Awang-Awang
B
erapa dana yang akan masuk ke kocek pemerintah, seandainya Rancangan Undang-Undang Tax Amnesty di sepakati DPR? Jawabnya masih simpang siur alias masih di awang-awang. Namanya juga baru mimpi, burung belum di tangan, kata orang Jawa. Semuanya bisa terjadi. Bisa jadi kebijakan ini direspon positif olah yang punya duit di luar negeri dan memasukkan uang dalam jumlah besar. Tapi, bisa juga dianggap sepi alias tak berpengaruh sama sekali. Nah, karena “burung belum di tangan”, maka hasilnya pun belum ketahuan. Pemerintah, memperkirakan akan ada tambahan penerimaan pajak sebesar Rp 180 triliun. Angka itu, kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dihitung berdasarkan adanya potensi Wajib Pajak yang melakukan deklarasi di luar negeri senilai Rp 3.500 triliun - Rp 4.000 triliun. Dengan asumsi rata-rata tarif uang tebusan sebesar 4% maka ada potensi penerimaan pajak sebesar Rp 160 triliun. Ditambah dengan adanya potensi deklarasi dan repatriasi dari dalam negeri sebesar Rp 1.000 triliun. Jika dikalikan dengan asumsi rata-rata tarif sebesar 2% maka potensi penerimaan pajaknya sebesar Rp 20 triliun. “Kita akan memasukan ke dalam target penerimaan pajak dalam APBN sebesar Rp 165 triliun,” nya. Menurut Bambang, potensi penerimaan pajak itu
8
didasarkan data intelejen yang dimiliki mengenai wajib pajak yang selama ini menyimpan aset di luar negeri. Salah satunya, data wajib pajak di negara surga pajak, alias tax heaven yang jumlahnya mencapai 6.519 warga negara Indonesia. Itu perhitungan menteri keuangan. Lain lagi perkiraan Bank Indonesia. Ia memprediksi tambahan penerimaan pajak yang masuk tidak akan sebesar itu. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan itu hanya diberlakukan untuk pidana pajak. Jadi, paling banter, negara hanya akan menerima sebesar Rp 53,4 triliun. Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, selama ini, ada dua jenis penghindaran pajak yakni tax evasion dan tax avoidance. Tax avoidence berarti kegiatan penghindaran pajak yang tidak bertentangan dengan hukum, transaksinya legal. Hanya ada permasalahan adminsitrasi yang membuat mereka bisa menghindari pajak. Misalnya, melakukan traksansi jual beli dengan perusahaan terafiliasi di negara lain dengan harga yang di bawah standar. Sedangkan tax evasion, penghindaran pajak yang melanggar hukum. Contohnya membuat Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan yang dimanipulasi atau hasil tindakan kriminal, terorisme, korupsi dan perdagangan narkotika. Nah, yang sedang dikejar pemerintah dengan Rancangan Undang-undang (RUU) pengampunan pajak hanyalah pelaku tax avoidence. Jika demikian, maka potensi penerimaan pajak menurut BI hanyalah Rp 53,4 triliun alias hanya 60% dari potensi seluruhnya, Rp 3.147 triliun. Adapun potensi itu diperoleh BI berdasarkan data dari global financial integrity, yang merupakan illicit fund atau yang sifatnya pelanggaran pajak dan danadana ilegal. “Kalau mau efektif, apakah bersedia kalau tindak kriminal itu dimanfaatkan,” katanya. Entahlah. Tapi, kalau dipikir bolak-balik, memang benar juga apa yang dikatakan Agus. Tak mungkin, pemerintah melegalkan uang hasil kriminal hanya demi pemasukan pajak yang lebih besar. Negara apa namanya, kalau uang hasil korupsi atau hasil perdagangan narkotika dianggap layak masuk dalam APBN. Terlepas dari halal-haramnya, dana yang mungkin akan masuk, Kementerian Keuangan telah dengan serius mengumpulkan data-data wajib pajak yang menyimpan uang di luar negeri. Konon, hasil intelijen menunjukkan, ada 6.519 warga negara Indonesia (WNI) yang menyimpan dana di luar negeri. Ribuan orang tersebut berada pada dua negara yang masuk kategori tax haven country. Maukah mereka membawa kembali uangnya ke dalam negeri? n bk
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Rosneft dipilih Pertamina sebagai partner untuk membangun Kilang Tuban senilai US$ 13 miliar. Padahal, sebelumnya, Saudi Aramco yang digadang-gadang. Aramco kecewa? TEKS Setyo Adhi Nugroho dan Badrul
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
9
foto-Foto: Riset
T
Presiden Jokowi dan CEO Rosneft Igor Sechin bertemu di Hotel Radisson Blu, Sochi, Rusia: Setelah itu sering disebut.
eka-teki siapa pemenang tender pembangunan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur, akhirnya terjawab. Kamis malam pekan lalu, Pertamina mengumumkan partner-nya membangun unit pengolahan minyak berkapasitas 300.000 barel per hari itu. Partner-nya itu adalah Open Joint-Stock Company (OJSC) Rosneft Oil Company, perusahaan minyak raksasa asal Rusia. Dalam penandatanganan frame work agreement pembangunan Grass Root Refinery Tuban antara Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi dan Vice President for Refining Petrochemicals, Commerce and Logistics of OJSC Rosneft Oil Company Didier Casimiro di Kantor Pusat Pertamina tersebut, hadir Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto. Dwi mengatakan, pengumuman pemenang mitra kerjasama Pertamina untuk pembangunan Kilang Tuban sudah melalui proses seleksi yang ketat dan komprehensif. Ada enam alasan kenapa akhirnya Rosneft yang dipilih. Pertama, Rosneft punya kemampuan menyuplai crude atau minyak mentah dalam jumlah besar. Kedua, keuangan Rosneft sangat kuat untuk menjamin investasi kilang. Ketiga, Rosneft berpengalaman dalam mengoperasikan kilang. Keempat, Rosneft berpengalaman berinvestasi di luar negeri. Kelima, Rosneft menguasai teknologi kilang. Keenam, strategi Rosneft sejalan dengan Pertamina. Setelah penandatanganan, Pertamina dan Rosneft akan membentuk perusahaan patungan. Dalam perusahaan patungan ini, pemegang saham mayoritas adalah Pertamina, minimal 51%. Sementara total investasi pembangunan Kilang Tuban diperkirakan
10
Didirikan : 1993 Kantor pusat : Moskow, Rusia (perusahaan negara) Produk : Minyak dan gas alam Produksi harian : 4,6 juta barel Pendapatan : US$ 102 miliar (2012) Jumlah pekerja : 106.000 orang Wilayah operasi : Rusia, Kazakhstan, Siberia, Aljazair, dan beberapa negara Asia
Nama Rosneft semakin kuat disebut setelah Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT ASEAN-Rusia di Black Sea Resort, Sochi Rusia.
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
sebesar US$ 13 miliar atau sekitar Rp 175 triliun. Namun angka ini belum pasti, karena Pertamina dan Rosneft masih melakukan perhitungan lebih spesifik. Bulan depan, kedua perusahaan akan melakukan studi kelayakan atau feasibility study yang ditargetkan sudah beres semuanya pada 2017. Informasi yang diperoleh majalah ini menyebutkan, dari 450 hektar lahan untuk Kilang Tuban, sekitar 350 sudah dibebaskan. Sisanya 100 hektar masih dalam proses. Seluruh lahan ini adalah milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Setelah semuanya beres, tahap berikutnya adalah ground breaking pada 2018. Dan, Kilang Tuban diharapkan mulai beroperasi tiga tahun kemudian atau tahun 2021. Pembangunan Kilang Tuban adalah yang pertama setelah selama 26 tahun Indonesia tidak membangun kilang baru. Dua kilang terakhir—Kasim di Sorong, Papua Barat dan Balongan di Indramayu—dibangun pada 1997 dan 1994. Kilang baru memang sangat dibutuhkan Indonesia untuk menekan angka impor minyak yang terus membengkak. Saat ini, kapasitas kilang yang dimiliki Pertamina hanya mampu memproduksi minyak 850 ribu barel per hari. Padahal, konsumsi bahan bakar minyak saban hari 1,6 juta barel. Kekurangan sebesar 750 ribu inilah yang harus diimpor oleh Pertamina. Itulah kenapa, Indonesia perlu membangun kilang baru. Apalagi, Kilang Tuban—bersama Kilang Bontang—masuk dalam proyek percepatan pembangunan infrastruktur yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri. Sementara dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, pemerintah juga memutuskan membangun beberapa proyek kilang sebagai proyek strategis. Selain Kilang Tuban dan Kilang Bontang, ada juga proyek revitalisasi kilang Pertamina. Kilang yang akan dibenahi ulang berada di Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur. Pertamina memutuskan membangun Kilang Tuban secara terintegrasi dengan petrokimia. Sebab, lahan Kilang Tuban berdekatan dengan kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang telah diakuisisi Pertamina beberapa bulan lalu. Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan integrasi industri ini akan membuat tingkat pengembalian investasi atau Internal Rate of Return (IRR) menjadi lebih baik, sehingga lebih menguntungkan investor. “Kalau kilang minyak saja, IRR-nya kurang begitu bagus,” kata Rachmad beberapa waktu lalu. Namun saat ini ada beberapa hal yang harus didiskusikan Pertamina sebelum menetapkan persentase IRR.
LOBI DI RUSIA Tentu saja, keputusan Rosneft membangun Kilang Tuban bersama Pertamina tidak asal masuk. Selain terintegrasi dengan produk petrokimia yang dihasilkan oleh TPPI, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta dianggap sebagai pasar yang menggiurkan bagi perusahaan asal Rusia ini. “Ini pasar yang besar,” ujar Igor Sechin, CEO Rosneft. Apalagi, Rosneft juga mengajukan kerjasama di sektor hulu dengan Pertamina. “Memang Rosneft menjadi leader untuk Kilang Tuban,” ujar Dwi Soetjipto.
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Kilang Minyak Tuban Lokasi : Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, berdekatan dengan kilang milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Luas lahan : 404 hektar Total investasi : US$ 10 miliar – US$ 12 miliar Bentuk usaha : Joint venture Produk : minyak, gas, chemical industry Produksi harian : 300.000 barel
Itulah salah satu alasan Pertamina menggandeng Rosneft. Sebenarnya, kabar Rosneft akan menjadi investor Kilang Tuban sudah terdengar sejak akhir bulan lalu. Pada 27 April, Dwi Soetjipto mengenalkan Igor Sechin kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Di depan Sudirman Said dan Rini Soemarno, bos Rosneft ini melakukan audiensi. Nama Rosneft semakin kuat disebut setelah Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT ASEANRusia di Black Sea Resort, Sochi Rusia, tanggal 19 Mei. Setelah itu, pada 20 Mei, Presiden Jokowi dan CEO Rosneft Igor Sechin bertemu di Hotel Radisson Blu, Sochi, Rusia. Hasil pertemuan mengabarkan, Rosneft akan menjadi mitra Pertamina untuk membangun Kilang Tuban. Sebenarnya, sejak tahun lalu Pertamina sudah melakukan beauty contest atau proses seleksi. Ada 36 calon investor yang lolos tahap prakualifikasi. Kemudian menyusut menjadi tinggal lima investor. Selain Rosneft, calon lainnya adalah perusahaan minyak multinasional, yakni Saudi Aramco asal Arab Saudi, Kuwait Petroleum Inc., Sinopec (China), dan konsorsium Thai Oil Thailand dan PTT GC Thailand.
11
Dari semua calon investor tersebut, Saudi Aramco yang paling berpeluang menggarap Kilang Tuban. Kabarnya, Aramco menjadi calon kuat lantaran ada semacam kesepakatan antara Presiden Jokowi dengan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdul Aziz Al Saud dalam pertemuan September tahun lalu di Saudi. Asal tahu saja, Aramco adalah perusahaan minyak raksasa milik Pemerintah Saudi. Perusahaan ini didirikan pada 1933 dan saat ini produksi hariannya mencapai 12,7 juta barel. Dengan pegawai sebanyak 56.000 orang, tahun 2012 pendapatan Aramco sebesar US$ 356 miliar. Sejak 2012, menurut Said Al-Hadrami, Pertamina sudah menawarkan Aramco untuk membangun Kilang Tuban. Belakangan, rencana itu kandas karena pemerintah tidak bisa menyanggupi permintaan Aramco untuk memberikan insentif pembebasan lahan kilang tersebut. Pertamina kemudian menawarkan lagi pada November 2015. “Kami punya interest yang sama,” kata Vice President of International Operations Saudi Aramco ini saat menghadiri acara penandatanganan kontrak pembangunan Kilang Cilacap, Senin pekan lalu. Namun Said Al-Hadrami memahami jika akhirnya Pertamina memilih Rosneft sebagai mitra dalam membangun Kilang Tuban. “Mungkin mereka (Rosneft) punya bisnis yang lebih baik,” ujarnya. Padahal, lanjut Al-Hadrami, Aramco juga berpengalaman di bidang petrokimia dan siap jika diminta mengintegrasikannya dengan Kilang Tuban. “(Tapi) kalau Pertamina punya (investor) yang lebih capable, kami tidak akan intervensi proses tersebut,” katanya. Hanya saja, Aramco juga sudah kebagian untuk mengerjakan proyek peningkatan kapasitas Kilang Cilacap. Selain Aramco, perusahaan Jepang, JX Nippon Oil & Energi Corporation mengerjakan Kilang Balikpapan. Memang, pemerintah sudah mem-plot sejumlah perusahaan minyak multinasional untuk menggarap beberapa kilang di Indonesia. Selain Kilang Tuban dan Kilang Bontang, Pertamina sedang mengerjakan proyek peningkatan kapasitas beberapa kilang di Cilacap, Dumai, Plaju, Balongan, dan Balikpapan. Mudah-mudahan saja, pembangunan Kilang Tuban bisa mengurangi impor minyak yang tiap tahun terus membesar. n
Kilang Minyak Milik Pertamina Kilang Pangkalan Brandan Namanya Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Kapasitas kilang ini mencapai 5.000 barel per hari. Tahun 2007 kilang ini ditutup karena tidak cukup pasokan minyak mentah maupun gas. Apalagi kilang ini sudah sangat tua. Kilang Dumai/Sei Pakning di Riau Namanya Pertamina Unit Pengolahan II Dumai. Kapasitas kilang Dumai mencapai 127.000 barel per hari. Berbagai produk BBM dan non BBM dihasilkan dari kilang Putri Tujuh Dumai - Sungai Pakning dan didistribusikan ke berbagai pelosok Tanah Air dan luar negeri. Kilang Plaju, Sumatera Selatan Kapasitas produksi mencapai 133.000 barel per hari. Kilang ini terintegrasi dengan kilang Petrokimia, dan memproduksi produk-produk Petrokimia, yaitu Purified Terapthalic Acid (PTA) dan Paraxylene. Kilang Cilacap Kapasitas produksi mencapai 348.000 barel per hari. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Kilang Balikpapan Kilang yang berada di Kalimantan Timur ini memiliki kapasitas produsi sebanyak 260.000 barel per hari. Kilang Kasim Kilang ini terletak di Desa Malabam, Kecamatan Seget, Kabupaten Sorong, Papua. Kapasitas produksi 10.000 barel per hari. Dirancang untuk mengolah crude (minyak mentah), walio (60%), dan salawati (40%). Kilang Balongan Berlokasi di Indramayu, Jawa Barat. Bahan baku yang diolah di Kilang Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Provinsi Riau. Kilang ini memproduksi Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (minyak tanah), LPG, Propylene. Produksi 350.000 barel per hari.
Kantor Pusat Rosneft Oil Company: Mampu suplai crude dalam jumlah besar.
12
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Kilang minyak Pertamina: Investasi besar, untung kecil.
Insentif untuk Investor Kilang Pemerintah mulai menemukan jalan keluar untuk pembangunan kilang minyak di Indonesia, yang selama ini terasa begitu seret. Kini, investor yang ingin membangun kilang minyak akan diberikan insentif. Insentif yang akan diberikan pemerintah itu, antara lain penghapusan pajak penghasilan dalam waktu tertentu (tax holiday) dan memangkas komponen pembentukan setoran PPh (tax allowance). Selain itu, pemerintah juga bakal membebaskan pengenaan Pajak Penambahan Nilai (PPN) dan bea masuk (BM) bagi barang-barang yang dibutuhkan di dalam pembangunan proyek kilang tersebut. Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan beberapa payung hukum berupa Peraturan Presiden (Perpres) untuk menjamin investasi yang bakal ditanamkan para investor. Dua diantaranya mengenai penetapan Pertamina sebagai pembeli produk kilang (offtaker), hingga penyediaan tanah apabila proyek tersebut dijalankan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta atau yang dikenal public private partnership (PPP). Sebagai informasi, pemerintah tengah menyiapkan proyek refinary, salah satunya yang akan dibangun di Bontang, Kalimantan Timur. Kilang minyak yang akan dibangun ini berkapasitas cukup banyak, yakni 300.000 barel per
hari (bph). Memang, kilang minyak yang akan menelan investasi sekitar Rp 90 triliun tersebut bukan hanya milik Indonesia. Kilang ini juga milik Irak. Hanya saja, investor dari Irak ini belakangan maju mundur alias tidak begitu serius. Pemerintah memang sangat berharap investor asing bersedia membangun kilang minyak. Makum, saat ini, jumlah kilang minyak yang ada di Indonesia hanya delapan unit, dan kebanyakan sudah berumur tua, sehingga kapasitas produksinya kecil. Dibandingkan Malaysia dan Singapura, kata anggota Komisi VII DPR Dito Ganindito, kapasitas produksi kilang minyak Indonesia, tidak ada apa-apanya. “Di Malaysia, kapasitas produksinya di atas 720.000 bph. Kalau Singapura, lebih besar lagi, sekitar 1,3 juta bph. Di Indonesia banyak kilang tua, produksinya paling banter 800.000 bph,” ungkap Dito. Itulah sebabnya, Indonesia butuh banyak kilang baru. Sebab, kilang baru sangat diperlukan guna mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi bahan bakar minyak (BBM). Maklum, saban tahun kebutuhan BBM selalu naik. Untuk menekan, jalan keluar yang paling ampuh adalah membangun kilang minyak. Itulah kenapa, sejak dua tahun lalu beberapa pejabat pemerintah roadshow ke berbagai negara,
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
termasuk Singapura sebagai salah satu pusat perdagangan minyak dunia. Tujuannya, ya itu tadi, mencari investor kilang minyak. Dalam kunjungan itu, mereka bertemu dengan 30 investor. Setelah dijajaki, ada enam investor yang serius ingin membangun kilang di Indonesia. Memang, mencari investor kilang minyak bukan perkara gampang. Sebab, tak banyak investor yang tertarik terjun ke bisnis ini. Selain modalnya besar, keuntungannya juga tipis. Itulah sebabnya, Dahlan Iskan saat masih menjabat Menteri BUMN keberatan saat Pertamina ‘dipaksa’ untuk membangun kilang. Untuk kilang berkapasitas 300.000 bph perlu modal Rp 90 triliun. Alasan lainnya, menurut Dahlan, tipisnya revenue dari bisnis kilang. Jadi, pembangunan kilang sebaiknya diserahkan kepada swasta, bukan Pertamina. “Saya sangat mendukung upaya pemerintah mencari investor kilang ke Singapura dan berbagai upaya Kementerian ESDM dalam menjaring investor,” katanya saat itu. Memang, nilai internal rate of return (IRR) bisnis kilang minyak hanya 9%. Hanya sedikit di atas suku bunga kredit yang bernilai 7,5%-8%. Pantas saja, kalau banyak investor tidak tertarik terjun ke bisnis ini. n
13
Foto: beritadaerah.co.id
Kilang minyak mini PT Tri Wahana Universal di Bojonegoro, Jawa Timur: Solusi jitu dan strategis.
Bikin Saja yang Kecil Salah satu solusi untuk mengurangi impor minyak adalah dengan membangun kilang minyak mini di berbagai daerah. TEKS Kukuh Bhimo Mugroho
14
P
embangunan kilang baru tak bisa lagi ditunda. Pertumbuhan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 5% per tahun, menyebabkan kebutuhan BBM di tahun 2018 mencapai 77 juta kiloliter. Sementara kapasitas kilang yang saat ini ada hanya sebesar 40 juta kiloliter. Berdasarkan asumsi itulah, pemerintah melirik untuk membangun kilang mini —berkapasitas 6.000 hingga 20.000 barel— sebagai jalan keluar. Sebab biayanya relatif lebih murah, sekitar US$ 50 juta – US$ 150 juta. Bandingkan jika harus membangun kilang berkapasitas 300.000 barel yang biayanya US$ 10 miliar – US$ 12 miliar. Menurut Setyo Rini Tri Hutami, Direktur Pembinaan Hilir Ditjen Migas Kementerian ESDM, pihaknya sedang menyiapkan Peraturan Menteri (Permen) sebagai payung hukum pembangunan kilang mini di beberapa daerah yang memiliki sumur minyak. Beleid lain yang menjadi landasan, tak lain Perpres Nomor 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri, yang diteken Presiden Jokowi pada 22 Desember 2015.
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
“Diharapkan tahun ini, proyek tersebut dapat ditawarkan kepada swasta maupun BUMN,” kata Setyo Rini, beberapa waktu lalu. Menurut dia, Kementerian ESDM masih memetakan lokasi yang memiliki potensi untuk dibangun kilang mini. Sebab, kilangkilang tersebut memang bakal dibangun di dekat sumur minyak. “Kita sedang siapkan Permen dan pemetaan lokasinya, sehingga sumur-sumur marginal bisa berproduksi lebih efisien,” ujarnya. Sampai sejauh ini, terdapat delapan lokasi yang berpotensi untuk dibangun kilang mini. Sebut saja Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Jambi, dan Jawa Timur. Berdasarkan data Kementerian ESDM, sejak tahun 1970-an, pemerintah tidak pernah lagi membangun kilang. Pemerintah melalui Pertamina, hanya memiliki delapan kilang. Yakni di Dumai, Sungai Pakning, Plaju, Cepu, Balikpapan, Kasim, Cilacap dan Balongan. Sementara untuk pihak swasta, hanya ada dua yang memiliki kilang, yakni PT TransPacific Petrochemical Indotama dan Tri Wahana Universal. Total kapasitas kilang yang ada di Indonesia hanya 1,1157 juta barel per hari. Padahal saat ini, kebutuhan BBM dalam negeri sudah mencapai 1,257 juta barel per hari. Untuk saat ini saja, Indonesia memerlukan dua kilang minyak baru berkapasitas masing-masing 300.000 barel per hari. Hal itu untuk mengatasi defisit BBM sebesar 608.000 barel per hari.
SANGAT STRATEGIS Niatan pemerintah membangun kilang mini didukung Fahmi Radhi, pengamat energi asal UGM. Menurut dia, pembangunan kilang baru bisa mengurangi impor BBM yang terus melonjak setiap tahunnya.
Dengan kilang mini, Indonesia akan mampu mengolah minyak secara mandiri, sehingga pelan-pelan akan mengurangi impor BBM.
Foto: Antara
Fahmi Radhi, pengamat energi UGM
“Kilang mini adalah solusi jitu dan strategis dalam mengatasi impor BBM Indonesia yang terus melonjak. Dengan kilang mini, Indonesia akan mampu mengolah minyak secara mandiri, sehingga pelan-pelan akan mengurangi impor BBM. Dengan demikian, subsidi BBM juga akan berkurang,” papar Fahmi. Menurut Fahmi, saat ini pertumbuhan konsumsi BBM sebesar 5% per tahun. Sehingga pada tahun 2018, diprediksi kebutuhan BBM di dalam negeri bakal mencapai 77 juta kiloliter. Sementara jika kita tidak membangun kilang baru, ketersediaan stok aman BBM di dalam negeri hanya 40 juta kiloliter. “Pembangunan kilang tidak boleh ditunda-tunda mengingat kebutuhan terhadap BBM di dalam negeri yang saat ini berasal dari impor terus meningkat,” katanya. Fahmi lebih sepakat jika pemerintah membangun kilang mini yang harganya lebih murah. Sebab membangun 10 kilang mini, bisa mendapatkan kapasitas hampir 100.000 – 200.000 barel per hari dengan biaya investasi yang jauh lebih rendah. Terutama jika dihitung secara proporsional per barelnya. Belum lagi pembangunan kilang mini yang tersebar di berbagai daerah bis menciptakan nilai tambah ekonomi untuk masyarakat sekitar. Dia pun menyarankan kepada pemerintah agar memberikan insentif bagi investor yang tertarik membangun kilang mini. Rencana membangun kilang mini ternyata juga disambut baik oleh pengusaha pembuat kilang. “Bikin saja kilang yang kecil-kecil. Daripada sekarang apa? Kilang yang besar enggak kebangunbangun kan?” kata Rudy Tavinos, Direktur Utama PT Tri Wahana Universal. Sebagai informasi, PT Tri Wahana Universal merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang membangun kilang mini. Mereka telah membangun kilang berkapasitas 6.000 barel per hari di Bojonegoro, Jawa Timur. Kemudian, mereka juga membangun kilang mini kedua di Cilacap, Jawa Barat. Masih menurut Rudy, bisnis pembuatan kilang mini ternyata mendapat kemudahan pembiayaan dari perbankan. “Sekarang saja kami mau dapat pinjaman dari bank asing. Jadi efisiensi itu bisa kita lihat, secara bankable kita menyebutnya,” katanya. Kita tunggu saja, realisasi kilang mini yang sedang dipersiapkan Kementerian ESDM. n
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
15
Fluktuasi BBM yang Bikin Repot Kebijakan fluktuasi harga BBM memang aman buat bujet pemerintah, tapi tidak bagi masyarakat.
S
TEKS Badrul
Foto: Riset
ejak 1 April lalu harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar turun. Harga premium turun dari Rp 6.950 per liter menjadi Rp 6.450 per liter, sedangkan dari Rp 5.650 menjadi Rp 5.150. Ini merupakan penurunan harga BBM yang kesekian kali dilakukan pemerintah di tengah merosotnya harga minyak mentah dunia. Sebaliknya, jika harga minyak dunia naik, harga BBM mau tidak mau harus dinaikkan pula. Artinya, saat ini harga BBM mengikuti harga pasar.
Antre mengisi bensin di SPBU: Aman buat bujet pemerintah.
16
Tapi, sampai kapan masyarakat pengguna premium bersuka cita dengan penurunan harga BBM? Atau sampai seberapa lama sopir angkutan umum dan tukang ojek bergembira dapat margin lebih saat harga BBM naik? Padahal, di balik fluktuasi harga BBM seperti itu, ada ancaman ketidakpastian keuangan mereka. Organisasi Angkutan Darat (Organda) sudah mengakui kalau mereka pusing menghadapi kebijakan ini. Sebab, dua minggu sekali mereka harus menghitung naik turunnya harga BBM. Itu baru dari pemilik angkutan umum darat. Belum lagi nanti saling ngotot antara sopir dan kondektur dengan penumpang. Penumpang tidak mau membayar ongkos yang ditetapkan angkutan umum, karena harga BBM sudah turun. Sementara sopir dan kondektur tetap tak mau menurunkan harga. Lihat saja saat ini, meskipun harga BBM sudah turun, toh tarif Metromini dan Kopaja masih saja Rp 4.000 sekali naik. Fluktuasi harga BBM juga akan membuat pengusaha kerepotan. Ongkos distribusi yang naik turun akan membuat mereka bingung menentukan harga jual produk ke konsumen. Padahal, dalam berbisnis setiap perusahaan sudah membuat business plan sebagai pedoman untuk menjalankan dan memastikan bisnis bisa sustain. Selain itu, fluktuasi harga BBM juga akan merepotkan para bankir. Mereka akan sering mengutak-atik suku bunga yang nanti dibebankan kepada nasabahnya. Tentu saja, yang rugi adalah nasabah yang berutang dengan sistem float, karena mereka tidak mendapat kepastian cicilan yang fix. Yang tak kalah menyedihkan adalah para pegawai yang gajinya pas-pasan. Setiap bulan gaji yang mereka bawa pulang ke rumah tetap, tapi pengeluaran setiap dua minggu tidak pasti. Akhirnya, anggaran yang sudah mereka rancang berantakan, karena harga BBM yang naik turun. Yang merepotkan kalau nanti harga BBM naik. Kalau naik, pasti akan mendorong harga kebutuhan pokok dan barang-barang lainnya naik. Padahal, sejak tahun lalu, harga kebutuhan pokok dan barang-barang lainnya sudah naik dan hingga kini tidak turun. Jadi, sudah bisa dibayangkan masyarakat bawah nanti akan terkena pukulan bertubi-tubi. Sinyal bakal naiknya harga minyak mentah dunia sudah terlihat ketika para produsen minyak Amerika Serikat (AS) yang memproduksi besar-besaran minyak serpih (shale oil) akan mengurangi produksi mereka. Tampaknya, produsen minyak AS mulai kewalahan menghadapi gempuran negara-negara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam perang pasar minyak. Arab Saudi — yang menjadi penggerak OPEC — memang memiliki kekuatan besar dalam perang pasar minyak ini, karena biaya produksi minyaknya cukup rendah, yakni hanya US$ 10 US$ 17 per barel. Sedangkan biaya produksi shale oil AS mencapai US$ 70-US$ 77 barel per hari. Dengan harga minyak saat ini di bawah US$ 50 barel per hari, Saudi masih memperoleh keuntungan, sementara AS rugi. Nah, kalau harga minyak dunia kembali naik, sudah pasti harga BBM terkerek naik. Kebijakan fluktuasi harga BBM memang aman buat bujet pemerintah, tapi tidak bagi masyarakat. Sebab, masyarakat dipaksa harus mengikuti harga minyak dunia. Yang lebih parah, rakyat menghadapi ketidakpastian keuangan mereka. Liberalisasi, memang tidak selalu harus diikuti. n
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Foto: Riset
Pembangkit listrik tenaga air: Sangat berlimpah.
Kita Bukan Negara Kaya Minyak Indonesia bukan lagi negara kaya minyak bumi. Ayo, cari dan manfaatkan energi altenatif. TEKS Badrul
B
os Medco Group, Arifin Panigoro, suatu hari berpesan kepada para pemimpin Indonesia. Begini pesannya. Pertama, tinggalkan persepsi bahwa Indonesia adalah negara kaya minyak bumi. Kedua, hilangkan persepsi bahwa subsidi BBM dinikmati oleh rakyat miskin. Ketiga, komoditas kelapa sawit bukan sebagai ancaman untuk alam dan lingkungan, tapi berkah untuk rakyat Indonesia. Keempat, keluar dari keragu-raguan mengenai kemampuan pasar domestik untuk menyerap produk akhir biodiesel. Untuk yang pertama, hingga saat ini banyak orang Indonesia masih mengandalkan minyak dan gas serta batu bara sebagai sumber energi utama. Padahal, saat ini, cadangan minyak Indonesia tinggal 3,7 miliar barel, atau hanya 0,2% dari total cadangan minyak dunia. Jika tidak ditemukan cadangan baru, cadangan minyak Indonesia ini diperkirakan akan habis dalam jangka waktu 11 tahun lagi. Produksi minyak Indonesia memang terus memburuk. Kalau pada 2000 mampu memproduksi minyak rata-rata 1,4 juta barel per hari, saat ini tak bisa melewati 850 ribu barel per hari. Buruknya kinerja minyak dan gas bumi disebut-sebut lantaran pemerintah salah kelola sektor ini. Salah kelola sektor minyak ini
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
terjadi sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Indonesia mau tak mau perlahan-lahan harus meninggalkan minyak, dan mencoba memanfaatkan energi altenatif. Apalagi potensi energi Indonesia begitu melimpah. Misalnya potensi energi dari gas, batu bara, air, listrik, panas bumi dan mineral lainnya. Almarhum Widjajono Partowidagdo, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat itu, pernah mengatakan kepada majalah ini, untuk gas, produksinya bisa mencapai 1,5 juta barel. Sedangkan batu bara sekitar 3,5 juta barel. Kalau bisa digenjot, cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. “Jadi, kita tidak perlu impor minyak lagi. Malah bisa ekspor,� katanya. Berdasarkan data ESDM 2011, potensi energi nonfosil, terbesar berasal dari air. Besarnya mencapai 76 megawatt (MW. Disusul panas bumi, sebesar 29 MW. Sepanjang tahun 2013 Kementerian ESDM mengeksplorasi 28 titik panas bumi. Kalau ditotal, potensi geothermal di 28 titik tersebut mencapai 7.000 MW. Sebanyak 28 titik eksplorasi itu tersebar 10 titik di Sumatera, 14 titik di Jawa, dan di Nusa Tenggara dua titik. Selain panas bumi, Kementerian ESDM juga sedang memetakan potensi air dan sungai yang ada di Indonesia. Untuk tahap awal, menggali potensi air di danau dan sungai di wilayah Sumatera untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air. Langkah-langkah ini, dilakukan sebagai cara membuat ketahanan energi Indonesia. Selain itu, juga untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi karena terus menurunnya produksi minyak. n
17
Bisnis Pemasaran
Pasar Baru Musik Indonesia Saat banyak toko ritel CD yang tutup, para musisi pun mencari terobosan pasar baru. Di mana saja?
P
TEKS Sri Wulandari Foto Riset
asar fisik musik Indonesia tengah meredup. Senjakala menerpa sudah lama, ditandai dengan ambruknya toko kaset Disc Tarra yang memutuskan menutup 40 gerainya di seluruh Indonesia. Berbagai isu sempat mengiringinya dimulai kantor pusat
Disc Tarra yang berubah hingga efek domino dari penutupan outlet Disc Tarra. Salah satu efek dominonya adalah tutupnya Catz Records dan Platinum Records. Sebelumnya Aquarius CD juga menutup gerainya pada 2013. Setahun sebelumnya, MusiKlub di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, juga tutup. Toko ini dulu punya CD rock impor yang kadang tak ada di toko lain. Dan, sebelumnya, Duta Suara menutup beberapa toko Beatz! miliknya. Lalu sejumlah toko Societie, milik Disc Tarra, juga tutup. Begitu pula satu dua MusikPlus: tutup. Alhasil, media untuk menjual cakram CD fisik semakin berkurang. Ditambah dengan maraknya pembajakan dan format digital lewat layanan pengaliran musik. Apalagi pengguna internet di Indonesia terus tumbuh siginifikan. Jadilah bisnis musik di Tanah Air makin terpuruk. Jumlah cakram legal yang beredar
Pertunjukan Noah Band: Melalui e-commerce.
18
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Bisnis Pemasaran di pasaran hanya 5%, sedangkan 95% adalah cakram bajakan. Karena itu, banyak produser yang enggan merilis album fisik karena modalnya yang tidak kecil. Produser lebih memilih merilis produknya dalam bentuk digital. Kondisi ini menjadi pukulan bagi musisi yang mengandalkan penjualan CD sebagai pemasukan utama. Tentu saja kondisi itu membawa para musisi melakukan terobosan pasar dan mencari saluran distribusi dari hasil karyanya. Maka waralaba makanan seperti Kentucky Fried Chicken (KFC) menjadi juru selamat dengan turut memperdagangkan CD. Bahkan kemudian, disusul dengan Indomart, Alfamart, Lawson dan SPBU Pertamina. Keberadaan waralaba dan SPBU membuat itu pun membuat para musisi yakin yakin untuk terus berkarya. Diyakini pula, saluran pendistribusian CD ini, menjadi salah satu cara bisa membantu industri musik Indonesia baik dari musisi atau label untuk terus berotasi dan menjaga agar tetap hidup. Pekan lalu, Noah Band yang digawangi Ariel, David, Uki dan Lukman menggelar peluncuran album barunya, Sings Legend dengan menggandeng Alfamidi dan Lawson. Mereka bersinergi dengan merchantmerchant yang telah memiliki basis pelanggan yang kuat, untuk mengembangkan pasar album teranyar mereka. Tentu saja Noah berharap, Alfamidi dan Lawson mampu meledakan album mereka, meski tak secara spesifik dua waralaba itu menjual CD musisi. Asal tahu saja, dalam catatan PT Midi Utama Indonesia, hingga akhir 2014 sudah ada 977 Alfamidi dan 38 Lawson yang tersebar di seluruh Indonesia. Tentu saja pemasaran CD melalui mini market yang cukup besar dan mempunyai ratusan cabang di Indonesia dinilai bakal efektif. Ya memang sah-sah saja jualan musik di rumah makan, di mini market atau pun d SPBU sepanjang pembeli ada, dan pasar terbuka. Dan memasuki era e-commerce, saluran penjualan CD musisi juga makin banyak. Seperti pada 25 Mei 2016 lalu, Musica Studio dan Trinity Optima Production memboyong para artis musisinya untuk memasarkan produk karyanya d Blibli.com. Tak cuma berupa CD saja, tetapi juga merchandise yang mereka buat, baik berupa kaos, helm, topi, buku, dan sebagainya.
E-COMMERCE JADI SOLUSI E-commerce dilirik karena perkembangannya saat ini cukup besar. Kusumo Martanto, CEO Blibli.com, mengatakan di Indonesia, pengguna internet ada 90 juta orang sedangkan penduduk Indonesia ada 250 juta. Angka yang besar, namun potensinya masih banyak yang belum diraih. Dari 90 juta orang di atas, hanya 10 juta orang yang pernah belanja daring. Selisih itulah yang diincar Blibli.com lewat kerja sama dengan dua studio musik ini. Para musisi, mengaku kerjasama dengan Blibli. com ini sangat membantu mereka untuk lebih mendekatkan diri kepada para fans dan juga mempertahankan eksistensi mereka hingga bersemangat
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
menelurkan berbagai macam album maupun single yang dijual secara fisik. Saat banyaknya toko musik yang tutup, e-commerce hadir menjadi sebuah solusi. Sebagaimana diungkapkan oleh vokalis Noah Band, Ariel. “E-commerce ini adalah salah satu solusi untuk industri musik Indonesia,” ucapnya. Melalui ecommerce, tak hanya rilisan fisik yang dijual, berbagai merchandise dari para musisi dapat diperjualbelikan dan lebih mudah menjangkau orang-orang di luar kota besar. “Kalau di Jakarta kan apa saja bisa dicari, gampang. Untuk luar Jakarta, justru itu yang sulit. Jadi menurut saya ini merupakan solusi yang baik,” sambung Ariel. Direktur Musica Gumilang Ramadhan menyatakan, dengan adanya lagu-lagu dari band-band Musica dan Trinity di Blibli.com akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan album musik mereka di Indonesia. “Kita dapat memasarkan produk Musica dengan distribusi secara global, karena masih banyak album yang diburu masyarakat di berbagai daerah di Indonesia,” kata Gumilang. Sementara Managing Director Trinity Optima, Yonathan Nugroho mengungkapkan, menaruh produk-produk Trinity di Blibli.com, dengan alasan karena transaksi e-commerce yang semakin sering digunakan masyarakat belakangan ini. Dengan demikian, memudahkan pembelian album dalam skala besar seluruh penjuru nusantara. “Dengan ini, sebagai satu cara pendistribusian hasil karya para musisi, yang berbentuk CD untuk wilayah di pelosok negeri,” kata Yonathan. n
19
Bisnis Persaingan
Tokopedia VS Bukalapak Dua situs e-commerce Indonesia bersaing ketat. Masing-masing memiliki kelebihan. Mana yang unggul? TEKS Sri Wulandari Foto Riset
B
ukan rahasia umum bila Tokopedia dan Bukalapak bersaing ketat. Dua perusahaan e-commerce yang menyasar tipe customer to customer (C2C) saling balapan dalam meraup pelanggan. Tokopedia dan Bukalapak adalah dua situs marketplace asal Indonesia yang memiliki sistem nyaris sama. Kedua situs ini memiliki fungsi sebagai penghubung antara penjual dengan pembeli. Mereka bersaing ketat memperebutkan pangsa pasar bisnis e-commerce Indonesia yang sedemikian besar. Pendiri Bukalapak, Achmad Zaky mengaku, Bukalapak telah mengakomodasi transaksi bernilai lebih dari Rp 1 triliun. Pada awal tahun 2015, Bukalapak memiliki 163.000 penjual dan kini sudah meningkat menjadi 450.000 penjual. Aplikasi Bukalapak di Play Store sudah diunduh oleh 5 juta pengguna. Rata-rata kunjungan per bulan ke situs web Bukalapak mencapai 2,76 juta. Sementara Tokopedia, mendapat 1,90 juta kunjungan dan 5 juta unduhan di Play Store. Dari peringkat di Alexa, Tokopedia ada di posisi 9, sedangkan Bukalapak hanya bertengger di peringkat 14. Secara global, Tokopedia.com berada di ranking 713 dunia, ditopang traffic 96,2% dari Indonesia, sedangkan di SimiliarWeb, posisi Bukalapak melorot lebih jauh ke urutan 18. Saat awal berdiri tahun 2009, valuasi Tokopedia hanya senilai Rp 1 miliar, lalu pada 2014 nilainya meroket sampai Rp 1 triliun. William Tanuwijaya menyatakan, misi perusahaan ini hingga tahun 2017 adalah menjadikan Tokopedia sebagai perusahaan rujukan bagi 80% para pelaku e-commerce di Tanah Air. Di balik Tokopedia, ada Softbank yang menyuntikan dana USS$ 100 juta. Investor lain yang sekaligus menjadi pemilik saham Tokopedia adalah PT Indoguna Dwitama, East Ventures, Cyber Agent Venture, dan netprice.com. April 2016, Tokopedia kembali mendapat suntikan dana sebesar Rp 1,9 triliun. Sementara Bukalapak mendapatkan pendanaan segar dari Emtek Group. Berdasarkan laporan keuangan Emtek tahun 2015, mereka memiliki saham Bukalapak
20
hingga 49% yang diperoleh secara bertahap. Melalui anak usaha, PT Kreatif Media Karya, Emtek mengakuisisi 19,68% atau 459.200 lembar saham Bukalapak dengan nilai investasi Rp 29,4 miliar. Lalu pada 9 Januari 2015, Emtek kembali menambah investasi dengan suntikan dana Rp123,69 miliar dan Agustus 2015, Emtek kembali melakukan pembelian saham dengan 351.959 saham baru bernilai Rp 215,4 miliar. Persamaan lain antara Tokopedia dengan Bukalapak adalah keduanya sama-sama beriklan di televisi. Awalnya, hanya Tokopedia yang lebih dulu melakukan hal itu. Namun beberapa waktu kemudian Bukalapak juga melakukan hal yang sama. Baik Tokopedia maupun Bukalapak mampu merebut hati para konsumen Indonesia di tengah gempuran situs jual beli online global. Tetapi di mata pengamat, Bukalapak memiliki kelebihan lain karena visinya yang lebih membumi dan menyasar para UKM, mengajak semua orang untuk memulai berbisnis secara mandiri atau menjadi enterpreneuer. Bukalapak.com memang berfokus memfasilitasi UKM untuk bisa membuka toko online dengan sistem pembayaran dan transaksi yang aman, baik bagi penjual maupun pembeli. n
Baik Tokopedia maupun Bukalapak mampu merebut hati para konsumen Indonesia di tengah gempuran situs jual beli online global. reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Bisnis Aksi korporasi
PT Garuda Indonesia Tbk: Memakai jasa KordaMentha.
K
ordaMentha menggeliat. Potensi pasar Indonesia yang lumayan gurih, membuat perusahaan jasa konsultasi dan investasi Asia Pasifik yang menyediakan layanan audit forensik, real estate, turnaround, dan restrukturisasi asal Australia ini, membuka kantor perwakilannya di Jakarta, yang merupakan kantor kedua di Asia. Sebagai langkah awal, KordaMentha mengakuisisi Pilot Asia Capital, yang merupakan perusahaan konsultan restrukturisasi dan telah beroperasi sejak 1998. Selain melakukan akuisisi, selama ini KordaMentha dikenal sebagai mitra kerja PT Pertamina (Persero) dan PT Garuda Indonesia Tbk. Di Pertamina, KordaMentha mendalami audit sejumlah transaksi pengadaan minyak dan BBM impor yang dinilai janggal. Sebelum mengerjakan proyek Pertamina, KordaMentha berhasil menyisihkan beberapa perusahaan auditor independen, seperti Ernest and Young, Price Waterhouse Coopers, KPMG dan Deloitte. “Kami lebih dikenal di negara ini, setelah mengerjakan proyek dari Pertamina dan perusahaan gas milik negara Indonesia,� kata Partner tim KordaMentha Indonesia, Rob Jolly. Dia mengatakan, layanan yang diberikan KordaMentha Jakarta kepada klien di Indonesia tidak akan kalah bersaing dengan perusahaan pemegang penghargaan di bidang forensik, restrukturisasi, dan advisory yang berada di Australia dan Singapura. Apalagi, KordaMentha memiliki reputasi baik di Asia Pasifik dan telah dipercaya untuk mengerjakan banyak proyek besar selama lebih dari satu dekade. “Saya sangat senang menjadi bagian dari tim lokal Indonesia yang tidak henti-hentinya berusaha membantu klien kami serta memimpin tim Indonesia yang sangat berkompeten,� kata Rob yang sebelumnya dikenal sebagai pendiri dan Managing Director Pilot Asia Capital. Sementara itu, Partner dan Co-Founder KordaMentha Mark Koda menjelaskan ekspansi bisnis di Asia merupakan langkah tepat karena membuka hubungan bisnis kedua di Indonesia, mengingat negara ini Indonesia sedang memimpin perkembangan pasar
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
KordaMentha Ekspansi ke Indonesia Banyak proyek besar sudah dikerjakan KordaMentha. Kini, giliran pasar Indonesia dilirik. TEKS Sri Wulandari Foto Riset
di Asia Pasifik. Tujuan KordaMentha Indonesia yaitu menumbuhkan praktik konsultasi di bidang advisory, forensik, dan restrukturisasi serta mendukung perusahaan di berbagai sektor yang sedang mengalami kesulitan. Investasi yang dikeluarkan KordaMentha selama 12 bulan ke depan digunakan untuk mengembangkan bisnisnya di sini. Wujud nyata dari investasi tersebut, akan terlihat pada perkembangan infrastruktur, teknologi, sistem terintegrasi, perekrutan, pengembangan staf melalui perlatihan dan edukasi terbaik. Beberapa proyek yang telah sukses dilakukan di Indonesia meliputi restrukturisasi utang Garuda Indonesia, restrukturisasi dan penjualan akuakultur Grup Dipasena dan Asia Pulp creditor advisory. Ke depan di Indonesia, Rob menambahkan, KordaMentha membidik perusahaan-perusahaan, perbankan, dan pelaku pasar (investor). Jadi perusahaan-perusahaan yang sedang bermasalah, karena bank tidak mau memberikan kucuran kredit. Maka partner KordaMentha di Indonesia akan membantu. n
21
Profil
Claire Chamber
CEO Cantik Pembuat Lingerie Menciptakan ciri khas tersendiri pada produknya sebagai bagian dari strategi marketingnya, membuat nama Chamber masuk dalam jajaran top CEO dunia. TEKS Sri Wulandari foto Riset
22
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Profil
C
antik, seksi dan berotak cemerlang. Julukan itu pantas disematkan untuk Claire Chamber, pendiri sekaligus CEO Journelle, sebuah brand pakaian dan produk kecantikan yang dikibarkannya. Karena wajahnya yang rupawan itu, banyak konsumen yang menghendaki agar dirinyalah yang menjadi model untuk merek dagangnya. Chamber memang terlihat sempurna, cantik, bertalenta, sukses luar biasa. Sungguh bikin wanita iri dan membuat pria terbuai gara-gara pesonanya. Saat mendirikan perusahaan retail yang fokus memasarkan lingerie atau pakaian dalam itu, Chamber melihat dominasi merek Victoria Secret di pasaran. Dia sadar benar kalau ingin meraup sukses tentu tidak harus menjadi pengikuti Vctoria Secret. Dia tahu mau mengekor kesuksesan Victoria Secret. Karena itulah dia menciptakan slogan “anti-Victoria Secret” untuk mendobrak industri lingerie. Dia juga menciptakan ciri khas tersendiri pada produknya sebagai bagian dari strategi marketingnya. Pakaian dalam yang dia tawarkan dibuat dengan variasi yang jauh lebih beragam daripada merek-merek lain, dengan kualitas yang setingkat, dan harga yang lebih ekonomis. Produk-produknya dilabeli Anti-Victoria Secret Brand. Hasilnya luar biasa. Ada yang bilang jika produk-produk buatan Claire adalah pembunuh pakaian dalamnya Victoria Secret. Bisnisnya berkembang pesat. Bahkan, sampai melampaui Victoria Secret. Terlebih, berkat jaringan bisnis Act One yang dia kembangkan, selama resesi perusahaanya berhasil mengalami pertumbuhan sampai dua digit. “Ide awalnya adalah mendirikan tempat untuk berbelanja lingerie bagi para wanita yang tidak muat memakai Victorias Secret,” dia bilang begitu kepada Forbes.
TINGGALKAN JOURNELLE Sebelumnya dia tak pernah mengira bakal menjalankan bisnis pakaian dalam. Selepas kuliah dan meraih gelar sebagai sarjana ekonomi, Chamber bekerja sebagai seorang konsultan manajemen untuk Katzenbach Partners. Selama 5 tahun berturut-turut dia bekerja di sana dengan gaji yang lumayan cukup untuk dirinya. Profesi itu juga cukup menjanjikan, sehingga tak ada alasan untuk keluar dari sana. Tapi jiwa wirausahanya memanggil cukup kencang. Keinginannya punya usaha sendiri lebih kuat ketimbang iming-iming gaji di Katzenbach. “Saya memutuskan keluar, karena saya ingin memiliki usaha sendiri,” katanya. Begitu keluar, dia sempat bingung. Saat itu usianya baru 27 tahun. “Aku belum tahu mau buat apa,” sambungnya. Belakangan, saat berbelanja pakaian dalam, dia mengamati ternyata para konsumen ingin memiliki pengalaman belanja yang lebih saat berbelanja lingerie. Chamber pun melihat ini sebuah peluang. Terbetik di benaknya untuk meningkatkan perlunya pengalaman dalam membeli lingerie. Dan, dia tahu, dia tak sendirian dalam menginginkan hal itu. Akhirnya dia mendirikan Journelle, toko lingerie eksklusif di New York dengan modal awal sebesar US$ 2 juta. Dana itu tak sendirian dia kucurkan. Teman-temannya yang lain turut andil menjadi investor.
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Pada Desember 2007, perusahaannya berdiri di bawah gudang toko e-commerce bahan bangunan, di New York. Pada bulan November 2010, Journelle membuka toko ketiga di NYC Soho. Journelle membuka toko Upper East Side pada Desember 2011. Pada tahun 2010, Journelle memperluas gerainya di luar New York dan membuka toko di Miami Beach. Selain pakaian dalam, dia juga menjual baju renang di sini. Selain memberikan pengalaman lain dalam berbelanja lingerie, dia juga memberikan perhatian secara pribadi kepada pelanggan. Nama Journelle diambil dari kata Perancis kuno “journellement,” yang berarti setiap hari selalu penuh keyakinan bahwa mengenakan lingerie yang indah adalah sebuah kemewahan sehari-hari. Misi Journelle adalah untuk membantu wanita merasa indah dari dalam sehingga inner beauty-nya bisa cemerlang. Meski berharga lebih murah, dia menempatkan produknya sekelas merek high-end seperti Elle McPherson Intimates dan Mimi Holliday. Chambers cepat menancapkan produknya dibenak konsumennya dan produknya memiliki positioning merek yang tinggi. Nama Chamber sendiri meroket di jajaran pengusaha muda dunia. Dia berhasil menempatkan namanya di jajaran CEO wanita dunia. Journelle melebarkan sayapnya hingga mancanegara. Tak hanya memiliki toko retail, tetapi juga bisnis online yang berkembang pesat. Pada tahun 2014 Journelle menambahkan koleksi lingerie dan pakaian tidur dari para disainer yang bekerjasama dengan mereka. Tentu saja, agar produknya tetap diburu konsumen, dia masih terus melakukan inovasi dan mengembangkan produknya. Jangan heran, jika Journelle tetap diterima dengan baik oleh pasar. Meski demikian, terbetik kabar, Chamber bakal meninggalkan Journelle, efektif mulai 1 November 2016. Lyn Lewis, direktur operasi dan toko, akan mengantikan kepemimpinan secara keseluruhan. Dalam siaran pers, Chamber menyatakan: “Selama delapan tahun terakhir, tim saya dan saya telah membangun Journelle ke retail ke muka lingerie mewah di Amerika Serikat. Aku bangga untuk menyerahkan kendali ke tim berbakat, dan penuh percaya diri. Saya percaya perusahaan memiliki kemampuan untuk berkembang di masa mendatang.” n
23
Beban ekonomi yang harus ditanggung mencapai sebesar Rp 70 ribu triliun jika pemerintah tidak mengatasi berbagai penyakit yang menyerang rakyatnya. TEKS Dita Pertiwi Foto Dahlan RP, Dok. Review, Riset
24
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Pasien terbaring di rumah sakit: Fokus ke penyakit tidak menular.
A
ba-aba itu sudah didengungkan sejak dini, waspadai ancaman penyakit yang bakal menyerang ekonomi nasional. Sebab, bukan apa-apa, jika Indonesia lengah dalam mengatasi masalah ini, beban yang harus ditanggung perekonomian bangsa ini sungguh sangat berat. Kita bakal rugi besar sampai puluhan ribu triliun rupiah. Evidence & Analitycs, lembaga riset kesehatan yang berbasis di Manchester, Inggris menyebutkan, kerugian itu merupakan akumulasi dari biaya pengobatan dan berbagai pengeluaran sebagai dampak penyakit, termasuk hilangnya produktivitas penderita di usia kerja. Ramalan itu terungkap dalam seminar bertema “Non-Communicable and Lifestyle Disease” di Hotel J.W. Marriott, Jakarta, pertengahan Mei lalu. Adalah Gindo Tampubolon, peneliti University of Manchester yang mengingatkan Pemerintah Indonesia agar dapat mengatasi angka kematian akibat beberapa penyakit tidak menular, seperti jantung, stroke, kanker, dan diabetes melitius. “Penghematan dapat dilakukan apabila pemerintah fokus mengurangi kematian akibat penyakit tersebut,” kata Gindo. Jika ini bisa diatasi, Indonesia bisa mengurangi beban ekonomi sampai sekitar Rp 16.900 triliun. Sebaliknya, jika pemerintah tidak melakukan apapun hingga tahun 2035, total beban perekonomian mencapai Rp 70.200 triliun. Besaran tersebut dihitung berdasarkan produktivitas yang hilang—dengan variabel usia kematian di bawah 60 tahun—dan biaya perawatan secara akumulatif. Metode penghitungannya menggunakan Reynold Scores. Menurut Gindo, seperti dikutip dari katadata.co.id, upaya pencegahan ini penting dilakukan. Bila masalah mortalitas tidak ditangani, beban pemerintah akan makin besar. Sebaliknya, jika beban ekonomi dapat dikurangi, Indonesia akan jauh lebih kompetitif ketim-
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Empat Penyakit Tidak Menular 1. Stroke 2. Jantung koroner 3. Kanker 4. Diabetes mellitus Sumber: Kementerian Kesehatan
bang negara-negara tetangga. Apalagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai berlaku. Niken Wastu Palupi membenarkan hasil penelitian tersebut. Kepala Sub Direktorat Kanker, Direktorat Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan ini mengatakan beban biaya pelayanan medis akibat penyakit jantung, stroke, ginjal, diabetes, dan kanker pada tahun lalu mencapai hampir Rp 13 triliun. Sedangkan untuk biaya rawat inap akibat penyakit tidak menular pada 2014 sebesar Rp 4,2 triliun. “60% sampai 70% biaya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan habis untuk penyakit tidak menular ini,” kata Niken. Dari segi mortalitas, data Kementerian Kesehatan pada 1990 menunjukkan tiga penyakit menular masih mendominasi lima
60% sampai 70% biaya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan habis untuk penyakit tidak menular ini. 25
Penduduk Indonesia: Bonus demografi.
besar penyebab kematian di Indonesia. Namun sepuluh tahun kemudian, empat penyakit tidak menular, seperti stroke, jantung koroner, kanker, dan diabetes melitus, menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Niken mengatakan pergeseran penyebab kematian ini lantaran beberapa faktor. Namun hubungan paling jelas dapat dikaitkan dengan gaya hidup. Data Kementerian Kesehatan mencatat 26,1% penduduk Indonesia kurang beraktivitas secara fisik, lalu 36,1% penduduk di atas usia 15 tahun merupakan perokok aktif. Sementara itu, 4,6% penduduk di atas 10 tahun gemar mengkonsumsi minuman beralkohol. “93,5% penduduk Indonesia di atas 10 tahun juga minim asupan buah dan sayur,” kata Niken. Masalah juga terlihat pada kewajiban pemerintah memenuhi anggaran kesehatan nasional sebesar 5%. Direk-
Serangan Jantung
26
Potensi Kerugian Akibat Penyakit Tidak Menular 2015-2035 • Jika tidak melakukan apapun beban ekonomi Rp 70.200 triliun • Jika mengatasi angka kematian beban ekonomi Rp 16.900 triliun Sumber: Gindo Tampubolon, Peneliti University of Manchester
tur dan peneliti Evidence & Analytics Maria Fajarini mengatakan anggaran kesehatan sebesar itu belum tercapai. Hal sama terlihat pada dana kesehatan di daerah yang belum mencapai 10%. Padahal, alokasi anggaran yang memadai sangat diperlukan. Apalagi, tiga dari empat orang Indonesia meninggal karena penyakit tidak menular. Lebih-lebih, kini penyakit tersebut menyerang masyarakat produktif.
ANGGARAN MENCEGAH PENYAKIT Tapi, Alhamdulillah tahun ini anggaran kesehatan sudah mencapai 5% dari APBN 2016, atau sebesar Rp 106,1 triliun. Anggaran kesehatan ini naik 43% dibandingkan tahun lalu, yang hanya Rp 74,3 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, Kementerian Kesehatan akan mengubah fokus penggunaan anggaran pada upaya pencegahan penyakit. “Kami sudah membuat roadmap bagaimana membuat keluarga di Indonesia menjadi sehat. Karena negara yang kuat itu adalah negara yang banyak orang sehatnya, bukan negara yang banyak orang sakitnya,” tutur Nila Djuwita F Moeloek, Menteri Kesehatan beberapa waktu lalu. Di tahun-tahun sebelumnya, pola penggunaan ang-
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
garan kesehatan hanya fokus pada pengobatan dan penyembuhan penyakit. Artinya, menunggu penyakit datang baru dilakukan tindakan. “Pada saat ini pengobatan dan penyembuhan tetap akan kita teruskan, tapi fokusnya perlahan kita ubah supaya lebih banyak orang sehat dan klaim kesehatan bisa menurun,” tuturnya. Untuk memuluskan upaya tersebut, salah satu caranya adalah dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama tenaga penyuluh kesehatan. “SDM, akan kami benahi. Karena ada masalah distribusi tenaga penyuluh yang tidak merata. Jadi, salah satu caranya untuk preventif (pencegahan) adalah pembenahan SDM,” ujar Nila. Selain itu, akan dilakukan pembenahan gizi. “Kami harapkan di masa mendatang tidak ada lagi permasalahan kekurangan gizi sehingga kita akan tambah anggaran untuk gizi,” katanya. Selain pembangunan sarana dan prasarana kesehatan, anggaran sebesar Rp 106,1 triliun tersebut juga digunakan untuk memperluas cakupan penerima bantuan iuran (PBI) jaminan kesehatan nasional menjadi sebanyak 92,4 juta jiwa. Sekadar informasi, selama tahun 2015, program jaminan kesehatan nasional-kartu Indonesia sehat (JKNKIS) yang dikelola BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 19.969 fasilitas kesehatan tingkat pertama dan 1.847 RS serta 2.813 fasilitas kesehatan penunjang (apotik, optik, dll). Jumlah pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh peserta BPJS Kesehatan sebanyak 100,62 juta kunjungan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas, dokter praktik perorangan, dan klinik pratama/swasta), serta 39,81 juta kunjungan rawat jalan tingkat lanjutan (poliklinik rumah sakit) dan 6,31 juta kasus rawat inap tingkat lanjutan di rumah sakit. “Program JKN-KIS ini sangat dirasakan masyarakat. Program ini selain melakukan upaya kuratif dan rehabilitatif, juga menekankan pada upaya promotif preventif untuk kesehatan perorangan, antara lain senam sehat, deteksi dini kanker leher rahim dan screening kesehatan,” ujar Fachmi Idris, Direktur Utama BPJS Kesehatan. Tahun lalu, BPJS Kesehatan memperoleh penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP) atas pelaksanaan Good Governance dalam pengelolaan dana dan progam. Hasil pengukuran Good Governance BPJS Kesehatan memperoleh skor 88,96 dari skor maksimal 100. BPJS Kesehatan juga telah memperoleh penilaian yang baik (warna hijau) dari Kantor Staf Presiden (KSP) atas capaian cetak dan distribusi KIS melalui pihak ketiga sebanyak 100,70% atau 87.006.370 kartu.
ADA BONUS DEMOGRAFI Betul, banyak manfaat yang diperoleh masyarakat atas kehadiran BPJS Kesehatan. Hanya saja, banyak hal yang mesti diperbaiki. Meskipun sudah berjalan dua tahun, lembaga yang memiliki tugas mulia sebagai penyelenggara layanan sosial untuk masyarakat ini masih amburadul. Keluhan tentang layanan BPJS Kesehatan, cukup beragam. Mulai dari layanan rumah sakit tak sesuai standar, birokrasi, ketersediaan obat sampai kepesertaan. Seorang
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
pasien menceritakan pengalamannya ketika berobat ke rumah sakit. Dulu, sewaktu ada Askes, dia bisa menebus obat untuk jangka waktu sebulan. Namun setelah Askes meleburkan diri ke BPJS, obat yang diberikan hanya cukup untuk seminggu. “Untuk menebus obat, prosesnya juga cukup merepotkan dan menyita waktu,” katanya. Selain itu, BPJS mencabut sejumlah layanan pemeriksaan kesehatan. Padahal, ketika masih ada Askes, layanan pemeriksaan kesehatannya cukup luas. Penderita gagal ginjal, misalnya, perlu melakukan cuci darah yang biayanya cukup mahal. Namun dengan Askes, pesertanya bisa menjalani cuci darah secara gratis. Setelah berganti BPJS Kesehatan, prosedur cuci darah cukup berbelit. Demikian pula penderita kanker yang harus mengonsumsi obat pencegah kanker seumur hidup, mengeluhkan pembatasan obat oleh BPJS Kesehatan. Akibatnya, banyak peserta BPJS yang kecewa, khususnya yang berasal dari peserta Askes. Mereka kebanyakan adalah pensiunan atau lanjut usia. Ini hendaknya jadi perhatian serius dari pemerintah dan manajemen BPJS Kesehatan. Mudah-mudahan saja semua masalah bisa segera diperbaiki. Sebab jika tidak, ya itu tadi, beban yang harus ditanggung perekonomian nasional begitu berat. Apalagi, di tahun 2020 hingga 2035 Indonesia diprediksi bakal mendapatkan bonus demografi. Saat itu, jumlah penduduk mencapai 305,6 juta jiwa. Dari jumlah ini, usia angkatan kerja mencapai 70%, sedangkan 30% lainnya penduduk di bawah usia 15 tahun dan di atas 65 tahun. Sayang sekali memang jika melimpahnya jumlah penduduk usia kerja tak bisa dimanfaatkan. Padahal, banyaknya jumlah usia kerja dapat memacu pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. n
Beban Biaya Penyakit Tidak Menular • Tahun 2015, pelayanan medis Rp 13 triliun • Rawat inap Rp 4,2 triliun
Anggaran Kesehatan • APBN 2015 sebesar Rp 74,3 triliun • APBN 2016 sebesar Rp 106,1 triliun
27
Bangun Terus Rumah Sakit Bisnis rumah sakit, memang, menggiurkan. Dari tahun ke tahun jumlah pasien terus bertambah. Kondisi itulah yang akhirnya memancing pemodal untuk menerjuni bidang ini. Bayangkan saja, jika sebelum tahun 2005 jumlah rumah sakit (RS) tak sampai 1.000, sekarang jumlahnya telah melebihi 2.150 RS. Pertumbuhan RS diperkirakan akan terus melesat, sebab ketimpangan demand dan supply masih cukup lebar. Menurut data Pehimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Indonesia masih kekurangan 40 ribu tempat tidur. Uniknya, kekurangan tersebut justru terjadi di wilayah-wilayah potensial seperti Lampung Jawa Barat, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur. Jadi, wajar, jika para analis menilai potensi sub sektor ini masih menjanjikan. Katalis penggeraknya, antara lain, angka public dan private health expenditure yang terhitung masih sangat rendah dan berpotensi bertumbuh signifikan. Kemudian juga industri asuransi yang akan bertumbuh positif secara berkelanjutan dan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang akan menguntungkan RS yang menjadi mitra.
Rumah Sakit Siloam: Terus berekspansi.
28
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, unit usaha Grup Kalbe yang mengelola rumah sakit Mitra Keluarga, misalnya. Tak lama lagi bakal melakukan ekspansi untuk lima tahun ke depan, dengan target memiliki 18 rumah sakit hingga tahun 2019. “Dalam satu tahun, minimal ada satu rumah sakit yang akan dibuka,” kata Joyce Vidyayanti, Direktur Mitra Keluarga. Bisnis rumah sakit memang serius digeluti Mitra Keluarga. Apalagi, bisnis ini telah mendatangkan keuntungan yang cukup besar. Pada semester I-2015, Mitra Keluarga memperoleh pendapatan Rp 1,1 triliun, naik 10% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih Mitra keluarga tercatat Rp 309,74 miliar, naik 15% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 267,93 miliar. Saat ini, Mitra Keluarga telah memiliki 12 rumah sakit dengan 1.750 tempat tidur. Targetnya jumlah tempat tidur akan bertambah 94,28% menjadi 3.400 tempat tidur pada tahun 2019. Begitu pula halnya dengan Rumah Sakit Siloam yang dikelola PT Siloam International Hospital Tbk dan dimiliki Lippo Group. Siloam akan menambah dan
membuka lebih dari 30 rumah sakit baru hingga 2017. Saat ini, Siloam telah mengoperasikan sekitar 20 rumah sakit dan 17 klinik. Dengan demikian, pertumbuhan bisnis, pendapatan, dan laba Siloam lebih prospektif. Sayang ekpansi Siloam ditunda seiring dengan perlambatan ekonomi dan anjloknya nilai tukar rupiah. Padahal, menurut Romeo Lledo, Direktur Utama Siloam, semula Siloam menargetkan bisa mengakuisisi dua rumah sakit tahun ini, dengan menyiapkan dana sekitar Rp 250 miliar. Selain itu, Siloam juga sudah menargetkan membuka 10 rumah sakit baru untuk tahun ini. Empat di antaranya rumah sakit besar di Yogyakarta, Bogor, Labuan Bajo, dan Bau-Bau serta enam rumah sakit Medica. “Proses akuisisi rumah sakit akan diundur sampai kondisi ekonomi kembali membaik,” katanya. Sementara itu, Mayapada Group juga serius meminati bisnis rumah sakit. Saat ini, mereka tengah membangun rumah sakit di Jakarta Garden City, kota mandiri terintegrasi seluas 370 hektare (ha) di Cakung, Jakarta Timur. Pembangunan yang dikerjakan PT Modernland Realty Tbk ini akan dimulai pada kuartal IV-2015 dan direncanakan selesai kuartal II-2017. Rumah sakit ini diprakarsai oleh Mayapada Group melalui Mayapada Healthcare Group (MHG) dengan mengembangkan pelayanan bertaraf international melalui kerja sama dengan National Healthcare Group (NHG) Singapura. Soal keterlibat asing di bisnis ini, ya rasanya hal yang lumrah. Soalnya, potensi pasar di bisnis ini lumayan besar sehingga banyak menarik investor asing. Salah satu investor yang juga tertarik masuk ke bisnis ini adalah perusahaan investment banking Creador, yang memfokuskan pada investasi ke berbagai perusahaan di India, Malaysia, Indonesia dan Singapura. Saat ini, Creador tengah menyiapkan strategi masuk ke bisnis kesehatan dengan mengincar saham RS Hermina. Dana yang disiapkan untuk membeli saham RS Hermina cukup besar, di atas Rp 100 miliar. RS Hermina sendiri saat ini telah memiliki 25 jaringan rumah sakit yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. n
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Kongkalikong Harga Obat Paten Harga obat paten di Indonesia setinggi langit. Masyarakat berpendapatan rendah jadi korban. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mencurigai adanya praktik kartel pada harga obat paten. Muhammad Syarkawi Rauf, Ketua KPPU mengungkapkan, harga-harga obat penyakit khusus seperti kanker, hipertensi, jantung, atau ginjal dinilai tak wajar. Dugaan praktik kartel pun mengarah pada tujuh perusahaan produsen obat yang terafiliasi dengan perusahaan farmasi asing. “Obat khusus ini hanya diproduksi perusahaan investasi asing yang jumlahnya hanya 7 brand perusahaan. Dan, semuanya terikat satu asosiasi yang sering melakukan pertemuan. Kita selidiki apakah mereka kongkalikong kendalikan harga,” kata Syarkawi, beberapa hari lalu. Asosiasi yang dimaksud Syarkawi adalah International Pharmaceutical Manufacturer Group (IPMG). Kecurigaan menguat, jika melihat harga obat yang dijual IPMG di Indonesia lebih mahal dibandingkan harga di negara ASEAN lainnya. “Kami mencium harga eceran tertinggi ini diatur, sehingga tendensi sekongkol ada. Kita baru mulai selidiki,” jelas Syarkawi. KPPU pun mengusulkan kepada pemerintah untuk menetapkan batas atas atau harga eceran tertinggi (HET) bagi harga obat paten dan obat generik bermerek. Tujuannya, agar tercipta mekanisme persaingan usaha. Sebab sampai saat ini, HET hanya berlaku pada obat generik. Praktik persekongkolan harga obat di Indonesia bisa jadi memang sangat menggiurkan. Maklum, sepanjang tahun 2014, industri farmasi berhasil mencatatkan omzet Rp 52 triliun. Sedangkan untuk tahun 2015, diperkirakan tumbuh 11,8% menjadi Rp 56 Triliun. Sukarni, komisioner KPPU, meminta pemerintah membuat kebijakan yang dapat melibas kartel obat. Selain menetapkan HET, juga pemberian sanksi bagi dokter yang terbukti melakukan hubungan transaksional dengan industri farmasi. Selain itu, KPPU juga menganggap perlunya kewajiban bagi apotek untuk memberi pilihan bagi konsumen, terkait dengan obat sejenis yang akan dikonsumsinya. Hal itu untuk mengurangi ‘permainan’ antara dokter dan industri farmasi.
Berbagai merek obat yang diperdagangkan di pasar: Harga eceran tertinggi diatur.
Terkait tingginya HET obat paten di negeri ini, KPPU meminta pemerintah meniru langkah yang ditempuh Thailand. Yakni melakukan compulsory licensing atau pembatalan paten oleh pemerintah. “Jadi pemerintah bisa membeli paten obat dan memproduksinya sendiri di dalam negeri dengan alasan untuk kepentingan nasional. Aturan internasional yang berlaku, pemerintah membayar 0,5% harga obat dari pemilik paten,” kata Syarkawi. Sejatinya, pemerintah sudah tiga kali melakukan pembatalan paten untuk satu jenis obat, yakni obat jenis antiretroviral (ARV) untuk penderita HIV/AIDS. Pemerintah saat itu hanya membayar kompensasi sebesar 0,5% pada perusahaan pemilik paten dengan alasan kepentingan nasional.
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Lalu bagaimana pendapat BUMN farmasi? PT Indofarma Tbk setuju dengan sikap KPPU yang mengusulkan penetapan HET bagi obat paten dan obat generik bermerk. Menurut Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan Indofarma, tidak ada perbedaan khasiat antara obat generik berlogo dan obat generik bermerek. “Tidak adil jika generik unbranded ada batasnya (HET), sedangkan generik branded tidak ada,” katanya. n
29
MAKRO Harga daging
Kalah Lawan Mafia Harga kebutuhan pangan, terutama daging sapi dan bawang merah, kembali bergejolak. Kenapa terus berulang?
A
TEKS Lucky Benyamin foto Dahlan RP
walnya berharap harga pangan, terutama daging sapi bisa di bawah Rp 80 ribu per kg menjelang Ramadhan. Tapi boro-boro di bawah itu, harga Rp 80 ribu per kg pun tidak. Malah, saat ini, harga daging sapi sudah melambung menjadi Rp 120 ribu hingga Rp 140 ribu per kg. Harapan masyarakat itu bukan tanpa alasan. Sebab, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pada 22 April lalu telah menjatuhkan sanksi terhadap 32 perusahaan penggemukan sapi. Nah, dengan sanksi ini diharapkan harga daging sapi dan pangan lainnya bisa berjalan normal. Tapi, ya itu tadi, harga daging sapi dan sejumlah pangan lainnya malah naik. Presiden Jokowi Senin pekan lalu sudah memerintahkan menteri terkait untuk segera menurunkan harga daging sapi sebelum Lebaran tiba. “Bertahun-tahun ini terjadi dan dianggap biasa. Bagi saya, ini tak biasa,” ujar Jokowi. Jokowi mengaitkan masalah tingginya harga daging sapi selama ini dengan buruknya sistem distribusi logistik nasional. Dia mencatat, saat ini biaya distribusi logistik di Indonesia masih lebih besar 2,5 kali ketimbang negara-negara maju. Ongkos logistik, menurut dia, berpengaruh besar pada tingginya beragam komoditas kebutuhan massal para konsumen di dalam negeri. Sampai sekarang, katanya, periode masa bongkarmuat dwelling time di pelabuhan-pelabuhan utama di dalam negeri rata-rata masih tujuh hari. Bahkan, ada yang bisa molor hingga tiga pekan. Padahal, proses serupa di pelabuhan di Singapura hanya perlu satu hari. Sedangkan di Malaysia hanya dua hari. “Dwelling time di Indonesia harus bisa di bawah tiga hari. Kalau tidak, Indonesia tidak mungkin bisa bersaing dengan yang lain,” ucapnya. Benarkah semata-mata lantaran masih buruknya sistem distribusi logistik nasional? Tunggu dulu. Sebab, banyak kalangan meyakini, tingginya harga daging juga karena ulah segelintir pedagang besar. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli pernah mengatakan, dari sekitar 40 importir sapi yang tercatat di Kementerian
30
Perdagangan, hanya enam hingga tujuh importir yang merajai impor sapi. “Sisanya importir kecil. Jadi yang enam hingga tujuh ini memonopoli impor sapi,” ujar Rizal. Selain memonopoli impor sapi, ujar Rizal, para pengusaha ini juga berperan sebagai produsen sapi. Sehingga, harga daging sapi dapat ditentukan secara bebas oleh para pengusaha yang memiliki modal besar tersebut. “Kebanyakan importir yang main ini juga produsen. Mereka sudah miliki market power diberi lagi market power dengan wewenang ini (aturan impor sapi),” katanya.
Daging sapi di pasar: Dimonopoli tujuh pengusaha.
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
MAKRO Harga daging RAKYAT JADI KORBAN Selama bertahun-tahun harga sejumlah komoditas pangan naik tidak wajar. Akibatnya, rakyat harus membayar jauh lebih mahal dibandingkan yang seharusnya. Bahkan, harga itu lebih mahal dibandingkan komoditas serupa di luar negeri. Daging sapi, misalnya, di Indonesia harganya sempat menyentuh Rp 150.000 per kg hingga Rp 170.000 per kg. Padahal di Australia dan Malaysia, masing-masing hanya Rp 40.000 dan Rp 60.000 per kg. Di negara-negara Uni Eropa, harga daging kelas premium hanya 3 uero, atau sekitar Rp 50.000 per kg. Selain daging sapi, sejumlah komoditas pangan lain yang dikendalikan kelompok kartel adalah ayam, jagung, dan bawang merah/putih. Di hampir semua komoditas pangan ini, seolah-olah importir yang terdaftar berjumlah puluhan. Namun berdasarkan penelusuran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), sejatinya pemain riilnya paling banyak 6-7 saja. Tahun lalu, KPPU pernah membawa 12 perusahaan ternak ayam ke pengadilan. Mereka diduga melakukan
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
kartel dan praktik persaingan usaha tidak sehat lainnya. Sebanyak 12 perusahaan tersebut saat ini menguasai sekitar 90% pasar daging ayam yang beredar. Mereka juga memiliki bisnis terintegrasi dari hulu ke hilir seperti pakan ternak, day old chicken (DOC), obat, sampai produk olahannya. Penyelidikan KPPU juga menemukan sejumlah pelanggaran. Seperti, menahan pasokan ayam sehingga harga daging ayam melambung tinggi, afkir dini pada ayam betina untuk menaikkan harga, dan persekongkolan guna mematikan petani dengan menggelontorkan suplai secara bersama-sama agar harga ayam anjlok. Praktik culas yang berhasil diendus di antaranya saat harga ayam sempat menyentuh Rp 40.000 per ekor. Hal ini terjadi setelah pengafkiran ayam yang kemudian disusul dengan kenaikan harga karena tiba-tiba stok menghilang. Selain itu, juga terjadi persekongkolan untuk menjatuhkan pemain lain yang kecil-kecil dengan membuat pasar kelebihan pasokan. Para mafia itu tidak segan-segan sengaja jual rugi. Para mafia ini memang jago. Bagaimana tidak jago, paket kebijakan ekonomi yang sudah dikeluarkan pemerintah untuk mengendalikan harga pangan dan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pengendalian Harga Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, ternyata tidak mampu mengatasi permainan mereka. Data Kamar Dagang Dan Industri (Kadin) Indonesia yang diterima majalah ini memperlihatkan sebanyak 65% kebutuhan pangan Indonesia berasal dari impor. Catatan lain mengungkapkan, pada akhir 2014, nilai impor pangan negara ini mencapai lebih US$ 5 miliar. Mantan Ketua KPK Abraham Samad pernah mengatakan, hingga kini impor pangan terus berlangsung, bahkan semakin masif karena ada permainan yang menciptakan seolah-olah Indonesia kekurangan bahan pangan. Contohnya, kata Samad, impor daging sapi. Padahal, dalam catatan KPK, produksi daging sapi di Indonesia besar dan mencukupi kebutuhan masyarakat. Terungkapnya kasus korupsi impor daging sapi pada Januari 2013 yang melibatkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishaq, menjadi bukti kuat praktik ini. KPK pun mengakui menemukan banyak mafia impor pangan dalam bentuk kartel-kartel. Kartel pangan ini diduga kuat punya jaring ke pihak pengambil keputusan. Kartel pun diduga terjadi pada impor pangan lainnya, seperti gandum, tepung terigu, gula dan kedelai. Pada produk pangan tertentu, sudah berpuluh tahun pemerintah tidak berkutik terhadap sepak terjang sebuah kelompok usaha besar. Dan, sebentar lagi pemerintah akan membuka keran impor beberapa komoditas, terutama daging sapi dan bawang merah. Alasannya, untuk meredam kenaikan harga barang tersebut agar tidak membebani masyarakat. “Soalnya, harga barang kebutuhan pokok ini sudah terlalu tinggi,â€? ujar Panggah Susanto, Direktur Jenderal Agro Kementerian Perindustrian, Selasa pekan lalu. Hmm‌. n
31
MAKRO Korporasi
Misteri Pemilik Lion Banyak kalangan mulai curiga siapa pemilik Lion Air sesungguhnya. Benarkah Rusdi Kirana hanya pengelola dana investor asing? TEKS Lucky Benyamin foto Dahlan RP, Riset
L
ion Air seperti tak pernah lepas dari masalah. Satu masalah selesai, masalah lain muncul. Terakhir, maskapai yang diluncurkan oleh PT Mentari Lion Airlines ini menurunkan penumpang internasional di terminal domestik sehingga tak melalui pemeriksaan imigrasi. Nah, gara-gara masalah ini, maskapai milik Rusdi Kirana, yang kini menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini dijatuhi sanksi oleh Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo. Sanksi itu berupa pembekuan rute penerbangan baru selama enam bulan. Tak terima keputusan tersebut, Lion melaporkan Suprasetyo ke Bareskrim Polri. Laporan yang dibuat oleh Head of Corporate Lawyer Lion Grup Harris Arthur Hedar itu menyebutkan, Suprasetyo diduga telah melakukan tindak penyalahgunaan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 421 KUHP dan 335 KUHP. Sebaliknya, Lion juga terancam hukuman pidana karena menurunkan penumpang internasional di terminal domestik sehingga 16 penumpang ke luar Bandara Soekarno-Hatta tanpa pemeriksaan petugas Imigrasi. Menurut Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk Kantor Imigrasi Bandara SoekarnoHatta, I Gusti Bagus kepada Kompas.com, pasal yang bisa dikenakan adalah Pasal 114 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. “Dengan ancaman kurungan penjara dua tahun dan denda Rp 200 juta,” kata I Gusti Bagus. Hanya saja, belakangan ini muncul desas-desus bahwa masalah ini akan diselesaikan oleh kekuatan politik. Bahkan, beredar isu yang tak jelas bahwa Rusdi Kirana akan mengintervensi laporan Lion ke Bareskrim Polri. Soal yang terakhir ini, langsung dibantah oleh Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi. “Kalau masalah ini biar Bareskrim yang melihat apakah ini ada atau tidak. Saya kira tidak ada hubungannya dengan Pak Rusdi,” kata Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa pekan lalu. Asal tahu saja, sebelum menjadi Anggota Wan-
32
timpres, Rusdi Kirana menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dia bergabung ke partai ini pada 12 Januari 2014 dan langsung diadaulat menjadi Wakil Ketua Umum PKB, mendampingi Muhaimin Iskandar.
‘SINGA’ IDENTITAS SINGAPURA Lantas, siapa sebenarnya Rusdi Kirana? Benarkah dia pemilik pemilik PT Mentari Lion Airlines, yang mengoperasikan pesawat komersial Lion Air? Pertanyaan ini seringkali muncul seiring ‘kesaktian’ maskapai ini yang tidak pernah terkena sanksi dari otoritas penerbangan nasional, dan baru pertama kali ini. Dalam wawancara dengan Tempo pada edisi 4 Desember 2011 dan 23 Juni 2013, Rusdi Kirana mengatakan 100% saham Lion dimiliki dirinya dan kakaknya, Kusnan Kirana. Namun, banyak kalangan menduga Rusdi hanya seorang pengelola dana milik investor asing. Ini bisa dilihat dari ekspansi besar-besaran yang dilakukannya dengan membeli pesawat bernilai ratusan triliun rupiah. Kecurigaan tentang siapa pemilik Lion terlihat pada penggunaan nama ‘Lion’. Lion dalam bahasa Inggris artinya ‘singa’. Dalam pendirian perusahaan nasional, nama ‘singa’ tidak pernah ditemui. Kata ‘singa’ malah menjadi identitas Singapura. Dari sinilah kecurigaan semakin kuat bahwa pemilik Lion se-
Rusdi Kirana
Pesawat Lion Air parkir di Bandara Soekarno-Hatta: Penggunaan nama ‘Lion’.
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
MAKRO Korporasi benarnya adalah perusahaan Singapura. Benarkah Singapura diam-diam ingin mendominasi bisnis penerbangan di Indonesia? Sekadar informasi, saat ini lalu lintas udara Indonesia bagian barat dikendalikan Singapura melalui perjanjian Flight Information Region (FIR), meliputi penerbangan sipil, komersial, dan lainnya. Indonesia sendiri meratifikasi perjanjian tersebut dengan Keputusan Presiden No. 7/1996 tentang Ratifikasi Perjanjian FIR dengan Singapura. Beleid tersebut memuat ketentuan pengaturan sistem navigasi udara sebagian wilayah Indonesia akan dikuasai Singapura selama 15 tahun, karena dianggap belum mampu mengatur sistem navigasi secara penuh. Di luar bisnis penerbangan, sesungguhnya sejumlah perusahaan Singapura sudah banyak menguasai berbagai usaha strategis di Indonesia. Yang paling menggurita adalah Temasek Holdings Pte. Konglomerasi milik Pemerintah Singapura ini sudah cukup lama dikenal karena cengkeraman bisnisnya. Namanya mencuat ketika tahun 1996 membentuk PT Bukaka SingTel dan memenangkan tender pembangunan 403 ribu sambungan baru selama tiga tahun senilai Rp 1,1 triliun. Temasek getol memburu saham PT Telkomsel yang ditawarkan pada 2001. Lewat SingTel (Singapore Telecommunications Limited), saham Telkomsel sebesar 35% dikantongi. Sebelumnya, Temasek membeli 41,49% saham Pe-
merintah Indonesia di PT Indosat Tbk senilai Rp 5,62 triliun (Rp 12.950 per saham melalui Asia Mobile Holding Pte Ltd, anak usaha Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (STT). Pada Juni 2008, Temasek menjual 40,8% sahamnya di Indosat kepada Qatar Telecom (Qtel) senilai US$ 1,8 miliar atau Rp 16,8 triliun (dengan kurs Rp 9.300 saat itu). Seiring kebijakan privatisasi perbankan, Temasek membeli PT Bank Danamon Tbk, PT Bank Internasional Tbk (BII), PT Bank Permata Tbk, PT Bank NISP Tbk, dan Bank Buana. Total kekayaan lima bank itu mencapai Rp 200 triliun lebih, atau 12% dari seluruh aset bank yang ada di Indonesia. Kini Temasek hanya menguasai Bank Danamon dan Bank Permata. Lantas, apakah pemilik Lion Air adalah Temasek? Entahlah. Semuanya masih misteri. Yang jelas, Temasek sudah lama masuk ke bisnis penerbangan. Perusahaan ini adalah pemilik Singapore Airlines. Di Indonesia lewat anak usahanya, Silk Air, pesawatnya melayani rute-rute sejumlah ibukota provinsi maupun kota madya. Akan halnya Lion, meskipun menjadi jawara penerbangan nasional, namun Skytrax Global Airline Ratings memasukkan maskapai ini dalam daftar 22 maskapai terburuk di dunia. Perusahaan konsultan asal Inggris yang melakukan riset mengenai maskapai penerbangan dunia ini menempatkan Lion Air di urutan ke-9. n
Maskapai Terburuk di Dunia Tahun 2015 1. Air Koryo, Korea Utara (satu bintang, nilai: 6) 2. Tajik Air, Tajikistan (dua bintang, nilai: 0) 3. Sudan Airways, Sudan (dua bintang, nilai: 1) 4. Bahamasair, Bahama (dua bintang, nilai: 2) 5. Syrianair, Suriah (dua bintang, nilai: 2) 6. Spirit Airlines, Amerika Serikat (dua bintang, nilai: 3) 7. Turkmenistan Airlines, Turkmenistan (dua bintang, nilai: 4) 8. Cubana Airlines, Cuba (dua bintang, nilai: 4) 9. Lion Air, Indonesia (dua bintang, nilai: 4) 10. Yemenia, Yaman (dua bintang, nilai: 4) 11. Iran Air, Iran (dua bintang, nilai: 5) 12. Onur Air, Turki (dua bintang, nilai: 5) 13. Pegasus Airlines, Turki (dua bintang, nilai: 5) 14. Rossiya Airlines, Rusia (dua bintang, nilai: 5) 15. Ryanair, Irlandia (dua bintang, nilai: 5) 16. Biman Bangladesh, Bangladesh (dua bintang, nilai: 6) 17. Bulgaria Air, Bulgaria (dua bintang, nilai: 6) 18. Nepal Airlines, Nepal (dua bintang, nilai: 6) 19. SmartWings, Republik Ceko (dua bintang, nilai: 6) 20. Ukraine International Airlines, Ukraina (dua bintang, nilai: 6) 21. Mahan Air, Iran (dua bintang, nilai: 7) 22. China United Airlines, China (dua bintang, nilai: 8) Sumber: Skytrax
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
33
MAKRO Kampanye anti rokok
Rokok Kian Dijepit Industri rokok kian dijepit di sana-sini. Bill Gates dan Bloomberg mendirikan lembaga anti tembakau untuk melawan perusahaan rokok raksasa.
S
TEKS Lucky Benyamin foto Dok. Review
etelah Australia, Irlandia, dan Singapura menerapkan semua produk rokok harus kemasan tanpa merek alias polos, kini giliran Inggris. Pengadilan London pada 20 Mei lalu mengeluarkan keputusan bahwa semua kemasan rokok yang beredar di Inggris harus polos dan hanya memuat gambar peringatan tentang bahaya merokok. “Kemasan lama masih boleh dijual dalam waktu setahun,� demikian pengadilan London, seperti dikutip dari BBC.
34
Pemerintah Inggris mengatakan peraturan kemasan polos akan mencegah kaum muda untuk merokok. Diperkirakan di kawasan Uni Eropa, sekitar 700.000 meninggal dini karena merokok. Tentu saja, keputusan pengadilan London itu menjadi pukulan tambahan terhadap para produsen rokok dunia, termasuk Indonesia. Betul, ekspor rokok Indonesia ke Inggris tak seberapa, tapi dampak ikutannya akan merembet ke negara-negara Eropa lainnya. Memang, sejak beberapa tahun belakangan ini kampanye bahaya merokok digelar di berbagai negara di dunia. Bahkan, sejumlah produsen rokok putih Amerika Serikat (AS) melancarkan kampanye bahwa rokok kretek membahayakan kesehatan. Itulah sebabnya, pada 22 Juni 2009 Pemerintah AS mengeluarkan peraturan publik bernama Family Smoking Prevention Tobacco Control Act of 2009, Public Law 111-31. Aturan ini melarang adanya produksi dan penjualan rokok yang mengandung berbagai zat adiktif termasuk cengkeh. Namun, aturan ini memperbolehkan penjualan rokok mentol. Aturan itu membuat ekspor rokok kretek Indone-
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
MAKRO Kampanye anti rokok sia ke AS langsung nihil. Padahal, selama lima tahun (2005-2010) ekspor rokok kretek Indonesia mencapai US$ 450 juta per tahun. Dari jumlah tersebut, sebesar 60% masuk ke AS. Di Indonesia tak kalah sengitnya. Meskipun belum menjadi UU, tapi kampanye bahaya merokok terus didengungkan. Ruang orang untuk merokok semakin dibatasi dan pemerintah mewajibkan kemasan rokok harus mencantum bahaya merokok dan gambar dampak negatifnya. Dua pekan lalu, sebanyak 16 organisasi yang bergerak di bidang pengendalian tembakau, kesehatan, perlindungan anak, dan pengawasan media mendesak kepada 10 stasiun TV yang kini sedang memproses perpanjangan izin bersedia memproduksi dan menyiarkan iklan layanan masyarakat tentang bahaya rokok. Mereka juga meminta stasiun TV untuk menayangkan iklan bahaya rokok terutama pada penayangan berklasifikasi; Semua Umur, Anak, dan Remaja, dan juga Dewasa. Dari pemerintah, tekanan tak kalah sengitnya. Hampir saban tahun pemerintah menaikkan tarif cukai rokok. Tahun ini tarif cukai naik rata-rata 11,19% dan tahun 2017 Kementerian Keuangan sudah memutuskan menaikkan kembali. Tentu saja, kenaikan tarif ini membebani para produsen rokok. Lihat saja akibat kenaikan tarif cukai ini produksi rokok nasional turun 2,5% hingga 3% pada kuartal I-2016. Padahal, target penerimaan cukai rokok tahun ini sebesar Rp 139,1 triliun, lebih besar ketimbang tahun lalu Rp 139,12 triliun.
TETAP TUMBUH, TAPI HARUS WASPADA Meskipun ditekan sana-sini, toh banyak yang meyakini produksi rokok nasional tetap tumbuh subur di negeri ini. Bahkan, Aliansi Masyarakat tembakau Indonesia (AMTI) optimis, tahun ini pertumbuhan industri rokok akan meningkat 7% sampai 10%, karena permintaan domestik sangat besar. “Sebanyak 90% permintaan masih dari dalam negeri, sisanya ekspor,” kata Budidoyo, Ketua Umum AMTI. Budidoyo betul. Sebab, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, saat ini jumlah perokok di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 100 juta orang, terdiri 68 juta pria dan 32 juta wanita. Itulah sebabnya, Indonesia merupakan konsumen rokok terbesar ketiga di dunia setelah China dan India dengan konsumsi mencapai lebih 300 miliar batang per tahun. Apa artinya angka itu? Artinya, kampanye bahaya merokok—apalagi yang dilakukan di luar negeri—tak berpengaruh banyak terhadap produsen rokok nasional. Bahkan, asap semakin mengepul dari pabrik rokok, terutama yang besar. Para perokok terus membeli rokok, meskipun sepanjang Januari-Mei 2016 produsen telah menaikkan harga jual rata-rata 4,8%. Hasil survei yang dilakukan Mandiri Sekuritas pekan lalu memperlihatkan, empat perusahaan rokok yang tercatat di bursa, yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) mencatatkan
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
kinerja keuangan yang lebih baik pada kuartal I-2016 dibandingkan periode sama tahun lalu. Masing-masing produsen rokok itu mencatat peningkatan jumlah pendapatan bersih. Peningkatan pendapatan bersih terbesar dicatat oleh RMBA yang naik 26%, diikuti oleh GGRM 13%, WIIM 5%, dan HMSP 2%. Dari sisi laba, GGRM mencatat peningkatan terbesar yaitu 32% dibandingkan kinerja kuartal pertama tahun lalu. HMSP dan WIIM juga membukukan kenaikan laba masing-masing 8% dan 5%. Adapun RMBA berhasil mengurangi rugi bersihnya sebesar 10,58% dibandingkan kinerja kuartal I-2015. Seiring dengan peningkatan kinerja keuangan, harga saham para pengolah tembakau ini pun ikut terdongkrak. Bila dilihat kinerja sejak awal tahun hingga 23 Mei 2016, harga saham GGRM mencatat imbal hasil (return) terbesar di antara para emiten rokok, yakni 34,41%. Sementara itu, saham HMSP bergerak tidak terlalu besar dengan kenaikan hanya 3,22% sejak awal tahun. Di saat yang sama, WIIM dan RMBA mencatat return negatif yang masing-masing turun 5,58% dan 8,85%. Diluar kedigdayaan produsen rokok nasional, kampanye bahaya merokok yang terus digalang berbagai negara dan organisasi pengendalian tembakau serta kesehatan, lambat laun jelas makin mempersempit ruang gerak mereka. Apalagi tahun lalu, orang terkaya di dunia, Bill Gates dan Michael Bloomberg mendirikan lembaga Anti-Tobacco Trade Litigation Fund (Dana Anti Litigasi Perdagangan Tembakau). Lewat Bill and Melinda Gates Foundation dan Bloomberg Philantropies, mereka mengucurkan dana triliunan rupiah ke lembaga ini. Lembaga ini didirikan untuk membantu negara-negara yang sedang menghadapi gugatan dari produsen rokok karena menerapkan kebijakan bahaya merokok. Lembaga ini akan menyediakan pengacara terkenal yang berpengalaman dalam litigasi perdagangan. “Para pemimpin negara-negara yang berusaha melindungi warga negaranya dari bahaya tembakau tidak boleh terhadang oleh mahalnya biaya untuk menghadapi perlawanan hukum dari perusahaan-perusahaan rokok raksasa,” tegas Gates. “Intinya adalah agar orang berhenti merokok. Yang dipertaruhkan adalah hidup dari satu miliar manusia,” Bloomberg menimpali. Kini, yang harus dipikirkan pemerintah adalah bagaimana menyelamatkan 6,1 juta orang Indonesia yang bekerja di industri rokok, termasuk 1,8 juta petani tembakau dan cengkeh, yang selama puluhan tahun menggantungkan hidupnya dari industri rokok. n
35
keuangan Makroprudensial
Properti: Mampu mendongkrak kucuran KPR hingga 2%.
Supaya Kredit Makin Encer BI akan menaikan batas bawah LFR dan melonggarkan aturan LTV. Agar bank tidak menempatkan dananya di instrumen surat berharga.
S
TEKS bastaman foto Dahlan RP
ebuah kabar gembira bertiup dari Kebon Sirih. Di markas besar Bank Indonesia (BI) itu, kini sedang digodok aturan baru mengenai loan to funding ratio atau LFR (dulu loan to deposit alias LDR) dan loan to value (LTV). Dan kalau tak ada perdebatan panjang, insyaallah, kebijakan makroprudensial tersebut akan dirilis dalam waktu dekat. Satu hal yang menarik, kelak batas bawah LFR atau rasio kredit terhadap sumber pendanaan bakal dinaikan. Saat ini, BI menetapkan aturan batas bawah dan atas batas LFR di kisaran 78% - 94%. Sasaran utama dari kebijakan ini adalah agar perbankan lebih banyak mengalirkan dananya ke kredit. “Bukan
36
membenamkannya di instrumen surat berharga,” ujar Erwin Riyanto, Geputi Gubernur BI. Memang, selama triwulan I, kredit yang dikucurkan perbankan turun 1,42% menjadi Rp 4.000 triliun. Sebaliknya, dana bank yang diparkir di instrumen surat berharga seperti Serfikat Bank Indonesia (SBI) dan surat utang negara (SUN) justru tumbuh 22,28% menjadi Rp 808,05 triliun. Kenaikan tertinggi penempatan dana bank terjadi pada SBI, yang selama triwulan I melonjak 134% menjadi Rp 93,75 triliun (lihat Keuangan: Ketika BI Panen Raya). Tak hanya mengerek batas bawah LFR, pertumbuhan kredit juga akan digenjot lewat pelonggaran aturan LTV. Kabarnya, rasio antara kredit yang diberikan dengan nilai agunan ini akan diturunkan dari 20% saat ini menjadi 10%. Bank sentral juga sedang mengkaji penghapusan larangan pemberian KPR bagi rumah inden kedua, ketiga, dan seterusnya. BI berharap, kebijakan makroprudensial ini mampu mendongkrak pertumbuhan kredit menjadi 10% - 13% pada 2016. Apalagi, BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga terus mendorong penurunan suku bunga kredit menjadi single digit. “Kami meyakini di semester II akan lebih baik, dan pertumbuhan kredit akan naik dari single digit menjadi double digit,” ujar Agus Martowardojo, Gubernur BI. Tak sedikit bankir yang menyepakati pendapat Agus tersebut. Henry Koenaefi, Direktur Konsumer
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
keuangan Makroprudensial Bank BCA, menyatakan pelonggaran LTV dan pengapusan larangan KPR inden dapat mendongkrak pertumbuhan kredit 1% hingga 2%. Sampai triwulan I, salah satu pemain terbesar di KPR ini hanya mampu mencatatkan pertumbuhan pembiayaan perumahan 9,3% dengan nilai Rp 59,87 triliun. Maryono, Direktur Utama BTN, termasuk yang paling antusias menyambut rencana pelonggaran LTV. Maklum, pemain utama di sektor KPR ini dipercaya pemerintah sebagai lokomotif program satu juta rumah. Untuk menyambut pelonggaran LTV, BTN berniat menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD) senilai Rp 1 triliun. Tapi tidak semua bankir seoptimis Maryono atau Henry. Seorang bankir swasta mengatakan, kendati batas bawah LFR dinaikan dan LTV dilonggarkan, belum dijamin kredit akan tumbuh dua digit. Sebab, pada iklim usaha seperti sekarang, akan sangat riskan bagi bank untuk mengucurkan kreditnya dalam jumlah besar. Kalu pun dipaksakan, resiko terjadinya kredit macet (NPL) menjadi tinggi.
IDEALNYA TUMBUH 8% - 9% Pendapat sang bankir didukung koleganya di bank asing. Menurutnya, sebenarnya bukan bank yang enggan mengucurkan kreditnya, tapi dunia usaha juga menunda rencana ekspansinya gara-gara daya beli masyarakat menurun. Itu bisa dilihat dari meningkatnya kredit yang belum ditarik. Jika di awal tahun jumlahnya baru Rp 1.219,52 triliun, Maret lalu naik jadi Rp 1.236,14 trliun (lihat tabel). Makanya, bank-bank yang memiliki likuiditas berlebih menempatkan sebagian dananya di SBI atau SUN. Apalagi peruntungan bank dari instrumen ini cukup lumayan. Paling tidak, dengan memarkirkan di SBI, bank bisa mendapatkan bunga per tahun 6,93%. Atau di surat utang macam FR0073 yang mampu memberikan kupon 8,75%. Memang untuk memenuhi ketentuan LFR, bisa saja bank jojoran-joran mengucurkan kreditnya. Tapi, ya itu tadi, dikhawatirkan bank menjadi tidak hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Ahasil, potensi terjadinya NPL semakin besar. Jika itu yang terjadi, seperti yang dialami Bank Permata, laba bank tergerus untuk pencadangan NPL. Makanya, menurut seorang bankir bankir swasta, idealnya pertumbuhan kredit mengacu pada angka inflasi plus pertumbuhan ekonomi yang ada. Dalam kondisi seperti sekarang, angka 8% - 9% merupakan pertumbuhan kredit yang ideal. Artinya, BI maupun OJK jangan memaksakan bank untuk mengejar target pertumbuhan kredit hingga dua digit. Tapi, kalau BI tidak menaikan batas bawah LFR, perbankan nasional akan cenderung defensif dan mengabaikan fungsi intermediasi. Ketakukan akan membesarnya NPL juga tidak sepenuhnya benar. Sebab, jika bank memiliki manajemen resiko yang solid dan ditunjang penyebaran kredit yang lebih merata, NPL bisa ditekan. Lagi pula, bagi sebagian bank, pertumbuhan kredit dua digit mungkin dinilai terlalu tinggi. Namun
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
bagi sebagaian yang lain, terutama bank-bank yang fokus, kredit tumbuh belasan persen mungkinn masih terbilang kecil. BTN, contohnya. Sampai triwulan I, kredit yang dikucurkan bank BUMN ini naik 18,9% menjadi Rp 143 triliun. Hebatnya, NPL bank yang fokus pada sektor kredit perumahan ini justru turun dari 4,78% (gross) jadi 3,59%. Terlepas dari BTN, saat ini sebagian bank memang mengerem kucuran kreditnya untuk menghindari resiko NPL. Sementara untuk memenuhi ketentuan LFR yang baru, perbankan tampaknya menempatkan dananya di surat berharga seperti obligasi, medium term notes (MTN), dan floating rate notes (FRN). Sebab, pembelian surat-surat berharga tersebut dianggap sebagai pemberian kredit. n
Kredit yang belum terpakai (Rp triliun) Kelompok bank
2014
2015 Tw-I 2016
BUKU IV
349,89
390,98
416,18
BUKU III
492,38
710,63
721,34
BUKU II
261,36
103,46
83,48
BUKU I
10,41
10,45
9,97
Total
1.137,50 1.219,52 1.236,14
Sumber: Ojk
Tak hanya mengerek batas bawah LFR, pertumbuhan kredit juga akan digenjot lewat pelonggaran aturan LTV. 37
keuangan Laporan keuangan
Ketika BI Panen Raya Di saat bisnis perbankan babak belur, BI justru berhasil membukukan surplus Rp 61 triliun lebih. Pendapatan terbesar berasal dari transaksi valas. TEKS Bastaman foto Dok. review
G
ejolak nilai tukar, seperti yang terjadi setahun belakangan ini, justru menjadi berkah bagi Bank Indonesia (BI). Tengok saja laporan keuangan BI per 31 Desember 2016, yang terbit pekan lalu. Dari angka-angka yang tercetak terlihat jelas bahwa pendapatan transaksi valas memberikan kontribusi besar terhadap penghasilan BI. Total jenderal, sepanjang 2015, BI berhasil membukukan penghasilan Rp 121,18 triliun alias naik 30,16% ketimbang periode yang sama 2014 sebesar Rp 93,10 triliun. Pelaksanaan kebijakan moneter atau operasi moneter menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp 117,57 triliun atau naik sekitar 32%. Selain berkat operasi moneter, penghasilan BI juga ditopang oleh pendapatan dari pengelolaan sistem pembayaran, pengaturan dan pengawasan makroprudensial, penyediaan dana, dan lainnya. Menariknya, beban yang ditanggung BI sepanjang 2015 hanya naik 3,08% menjadi Rp 38,83 triliun. Dan fakta yang cukup menarik, kendati tahun lalu nilai tukar cukup bergejolak, beban operasi moneter BI justru turun 3,85%, dari Rp 23,21 triliun menjadi Rp 22,35 triliun. Jadi tuduhan terhadap BI, yang dianggap sengaja membiarkan rupiah ambruk, tampaknya bukan isapan jempol belaka. Nah, berkat penghasilan yang melesat tinggi serta beban yang relatif tetap, surplus yang diperoleh BI lumayan besar. Jika pada tahun 2014 angkanya baru Rp 41,49 triliun, tahun lalu sudah mencapai Rp 61,33 triliun. Alhasil, kemampun BI dalam menjaga nilai tukar rupiah pun – terutama dari aksi para spekulan – semakin bisa diandalkan. Sebab, selain tambahan surplus tadi, BI juga masih memiliki cadangan umum dan tujuan sebesar Rp 115 triliun. Pantas kalau pejabat BI belakangan ini kerap mengumbar senyum. Soalnya, hanya dalam rentang setahun, kekayaan BI pun bertambah Rp 99,47 triliun (5,16%) jadi Rp 1.906,19 triliun. Penghasilan dari
38
Tumpukan uang di BI: Dalam setahun, kekayaan BI bertambah Rp 99 triliun lebih.
transaksi valuta asing merupakan kunci di balik melesatnya aset BI. “Selain dari transaksi valas, surplus juga bisa dari operasi pencetakan uang,” ujar Lana Soelistyaningsih, Ekonom Samuel Asset Manajemen. Tak pelak, kinerja BI yang mencorong tadi membuat banyak kalangan kagum. Tapi Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI, menegaskan bahwa salah satu fungsi pokok bank sentral adalah mengelola kebijakan moneter. Oleh sebab itu, kinerja BI harus dilihat dari stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi yang terkendali, serta membaiknya makro ekonomi. “Jadi, tidak bisa dinilai dari laporan keuangan karena BI bukan perbankan atau korporasi,” ujarnya.
SEMENTARA PARKIR DI SBI Mirza betul. Namun, tidak bisa dipungkiri, besar kecilnya surplus juga ikut memengaruhi kemampuan BI dalam mengelola kebijakan moneter. Sayangnya, surplus besar seperti di 2015 tampaknya tidak akan terulang di tahun ini. Maklum, gara-gara perekonomian lesu darah, dana bank yang diparkir di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terus membesar. Selama triwulan I saja dana perbankan yang ditempatkan di SBI naik 134% menjadi Rp 93,75 triliun. Tingginya dana bank yang parkir di SBI sudah barang tentu akan membuat beban BI pada tahun ini akan lebih berat ketimbang tahun lalu. Soalnya, untuk kegiatan operasi moneter tersebut BI harus mengeluarkan duit yang tak sedikit. Coba dihitung. Dengan tingkat bunga SBI berjangka 9 bulan di kisaran
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
keuangan Laporan keuangan
6,93% per tahun, berarti bunga yang harus dibayarkan BI ke perbankan mencapai Rp 6,5 triliun.
Selain dari transaksi valas, surplus juga bisa dari operasi pencetakan uang.
Itu baru bank. Padahal, SBI juga masih menjadi instrumen investasi yang paling digemari oleh pemodal asing, dana pensiun, hingga pemerintah daerah (Pemda). Sialnya lagi, seperti dikatakan Muhammad Doddy Arifianto, Kepala Sub-divisi Risiko dan Sistem Perbankan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), dana yang masuk ke SBI masih akan mengalir deras dan mencapai puncaknya pada triwulan III. Sebenarnya perbankan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar bila dananya dikucurkan dalam bentuk kredit. Hanya, memang, saat ini tidak mudah untuk mendapatkan debitor yang benarbenar layak diberikan kredit. Apalagi tren kredit macet (non performing loan atau NPL) terus meningkat. “Yang minta banyak. Tapi yang feasible menurut bank jumlahnya sedikit,� ujar Doddy. BI juga tidak menampik bahwa masih banyak persoalan di sektor riil. Menurut Mirza, sektor riil cenderung bergerak lambat karena resiko mikro struktural menghambat penyaluran dana perbankan. Sedangkan sektor-sektor keuangan terus tumbuh membesar karena dana makin bertambah. Kalau sudah begitu, naga-naga-nya perbankan masih akan lama memarkir sebagian dananya di SBI. Jika menilik beban moneter yang cukup tinggi, tidak usah kaget bila akhir tahun ini surplus BI tidak sebesar tahun lalu. Tapi Mirza menegaskan, naiknya beban stabilitas moneter tak perlu dicemaskan. Bayangkan jika dana bank yang nganggur itu lari kemana-mana. Misalnya, dipakai untuk memborong dolar. Akibatnya, rupiah pun bisa jatuh. “Untuk menciptakan stabilitas memang mahal. Lagi pula, BI bukan korporasi yang mengejar profit,� ujar Mirza. n
Laporan Surplus Defisit BI, 31 Desember 2015 (dalam miliar rupiah) Item
2014
2015
Penghasilan Pelaksanaan kebijakan moneter Pengelolaan sistem pembayaran Pengaturan dan pengawasan makropudensial Pendapatan dan penyediaan pendanaan Pendapatan lainnya Jumlah penghasilan
89.088,51 355,19 0,12 257,04 3.399,13 93.100,47
117.569,51 329,84 0,27 245,18 3.036,60 121.181,39
Beban Pelaksanaan kebijakan moneter Pengelolaan sistem pembayaran Pengaturan dan pengawasan makropudensial Remunerasi kepada pemerintah Beban umum dan lainnya Jumlah beban
23.206,83 2.925,98 77,86 3.513,07 7.950,43 37.674,17
22.346,17 3.742,08 113,53 4.253,59 8.372,14 38.827,51
55.426,30
82.353,88
Surplus (defisit) sebelum pajak Pajak Surplus (defisit) setelah pajak
(13.940,60) (21.028,40) 41.485,70
61.325,48
Sumber: BI
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
39
keuangan valas
Rupiah Masih Akan Jatuh Bangun
bunga The Fed. Betul, dalam risalah Federal Open Market Committee (FOMC) April lalu tersirat bahwa The Fed bakal menaikan suku bungannya Juni depan. Tapi tak ada seorang analis pun yang berani memastikan bahwa hal itu bakal menjadi kenyataan. Itu sebabnya, mengapa pergerakan rupiah belakangan ini semakin sulit dipegang buntutnya. Tapi, tentu saja, pelemahan rupiah yang terjadi pekan lalu tak semata-mata disebabkan faktor The Fed. Lonjakan kebutuhan dolar, yang biasa terjadi menjelang bulan puasa dan Lebaran, pun punya andil yang cukup besar. Mulai dari kebutuhan untuk mengimpor BBM, bahan pokok, liburan ke luar negeri,
Rupiah diperkirakan masih akan jatuh bangun hingga The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga. Selain itu, bulan puasa dan Idul Fitri sudah di depan mata. TEKS bastaman foto Erbhayu
A
da satu peringatan yang mungkin perlu diperhatikan secara ekstra oleh para pemilik uang, yakni jangan cepat percaya. Maksudnya, jangan cepat percaya pada omongan orang, sekali pun dia kesohor jago menganalisis pasar. Selain itu, jangan pula cepat percaya pada indikator-indikator yang angkanya memang cepat sekali berubah-ubah. Contohnya banyak dan nyaris terjadi setiap hari. Nilai tukar rupiah, misalnya. Banyak orang menarik nafas lega ketika di awal pekan lalu, rupiah menguat 0,25% ke level Rp 13.574 per dolar. Tapi, apa yang terjadi di hari Selasa? Sungguh mengejutkan, dolar tibatiba bangkit dan berhasil menguat 0,47% terhadap rupiah. Padahal, sebelumnya, banyak analis yakin rupiah akan menguat ke level Rp 13.500. Kejadian serupa terjadi di hari Rabu dan Kamis. Ketika para analis memprediksi dolar akan terus menguat, eh yang terjadi justru sebaliknya. Di dua hari tersebut nilai tukar rupiah terhadap dolar nyaris tidak bergerak alias tetap berada di level Rp 13.602. Entah kenapa, beberapa pekan terakhir ini banyak ramalan analis yang meleset. Makanya, menurut seorang bankir swasta, jangan terlalu percaya pada hitung-hitungan ekonom bank atau analis pasar uang. Ketidaktepatan para analis dalam menebak nilai tukar rupiah, sebenarnya, tak semata-mata karena mereka salah melakukan kalkulasi. Tetapi, ya itu tadi, karena banyak hal yang tidak bisa diduga sebelumnya. Harga minyak, contohnya. Setelah beberapa hari harganya meroket hingga mendekati US$ 50 per barel, langsung terjun bebas setelah Iran menolak memangkas produksi minyaknya. Memang, tak mudah menebak apa yang akan terjadi di masa depan. Termasuk soal kenaikan suku
40
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
keuangan valas hingga membayar utang valas. Ditambah lagi dengan akan tibanya pembayaran ongkos haji.
MENUNGGU KABAR S&P Menurut seorang analis, jika seluruh kebutuhan itu dijumlahkan, di bulan Juni ini permintaan dolar memang akan meningkat pesat. Rupiah diperkirakan akan makin melemah menjelang digelarnya FOMC, pertengahan Juni depan. Di tambah lagi, pemerintah juga tampaknya cukup puas jika kurs rupiah berada di kisaran Rp 13.500 per dolar. Tapi, jangan terlalu cemas, kejatuhan rupiah yang terjadi beberapa hari lalu tidak akan berlang-
sung terus. Soalnya, ada beberapa kabar baik yang akan berembus dalam waktu dekat ini. Seperti peringkat utang terbaru yang akan diberikan Standard and Poor’s (S&P). Setelah Fitch Ratings, S&P juga diyakini akan memberikan peringkat layak investasi (investment grade) bagi surat utang pemerintah. Ada beberapa faktor yang mendorong keyakinan itu. Salah satunya, seperti dikatakan Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, adalah membaiknya defisit transaksi berjalan dari 2,4% di triwulan IV 2015 menjadi 2,1% pada triwulan I 2016. Makro ekonomi Indonesia juga makin stabil. Paling tidak, hal itu tercermin dari inflasi yang terkendali (hanya 3,6%). Nilai tukar rupiah juga cukup mengesankan sepanjang triwuan I 2016. Selama periode Januari – Maret itu rupiah menguat 3,9% terhadap dolar. Fiskal Indonesia pun semakin sehat setelah pemerintah menghapus subsidi BBM. Dukungan dari para kreditor, seperti dari Islamic Development Bank (IDB) dan Asian Development Bank (ADB), membuat pemerintah mampu membayar utang luar negeri. Jika S&P memberikan investment grade, inilah peringkat utang terbaik yang pernah diberikan lembaga pemerinkat intersional itu. Makanya, sejumlah analis optimis rupiah bakal menguat bila S&P memberikan peringat investment grade kepada Indonesia. “Tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan oleh S&P untuk meningkatkan peringkat investasi Indonesia,” ujar David Sumual, ekonom Bank BCA. Tapi, jangan bersenang hati dulu. Sebab, menurut David, rupiah masih akan dibayangi rencana kenaikan suku bunga The Fed. Kemungkinan terjadinya capital flight, terutama menjelang pertemuan FOMC, masih cukup besar. Itu sebabnya, ia berharap BI tetap ekstra hati-hati dalam menurunkan BI rate. Selain suku bunga, menurut David, saat ini tak ada kebijakan yang bisa menahan uang panas. Pandangan serupa juga dikemukakan Reny Eka Putri, analis pasar uang Bank Mandiri. Untuk jangka pendek, ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.550 – Rp 13.680 per dolar. Itu lantaran, salah satunya, keyakinan pasar bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan terjadi Juni ini. Selain The Fed, nasib rupiah juga masih dibayang-bayangi ekonomi China dan penurunan harga minyak. n
Rupiah masih akan dibayangi rencana kenaikan suku bunga The Fed. Kemungkinan terjadinya capital flight, terutama menjelang pertemuan FOMC, masih cukup besar. reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
41
Pasar Modal IHSG
Setelah Yellen Meng The Fed merencanakan menaikkan suku bunga acuan pada Juni atau Juli depan. Sudah kokohkah ekonomi Indonesia?
P
TEKS Nikita Jagad foto riset
enantian itu kini berakhir sudah. Di akhir pekan lalu, Gubernur Federal Reserved, Janet Yellen, membuat pernyataan bahwa suku bunga acuan atawa Fed Rate akan segera dinaikkan dalam waktu dekat. Pertimbangannya pemulihan ekonomi AS yang kini tengah berjalan dengan baik dan dapat menjamin penaikan suku bunga lagi pada pertengahan tahun. “Itu (penaikan fed rate pada Juni atau Juli) layak dilakukan. The Fed sangat mungkin untuk menaikkan overnight interest rate secara bertahap dan hati-hati sepanjang waktu berjalan,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (28/5/2016). Yellen menambahkan, perekonomian AS terus membaik, dan dia memperkirakan inflasi dalam beberapa tahun mendatang akan berada di angka obyektif 2% seiring pulihnya harga komoditas energi, kuatnya dolar AS, dan stabilnya pasar tenaga kerja. Ini jelas merupakan warning bagi investor di pasar saham dan juga bagi nilai tukar rupiah. Sebab bila Fed Fund Rate (FFR) dinaikkan dampaknya akan terjadi penarikan dana besar-besaran dari pasar keuangan. Sehingga menyebabkan pelemahan Rupiah dan turunnya harga-harga aset investasi, termasuk IHSG. Selain itu juga, akan terjadi kenaikan volatilitas di pasar keuangan sehingga menyulitkan ekonomi dan pelaku bisnis untuk dapat mengandalkan pasar keuangan bagi perkembangan ekonomi yang positif tanpa kenaikan biaya yang tinggi. Kondisi ini akan memberatkan ekonomi Indonesia, karena saat ini juga sedang berjuang untuk meningkatkan kualitas perekonomian, menaikkan kembali laju pertumbuhan dan perdagangan internasional, di tengah lemahnya harga komoditas yang berkepanjangan. Meski demikian, banyak ekonom berpandangan optimistis bahwa dampak yang ditimbulkan ke rupiah dan IHSG tidak lagi signifikan dan setelah itu bisa kembali menguat. “Pelemahan akan berlangsung sementara. IHSG akan kembali menguat sesudah itu,” kata mereka. Apalagi likuiditas Indonesia masih terjaga dengan
42
baik. Dan para manajer investasi dinilai masih akan memilih negara berkembang termasuk Indonesia sebagai pilihan untuk investasi. Hal itu akan terjadi hingga 2016. “Investasi portofolio memang masih dibutuhkan karena kalau investasi langsung belum terlalu pulih,” ujar seorang pengamat pasar.
Awas koreksi Mudah-mudahan perhitungan itu benar-benar menjadi kenyataan. Sebab, setelah naik-turun dengan kecenderungan melemah, pekan lalu investor mulai melakukan pembelian dengan angka yang signifikan. Dan
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
PASAR MODAL IHSG
ngeluarkan Aba-Aba Lembaga pemeringkat Fitch Ratings kembali meneguhkan peringkat Indonesia pada level layak investasi (investment grade). Peringkat Indonesia sebelumnya adalah BBB-/stable outlook pada tanggal 6 November 2015. Pemberian peringkat layak investasi tersebut dengan pertimbangan beban utang pemerintah yang rendah, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik, dan risiko sektor perbankan yang rendah. Fitch juga mencatat masih besarnya pengaruh sentimen pasar terhadap faktor eksternal dan masih perlunya upaya untuk perbaikan iklim investasi. Pendapat bernada optimistis juga dikemukakan Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Peusahaan BEI. Kata dia, kenaikan indeks BEI itu cerminan pertumbuhan ekonomi global dan lokal. Buktinya, data-data makroekonomi domestik yang telah dirilis cukup positif. Sehingga memberi harapan terhadap kinerja emiten atau perusahaan tercatat di BEI akan membukukan hasil kinerja yang baik, yang akhirnya menarik minat investor untuk mengakumulasi beli. Itu menandakan sebagian investor tidak terlalu mengkhawatirkan kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang merencanakan untuk menaikan suku bunga acuannya (Fed fund rate). Tapi seperti biasa, ada naik pasti diikuti oleh penurunan. Pekan ini, diprediksi investor akan merealisasikan gain yang sudah di tangan dengan melakukan aksi jual. Jadi ada kemungkinan, indeks akan terkoreksi. Seorang analis memperkirakan indeks (untuk sementara) akan terkoreksi ke kisaran 4.750. Sementara nilai tukar rupiah, yang mempelihatkan kecenderungan melamah, kita serahkan saja ke otoritas moneter. Perlu intervensi pasar atau tidak? n
IHSG
itu akhirnya yang mengantarkan indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus kembali ke level 4.800. Tepatnya, indeks ditutup di angka 4.814,14. Itu berarti dalam sepekan indeks berhasil menguat sebesar 102,85 poin atau 2,1%. Penguatan itu terjadi karena terdorong oleh aksi beli investor asing. Ditambah lagi dengan munculnya sentimen-sentimen positif dari dalam negeri. Seperti optimisme ekonomi Indonesia, yang terlihat dengan inflasi yang terkendali, mata uang rupiah yang stabil dan ditempatkannya Indonesia dalam peringkat Investment Grade oleh lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings.
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
43
Pasar Modal Saham properti
Menanti Kembali Kejayaan Properti Perbaikan ekonomi, terbukti, belum meningkatkan daya beli. Makanya, saham-saham properti masih belum kembali menjadi nomor wahid. TEKS Nikita Jagat foto Dahlan RP
M
asa keemasan sektor properti telah berlalu. Seiring pelambatan ekonomi, daya beli masyarakat pun menukik dan akhirnya membuat bisnis properti lesu darah. Kini, katanya, ekonomi akan mulai membaik. Tapi sudahkah itu berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat? Tampaknya, belum. Buktinya bisnis properti masih belum bangkit. Itu terlihat pada kinerja keuangan perusahaanperusahaan yang telah go public. Pada kuartal I-2106 lalu, misalnya, laba bersih Summarecon Agung turun 88% menjadi Rp 28,3 miliar. Kinerja perseroan tertekan oleh kenaikan beban pokok penjualan (COGS) sebesar 57,2% menjadi Rp 570,28 miliar dan masih lemahnya marketing sales. Namun, meski kinerja kuartal I-2016 masih di bawah ekspetasi, PT Mega Capital Indonesia masih merekomendasikan beli saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) dengan target harga Rp 1.855 pada tahun ini. Sebuah prediksi yang masih memberikan kelonggaran yang lumayan, karena itu sama dengan 16,6% dibanding harga yang terbentuk saat ini (27/5). Jadi, kendati mencatatkan kinerja yang di bawah ekspektasi,di kuartal II dan III kinerja SMRA diekspektasikan akan lebih baik. Itu karena didorong oleh penurunan suku bunga perbankan, implementasi kebijakan tax amnesty dan ekspektasi penjualan Summarecon Bandung. Ditambah lagi saat ini perseroan tengah mempersiapkan proyek township terbarunya di Karawang dan Movenpick Bali yang diekepektasikan akan dirilis tahun ini untuk memperkuat recurring income perseroan.
44
Akhmad Nurcahyadi, dalam risetnya, juga mengamini pendapat di atas. Analis dari Samuel Sekuritas ini melihat adanya potensi perbaikan marketing sales dan terjaganya kinerja positif tahun ini. hanya saja, ia memasang target Rp 1.750 per saham. Akhmad juga memperkirakan, dengan adanya potensi perbaikan marketing sales, tahun ini perseroan akan meraup penjualan Rp 5,98 triliun dengan laba bersih Rp 898 miliar. Harapan terjaganya kinerja positif tahun ini juga ditentukan oleh rencana turunnya kebijakan tax amnesty. “Itu akan menjadi salah satu kunci penggerak pertumbuhan sektor selain perbaikan aktivitas perekonomian yang akan mendorong kenaikan permintaan,� katanya. Terutama di tengah potensi berlanjutnya tren penurunan suku bunga perbankan.
MANA PALING MENARIK Berbeda dengan rekomendasi yang diberikan kepada efek terbitan Alam Sutera Realty, Akhmad justru menurunkan peringkatnya dari buy menjadi hold dengan target harga Rp 390. Alasannya, hingga kuartal pertama tahun ini, perseroan masih belum menunjukan adanya perbaikan kinerja. Alam Sutera (ASRI) mencatat angka marketing
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Pasar Modal Saham properti
sales jauh di bawah ekspektasi. Per April 16, pencapaian hanya sebesar 8.36% dari target perusahaan (Rp 5 triliun), atau jauh di bawah pencpaian tahun lalu (45.51%). Catatan angka pra penjualan tersebut juga jauh di bawah rata-rata penurunan pertumbuhan selama tiga tahun terakhir (-19.77%), bahkan menjadi yang terburuk selama lebih dari separuh dekade (terendah April14 -37.15%, April16 -52.29%). Hingga akhir tahun ini, tanpa adanya perbaikan permintaan dan aktivitas industri yang signifikan, diyakini ASRI berpotensi tidak akan mencapai target pra penjualan FY16. Tapi, lain analis lain pula pendapatnya. Ada sebagian yang yakin ASRI yang saat ini ditransaksikan di level Rp 398 akan segera menembus angka Rp 400. Penembusan level 400 berpotensi membawa ASRI menguat ke area 430. Ada juga yang menghitung ASRI, sebagai saham yang sedang bullish, akan mencapai harga Rp 462. Namun stop loss jika menyentuh Rp 383. Ada satu lagi saham properti yang sedang mendapat perhatian yakni Bumi Serpong Damai alias BSDE yang kini menclok di Rp 1.795. Akhmad merekomendasikan beli untuk saham ini dengan target Rp 1.950 Memang, di kuartal I yang baru lalu, perseroan
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
mencatatkan penurunan kinerja. Laba bersihnya merosot tajam hingga 67,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dari Rp 795 miliar (tahun lalu) menjadi tinggal Rp 258,74 miliar. Anjloknya kinerja BSDE seiring dengan penurunan pendapatan pokok sebesar 31,4% dari Rp 1,62 triliun menjadi Rp 1,1 triliun. Selain itu, BSDE juga mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp 8,9 miliar, padahal periode kuartal I 2015 masih mencatat untung kurs Rp 46,8 miliar. Terdapat juga kerugian akibat pendiskontoan aset dan liabilitas perseroan sebesar Rp 5,9 miliar, sementara periode yang sama tahun lalu masih mencetak untung Rp 10,6 miliar. Di samping itu, anak perusahaan Sinar Mas Grup ini juga mengalami peningkatan beban keuangan hingga 61% dari Rp 99,4 miliar jadi Rp 160,4 miliar. Namun pada kuartal berikutnya, kinerja perseroan diperkirakan akan membaik. Peluncuran beberapa klaster diharapkan akan menjaga kinerjanya tahun ini. itu sebabnya, selain Akhmad, ada analis lain yang juga meekomendasikan beli untuk BSDE dengan target Rp 2.125. Saham mana yang paling menarik? Tinggal Anda pilih. n
45
Pasar Modal Saham IPO
Hajatan di Tengah Pasar yang Tak Pasti Dua emiten segera terjun ke pasar modal. Investor tampaknya masih wait and see.
H
TEKS Nikita Jagad foto Dok. Review
arapan indeks harga saham gabungan, pada akhir tahun, akan ditutup di level 5.500 masih digantungkan. Tidak terlalu tinggi, memang. Paling tidak, itu jika dibandingkan dengan angka yang tercetak di bursa saham saat ini, 4.780-an. Namun, tetap saja target itu masih belum yakin akan tercapai. Maklum, sentimen pasar kerap berubah-ubah, sehingga membuat indeks naik-turun dengan tidak jelas. Itu sebabnya, investor pun selalu bersikap ekstra hati-hati dalam menentukan pilihan saham yang akan dibelinya. Dan, situasi ini telah membuat para calon emiten bersiasat agar sahamnya tetap terserap pasar. PT Cikarang Listrindo, misalnya, yang akan melantai tanggal 6 Juni ini. Perusahaan listrik swasta ini terpaksa menurunkan rentang harga penawarannya dari Rp 1.430 - Rp 1.970 menjadi Rp 1.430 -Rp 1.565 per saham. Akibatnya, target perolehan dananya pun menurun menjadi Rp 2,28 triliun - Rp 2,59 triliun dari semula Rp 2,28 triliun - Rp 3,15 triliun. Itu dilakukan lantaran permintaan pasar lebih banyak pada rentang harga tersebut. Bukan hanya harga yang akhirnya dikoreksi, volume saham yang dilepas pun terpaksa direvisi. Semula perseroan akan melepas sebanyak 2,55 miliar saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Namun kemudian direvisi menjadi hanya maksimal 1,6 miliar saham atau 10%. Benarkah pasar bersikap ragu terhapan saham-saham IPO? “Memang demikian. Sekarang investor cenderung memilih saham-saham yang sudah eksis. Mereka tak mau mengambil risiko,� kata seorang analis. Padahal dilihat dari kinerja keuangannya, Cikarang Listrindo tidak butut-butut amat. Tahun lalu, misalnya, perseroan berhasil membukukan laba US$ 80,01 juta atau hanya turun 5,21% dibanding tahun sebelumnya US$ 84,41 juta. Akhir 2015, total aset perseroan mencapai US$ 1 miliar, total liabilitas US$ 668,58 juta, dan ekuitas US$ 337,13 juta. Cikarang Listrindo berencana menggunakan 70% dari hasil IPO untuk penambahan kapasitas pembangkit listrik, baik pada fasilitas yang sudah ada ataupun
46
yang baru. Perseroan berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas dan uap, atau berbahan bakar batubara. Selain itu, sebanyak 30% sisa dana IPO akan dimanfaatkan untuk kebutuhan modal kerja perseroan. Dana ini diharapkan mendukung operasi perseroan yang terkait beban umum dan administrasi, beban penjualan, dan pendanaan.
ADA PEMBELI SIAGA Sepanjang 2015, Cikarang Listrindo membukukan penjualan bersih US$ 547,89 juta, naik 0,58% dibandingkan tahun sebelumnya US$ 544,7 juta. Tahun lalu, penjualan listrik kepada pelanggan kawasan industri
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Pasar Modal Saham IPO menyumbang US$ 381,81 juta dan penjualan listrik kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) berkontribusi US$ 166,08 juta. Cikarang Listrindo telah memasok listrik untuk kawasan industri sejak 1993. Perseroan memiliki Izin Usaha Kelistrikan Umum (IUKU) di lima kawasan industri Cikarang, yaitu kawasan industri Jababeka, East Jakarta Industrial Park, MM-2100, Gunung Ceremai Inti (Lippo Cikarang), dan kawasan Bekasi International Industrial Estate. PLTG kedua perseroan yang berlokasi di MM2100 mulai beroperasi pada Juli 2015, dan berhasil menambah pembangkit terpasang menjadi 864 megawatt (MW). Sementara pembangkit listrik tenaga batubara baru perseroan saat ini dalam proses konstruksi dan diharapkan beroperasi pada kuartal IV-2016. Ekspansi tersebut menambah kapasitas pembangkit terpasang menjadi 1.144 MW. Selain Cikarang Listrindo, yang akan IPO bulan Juni ini adalah PT Sillo Maritime Perdana. Perusahaan jasa pelayaran ini akan melepaskan saham ke publik sebanyak-banyak 600 juta lembar atau 23,08% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Perseroan memasang rentang harga di Rp 114 - Rp 140 dengan target meraup dana Rp 70,2 miliar -Rp
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
84 miliar. Sebesar 90% dana IPO tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi 50, 84% saham PT Suasa Benua Sukses (SBS) yakni perusahaan pelayaran pendukung hulu migas yang fokus pada proyek gas bumi lepas pantai. Sementara, Sillo sendiri lebih fokus menggarap bisnis minyak. Saat ini perseroan telah memiliki delapan kapal dan mengerjakan 11 kontrak jangka panjang. Adapun SBS saat ini telah memiliki tiga kapal yang melayani tiga kontrak. Melihat situasi pasar yang wait and see seperti saat ini, lantas bagaimana dengan nasib saham-saham pendatang baru tersebut? “Daya serap investor di pasar saham masih rendah,� kata seorang analis. Pasar masih menunggu sentimen positif yang bisa menggerakkan pasar. Untunglah, Cikarang Listrindo telah memiliki pembeli siaga di luar negeri, yakni Matthews International Capital Management LLC.Perusahaan yang berdomisili di California tersebut menyiapkan dana setara Rp 665 miliar (asumsi kurs Rp13.300 per dolar) untuk memboyong sebagian saham Cikarang Listrindo yang dipatok Rp 1.430 – Rp 1.970 per saham. Tapi bagaimana dengan nasib saham Sillo Maritime? Kita lihat saja nanti. n
47
Pasar Modal Saham Matahari
Matahari Bersinar Menjelang Lebaran Hari raya umat muslim yang segera datang, diperkirakan akan mendongkrak pendapatan Matahari Department Store. Sahamnya masih kuat untuk menanjak. TEKS Nikita Jagad foto Dahlan rp
M
arhaban ya Ramadhan, bulan puasa menjelang lebaran pun segera datang. Sambutan ini bukan hanya datang dari umat muslim, tapi juga pedagang, termasuk di dalamnya pebisnis ritel. Biasanya, menjelang hari raya Idul Fitri ini omset mereka naik secara signifikan. Matahari Department Store, misalnya penjualannya diprediksi akan naik 40%. Itu sebabnya, sejak awal, manajemen bersiap-siap menyambut hari besar ini. Perseroan menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 450 miliar yang disiapkan dari kas internal. Capex itu akan digunakan untuk membuka enam sampai delapan gerai baru. Tampaknya, manajemen perseroan ingin mengulang kembali suksesnya di tahun lalu. Sepanjang tahun lalu, laba bersih Matahari mencapai Rp 1,78 triliun atau naik 25,5% dibandingkan tahun 2014. Hal ini karena meningkatnya pendapatan perseroan sebesar 10,8% menjadi Rp 16 triliun. Nah, 70% dari laba bersih tahun 2015 atau Rp 1,25 triliun sebagai dividen tunai. atau setara dengan Rp 427,3 per saham. Jika dibandingkan dengan harga saham Matahari (LPPF) saat ini sekitar Rp 18.600, maka dividen yield-nya sekitar 2,29%. Lumayan. Ini bagi yang terdaftar memegang LPPF pada tanggal 29 Juni 2016. Sementara sisa laba bersih sebesar Rp 534 miliar akan dibukukan sebagai laba ditahan perseroan. “Pertumbuhan kinerja kami masih baik, sehingga kami berupaya menjaga komitmen untuk meningkatkan return pemegang saham,� ujar Michael Remsen, Wakil Presiden Direktur dan CEO LPPF. Manajemen optimistis tahun ini bisa meraih pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar dua digit. Apalagi, perusahaan akan mendapat berkah tambahan dari momentum Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru. “Sehingga kinerja di semester II diharapkan bisa lebih baik,� kata Miranti Hadisusilo, Sekretaris Perusahaan PT Matahari Department Store. Pada kuartal I-2016, total penjualan kotor per-
48
seroan mencapai Rp 3,2 triliun atau naik 13,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perseroan membukukan same store sales growth (SSSG) sebesar 9,4%. Sementara, laba bersih LPPF pada periode itu naik 31,8% mencapai Rp 244 miliar.
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
Pasar Modal Saham Matahari REKOMENDASINYA BELI Itu sebabnya, perseroan terus menggeber langkah ekspansinya. Besaran belanja modalnya memang tak jauh berbeda dari tahun lalu yang sebesar Rp 500 miliar. Di 2015, perseroan membuka 11 gerai baru dan mencatatkan jumah gerai sebanyak 142 per Desember 2015. Setiap gerai baru Matahari yang diluncurkan memiliki nilai investasi yang bervariasi, berkisar Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar. Sepanjang tahun ini, LPPF sudah membuka tiga gerai baru. Gerai-gerai tersebut di antaranya dibuka di Metropolitan Mall Cileungsi, Bogor, dengan area belanja seluas 7.000 meter persegi. Lalu, perseroan juga sudah membuka gerai di Lippo Plaza, Jambi. Gerai kedua yang diresmikan pada tahun ini menempati area belanja hampir 5.000 meter persegi. Sementara, yang terbaru, perseroan membuka jaringannya di Tanjungpinang City Center. Dengan demikian, sampai saat ini, perseroan sudah memiliki 145 gerai. Melihat langkah lebar yang diayunkan, tak heran jika banyak analis memprediksi pendapatan Matahari akan naik secara signifikan di tahun ini. pada 2016
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
ini diperkirakan pendapatannya mencapai Rp 11,28 triliun. Adapun laba emiten perdagangan eceran tersebut diperkirakan tumbuh 35,52% menjadi Rp 2,48 triliun pada 2016. Tim riset NH Korindo Securities Indonesia, dalam laporan riset yang diumumkan di Jakarta, Rabu (13/1), mengemukakan, pertumbuhan kinerja keuangan LPPF pada 2016 diperkirakan berasal dari penambahan toko baru dan penurunan beban keuangan. Dari perkiraan-perkiraan tersebut, otomatis akan menambah otot LPPF. Harga LPPF ditargetkan sebesar Rp 19.125 per unit, sedikit lebih tinggi dari harga pentupan Jumat (27/5). Sementara Blog Anggun Trader merekomendasikan LPPF sebagai saham yang sedang bearish namun berpotensi naik. Ia menyarankan beli dengan target harga Rp 20.425.Tapi, segera lepas jika harganya menyentuh Rp 1.050. Ada analis lain yang lebih optimistis dalam memandang LPPF. Dia adalah Stevanus Juanda. Analis dari UOB Kay Hian ini menargtkan LPPF akan mencapai harga Rp 21.200. Makanya, ia tak segan untuk merekomendasikan beli. n
49
inforeview
Jakarta Masuk Program “100 Resilient Cities” Jakarta terpilih sebagai kota yang bergabung dalam jaringan “100 Resilient Cities” untuk membangun ketahanan kota. Ibu kota Indonesia ini merupakan salah satu finalis dari kota-kota dunia yang diajak bergabung dalam program 100RC —sebuah program yang dipelopori oleh The Rockefeller Foundation. Sebagai bagian dari program 100RC, Jakarta akan berhak mendapatkan akses kepada berbagai
IndiHome Tambah Layanan Video Streaming VIU PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) kembali menambah konten untuk layanan IndiHome dan Telkomsel. Kali ini Telkom menggandeng layanan video on demand VIU. “Telkom berharap layanan ini akan diterima dengan baik oleh masyarakat dan kami akan mempertahankan untuk tetap memberi yang terbaik di bidang video on demand,” ujar Dian Rachmawan, Direktur Direktur Consumer Services PT Telkom Tbk, Kamis pekan lalu. Founder dan CEO dari Vuclip Nickhil Jakatdar yakin, penonton di Indonesia akan menyambut VIU dengan baik seperti halnya di Malaysia, Singapura dan negara-negara lain. VIU memiliki koleksi 15.000 jam konten video dan lagu terbaik Asia. Pelanggan IndiHome bisa menikmati VIU secara otomatis selama 1 bulan dan untuk pelanggan 30 Mbps ke atas bisa menikmati VIU secara otomatis hingga 12 bulan. VIU merupakan layanan over-the-top (OTT) video-on-demand
50
FOTO Istimewa
T Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui pengembangan infrastruktur broadband dan layanan digital membuka peluang kemitraan bagi pengembang properti dan pengelola jaringan agar dapat bersama-sama membangun infrastruktur di Indonesia. Menurut Direktur Consumer Service Telkom Dian Rachmawan, Telkom menargetkan sebanyak 20 juta rumah yang dapat terkoneksi ke jaringan broadband berbasis fiber optic atau fiber to the home (FTTH) pada akhir 2020. Investasi yang dikucurkan untuk membangun satu pelanggan Indi Home sebesar US$ 300. Dikatakan Dian, pemenuhan target itu, bukannya tanpa tantangan. “Percepatan penyediaan dan pengembangan infrastruktur FTTH di wilayah kepulauan Indonesia yang luas dalam waktu yang relatif singkat adalah tantangan yang harus dijawab. Karena itu, Telkom mengajak berbagai kalangan ikut berperan mempercepat pembangunan infrastruktur broadband di Indonesia dalam pola kemitraan yang saling menguntungkan,” katanya.
Pembangunan infrastruktur broadband sejalan dengan fokus pemerintah yang memberikan perhatian khusus kepada percepatan pembangunan infrastruktur agar Indonesia lebih mampu bersaing baik di tingkat regional Asia Pasifik maupun global. Proyek ini, baru akan dimulai pada semester II-2016. Adapun, seleksi mitra ditujukan kepada pengembang yang membangun 500 unit cluster. Saat ini, tercatat jumlah pelanggan Indi Home Triple Play baru mencapai 1,5 juta, di mana 70% diantaranya full fiber. n perangkat, pendanaan, sumbangan keahlian teknis dan berbagai sumber daya lainnya guna membangun ketahanan kota dalam menghadapi tantangan di era abad ke-21. Menurut Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang, Oswar Mungkasa, kota-kota yang baru saja terpilih menjadi bagian dari jaringan program 100RC akan bergabung dengan komunitas global dimana semua anggotanya secara proaktif berkolaborasi guna mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang. “Kami dengan bangga menyambut bergabungnya Jakarta ke dalam jaringan program 100RC,” ujar Michael Berkowitz, President 100RC. Jakarta dipilih karena komitmen yang sangat kuat dari Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam membangun ketahanan kota serta diikuti pendekatannya yang proaktif dan inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan. n (VOD) yang dibangun di atas teknologi Dynamic Adaptive Transcoding Technology™ yang dipatenkan oleh Vuclip, Inc. (Vuclip). Perusahaan yang berkantor pusat di California, Amerika Serikat ini telah 8 tahun menyediakan hiburan melalui streaming video on demand untuk pasar negara berkembang. n
FOTO Istimewa
P
Telkom Buka Peluang Kemitraan Broadband
reviewweekly 39 Tahun V | 30 Mei-5 Juni 2016
SISIPAN
RP 25 TRILIUN PAJAK BATU BARA RAIB
ARAB SAUDI MENGEJAR BISNIS
PRABOWO MENANG
SI MANIS YANG MENGGEROGOTI DUNIA
®
1-7 JULI 2013 MAJALAH EKONOMI & BISNIS
44 » TAHUN II RP 20.000