MailBOX
http://www.majalahrevieweekly.com
Kirimkan surat pembaca Anda ke alamat: Redaksi Majalah Review Weekly, Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD - Tangerang Selatan 15320 Email: redaksi.majalahreviewweekly.com
Pemimpin UMUM: Bambang Aji setiady Pemimpin redaksi: budi kusumah Redaktur Eksekutif: latihono sujantyo Redaktur: ratna nuraini, sri wulandari reporter: Setyo Adhi Nugroho, Gading Putra, redaktur foto: dahlan rebo pahing REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta Desain & layout: ade moh sofyan, yayan taryana
unit usaha pemimpin perusahaan: Bambang Aji setiady
Cover: erbhayu
marketing: Arief Nazarudin, Celline Agatha alamat redaksi dan usaha: Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD, Tangerang Selatan, BANTEN 15320 Telp: 021-538 3063
Dampak Sumbangan ke Polisi
Waspadai Ancaman PHK
Keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk menghibahkan dana sebesar Rp 500 miliar ke Polda Metro Jaya sebagai bantuan untuk stabilitas keamanan di Ibu kota sangat menarik untuk dijadikan bahan diskusi. Keputusan ini sudah pasti akan menimbulkan masalah pro dan kontra mengingat Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya merupakan instansi yang setara dan tidak saling mengungguli satu sama lain. Hal ini tentu berbeda dengan keputusan Basuki saat menghibahkan dana miliaran rupiah kepada daerah Tangerang Selatan untuk keperluan pembangunan terminal di Pondok Cabe belum lama berselang. Tangerang adalah kota penyangga bagi DKI dan dalam peraturan perundang-undangan memang dimungkinkan untuk dilakukannya bantuan dana hibah dari DKI kepada kota-kota satelit. Sedangkan Polda Metro Jaya adalah lembaga yang berdiri sendiri. Anggaran operasional untuk seluruh kebutuhan lembaga penegak hukum ini sudah diatur dan digelontorkan melalui APBN. Lebih dari itu, lembaga kepolisian sebenarnya termasuk lembaga yang sangat peka terhadap apapun yang bernama sumbangan. Baik sumbangan yang diberikan oleh perorangan, maupun oleh lembaga lain termasuk Pemprov DKI. Seberapa jauh sumbangan sebesar setengah triliun itu akan berpengaruh terhadap independensi Polda Metro Jaya sebagai lembaga penegak hukum? Akankan netralitas dan obyektivitas aparat Polda Metro Jaya akan terganggu setelah lembaganya mendapatkan sumbangan dana yang tidak sedikit itu? Sungguh susah menjawabnya.
Hidup memang kian susah. Kelesuan ekonomi tidak hanya berdampak bagi masyarakat kelas bawah, tapi nyatanya juga kelas menengah atas. Paling tidak bisa dilihat dari apa yang di Jawa Barat. Sekitar 200 perusahaan tekstil, garmen, dan sepatu yang berorientasi pasar lokal terpaksa memperpanjang libur karyawan hingga pekan depan. Beredar kabar, pengusaha memperpanjang libur karyawan karena produksi dihentikan. Mengingat stok barang yang masih menumpuk di gudang. Menukiknya daya beli masyarakat memang biang kerok segala persoalan tersebut. Dan dalam situasi tersebut, kendati pengusaha bisa saja memaksakan diri untuk produksi, biaya yang harus dikeluarkan dan kerugian yang harus ditanggung semakin besar. Total dari beragam pelaku usaha yang ada di wilayah tersebut, diketahui hampir 80% di antaranya terkena dampak dari lesunya ekonomi. Memang otoritas setempat pernah meyakinkan para pelaku usaha bahwa iklim ekonomi akan membaik. Pasalnya otoritas meyakini, kelesuan ekonomi yang sekarang terjadi disebabkan oleh dana APBD dan APBN yang jumlahnya triliunan belum mengalir ke masyarakat. Bahkan, dibeberkan, penyerapan anggaran Jabar di triwulan I/2015 di bawah 20%. Ya apapun alasannya, saat ini kondisi memang bak telur di ujung tanduk. Sungguh rawan adanya. Sebab bisa saja, kekuatan dan kesabaran pelaku usaha sampai pada batasnya. Dan berujung pada PHK besar-besaran. Masya Allah.
Sebanyak 111 ribu hektar lahan persawahan dikabarkan berhasil diselamatkan dari bencana kekeringan. Lantaran itulah, untuk tahun ini, data terakhir yang menyebutkan bahwa sawah yang terkena puso atau gagal panen berkisar di angka 8.900 hektar. Dibanding, tahun lalu, yakni 35 ribu hektar. Sekilas, di atas kertas, angka itu lumayan melegakan. Artinya secara awam, beras di negeri ini bakal melimpah. Yang artinya juga, tidak ada alasan kuat untuk melakukan impor beras. Persoalannya, benarkah demikian? Kenyataannya, Badan Pusat Statistik (BPS) justru mencatat pada Juni 2015 terjadi impor beras sebanyak 49.539.110 Kg atau sekitar 49.539 ton. Dan angka itu menunjukkan ada lonjakan 130% dibandingkan bulan sebelumnya. Terkait itu, otoritas berkilah, walau dilihat dari sisi kenaikan cukup signifikan mecapai 130%, secara volume sebenarnya sangat kecil bila dibandingkan produksi beras dalam negeri. Sehingga, petani dan pedagang beras tidak perlu khawatir hal tersebut akan mempengaruhi harga beras secara keseluruhan. Ya semoga saja benar demikian adanya. Karena terus terang saja, pilihan kebijakan impor beras yang selama ini diambil oleh sebagai bentuk intervensi otoritas justru memiliki pengaruh signifikan terhadap terciptanya kemiskinan petani.
Anto Cilandak, Jakarta Selatan
WAWAN Buah Batu, Bandung
Sukardi Cikampek, Jawa-Barat
4
penerbit: PT INDOPUBLIK MANDIRI
SuratMingguini
Petani Jangan Lagi Miskin
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Contents
headline LaporanUtama 9 Ancaman Krisis dari China Pemerintah Indonesia tengah siaga I menghadapi kemungkinan krisis terjadi di China. Ancaman krisis dari China memang mengerikan, apalagi Indonesia sedang dirundung berbagai masalah ekonomi.
Bisnis
Makro
18 Pesta Duit Startup Startup di Indonesia mendapat kucuran dana
30 Lobi Teras Belakang Istana
dari para investor. Dengan nilai yang cukup besar, Indonesia adalah surga bagi para pelaku bisnis startup.
Pascaanjloknya pasar saham di China, para investor asal Eropa disarankan untuk melirik pasar ASEAN, yang lebih murah dan stabil.
32 Hati-hati DSR Sudah Tinggi
Keuangan 20 Aksi Kalbe Farma 21 Adu Cepat di Jalur Kereta Cepat 22 Menolak Ratusan Triliun
Sisipan 24 JANJI KEBANGKITAN YANG KONTROVERSIAL Pidato politik konglomerat Donald J Trump saat deklarasi pencapresan dinilai kontroversial. Akankah popularitasnya selama ini cukup mampu menghimpun suara dalam Pilpres AS 8 November 2016?
34 Keranjang Investasi bagi OJK Kementerian Keuangan mengizinkan OJK berinvestasi di SUN dan deposito bank BUMN. Kebijakan ini justru bisa membuat OJK semakin tidak independen.
36 Menuai Paceklik di Semester I
Pasar Modal 42 Masih Berat, Tapi Banyak Pilihan Indeks pekan depan akan ditentukan oleh pengumuman data ekonomi. Apakah keadaan akan berbalik?.
44 INCO Juga Tak Berdaya 46 Pantau Kredit Bermasalahnya
editorial
N
Jangan Terlena
aga yang perkasa itu, akhirnya, kegemukan. Ia berjalan lamban, dan gerakannya tak segesit ketika baru bangkit dari tidurnya 35 tahun lalu. Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok kini mulai limbung dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 7% saja. Memang, dibanding negara lain, pertumbuhan sebesar itu masih tergolong tinggi. Tapi, justru karena itulah, China jadi ikut menentukan kesehatan perekonomian negara-negara yang selama ini menjadi mitranya. Indonesia, contohnya. Begitu China batuk, negeri ini langsung ikut tertular. Maklum, ekonomi China sangat dekat dengan Indonesia. Risiko yang menimpa China juga lebih tinggi dampaknya dibanding krisis finansial yang terjadi di Yunani. Sebab, dampak batuknya Cina akan menimpa pasar keuangan, sekaligus perdagangan Indonesia. Buktinya, sudah terlihat di mana-mana. Indeks harga saham gabungan mulai goyah karenanya. Jangankan kembali ke level psikologis (5.000), indeks kini sudah mulai bermain di kisaran 4.700, terendah sejak Maret tahun lalu. Di bidang perdagangan dampaknya sudah terasa sejak setahun yang lalu. Soalnya, China merupakan negara tujuan ekspor keempat Indonesia setelah AS, India, dan Jepang. Makanya, tidak mengherankan jika Bank Indonesia merevisi proyeksi penurunan pertumbuhan ekspor Indonesia tahun ini lebih dalam dari 11% menjadi 14%. Berdasarkan data Badan Pusat Statitik (BPS), ekspor pada 2014 tercatat sebesar US$ 176,29 miliar atau menurun 3,43% dibanding periode yang sama 2013. Jadi, jika BI memperkirakan ekspor drop hingga 14%, berarti tahun ini kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Desember 2015 hanya US$ 151,61 miliar.
8
Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS mengakui, tren pelambatan ekonomi China telah berdampak terhadap ekspor Indonesia di tahun ini. Sasmito bilang, dengan gejolak ekonomi di China saat ini, ekspor Indonesia bisa semakin turun lebih dalam. Jadi, benar kata Gubernur BI Agus Martowardoyo, Indonesia harus menjaga ketahanan ekonominya sendiri. Salah satu caranya adalah dengan mengelola transaksi berjalan sekaligus mengendalikan inflasi. Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengklaim kondisi fiskal dan perekonomian Indonesia saat ini masih terkelola secara baik.Itu tercermin dalam beberapa indikator makro ekonomi Indonesia. Seperti neraca perdagangan, neraca pembayaran, inflasi, dan arus investasi Neraca perdagangan mengalami surplus US$ 4,35 miliar sepanjang Januari-Juni 2015. Sedangkan neraca pembayaran surplus US$ 1,3 miliar pada kuartal I-2015, dengan defisit neraca berjalan yang terus alami mengecil. Sementara untuk laju inflasi, diperkirakan sepanjang tahun ini sebesar 4,21%. Demikian pula dengan arus investasi, baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri yang tercatat terus meningkat. Investasi PMA pada kuartal II-2015 mencapai Rp 92,2 triliun, naik dari posisi kuartal I-2015 sebesar Rp 82,1 triliun. Sedangkan investasi PMDN di kuartal II-2015 realisasinya Rp 42,9 triliun naik dari kuartal I Rp 42,5 triliun. Tingginya kepercayaan investor juga terlihat dari setiap kali lelang obligasi pemerintah, baik domestik maupun internasional yang selalu alami kelebihan permintaan. Namun, seperti kata Agus, semua itu harus dijaga betul. Kita jangan terlena oleh nilai-nilai positif yang ada. Kenyataan terjadinya kemungkinan buruk, kini sudah di depan mata. n bk
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Pemerintah Indonesia tengah siaga I menghadapi kemungkinan krisis terjadi di China. Ancaman krisis dari China memang mengerikan, apalagi Indonesia sedang dirundung berbagai masalah ekonomi. TEKS Latihono Sujantyo dan Kukuh Bhimo Nugroho Foto Dok Review, Riset
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
9
M
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia: Sangat rentan.
ata dunia kini tertuju ke China, episentrum baru krisis ekonomi global. Indeks saham bursa Shanghai diterpa Black Monday. Di hari Senin pekan lalu itu, indeks Shanghai anjlok sampai 8,5%, lalu merosot 4% sehari kemudian. Ini merupakan penurunan ketiga kalinya yang menghantam indeks saham bursa Shanghai dalam waktu kurang 30 hari. Sebelumnya, pada 8 Juli 2015 indeks saham Shanghai rontok 8%. Jika ditotal dalam tiga bulan terakhir, indeks saham Shanghai sudah jatuh sebanyak 30%. Penurunan gila-gilaan ini membuat investor di bursa saham China dilanda panik jual. Akibatnya, bursa saham Asia jatuh, tak terkecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara lainnya, IHSG turun paling tajam pada hari Senin itu. IHSG ditutup jatuh 1,76% ke level 4.771,29 atau level paling rendah sejak 10 April 2014. Tajamnya kejatuhan IHSG di antara bursa saham di antara negara ASEAN lainnya menunjukkan IHSG paling rentan menghadapi situasi di bursa saham China. Jadi, di hari-hari ini
10
dan mendatang, IHSG sangat rawan terhadap gejolak di bursa saham China. Masuk akal kalau IHSG paling rentan. Sebab, transaksi perdagangan Indonesia-China memang besar. Sepanjang tahun 2014, ekspor nonmigas Indonesia antara lain berupa karet, CPO, dan batu bara mencapai US$ 16,4 miliar. Pada semester I-2015, nilainya US$ 6,64 miliar. Jadi, bisa dibayangkan kalau perekonomian China ‘batuk’, virusnya pasti menyebar ke Indonesia dan negara-negara lainnya. Asal tahu saja, saat ini perekonomian China merupakan kekuatan terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS). Perekonomiannya sudah 87% dari perekonomian AS. Saat ini, perekonomian China memang masih bisa tumbuh 7%. Tapi pertumbuhan seperti itu gampang ambruk. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi China banyak ditopang kegiatan ekspor. Masalahnya, wajah ekonomi dunia masih muram. Negara-negara Uni Eropa masih repot menata ekonominya, karena masalah utang Yunani yang belum juga beres. Di Timur Tengah, konflik berdarah antarnegara maupun negara dengan kelompok radikal seperti tak akan ada habisnya, sehingga membuat harga minyak gonjang-ganjing. Hanya AS yang ekonominya mulai membaik.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Itulah kenapa, di semester-semester ke depan diperkirakan perekonomian China hanya tumbuh di bawah 7%, karena mereka semakin sulit menjual barang-barangnya ke luar negeri. Inilah yang ditakutkan banyak negara, tak terkecuali Indonesia. Sebab dengan begitu, permintaan ekspor dari China bakal menurun drastis sehingga semakin sulit bagi Indonesia memompa pertumbuhan ekonominya.
TULANG PUNGGUNG MODAL Celakanya, China sudah digadang-gadang menjadi tulang punggung modal untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur Indonesia. Bahkan untuk maksud itu, China sudah komit untuk memberikan pinjaman sebesar US$ 50 miliar atau sekitar Rp 750 triliun kepada Indonesia. Hubungan Indonesia dengan China belakangan ini memang sedang mesra-mesranya. Ini bisa dilihat saat perayaan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) tempo hari. Saat itu, Presiden Jokowi dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping kerap berduaan. Setelah pesta KAA ke-60 usai, pemerintah Indonesia langsung menggelar karpet merah panjang untuk China. Berbagai proyek infrastruktur diberikan kepada investor China. Misalnya, pembangunan 24 pelabuhan, 15 bandar udara (bandara), pembangunan jalan sepanjang 1.000 km, pembangunan jalan kereta api sepanjang 8.700 km, serta pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt (MW).
Tak hanya itu, China juga akan terlibat dalam pembangunan jalur kereta supercepat Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya. Pendek kata, hampir semua proyek infrastruktur berskala besar disapu bersih oleh China. Selain hubungan mesra antara pemerintah, pengusaha kedua negara juga menjalin hubungan yang tak kalah akrab. November tahun lalu, saat Presiden Jokowi bertandang ke Beijing, China, ditandatangani 12 MoU investasi antara 11 perusahaan domestik dengan investor China senilai US$ 17,8 miliar. Beberapa perusahaan yang menjalin kerja sama investasi adalah Maspion Group dengan Shining Resources Co Ltd untuk membangun pabrik plat tembaga di Gresik, Jawa Timur senilai US$ 120 juta. Tak ketinggalan masuk China Sonangol. Selain membiayai bisnis minyak PT Surya Energi Raya milik Surya Paloh di Blok
Jika sektor riil China bergejolak, pasar modal akan terpengaruh.
Presiden Jokowi dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping: Pendanaan proyek infrastruktur.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
11
Cepu, China Sonangol juga masuk ke bisnis properti. Anak usaha Grup Sonangol Angola ternyata sudah sejak tiga tahun lalu membeli EX Plaza Jakarta senilai US$ 71 juta. China Sonangol juga berkongsi dengan Grup Sampoerna dan memiliki saham Sampoerna Strategic Square Jakarta. Di Bali, China Sonangol masuk ke Intercontinental Bali Resort, hasil kongsi dengan Grup Media milik Surya Paloh. Di bisnis energi, perusahaan plat merah asal Tiongkok, China
Ekspor Nonmigas Indonesia 2014 China, nilai US$ 16,4 miliar Semester I-2015, nilai US$ 6,64 miliar n Batu bara n Karet n CPO Amerika Serikat, nilai US$ 15,8 miliar n Karet n Tesktil n Timah Jepang, nilai US$ 14,6 miliar n Batu bara n Udang n Produk elektronik
India, nilai US$ 12,2 miliar n Batu bara n CPO n Kopi
Singapura, nilai US$ 10 miliar
n Timah n CPO n Cokelat
Malaysia, nilai US$ 6,3 miliar
n CPO n Karet n Cokelat
Korea Selatan, nilai US$ 5,7 miliar n Tekstil n Produk elektronik n Karet
Huadian, akan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang Sumatera Selatan 8. Nilai investasi PLTU berkapasitas 2x600 Megawatt (MW) ini sekitar US$ 1,5 miliar. China Huadian menggandeng PT Bukit Asam Tbk di proyek ini.
SIAGA I Tapi, bagaimana dengan kondisi ekonomi China saat ini? China jelas akan fokus membenahi ekonominya lebih dulu ketimbang negara lain. Saat ini, China sedang menghadapi masalah yang sangat kompleks. Utang pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN dan swasta sudah mencapai US$ 49,2 triliun. Bandingkan dengan cadangan devisanya yang US$ 3,84 triliun. Jelas, ini perbandingan yang sangat jomplang. Padahal, cadangan devisa China itu terbesar di dunia. Banyak investor di bursa saham China mulai melihat ada sesuatu yang sedang mengancam perekonomian Sang Naga. Banyak perusahaan China menggunakan utang ketimbang modal untuk bermain di bursa saham. Perusahaan-perusahaan ini hanya mengandalkan laba. Repotnya, ketika laba turun, mereka kesulitan membayar utang. Lihat saja, pada kuartal I-2015 rasio kredit macet perbankan China naik sangat tinggi. Bayangkan, hanya dalam satu kuartal kredit macet di perbankan China mengalami kenaikan sebesar US$ 22,5 miliar. Sedangkan laba 16 bank ternama di China pada kuartal I tahun ini hanya tumbuh 2%. Buruknya kinerja perbankan China merupakan peringatan dini akan adanya bahaya mengacam ekonomi China. Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tengah siaga I menghadapi kemungkinan krisis terjadi di China. “Jika sektor riil China bergejolak, pasar modal akan terpengaruh,� ujar Kalla, Rabu pekan lalu. Celakanya, Indonesia juga sedang dirundung berbagai masalah di dalam negeri. Dari mulai melambatnya pertumbuhan ekonomi, defisit transaksi berjalan, nilai tukar rupiah yang terus menurun, ancaman El Nino yang berpotensi menyulut inflasi, sampai buruknya koordinasi antara kementerian/ lembaga. Semula pertumbuhan ekonomi di semester II-2015 ini diprediksi bisa 4,9%. Tapi bila melihat berbagai masalah di eksternal dan internal, rasanya sulit mengerjar pertumbuhan 4,9%. Apalagi mengejar target pertumbuhan 5,8%-6,2% pada tahun 2016. Kondisi ini tentu saja akan memberi tekanan lebih hebat terhadap rupiah. Apalagi dengan rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuan pada September nanti, kejatuhan rupiah semakin mengkhawatirkan. “Jika pelemahan rupiah mencapai 10% dalam setahun, Indonesia bisa masuk dalam fase krisis keuangan,� kata Ekonom LIPI, Latif Adam. Menurut Latif, bila melihat pelemahan rupiah yang terjadi saat ini, Indonesia bisa dikatakan sudah berada di ambang krisis. Itulah sebabnya, Latif berharap pemerintah dan BI lebih awas lagi. Selain itu, berbagai kebijakan untuk mencegah dampak buruk guncangan ekonomi global harus dikawal sampai di lapangan. Tak kalah pentingnya koordinasi antara kementerian/ lembaga harus ditata baik, termasuk sikap para elit dan politisi yang kerap menganggu jalannya pemerintahan n
Sumber: Kementerian Perdagangan
12
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Sektor perumahan di China: Banyak yang tak sanggup mencicil.
Pesta Pora Sudah Selesai
W
ang Jianlin, orang terkaya di China tak mengira kalau kekayaannya menguap sampai Rp 80 triliun hanya dalam tempo tiga hari saat indeks saham bursa Shanghai jatuh hingga 8% pada 8 Juli 2015. Wang adalah pengusaha yang tahun lalu membeli saham klub sepak bola Spanyol, Atletico Madrid. Tak hanya Wang yang menderita. Perempuan terkaya di China, Zhou Qunfel, pendiri Lens Technology kehilangan Rp 40 triliun dari total kekayaannya sebesar Rp 90 triliun. Tentu masih banyak lagi orang di China yang kehilangan kekayaannya pada peristiwa 8 Juli tersebut. Diperkirakan ada sekitar Rp 10.000 triliun dana yang lenyap saat indeks saham bursa Shanghai ambruk selama tiga hari itu. Dana yang menguap kemungkinan bertambah besar bila digabungkan dengan kejatuhan indeks Shanghai pada 27 dan 28 Juli 2015. Memang, liberalisasi perekonomian yang digeber pada 1992 telah membuat ekonomi negara itu tumbuh sangat pesat. Industrialisasi berjalan sangat kencang. Bahkan saking kencangnya, pada 2007 China berhasil menggusur Jerman sebagai kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Pada 2010, China naik lagi dengan menggusur Jepang. Banyak ekonom kemudian meramalkan, antara tahun 2020 dan 2030, China akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Itulah sebabnya, banyak investor kakap berburu uang di China lantaran banyak orang kaya tumbuh subur di negeri itu. Hanya saja, tahun 2008 perekonomian China mulai kelihatan rapuhnya saat resesi ekonomi melanda AS dan
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Eropa. Krisis tersebut menyebabkan ekspor China, yang merupakan sumber utama kekuatan ekonominya, merosot karena AS dan Eropa adalah pasar utamanya. Untuk mengimbangi kemerosotan ekspor, pemerintah China menggejot konsumsi dalam negeri. Rakyat China juga disenangkan dengan penggelembungan investasi di sektor properti. Pabrik-pabrik baja dan semen pun menjamur karena dipicu oleh jor-joran kredit dari bank-bank BUMN untuk perumahan. Belakangan, pemerintah China menyadari bahwa telah terjadi investasi berlebihan. Banyak rakyatnya mulai tak sanggup mencicil kredit rumah dan banyak pabrik — terutama yang terkait dengan properti — mengalami kelebihan kapasitas produksi. Maka, tak mengherankan bila kini China sedang berhadapan dengan kredit macet dan kelebihan kapasitas industri, terbesar dalam sejarahnya. Sampai akhir Juni, utang swasta di China mencapai 207% dari PDB nasional. Nilai kredit bermasalah perbankan di China diperkirakan mencapai US$ 3,5 triliun, sementara total asetnya sekitar US$ 1,5 triliun. Apa yang dialami China saat ini mengingatkan orang pada resesi ekonomi AS pada 2008. Munculnya resesi di AS dipicu jor-joran pemberian kredit untuk perumahan sehingga membuat kredit macet sangat tinggi. Tapi ada yang membedakan antara AS dan China. Kalau sektor perumahan di AS menyumbang 5% dari PDB nasional, namun sektor properti di China menyumbang 20% dari PDB nasional. Jadi, ancaman resesi di China lebih mengerikan. Mungkin pesta pora di China sudah berakhir. n
13
Tito Sulistyo, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia
Dampak Krisis China Tidak Besar TEKS Latihono Sujantyo Foto Dahlan Rp
R
asa panik yang menyelimuti para investor di pasar modal dari hari ke hari semakin menebal. Itu terlihat dari terus berlangsungnya aksi jual yang menunjukkan bahwa nyali para pemodal dibuat ciut, seiring dengan terkulainya indeks harga saham gabungan (IHSG). Akhirnya, pada penutupan perdagangan Rabu pekan silam, IHSG sudah berada di posisi 4.714,76. Itu artinya ada penurunan sebesar 3,7% jika dibandingkan sepekan sebelumnya. Tak ayal, para pemodal asing pun melakukan tekanan gilagilaan. Dalam sepekan lalu (22 – 28 Juli), net selling yang dilakukan para pemodal mancanegara mencapai Rp 1.269,9 miliar. Kalau tak ada sentimen positif, indeks diperkirakan akan semakin terhujam. Sialnya lagi, kemungkinan pelemahan itu benar-benar terbuka. Sebab, sejumlah sentimen buruk masih menghantui bursa. Mulai dari melambatnya perekonomian, pelemahan nilai tukar rupiah, sampai ancaman El Nino yang berpotensi menyulut inflasi. Celakanya, dari luar negeri, sentimen miring juga bertiup kencang. Hantaman terbesar datang dari kebasan ekor Sang Naga. Syahdan, para pejabat negeri Tirai Bambu itu memang hendak mengerem laju pertumbuhan ekonominya. Sang Naga merasa selama ini laju kendaraannya terlalu kencang, sedangkan pelumas mesinnya tidak memadai. Tapi, akibatnya, ekonomi negara-negara yang bergerak mengikuti laju Sang Naga menjadi terpelanting. Indonesia yang banyak mengekspor komoditi pertanian dan tambang, tentu paling terpukul oleh pelambatan pertumbuhan ekonomi Sang Naga. Rontoknya IHSG belakangan ini besar kemungkinan juga didorong oleh anjloknya harga-harga komoditi. Maklum, pergerakan IHSG berasal dari sektor komoditi, baik yang berbasis perkebunan (seperti CPO dan karet) maupun energi (batu bara). Selesai? Belum. Ada lagi faktor Janet Yellen yang tetap terus diperhitungkan oleh para investor di pasar modal. Sejak Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) mengutarakan niatnya mengerek suku bunga Fed Fund secara bertahap, bursa regional — termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI) — menjadi langsung terbatuk-batuk. Namun Tito Sulistyo, Diretur Utama PT Bursa Efek Indonesia, berharap pelaku pasar modal lebih optimis dalam menghadapi situasi saat ini. Menurutnya, fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meskipun tengah banyak tekanan. Paling tidak bila dibandingkan dengan situasi krisis 1998. “Meskipun perekonomian melambat, perusahaan masih bisa mencetak pertumbuhan revenue,” ujar pria yang 5 Juli lalu genap berusia 60 tahun. Pekan lalu, wartawan ReviewWeekly mewawancarai Tito di kantornya. Petikannya:
14
Investor tampaknya mulai panik menghadapi krisis China dan mereka mulai ke luar dari BEI.
Siapa bilang? Asing masih masuk ke sini, bahkan hingga semester I pembelian oleh asing (net buy) masih lebih besar dari yang menjual (net sell). Bahwa indeks naik turun, itu biasa. Namanya juga pasar modal. Yang penting, dalam jangka panjang, trennya terus meningkat. Hanya, memang, saat ini investor masih menunggu hasil kinerja emiten semester I. Yang kedua, para investor juga masih menunggu perkembangan dari nilai tukar mata uang rupiah.
Bursa China gonjang-ganjing, seberapa besar efeknya?
Pasar modal kita ini masih kalah jauh dibandingkan dengan bursa Singapura, Thailand, atau Malaysia. Baik dari nilai traksaksi maupun jumlah emiten. Nilai transaksi di BEI, misalnya,
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
saat ini baru sekitar US$ 500 juta sehari. Bandingkan dengan bursa Singapura yang nilai transaksinya sudah mencapai US$ 1 miliar. Apalagi China yang trading value-nya mencapai US$ 200 miliar per hari. Karena pasar modal kecil, tekanan terhadap bursa kita pun tidak besar. Tetapi yang penting lagi, produk yang diperjualbelikan di bursa masih relatif baik. Telkom mengeluarkan obligasi berjangka 30 tahun senilai Rp 7 triliun, habis dibeli oleh asing. Ini gila. Jadi, secara keseluruhan, kinerja emiten kita masih relatif baik. Memang, karena perekonomian melambat, ada satu dua yang pertumbuhan revenue-nya tidak tinggi. Tapi masih growth.
Sampai kapan pelemahan indeks akan berlangsung?
Kalau saya tahu, saya akan menjadi orang paling kaya di Indonesia.
Dalam kondisi seperti sekarang, apakah bursa kita masih menarik bagi asing?
Menurut saya, saat ini justru peluang bagi asing untuk masuk ke pasar modal kita. Di mata investor asing, dengan rupiah yang terus melemah, saham-saham di BEI menjadi sangat murah. Jadi, selain bisa berharap dari gain, mereka juga berpeluang menikmati selisih nilai tukar.
Adakah upaya untuk mengerem kejatuhan indeks?
Kami (BEI) tak bisa apa-apa. Kami hanya menjaga tidak terjadi freud, tidak ada penipuan, tidak ada emiten yang nakal, minority protection terjaga, memperbanyak produk investasi, dan menyebarkan informasi yang dibutuhkan. Jadi, tugas kami hanya menjaga kepercayaan dari para investor.
Caranya?
Ada empat hal yang mesti dibenahi. Yakni dari sisi emiten, broker, bursa, dan investor. Dari sisi emiten, misalnya. Saat ini di bursa tercatat 515 emiten, tapi 10 emiten besar menguasai hampir 50% market capitalization. Artinya apa? Artinya portfolio dari emiten belum sehat. Lalu dari sisi broker. Saat ini ada sekitar 115 perusahaan broker. Dari jumlah tersebut, 26 di antaranya rugi dan 28 babak belur. Artinya, mau tidak mau broker kita harus diperkuat. Tidak hanya dari segi permodalan, tetapi juga kemampuan administrasi, ketahanan industri, keamanan, dan dan lainnya. Tujuannya agar jumlah investor bisa naik.
Saat ini berapa jumlah investor di bursa?
Investor potensial pasar modal kita adalah mereka yang memiliki penghasilan di atas Rp 15 juta. Itu jumlahnya sekitar 1,5 juta. Kami memang telah melakukan serangkaian sosialisasi mengenai pasar modal. Hasilnya? Saat ini investor yang aktif di pasar modal sekitar 20.000-an per hari. Kecil sekali. Jadi kalau bisa ditingkatkan menjadi 50.000 investor, misalnya, itu sudah cukup lumayan.
Upaya lainnya?
Untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap bursa, kami berancana menaikkan investor protection fund dari Rp 25 juta saat ini menjadi Rp 100 juta. Jadi, kalau ada investor kehilangan aset, ia bisa mendapatkan ganti rugi sebesar itu. Kalau ini bisa jalan, saya targetkan transanksi di bursa rata-rata mencapai Rp 15 triliun per hari. n
Kami (BEI) tak bisa apaapa. Kami hanya menjaga tidak terjadi freud, tidak ada penipuan, tidak ada emiten yang nakal, minority protection terjaga, memperbanyak produk investasi, dan menyebarkan informasi yang dibutuhkan. Jadi, tugas kami hanya menjaga kepercayaan dari para investor. reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
15
Siapa Untung Sang Naga Ambruk? China dan Amerika Serikat saling berebut pengaruh di kawasan ASEAN, tak terkecuali di Indonesia. TEKS Latihono Sujantyo Foto Dok Review
Barang-barang China: Amerika Serikat terusik.
16
K
alau dulu Amerika Serikat (AS) begitu khawatir melihat kekuatan Uni Soviet—yang kemudian bubar—kini, Paman Sam waswas melihat perkembangan China. China tak hanya hebat di industri militer, tapi juga kemajuan perekonomiannya yang menakjubkan. Karena itu, China seperti ada “di mana-mana”. Barangbarangnya hampir menjajah belahan dunia, tak terkecuali di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dominasi China yang semakin meluas inilah yang membuat AS merasa terusik. Tiga tahun lalu ketika Menteri Luar Negeri AS, yang masih dijabat Hillary Rodham Clinton, berkunjung selama tiga hari di Jakarta, dia disebut-sebut membawa agenda ekonomi untuk mengamankan kepentingan AS di Indonesia, terutama terhadap pengaruh besar China. Perebutan pengaruh dua negara raksasa ini, yang paling kentara adalah ketika berlangsung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-19 di Nusa Dua Bali, 17-19 November tahun 2012. Yakni, ikutnya AS dan China dalam hajatan besar 11 negara anggota ASEAN. China, misalnya. Negeri Tirai Bambu ini merangkul negara-negara anggota ASEAN untuk meresmikan ASEAN-China Centre (ACC). Untuk mendirikan ACC, China rela menjadi penyumbang terbesar hingga 90%, sementara sisanya dibagi rata 11 negara anggota ASEAN. Tujuan utama ACC adalah memperkuat perdagangan dua arah antara negara-negara ASEAN dan China. Bila China merangkul ASEAN lewat jalinan ACC, AS datang dengan konsep Trans Pacifik Partnership (TPP) yang digagasnya. Inti dari konsep tersebut adalah menjadikan pasar ASEAN sebagai pasar baru bagi tujuan ekspor AS. TPP juga dimaksudkan untuk mengimbangi ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) dengan kebijakan penghapusan bea masuk. Posisi ASEAN memang sangat penting bagi ekonomi dunia. Dengan jumlah penduduk sebanyak 600 juta jiwa dan sumber daya alam yang sangat berlimpah, ASEAN bakal menjadi penentu bagi masa depan Asia Timur dalam menggeser hegemoni ekonomi dunia. ASEAN juga akan menjadi pendukung ekonomi negara-negara industri Asia, seperti China, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Masalahnya adalah, apakah pengaruh China di kawasan ini masih sekuat sebelumnya di tengah ancaman krisis ekonomi Sang Naga? Siapa yang diuntungkan dengan kejatuhan bursa saham Shanghai hingga banyak orang kaya di China kehilangan ribuan triliun rupiah? Entahlah. Hanya saja, dua pekan lalu muncul karikatur di surat kabar milik Partai Komunis China. Karikatur itu menggambarkan keperkasaaan seekor kerbau (melambangkan pasar saham New York) yang sedang mengamuk. Di belakang kerbau yang sedang mengamuk itu ada Timur Tengah yang sudah dalam kondisi berantakan. Di depan Timur Tengah digambar Asia. Maksudnya, setelah berhasil menghancurkan Timur Tengah, sang kerbau siap melumatkan Asia. n
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Kota Beijing: Sumbangsih China perantauan.
Para Taipan Pembangun Negeri Leluhur Sekitar 56 juta pengusaha China perantauan tersebar di 168 negara di dunia. Mereka punya andil besar bagi pembangunan ekonomi negeri leluhur. TEKS Latihono Sujantyo Foto Dahlan Rp
S
iapakah pengusaha yang paling banyak tersebar di dunia? Benar pengusaha China. Mereka tersebar di 168 negara di dunia. Menurut catatan tahun 2005, jumlah pengusaha China perantauan itu mencapai 43 juta orang. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi 56 juta orang di tahun 2010 seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi di China. Di Indonesia sendiri jumlah mereka diperkirakan sebanyak 9 juta orang. Di tangan mereka tergenggam aset lebih US$ 15 triliun. Majalah China Economic Weekly beberapa waktu lalu melaporkan, para pengusaha China perantauan itu bukan hanya menjadi mesin penggerak perekonomian negara di mana mereka menetap, tapi juga punya andil besar mendorong ekonomi negeri leluhur.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Li Jiacheng (Li Kashing) adalah salah satu konglomerat China perantauan dari Hong Kong yang menggelontorkan investasi besar-besaran secara beruntun di China. Li membangun hotel mewah di Provinsi Hunan, berbagai proyek properti di Hainan dan Beijing. Li juga menjalin kerja-sama dengan penyelenggara jaringan internet di China untuk mengembangkan lahan seluas 1.700 hektar. Dia juga membangun industri obatobatan China, riset dan pengembangan peralatan kedokteran, produksi, distribusi sekaligus penjualannya. Para pengusaha keturunan asal Indonesia juga banyak melakukan investasi besar-besaran di China. Pada 1994 Grup Salim sudah berinvestasi US$ 1,2 miliar di sejumlah proyek. Di kawasan pedalaman Mongolia, China, Salim membangun industri susu senilai US$ 240,1 juta, yang menjadikan kawasan ini sebagai pusat peternakan sapi terbesar dengan standar internasional. Dua pemain besar industri pulp & paper, Sinar Mas dan Radja Garuda Mas (RGM), tak ketinggalan bersaing meningkatkan investasi. Sinar Mas milik Eka Tjipta Widjaja, sudah sejak 1995 mulai berinvestasi ke China dan menanamkan investasi di sana senilai US$ 4 miliar. Radja Garuda Mas milik Sukanto Tanoto melalui bendera usaha Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL), mengakuisisi perusahaan pulp Shandong Rizhao SSYMB Pulp Co di China senilai US$ 360 juta. Shandong Rizhao ini memiliki kapasitas produksi 220 ribu ton per tahun. Sjamsul Nursalim, pemilik Grup Gadjah Tunggal juga diketahui memiliki beberapa proyek dalam skala besar di China. Seorang penasehat ekonomi mantan Presiden Amerika Serikat, George Bush senior mengatakan, sumbangsih utama dari pengusaha China perantauan terhadap perubahan di China seperti yang terjadi saat ini, bukan hanya terletak pada investasinya saja. “Tetap mereka juga mengajarkan peraturan-peraturan atau kaidah ekonomi pasar kepada saudara-saudaranya di China,� katanya. n
17
bisnis Ladang bisnis
Pesta Duit Startup Startup di Indonesia mendapat kucuran dana dari para investor. Dengan nilai yang cukup besar, Indonesia adalah surga bagi para pelaku bisnis startup.
B
TEKS Sri Wulandari foto dahlan rebo pahing, riset
elum lama berselang tersiar kabar, layanan e-commerce busana muslim Hijup.com mendapatkan pendanaan terdiri dari Fenox Venture Capital, 500 Startups asal Amerika Serikat, dan raksasa media Emtek. Itu bukan kabar fiktif, karena Diajeng Lestari, Founder dan CEO Hijup.com membenarkannya. Sayang, dia tak mau menyebut berapa nilai yang dia dapat. Hanya dia mengaku telah menerima dana sebesar “7-digit�. Itu bukan kali pertama Hijup.com mendapat pendanaan. Sebelumnya Hijup.com yang berdiri sejak 2011, mendapatkan dana dari 500 Startups, Fenox Capital, dan Skystar Capital pada akhir Januari 2015. Dana sebanyak itu akan digunakan Diajeng untuk membangun infrastruktur, penambahan sumber daya manusia, dan pengembangan ke pasar yang lebih luas lagi. Tak cuma Hijup.com yang mampu menarik dana venture. Pada awal Mei 2015, startup layanan belanja online-to-offline Kudo juga mendapat dana sebesar jutaan dolar yang dipimpin oleh GREE Ventures dan East Ventures1, serta
18
Bisnis menggiurkan: Kucuran dana berlimpah.
diikuti 500 Startups dan IMJ Investments Partners asal Singapura. Di awal Juni 2015, startup ini mendapat tambahan dana dari Emtek Group. Emtek Group sendiri memang gencar berinvestasi di startup. Emtek Group dikenal dengan
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
bisnis Ladang bisnis berbagai portal media online, yakni Liputan6; portal yang khusus membahas informasi selebriti Tanah Air, Bintang; dan portal informasi sepakbola, Bola. Sebelum Kudo, Emtek Group telah melakukan investasi di beberapa startup, sebut saja Karir.com yang dikucurkan dana pada Desember 2014, BukaLapak pada awal Februari 2015, serta Bobobobo yang mendapat pendanaan di akhir April 2015. Untuk Bukalapak, Emtek menyuntikan dana ratusan miliar rupiah lewat PT Kreatif Media Karya Online KMK Online, anak perusahaannya. Dana yang diberikan adalah kategori Seri B. Berdasarkan situs, Investopedia Seri B merupakan dana investasi yang diberikan ketika perusahaan perintis sudah mencapai nilai valuasi yang lebih tinggi dibanding saat awal terbentuk. Sebelumnya, BukaLapak telah mendapatkan investasi dari situs pembanding harga Aucfan (Tokyo), 500 Startups, dan juga GREE Ventures di Februari 2014. Pada Oktober 2014, startup marketplace Tokopedia juga mendapat suntikan dana Rp 1,2 triliun dari investor global SIMI & Sequoia Capital. Tees.co.id, marketplace penjual karya desain dalam bentuk kaos, poster, casing ponsel, dan berbagai produk lainnya, mendapatkan pendanaan dari 500 Startup, 8 Capita dan juga beberapa Angel Investor dari Indonesia yang dipimpin oleh Badroni Yuzirman, pendiri komunitas bisnis Tangan Di Atas. Kincir.com, milik musisi Giring Nidji, mendapatkan kucuran dana dari GDP Venture yang berada di bawah naungan Grup Djarum. Sementara, Lazada setelah pengumuman investasi dari J.P Morgan Asset Management dan Kinnevik, kini perusahaan yang dikembangkan oleh Rocket Internet ini kembali mendapatkan suntikan dana sebesar US$ 26 juta dari Summit Partners yang berbasis di London. Zalora, yang masih segrup dengan Lazada, mendapatkan pendanaan dari Acces Industries senilai US$ 112 juta. Sebelumnya, Zalora juga memperoleh pendanaan sebesar US$ 100 juta dari konsorsium yang terdiri dari Summit Partners, Investment AB Kinnevik, Verlinvest, dan Tengelmann Group. Qerja.com, komunitas online berbagi informasi gaji dan pengalaman kerja pertama di Indonesia berhasil mendapatkan pendanaan dari SB ISAT, sebuah kolaborasi antara Softbank dan Indosat. Zeemi.tv, perusahaan digital lokal yang bergerak di layanan video streaming mendapat pendanaan dari DeNA dan 500 startup sebesar US$ 1 juta.
Menurut Co-founder & Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, startup di Indonesia sedang berada di waktu yang tepat untuk dijadikan lahan berinvestasi. Kata dia, populasinya besar, penetrasi internetnya semakin lebar, dan startup sedang bertumbuh banyak. “Semuanya terjadi bersamaan di waktu yang tepat,” kata dia pada April silam. Managing Partners 500 Startups Khailee Ng juga mengakui Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang paling potensial. Jangan heran, bila dalam waktu setahun saja, sudah ada lima startup Indonesia yang diberikan dana. Khailee yakin, masih banyak yang belum digarap di Indonesia. Jangan heran pula bila kemudian startup, berlomba untuk meraup suntikan dana dari investor. Nantinya, startup Indonesia bakal terus berkembang seiring dengan makin banyak investor asing yang masuk. Kolaborasi startup dan investor diyakini bakal menciptakan ekspansi layanan yang lebih besar dengan penawaran kemudahan yang masif pula. Partner, Monk’s Hill Ventures Stefan Jung memperkirakan bahwa di Indonesia ada sekitar 10 hingga 15 investasi masuk ke satu startup dengan nilai US$ 300 ribu setiap tahunnya. Dari sekian itu, diperkirakan hanya ada sekitar tiga atau empat startup yang bisa berlanjut ke tahapan investasi jumbo mencapai US$ 2 juta untuk mengakselerasi bisnis. Founder & CEO Bukalapak, Achmad Zaky mengakui salah satu penopang kesuksesan sebuah startup bisa berkembang menjadi sebuah bisnis yang besar dan maju adalah investor. Karena investor inilah yang menyuntikkan dana segar yang dibutuhkan startup untuk melakukan ekspansi agar bisnisnya terus berkembang. Jika sebuah startup mampu menunjukkan kinerja bisnisnya tumbuh secara kontinyu, maka seorang investor tidak akan tanggung-tanggung menggelontorkan dananya. n
LAHAN BERINVESTASI Soal pendanaan ini agaknya memang menarik untuk dikulik. Betapa tidak, tren bisnis startup memang tengah tumbuh di Tanah Air. Konsultan teknologi Redwing-Asia bahkan memperkirakan pada 2015 ini Indonesia akan mampu meraup pendapatan US$ 3 miliar sampai US$ 10 miliar.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
19
bisnis Diversifikasi
Aksi Kalbe Farma Kalbe Farma akan memperkuat lini bisnis di sektor makanan dan minuman. Sejumlah perusahaan tengah dijajaki untuk diakuisisi. TEKS Sri Wulandari foto riset
Pabrik Hydro Coco: Konsumen ingin produk praktis.
P
otensi bisnis di sektor makanan dan minuman, rupanya makin memperkuat keyakinan PT Kalbe Farma Tbk untuk mengembangkan bisnis di lini ini. Selama ini, Kalbe memang telah berkiprah dengan menghasilkan produk untuk makanan dan minuman kesehatan, setelah memiliki Hydro Coco, Original Love Juice Premium, Tipco dan Fitbar di bawah bendera Kalbe Beverage. Tak lama lagi, produk-produk baru bakal meluncur di pasaran. Vidjongtius, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma menyebut prospek minuman jus kemasan tetap positif karena tren dunia juga menunjukkan hal demikian. “Konsumen menginginkan produk yang praktis dan mudah diperoleh di mana saja, apalagi ditambah unsur kesehatan dan bahan alami. Karena itu kami akan memproduksi produk baru,” ucapnya. Produk baru ini diyakini akan memberikan kontribusi pertumbuhan pendapatan dan mengimbangi penurunan margin produk farmasi. Kalbe cukup yakin bisa menambah jumlah produk lantaran permintaan terus meningkat. Saat ini produksi Hydro Coco mencapai 55 juta kemasan per tahun. Angka ini setara dengan 13,75 juta ton air kelapa. Ini artinya pada tahun ini penjualan Hydro Coco
20
bisa meningkat 72 juta kemasan dan diharapkan akan berkontribusi menjadi 6% - 7% dari total penjualan. Vidjong berharap bisa menambah ekspor produk jenis nutrisi ke pasar Asia Tenggara, khususnya Malaysia dan Singapura. “Rencananya pada tahun ini kami ingin membawa Extra Joss ke Malaysia. Selain itu kita juga ingin membawa Hydro Coco di Singapura dan Fitbar ke pasar Filipina,” tuturnya. Asal tahu saja, Kalbe Farma memang sangat serius menggarap pasar industri makanan dan minuman. Untuk memperkuat hal itu, pada 2012, Kalbe telah mengakuisisi PT Hale International, sebuah perusahaan produsen minuman dengan merek Original Love Juice dalam berbagai varian rasa buah senilai Rp 93,9 miliar. Kalbe juga bekerja sama dengan PT Milko Beverage Industry (Milko) untuk mendirikan perusahaan patungan bernama PT Kalbe Milko Indonesia dengan kepemilikan 51% saham. Kalbe juga menyiapkan dana sekitar Rp 100 miliar – Rp 500 miliar yang berasal dari kas internal untuk mengakuisisi perusahaan makanan dan minuman kesehatan. Dari tahun lalu, Kalbe Farma melakukan pendekatan ke beberapa perusahaan makanan dan minuman kesehatan tersebut. “Kami masih prioritaskan mengakuisisi perusahaan dalam negeri,” kata Vidjongtius. Berdasarkan data keuangan Kalbe Farma, tercatat pada kuartal I-2015, perusahaan meraup penjualan bersih sebesar Rp 4,24 triliun atau naik 4,4% dibandingkan posisi Rp 4,06 triliun pada kuartal I-2014. n
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
bisnis Infrastruktur
Kereta Shinkansen: Ingin ngebut.
Adu Cepat di Jalur Kereta Cepat Indonesia gencar melakukan pembangunan infrastruktur dan prasarana. Kereta api super cepat jadi rebutan China dan Jepang.
P
TEKS Sri Wulandari foto riset
T Adhi Karya Tbk senang. Betapa tidak, perusahaan konstruksi pelat merah ini ditunjuk oleh pemerintah untuk menggarap pembangunan kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT). Tak lama lagi, pembangunan tahap I LRT akan segera digarap. Kiswodarmawan, Direktur Utama Adhi Karya mengatakan, jalur tahap I yang akan segera dibangun adalah Cibubur - Cawang dan Bekasi Timur - Cawang - Kuningan - Dukuh Atas. Untuk pembangunan ini diperlukan dana sebesar Rp 12 triliun. Rinciannya, untuk pembangunan jalur Cibubur - Cawang menelan dana Rp 7 triliun, dan pembangunan jalur Bekasi Timur sampai Dukuh Atas membutuhkan dana Rp 5 triliun. Dana bersumber dari pemanfaatan kas internal, Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,4 triliun dan pinjaman dari Bank Mandiri. Sehingga pemerintah diharapkan bisa membayar biaya proyek tersebut sekitar Rp 3 triliun pada akhir 2016. Tapi untuk pembangunan itu, Adhi karya masih memerlukan penugasan berupa Peraturan Presiden (Perpres), dan izin proyek dari Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta. “Pemerintah
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
meminta groundbreaking 17 Agustus 2015, tetapi kami belum bisa bergerak karena masih menunggu Perpres,” kata dia. Soal pembangunan infrastruktur dan prasarana, rupanya pemerintah memang ingin ngebut. Pengadaan kereta api, memang menjadi prioritas. Tak cuma di Jakarta dan sekitarnya saja yang bakal disediakan kereta api cepat. Di Bandung juga akan ada kereta api cepat. Menariknya, membangun rel kecepatan tinggi dari Jakarta ke Bandung ini, menjadi rebutan antara Jepang dan China. Pemerintah sendiri baru akan memutuskan siapa investor yang bisa menggarap kereta cepat itu pada akhir 2015, sambil menunggu keduanya menyelesaikan studi kelayakan. Untuk menyakinkan pemerintah, pihak Jepang melalui JICA telah melakukan studi kelayakan kereta cepat di Indonesia sejak 2011. Kunjungan Utusan Khusus PM Jepang ke Indonesia pun punya maksud mempromosikan “Shinkansen” Jepang, dan menyerahkan rancangan pembangunan dan pendanaan yang rinci kepada Presiden Joko Widodo. Sementara China baru menyerahkan laporan kelayakan kepada pemerintah belum lama ini. Siapa yang bakal dipilih pemerintah, belum jelas. Asal tahu saja, bagi Indonesia, Jepang memiliki nilai positif. Apalagi saat ini, pembangunan MRT juga diinvestasikan oleh Jepang. Sementara China, mengklaim bahwa tekhnologi mereka tidak kalah dari Jepang. Hingga kini, China telah memiliki lintasan kereta api super cepat sepanjang 16 ribu km. China juga dapat menyediakan kredit preferensi kepada pemerintah Indonesia. n
21
bisnis PROFIL
Evan Thomas
Spiegel
Menolak Ratusan
Triliun
Di usianya yang baru 25 tahun, Evan sudah menjadi miliarder. Ini berkat aplikasi Snapchat yang digandrungi para remaja. Facebook dan Google bahkan sempat mau mengakuisisi perusahaannya. TEKS Sri Wulandari foto ilustrasi
22
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
bisnis PROFIL
U
sianya baru 25 tahun, tapi Evan Thomas Spiegel dikenal sebagai pengusaha Amerika Serikat yang tangguh. Dialah Chief Executive Officer (CEO) yang berani menolak tawaran akuisisi dari Mark Zuckerberg, pemilik Facebook. Snapchat, program besutannya, yang memungkinkan penggunanya untuk saling berkirim foto dan pesan, serta file yang dikirimkan akan terhapus secara otomatis setelah dibaca oleh penerimanya, sempat mau dibeli Mark sebesar US$ 3 miliar atau sekitar Rp 34 triliun. Tak cuma Facebook yang meminati Snapchat, Google juga melirik. Bahkan harga yang ditawarkan untuk akuisisi lebih tinggi, yakni US$ 4 miliar atau setara Rp 44 triliun. Lagi-lagi Evan menolak. Tak sedikit kalangan yang mencap Evan bodoh karena penolakan tersebut. Tapi gara-gara menolak tawaran dua raksasa teknologi dunia maya ini, nama Evan semakin berkibar. Siapa sesungguhnya Evan? Pria kelahiran Los Angeles, California 4 Juni 1990, yang lahir dari pasangan pengacara Melissa Ann Thomas dan John W. Spiegel ini, sejak kecil memang sudah berambisi menjadi pengusaha. Saat menempuh pendidikan di Crossroads School for Arts and Sciences di Santa Monica, dia juga mengambil kursus desain di Otis College of Art and Design. Dan, menjelang kuliah di Universitas Stanford, dia kursus di Art Center College of Design di Pasadena. Di sela-sela kesibukannya menimba ilmu, Evan sempat magang tanpa gaji sebagai pedagang di Red Bull. Tak hanya itu saja, dia juga menyempatkan diri bekerja sebagai karyawan magang di perusahaan biomedis, instruktur karier di Cape Town, Afrika Selatan, serta menjadi anggota tim proyek TxtWeb di Intuit. Hingga suatu ketika, dia membuat desain produk untuk tugas kuliahnya. Bersama kelompoknya, Reggie Brown dan Robert Murphy, Evan membuat aplikasi yang diberi Snapchat dari sebuah ruangan milik ayah Spiegel pada September 2011. Evan bilang, ide Snapchat berasal dari curahan hati Reggie Brown kepada dirinya. Saat itu Reggie mengatakan, “Saya berharap foto-foto yang saya kirim kepada wanita ini bisa menghilang.” Saat awal mengembangkan aplikasi Snapchat, teman sekelasnya mengejek idenya yang membuat jenis baru dari aplikasi instant messaging. Belakangan, aplikasi Snapchat menarik banyak user, terutama kalangan remaja. Saat ini, terdaftar 100 juta user aktif dan valuasi senilai lebih dari US$ 15 miliar. Studi terbaru yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa 9% pemilik smartphone di Amerika Serikat menggunakan Snapchat, dengan 26% di antaranya berumur 18 - 29 tahun. Aplikasi ini juga sangat populer di kalangan remaja yang lebih muda.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Tak cuma Facebook yang meminati Snapchat, Google juga melirik. Bahkan harga yang ditawarkan untuk akuisisi lebih tinggi, yakni US$ 4 miliar atau setara Rp 44 triliun. Lagi-lagi Evan menolak. Tak sedikit kalangan yang mencap Evan bodoh karena penolakan tersebut. ADA YANG MAU BELI Pada 2012, Evan akhirnya memutuskan keluar dari kampusnya dan fokus mengerjakan Snapchat dengan mendirikan perusahaan resmi. Evan pun mempekerjakan teman-teman kuliah, 7 dari 20 pegawai tersebut adalah perempuan. Asal tahu saja, Snapchat berhasil mengumpulkan pendanaan baru lebih dari US$ 60 juta. Raksasa e-commerce China, Tencent Holdings, juga tertarik menjadi investor, yang akan membuat Snapchat bisa bernilai US$ 4 miliar. Perusahaan pemberi modal atau venture capital Kleiner Perkins Caufield & Byers telah sepakat untuk menginvestasikan US$ 20 juta miliknya pada Snapchat. Pada 2014, Snapchat membukukan valuasi US$ 10 miliar atau setara Rp 130,3 triliun. Februari 2014, muncul kabar adanya investor yang ingin membeli Snapchat dengan tawaran US$ 19 miliar atau Rp 247,5 triliun. Namun, Evan mengaku tak tertarik menjual Snapchat. Bahkan, kata dia, Snapchat sudah siap untuk go public, atau menjadi perusahaan publik dengan menggelar initial public offering (IPO). “Kami sudah berencana akan melakukan IPO,” katanya, sebagaimana dikutip dari Business Insider, Mei lalu. Evan bertekad untuk memajukan Snapchat. Berbekal langganan pengiklan seperti CNN dan Vice, dia sangat optimis perusahaannya bisa menjaring lebih banyak partner bisnis jika mampu mengeruk modal segar dari IPO. Evan pun berambisi bisnisnya semakin tumbuh dan dikenal luas oleh masyarakat dunia. Berkat Snapchat, nama Evan masuk dalam jajaran orang kaya paling muda versi Forbes tahun 2015. Kekayaan pendiri Snapchat itu ditaksir mencapai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 19,42 triliun. Sebagai pertanda kekayaannya, Evan sangat suka sekali dengan mobil mewah. Dia memiliki beberapa sedan Ferrari seharga US$ 188 ribu - US$ 400 ribu atau setara Rp 2,2 miliar - Rp 4,7 miliar. n
23
Pidato politik konglomerat Donald J Trump saat deklarasi pencapresan dinilai kontroversial. Akankah popularitasnya selama ini cukup mampu menghimpun suara dalam Pilpres AS 8 November 2016? TEKS RATNA NURAINI Foto Riset
24
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
D
i atas podium warna biru dengan tulisan berhuruf kapital putih yang cukup kontras, TRUMP, pada medio Juni, pengusaha papan atas di Amerika Serikat Donald J Trump mendeklarasikan pencalonannya sebagai Presiden Amerika Serikat 2016. Dalam pidato tanpa teks berdurasi sekitar 45 menit di atas podium yang dibangun di dalam Menara Trump, di Fifth Avenue, New York, AS itu Trump menegaskan janjinya untuk kembali membuat negeri adidaya itu meraih kedigdayaan. “Saya resmi mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat dan kami akan membuat negara ini lebih berjaya lagi,” demikian tandas Trump, mengakhiri pidatonya. Trump memang mengusung slogan untuk kampanye “Make America Great Again!”. Dan dalam pidatonya, pria kelahiran Queens, New York City, New York, AS, 69 tahun silam itupun membeberkan secara lugas dan tegas tentang beragam alasannya mengikuti bursa pilpres tersebut. Menurut dia, kini AS sedang dalam masa penurunan. AS, sambung dia, tengah sangat lesu dan tidak sehebat dulu. “Negara kita sedang mengalami masalah yang besar. Kita tidak lagi memiliki kemenangan. Musuh kita semakin kuat dari hari ke hari dan kita sebagai negara yang semakin lemah,” kata Trump sebagaimana dilansir Reuters. Menurut Trump, hal itu terjadi lantaran pemimpin mereka (musuh) jauh lebih pintar dari para pemimpin AS. “Impian Amerika sudah mati. Tapi kalau aku terpilih sebagai presiden aku akan membawanya kembali lebih besar dan lebih baik dan lebih kuat dari sebelumnya,” ujarnya menutup pidato, yang langsung disambut tepuk tangan dari para hadirin yang menyaksikan secara langsung pidatonya .
KONTROVERSIAL Kendati secara lantang menebar janji perbaikan di berbagai lini bagi AS, nyatanya pencalonan pria acap berbicara blak-blakan sehingga pernah masuk dalam daftar selebriti terkenal nomor 17 pada daftar Forbes Celebrity 100 2011 itu cukup kontroversial. Betapa tidak, hanya berselang satu hari setelah deklarasi pencalonannya, Trump dituduh “membajak” lagu hits Neil Young, Rockin’ In The Free World. Lagu yang kondang pada 1989 itu dituding dikumandangkan tanpa ijin dalam acara deklarasi, tepatnya saat taipan properti itu memasuki panggung dan menaiki ekslator. Neil Young, yang merupakan warga negara Kanada itu sendiri diketahui menjadi pendukung Bernie Sanders, kandidat lain dalam Pilpres AS 2016. Ditulis juga oleh AFP, Young juga dikenal sebagai penganut garis politik kiri, khususnya dalam isu lingkungan. Menanggapi tuduhan tersebut, juru bicara kampanye Trump angkat bicara. Sang jubir mengatakan, tim Trump telah membayar sehingga berwenang memainkan rekaman lagu tersebut selama kampanye. Sang jubir juga membeberkan bahwa pihaknya memiliki perjanjian lisensi dengan American Cosiety of
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Trump international hotel dan tower di chicago
Composers, Authors and Publishers. “Lagi pula, kami tidak akan menggunakannya lagi. Ada banyak lagu yang bisa dipilih. Di luar perbedaan pandangan politik dengan Neil, Mr. Trump sangat menyukainya,” ujar si jubir. Persoalan lain dari dunia selebritas muncul kemudian lewat tudingan bahwa Trump telah membayar orang untuk hadir sebagai selebritas dan memeriahkan pengumuman pencalonannya. Mengutip Ace Showbiz, sebelumnya The Hollywood Reporter memberitakan, Trump menawarkan uang US$ 50 atau Rp 666 ribu untuk orang yang mau datang memeriahkan pencalonan dirinya menjadi kandidat presiden. Informasi tersebut kabarnya disebar lewat surel (email). Extra Mile Casting, sebuah agensi pekerja seni yang berbasis di New York, pada Jumat (12/6), kemudian mengirim surel itu kepada seluruh kliennya untuk menjadi aktor di latar belakang Trump. Kabar yang beredar, pihak Trump juga meminta ada pemain ekstra untuk memeriahkan momen pencalonan itu. “Kami mencari orang untuk acara, yang harus
25
Pendukung donald trump
mengenakan kaus dan membawa perlengkapan, serta membantu mendukung Trump saat dia mengumumkan pencalonannya,” demikian tertulis di surel itu. Kabar itu dilanjutkan, “Kami mengerti ini bukan pekerjaan ‘latar belakang’ yang tradisional, tapi kami percaya akting bisa datang dalam bentuk apa saja dan ini termasuk di dalamnya.” Bayaran Rp 666 ribu diberikan untuk pekerjaan yang kurang dari tiga jam. Terkait kabar tersebut, adalah Angelo Carusone, aktivis anti-Trump, yang diduga “membakar api”. Pasalnya, isu itu meluas setelah Carusone mengunggah artikel dan foto ke Instagram. terkait foto dalam artikel itu, Carusone menyebutnya sebagai sosok yang dikenali sebagai “aktor” di belakang Trump. Foto itu sendiri memperlihatkan aktor Domenico Del Giacco dan aktris Courtney Klotz. Namun, sekarang foto Instagram sudah dihapus. Selain Carusone, aktivis lain yang juga anti-Trump, Megan Specia, juga berkicau di Twitter tentang seseorang yang terlihat memegang spanduk untuk Trump. Tudingan itu ditampik pihak Trump. Perwakilannya kepada E! News menyebut, kabar itu jelas tidak benar. Tapi mereka juga menolak memberikan pernyataan.
26
PANCING AMARAH Tak hanya tudingan, penolakan atas pencalonan Trump bahkan disampaikan banyak warga Meksiko. Warga Meksiko bahkan melontarkan sumpah serapah dan caci maki kepada bos real estate dan bintang reality show tersebut. Cacian tersebut disinyalir sebagai reaksi atas komentar Trump. Diketahui, tatkala berpidato dalam deklarasi, Trump menyebut pendatang asal Meksiko hanya membawa masalah bagi AS. Antara lain, lantaran menjadi pengedar narkoba dan pemerkosa. Terkait itu, Trump pun berjanji, akan membangun sebuah ‘dinding besar’ di perbatasan selatan antara AS dan Meksiko demi membendung para pengungsi. “Jika Anda mencari kata ‘tolol’ dalam kamus, maka Anda akan melihat kata itu sebagai sinonim dari Trump,” kata pembaca berita yang juga salah satu wartawan yang paling berpengaruh di Meksiko, Joaquin Lopez-Doriga, dikutip dari Reuters. Laporan Reuters pun menyebutkan dengan satire bahwa Trump “telah berhasil mempersatukan seluruh lapisan Meksiko.” Sejumlah kalangan pun menilai, pernyataan Trump itu sebagai bentuk hinaan bagi jutaan orang Meksiko yang tengah berjuang di AS.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
pedas Trump terhadap catatan perang senator Republik John McCain. Trump unggul sekitar 3% dari kandidat utamanya, yakni Jeb Bush yang merupakan adik mantan Presiden George Bush. “Ada gerakan yang sedang terjadi. Hal ini jauh lebih besar daripada diri saya,” ucap Trump dalam State of the Union milik CNN. Trump dan Bush berada di posisi atas bersama beberapa politisi lain, termasuk Gubernur Wisconsin Scott Walker, yang memperoleh 10% dukungan dari Republik. Sebanyak 16 calon dari Republik bersaing untuk menjadi pemenang dalam Pilpres AS pada November 2016. Polling CNN dilakukan pada 22-25 Juli terhadap 1017 orang dewasa. Margin error polling itu adalah 3,5% dari sampel 419 pendukung Republik. Sementara itu, dua polling lainnya dari NBC News dan Marist di hari yang sama memperlihatkan Trump memperoleh dukungan berarti di dua negara bagian. Pengusaha real estate itu juga diketahui menduduki peringkat pertama dalam jajak pendapat dari Suffolk University dengan perolehan 17%, di depan mantan Gubernur Florida Jeb Bush dengan 14%, dan Gubernur Wisconsin Scott Walker dengan 8%. Namun kebanyakan pengamat memperkirakan popularitas Trump tidak akan bertahan lama. “Ia tentunya kandidat yang dikenal orang banyak, terkenal sering berkata-kata yang kontroversial. Ia akan dapat meraih perhatian, terutama dalam isu seperti imigrasi. Tapi pada akhirnya, ia tidak akan memenangkan nominasi ataupun punya kemungkinan memenangkan nominasi,” ujar John Fortier dari Bipartisan Policy Center di Washington. Sungguh apapun bisa terjadi. Terlebih Trump bukanlah pendatang baru dalam bursa capres AS. Pada 2010, Trump juga pernah menyatakan minat menjadi calon Presiden AS dalam Pemilu 2012. n Trump pun dipandang kian menekankan stereotipe orang AS yang dikenal sebagai ‘orang kaya dan sombong’. Entah kemudian menyadari persoalan serius yang dihadapinya atau karena alasan lain, belakangan dalam akun resmi Twitter-nya Trump mencuit, “Saya suka Meksiko dan cinta semangat orang-orang Meksiko.” Bukannya meredakan amarah, pascacuitan Trump, mantan Presiden Meksiko, Felipe Calderon, justru membalasnya dengan satu kata singkat “Hypocrite”, yang memiliki arti pembohong, penipu, atau orangorang yang pura-pura.
UNGGUL SEMENTARA Namun Trump nyatanya tetap optimistis menghadapi pencalonannya. Dia berkata, “Masyarakat sudah lelah dan bosan dengan para politisi yang tidak kompeten di Washington, yang tidak dapat melakukan apapun.” Pernyataan itu dilontarkan Trump saat menanggapi hasil polling kantor berita CNN yang dirilis Minggu (26/7). Dalam polling CNN, Trump yang maju sebagai salah satu kandidat dari Republik dalam Pilpres AS 2016 itu meraih 18% suara pendukung Republik. Angka yang cukup tinggi itu muncul setelah kritik
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Ia tentunya kandidat yang dikenal orang banyak. terkenal sering berkata-kata yang kontroversial. Ia akan dapat meraih perhatian, terutama dalam isu seperti imigrasi. Tapi pada akhirnya, ia tidak akan memenangkan nominasi ataupun punya kemungkinan memenangkan nominasi.
27
BENCANA KEKAYAAN TRUMP
Donald Trump dan marla marples
Memiliki pundi uang yang melimpah tak serta-merta membuat seseorang terbebas dari masalah. Kebangkrutan bisnis dan prahara rumah tangga pernah menjadi ancaman besar bagi harta Donald John Trump. TEKS RATNA NURAINI Foto Riset
K
esulitan membayar pinjaman atas kasino ketiganya, yaitu Taj Mahal, yang setara dengan US$ 1 miliar dengan bunga sangat tinggi, bisa disebut sebagai petaka awal bagi bisnis pengusaha papan atas di Amerika Serikat (AS), Donal John Trump, yang lebih dikenal dengan nama Donald Trump. Persoalan yang sejatinya merupakan dampak dari resesi ekonomi dunia itu pun diketahui melilit Trump hingga beberapa tahun ke depan. Sebenarnya, demi menyelamatkan roda bisnisnya, dia sempat melakukan sejumlah move bisnis. Antara lain, mengajukan tambahan pinjaman dan menunda pembayaran bunga pinjaman. Namun alih-alih mereda, kepelikan justru kian merundung perekonomian sejumlah perusahaan milik Trump.
28
Pada 1991, neraca pun mencatat adanya lonjakan signifikan utang Trump. Kontan hal itu menciptakan iklim negatif bagi bisnis, yang langsung mengalami kemunduran yang besar. Pada 2 November 1992, salah satu lini bisnis Trump, yakni Trump Plaza Hotel, terpaksa merencanakan paket perlindungan dari kebangkrutan. Langkah itu ditempuh setelah perusahaan itu di atas kertas tidak mampu lagi membayar tunggakan pinjaman. Ketika itu Trump disebut-sebut sampai merelakan untuk memberi 49% saham dari Hotel mewah tersebut kepada Citibank dan 5 penyandang dana lainnya. Apakah lantas badai bagi bisnis Trump lantas berakhir, nyatanya tidak. Pada 1994, Trump diketahui kehilangan US$ 900 juta dari rekening pribadinya. Sedangkan pada sektor bisnis, disinyalir dia mengalami kerugian drastis hingga mencapai sebesar US$ 3,5 miliar. Alhasil, dia pun terpaksa meninggalkan Trump Shuttle dan diharuskan untuk mengurus Trump Tower di New York City serta mengontrol 3 buah kasino di Atlantic City. Bukan hanya itu, Chase Manhattan Bank yang telah meminjamkan uang kepada Trump untuk membeli West Side Yards, yang diketahui sebagai parsel Manhattan terbesarnya, terpaksa harus dijual kepada pengembang-pengembang di Asia.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
marla marples dan anaknya tiffany trump.
Ivanka trump dan anaknya ivana Trump.
Resesi dunia yang terbukti berimbas pada sejumlah bisnisnya ternyata bukan ancaman tunggal bagi ekonomi Trump. Ancaman yang signifikan terhadap harta Trump juga pernah datang dari bekas istrinya. Saat Trump tengah mengharap simpati dari sang mantan istri akibat kesulitan bisnis yang dirasakannya, Ivana Marie Zelnickova, sang mantan istri, justru balik memintanya untuk memberikan semua harta yang tersisa milik pengusaha tersebut. Ivana yang dinikahi sejak 1977 dan telah dianugerahi tiga anak itu, pada 1992 bercerai dengan Trump. Perceraian itu terjadi lantaran terkuak fakta bahwa pengusaha flamboyan tersebut main api dengan seorang artis AS papan atas, Marla Maples. Kontan kendati memiliki moto “jangan marah, raup uang sebanyak-banyaknya�, mantan istri dari pengusaha dengan kekayaan mencapai angka US$ 3,5 miliar atau setara Rp 39,2 triliun itu akhirnya mengajukan gugatan cerai. Hasilnya, lelaki yang ketika itu nyaris berusia paruh baya tersebut terpaksa menyerahkan uang kepada mantan istrinya sebesar US$ 25 juta atau setara Rp 250,02 miliar. n
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Keluarga Donald dan ivana trump
29
makro Hubungan bilateral
Presiden Jokowi dan PM David Cameron: Rp 20 triliun untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Lobi Teras Belakang Istana Pascaanjloknya pasar saham di China, para investor asal Eropa disarankan untuk melirik pasar ASEAN, yang lebih murah dan stabil. Â
P
TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto riset
residen Jokowi dan Perdana Menteri (PM) David Cameron menyendiri berdua. Mereka terlibat pembicaraan serius sekitar 15 menit, di teras belakang Istana Merdeka, pada Senin sore pekan lalu. Perbincangan empat mata itu dilakukan di sela-sela padatnya jad-
30
wal pertemuan di antara keduanya. Setelah saling tersenyum dan berjabat tangan, keduanya kembali masuk ke istana. Acara pun dilanjutkan dengan pembicaraan bilateral antara delegasi Indonesia dan delegasi Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara, di ruang kredensial Istana Merdeka. Pasca pembicaraan bilateral antara delegasi, Pre-
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
makro Hubungan bilateral siden Jokowi dan PM Cameron menandatangani empat nota kesepahaman. Meliputi kerjasama untuk sektor maritim, kerjasama polisi dalam mencegah dan memerangi terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya, penelitian dan inovasi kemitraan, serta kolaborasi dalam entitas ruang sipil. Seusai acara, Presiden Jokowi kepada media menyatakan, dirinya dan Cameron telah saling berkomitmen untuk meningkatkan hubungan ekonomi. Termasuk secara khusus membahas keinginan pemerintah Indonesia agar investasi asal Inggris lebih meluas ke sektor infrastruktur, tak lagi berfokus pada minyak dan gas seperti selama ini. Sementara Cameron yang berbicara setelah Jokowi mengatakan, dirinya berharap kunjungan ke Jakarta bakal meningkatkan hubungan bisnis di antara kedua negara. “Pertama pada hubungan ekonomi. Inggris adalah investor asing terbesar kelima di Indonesia. Kami mitra bisnis alami, tapi ada banyak lagi yang bisa kita lakukan,” katanya seolah mendukung harapan Presiden Jokowi. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang 2014, Inggris memang merupakan investor asing terbesar kelima di Indonesia dengan total nilai investasi US$ 1,6 miliar. Sementara sepanjang semester I tahun ini, Inggris merupakan investor asing terbesar ketujuh dengan nilai investasi US$ 424,9 juta. Cameron juga menyatakan, para pengusaha Inggris akan menempatkan dana sebesar 1 juta poundsterling atau sekitar Rp 20 triliun untuk mendukung pembangunan sektor infrastruktur di Indonesia. Belum lagi, potensi investasi di sektor energi dan pertambangan yang diprediksi bakal mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 538 triliun. Angka itu bakal digelontorkan pada proyek pengembangan energi baru dan terbarukan.
Misi Besar Cameron Sebenarnya, memang ada misi besar yang diusung David Cameron dalam kunjungannya ke empat negara ASEAN. PM Inggris asal Partai Konservatif itu memilih mengunjungi Indonesia sebagai negara pertama di luar Eropa, sejak kembali menjabat pada Mei silam. Kedatangan Cameron ke Jakarta merupakan awal dari rangkaian perjalanan ke Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Perjalanan ke Asia Tenggara ini disebut-sebut membawa misi perdagangan dan diplomasi dalam upaya memperluas pengaruh Inggris di luar Uni Eropa. Cameron memang pernah menyatakan misi besarnya, menjadikan Inggris sebagai pemain utama di panggung dunia. Maka tak perlu heran jika dalam lawatannya kali ini, Cameron mengajak 31 direktur utama perusahaan-perusahaan terkemuka asal negerinya. Selain itu, Cameron agaknya juga memanfaatkan tur ini untuk mengirim pesan ke negara-negara Uni Eropa, bahwa kesepakatan perdagangan dengan sepuluh anggota ASEAN perlu dipercepat. Pasca krisis Yunani dan anjloknya pasar saham di China, para investor asal Eropa memang disaran-
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
kan untuk melirik pasar yang lebih murah dan stabil. Dan itu bisa didapatkan dari kawasan ASEAN. Perjalanan kali ini juga mencatat sejarah bahwa Cameron menjadi PM Inggris pertama yang mengunjungi markas ASEAN di Jakarta. Cameron memang melakukan pertemuan dengan Le Luong Minh, Sekjen ASEAN, pada Senin (27/7). Tak hanya itu, Cameron juga menjadi PM Inggris pertama yang mengunjungi Vietnam. Kepentingan Cameron ini bisa dibaca dari pernyataannya menjelang terbang ke Jakarta. “Selama 20 tahun ke depan, 90% dari pertumbuhan global diharapkan datang dari luar Eropa, dan Inggris harus siap untuk mengambil keuntungan,” kata Cameron. Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN yang diprediksi sebesar 5% pada tahun ini, menjadi batu loncatan untuk itu. Oleh sebab itulah, tak usah heran jika pemerintah Inggris siap menyediakan dana hingga 1 miliar poundsterling untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia melalui skema jaminan ekspor. Investasi itu diperhitungkan bisa membuka jalan bagi pertumbuhan 200 juta poundsterling senilai ekspor ke Inggris. Terlepas dari agenda besar Cameron, Presiden Jokowi juga mendapatkan peluang untuk mendesakkan sejumlah kepentingan Indonesia. Sebut saja soal pembebasan visa bagi wisatawan Indonesia mengunjungi Inggris. Atau permintaan agar bea masuk atas barang asal Indonesia ke Inggris diperingan. Sebut saja komoditi kayu, kopi, dan produk perikanan. Artinya, baik Jokowi maupun Cameron sama-sama untung.n
David Cameron, Perdana Menteri (PM) Inggris
Selama 20 tahun ke depan, 90% dari pertumbuhan global diharapkan datang dari luar Eropa, dan Inggris harus siap untuk mengambil keuntungan.
31
makro Utang pemerintah
Hati-hati DSR Sudah Tinggi Rasio pembayaran utang luar negeri terhadap debt to service ratio (DSR) sudah mencapai 56,08%. Angka ini sudah tinggi. TEKS Latihono Sujantyo foto dahlan rebo pahing
D
epresiasi rupiah terhadap dolar AS memang telah memakan banyak ‘korban’. Selain harga kebutuhan pokok melambung dan importir menjerit, menguatnya dolar AS juga telah menaikkan nilai utang pemerintah. Kalau pada Mei 2015 posisi utang pemerintah senilai Rp 2.843,25 triliun, tapi pada akhir Juni 2015
sudah menjadi Rp 2.864,18 triliun. Selain jumlah pokok utang yang bertambah, pelemahan rupiah juga telah menambah beban bunga utang. Pada akhir Juni 2015 belanja beban bunga utang sudah sebesar Rp 73,61 triliun atau 47,3% dari pagu Rp 155,73 triliun. Nah, sudah bisa dibayangkan kalau dolar AS semakin kuat, nilai utang itu semakin membengkak. Apalagi, dana investor asing yang ditempatkan di surat berharga negara (SBN) secara mendadak bisa kabur, bila mereka menghitung situasi di Indonesia sudah tidak baik untuk beternak uang. Tak hanya utang luar negeri pemerintah yang mengkhawatirkan. Pertumbuhan utang luar negeri swasta juga semakin bikin cemas. Kalau pada akhir Desember 2014 jumlahnya US$ 162,8 miliar, tapi kuartal I-2015 sudah mencapai US$ 165,3 miliar. Jumlah utang swasta ini diperkirakan akan terus membengkak karena Bank Indonesia (BI) hingga kini masih menerapkan kebijakan moneter ketat. Inilah satu yang membuat banyak perusahaan akhirnya harus mencari pinjaman ke luar negeri, yang kebetulan bunganya juga lebih murah. Faktor biaya memang menjadi salah satu pertimbangan perusahaan yang ingin mencari pinjaman dari luar negeri. Saat ini, rata-rata tingkat suku bunga pinjaman luar negeri adalah sekitar 4%
Kegiatan ekspor di pelabuhan: Harga komoditas turun 11%.
32
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
makro Utang pemerintah per tahun. Jauh lebih murah ketimbang bunga kredit di dalam negeri yang mencapai 12%. Tak hanya mahal, belakangan bank-bank di dalam negeri pun semakin pelit mengucurkan kreditnya. Masalahnya adalah jika mata uang dolar AS semakin menguat terhadap nilai rupiah, utang itu bisa menjadi malapetaka. Sebab, semakin dolar AS menguat, semakin besar pula jumlah utang yang harus ditanggung perusahaan yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS. Apalagi, jika para pengelola korporasi, termasuk BUMN tidak berhati-hati dalam mengelola utang luar negeri, maka mereka bakal terkena risiko nilai tukar maupun risiko jangka waktu.
EKSPOR JEBLOK Situasi utang pemerintah dan swasta memang sudah mengkhawatirkan. Apalagi, bila melihat rasio pembayaran utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan atau debt to service ratio (DSR), yang sudah 56,08%, naik dibanding akhir tahun lalu yang hanya 46,48%. Dengan DSR di atas 50%, bagaimana prospek pemerintah membiayai utang luar negerinya? Sebab, bukan apa-apa, wajah ekspor kita ke depan masih muram, karena 70% barang yang diekspor adalah komoditas primer yang harganya sedang anjlok. Ditambah lagi, kondisi perekonomian global tidak ba-
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
gus, terutama China yang menjadi andalan utama ekspor Indonesia. Berdasarkan analisa future market Bank Indonesia, penurunan harga ekspor komoditas Indonesia tahun ini bisa 11%, lebih dalam dibanding sebelumnya yang diperkirakan 5%. Kalau ekspor tertekan, otomatis DSR meningkat. Kalaupun di tahun depan ekonomi global membaik, Indonesia belum bisa langsung menikmati hasil ekspor komoditas primer. Sebab, yang kita ekspor bukanlah komoditas jadi, tapi komoditas bahan baku. Jadi, ada jeda waktu untuk menikmati hasilnya. Semua ini, tentu saja sangat mengkhawatirkan. Bila tim ekonomi pemerintah tak mahir mengelolanya, utang itu bisa berubah menjadi malapetaka. Kita tentu tak ingin. n Â
Wajah ekspor kita ke depan masih muram, karena 70% barang yang diekspor adalah komoditas primer yang harganya sedang anjlok.
33
makro Utang pemerintah
Saham Nunukan For Free PT Medco Energi Internasional melepas 40% kepemilikan saham di Blok Nunukan. Dilepas tanpa ganti rugi? TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto riset
T
Blok Nunukan: Klausulnya bukan jual beli.
iba-tiba saja, PT Medco Energi Internasional Tbk melepas 40% sahamnya di eksplorasi lepas pantai Blok Nunukan, Kalimantan Timur, dengan alasan tak ekonomis. Sebanyak 31,67% saham dilepas ke PT PHE Nunukan Company, anak usaha PT Pertamina (Persero), dan 8,33% dialihkan ke India Videocon Industries Limited. Kabar pelepasan saham perusahaan milik Arifin Panigoro itu disampaikan oleh Lukman Mahfoedz, Presiden Direktur Medco Energi. “Butuh waktu juga cukup lama untuk monetisasi (proses menjadikan bernilai jual) hidrokarbon di remote area,” kata Lukman. Pertimbangan lain adalah faktor cadangan migas yang ada di Blok Nunukan dan harga gas saat ini.
34
“Agak sulit saat ini kalau cadangan terbatas dan monetisasi butuh waktu lama dan harga gasnya harus tinggi. Ambang batas IRR (internal rate return atau tingkat efisiensi dari suatu investasi) sebesar 16%17% sulit terpenuhi,” ujar Lukman. Atas pelepasan saham itu, secara otomatis saham mayoritas Blok Nunukan dikuasai oleh Pertamina melalui PT PHE Nunukan Company. Jika sebelumnya mereka menguasai 35%, kini menjadi 66,67%. Komposisi kepemilikan saham pun menjadi Pertamina 66,67%, Videocon 20,83%, dan Bharat Pertro Resources Limited memiliki 12,50%. Sayangnya, Lukman tak menjelaskan status pelepasan saham milik Medco yang terlibat eksplorasi sejak 2006 tersebut. Dia hanya menjelaskan bahwa pada semester I 2015 ini, keuangan Medco Energi mengalami kerugian bersih sebesar Rp 232,7 miliar. Kerugian terjadi karena penjualan minyak dan gas yang merosot ke angka US$ 248,83 juta dari sebelumnya US$ 325,85 juta. Pendapatan dari batu bara juga merosot karena harga anjlok hingga 43,62% ke angka US$ 12,08 juta. Wianda Pusponegoro, Vice President Coorporate Comunication Pertamina, mengatakan bahwa saham Medco diambil oleh Pertamina tanpa mengeluarkan biaya Participating Interest (PI). Pengambilalihan dilakukan secara business to business atau semata berdasarkan perhitungan bisnis. “Medco sudah mundur, maka diambil alih oleh PHE Nunukan Company 66,67% sebagai operator,” kata Wianda. Pernyataan Wianda soal tak adanya biaya atas pengambil alihan saham itu dibenarkan Alfian Husein, General Manajer PT PHE Nunukan. “Hal ini beda dengan kasus lain yang klausulnya jual beli,” jelasnya. Sementara itu, Syamsu Alam, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), mengatakan bahwa semuanya harus menunggu persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ketika ditanya soal biaya, Syamsu mengatakan bahwa Medco bukan menjual saham, tapi mengundurkan diri. n
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
makro Pajak
Jurus Memble Penghapusan Sanksi Pajak Kebijakan penghapusan sanksi administrasi tak diminati wajib pajak. Dirjen Pajak pesimis target Rp 200 triliun tercapai. TEKS Sri Wulandari foto riset
j
urus pemerintah mendongkrak pemasukan pajak dengan cara menghapus sanksi administrasi pajak atau reinventing policy tak berjalan sesuai harapan. Dari total target Rp 200 triliun di akhir 2015, baru terealisasi 15% atau Rp 30 triliun di akhir semester pertama. Seperti diketahui, kebijakan reinventing policy diluncurkan per 30 April 2015, melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 91/PMK.03/2015. Beleid itu mengatur penghapusan sanksi administrasi atas keterlambatan penyampaian dan pembetulan SPT, serta keterlambatan penyetoran pajak. Kebijakan ini diharapkan bisa menangguk pemasukan dari potensi pajak yang besarnya mencapai Rp 1.500 triliun. Menurut Sigit Priadi Pramudito, Dirjen Pajak, Kementerian Keuangan, ada beberapa penyebab se-
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
hingga reinventing pajak tak berjalan mulus. Misalnya, para wajib pajak ternyata lebih tertarik dengan kebijakan tax amnesty dibanding reinventing policiy. Penyebab lain, tidak akuratnya data wajib pajak sebagai pembanding Surat Pemberitahuan (SPT) pajak yang dimiliki pihaknya. Oleh sebab itu, banyak wajib pajak yang tidak mengakui data tersebut. “Hanya 7,4% dari data itu yang bisa kami manfaatkan untuk reinventing policy,” katanya, Kamis pekan lalu. Melihat kondisi ini, Sigit pesimis target Rp 200 triliun bakal tercapai. Oleh sebab itulah, pertumbuhan penerimaan pajak 2015, di luar Pajak Penghasilan (PPh) Migas, diperkirakan hanya mencapai 10% dibanding tahun lalu. Sebagai catatan, realisasi tahun lalu sebesar Rp 895,4 triliun. Sementara tahun ini diperkirakan mencapai Rp 1.124 triliun. “Dengan hitungan seperti itu, saya perkirakan akan shortfall Rp 120 triliun,” tandas Sigit. Namun pihak Ditjen Pajak bakal terus menggenjot pemasukan dari reinventing policy. Pada awal Juli silam, muncul Surat Edaran (SE) Dirjen Pajak Nomor SE - 53/PJ/2015 tentang Pelaksanaan Pemeriksaan Tahun 2015. Berisi tentang pemeriksaan khusus bagi wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan WP badan yang telah diimbau memanfaatkan reinventing policy. Menurut Mekar Satria Utama, Direktur Pelayanan, Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat, Ditjen Pajak, pemeriksaan khusus ini dilakukan terhadap WP yang bandel. “Pemeriksaan ini dilakukan setelah dilakukan imbauan dan peringatan. Jika imbauan dan peringatan tak juga diindahkan, maka dilakukan pemeriksaan,” katanya. Ronny Bako, pengamat pajak dari Universitas Pelita Harapan (UPH), menganggap reinventing policy tak menarik minat wajib pajak karena kurang nya komunikasi dari pemerintah. Banyak wajib pajak yang tak paham soal tata cara dan keuntungannya. n
35
keuangan OJK
Keranjang Investa Kementerian Keuangan mengizinkan OJK berinvestasi di SUN dan deposito bank BUMN. Kebijakan ini justru bisa membuat OJK semakin tidak independen.
A
TEKS bastaman foto Dok Review
walnya, Muliaman D Hadad pusing tujuh keliling untuk menyimpan hasil pungutan yang ditarik dari pelaku jasa keuangan. Namun, pekan lalu, sakit Kepala Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) itu sedikit berkurang. Pasalnya, lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) N0. 118/PMK.08/2015, Menteri Keuangan mengizinkan OJK untuk membeli surat utang negara (SUN) secara langsung ke pemerintah (private placement) alias tanpa melalui diler. Kehadiran PMK N0. 118/PMK.08/2015 memang sudah ditunggu-tunggu. Bukan apa-apa, selama ini OJK harus mengembalikan anggarannya yang tidak terpakai (idle) ke kas negara. Syaratnya, dana yang diinvestasikan tersebut bukan dana anggaran berjalan. Makanya, Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, menyambut gembira aturan tersebut. “Pemerintah telah memberi lampu hijau kepada OJK untuk berinvestasi di SUN,� ujarnya. Sebenarnya tak hanya di SUN, OJK juga dimungkinkan memutar dananya di deposito bank-bank BUMN. Jelas, seperti diakui Nurhaida, ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi OJK selain yang bersumber dari pungutan-pungutan. Dari deposito saja, misalnya, OJK berpeluang memperoleh pendapatan sekitar 5% hingga 7,5%. Sementara dari SUN, selain kupon (bunga), OJK juga bisa berharap menikmati keuntungan dari kenaikan harga SUN. Tak hanya bagi OJK, kehadiran PMK N0. 118/ PMK.08/2015 juga menjadi berkah bagi Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), dan bank-bank pemerintah. Paling tidak, dengan diizinkannya OJK berinvestasi di SUN dan deposito, pemerintah dan bank BUMN bisa mendapatkan sumber dana dengan biaya yang relatif rendah. Sementara bagi bank sentral, OJK bisa menjadi partner yang tangguh dalam mengendalikan moneter. Betul, tahun ini, sebagian biaya operasional OJK
36
Pasar Modal: Sumber pendapatan baru bagi OJK.
masih dibiayai APBN. Dari kebutuhan anggaran operasional sebesar Rp 3,5 triliun, sekitar Rp 1,7 triliun akan dibiayai oleh APBN. Dengan kata lain, sisanya sebesar Rp 1,8 triliun akan memakai pendapatan dari pungutan industri keuangan. Tapi, tahun depan, diharapkan seluruh biaya operasional OJK sudah bisa dibiayai dari penerimaan pungutan. Jika melihat sumber pendapatan OJK (lihat tabel), lembaga ini memang bisa menjadi pabrik uang yang paling potensial. Bagaimana tidak? Tahun ini aset perbankan nasional diperkirakan akan mencapai Rp 6.500 triliun. Jika industri ini dikenai pungutan 0,045%, berarti uang yang bakal masuk ke kantong OJK mencapai Rp 2,9 triliun. Sementara dari industri asuransi, yang memiliki aset sekitar Rp 775 triliun, OJK bisa meraup pemasukan Rp 350 miliar.
MENGANCAM INDEPENDENSI OJK Pendapatan yang tidak kecil juga akan masuk dari para
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
keuangan OJK
asi bagi OJK
pengawasan perbankan dikembalikan ke BI. Senada dengan Sigit, keberatan juga disampaikan Budi Sadikin. Direktur Utama Bank Mandiri ini menginginkan agar besaran tarif pungutan disesuaikan dengan aset bank. Ia mengusulkan skema di mana besaran tarif yang dikenakan berbanding terbalik dengan jumlah kekayaan bank. “Jadi, semakin besar aset bank, semakin kecil tarifnya,” ujar Budi. Tak hanya dari pelaku industri, kritikan juga datang dari BI. Adalah Hendy Sulistiowati yang mengusulkan agar pungutan OJK dihilangkan. Ini penting untuk menjaga independen. “Jika ada apa-apa dengan bank, OJK tak merasa pakewuh,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI. Hendy mungkin benar. Biaya operasional OJK, yang hampir mencapai Rp 4 triliun per tahun, diperkirakan tidak akan sampai membebani APBN. Tetapi, positifnya, OJK bisa menjalankan fungsinya sebagai wasit dengan optimal. n
Ini Dia Sumber Pendapatan OJK
manajer investasi (MI). Dengan dana kelolaan sekitar Rp 230 triliun, pendapatan yang bakal diperoleh OJK dari industri ini ditaksir mencapai Rp 103 miliar. Jumlah yang tidak kecil juga akan mengalir dari pelaku pasar modal, kantor akuntan publik (KAP), perusahaan pemeringkat, dan lainnya. Jika ditotal, pungutan yang ditarik dari pelaku industri keuangan tersebut cukup untuk membiayai operasional OJK yang pada tahun 2016 akan mencapai Rp 3,8 triliun. Hanya, memang, pungutan yang ditarik OJK dari pelaku industri keuangan itu telah menuai banyak protes. Salah satunya datang Sigit Pramono, Ketua Perhimpunan Perbankan Nasional (Perbanas). Menurutnya, pungutan OJK itu semakin memberatkan industri perbankan. Soalnya, saat ini perbankan juga harus menyimpan sebagian dananya di BI dalam bentuk giro wajib minimum (GWM). Lantas, mereka juga harus membayar iuran kepada Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). Jadi, tak heran bila Sigit menginginkan
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
Badan atau Tarif yang perusahaan dikenakan
Keterangan
1. Bursa Efek, Lembaga 15% Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Penyelenggara Perdagangan Surat Utang Negara di luar Bursa Efek
Diambil dari pendapatan usaha
2. Perbankan, Perasuransian, Minimal 0,045% Dana Pensiun, Perusahaan atau Pembiayaan, Perusahaan Rp 10.000.000 Modal Ventura dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.
Diambil dari aset
3. Manajer Investasi (MI)
Minimal 0,045% atau Rp 10.000.000
Dari dana kelolaan
4. Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, Penasihat Investasi dan Agen Penjual Efek Reksa Dana
Minimal 1,2% atau Rp senilai Rp 10.000.000.
Dari pendapatan usaha
5. Perusahaan Pemeringkat Efek dan Lembaga Penunjang
Minimal 1,2% atau Rp 5.000.000
Diambil dari pendapatan usaha
6. Emiten
0,03% atau minimal Rp 15.000.000 dan maksimal Rp 150.000.000
Dari nilai emisi
7. Perusahaan Publik
Rp 15.000.000
Per perusahaan
1,2% 8. Kantor Akuntan Publik, Kantor Jasa Penilai Publik, Kantor Konsultan Hukum, Kantor Notaris dan Perusahaan Konsultan Aktuaria
Dari nilai kontrak kegiatan di SJK
9. Profesi Penunjang dan Pelaku Perorangan
Per orang
Rp 5.000.000
Sumber: OJK
37
keuangan Kinerja
usaha UMKM: Sensitif terhadap kenaikan suku bunga.
Menuai Paceklik di Semester I Kelesuan ekonomi dan naiknya biaya dana membuat perolehan laba sejumlah bank di semester I menyusut. Mereka berharap, di semester II perekonomian akan pulih kembali. TEKS bastaman foto Erbhayu
K
emarau tahun ini tampaknya akan menjadi masa paceklik bagi industri perbankan. Di semester I – 2015 saja, beberapa bank terpaksa merelakan sebagian keuntungannya menyusut akibat kelesuan ekonomi dan tingginya beban bunga. Dan jika kondisi ini terus berlanjut, bakal banyak pihak yang menggerutu. Bukan
38
hanya para bankir yang terancam kehilangan bonus, para pemegang saham pun ketar-ketir karena harga saham ikut melorot. Memang tidak semuanya. BTN, contohnya. Di antara bank-bank lokal, mungkin hanya bank pemerintah ini yang memiliki kinerja paling solid. Bank yang fokus di bidang pembiayaan perumahan itu berhasil membukukan laba bersih Rp 831 miliar atau tumbuh 54,25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Yang lebih meyakinkan, di saat sektor riil melesu, BTN mampu mengerek kreditnya hingga tumbuh 18,33% menjadi Rp 126,13 triliun. Maryono, Direktur Utama BNT, optimistis kinerja banknya akan tetap terjaga. “Kami optimistis bisa membukukan pertumbuhan laba bersih 40% di akhir tahun,� katanya. Keyakinan itu semakin menguat tatkala manajemen pada semester I berhasil memangkas biaya dana dari rata-rata 7,29% menjadi 6,89%. Penurunan itu dipengaruhi kemampuan BTN dalam memangkas bunga deposito. Sudah begitu, dana giro
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
keuangan Kinerja periode yang sama 2014. Menurut Achmad Baequini, Direktur Utama BNI, penurunan laba BNI tersebut antara lain disebabkan oleh biaya pencadangan kredit macet yang naik 63,15%. “Kredit macet naik dari 2% menjadi 3%,” ujarnya.
di bank tersebut tumbuh 36,16%. BTN agaknya cukup mahfum bahwa suku bunga tinggi akan menghambat penyaluran kredit dan mendorong non-performing loan (NPL). Itu sebabnya, jika biaya dana bisa terus ditekan, BTN berencana memangkas suku bunga KPR non-subsidi yang kini berada di kisaran 9% - 11%. Tapi, memang, itu bukan pekerjaan mudah. Soalnya, jika kemarau tahun ini lebih lama, hampir dipastikan inflasi akan kembali naik. Belum lagi jika The Fed jadi mengerek bunganya. Performa Bank OCBC NISP juga tak kalah mengilap. Terbukti, selain sukses meningkatkan laba bersihnya sebanyak 16% (year on year) menjadi Rp 735 miliar, OCBC NISP juga mampu meningkatkan net interest margin (NIM) dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 1,95 triliun atau tumbuh 8%. Tingginya margin bunga bersih ini tak lepas dari strategi bank yang agresif menggarap sektor konsumer. Kinerja BCA juga masih cukup lumayan, mampu membukukan pertumbuhan laba 8,8% menjadi Rp 8,5 triliun. Akan tetapi, pencapaian tersebut masih kalah dibandingkan semester I – 2014. Kala itu BCA berhasil menoreh pertumbuhan laba bersih hingga 24,2%. Jahja Suriaatmadja, Direktur Utama BCA, mengungkapkan bahwa pelambatan ekonomi ikut mempengaruhi penetrasi kredit BCA. “Memang, tahun ini terjadi pelambatan,” ujar Jahja. Nasib BNI lebih tragis lagi. Sepanjang semester I, bank pelat merah ini hanya mampu membukukan laba bersih Rp 2,43 triliun atau turun 50,8% dibandingkan
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
KENA IMBAS BISNIS OTOMOTIF Pelambatan ekonomi dan naiknya beban bunga juga membuat kinerja beberapa bank tidak begitu menggembirakan. Bank Panin, misalnya. Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan kepada masyarakat, bank swasta ini hanya berhasil mengantongi laba bersih Rp 961 miliar di semester I - 2015. Angka ini 24% lebih kecil dibandingkan dengan perolehan laba bersih di semester I - 2014. Perolehan laba Bank Danamon juga terpangkas 16% menjadi Rp 1,25 triliun. Anjloknya penjualan kendaraan bermotor tampaknya cukup berpengaruh terhadap kinerja bank milik Temasek ini. Maklum, selama ini kredit bank berkode BDMN ini banyak diserap Adira Finance yang tak lain anak usaha Danamon. Makanya, selama semester I, kredit Danamon hanya tumbuh 3% menjadi Rp 136,3 triliun. Kelesuan ekonomi juga mengakibatkan kucuran kredit miko Danamon Simpan Pinjam (DSP) turun. Menurut Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon, kenaikan cost of fund telah menempatkan bank dalam posisi yang dilematis. Maksudnya, jika kenaikan suku bunga simpanan tidak diikuti dengan naiknya suku bunga kredit, hampir dipastikan keuntungan yang diraih berkurang. Sementara itu, jika suku bunga kredit dinaikkan, bank pun khawatir kebijakan itu akan berdampak pada pertumbuhan kredit UMKM yang memang sangat sensitif. Terbukti, sepanjang semester I, kredit UMKM Danamon anjlok hingga 15% menjadi Rp 17,4 triliun. “Laba bersih kami turun karena hasil bunga bersih didominasi oleh segmen dengan suku bunga kredit lebih rendah,” ujar Vera. Mengempisnya perolehan laba bank sebenarnya sejak awal sudah bisa ditebak. Tingginya suku bunga, kredit macet yang melesat tinggi, dan rendahnya penetrasi kredit baru merupakan pemicu yang sulit dihindari. Muliaman D Hadad, Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pernah mengatakan bahwa kenaikan suku bunga bakal menurunkan kinerja bank. Tapi, menurutnya, ketahanan perbankan nasional masih cukup kuat menahan gejolak yang ada. Mulaiman yakin bahwa sampai akhir tahun ini kredit akan tumbuh 14% - 16%. Keyakinan itu semakin menguat dengan dimulainya mengerjakan proyekproyek pemerintah di semester II. Tapi Muliaman mengingatkan, sekalipun pertumbuhan kredit masih akan melaju, perbankan jangan gegabah dalam mengucurkan dananya. Apalagi belakangan ini NPL di beberapa bank mulai meningkat. Sementara itu, sejumlah bank mulai memangkas suku bunga simpanan. Melalui strategi inilah bank berharap NIM mereka tidak turun drastis seperti di semester I. “Bank tentu tidak ingin NIM-nya terus mengecil,” ujar seorang bankir swasta. n
39
keuangan valas
Setelah The Fed Bersikap Janet Yellen, Gubernur The Fed, memberi sinyal bahwa kenaikan suku bunga akan dilakukan September depan. Ada sebuah keyakinan bahwa rupiah tidak akan terpuruk terlalu dalam. TEKS bastaman foto Dok. Review
K
amis pekan lalu boleh dibilang merupakan hari yang menentukan bagi para pemilik uang untuk mengambil sikap. Sebab, dari hasil Federal Open Market Committee (FOCM) itu pelaku pasar uang akhirnya mendapat kepastian soal rencana kenaikan suku bunga The Fed. Janet Yellen, Gubernur The Fed, memberi sinyal bahwa rencana kenaikan suku bunga kemungkinan besar akan dilakukan September depan. Jadi, wajar jika banyak pemilik uang yang mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed dengan mengoleksi dolar. Tujuannya, apa lagi kalau bukan demi mengamankan kekayaan mereka dari ancaman kerugian kurs. “Semua cari aman, apalagi kenaikan suku bunga The Fed hampir dipastikan akan dilakukan September depan,” ujar Ariston Tjendra, Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures. Aksi pengamanan itu sebenarnya sudah mulai tampak sejak Senin pekan lalu. Setelah mencoba bangkit, sepanjang Senin (27/7) hingga Jumat (31/7), rupiah kembali terjungkal. Pada perdagangan hari Jumat, mata uang kesayangan rakyat Indonesia itu ditutup melemah ke level Rp 13.544 per dolar. Sehingga, jika dibandingkan dengan sepekan sebelumnya, nilai tukar rupiah melemah Rp 97 atau 0,72%. Kecilnya pelemahan rupiah itu, menurut Tria Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury Bank BNI, karena masih ada sebagian investor yang belum yakin bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan terjadi di bulan September. Betul, perekonomian Amerika sepanjang kuartal II diperkirakan tumbuh 2,6% dan tingkat upah naik 0,7%. Namun membaiknya indikator ekonomi itu belum bisa dijadikan pijakan oleh The Fed karena tingkat inflasi masih cukup rendah (0,2%). Angka consumer confidence bulan Juli, yang turun dari 99,8 di bulan Juni menjadi 90,9, juga bisa jadi contoh bahwa perekonomian Amerika belum stabil. Itu sebabnya, mengapa The Fed sampai saat ini masih sampai tahap mengira-ngira bahwa kenaikan suku bunga akan terjadi di bulan September. Apalagi masih ada kekhawatiran pelemahan ekonomi China akan berdampak ke Amerika. Tapi, memang, semuanya bisa
40
berubah jika data mengenai lapangan kerja yang bakal diterbitkan 7 Agustus dan 4 September depan semakin membaik. Keragu-raguan The Fed dalam mengerek suku bunga ini, tampaknya, sudah diantisipasi oleh sebagian pelaku pasar uang. Itu sebabnya, permintaan dolar kali ini tidak sebesar bulan-bulan sebelumnya. Lagi pula, BI sebagai otoritas moneter belakangan ini terlihat semakin ketat dalam menjaga pasar. Itu sebabnya, kalangan analis memperperkirakan, beberapa pekan ke depan rupiah akan relatif stabil.
RUPIAH TETAP TENANG Trian memperkirakan, pekan ini rupiah akan berada di kisaran Rp 13.400 – Rp 13.500 per dolar. Perkiraan yang tak jauh berbeda juga datang dari Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Fortis Asia Future. “Saya
Jangan sampai modal luar negeri masuk ke sini hanya untuk menikmati bunga tinggi, setelah itu kabur.
Tempat Penukaran uang: Dijaga tidak lewat Rp 13.350 per dolar.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
keuangan valas perkirakan akan berada di kisaran Rp 13.420 – Rp 13.500,” ujarnya. Prediksi Sri ini secara tidak langsung menunjukkan, selain kemungkinan terjadinya koreksi, rupiah juga berpotensi menguat. Dan tekanan terhadap mata uang RI juga semakin tidak terlalu besar lantaran harga minyak dunia masih anteng di kisaran US$ 50 per barel. Melemahnya harga si emas hitam ini, syukur Alhamdulillah, didukung oleh penurunan konsumsi BBM di dalam negeri. Pemicunya, selain melambatnya perekonomian, kini musim mudik dan arus balik telah habis. Dengan demikian, diharapkan, Pertamina tak perlu memborong dolar untuk mengimpor minyak. Lantas, bagaimana dengan rencana perombakan kabinet yang akan dilakukan Jokowi? “Memang hal itu bakal berpengaruh, tapi sifatnya hanya jangka pendek,” ujar seorang analis. Pelaku pasar, lanjutnya, tidak akan peduli terhadap siapa pun yang nanti akan menduduki kursi pengendali ekonomi di kabinet Jokowi - JK. Yang penting, kebijakan yang ditelurkan sang pejabat mesti pro pasar. Cuma, sayangnya, para pengusaha atau bankir jangan berharap banyak BI akan menurunkan ting-
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
kat bunganya. Sebab, kemarau panjang diyakini akan mendongkrak tingkat inflasi. Apalagi rencana kenaikan suku bunga The Fed masih mengancam rupiah. Sehingga, Rapat Dewan Gubernur BI pekan ini diperkirakan tak akan mengubah BI rate. Tapi, sekali lagi, rupiah yang relatif stabil itu diperkirakan hanya berlangsung sementara, selama investor asing melihat negeri ini bisa mendatangkan untung besar. Itu sebabnya, sejumlah analis menyarankan agar pemerintah segera malakukan langkah-langkah strategis berikutnya. Salah satunya adalah dengan memperbaiki iklim investasi, sehingga akan mampu menarik foreign direct investment (FDI) secara signifikan. “Jangan sampai modal luar negeri masuk ke sini hanya untuk menikmati bunga tinggi, setelah itu kabur,” ujar seorang analis sebuah bank BUMN. Apa gerangan yang mesti dilakukan agar investor asing mau menanamkan modalnya secara permanen di Indonesia? Jawabnya: banyak dan semua sudah klise. Si analis tadi menyarankan agar pemerintah segera membenahi program privatisasi, tax reform, revisi UU Perburuhan, serta menghapus perda-perda yang merugikan. “Yang nyata-nyata saja, tapi dijalankan,” ujarnya. n
41
pasar modal IHSG
Masih Berat, Tapi Banyak Pilihan Indeks pekan depan akan ditentukan oleh pengumuman data ekonomi. Apakah keadaan akan berbalik? TEKS Ahmad Munjin foto ilustrasi
T
anpa, terduga sebelumnya, indeks harga saham gabungan, melemah cukup tajam di pekan lalu. Sejak Senin hingga Kamis, indeks terjun 144 poin ke level 4.712. Untunglah, di akhir perdagangan Jumat pekan lalu, IHSG kembali menguat ke 4.802. Sehingga, kalau dihitung selama sepekan indeks hanya melemah 54 poin. Tapi ingat, itu hanya technical rebound semata. Menurut Irwan Ariston Napitupulu, pengamat pasar modal, IHSG belum memberikan tanda-tanda pembalikan arah menguat.
42
Secara grafik, tren teknikal IHSG masih bearish. Sebab, puncak IHSG selalu menurun dari 5.524, lalu 5.347, 4.990 hampir 5.000, turun lagi ke 4.900, dan sekarang sempat mencapai terendahnya 4.711. Karena itu, tren IHSG masih melemah tergantung pada trigger apa nantinya. Dalam sepekan ke depan, pasar akan memantau data-data makro ekonomi. Investor akan melihat, apakah sudah ada pembalikan arah data makro atau belum. Sebab, data makro sejauh ini masih kurang bagus, masih mengalami kontraksi. Dalam sepekan ke depan, support IHSG masih di
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
pasar modal IHSG level terendah terakhir di 4.711 dan resistance terdekat di 4.913. Jika sepekan ke depan, indeks bisa bermain di atas 4.913 atau tutup di atasnya, ada harapan IHSG kembali menguji level 5.000. Meski kurang begitu bagus, rata-rata emiten masih mencatatkan keuntungan. Sebagian ada yang mengecewakan karena di bawah harapan atau berkurang dibandingkan sebelumnya. Salah satu emiten yang meningkat kinerjanya adalah PT Bank Tabungan Negara (BBTN) yang melampaui perkiraan. Inilah yang membuat harga saham BBTN cukup kuat. Saat IHSG turun, saham ini justru naik sebelum profit taking karena indeks terus jebol ke bawah. “Saya melihat prospek BBTN cukup baik untuk investasi,� kata Irwan. Jika melihat, kinerja BCA tumbuh, BMRI tumbuh tipis, BBRI stagnan, dan BBNI anjlok, ini memberi kemungkinan atau peluang crash IHSG seperti 2008. Tapi, data-data pendukungnya belum terlalu kuat. Meski begitu, kita tetap harus hati-hati. Jangan anggap ringan merosotnya kinerja emiten bank. Pilih saham-saham yang fundamentalnya bagus yang pertumbuhan labanya masih tumbuh dan sektornya masih menjanjikan. Lalu, jangan gunakan dulu seluruh dana jika melakukan pembelian. Maksimal dana di saham 50%. Jika ada penurunan drastis, lumayan dapat saham murah. Kecuali, jika IHSG sudah naik ke atas 5.000, boleh melakukan averaging up.
MASIH BANYAK PILIHAN Jika investor jangka panjang di atas 2 tahun, yang punya dana terus masuk seperti orang kantoran yang gajian tiap bulan, saat ini merupakan momentumnya untuk beli saham. Sebab, saham-saham banyak yang murah. Properti, bank, dan infrastruktur juga termasuk yang menjanjikan. Di saham 75% dan 25% cash tak masalah. Sebab, nantinya akan masuk lagi dana dari gaji bulanan. Atur saja, portofolionya jangan numplek di satu saham. Pecah sektor, bukan pecah saham. Sebab, kita tidak tahu sektor mana yang akan bagus antara bank, properti, infrastruktur yang lagi favorit saat ini. Pilihan di sektor bank, BBTN karena labanya meningkat. Di properti, PT PP Properti (PPRO) karena BUMN. PT Bumi Serpong Damai (BSDE) juga bagus. PT Alam Sutera Realty (ASRI) juga bagus karena harganya lebih murah. Sektor infrastruktur, karena semua BUMN, semuanya jadi pilihan seperti PT Wijaya Karya (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (PTPP), PT Wijaya Karya Beton (WTON), PT Waskita Karya (WSKT) dan PT Adhi Karya (ADHI), semuanya setara secara fundamental. Hanya saja, untuk ADHI karena ada rights issue yang belum diketahui di harga berapa, harganya volatile di antara Rp 1.500-Rp 2.400. Jadi, hindari dulu untuk saham ADHI. Untuk investasi jangka panjang, beli di harga sekarang tak masalah. Jika betah di depan komputer, boleh trading di saham-saham tersebut. Beli saham
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
IHSG 24/07
4,856.60 30/07
28/07 27/07
4,771.29
4,712.49
4,714.76
31/07
29/07
4,802.53
4,721.12
fundamental bagus saat harganya turun untuk trading. Sebab, saham bagus turun, nantinya akan naik. Jangan beli pas naik, sebab ada potensi turun karena IHSG-nya belum ke mana-mana. Irwan juga melihat, saham PT Adaro Energy (ADRO) menarik. Jika ingin BUMN, PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menarik. Ini masih speculative buy, karena itu porsinya kecil saja, 10% dari total portofolio. Sebab, sekali naik bisa besar hingga 100% dalam setahun. Jadi, ada peluang di batubara, tapi untuk investasi jangka panjang. Untuk trading harian susah karena grafiknya masih menunjukkan bearish. Tapi, memang main batubara bikin jantungan karena sektornya jelek. Spekulatif, karena beli di bawah. Akan halnya Yuganur Wijanarko, Kepala Riset HD Capital merekomendasikan beli untuk BSDE, BMRI, PNBN, MNCN. PT Bumi Serpong Damai (BSDE), dengan Price to Earnings Ratio (PER) 2015 di level 10,4 kali, Price to Book Value (PBV) 1,52 kali, dan Return on Equity (RoE) 15,20%. Rekomendasi beli dengan trading target di Rp 1.820. Pembelian pertama bisa dilakukan di Rp 1.715, pembelian kedua bisa dilakukan di Rp 1.675 dan cut loss point di Rp 1.645. Kedua, saham PT Bank Tabungan Negara (BBTN), rekomendasi beli dengan PER 2015 di level 7,5 kali, PBV 0,99 kali, RoE 13,02% dengan trading target di Rp 1.285. Pembelian pertama bisa dilakukan di Rp 1.170, pembelian kedua bisa dilakukan di Rp 1.150 dan cut-loss point di Rp 1.120. Ketiga, saham PT Bank Pan Indonesia (PNBN), rekomendasi beli dengan PER 2015 di level 10,66 kali, PBV 1,04 kali, ROE 9,8%. Trading target di Rp 1.120. Pembelian pertama bisa dilakukan di Rp 975, pembelian kedua bisa dilakukan di Rp 955, dan cut loss point di Rp 935. Keempat, saham Media Nusantara (MNCN) dengan PER 2015 di level 25,4 kali, PBV 2,99 kali, RoE 11,65%. Rekomendasi beli dengan trading target di Rp 2.150. Pembelian pertama bisa dilakukan di Rp 1.995, pembelian kedua bisa dilakukan di Rp 1.955, dan cut loss point di Rp 1.915. n
43
pasar modal Saham INCO
INCO Juga tak Berdaya Saham Vale Indonesia sudah turun 50%. Tapi tahan dulu nafsu membeli Anda, karena ada kemungkinan masih akan menukik. TEKS Ahmad munjin foto ilustrasi
m
elambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, membuat harga berbagai komoditas ikut loyo. Harga logam nikel, contohnya. Kendati baru saja mengalami penguatan, untuk pengiriman bulan Agustus ini hanya kuat menanjak sampai US$ 12.255 per ton. Jadi, masih jauh di bawah harga yang
44
terbentuk di tahun-tahun lalu, yakni US$ 21.200. Nah, lantaran harga komoditasnya yang loyo itulah, harga saham produsennya pun ikut jeblok. Saham yang diterbitkan Vale Indonesia kini hanya diperdagangkan di bawah Rp 2.000 atau tepatnya Rp 1.960 (31/7). Dibanding harga yang terbentuk di awal tahun, berarti INCO (kode sahamnya) telah turun Rp1.625 (48%). Anjloknya harga INCO bisa dimaklumi. Soalnya, hingga semester I-2015, perseroan hanya mampu mencetak laba bersih US$ 41,8 juta atau turun 38% year on year (yoy), dari sebelumnya US$ 68 juta. Penurunan laba ini bermula dari realisasi penjualan yang juga melorot. Hingga tengah tahun, pendapatan yang diraihnya turun 15% yoy menjadi US$ 409,65 juta. Pada periode itu, produksi nikel INCO tergerus dari 38.828 metrik ton menjadi 36.727 met足rik ton. Jika dibandingkan dengan kuartal I-2015, produksi nikel di kuartal II sebenarnya naik 10% menjadi 19.251 metrik ton. Namun, total penjualan nikel hingga Semester I-2015 sudah turun 5,1% yoy menjadi 37.046 metrik ton. Tahun ini, INCO tetap membidik target produksi 80.000 metrik ton. Di sisi lain, harga realisasi nikel INCO juga merosot menjadi US$ 11.058 per metrik ton. Pada periode Semester I-2014, harga realisasi sebesar US$ 12.360 per metrik ton. Secara kuartalan, harga realisasi di kuartal II-2015 lebih rendah 11% jika dibandingkan Kuartal I-2015.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
pasar modal Saham INCO Penjualan dan harga nikel yang turun menggerus EBITDA INCO di semester I tahun ini menjadi US$ 127,7 juta dari sebelumnya US$ 156,1 juta. Laba per sahamnya juga turun dari US$ 0,0068 per saham menjadi US$ 0,0042 per saham pada Semester I-2015. Sejatinya, INCO sudah berupaya mengatasi fluktuasi harga ini dengan efisiensi beban. Hal ini terlihat dari beban pokok pendapatan INCO sudah turun 7,8% yoy menjadi US$ 328,9 juta.
TAHAN DULU Kondisi inilah yang membuat para analis pesimistis. Menurut Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, research analyst dari PT Reliance Securities, tren jangka panjang saham PT Vale Indonesia (INCO) masih bearishnegatif. Harga sekarang sudah di bawah harga terendah di awal Januari 2014 di level Rp 2.080. Artinya, laju saham INCO sudah menghapus keuntungan dua tahun terakhir. Hanya saja, meski sudah mencapai level terendah Januari 2014, laju saham INCO belum memberikan tanda-tanda untuk rebound. Apalagi, tren jangka menengahnya pun masih bearish. Indikator belum memberikan sinyal positif meskipun momentum The Relative Strength Index (RSI) sudah cukup murah di
Jalan terbaik adalah tunggu sinyal positif. Sebab, di akhir tahun, biasanya sahamsaham pertambangan alami penguatan.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
area oversold. Pergerakan stochastic belum memberikan indikasi pembalikan arah (reversal) menguat untuk INCO. Tren bearish tersebut mungkin dipicu oleh tren harga komoditas yang masih mengkhawatirkan seiring dengan China yang mengalami perlambatan ekonomi. Perlambatan ekonomi China menggerus jatah impor komoditas termasuk dari Indonesia. INCO dan saham-saham komoditas lainnya, masih harus menunggu perkembangan dari harga-harga komoditasnya. Jika harga komoditas naik, sahamsahamnya juga naik. Begitu juga sebaliknya. Kinerja emiten INCO juga diprediksi kurang begitu baik berdasarkan pembahasan para analis. Karena itu, belum ada sinyal positif untuk INCO. “Saya sarankan, Anda jangan dulu akumulasi meski harga sekarang sudah murah,� kata Lanjar. Di sisi lain, jangan juga jual karena kerugiannya sudah terlalu besar. Jalan terbaik adalah tunggu sinyal positif. Sebab, di akhir tahun, biasanya saham-saham pertambangan alami penguatan. Hindari dulu, tunggu konfirmasi lebih lanjut. Peringatan menghentikan pembelian INCO didengungkan karena ke depannya masih ada risiko turun. Average down (pembelian bertahap) bisa dilakukan jika saham ini sudah mulai rebound. Jika beli saat turun, kerugian akan terus bertambah. INCO punya support di Lower Bollinger Band (LBB) di Rp 2.000 dan resistance dari tren bearish jangka menengah di Rp 2.300. Akan tetapi, karena support LBB sudah ditembus, support berikutnya adalah di Rp 1.820. Jadi, kemungkinan saham ini akan turun dulu ke level terendahnya (Rp 1.760). Jika rebound dari level tersebut, bisa mulai dikoleksi. Sebab, harga INCO sekarang sudah mundur dua tahun. n
45
pasar modal Saham bank
Pantau Kredit Bermasalahnya Bisnis bank mulai terancam. Sahamnya harus dipilih dengan hati-hati. TEKS Ahmad Munjin Foto riset
m
usim laporan keuangan telah tiba. Dan bank-bank pun mulai menerbitkan laporan kinerja mereka sepanjang semester I. Isinya, mudah diduga, seiring pelambatan pertumbuhan ekonomi, ekspansi kredit perbankan juga berkurang. Akibatnya, laba bersih sejumlah bank yang umumnya masih ditopang pendapatan bunga, juga turun. Yang tergolong parah adalah laba Bank BNI. Semester I yang baru lalu, bank ini hanya meraih laba Rp 2,43 triliun atau merosot hingga 50,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Tapi terlepas dari soal penurunan laba, kata David Sutyanto, analis riset First Asia Capital, yang perlu dicermati dari kinerja bank adalah fenomena kenaikan Nonperforming Loan (NPL). BNI banyak bermain di kredit korporasi yang lebih rentan dibandingkan kredit personal. Apalagi, kredit korporasi berjumlah besar. Kalau personal, meski besar tapi jauh lebih kecil dibandingkan korporasi. Personal bisa miliaran, tapi korporasi bisa triliunan rupiah. Oleh sebab itu, David lebih merekomendasikan memilih saham bank yang fokus kreditnya ke segmen ritel bukan korporasi seperti BBRI dan BBCA. Ini terlihat dari kinerja BBCA yang cukup oke. Meskipun, ada pandangan, kredit ritel juga akan bahaya nantinya. Tapi akan lebih baik dibandingkan korporasi. Karena itu, saham pilihannya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Central Asia (BBCA). Jika mau bank-bank daerah, PT Bank JabarBanten (BJBR) sedikit menarik. Yang harus dilakukan sekarang oleh investor adalah menahan diri. Masuklah ke sahamsaham yang sektornya masih bergerak dengan Price to Earnings Ratio (PER) murah sekali di bawah 10 kali. Kita seleksi sahamya dengan prospek yang cukup oke. Simpelnya, pilih saham big cap. Saham-saham big cap yang sudah jatuh dengan PER di bawah 10 kali, bisa masuk dengan pola buy on weakness dalam posisi hold. Tapi, masuknya bertahap, jangan banyak-banyak. David mekomendasikan buy on weakness saham
46
BBRI dengan PER 9,5 kali dengan target di Rp 11.000. Setelah terjun bebas, support BBRI masih jauh. Jika melihat historisnya, dulu BBRI punya support kuat di Rp 8.500. Mungkin saja ke support tersebut. Buy on weakness juga saham BBCA dengan target harga di Rp 14.000 dengan support di Rp 11.800. BBCA punya PER di 18,7 kali. Buy on weakness saham BJBR dengan support di Rp 750 dan target resistance di Rp950 serta PER 6,7 kali.
TERGANTUNG PDB Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, juga berpendapat bahwa kinerja emiten perbankan sedang tidak terlalu bagus. Sebagian, laba bersihnya masih tumbuh tapi ada juga yang turun. Hanya saja, dibandingkan ekspektasi konsensus, semuanya mencatatkan laba bersih di bawah harapan. Sekarang, orang ingin melihat Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal II yang akan diumumkan awal Agustus 2015. Pasar ingin melihat, apakah PDB bisa lebih tinggi dibandingkan tahun lalu di kuartal yang sama.
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
pasar modal Saham bank
Jika ternyata PDB berhasil rebound, ada harapan di saham-saham perbankan. Yang terjadi sekarang, beberapa saham masih tertekan negatif. Akan tetapi, beberapa saham lain seperti BBCA, BBRI, dan BBNI, menunjukkan bahwa orang yakin: buruknya kinerja bank sudah tercermin pada koreksi yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Itu sebabnya, kalau dilihat, BBRI dan BBCA juga masih bisa menguat sahamnya karena orang melihat kondisi ke depan bisa menjadi
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
lebih baik. Untuk BBNI, karena kinerjanya anjlok, rebound-nya bisa belakangan. Tinggal lihat perkembangannya. Sekarang, tinggal melihat angka PDB kuartal II yang akan dirilis awal Agustus. Perekonomian memang sudah melambat, yang terpenting sekarang, ke depan apakah akan lebih baik atau tidak. Jika ekspektasi ekonomi membaik, harga saham biasanya mengalami bottoming. Segmen kredit BCA lebih ke konsumer dan ritel. Bank Mandiri merupakan pemain obligasi yang pintar dan segmen kredit korporasi. BRI fokus di kredit UKM. Dengan melihat emiten bank, pengaruh perlambatan ekonomi terhadap UKM sudah terasa. Mandiri yang masih pintar bermain di obligasi, masih bisa bertumbuh. Yang bermain bukan di sektor riil malah bisa tumbuh. Di sisi lain, pelemahan UKM juga tidak tercermin dalam pola konsumsi masyarakat yang tetap masih tinggi. Kredit konsumsi masih tinggi dibandingkan kredit korporasi dan UKM pada umumnya. Artinya, masyarakat masih tetap percaya diri dalam melakukan pembelian untuk konsumsi barang dengan cara berutang (kredit) seperti yang tercermin dalam tumbuhnya laba bersih BCA. Hanya saja, pasar perlu sedikit berhati-hati. Sebab, sektor rill di sektor mikor UKM perlu diakui sedang stagnan. Meski tingkat konsumsi tinggi, pasar harus waspada. Sebab, perlambatan ekonomi sudah sudah mengganggu sektor UKM. Secara umum, David merekomendasikan buy on weakness saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), dan BMRI. Tapi, jika memilih, pilihannya hanya saham BBRI dan BBCA. n
47
pasar modal Saham logam
Yang Rindu Sentimen Positif Saham tambang logam, sekarang ini, belum disarankan. TEKS Ahmad Munjin foto riset
j
ika melihat kondisi sekarang, belum terlihat adanya pergerakan yang positif pada hargaharga komoditas logam seperti timah, nikel, dan emas. Semuanya, belum bisa menemukan momentum rebound-nya. Kondisi itu, secara tidak langsung akan berimbas negatif ke harga saham-saham di sektor tambang logam seperti PT Timah (TINS), PT Vale Indonesia (INCO), dan PT Aneka Tambang (ANTM). Semuanya menunjukkan belum adanya momentum pembalik an arah (reversal) menguat. Seharusnya, harga tambang logam tidak inline dengan harga minyak. Hanya saja, karena kedua komoditas tersebut sama-sama diperdagangkan di pasar komoditas berjangka, maka penurunan harga minyak berpengaruh ke penurunan harga-harga tambang logam. “Memang, seharusnya, harga minyak dan logam tak seiring. Sebab, kebutuhan riilnya pun berbeda,� kata Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia. Tapi secara sentimen, tetap saja harga minyak berimbas ke harga logam.. Harga minyak di bawah US$ 50 per barel saat ini belum tentu merupakan harga bottom selama sentimen yang mewarnai pasar komoditas belum cukup kondusif. Sebab, dari sisi riilnya pun belum terlihat ada permintaan yang cukup baik. Selama ini, penguatan harga pun lebih dipicu oleh faktor sentimen, seperti momentum jelang rapat The Fed bukan permintaan riil. Kenaikan harga minyak juga dipicu oleh ekspektasi turunnya cadangan minyak AS. Permintaan minyak untuk kegiatan industri, untuk kegiatan pabrik manufaktur, dan bisnis dengan tingkat bahan bakar tinggi, semuanya belum terlihat. Tak terlihat juga permintaan minyak dari industri pengolahan logam pun. Karena itu, secara tren, saham-saham tambang logam masih negatif seiring harga komoditas yang cenderung mengalami pelemahan yang berpengaruh negatif ke kinerja emiten-emiten pertambangan logam. Walaupun, dari sisi nilai tukar dolar AS-nya
48
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
pasar modal Saham logam
Selama INCO, TINS, ANTM masih bermain di industri hulu, harga sahamnya akan terus tertekan.
terus mengalami kenaikan. Karena kenaikan dolar AS tidak diikuti oleh kenaikan harga komoditasnya, tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja emiten-emiten pertambangan logam. Secara umum, Reza menyarankan hindari (avoid) dulu saham-saham tambang logam. Tapi, kalau untuk spekulasi jangka pendek, yang perlu dicermati adalah sentimen yang sedang mewarnai pasar. Pada saat harga minyak naik, kita bisa melakukan trading di saham-saham komoditas seperti PT Medco Energy (MEDC), PT Indo Tambang Raya Megah (ITMG), PT Adaro Energy (ADRO), dan PT Vale Indonesia (INCO).
HINDARI DULU Akan tetapi, jika ragu untuk spekulasi, Reza lebih menyarankan untuk mengindar terlebih dahulu. Sebab, penurunan harga kontrak satu komoditas berimbas negatif ke komoditas lainnya. Yang agak beda adalah komoditas Crude Palm Oil (CPO). Sebab, komoditas CPO masih bisa diolah menjadi produk hilir, menjadi bahan setengah jadi, atau bahan jadi lainnya seperti produk farmasi, produk kecantikan, dan produk konsumer. Jika ada sentimen positif dari peningkatan daya beli masyarakat di produk-produk konsumer, harga CPO masih bisa naik. Tambang seperti batu bara dan logam, belum bisa diolah menjadi produk hilir yang bisa dikonsumsi seperti CPO. Timah, lalu dibuat untuk sodier juga permintaannya turun seiring turunnya permintaan elektronik. Apalagi, harga komoditas saat ini memang cenderung turun. Karena itu, lebih baik hindari. Kalaupun trading, itu lebih bersifat spekulatif tergantung sentimen yang mewarnai pasar saat itu. Jika saat itu belum ada sentimen positif yang terkait dengan tambang logam, lebih baik jangan memaksakan diri untuk trading di sahamsaham tambang logam. Tergantung momentumnya. Emiten-emiten tambang logam, sejauh tidak melakukan improvisasi di sektor hilirnya, prospek me-
reviewweekly 46 Tahun IV | 3-9 Agustus 2015
reka tetap suram. Komoditas logam sekarang masih berkecimpung di sektor hulu. “Akibatnya, kinerja emiten-emiten tambang logam tetap akan tertekan negatif,� kata John Veter, pengamat pasar modal. Contoh baik di sektor komoditas adalah PT Adaro Energy (ADRO) yang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah. Karena itu, produk ADRO jadi terdiversifikasi. Sebab, harga listriknya tetap, tapi bahan baku batu baranya rendah sehingga mendapat keuntungan besar. Sejatinya, semua perusahaan komoditas tambang di Indonesia harus beralih bukan hanya bermain di sektor hulu, tapi juga di sektor hilir yang memberikan added value juga bagi negara. Sektor hilir nikel hampir mirip seperti baja untuk pembuatan peralatan dapur seperti pisau dan sebagainya. Itu bisa jadi pilihan industri hilir nikel. Atau, membuat bahan siap cetak. Sekarang, nikel diolah di Indonesia kemudian diekspor dalam bentuk batangan (bukan dalam bentuk bijih). Ironisnya, untuk membuat pisau, kita mengimpor kembali dari China, seperti baja tahan karat dan stainless. Padahal, nikelnya dari kita-kita juga. Seharusnya, perusahaan nikel, misalnya berkolaborasi dengan PT Krakatau Steel (KRAS) atau pabrik baja lain di Indonesia yang besar. Selama INCO, TINS, ANTM masih bermain di industri hulu, harga sahamnya akan terus tertekan karena hanya mengandalkan naik-turunnya harga komoditas yang sekarang sedang lesu. Mereka harus bermain di industri hilir. Paling tidak, mereka bisa bermain ke industri semi-hilir sehingga memberikan added value pada penjualan barang-barang mereka. Sejauh ini, untuk emiten-emiten tambang logam belum ada yang melirik sektor hilir. Baru ada beberapa emiten batu bara yang mulai berpikir untuk membuat misalnya, pembangkit listrik mulut tambang. Makanya, “Saya sarankan hindari dulu saham-saham tambang logam,� kata John. n
49