MailBOX Kirimkan surat pembaca Anda ke alamat: Redaksi Majalah Review Weekly, Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD - Tangerang Selatan 15320 Email: redaksi.majalahreviewweekly.com
http://www.majalahrevieweekly.com
Akibatnya, banyak peserta BPJS yang kecewa, khususnya yang berasal dari peserta Askes. Mereka kebanyakan adalah pensiunan atau lanjut usia. Ini hendaknya jadi perhatian serius dari pemerintah dan manajemen BPJS Kesehatan.
Tak terasa, ternyata sudah 2 tahun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan digulirkan sejak awal Januari 2014. Tapi, selama itu pula lembaga yang memiliki tugas mulia sebagai penyelenggara layanan sosial untuk masyarakat ini masih amburadul. Keluhan tentang layanan BPJS Kesehatan, cukup beragam. Mulai dari layanan rumah sakit tak sesuai standar, birokrasi, ketersediaan obat sampai kepesertaan. Seorang tetangga saya menceritakan pengalamannya ketika berobat ke rumah sakit. Dulu, sewaktu ada Askes, dia bisa menebus obat untuk jangka waktu sebulan. Namun setelah Askes meleburkan diri ke BPJS, obat yang diberikan hanya cukup untuk seminggu. “Untuk menebus obat, prosesnya juga cukup merepotkan dan menyita waktu,� katanya. Selain itu, BPJS mencabut sejumlah layanan pemeriksaan kesehatan. Padahal, ketika masih ada Askes, layanan pemeriksaan kesehatannya cukup luas. Penderita gagal ginjal, misalnya, perlu melakukan cuci darah yang biayanya cukup mahal. Namun dengan Askes, pesertanya bisa menjalani cuci darah secara gratis. Setelah berganti BPJS Kesehatan, prosedur cuci darah cukup berbelit. Demikian pula penderita kanker yang harus mengonsumsi obat pencegah kanker seumur hidup, mengeluhkan pembatasan obat oleh BPJS Kesehatan.
4
Redaktur: ratna nuraini, sri wulandari, kukuh bhimo nugroho reporter: Setyo Adhi Nugroho, Gading Putra
Desain & layout: Rizky Pratama unit usaha pemimpin perusahaan: Bambang Aji setiady
Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa adalah jika elektrifikasi per kapitanya mencapai 800 watt. Bagaimana dengan Indonesia? Masih jauh. Elektrifikasi per kapita Indonesia hanya 210 watt. Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia berada di peringkat ke-6, di bawah Vitenam. Kalau dibandingkan dengan China yang mencapai 875 watt, jelas Indonesia jauh tertinggal. Jangan Anda bandingkan lagi dengan negara maju, bisa-bisa sakitnya tuh di sini. Makanya, pembangunan pembangkit listrik baru mutlak diperlukan untuk kemajuan bangsa. Bagaimana mau meningkatkan industri, kalau listrik saja susah didapat? Generasi muda juga akan mengalami kesulitan untuk menjadi orang pintar, karena minimnya ketersedian listrik di Tanah Air. Tentu saja, Indonesia tidak boleh asal membagun pembangkit listrik. Pemilihan teknologi dan sumber energinya harus tepat. Kita tentu tak menginginkan pemilihan teknologi dan energi seperti zaman Orde Baru, yang kerap mengadopsi kepentingan orang-orang tertentu. Karena itu, jadi aneh rasanya kalau pembangunan pembangkit listrik baru sebesar 35 ribu megawatt yang dipilih adalah teknologi dari China. Sebab, bukan apa-apa, kegagalan pembangunan pembangkit listrik 10 ribu megawat tahap I dan II karena menggunakan teknologi China. Proyek ini banyak menggunakan energi batu bara. Itulah sebabnya, jika proyek 35 ribu megawatt bernasib sama seperti pendahulunya, masyarakat dan industriawan akan kembali kecewa. Lupakan saja pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, bila masalah krisis listrik saja tidak dapat dipecahkan. Anoraga Jalan Pasar Minggu Raya Jakarta Selatan
Redaktur Eksekutif: latihono sujantyo
REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta
Tentang Pembangkit Listrik 35.000 megawat
BPJS Kesehatan Masih Amburadul
Pemimpin redaksi: budi kusumah
redaktur foto: dahlan rebo pahing
Wira Antasari Jalan Otista III Jakarta Timur
Cover: erbhayu
Pemimpin UMUM: Bambang Aji setiady
marketing: Arief Nazarudin, Celline Agatha alamat redaksi dan usaha: Pertokoan Golden Road, Blok C27 No. 67, BSD, Tangerang Selatan, BANTEN 15320 Telp: 021-538 3063 penerbit: PT INDOPUBLIK MANDIRI
SuratMingguini
Hapuskan Sistem Outsourcing Salah satu agenda yang diusung dalam aksi unjuk rasa kaum buruh pada Hari Buruh Sedunia pada 1 Mei 2015 lalu adalah masalah pekerja alih daya atau outsourcing. Pasalnya, hingga saat ini masih banyak perusahaan, baik swasta maupun BUMN yang menggunakan tenaga outsourcing. Padahal, sejak 15 November 2012 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (saat itu) Muhaimin Iskandar sudah meneken aturan soal outsourcing. Peraturan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenakertrans) Nomor 19/2012 itu bertajuk Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain. Awalnya, para pekerja menyambut gembira lahirnya Permenakertrans Nomor 19/2012 tersebut. Sebab, Keberadaan Permenakertrans No.19 Tahun 2012 diharapkan bisa memperbaki nasibnya. Setidaknya ia berharap, statusnya bisa menjadi pekerja tetap karena jenis pekerjaannya selama ini tidak termasuk dalam lima bidang pekerjaan yang boleh dialihdayakan kepada perusahaan lain. Tapi, seperti yang terjadi selama ini, aturan tinggal aturan, toh praktiknya berbeda jauh dengan di lapangan. Sebab, hingga kini ternyata masih banyak pengusaha yang menerapkan sistem kerja outsourcing di perusahaannya. Pengusaha beralasan mereka lebih enak memperkerjakan tenaga oursourcing karena beban yang ditanggung tidak berat. Sebab, tenaga outsourcing adalah karyawan kontrak. Karena itu, mereka tidak mendapat tunjangan, seperti asuransi, jaminan hari tua, bahkan THR. Mereka juga tidak punya jenjang karir. Karena itu, pantas kalau pekerja menuntut agar sistem outsourcing dihapus dalam praktik ketenagakerjaan di Indonesia. Harry Owe Bekasi Timur, Jawa Barat
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Contents
headline LaporanUtama 9 Otomotif Berguguran Hampir seluruh prinsipal otomotif tak mampu mendongkrak penjualan. Pasar memang sedang lesu akibat daya beli merosot.
Bisnis
Makro
16 Nasib Hasil Audit Petral Keseriusan Presiden Jokowi memberantas
30 Besar Mahal, Kecil Pun Jadi
mafia migas dipertanyakan. Kenapa kelanjutan hasil audit Petral terkesan mandek?
Kementerian ESDM berencana membangun delapan kilang mini. Mengantisipasi lonjakan konsumsi dan impor BBM.
32 Ngebut di Awal Tahun 33 Agar UMKM Semakin Tangguh
Keuangan 18 Langkah Besar Sinar Mas
Sisipan 24 Bendera Putih Sang Pioneer Elektronik
Raksasa elektronik Jepang, Sony, Panasonic, dan Sharp sudah tak berdaya menghadapi inovasi pesaingnya dari Korea Selatan, Samsung dan LG.
36 Bunga Siap Turun Bersama Capping Untuk menekan suku bunga kredit, OJK akan mematok batas atas suku bunga deposito. Eloknya, BI pun berencana memangkas kembali BI rate atau GWM primer.
38 Mekar di Musim Gugur Bunga
Pasar Modal 42 Optimisme di Tengah Ketidakpastian Indeks diprediksi akan menguat terus. Tapi, di awal pekan masih akan ada koreksi.
44 Meneropong Potensi Saham Ritel
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Membangun Kemitraan, Memberdayakan Komunitas Para siswa terus belajar dan menyiapkan diri masuk ke dunia kerja, termasuk anak-anak kami. Karenanya, kami berupaya sekuat tenaga untuk dapat menyediakan pelatihan dan memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan kemitraaan yang dibangun bersama Pemerintah, LSM dan masyarakat, kami telah mendirikan dua Politeknik di Riau dan Aceh. Kemitraan tersebut kami lakukan untuk mengembangkan kurikulum dan meningkatkan kemampuan para pengajar. Setiap tahun, ratusan siswa lulus dan siap menjadi tenaga terampil – membantu memberdayakan komunitas dimana mereka berada. Kemajuan pendidikan adalah kepedulian semua. Termasuk kami.
Informasi selengkapnya tersedia di www.ChevronIndonesia.com
editorial
S
Cerita Si Miskin
elama kemiskinan itu ada, maka tak akan habis ceritanya. Bagaikan borok yang tak pernah kering, dari masa ke masa, kemiskinan di negeri ini makin meruyak. Apalagi, belakangan ini, pedang PHK semakin liar, berkelebat ke sana kemari. Mangsanya puluhan ribu bahkan, diduga kuat, tak lama lagi akan mencapai angka seratusan ribu orang yang kena babat. Makanya, tak habis kemiskinan diperbincangkan sebagaimana orang miskin tak juga berkurang kuanti-
tas dan kualitasnya. Semua juga tahu kemiskinan adalah suatu kondisi yang tidak pernah nyaman. Ketika seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Betul, belum lama ini, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia telah naik dari Rp 41,9 juta per tahun per kapita pada 2014 menjadi Rp 45,18 juta per tahun per kapita pada 2015. Pendapatan per kapita pada 2015 tersebut
8
juga meningkat bila dibandingkan 2013 yang sebesar Rp 38,37 juta per tahun per kapita. Namun, meskipun pendapatan per kapita menunjukkan tren kenaikan, Institut for Development of Economic and Finance (Indef ) menilai, kesejahteraan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin. Hal tersebut terlihat dari indeks gini rasio yang tidak menunjukkan perbaikan, bahkan sejak 2011. Kenaikan PDB per kapita itu karena 20% masyarakat teratas tumbuhnya jauh lebih cepat. Masyarakat terbawah tidak tumbuh, atau bahkan menurun. Pendapatan per kapita itu kan total pendapatan dibagi penduduk. Kalau dilihat size memang meningkat, tapi masih ada kesenjangan sehingga yang menikmati hanya 20% teratas. Akibatnya, ya itu tadi, kemiskinan makin meruyak. Kajian Kemiskinan dan Perlindungan Sosial LPEM FEUI, memperkirakan, kenaikan jumlah penduduk miskin sampai akhir tahun 2015 mencapai 1,2 juta-1,5 juta orang. Entah, akan bertambah berapa banyak lagi orang miskin di tahun ini. Jangan dibantah lagi, jumlah orang miskin pasti bertambah. Sebab, perekonomian negeri ini telah menyiratkan hal itu. Putaran roda ekonomi akan dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti pelemahan ekonomi China yang masih akan terus konsisten, yang diperkirakan ‘hanya’ akan tumbuh sebesar 6,5% – 7%. Ini yang menyebabkan harga komoditas yang selama ini jadi andalan devisa Indonesia tetap mendem. Lantas dari dalam negeri, ada muncul berbagai sentimen negatif lainnya. Seperti kegaduhan politik yang tak pernah berhenti hingga kericuhan harga bahan pokok yang tak kunjung stabil dengan kecenderungan terus meningkat. Bayangkan, di satu sisi penghasilan masyarakat menurun bahkan hilang lantaran PHK, di sisi lain harga-harga semakin menjulang. Itu semua, jelas, akan menaikkan jumlah orang miskin. Walhasil, sekarang pemerintah tak mungkin lagi mempolitisir angka kemiskinan. Bisa saja, di atas kertas, angka kemiskinan jadi cantik lantaran ditulis turun. Tapi fakta berbicara lain. Dengan kata lain, sudah waktunya pemerintah berupaya keras (bagaimanapun caranya) mengentaskan kemiskinan. Sebab, kemiskinan adalah masalah sosial yang apabila terus ditumpuk bisa menjadi frustrasi sosial yang kemudian meledak menjadi kemarahan sosial. n bk
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Hampir seluruh prinsipal otomotif tak mampu mendongkrak penjualan. Pasar memang sedang lesu akibat daya beli merosot. TEKS Latihono Sujantyo dan Kukuh Bhimo Nugroho Foto Dahlan Rp, Dok. Review, Riset
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
9
I
ndustri otomotif Indonesia sedang lesu. Penjualan turun dan beberapa agen atau distributor menutup operasionalnya di sini. Dari perusahaan skala kecil hingga produsen kelas nasional, terpaksa melakukan efisiensi besar-besaran. Jam operasional dipangkas. Hari Sabtu dan Minggu, yang biasanya dipakai untuk produksi, kini ditiadakan. Rendahnya daya beli masyarakat menjadi pemicu turunnya angka penjualan mobil. Sepanjang tahun lalu, menurut catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil yang terjual hanya 1,03 juta unit. Padahal, tahun 2014 mencapai 1,19 juta unit. Lesunya pasar otomotif telah memakan beberapa korban. General Motors dan PT Ford Motor Indonesia sudah mengibarkan bendera putih. Dua produsen mobil asal AS ini terpaksa harus hengkang dari Indonesia lantaran tidak mampu bersaing dan lemahnya daya beli masyarakat. PT Mabua Harley-Davidson dan PT Mabua Motor Indonesia juga mengikuti jejak Ford untuk menarik bisnis otomotifnya dari Indonesia. Agen tunggal pemegang merek motor besar HarleyDavidson di Indonesia ini sejak 31 Desember 2015 menghentikan keagenannya. Berdasarkan data Gaikindo, hampir seluruh prinsipal tak mampu mendongkrak penjualan pada 2015. Kecuali Honda, yang masih bisa menjual mobil lebih banyak dibandingkan ta-
hun sebelumnya. Grups Astra, yang mengusung lima merek mobil pabrikan Jepang, sejauh ini masih menguasai lebih dari separuh pasar otomotif nasional, dengan jumlah kendaraan terjual 510.224 unit. Namun, pangsa pasarnya menyusut dari 50,84% di tahun 2014 menjadi 50,35% pada tahun 2015. Dari lima jagoan otomotif Astra, Toyota masih yang teratas dengan angka penjualan 322.466 unit. Namun, angka tersebut turun 7,7% dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya sehingga berakibat pada tergerusnya pangsa pasar Toyota dari 33% pada 2014 menjadi 31% pada tahun lalu. Di urutan kedua ada Daihatsu dengan jumlah mobil terjual 167.808 unit, turun 9,4% dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya 185.226 unit. Kendati demikian, pangsa pasar Daihatsu justru meningkat dari 15,33% menjadi 16,56%. Sementara tiga mobil pabrikan Grup Astra lainnya, yakni Isuzu, UD Trucks, dan Peugeot masing-masing penjualannya minus 31,5%, 34%, dan 38%. Tapi tahun ini Toyota punya jagoan baru, yakni All New Kijang Innova. Toyota Motor Corporation (TMC) melalui anak usahanya, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) produk ini sejak awal tahun ini. Varian itu sendiri sebenarnya sudah dikembangkan sejak empat tahun lalu. Mobil keluarga Indonesia yang melegenda
Gaikindo Indonesia International Auto Show 2015 di Indonesia Convention Exhibition BSD City, Tangerang: Pasar sedang lesu.
10
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
ini merupakan suksesor 6 generasi sebelumnya yang bertahan selama 38 tahun, sejak diproduksi pertama di Indonesia pada 1977. Untuk All New Toyota Innova sudah mulai diproduksi oleh TMMIN sejak awal November 2015. Presiden Direktur PT TMMIN Masahiro Nonami mengatakan, bila dibandingkan produknya yang lain, All New Toyota Innova memiliki behind story yang cukup panjang, termasuk penunjukan Toyota Karawang Plant sebagai rumah tempat lahirnya kendaraan serbaguna (multipurpose vehicle/MPV) tujuh penumpang itu. Tak tanggung-tanggung, Toyota menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 5 triliun menambah dana Rp 13 triliun yang sebelumnya dibenamkan untuk memproduksi kendaraan generasi terbaru Kijang ini. Dana tersebut digunakan untuk perlengkapan line produksi serta komponen, baik untuk kebutuhan internal TMMIN maupun supplier. Sebelum diproduksi, pabrik I kawasan industri Karawang International Industrial City, Kabupaten Karawang, Jawa Barat diperbaiki agar dapat memadai dalam meproduksi All New Toyota Innova. Awalnya, Toyota plant 1 ini memiliki kapasitas sebanyak 130 ribu unit per tahun. Jumlah tersebut dibagi untuk pembuatan dua model andalan Toyota di pasar ekspor, Innova dan Fortuner. “Pabrik ini sekarang sudah sangat berubah. Banyak hal yang kita perbarui, termasuk sistem otomasi (robotik),” kata Direktur Produksi Engineering PT TMMIN Karawang I, Nandi Julianto. “Kami mulai dari persiapan line-nya dulu, kami mencoba untuk memperbaiki sisi ergonominya (pemanfaatan tenaga robotic),” tambahnya. Dia pun bercerita, pabrik sebenarnya sempat berhenti untuk proses peralihan produksi dari Data Penjualan Motor Tahun 2015 generasi lama ke baru. Peralihan itu sebagai persiapan renovasi jalur Periode Honda Yamaha Suzuki Kawasaki TVS Total produksi, termasuk mengubah jig, Januari 339,850 140,243 11,389 10,782 519 502,783 die, press part, dan molding. Selain Februari 376,973 150,840 11,010 16,968 300 556,091 itu TMMIN juga menyiapkan proMaret 376,571 145,609 9,009 14,736 244 546,169 duksi komponen di level pemasok. April 371,001 139,978 8,604 5,089 103 524,775 Warih Andang Tjahjono, WaMei 304,900 150,745 7,355 6,330 300 469,630 kil Presiden TMMIN menjelaskan, Juni 361,767 191,965 12,097 8,636 249 574,714 sebanyak 16 perusahaan pemasok Juli 278,754 124,875 10,234 7,706 269 421,838 lokal baru ikut terlibat dalam proAgustus 430,953 169,277 10,155 11,518 186 622,089 ses produksi All New Kijang Innova September 425,458 158,101 9,050 10,251 242 603,102 di Indonesia. Sehingga jumlah toOktober 453,944 131,463 7,242 10,105 128 602,882 tal pemasok lokal lapis pertama November 394,726 125,472 7,600 7,804 80 535,682 TMIIN kini menjadi 123 perusaDesember 338,991 170,062 6,137 5,083 127 520,400 haan. Dari jumlah itu, sebanyak 20 pemasok merupakan perusahaan Total 4,453,888 1,798,630 109,882 115,008 2,747 6,480,155 lokal, sedangkan sisanya asing dan Sumber: Gaikindo perusahaan patungan (joint ven-
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
11
Pabrik perakitan mobil di Astra Toyota Motor: Efisiensi besar-besaran.
ture/JV). “Kalau yang murni Indonesia ada 20 pemasok, seperti resin, injeksi, dan press part. Mereka semua tier 1,� katanya. Tapi pasar akan mengujinya di tahun ini.
PENDAPATAN TURUN Di luar Astra, Honda menjadi kompetitor paling ketat pada tahun lalu setelah berhasil menjual mobil 106 unit lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan total penjualan 159.253 unit mobil, Honda berhasil memperbesar pengaruhnya di pasar otomotif Indonesia. Pangsa pasar Honda naik dari 13,1% pada 2014 menjadi 15,7%. Sementara Suzuki hanya berhasil menjual 121.805 unit atau turun 21,3% dibandingkan dengan pencapaian 2014 yang mencapai 154.923 unit. Selanjutnya Mitsubishi, dengan angka penjualan 112.527 unit kendaraan. Angka tersebut turun 20,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang terjual 141.962 unit. Nasib serupa juga dialami Nissan, setelah hanya berhasil menjual 25.108 unit, turun 25,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tak pelak, pendapatan emiten yang mengandalkan produk otomotif harus menelan pil pahit. Menurut Nico Omer Jonkcheere, Vice President, Research & Analysis Valbury Asia Securities, prospek otomotif belum akan pulih hingga akhir tahun. Sebagai informasi, Gaikindo memproyeksikan, tahun ini penjualan mobil domestik hanya berkisar 950.000 - 970.000 unit. Turun dari tahun lalu, yang masih mencapai 1,2 juta unit. Sementara penjualan motor ditaksir hanya akan ada di kisaran 6,4 juta unit hingga 6,5 juta unit. Adapun, tahun lalu, realisasi penjualan roda dua tercatat sebanyak 7,86 juta unit. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) menjadi salah satu korporasi otomotif yang ikut terpukul dari kondisi ini. Rapor kinerja perseroan pada kuartal III -2015 tercatat merah. Emiten milik Grup Salim ini membukukan rugi bersih hingga Rp 189 miliar. Ini lebih besar dari kerugian periode sebelumnya yang Rp 178,7 miliar. Begitupun penjualan PT Astra International, ikut anjlok. Itu, terlihat dari laba bersih yang berhasil dibukukan pada kuartal III yang hanya Rp 5,3 triliun. Bandingkan dengan perolehan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,9 triliun. Penurunan itu disebabkan tergerusnya bisnis otomotif Astra.
LCGC IKUT TERPUKUL Nasib serupa dialami mobil murah ramah lingkungan atau low cost and green car (LCGC). Awalnya, mobil jenis ini cukup banyak diminati. Selain murah, juga hemat bahan bakar. Tapi sejak bulan September 2015 harga mobil jenis ini naik. Datsun, misalnya menaikkan harga akibat dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Datsun menaikkan harga pada Go dan Go+. Setiap varian mengalami kenaikan yang cukup signifikan, hingga Rp 3,5 juta. Tak cuma Datsun, Suzuki Indomobil Sales (SIS) juga ikut menambah harga dari Wagon R. Mulai dari tipe bawah hingga varian teratas kenaikan harganya mencapai Rp 1,5 juta. Bisa dimaklumi, lantaran pengaruh tingginya harga bahan baku otomatis memengaruhi ongkos produksi. Produksi kendaraan akan tetap memerlukan bahan baku impor meskipun LCGC memakai suku cadang buatan dalam negeri. Hal itulah
Motor besar Harley-Davidson: Menarik bisnis otomotifnya.
12
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
menjadikan suku cadang harganya terpengaruh akibat besar-kecilnya biaya impor yang selalu menyesuaikan dengan kurs dolar. Data Gaikindo per Juli 2015, penjualan mobil LCGC Honda dengan nama produk Brio Satya periode Januari-Juli 2015 mencapai 16.819 unit. Jumlah ini justru tumbuh 23,49% dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 13.619 unit. Sementara penjualan mobil LCGC Datsun dengan nama produk Go + & Go periode Januari-Juli 2015 mencapai 15.868 unit. Jumlah ini tumbuh 189,61% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5479 unit.
Namun secara keseluruhan di segmen LCGC ini, berdasarkan data yang sama, jumlah mobil segmen LCGC yang terjual periode Januari-Juli 2015 seluruhnya mencapai 92.061 unit. Jumlah ini turun 7,22% dibanding periode Januari-Juli 2014 yang mencapai 99.235 unit. Ada lima merek mobil yang telah laku di pasaran hingga kuartal ketiga 2015. Yakni, Toyota Agya, dengan angka penjualan mencapai 5.238 unit, Daihatsu Ayla terjual 3.479 unit. Honda brio, terjual 2.797 unit, Datsun GO+ panca 1.624 unit dan Suzuki Karimun Wagon R sebanyak 1.312 unit. n
Mobil bekas: Bakal naik pamor.
K
Kini Era Mobil Bekas
alau penjualan mobil baru turun, lain halnya dengan mobil bekas. Dua tahun lalu penjualan mobil bekas memang sempat melorot tajam. Tapi sejak tahun lalu, para diler penjualan mobil bekas pasang strategi baru. Salah satunya adalah memanfaatkan perkembangan era digital melalui media online. Situs jual beli online pun dimanfaatkan untuk menjaring pembeli. Pengelola mobil seken di Bursa Mobil Bekas Blok M Plaza, Taufik, mengakui dengan cara ini, penjualan mobil bekas yang dikelolanya bisa meningkat 70%. Bisa jadi, tahun ini menjadi era kebangkitan kembali mobil-mobil bekas. Kebangkitan penjualan bekas ini, salah satunya disebabkan karena harga mobil murah ramah lingkungan (LCGC) mengalami kenaikan. Hal ini membuka peluang pasar yang lebih besar bagi penjualan mobil bekas. Selain itu, adanya kebijakan menurunkan harga BBM. Tak heran, bila Holomoan Fischer, General Manajer diler mobil bekas Mobil88 menyebut, perusahaannya mematok kenaikan penjualan sebanyak 15% pada tahun ini ketimbang tahun lalu yang berhasil menjual sekitar 25.000 unit mobil bekas. Anak unit usaha Astra Group ini, akan meng-
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
genjot penjualan dengan menambah dua diler lagi di wilayah Jabodetabek. Herjanto Kosasih, Senior Manajer Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, menyebut kenaikan harga LCGC menjadi peluang buat pasar mobil bekas. Meski pasar bergerak positif, namun rasa waswas masih menghantui, lantaran para pemegang merek masih mengiming-imingi diskon untuk mobil baru. Jadi, Herjanto hanya berani mematok kenaikan penjualan tahun ini di angka 35.000 unit. Toh, rasa waswas para pelaku bisnis mobil bekas ini tak cuma itu saja. Soalnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat ini tengah mengkaji pembatasan usia mobil di jalan menjadi sepuluh tahun. Jika ini terjadi, bukan tidak mungkin, pasaran mobil bekas bakal anjlok lagi. Alhasil, kata Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Jongkie Sugiarto, konsumen akan mencari mobil bekas yang berusia di bawah sepuluh tahun. Sementara mobil yang di atas sepuluh tahun bakal tak dilirik. “Saat ini rata-rata mobil bekas yang dijual di Jakarta masih berumur antara tiga sampai lima tahun, jadi tidak terlalu besar imbasnya,� kata Jongkie. n
13
Laju Mobil Mewah Tertahan Penjualan mobil mewah di Indonesia turun drastis. Selain daya beli merosot, mereka juga dihadang kenaikan bea masuk impor. TEKS Latihono Sujantyo Foto DAhlan Rp, Riset
O
rang kaya Indonesia kini harus berpikir ulang untuk membeli mobil mewah alias completely built up (CBU). Pasalnya, bukan hanya uang mereka yang lagi seret, tapi harga mobil mewah saat ini sudah sangat tinggi. Maklum saja, pertengahan tahun lalu terbit Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 132/PMK.010/2015 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor. Beleid ini mengatur kenaikan tarif bea masuk impor mobil
completely built-up (CBU) dan mobil impor rakitan lokal atau completely knocked down (CKD). Untuk bea masuk impor mobil CBU naik dari 40% menjadi 50%. Untuk bea masuk mobil CKD naik dari semula 10% menjadi 50%. Yang terpukul dengan aturan ini adalah produsen mobil dari Eropa dan Amerika Serikat (AS). Sebab, aturan ini berlaku untuk negara Most Favoured Nation (MFN) atau negara yang belum memiliki ikatan perdagangan bebas dengan Indonesia, termasuk Eropa dan AS. Itu pula yang dirasakan PT Garansindo Inter Global, yang menjadi agen berbagai merek mobil mewah dari Eropa. “Penjualan mobil cukup sulit, bisnis Garansindo juga ikut turun,� ujar Muhammad al Abdullah, Presiden Direktur Garansindo. Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan merek Chrysler hingga Desember 2015 hanya 262 unit, turun 70% dibanding penjualan periode yang sama tahun lalu sebanyak 890 unit.
Mobil mewah dalam pameran: Turun drastis.
14
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Selain daya beli yang turun, kenaikan bea masuk impor kendaraan bermotor CBU juga memaksa Garansindo mengerek harga jual rata rata mobilnya Rp 50 juta-Rp100 juta. Padahal dua tahun lalu, orang kaya Indonesia tak segan merogoh uang miliaran rupiah hanya untuk mendapatkan mobil CBU. Bagi mereka, yang penting status sosial terjaga, dan tampil lebih keren di jalan raya. Coba saja tengok saat pabrikan mobil Ferrari merilis akan memproduksi seri baru mobil super mewah, F12 Berlineeta. Dalam waktu sekejap, jatah 16 unit yang diberikan untuk Indonesia, langsung habis dibeli orang kaya Indonesia. Padahal, harga sebuah mobil sport ini sekitar Rp 10 miliar. Makanya, tak heran kalau impor mobil CBU beberapa tahun lalu terus meningkat. Pada 2012, nilai impor kendaraan dan komponennya mencapai US$ 10 miliar. Itulah kenapa, mobil CBU mudah sekali ditemui di jalan-jalan raya, terutama di Jakarta. Para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) dan distributor, berlomba-lomba mempromosikan mobil CBU terbaru. PT Mercedes Benz Indonesia, misalnya. Pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012, di JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, mobil sport terbaru MercedesBenz SL 350, ditampilkan. Model yang merupakan generasi keenam SL-Class ini menggunakan bodi aluminium ringan sehingga bobotnya hanya 120 kg. Mobil ini, kata Weidner, bisa menghemat bahan bakar hingga 29%. Mau tahu harganya? “Hanya” Rp 2 miliar lebih. Tak mau kalah, BMW pun meluncurkan produk terbarunya, yakni BMW Seri-7. Kendaraan terbaru ini juga diperkenalkan dalam IIMS 2012. “Model ini hadir lebih elegan, sporty, mewah, nyaman dan dilengkapi teknologi BMW paling mutakhir,” kata Ramesh Divyanathan, Presiden Direktur BMW Indonesia. Mobil yang dibandrol Rp 1,9 miliar ini, mengadopsi teknologi Efficient Dynamics. Dengan teknoogi ini, mobil ini irit bahan bakar, hanya 12,7 km per 1 liter dan emisi CO2 sangat rendah, 184 gram per km. Laris Manis Rolls Royce juga menjadi incaran. Dalam pameran Perayaan 100 Tahun Rolls Royce yang digelar di Pasific Place, Jakarta, beberapa waktu lalu, lima unit mobil asal Inggris ini habis terjual. Orang-orang berduit itu membeli Rolls-Royce Phantom Saloon Centenary dan Rolls-Royce Phantom Drophead sudah terjual. Padahal harga satu unit Rolls-Royce Phantom Saloon Centenary sebesar Rp 14 miliar. Seakan tak mau ketinggalan, mobil Maserati asal Italia juga ikut bersaing di pasar mobil premium. Lewat PT Tiara Cahaya Otomotif, mereka memasarkan Maserati Quattroporte di segmen sedan premium, Maserati Gran Turismo di segmen sedan sport empat kursi, dan Maserati GranCabrio untuk sedan sport, dan Maserati Stradale di segmen sedan sport dua kursi. Mobil-mobil itu dijual dengan harga Rp 2,9 miliar sampai Rp 3,7 miliar off the road. Untuk menarik pembeli, konsumen akan diberikan keleluasaan memilih warna serta interior yang diinginkan. Pendek kata, mobil CBU yang langsung didatangkan dari negeri asalnya, laris manis di sini. Tapi sejak pertengahan tahun lalu, pasar mobil CBU pun lesu. n
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Terancam Putusan MA
T
ahun ini, sebenarnya boleh disebut sebagai tahun penuh tantanngan bagi industri otomotif di Indonesia. Bayangkan, setelah dihadang kenaikan down payment (DP) kredit kendaraan bermotor dan depresiasi rupiah, kini mereka terancam oleh penghentian kegiatan produk completely built up (CBU) dari luar negeri. Ini gara-gara keputusan Mahkamah Agung (MA) yang mencabut Pasal 2 ayat 1 juncto Pasal 1 ayat 3 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 39 tahun 2010 tentang ketentuan impor barang jadi oleh produsen. MA menilai pasal tersebut tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Ini artinya, kegiatan impor dari produsen dalam negeri tidak bisa dilakukan karena tidak memiliki kekuatan hukum. Tentu saja, keputusan ini membuat kelabakan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Jika impor CBU dihentikan, masalah besar akan muncul di kemudian hari. Sebab, tak hanya mobil CBU saja yang tak boleh masuk, tapi juga komponen yang menjadi bahan produksi. MA mencabut pasal 2 ayat 1 Peraturan Menteri Perdagangan No 39 Tahun 2010 tersebut terkait terdesaknya industri tekstil nasional. Gara-gara impor produk jadi dari China dengan harga miring, industri tekstil lokal babak belur. “Tapi industri tekstil beda dengan industri otomotif,” kata sumber di Gaikindo. n
15
Bisnis Mafia migas
Nasib Hasil Audit Keseriusan Presiden Jokowi memberantas mafia migas dipertanyakan. Kenapa kelanjutan hasil audit Petral terkesan mandek?
S
TEKS Sri Wulandari foto Dok. Review, riset
udah empat bulan hasil audit forensik terhadap Pertamina Energy Trading Limited (Petral) diumumkan kepada publik, tapi hingga belum ada kelanjutan mau dibawa kemana hasil audit ini. Dari hasil audit itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman menyebut adanya pihak ketiga yang ikut bermain dalam proses pengadaan minyak dan gas (migas).
Banyak kalangan mempertanyakan keseriusan Presiden Jokowi yang berjanji akan memberantas mafia migas di Indonesia. “Presiden Jokowi agar menepati janjinya,� kata Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara. Hasil temuan lembaga auditor independen Kordha Mentha mengungkapkan, telah terjadi anomali pengadaan minyak selama periode 2012-2014. Jaringan mafia migas ini menguasai kontrak suplai minyak senilai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun selama tiga tahun. Menurut Sudirman, pada periode itu ditemukan beberapa perusahaan pemasok minyak mentah dan BBM kepada PT Pertamina melalui Petral. Ternyata, semua pemasok berafiliasi pada satu grup usaha. Dan, grup usaha ini menguasai kontrak senilai US$ 6 miliar per tahun atau sekitar 15% dari rata-rata impor minyak tahunan senilai US$ 40 miliar. Siapa grup usaha atau pihak ketiga yang dimaksud Sudirman? Sayang, sang menteri enggan mengungkapkan. Namun publik menduga, pihak ketiga
Kantor Petral di Singapura: Tidak jelas mau dibawa kemana.
16
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Bisnis Mafia migas
t Petral
yang dimaksud Sudirman tak jauh dari sosok yang namanya kerap dikaitkan dengan dunia mafia migas Indonesia. Lalu bagaimana sikap pemerintah? Menurut Sudirman, laporan hasil audit forensik terhadap Petral sudah diterima oleh Presiden Jokowi. Dan, agaknya bakal dilanjutkan ke ranah hukum. “Sikap Presiden konsisten sejak dulu bahwa apabila ada potensi pelanggaran harus diserahkan ke penegak hukum,” kata Sudirman. Selain hasil audit dari Kordha Mentha, Pertamina pun melakukan audit internal, dan seluruh hasilnya sudah diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tanggal 16 November 2015, KPK telah menerima berkas audit tersebut. Sekadar informasi, sejak Petral dibubarkan pada 13 Mei 2015, pemerintah memberi tenggat bagi Pertamina untuk melikuidasi perusahaan tersebut sampai April 2016. Kurun waktu tersebut dipergunakan untuk melakukan audit forensik. Adapun pembubaran Petral dan audit forensik merupakan rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang diketuai Faisal Basri.
Kenapa Dibatasi? Kini, yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa audit forensik terhadap Petral hanya dibatasi selama tahun 2012 hingga 2014 saja? Bukankah isu mafia migas sudah menjadi perhatian publik sejak tahun 2000-an? Siapa yang ingin dilindungi dan siapa yang sedang dibidik? Ini pula yang membuat Marwan Batubara curiga. “Pertama, pemerintah harus mempertanyakan kenapa hanya tiga tahun (2012-2014) saja. Apa tunggu salah satu kolega petinggi harus lengser dulu? Dan kedua, kecurigaan mafia itu sudah ada selama sepuluh tahun lebih,” ujar Marwan. Menurut Marwan, selain audit yang sudah dilakukan oleh lembaga independen Korda Mentha, seharusnya dilakukan pula audit menyeluruh yang masanya lebih panjang. “Minimal lima tahun ke belakang,” ujar Marwan. Asal tahu saja, pergantian Direktur Utama (Dirut) Petral sudah dilakukan beberapa kali. Ari Soemarno, kakak kandung Menteri BUMN Rini Soemarno pernah menjabat Dirut Petral pada 2003-2004. Ari juga pernah menjabat Dirut Pertamina di tahun 2006 hingga 2009. Tahun 2008, ia membentuk Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina dan Kepala ISC dijabat Sudirman Said. Meskipun begitu, keberadaan ISC langsung di bawah Dirut Pertamina. Dengan demikian, Dirut Pertamina juga berfungsi dalam hal operasional. Fungsi ISC adalah untuk pengadaan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM). Kekuasaannya
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Menteri ESDM Sudirman Said.
begitu besar. ISC bisa memberi order melalui Petral, baik secara periodik maupun sewaktu-waktu. ISC juga punya wewenang untuk menentukan pemenang dan penetapan harga di dalam tender Petral. Yang tak kalah menarik, ISC bisa pula melakukan trading ke luar Petral, seperti ke Aljazair, Irak, dan National Oil Company. Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa ISC tidak ikut diaudit? Kenapa hanya Petral? Bukankah ISC bersama Petral ikut dalam pengadaan minyak mentah dan BBM untuk kebutuhan dalam negeri? Sekadar mengingatkan kembali, tahun 2009 ISC dibubarkan saat Dirut Pertamina dijabat Karen Agustiawan, menggantikan Ari Soemarno. Karen kemudian mengembalikan fungsi pengadaan minyak mentah dan BBM kepada Petral. Bulan Mei 2015 Petral dibubarkan. Dirut Pertamina yang dijabat Dwi Soetjipto, yang menggantikan Karen, menghidupkan kembali ISC. Sejak saat itu, tender penjualan dan pengadaan impor minyak mentah dan BBM dilakukan sepenuhnya oleh ISC. Tender pun dilakukan di Indonesia, bukan lagi di Singapura seperti saat ada Petral. Dengan begitu, semua proses tender tunduk pada hukum Indonesia. Hanya saja, banyak kalangan mempertanyakan, kenapa tender penjualan dan pengadaan impor minyak mentah dilaksanakan di Indonesia? Apakah sudah ada bank di Indonesia yang mampu menjamin pengadaan impor minyak hingga ratusan juta dolar? Apakah ada pelayanan pelabuhan di Indonesia yang buka 24 jam nonstop? Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas harus dijelaskan. Sebab, jika tidak, dikhawatirkan masalah lama akan muncul kembali. n
17
Bisnis Ekspansi
Langkah Besar Sinar Mas Grup Sinar Mas membangun pabrik pulp dan kertas senilai Rp 30 triliun. Pabrik ini akan menjadi pabrik terbesar di Asia. TEKS Sri Wulandari foto Riset
G
rup Sinar Mas kembali membuat gebrakan. Kali ini, perusahaan milik taipan Eka Tjipta Widjaja melalui anak usaha PT OKI Pulp and Paper membangun pabrik pulp dan kertas yang diklaim sebagai pabrik terbesar di Asia, dengan kapasitas produksi 2 juta pulp per tahun. Saat ini pembangunan sedang berlangsung di di Ogan Komering Ilir, Palembang dengan nilai investasi mencapai Rp 30 triliun. Menurut Managing Director Grup Sinar Mas G Sulistyanto, pabrik ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada 2016 atau 2017, yang produksinya berorientasi pada pasar ekspor dengan nilai Rp 14 triliun per tahun. Nantinya, pabrik ini dapat meningkatkan daya saing pabrik kertas Indonesia di dunia, yang tadinya nomor delapan, menjadi nomor tiga. Pabrik kertas ini
diharapkan dapat mendongkrak kinerja ekspor nonmigas Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan kebutuhan kertas di kancah global pada saat ini berkisar 394 juta ton. Jumlah kebutuhan kertas ini diyakini akan tumbuh 24% menjadi 490 juta ton pada tahun 2020. Konsumsi kertas dunia juga diperkirakan akan meningkat sebesar 2,1% per tahun dengan asumsi pasar negara berkembang juga meningkat sebesar 4,1% per tahun. “Hampir 80% dari total produksi akan diekspor ke 20 negara di dunia dengan tujuan utama Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok,� katanya. Saat ini, menurut dia, pihak perusahaan sedang menunggu ditandatanganinya fasilitas fiskal berupa tax holiday oleh pemerintah. Kepastian pemberian fasilitas tersebut diharapkan bisa cepat dikeluarkan agar proses groundbreaking pabrik bisa segera dimulai. Apalagi proses pemberian tax holiday ini telah mendapat persetujuan dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan. Menteri Perindustrian Saleh Husin mengamini. Katanya, pengajuan tax holiday oleh Grup Sinar Mas tersebut sudah memenuhi syarat di tingkat kementerian, dan saat ini sudah berada di meja kerja Presiden Joko Widodo. Fasilitas fiskal itu bisa dinikmati produsen pulp dan kertas tersebut, mengingat nilai investasinya sangat besar, berada di remote area, menyerap banyak tenaga kerja dan berorientasi ekspor. “Urusan dokumentasi dengan Kemenperin dan Kemenkeu sudah selesai,� kata Saleh. Tak hanya tax holiday, Sinar Mas juga masih menunggu kepastian tax allowance untuk empat perusahaan minyak goreng miliknya dengan nilai investasi masing- masing perusahaan sebesar Rp 60 miliar. n
Pabrik kertas Sinar Mas: Berorientasi ekspor.
18
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Bisnis Perebutan merek
merek IKEA: Perang merek.
A
pa artinya nama? Dalam usaha bisnis, nama ternyata memiliki arti yang sangat penting. Setidaknya itu diakui IKEA. Perusahaan ritel furnitur asal Swedia ini harus menelan pil pahit ketika kehilangan merek dagang IKEA di Indonesia. Pekan lalu, Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia mengeluarkan putusan merek IKEA dikantongi perusahaan Surabaya, PT Ratania Khatulistiwa, bukan konglomerat dunia asal Swedia, Ingvar Kamprad. Putusan MA resmi menolak kasasi IKEA bernomor 264 K/Pdt.Sus-HKI/2015 ini, tertanggal 12 Mei 2015 dengan majelis hakim agung diketuai Abdurrahman menguatkan putusan sebelumnya, di Pengadilan Niaga pada 17 September 2014. Pengajuan gugatan merek dilakukan saat toko IKEA sedang dalam pengerjaan konstruksi. Karuan saja, putusan ini menggemparkan Eropa dan dunia. Kantor berita Inggris, Reuters menyebut kasus ini sebagai ‘perang merek’ antara perusahaan raksasa Swedia dengan merek lokal. The Guardian menulis kekalahan ini karena IKEA, yang memiliki hak sertifikat merek pada 2010 tetapi tiga tahun berturut-turut tidak menggunakan haknya tersebut. Jika merek untuk tujuan dagang tidak digunakan selama tiga tahun berturut-turut, maka merek tersebut bisa dihapus. Ratania menggugat lantaran menilai pihak Inter IKEA tak berhak menggunakan merek IKEA dalam operasi bisnisnya di Indonesia. Pasalnya, Ratania telah terlebih dahulu mendaftarkan merek dagang IKEA yang merupakan singkatan dari Intan Khatulistiwa Esa Abadi (IKEA). Ratania Khatulistiwa mendaftarkan merek IKEA pada Desember 2013. Intan sendiri akronim dari ‘Industri Rotan’. Ratania merupakan produsen dan penjual furnitur yang telah berdiri sejak 1989 dan memusatkan bisnisnya di Surabaya, Jawa Timur. Sementara IKEA merupakan akronim dari Ingvar, Kamprad, Elmatayd dan Agunnaryd. Merk IKEA su-
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Kekalahan Menyakitkan Nama IKEA tak lagi dimiliki toko ritel raksasa asal Swedia. Soalnya perusahaan asal Surabaya telah memenangkan perebutan merek ini. TEKS Sri Wulandari foto Dahlan RP
dah cukup mendunia. Ingvar merintis usahanya sejak tahun 1943 dan kini telah membuka toko di 46 negara dengan pengunjung toko 700 juta orang per tahunnya. IKEA buka di berbagai negara di dunia di bawah sistem franchise. Pada 1980-an, IKEA Group dimiliki oleh lembaga yang bermarkas di Belanda. Di Indonesia, IKEA yang berada di Alam Sutera, Tangerang dioperasionalkan oleh PT Hero Supermarket Tbk. Dalam siaran persnya, GM Corporate Social Responsibility & Corporate Communication PT Hero Supermarket Tbk, Natalia Lusnita mengatakan bahwa Inter IKEA Systems B.V. tetap memegang kepemilikan hak merek IKEA di Indonesia. Itu artinya, waralaba IKEA di Indonesia tetap dapat melanjutkan operasional IKEA tanpa adanya hambatan, kendati kehilangan merek dagang dalam sengketa di MA. IKEA pun akan terus menjual seluruh rangkaian produk IKEA secara lengkap. n
19
Bisnis Penambangan liar
Penambangan timah di Bangka Belitung: Tak bekerja sendiri.
Cukong-cukong Timah Ilegal Penambang timah ilegal masih tumbuh subur, terutama di Provinsi Bangka Belitung. Ada cukong mendanai dan menampung hasil tambang.
T
TEKS Sri Wulandari foto Riset
imah ilegal. Ini bukan cerita baru, bila kini persoalan penambangan timal ilegal menyeruak ke permukaan kembali. Bahkan, Presiden Joko Widodo dan wakilnya, Jusuf Kala sampai sempat angkat bicara. Sesungguhnya soal penambangan ini telah terjadi bertahuntahun lamanya, utamanya di Bangka Belitung. Dan, selama ini kegiatan penambang timah ilegal, nyaris tak tersentuh hukum. Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, Faisal Basri bahkan menyebut kegiatan penambangan timah ilegal itu sudah lama sekali terjadi, tapi dibiarkan begitu saja. Dia menenggarai, tambang-tambang ilegal itu tersebut ada yang dimiliki oknum aparat keamanan, karena kegiatan itu dilakukan terang-terangan. Para warga yang melakukan penambangan liar di kawasan Kolong Jongkong 12, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung menyebut sektor pertambangan timah masih sangat meng-
20
giurkan untuk mendapatkan uang secara cepat dengan jumlah yang banyak. Dalam sehari, rata-rata penghasilan warga bisa sampai Rp 1 juta. Para penambang liar gencar bekerja lantaran harga satu kilogram tambang dihargai Rp 80.000. Dalam sehari, mereka bisa mendapat 10 kg - 20kg. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono mengatakan, masyarakat yang melakukan praktik penambangan ilegal tak bekerja sendiri. Hasil tambang dijual ke penadah atau cukong-cukong baik dari dalam negeri atau luar negeri, termasuk Thailand dan Malaysia. Menurut Menko Perekonomian Sofyan Djalil, praktik tambang timah ilegal terjadi salah satunya dengan modus yaitu penambang mengirimkan hasil tambangnya ke penadah atau pengumpul timah yang tak mempunyai Izin Usaha Pertambangan (IUP). Mereka juga kerap bekerjasama dengan perusahaan yang punya IUP, hingga diselundupkan ke luar negeri. Selanjutnya, hasil-hasil tambang mereka akan diawasi dan dikumpulkan ke perusahaan-perusahaan tersebut. Untuk menekan adanya penambangan timah ilegal, kata Sofyan, maka harus merangkul pertambangan timah rakyat, dengan pelaku swasta maupun BUMN. Tambang rakyat yang efektif bisa bekerjasama dengan PT Timah. “Kalau sekarang ditambang tanpa kontrol, ditampung oleh pihak penampung ilegal, sehingga akhirnya negara enggak dapat uang,� tandasnya. Siapa cukong-cukong di balik penambangan timah ilegal ini? n
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Bisnis Penggunaan plastik
J
angan kaget jika belanja di pasar ritel modern Anda harus membayar kantong plastik untuk menampung belanjaan. Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan menerapkan penggunaan kantong plastik berbayar ini pada 21 Februari nanti sesuai dengan UndangUndang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Pemberlakuannya diharapkan mampu mengurangi penggunaan plastik di Indonesia yang sudah masuk peringkat nomor 2 dunia penghasil sampah. Tentu saja, rencana itu tak berjalan mulus karena tidak sedikit yang menentangnya. Banyak yang menilai penerapan kantong plastik berbayar hanya akan menambah beban masyarakat. Di sisi lain, kebijakan ini justru akan menambah pemasukan net profit (keuntungan) bagi pengusaha pasar modern. Bob R Randilawe, Ketua Majelis Pro-Demokrasi (Prodem) menghitung, setiap gerai pasar modern bisa memperoleh pemasukan berkisar Rp 6 miliar hingga Rp 9 miliar per bulan atau Rp 72 miliar hingga 108 miliar per tahun. Pasalnya, kantong plastik yang mereka jual berkisar Rp 200 – Rp 1.500 per lmbar, mengikuti standar Eropa. “Lalu kemana larinya dana itu? Jangan-jangan hanya akal-akalan pengusaha saja,” ujar Bob. Bob mengingatkan bahwa jumlah kantong plastik di pasar modern hanya sekitar 30% saja dari total penggunaan plastik di masyarakat. Sedang 70%% lainnya beredar di pasar tradisional. “Bagaimana mungkin kebijakan ini akan berhasil signifikan sementara sumber penggunaan kantong plastik tidak termasuk yang diatur,” tukasnya. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Eddy menyebut biaya plastik seharusnya sudah termasuk harga barang belanjaan. “Sebetulnya tidak perlu bayar, karena komponen ini sudah termasuk harga bayar,” ujar Eddy. Jika tujuan pemerintah mengeluarkan kebijakan tersebut untuk mengurangi penggunaan kantong plastik selama ini, menurut Eddy, kurang tepat. Pasalnya, mereka yang berbelanja di pasar modern tentunya tetap akan membeli, sehingga kebijakan tersebut kurang efektif. “Plastik yang beredar di pasar modern itu sudah melalui uji layak dan ramah lingkungan. Lalu tujuannya apa dipungut biaya tambahan ini?” tandas Eddy. Pernyataan Eddy pun diamini oleh Direktur Pusat Teknologi Agro Industri BPPT, Hardaning Pranamuda. Kata dia, kantong plastik yang ada sekarang saja sudah ramah lingkungan dan tidak seharusnya diganti dengan yang berbayar. “Di Indonesia kantong plastik belanja sudah lebih dari 95% mudah terurai secara alami kurang lebih dua tahun,” katanya. Toh, meski terdengar suara keberatan, rencana pemerintah akan terus berjalan. Apalagi sejumlah negara di Asia, Eropa dan Amerika juga sudah menerapkan aturan ini, antara lain China, Bangladesh, Malaysia, serta Hongkong dan Australia. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey mengatakan saat ini, aturannya masih digodok di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengenai komitmen pasar mo-
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Gaduh Kantong Plastik Belanjaan Kantong plastik untuk menampung belanjaan di pasar modern bakal dikenakan pembayaran. Ada-ada saja. TEKS Sri Wulandari foto Dahlan RP
dern.Nantinya, aturan plastik berbayar bakal diterapkan di 15 provinsi dan 22 kota yang berpenduduk padat. n
Belanjaan konsumen di pasar modern: Akal-akalan pengusaha.
21
Profil
Otto Happel
Berhasil Menyulap Bisnis Keluarga Happel mengubah haluan bisnis perusahaan keluarga dari produsen alat penyedot debu dan persenjataan, menjadi bisnis penyedia teknologi industri bagi pabrik makanan hingga pembangkit listrik tenaga panas bumi. TEKS Sri Wulandari foto Riset
22
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Profil
S
iapa yang tak kenal Otto Happel? Dia adalah salah satu orang terkaya versi majalah Forbes di Jerman. Kekayaannya mencapai US$ 2,6 miliar yang didapatnya dari bisnis keluarga sebagai penyedia teknologi industri bagi pabrik makanan hingga pembangkit listrik tenaga panas bumi melalui perusahaan Gesellschaft für Entstaubungsanlagen (GEA). GEA sendiri adalah perusahaan yang didirikan oleh ayah Otto Happel pada 1920. Semula bisnis GEA memproduksi alat penyedot debu (vacuum cleaner). Namun, antara 1939 hingga 1945, GEA melebur dengan Metallgesellschaft AG atau MG, perusahaan perdagangan logam. Perusahaan gabungan ini memproduksi berbagai produk, mulai dari penyedot debu, bahan kimia hingga persenjataan. Ketika Happel mewariskan perusahaan itu dari ayahnya pada 1974, dia mengubah haluan bisnis perusahaan keluarga dari produsen alat penyedot debu dan persenjataan, menjadi bisnis penyedia teknologi industri bagi pabrik makanan hingga pembangkit listrik tenaga panas bumi. Pada saat itu usia jebolan RWTH Aachen University ini baru 26 tahun. Dia melihat bisnis keluarganya bisa berkembang apabila bisa menjadi yang memasok kebutuhan mesin industri pangan, pertanian, dan energi. Maka Happel pun memutuskan memproduksi teknologi yang memasok kebutuhan mesin industri pangan, pertanian, dan energi. Dia juga mengembangkan bisnisnya dan mengubah perusahaannya menjadi GEA Group. Perusahaan mulai fokus di bisnis teknologi pemrosesan dan komponen industri pangan (food solutions), pertanian (farm technologies), dan radiator maupun refrigerator untuk kebutuhan pabrik (heat exchanges). Selain itu, dia juga membuat peralatan lnyogam (metal equipment), teknologi rekayasa industri (process engineering). Tahun 1975, Happel memenangkan kontrak dari Saudi Aramco sebagai pemasok teknologi pendingin udara pabrik petrokimia. Nilai kontrak itu sekitar DM 120 juta. Dia juga mengakuisisi beberapa perusahaan di Afrika Selatan, Brasil dan Prancis. Selain itu, Happel juga menjajal peruntungannya dengan mengembangkan bisnis di Amerika Serikat (AS). Yang tak kalah mencengangkan, Happel berani mendiversifikasi lini usaha GEA ke teknologi rekayasa pertanian setelah berhasil mengakuisisi Eduard Ahlborn GmbH di Hildesheim, Jerman pada 1979. Perlahan tapi pasti usaha bisnisnya semakin berkibar. Ayah enam anak ini juga membuat gebrakan dengan melakukan 70 akuisisi, GEA memiliki 200 anak perusahaan yang tersebar di 60 negara. Dia berhasil mengembangkan skala bisnis perusahaan warisan keluarga menjadi perusahaan multinasional setelah 25 tahun kepemimpinannya. GEA bertransformasi menjadi perusahaan pemasok sistem industri dan memperkenalkan produk dalam teknologi pengolahan makanan, teknologi energi dan layanan pendingin (AC). Bahkan di tangan Hapel pula, GEA Grup mulai go public di bursa Frankfurt .
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Dia melihat bisnis keluarganya bisa berkembang apabila bisa menjadi yang memasok kebutuhan mesin industri pangan, pertanian, dan energi. BERSELISIH Meski berjaya, rupanya Happel punya strategis bisnis yang jauh ke depan. Salah satunya adalah dia berani melepas kepemilikan sahamnya ke tangan MG Technologies sebanyak 50,1% atau senilai US$ 775 juta. Happel menyisakan 21% saham perusahaan tersebut dan mendapatkan jatah dividen 10% dari GEA Group. Pada 2006, Happel kembali menjual saham GEA lagi kepada investor institusi senilai US$ 700 juta. Happel sendiri masih memimpin GEA. Tahun 1999, GEA mencetak pendapatan € 2,56 miliar. Tiga belas tahun kemudian, pendapatan GEA Group mendaki menjadi € 5,7 miliar. Setahun berikutnya, pendapatan GEA Group meningkat menjadi € 5,8 miliar. Per 30 Desember 2014, karyawan GEA Group mencapai 25.000 orang. Meski sukses, toh ada saja perselisihan. Walau sahamnya sebegian besar tak ada lagi di GEA, Happel tak pernah bisa melepaskan GEA begitu saja. Campur tangannya yang terlalu dalam membuat dua pimpinan GEA Group, Kajo Neukirchen dan Udo Stark, mengundurkan diri. Neukirchen menolak permintaan Happel agar GEA fokus pada satu dari dua lini bisnisnya, bisnis teknologi industri atau bisnis bahan kimia. Udo Stark yang diharapkan bisa menjembatani perbedaan visi dengan Happel juga ikut mengundurkan diri. Seperti menutup kenyataan itu, Happel malah bersedia diangkat menjadi dewan pengawas pada tahun 2003. Bersama dengan manajemen baru, Happel berhasil memperbaiki lagi kinerja keuangan GEA Group dan bisa menyelesaikan restrukturisasi utang, tahun 2005. Happel menyatakan bertanggung jawab memulihkan bisnis GEA. Menurutnya, kontribusinya dalam beberapa tahun terakhir didorong oleh tanggung jawabnya terhadap perusahaan, karyawan dan pemegang saham. Sesuai dengan komitmennya, setelah memperbaiki neraca keuangan, Happel menjauhkan diri dari GEA Group. Dia memilih menjadi seorang investor aktif di Jerman. Happel kemudian mencari peluang bisnis di sektor teknologi. Ia membeli 25,1% saham Conergy, produsen pembangkit tenaga surya senilai € 50 juta. Suntikan modal dari Happel ini telah menyelamatkan Conergy. Happel juga mendirikan Luserve AG pada 1998, jasa konsultasi keuangan di Swiss. Setelah Happel masuk, Conergy berhasil memenangkan tender pembangkit surya terbesar pertama di Inggris pada 2011. Dalam kurun waktu tiga tahun, Conergy menjadi salah satu dari lima perusahaan terbesar di sektor rekayasa dan konstruksi pembangkit surya di Inggris. Kesuksesan itu telah membuat Conergy juga menjelajah ke benua lain. n
23
Raksasa elektronik Jepang, Sony, Panasonic, dan Sharp sudah tak berdaya menghadapi inovasi pesaingnya dari Korea Selatan, Samsung dan LG. TEKS RATNA NURAINI Foto Riset
24
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
T
epat 1 Oktober 2001, telepon seluler Sony Ericsson diperkenalkan ke pasaran. Produk itu diproduksi oleh perusahaan elektronik Jepang Sony Corporation bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi Swedia Ericsson. Semangat produsen ketika itu adalah menggabungkan keahlian elektronik konsumen Sony Ericsson dengan pengetahuan teknologi di sektor komunikasi. Langkah tersebut ditempuh setelah pada Agustus 2001, kedua perusahaan tersebut merampungkan persyaratan merger, yang diumumkan pada April tahun itu. Walau begitu, perjalanan perusahaan seluler yang tergolong raksasa, dengan jumlah tenaga kerja di awal berdirinya mencapai 3.500 karyawan, tidaklah mulus. Hanya saja, entah lantaran semangat yang tinggi atau memang sudah telanjur basah lantaran menanam modal besar, Sony Ericsson menolak untuk berhenti berinovasi. Beragam tipe ponsel yang modern pun terus digelindingkan ke pasaran. Di antaranya yang dilengkapi dengan musik, kamera, bisnis (web dan email), desain, eco-friendly, dan anggaran telepon terfokus. Sederet seri ponsel besutan Sony Ericsson yang mudah ditemukan di pasaran pada periode awal 2000an adalah seri W Walkman. Walkman juga diproduksi untuk pasar Jepang, di mana satu ponsel Walkman diluncurkan pada 2009, yakni Premier (Premier Cube), mampu memutar musik dari CD player langsung ke telepon melalui konektor. Tak berhenti di situ, Sony Ericsson kemudian memproduksi Cyber-shot yang diluncurkan pada 2006 dalam model-model terbaru dari ponsel seri K. Ponsel ini difokuskan pada kualitas kamera yang disertakan dengan telepon. Cyber-shot telepon selalu menyertakan flash, beberapa dengan xenon flash, dan juga termasuk kamera auto-focus. Era selanjutnya ditandai dengan peluncuran Sony Ericsson BRAVIA, pada 2007, di pasar Jepang. Sony
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Bisnis TV dan ponsel membutuhkan perubahan besarbesar. Tanpa reformasi seperti joint venture atau beraliansi, keduanya sudah berada di (zona) merah selama tiga tahun ke belakang.
25
Toko elektronic di Jepang
Ericsson juga memproduksi berbagai ponsel dengan UIQ smartphone, yang terkenal karena teknologi touchscreens, QWERTY keypad, dan penggunaan platform antarmuka UIQ untuk Symbian OS. Bukan hanya di seri P, Sony Ericsson juga memperluas model ni ke seri M dan seri G. Padal Februari 2008, Sony Ericsson meluncurkan model XPERIA. Model pertama, X1, membawa sistem operasi Windows Mobile dengan interface panel Sony Ericsson. Selanjutnya, model X10 Xperia memiliki fitur sistem operasi android. Pada masa ini, optimistis seolah datang menyergap perusahaan patungan Jepang-Eropa tersebut. Yahoo News bahkan melaporkan bahwa Sony akan sejajar dengan Google untuk menjalankan Android pada smartphone game yang akan datang.
26
Pada 2009, Sony Ericsson meluncurkan GreenHeart, yang dikenal lewat tipe J105i Naite dan C901 GreenHeart. Pada tahun yang sama, Sony Ericsson juga meluncurkan telepon seluler dengan kamera super 12 megapiksel yang diberi nama Satio. Tepat pada 27 Oktober 2011, Sony bahkan mengumumkan akan membeli seluruh saham Ericsson di perusahaan Sony Ericsson sehingga perusahaan telepon seluler tersebut kelak bernama Sony.
PERSAINGAN DIMULAI Seiring berjalannya waktu, pesaing ponsel pintar Jepang pun mulai bermunculan. Produksi sejenis besutan China dan Korea pun mulai aktif merambah pasaran dunia. Hingga akhirnya—jika boleh disebut akhir—pada 2015 pihak Sony melansir rencana terkini perusahaannya. Rencana itu adalah niatan untuk melakukan perubahan besar pada dua unit bisnisnya, salah satunya adalah divisi bisnis ponsel. Adalah CEO Sony Kazuo Hirai, seperti yang dilansir Reuters, medio Januari tahun lalu, yang menyiratkan adanya rencana untuk melepas Sony Mobile. “Barang elektronik secara keseluruhan, bersama hiburan dan keuangan, akan terus menjadi bisnis yang penting. Namun di antara itu ada sejumlah hal yang perlu dijalankan dengan hati-hati, dan itu adalah TV atau ponsel,” begitu ujar Hirai, saat itu. Dia pun menambahkan, “Bisnis TV dan ponsel membutuhkan perubahan besar-besar. Tanpa reformasi seperti joint venture atau beraliansi, keduanya sudah berada di (zona) merah selama tiga tahun ke belakang.” Memang, itu tidak bisa langsung dikatakan sebagai konfirmasi bahwa Sony akan menjual bisnis TV atapun
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
ponselnya. Namun faktanya, persaingan di bisnis ponsel memang bergerak semakin ketat dengan kehadiran vendor-vendor asal China, seperti Oppo dan Xiaomi. Selain tentunya, di tengah persaingan menghadapi produk ponsel Korea yang dijual dengan brand Samsung. Sony diperkirakan menderita kerugian bersih sebesar 230 miliar yen (US$ 1,9 miliar) sepanjang tahun bisnis yang berakhir pada Maret 2015. Konon lantaran itu pulalah, untuk pertama kalinya, Sony menunda pembayaran dividen. Persaingan ketat di ranah ponsel memang tengah terus terjadi. Hanya saja, mulai terlihat jelas betapa segmen bawah semakin digerogoti perangkat-perangkat murah besutan vendor Asia, khususnya China. Sedangkan, segmen atas yang tampak kian dikuasai oleh Apple dan Samsung, seolah makin sulit untuk bisa dikejar oleh vendor lain, termasuk oleh salah satu pioneer ponsel pintar asal Jepang, Sony.
DI DALAM NEGERI Isu kekalahan saing produk Jepang di pasar elektronik atas produk Korea dan China juga bergaung di dalam negeri. Padahal di negeri ini, selama berpuluh tahun silam, pasar elektronik menjadi ceruk yang maha besar bagi produsen Jepang. Salah satu isu terkini yang mencuat adalah hengkangnya dua perusahaan Jepang, yakni Toshiba dan Panasonic Gobel dari bumi pertiwi. Bermula dari penjualan produk elektronik yang lesu, dikabarkan kini ada lebih dari 2.500 karyawan perusahaan elektronik terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Diungkapkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja (KSPI) Said Iqbal mengatakan, Toshiba menutup pabrik televisi di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat. “Yang tutup ini adalah pabrik televisi Toshiba terbesar di Indonesia, selain di Jepang. Karyawan yang di PHK lebih dari 900 orang,” tegas Said. Kabarnya, Toshiba akan secara resmi tutup pada April 2016. Dan kini, tengah dilakukan negosiasi pesangon antara manajemen perushaaan dan serikat pekerja pabrik. Selain Toshiba, ada juga dua pabrik perusahaan Panasonic Lighting yang ditutup. Kedua pabrik itu antara lain Panasonic Lighting Indonesia (PLI) di Pasuruan, Jawa Timur di awal Januari ini, dan satu pabrik lain yang berada di Kawasan Industri Bekasi pada Februari 2016. “Pabrik di Pasuruan mempekerjakan lebih dari 600 orang dan sudah di PHK. Sedangkan pabrik yang di Bekasi PHK hampir 1.000 lebih karyawan,” lanjut Said. Sejauh ini memang belum ada konfirmasi resmi dari pihak kedua perusahaan tersebut. Otoritas negeri pun menolak mengamini informasi tersebut. Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengaku menerima laporan kedua perusahaan itu justru melakukan restrukturisasi karena mengikuti perkembangan teknologi dan memperkuat daya saing. “Untuk Panasonic Indonesia, mereka melakukan restrukturisasi perusahaan karena pertimbangan efisiensi usaha dan perkembangan teknologi (lampu) ter-
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Untuk Panasonic kini ,” kata Putu, terkait Indonesia, mereka kabar itu. melakukan Diketahui, PT Panasonic Lighting Indonerestrukturisasi sia memproduksi lampu perusahaan hemat energi jenis comkarena pact fluorescent lamp pertimbangan (CFL). Dimana saat ini efisiensi usaha dan permintaan pasar dunia perkembangan atas lampu jenis itu muteknologi (lampu) lai turun karena tren paterkini. sar lampu mengarah pada lampu jenis light emitting diode (LED). Sementara itu, PT Panasonic Gobel Eco Solution Manufacturing Indonesia di Cikarang telah memproduksi lampu jenis LED. “Jadi, mereka menggabungkan PT Panasonic Gobel Eco Solution Manufacturing Indonesia dengan PT Panasonic Lighting Indonesia dan akan menjadi satu pabrik yang berlokasi di Cileungsi, Jawa Barat,” tutur Putu. Sedangkan untuk Toshiba, Putu mengaku belum menerima laporan dari perusahaan yang bersangkutan. Namun dari informasi yang didapatnya, Toshiba diakuisisi oleh Skyworth Corp. yang merupakan perusahaan elektonika besar asal China. “Kami masih menunggu laporan resmi dari mereka. Tapi, kami hormati masalah mereka, yaitu kepemilikan Toshiba home appliances dipindahtangankan ke perusahaan baru. Perusahaan baru tersebut merencanakan restrukturisasi,” ujarnya. n
27
KEGETIRAN YANG BISA DIDUGA Kegelapan bagi industri elektronik Jepang bukan mendadak terjadi. Tapi sudah diramal dan dirasakan sejak beberapa tahun silam. Mengapa itu semua terjadi? TEKS RATNA NURAINI Foto Riset
D
igjaya selama lebih dari 20 di jagat produksi elektronik dunia, kegetiran menjadi kian membayang di langit atas industri kota Tokyo. Pada 2012 lalu, Sony, Panasonic, dan Sharp memang pernah mengumumkan angka kerugian hingga triliunan rupiah. Kerugian itu bahkan berjalan seiring dengan robohnya harga-harga saham mereka. Sanyo, sebuah perusahaan lain asal Jepang, bahkan harus rela menjual dirinya lantaran hampir kolaps. Merujuk situasi kala itu, sejumlah langkah mereka lakukan. Antara lain, Sharp lalu menutup divisi AC dan TV Aquos-nya. Sedangkan, Sony dan Panasonic memPHK ribuan karyawan. Bisnis elektronik Toshiba pun dikabarkan setali tiga
uang. Divisi notebook kini merana, menyusul produk televisi yang tak lagi bernyawa Diketahui, sejak kurun waktu itu, serbuan Samsung dan LG itu memang terasa begitu telak. Dua produsen elektronik asal Negeri Ginseng tersebut boleh jadi bagai predator yang meremuk-redamkan produk sejenis asal Jepang. Persoalan kian meruncing manakala di sisi yang berbeda, produk-produk elektronika asal produsen China dan juga produk-produk domestik dengan harga yang amat murah terus menggerus pasar yang selama ini didominasi produk Jepang. Khusus di ranah digital gadget, pun situasinya tak banyak berbeda. Produsen Eropa dengan brand Apple, misalnya, ikut-ikutan membuat produsen Jepang, khususnya Sony, tampak tak lagi memiliki daya. Sejatinya, apa biang keladi kegagalan demi kegagalan yang terus menghujam industri elektronika raksasa Jepang? Sebuah tulisan yang diunggah Yodhia Antariksa, dalam blog-nya, membeberkan, setidaknya ada tiga faktor penyebab terjadinya hal itu. Pertama adalah faktor yang disebutnya harmony culture error. Menurut sang penulis blog, dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed in decision making. Speed in product development. Speed in
Suasana Pabrik di Jepang
28
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Pekerja di Jepang
product launch. Persoalannya, yang tampak adalah, di titik vital tersebut perusahaan Jepang justru kerap ter-mehek-mehek. Hal itu ditengarai terjadi lantaran budaya Jepang cenderung mengagungkan harmoni dan konsensus. Budaya yang mementingkan konsensus itulah yang diyakini sebagai salah satu biang kerok lambannya perusahaan-perusahaan Jepang dalam mengambil keputusan. Sedangkan mengusung budaya yang menjaga harmoni juga disinyalir telah membuat ide-ide kreatif yang radikal nyaris tidak pernah bisa mekar. Faktor penyebab berikutnya adalah seniority error. Diketahui, dalam era digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas yang terus mengalir. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan. Persoalannya, budaya serupa itu melekat di nyaris semua perusahaan-perusahaan Jepang. Istilah the rising stars acap justru menjadi keanehan tersendiri di perusahaan Jepang. Promosi di hampir semua perusahaan Jepang menggunakan metode urut kacang. Yang tua pasti didahulukan. Nah, terkait dengan kemampuan inovasi, menurut penulis blog, hal serupa itu bisa diartikan sebagai sebuah kematian dini. Selanjutnya, Yodhia menyebut adanya faktor penyebab ketiga. Yakni, old nation error. Dia menduga, faktor terakhir berkait dengan faktor kedua. Selain juga, aspek demografi. Jepang, sebagai negeri yang menua, karena separuh penduduk Jepang memang berusia di atas 50 tahun. Implikasi dari kondisi tersebut, mayoritas senior
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
manager di beragam perusahaan Jepang masuk dalam kategori karyawan yang sudah menua. Diyakini, di sinilah hukum alam berlaku. Karyawan yang sudah menua, dan bertahun-tahun bekerja pada lingkungan yang sama, biasanya kurang peka dengan perubahan yang berlangsung cepat. Ada comfort zone yang bersemayam dalam raga manajer-manajer senior dan tua itu. Alhasil nafas inovasi akan selalu berjalan dengan tersengal-sengal. Berbekal keyakinan atas adanya tiga faktor fundamental tersebut, Yodhia meyakini, raksasa-raksasa elektronika Jepang akan terus limbung. Bilamana, tidak ada perubahan radikal pada tiga elemen tersebut. So Japan industries, please move on‌ !!! n
29
MAKRO Konsumsi BBM
Besar Mahal, K Kementerian ESDM berencana membangun delapan kilang mini. Mengantisipasi lonjakan konsumsi dan impor BBM.
P
TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Dok. Review
embangunan kilang baru tak bisa lagi ditunda. Pertumbuhan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 5% per tahun, menyebabkan kebutuhan BBM di tahun 2018 mencapai 77 juta kiloliter. Sementara kapasitas kilang yang saat ini ada hanya sebesar 40 juta kiloliter. Berdasarkan asumsi itulah, pemerintah melirik membangun kilang mini —berkapasitas 6.000 hingga 20.000 barel— sebagai jalan keluar. Sebab biayanya relatif lebih murah, sekitar US$ 50 juta – 150 juta. Bandingkan jika harus membangun kilang berkapasitas 300.000 barel yang biayanya US$ 10 miliar – 12 miliar. Menurut Setyo Rini Tri Hutami, Direktur Pembinaan Hilir Ditjen Migas Kementerian ESDM, pihaknya sedang menyiapkan Peraturan Menteri (Permen) sebagai payung hukum pembangunan kilang mini di beberapa daerah yang memiliki sumur minyak. Beleid lain yang menjadi landasan, tak lain Perpres Nomor 146 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri, yang diteken Presiden Jokowi pada 22 Desember 2015. "Diharapkan tahun ini, proyek tersebut dapat ditawarkan kepada swasta maupun BUMN," kata Setyo Rini, pada Kamis (4/2). Menurutnya, pihak Kementerian ESDM masih memetakan lokasi yang memiliki potensi untuk dibangun kilang mini. Sebab, kilang-kilang tersebut memang bakal dibangun di dekat sumur minyak. “Kita sedang siapkan Permen dan pemetaan lokasinya, sehingga sumur-sumur marginal bisa berproduksi lebih efisien,” ujarnya. Sampai sejauh ini, terdapat delapan lokasi yang berpotensi untuk dibangun kilang mini. Sebut saja Riau, Sumatera Selatan, Kaltim, Jambi, dan Jawa Timur. Berdasarkan data Kementerian ESDM, sejak tahun 1970-an, pemerintah tidak pernah lagi membangun kilang. Pemerintah melalui PT Pertamina Persero,
30
Kilang Mini di Bojonegoro: Impor BBM terus meningkat.
hanya memiliki delapan kilang. Yakni di Dumai, Sungai Pakning, Plaju, Cepu, Balikpapan, Kasim, Cilacap dan Balongan. Sementara untuk pihak swasta, hanya ada dua yang memiliki kilang, yakni PT TransPacific Petrochemical Indotama dan Tri Wahana Universal. Total kapasitas kilang yang ada di Indonesia hanya 1,1157 juta barel per hari. Padahal saat ini, kebutuhan BBM dalam negeri sudah mencapai 1,257 juta barel per hari. Untuk saat ini saja, Indonesia memerlukan dua kilang minyak baru berkapasitas masing-masing 300.000 barel per hari. Hal itu untuk mengatasi defisit BBM sebesar 608.000 barel per hari.
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
MAKRO Konsumsi BBM
Kecil Pun Jadi sebesar 5% per tahun. Sehingga pada tahun 2018, diprediksi kebutuhan BBM di dalam negeri bakal mencapai 77 juta kiloliter. Sementara jika kita tidak membangun kilang baru, ketersediaan stok aman BBM di dalam negeri hanya 40 juta kiloliter. “Pembangunan kilang tidak boleh ditunda-tunda mengingat kebutuhan terhadap BBM di dalam negeri yang saat ini berasal dari impor terus meningkat,” katanya. Fahmi lebih sepakat jika pemerintah membangun kilang mini yang harganya lebih murah. Sebab membangun 10 kilang mini, bisa mendapatkan kapasitas hampir 100.000 – 200.000 barel per hari dengan biaya investasi yang jauh lebih rendah. Terutama jika dihitung secara proporsional per barelnya. Belum lagi pembangunan kilang mini yang tersebar di berbagai daerah bis menciptakan nilai tambah ekonomi untuk masyarakat sekitar. Dia pun menyarankan kepada pemerintah agar memberikan insentif baagi investor yang tertarik membangun kilang mini. Rencana membangun kilang mini ternyata juga disambut baik oleh pengusaha pembuat kilang. “Bikin saja kilang yang kecil-kecil. Daripada sekarang apa? Kilang yang besar nggak kebangun-bangun kan,” kata Rudy Tavinos, Direktur Utama PT Tri Wahana Universal. Sebagai informasi, PT Tri Wahana Universal merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang membangun kilang mini. Mereka telah membangun kilang berkapasitas 6.000 barel per hari di Bojonegoro, Jawa Timur. Kemudian, mereka juga membangun kilang mini kedua di Cilacap, Jawa Barat. Masih menurut Rudy, bisnis pembuatan kilang mini ternyata mendapat kemudahan pembiayaan dari perbankan. “Sekarang saja kami mau dapat pinjaman dari bank asing. Jadi efisiensi itu bisa kita lihat, secara bankable kita menyebutnya,” katanya. Kita tunggu saja, realisasi kilang mini yang sedang dipersiapkan Kementerian ESDM. n
Kurangi Impor Niatan pemerintah membangun kilang mini didukung Fahmi Radhi, pengamat energi asal UGM. Menurutnya, pembangunan kilang baru bisa mengurangi impor BBM yang terus melonjak setiap tahunnya. “Kilang mini adalah solusi jitu dan strategis dalam mengatasi impor BBM Indonesia yang terus melonjak. Dengan kilang mini, Indonesia akan mampu mengolah minyak secara mandiri, sehingga pelan-pelan akan mengurangi impor BBM. Dengan demikian, subsidi BBM juga akan berkurang,” papar Fahmi. Menurutnya, saat ini pertumbuhan konsumsi BBM
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Pembangunan kilang tidak boleh ditunda-tunda mengingat kebutuhan terhadap BBM di dalam negeri yang saat ini berasal dari impor terus meningkat. 31
MAKRO Belanja Modal
Ngebut di Awal Tahun Belanja modal pemerintah naik 15 kali dibanding 2015. Pertanda pertumbuhan ekonomi bakal mencapai target. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Riset
B
elanja modal pemerintah meningkat drastis. Jika pada Januari 2015 nilainya Rp 100 miliar, pada Januari 2016 meningkat dratis menjadi Rp 1,5 triliun. Upaya pemerintah memacu penyerapan anggaran 2016 sejak awal tahun, membuahkan keyakinan bakal tercapainya target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, belanja negara sampai dengan Januari sudah terserap sekitar 8% atau sekitar Rp 167,65 triliun dari pagu yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar Rp 2.095,7 triliun. Adapun belanja modal, sudah terserap Rp 1,5 triliun. Pemerintah sendiri menganggarkan belanja modal dalam APBN 2016 sebesar Rp 201,6 triliun. Dananya digunakan untuk menopang pembangunan sejumlah proyek infrastruktur yang tersebar di berbagai kementerian. Melihat realita ini, Juda Agung, Direktur Eksekutif Bidang Moneter dan Ekonomi, Bank Indonesia (BI), berani memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2016 bisa lebih tinggi dari proyeksi semula. Pada awalnya, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini berada di level bawah dari rentang 5,2% hingga 5,6%. Kini, BI memprediksi pertumbuhan
bakal berada di level tengah dari rentang yang sama. “Dengan perkembangan di kuartal IV-2015, kami yakin (pertumbuhan 2016) akan naik," kata Juda Agung, pada Selasa pekan lalu, sembari menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2015 sebesar 5,04% nilainya di atas proyeksi BI. Dia pun yakin lembaga keuangan dunia, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) bakal merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level lebih tinggi. “Konsensus forecast (perkiraan banyak lembaga) pertumbuhan ekonomi 2016 4,9% . Kelihatannya akan diproyeksi ke atas,” ujarnya. Menteri Bambang juga memaparkan bahwa total proyek yang sudah terikat kontrak sebesar Rp 25 triliun. Sedangkan jumlah proyek yang dilelang mencapai Rp 100 triliun. Jadi belanja negara secara keseluruhan selama Januari 2016 mencapai Rp 160 triliun atau 7,63% dari pagu. Lebih tinggi dari tahun 2015, sebesar Rp 106 triliun atau 5,43%. Menteri Bambang pun yakin bahwa realisasi belanja negara bakal mampu mencapai 97% dari target. “Polanya (belanja) berubah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jadi harapannya bisa dipercepat, sehingga perkiraan belanja bisa naik menjadi 95%-97% (dari pagu),” katanya. Sementara itu, Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Aset Manajemen mengatakan, jika belanja modal sudah tereksekusi tinggi pada awal tahun, hal itu bisa menciptakan kepercayaan pada konsumen dan pelaku usaha. “Ini sudah ada perbaikan. Meski penerimaan pajak baru besar di kuartal II, tetapi ketika pemerintah mengatakan bisa menggunakan silpa, itulah yang bisa mendukung belanja modal. Tentu akan menambah dorongan bagi konsumsi dan investasi,” ujarnya. n
Meski penerimaan pajak baru besar di kuartal II, tetapi ketika pemerintah mengatakan bisa menggunakan silpa, itulah yang bisa mendukung belanja modal. Menkeu Bambang Brodjonegoro: Belanja negara bisa naik 95%-97% dari pagu.
32
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
MAKRO Paket kebijakan
P
ara pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) boleh bernafas lega. Pemerintah memberikan perlindungan melalui paket kebijakan ekonomi jilid X yang bertujuan meningkatkan perlindungan bagi UMKM dan koperasi, serta memperlonggar investasi. “Maka bagi UMKM yang mempunyai kekayaan bersih di bawah Rp 100 miliar, mendapat perlindungan dalam keputusan atau policy yang diambil pemerintah. Mereka tidak terkena,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis pekan lalu. Perlindungan tersebut tercantum dalam revisi daftar negatif investasi (DNI). Pemerintah menambahkan 19 bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKM dan koperasi dalam revisi Perpres Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal atau lebih dikenal sebagai DNI. Paket kebijakan jilid X juga memotong rantai oligarki dan kartel yang selama ini dinikmati kelompok tertentu. Pramono mencontohkan bisnis bioskop. Menurutnya, saat ini terdapat 1.117 layar bioskop di Indonesia yang hanya bisa diakses oleh 13% dari total 250 juta penduduk. “Dan 87% layar itu ada di Jawa. Yang lebih ironis lagi, 35% gedung bioskop ada di Jakarta. Maka, para pelaku yang selama ini mendapatkan kemudahan menguasai semuanya ini, hanya 3-4 perusahaan. Tentunya, ini tidak baik untuk dunia perfilman kita. Maka yang seperti ini pemerintah akan melakukan perubahan,” jelasnya. Revisi DNI juga bakal membuat harga produk obatobatan menjadi lebih murah. Sebab selama ini, bahan dasar obat-obatan sulit masuk ke Indonesia. Akibatnya, harga obat-obatan menjadi mahal. “Selama ini bahan dasar obat-obatan itu tidak bisa masuk. Kalau masuk pun ada barrier to entry di perbatasannya. Maka dengan pengaturan ini, diharapkan bahan dasar obat jadi lebih murah. Maka obat-obatan bisa dijangkau masyarakat dan penduduk menjadi le-
Agar UMKM Semakin Tangguh Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid X. Melindungi UMKM sekaligus meyakinkan investor asing. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Riset
bih murah,” katanya. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, saat mengumumkan paket jilid X mengatakan, pemerintah mengeluarkan 35 bidang usaha dari DNI, yang artinya terbuka 100% untuk penanaman modal asing. Hal ini diharapkan bisa meyakinkan investor asing, terutama di sektor infrastruktur untuk menjamin kepastian investasi mereka dalam jangka panjang. “Ini bisa meyakinkan mereka, kalau sepuluh tahun lagi pun kami masih akan lebih baik,” katanya usai mengumumkan paket kebijakan. Revisi DNI juga bertujuan mendorong perusahaan nasional agar mampu bersaing dan semakin kuat. Sebab selama ini, pemerintah memberikan proteksi dan perlindungan pada kelompok tertentu yang ternyata justru membuat perusahaan nasional sulit bersaing. n
Darmin Nasution saat mengumumkan paket ekonomi X: Meyakinkan investor asing.
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
33
MAKRO Ekspor Konsentrat
Duh, Digdayanya Freeport Freeport Indonesia kembali diizinkan mengekspor konsentrat meski tak membayar uang jaminan US$ 530 juta. Kuotanya justru bertambah. TEKS Kukuh Bhimo Nugroho foto Riset
F
reeport memang digdaya. Tak sampai dua pekan pasca Kementerian ESDM secara resmi tak memberi rekomendasi ekspor konsentrat, tiba-tiba saja keputusan berubah. Freeport kembali diizinkan meski tidak memberi uang jaminan US$ 530 juta untuk membangun smelter. “Freeport sudah diberi izin ekspor,” kata Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, saat rapat dengan Komisi VII DPR, pada Selasa pekan lalu. Menurut Bambang, izin ekspor konsentrat diterbitkan karena Freeport sepakat membayar bea keluar ekspor konsentrat sebesar 5%. Izin berlaku sejak 9 Februari hingga 8 Agustus 2016 dengan kuota yang justru bertambah besar, yakni 1 juta ton. Sebelumnya, izin ekspor yang dipegang Freeport untuk periode Juli 2015 hingga Januari 2016, volume ekspor yang diberikan pemerintah hanya 775 ribu ton. “Kuota itu sesuai dengan permohonan Freeport,” ungkap Bambang. Sebagai catatan, persoalan izin ekspor bagi perusahaan tambang diatur berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2014. Intinya, izin ekspor perusahaan tambang yang belum membangun smelter, diperpanjang setiap enam bulan sekali. Freeport sendiri sebelumnya telah memperpanjang dua kali, yaitu pada Januari 2015 dan Juli 2015. Kini meski telah mengeluarkan izin ekspor, Kementerian ESDM menyatakan bakal terus membahas masalah uang jaminan US$ 530 juta dengan petinggi Freeport. Maklum, dana tersebut merupakan bentuk komitmen untuk membangun smelter di Indonesia. Jauh berbeda dibanding saat mengumumkan tak memberi rekomendasi izin pada Kamis (28/1), belakangan sikap Kementerian ESDM terlihat melunak. “Sebenarnya keharusan uang jaminan US$ 530 juta enggak ada diaturan. Itu usaha pemerintah untuk mendorong Freeport membangun smelter,” kata Bambang. Surat perpanjangan masa kontrak ekspor konsentrat yang kini dipegang PT Freeport Indonesia, dikeluarkan Kementerian Perdagangan berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM,
34
pada Selasa 9 Februari 2016. “Suratnya sudah kami terima. Dokumentasi sudah selesai,” kata Didi Sumedi, Direktur Ekspor Industri dan Produk Perdagangan Kementerian Perdagangan, pada Rabu pekan lalu.
BUPATI MIMIKA KESAL Hal yang perlu dicatat, pada awal Januari lalu, Menteri ESDM Sudirman Said sempat mengultimatum Freeport karena dianggap tidak memenuhi target pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter, sebagai syarat mendapat izin ekspor konsentrat. Menurut Sudirman, peringatan dikeluarkan karena Freeport tidak memenuhi pembangunan smelter sebesar 60% dalam proses perpanjangan izin ekspor konsetrat tahap ke tiga. Saat itu, proses pembangunan smelter baru 14%.
Tambang Freeport Indonesia: Kuota ekspor justru ditambah.
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
MAKRO Ekspor Konsentrat “Berkaitan dengan smelter, izin ekspor akan selesai akhir Januari yaitu tanggal 25. Target pencapaian smelter belum dicapai,” kata Menteri Sudirman, pada Rabu (20/1). Masih menurut Sudirman, jika ingin mendapat perpanjangan izin ekspor konsentrat, Freeport harus memenuhi dua syarat. Pertama, membayar bea keluar 5%. Kedua, harus menyetor tambahan uang jaminan kesungguhan. Sebelumnya, uang jaminan sebesar US$ 115 juta dan belakangan menjadi US$ 530 juta. Saat digelar rapat dengan Komisi VII DPR, pada Selasa pekan lalu, Bupati Mimika yang ikut hadir sempat mencecar manajemen PT Freeport Indonesia terkait pembangunan smelter. Direktur PT Freeeport Indonesia Clementino Lamury menjelaskan bahwa tempat paling ideal untuk membangun smelter adalah di Gresik, Jawa Timur. Sebab, pembangunan smelter memiliki risiko yang cukup berbahaya. Khususnya terkait limbah bahan kimia hasil pengolahan bahan tambang mentah. “Dari studi yang dilakukan, dari sudut kebutuhan energi dan sudut yang bisa menampung bahan kimia, saat ini lokasi yang paling ideal adalah di Jawa Timur, dan kami akan lanjutkan,” kata Clementino. Mendengar penjelasan tersebut, Bupati Mimika Eltinus Omaleng sempat terpancing. Apalagi sebenarnya,
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Pemkab Mimika telah menyediakan lahan 3.000 hektar untuk pembangunan smelter. “Jadi, tidak ada alasan lagi bagi Freeport untuk membangun smelter di Gresik. Hai Clemen, apakah Gunung Grasberg itu berada di Surabaya?” tanya Eltinus. Nah, meski Freeport berkomitmen membangun smelter di Gresik, nyatanya perkembangan proyek baru 14%. Wajar, jika kemudian Kementerian ESDM menaikkan uang jaminan menjadi US$ 530 juta atau seperempat dari nilai investasi pembangunan smelter di Gresik yang mencapai US$ 2,3 miliar. Dan kini, persoalan uang jaminan seolah hanya sekadar gertak sambal. Freeport ternyata tetap diberi izin mengekspor konsentrat meski tak memberi uang jaminan sepeser pun. n
Sebenarnya keharusan uang jaminan US$ 530 juta enggak ada diaturan. Itu usaha pemerintah untuk mendorong Freeport membangun smelter.
35
keuangan Suku bunga
Bunga Siap Turun Bersama
suku bunga deposito: Idealnya maksimal 10 poin di atas BI rate.
Untuk menekan suku bunga kredit, OJK akan mematok batas atas suku bunga deposito. Eloknya, BI pun berencana memangkas kembali BI rate atau GWM primer.
M
TEKS bastaman foto Dahlan Rp
isi yang sulit dilaksanakan. Itulah kalimat yang tepat jika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap ngotot untuk mematok batas atas (capping) suku bunga deposito. Soalnya, kalau melihat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang lebih kecil dari pertumbuhan kredit, rencana otoritas jasa keuangan itu kecil kemungkinan akan berhasil. Apalagi, dalam waktu dekat, perusahaan asuransi dan dana pensiun diwajibkan menempatkan 20% 30% dana kelolaannya di surat berharga negara (SBN).
36
Bayangkan, bagaimana mungkin bank menurunkan suku bunga deposito jika duitnya disedot pemerintah. “Kami tidak akan langsung merespon rencana OJK tersebut, ada tenggang waktu untuk soal ini,� ujar seorang bankir swasta. Menyangkut suku bunga, posisi OJK memang serba terjepit. Permintaan Presiden Joko Widodo agar bank memangkas suku bunga, tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Tapi, di sisi lain, kondisi perekonomian juga sedang tidak bagus. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan DPK sepanjang 2015 hanya tumbuh 7,98% menjadi Rp 3.889,63 triliun. Sementara kredit yang dikucurkan naik 10,19% menjadi Rp 3.799,75 triliun. Alhasil, kondisi ini membuat likuiditas perbankan nasional pada 2015 semakin mengetat. Ini terlihat dari loan to deposit ratio (LDR) yang naik dari 88,65% pada 2014 menjadi 90,47%. Masalahnya, dalam memperebutkan DPK ini bank tidak hanya bersaing dengan sesama lembaga keuangan, tapi juga dengan pemerintah yang belakangan ini makin giat menerbitkan surat utang. Persoalannya, ya itu tadi, permintaan presiden sulit untuk ditolak OJK. Dan bagi lembaga yang dipimpin oleh Muliaman D Hadad ini, mematok batas atas suku bunga deposito bukanlah perkara baru. Pada Oktober
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
keuangan Suku bunga
a Capping
2014, OJK mematok suku bunga deposito masikmal 200 poin di atas BI rate bagi bank di kelompok BUKU 4. Sementara bagi bank BUKU 3 ditetapkan masikmal 225 poin di atas BI rate. Nah, formula seperti itulah yang kini tengah digodok OJK. Muliaman memang belum mau merinci ketentuan batas atas suku bunga deposito yang baru. Namun, menurutnya, tujuan dari dari capping tak semata-mata untuk memangkas suku bunga deposito dan kredit, tapi juga agar perbankan nasional bisa lebih efisien. “Kami ingin perbankan nasional bisa bersaing di ASEAN,” ujarnya. Jika Muliaman belum mau bersuara, tidak demikian halnya dengan Muhammad Syarkawi Rauf yang terlibat dalam perumusan capping. Menurut Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) ini, idealnya suku bunga deposito berada 10 poin di atas BI rate. Jika mengikuti penuturan Rauf, berarti batas atas suku bunga deposito perbankan nasional akan berada di level 7,35% per tahun.
BI VERSUS OJK Pada suatu kesempatan, Haru Kusmahargyo, Direktur Keuangan BRI, juga menilai bahwa OJK masih bisa menurunkan batas atas suku bunga deposito dari
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Idealnya sih sama dengan suku bunga pemjaminan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), yakni 7,25%. 200 basis poin saat ini menjadi 100 – 150 poin di atas BI rate. “Idealnya sih sama dengan suku bunga pemjaminan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), yakni 7,25%,” ujarnya. Pendapat serupa juga dikemukakan Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Keuangan Bank Mandiri. “Inflasi sudah turun, sehingga ada ruang untuk menurunkan batas atas bunga deposito,” ujarnya. Dalam istilah Kartika, jika nasabah menilai suku bunga deposito masih di atas tingkat inflasi, mereka tidak akan menarik simpananya di bank. Yang dikhawatirkan Kartika, tidak seluruh bank akan mengikuti ketentuan capping yang baru. Maklum, kondisi likuiditas masing-masing bank berbeda. Itu sebabnya, suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank saat ini cukup beragam. Jika Bank Mandiri berani mematok tingkat bunga 6% per tahun untuk deposito berjangka satu tahun, tidak demikian dengan Bank BNI dan BRI. Kedua bank pemerintah ini memasang suku bunga 7,75% dan 7,13%. Tapi, terlepas dari kondisi likuiditas masing-masing bank, penurunan suku bunga deposito sebetulnya sangat ditentukan BI rate yang menjadi patokan OJK dalam menetapkan capping. Masalahnya, kedua lembaga ini tak ubahnya rel kereta api yang sulit dipertemukan. Jika kebijakan OJK lebih mengutamakan pertumbuhan ekonomi, kebijakan BI justru lebih kepada stabilitas ekonomi. Tapi, syukurlah, kali ini kedua rel itu tampaknya bakal bertemu di persimpangan. Sebab, untuk memangkas bunga bank, kabarnya BI pun sudah menyiapkan dua skenario. Jika tidak kembali memangkas BI rate, ada kemungkinan BI meninjau giro wajib minimum (GWM) primer. “Hasilnya akan diumumkan setelah Rapat Dewan Gubernur 17 – 18 Februari,” ujar Agus Martowardojo, Gubernur BI. Peluang BI untuk memangkas suku bunga acuan memang cukup besar. Seperti dikatakan Darmin Nasution, Menko Perekonomian, idealnya BI rate berada 1% di atas inflasi. Nah, jika inflasi tahunan di bulan Januari berada di angka 4,14%, berarti ada peluang bagi BI untuk memangkas suku bunga acuannya dari 7,25% saat ini menjadi sekitar 5,14%. Jadi, mudah-mudahan BI dapat mempertimbangkan pendapat Darmin tadi. Walaupun, memang, BI agaknya tidak akan gegabah mengerek suku bunga ke level seperti yang harapkan banyak pihak. Apalagi kondisi di lapangan belum kondusif. Jangan sampai niatan menggenjot pertumbuhan ekonomi malah membuat perekonomian tidak stabil. n
37
keuangan Reksa Dana
Mekar di Musim Gugur Bunga Ketika sejumlah keranjang investasi terkoyak, reksa dana pendapatan tetap jutsru memancarkan pesonanya. Syaratnya, BI rate tidak naik. TEKS bastaman foto Dok. Review
P
erekonomian bakal membaik, begitulah optimisme pelaku ekonomi menyambut tahun baru Monyet Api ini. Stabilnya kondisi politik dan membaiknya makro ekonomi, oleh sebagian kalangan sebagai titik tolak kebangkitan ekonomi nasional. Jika ramalan itu menjadi kenyataan, tentu banyak peluang yang bisa diraih di tahun 2016 ini. Terutama bagi mereka yang memiliki duit berlebih. Itu sebabnya, dipangkasnya suku bunga acuan BI harus disikapi lebih cerdas dalam memilih instrumen investasi. Nah, di antara sekian banyak sarana untuk membiakan uang, reksa dana pendapatan tetap (fixed income) agaknya layak menjadi pilihan investasi untuk tahun ini. Maklum, selama Januari, return yang dihasilkan sangatlah tinggi, rata-rata 1,93%. Malahan return Mega ORI Dana Dua yang diterbitkan PT Mega Capital Investama (MCI) mencapai 4,48%. Imbal hasil yang diberikan PT Lautandhana Invesment Management melalui Lautandhana Fixed Income pun tak kecil. Selama Januari, duit investor yang ditanamkan di produk ini telah berkembang 3,83%. Jika investor lebih lama menanamkan duitnya, hasil yang diperoleh sangat fantastis karena bisa memberikan return hingga 46% per tahun. Untuk mendapatkan hasil sebesar itu tentu bukan perkara mudah. Kepiawaian manajer investasi (MI) sangatlah menentukan, termasuk dalam memilih surat berharga atau obligasi yang menjadi basis pembiakan dana investor. Lautandhana Fixed Income, misalnya. Selain menanamkan 51% dananya di obligasi pemerintah, beberapa obligasi korporasi juga menjadi obyek investasinya. Seperti obligasi Exim Bank, Bank Nagari, dan BTPN. Strategi yang diusung PT Danareksa Invesment Management (DIM), penerbit Danareksa Melati Pendapatan Tetap, juga tidak jauh berbeda. Selain obligasi pemerintah, DIM juga membidik obligasi SAN Finance, ADMF, Waskita, dan PNM. Pilihan investasi DIM memang tidak keliru. Selama Januari, Danareksa Melati Pendapatan Tetap bisa memberikan return se-
38
Pasar Modal: Calon primadona di Tahun Monyet
besar 3,82%. Sedangkan MCI lebih banyak menanamkan duitnya di Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Kendati instrumen utamanya obligasi, MCI juga menaruh sebagian dananya di instrumen pasar uang. Makanya jangan kaget bila selama Januari investasi Mega ORI Dana Dua tumbuh 4,48%.
FAKTOR MOODYS Tapi, perlu dicatat, tak semua produk reksa dana pendapatan tetap mampu menghasilkan return yang aduhai. Namun PT Infovesta Utama, perusahaan penyedia jasa riset dan informasi pasar modal, memperkirakan hingga akhir tahun ini reksa dana pendapatan tetap bisa memberikan return 7% - 8%. “Penurunan BI rate telah meningkatkan kinerja obligasi yang menjadi underlying reksa dana pendapatan tetap,� ujar Mark Prawirodidjojo, analis Infovesta. Bukan hanya BI rate, pernyataan lembaga pemeringkat Moodys Investors Service bahwa peringkat Indonesia di level layak investasi pun turut mendongkrak pamor pasar obligasi. Sepanjang Januari, misalnya, pembelian bersih oleh asing mencapai Rp 19,8 triliun. Makanya, jangan heran bila pada bulan tersebut indeks surat berharga negara (SBN) tumbuh 4,69%. Semen-
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
keuangan Reksa Dana
Penurunan bunga acuan BI akan membuat penerbitan obligasi semakin ramai.
Reksa Dana EBT
tara indeks obligasi korporasi naik 2,77%. Harga SBN bakal makin melonjak jika OJK mewajibkan dana pensiun dan perusahaan asuransi menyimpan 20% - 30% dana kelolaannya di obligasi negara. Ditambah lagi, ada kemungkinan BI kembali memangkas tingkat suku bunganya. “Penurunan bunga acuan BI akan membuat penerbitan obligasi semakin ramai,” ujar Maximilianus Nico Damus, Head of Fixed Income PT Indomitra Securities. Jadi, dengan meningkatnya kinerja obligasi, sejatinya peluang reksa dana pendapatan tetap untuk tumbuh semakin terbuka lebar. Itu sebabnya, para MI berani sesumbar bahwa reksa dana akan kembali menjadi primadona. Bahkan pertumbuhannya bisa lebih cepat ketimbang produk lainnya. Syaratnya, ya itu tadi, suku bunga harus terus ditekan dan sektor riil kembali bergerak. Namun, kendati pamor reksa dana pendapatan tetap tengah menanjak, investor sebaiknya tetap waspada sebelum menanaman uangnya agar tidak salah memilih produk. Selain itu, kendati tak sebesar reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap juga masih mengandung risiko. Misalnya resiko kenaikan suku bunga The Fed, perlambatan ekonomi China, dan menukiknya harga minyak. n
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Cerdas juga jalan pikiran para manager investasi (MI) kita. Mumpung eranya energi baru dan terbarukan (EBT), maka jangan kaget bila ada MI yang berniat menerbitkan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) untuk membiayai proyek pembangkit listrik dengan menggunakan energi terbarukan. Pemerintah memang sudah menargetkan, pada 2025 penggunaan EBT sudah mencapai 23% dari total energi nasional. Masalahnya, untuk mewujudkan cita-cita besar itu, dibutuhkan hingga Rp 1.600 triliun atau sekitar Rp 160 triliun per tahun. Pemerintah sendiri, seperti dikatakan Sudirman Said, Menteri ESDM, hanya mampu menyediakan anggaran sekitar Rp 2 triliun per tahun untuk EBT. Itu sebabnya, peran swasta sangat dibutuhkan dalam pengembangan EBT. Salah satunya adalah lewat penerbitan RDPT. “Saat ini sudah ada satu MI yang siap membantu program ini (EBT),” ujar Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, pekan lalu. Sayang, Nurhaida masih merahasiakan namanya. Namun, penerbitan RDPT untuk EBT sebenarnya bukan hal baru. Pada tahun 2011, misalnya, PT Insight Invesment Management pernah berniat meluncurkan Insight METI Renewable Energy (IMRE). Lewat produk reksa dana ini para investor diberi kesempatan untuk berpartisipasi melestarikan energi melalui kegiatan nirlaba Yayasan Energi Lestari. Investor yang disasar IMRE umumnya perusahaan energi, yang jumlahnya diperkirakan mencapai 100 – 200 perusahaan. Dari mereka inilah diharapkan akan terkumpul dana sekitar Rp 300 miliar untuk pelestarian energi. n
39
keuangan valas
Rupiah Menguat, Suku Bunga Turun? Besar kemungkinan The Fed akan menunda kenaikan suku bunganya hingga tahun depan. Ini saat yang pas bagi BI untuk kembali memangkas suku bunga. TEKS bastaman foto Riset
P
erhitungan-perhitungan yang dikemukakan para analis pasar uang, ternyata, ada benarnya. Nilai tukar rupiah terus menguat terhadap dolar. Dan penguatan itu, kata mereka, masih akan berlangsung pada hari-hari ini. Beberapa analis menyebutkan bahwa mengembungnya otot rupiah tersebut disebabkan oleh masuknya dana asing. Maklum, hanya dalam tempo empat hari (31 Januari – 4 Februari), kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) naik Rp 9,16 triliun menjadi Rp 587,48 triliun. Sementara dan asing yang masuk Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 2,32 triliun. Alhasil, dalam sepekan, uang panas yang digelontorkan investor asing ke pasar keuangan Indonesia diperkirakan mencapai Rp 11,58 triliun. Ada yang bilang, hot money itu berasal dari Jepang. Soalnya, akhir Januari lalu, Bank of Japan menerapkan kebijakan suku bunga negatif untuk mendorong perekonomiannya. Peluang ini kemudian dimanfaatkan oleh para investor untuk mencari pinjaman dalam bentuk yen dan menginvestasikannya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Tapi ada pula yang menyebutkan bahwa dana itu berasal dari Eropa atau Singapura. Tidak jelas benar, uang dari negara mana yang mengalir masuk ke Indonesia dalam sepekan terakhir ini. Yang jelas, dana-dana asing tadi pada akhirnya membuat rupiah semakin berotot. Pada perdagangan hari Kamis pekan lalu, misalnya, rupiah ditutup di level Rp 13.450 alias menguat Rp 180 atau 1,3% dibandingkan pekan sebelumnya. Menurut Josua Pardede, ekonom Bank Permata, penguatan yang terjadi pada rupiah bukan semata-mata lantaran masuknya modal asing. Tapi juga karena dolar yang melemah secara signifikan terhadap seluruh mata uang dunia. “Dolar melemah karena pernyataan Janet Yellen (Gubernur The Fed) yang cenderung dovish,” ujarnya.
40
Seperti diketahui, Rabu pekan lalu, Yellen mengutarakan harapannya agar Federal Open Market Committee (FOMC) tidak mengutak-utik tingkat suku bunga untuk sementara waktu. Kenaikan suku bunga The Fed, yang rencananya akan dilakukan Maret depan, diyakini Yellen akan semakin memperburuk perekonomi dunia dan akhirnya mengganggu proses pemulihan ekonomi Amerika. Sebenarnya, sejak dua pekan lalu, para pemain valas sudah mengantisipasi apa yang bakal dikatakan Yellen dengan cara melepas dolar sedikit demi sedikit. Terutama setelah melihat penampilan data ekonomi Amerika yang belum stabil. Defisit neraca perdagangan, misalnya, membengkak dari US$ 42,2 miliar jadi US$ 43,4 miliar. Kendati angka penganguran menurun dari 5% menjadi 4,9%, namun non farm employment change di bulan Januari hanya 151.000 atau turun dari bulan sebelumnya sebesar 262.000. Keraguan Yellen untuk mengerek tingkat bunga pada tahun ini membuat dolar melemah terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah. Apalagi, sebelumnya, Bank of Japan mengumumkan kebijakan suku bunga negatif (-0,1%). Rupiah juga agak diuntungkan oleh kenaikan harga minyak. “Kenaikan harga minyak jelas mendukung penguatan rupiah yang berbasis komoditi,” kata Albertus Christian, analis PT Monex Investindo Future.
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
keuangan valas
Kenaikan harga minyak jelas mendukung penguatan rupiah yang berbasis komoditi.
BI RATE BERPELUANG TURUN Kebetulan, di dalam negeri, penerbitan SBN sudah dikebut sejak awal tahun dengan iming-iming kupon tinggi. Sekadar informasi saja, 60% dari target penerbitan SBN rencananya akan dilakukan di kuartal I. Dan dana asing yang masuk bukan hanya menubruk obligasi pemerintah, tapi juga saham. Faktor domestik itulah, menurut Juda Agung, Direktur Eksekutif bidang Ekonomi dan Moneter BI, pada akhirnya membuat rupiah semakin berotot. Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Asset Management, optimis stabilitas rupiah masih bisa dipertahankan hingga beberapa pekan ke depan. Bahkan, kalau “tidak diganggu” BI, sebenarnya rupiah bisa menguat hingga mendekati Rp 13.000 per dolar. Tapi, tentu, bukan tanpa alasan kalau BI melakukan intervensi. Soalnya, bank sentral juga mesti memperhatikan kepentingan para pengusaha eksportir. Kalau rupiah menguat terlalu tajam, jelas akan mengganggu kinerja eksportir. Menjaga daya saing eksportir, memang, sesuatu yang mutlak harus dilakukan saat ini. Tak hanya China atau Jepang, sejumlah negara juga sudah memangkas suku bunganya untuk mendorong ekspor dan perekonomiannya. Bank of Thailand, misalnya, menyatakan bila diperlukan akan kembali memangkas tingkat suku bunga acuannya yang kini berada di
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
level 1,5%. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Sejumlah pengamat mengusulkan agar otoritas moneter tak segan untuk kembali menurunkan suku bunga. Menurut mereka, BI jangan takut terjadi capital flight karena dibandingkan negara-negara lain suku bunga di Indonesia masih yang tertinggi. Apalagi, saat ini dolar tak lagi menarik. Fundamental ekonominya belum stabil. Bahkan ada yang menyebutkan ekonomi raksasa itu kini sedang soft landing. Itu sebabnya, saat ini para pemilik uang sedang menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang akan berlangsung Rabu – Kamis (17 – 18 Februari) pekan ini. Dalam rapat itu, kabarnya, BI akan membahas kemungkinan penurunan BI rate yang kini berada di level 7,25%. Jika penurunan suku bunga ternyata sulit dilakukan, skenario lainnya adalah memangkas giro wajib minimum (GWM). Skenario manapun yang diambil, jelas ini merupakan kabar baik bagi dunia usaha. Seperti kita tahu, sektor riil sudah lama lesu darah gara-gara tidak mendapat kucuran dana segar. “Sementara dana yang masuk ke Indonesia hanya mengalir ke sektor finansial,” ujar seorang bankir. Artinya, orang membawa uang ke Indonesia bukan untuk membangun pabrik atau membuka usaha, tapi semata-mata lantaran tertarik pada bunga obligasi tinggi dan gain saham. n
41
Pasar Modal IHSG
Optimisme di Tengah Ketid Indeks diprediksi akan menguat terus. Tapi, di awal pekan masih akan ada koreksi.
K
TEKS Ahmad Munjin foto riset
etika perdagangan saham sedang menggelegak, pekan lalu, tiba-tiba Janet Yellen melontarkan komentar yang mengejutkan. Kata Gubernur The Federal Reserve (The Fed) itu kondisi dan prospek perekonomian global sedang dilanda suasana suram. Pemicunya adalah ketidakjelasan kebijakan nilai tukar yuan di Tiongkok sebagai pemicu turbulensi di pasar finansial global. Hal tersebut juga memperparah kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global. “Penurunan yuan barubaru ini makin menebalkan ketidakpastian mengenai kebijakan nilai tukar di Tiongkok dan prospek perekonomiannya,” ujarnya. Kontan perdagangan yang sedang bergairah pun langsung berbalik jadi lesu, Indeks bursa saham bertumbangan. Sementara harga minyak mentah jatuh hampir ke level terendah dalam 12 tahun. Untunglah, indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia hanya terguncang sedikit. Bahkan malah menguat. Sehingga akhirnya indeks ditutup pada level 4.714 atau ‘hanya’melemah 84 poin dalam sepekan. IHSG memang sudah mendobrak level 4.700 dan mempertahankannya. Yuganur Wijanarko, Kepala Riset HD Capital memprediksi indeks berpotensi mengetes resistance psikologis diatas 4.800. Banyak faktor yang menjadi pendorong. Tren penurunan inflasi dan BI rate serta akselerasi government spending serta infrastructure spending diprediksi menggairahkan konsumsi domestik dan daya beli. Oleh karena itu, Yuganur merekomendasikan untuk akumulasi saham-saham big cap yang menjadi index drivers. Sebab, saham-saham dalam kategori tersebut berkonstribusi bobot cukup besar terhadap IHSG, terutama dalam sektor consumer (ASII), telekomunikasi (TLKM) sebagai infrastruktur play dan perbankan (BBRI, BMRI). Saham-saham tersebut cocok untuk skenario kontinuasi kenaikan lebih lanjut dalam short to medium term trend. Saham-saham pilihan untuk target sepekan ke depan. Ia merekomendasikan beli saham BBCA, BMRI, TLKM, ASII, dan INDF. Saham PT Bank Central Asia (BBCA), ditargetkan
42
akan mencapai Rp 13.950. Pembelian pertama saham ini di Rp 13.350, pembelian kedua saham ini di Rp 12.950, dan cut loss point di Rp 12.775. Kemudian saham PT Bank Mandiri (BMRI), ditargetkan akan mencapai Rp 10.550. Pembelian pertama saham ini di Rp 9.825, pembelian kedua saham ini di Rp 9.725, dan cut-loss point di Rp 9.675. Lantas saham PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dengan trading target di Rp 3.500. Pembelian pertama saham ini di Rp 3.325, pembelian kedua saham ini di Rp 3.275, dan cut loss point di Rp 3.195. Saham PT Astra International (ASII), targetnya di Rp 7.250. Pembelian pertama saham ini di Rp 6.925, pembelian kedua saham ini di Rp 6.825, dan cut loss point di Rp 6.725. Terakhir, saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dengan target Rp 6.950. Pembelian pertama saham ini di Rp 6.525, pembelian kedua saham ini di Rp 6.425, dan cut loss point di Rp 6.375.
MERATA DI SEMUA SEKTOR Muhamad Alfatih, analis teknikal senior, sepakat dengan rekannya. Ia yakin, untuk jangka panjang, IHSG berada dalam tren naik. Indeks sudah rebound dari support. Potensi melanjutkan penguatan didukung oleh pola yang terlihat dari indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) dan stochastic. Kecil kemungkinan indeks untuk turun ke bawah 4.150. Dan, pergerakan IHSG ternyata nantinya di bawah 4.150 mengindikasikan adanya perubahan fundamental yang sangat penting. Untuk 2016, target pesimistis IHSG di level 4.800, target moderat di angka 5.100, dan target optimistis di level 5.600. Dengan
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
PASAR MODAL IHSG
dakpastian model rotasi asset, kami mencoba ‘melihat’ emiten unggulan 2016, dari sektor yang leading: keuangan, properti, industri dasar (gain momentum). Lalu, konsumer (losing momentum). Sektor yang lagging: Aneka industri dan infrastruktur (gaining momentum). Kemudian, perkebunan, pertambangan, dan perdagangan (losing momentum). Sektor keuangan yang leading dan gaining momentum adalah saham PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI). Leading tapi losing momentum adalah saham PT Bank Jabar Banten (BJBR). Lagging tapi gaining momentum adalah saham PT Bank Tabungan Negara (BBTN), hampir mengikuti leading grup-nya BTPN, PT Bank Bukopin (BBKP), PT Bank Danamon (BDMN), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM). Losing momentum adalah saham PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Di sektor properti, yang leading dan gaining momentum adalah PT Pakuwon Jati (PWON) dan PT Sumarecon Agung (SMRA). Leading tapi losing momentum adalah PT Ciputra Development (CTRA) dan PT Ciputra Surya (CTRS). Lagging tapi gaining momentum adalah PT Lippo Karawaci (LPKR) dan PT Agung Podomoro Land (APLN), PT Nirvana Development (NIRO), PT Alam Sutera (ASRI), PT Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST), PT Kawasan Industri Jababeka (KIJA). Lagging dan losing momentum adalah PT Sentul City (BKSL). Di sektor industri dasar, leading and gaining momentum adalah PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN). Leading but losing momentum adalah PT Semen Indonesia (SMGR), PT Semen Baturaja (SMBR), PT Sri Rezeki Isman (SRIL), TPIA, dan PT Surya Toto
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Indonesia (TOTO). Lagging dan losing momentum adalah saham PT Krakatau Steel (KRAS). Di sektor konstruksi, leading dan gaining momentum adalah PT Pembangunan Perumahan (PTPP) dan PT Waskita Karya (WSKT). Leading but losing momentum adalah PT Adhi Karya (ADHI) dan PT Wijaya Karya (WIKA). Lagging tapi gaining momentum adalah DGIK dan JKON, PT Total Bangun Persada (TOTL), dan PT Wijaya Karya Beton (WTON). Lagging and losing momentum adalah PT Surya Semesta Internusa (SSIA). Di sektor konsumer, leading and gaining momentum adalah saham PT Gudang Garam (GGRM). Leading but losing momentum adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), PT Mayora Indah (MYOR), PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI), dan ULTJ. Di sektor aneka industri: leading and gaining momentum adalah PT Selamat Sempurna (SMSM). Leading but losing momentum tidak ada. Lagging but gaining momentum adalah PT Astra International (ASII), PT Gajah Tunggal (GJTL), PT Astra Otoparts (AUTO), dan PT Indomobil Sukses Internasional (IMAS). Lagging and losing momentum: tidak ada. Sektor infrastruktur: leading and gaining momentum adalah PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) dan GIAA. Leading but losing momentum adalah PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Citra Marga Nusaphala (CMNP), PT Indosat (ISAT), PT Jasa Marga (JSMR), dan TOWR. Lagging but gaining momentum adalah RIGS dan PT XL Axiata (EXCL). Lagging dan losing momentum adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS). Sektor perkebunan: leading and gaining momentum adalah: tidak ada. Leading but losing momentum adalah PT PP London Sumatera Indonesia (LSIP), PT Astra Agro Lestari (AALI). Lagging but gaining momentum adalah PT Sampoerna Agro (SGRO), PT Salim Ivomas Pratama (SIMP). Lagging and losing momentum adalah PT Eagle High Plantation (BWPT). Terakhir di sektor perdagangan: leading and gaining momentum adalah saham PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS), PT Erajaya (ERAA), PT Ace Hardware Indonesia (ACES), dan PT Surya Citra Media (SCMA). n
IHSG
43
Pasar Modal Saham ritel
Meneropong Potensi Saham Ritel Saham ritel rata-rata sudah menguat signifikan. Tapi masih ada yang layak beli.
P
TEKS Ahmad Munjin foto Erbhayu
ertumbuhan ekonomi yang menunjukkan angka di atas ekspektasi seharusnya berpengaruh baik pada emiten-emiten di industri ritel. Ini mengindikasikan adanya pergerakan ekonomi secara riil. Itu juga diperkuat dengan data indeks kepercayaan konsumen yang membaik, karena data terakhir menunjukkan kenaikan. Artinya, masyarakat juga percaya terhadap ekonomi domestik. Selain itu, meski tipis, BI rate sudah mulai diturunkan oleh Bank Indonesia (BI) yang berdampak positif pada penurunan bunga kredit. Kebijakan pemerintah terakhir juga banyak berpihak kepada penurunan bunga kredit untuk masyarakat kecil. Semua itu, berdampak pada membaiknya daya beli masyarakat. Rupiah juga secara mengagetkan cenderung menguat. Jika melihat Januari hingga Februari sekarang ke bawah Rp 13.400-an. Penguatan rupiah tentu akan membantu perekonomian nasional secara riil. Sebab, banyak komponen impor dari industri domestik. “Ini akan membuat produsen punya ruang untuk menurunkan harga produknya,� kata Guntur Tri Hariyanto, pengamat pasar modal. Pemerintah juga berencana untuk mengintervensi harga gas untuk turun seiring kecenderungan penurunan harga minyak dan batu bara. Ini juga akan berdampak pada membaiknya konsumsi termasuk di sektor ritel dan juga berdampak langsung ke perekonomian. Penguatan rupiah juga menunjukkan kepercayaan investor global terhadap pemulihan ekonomi domestik. Kepercayaan itu meningkat tajam pada Indonesia. Sebab, asing juga sedang kebingunan menempatkan dananya di mana. Di AS, ekonominya meski pulih tapi tak menentu. China dan India juga sedang goncang. Pilihan investasi di emerging market, kalau bukan Indonesia, ya Filipina. Itulah preferensi asing untuk masuk ke instrument investasi di Tanah Air yang di antara dananya itu tentu sebagian masuk ke saham-saham ritel. Secara umum, Guntur merekomendasikan saham di sektor ritel, seperti PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS), PT Matahari Putra Prima (MPPA), PT Mata-
44
hari Departement Store (LPPF), PT Mitra Adiperkasa (MAPI), PT Hero Supermarket (HERO), dan PT Ace Hardware Indonesia (ACES). “Saya rekomendasikan beli saham-saham tersebut untuk di-hold 3-6 bulan ke depan,� ujarnya. Tapi lain lagi pendapatTodd Showalter, analis PT Samuel Sekuritas Indonesia. Ia memberikan rating neutral pada sektor ritel karena kenaikan harga saham yang relatif tinggi sejak 1 Oktober 2015. Tiga saham yang dikover Todd yang rata-rata menguat 39% hingga 20 November 2015. Kondisi itu membuat potential
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Pasar Modal Saham ritel upside-nya terbatas kecuali saham PT Mitra Adiperkasa (MAPI).
PILIH MAPI Dengan asumsi rupiah yang lebih stabil, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih kuat, dan inflasi yang lebih rendah, sektor ritel lebih menjanjikan di 2016 setelah tahun-tahun yang sulit sebelumnya. Menurut Todd, MAPI memiliki ruang perbaikan kinerja yang paling besar. Pelemahan rupiah memang berdampak buruk bagi daya beli masyarakat terutama untuk produk impor yang menjadi lebih mahal. Akibatnya, same-store sales growth (SSSG), pada 2015 telah melemah signifikan dengan PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) dan PT Ace Hardware Indonesia (ACES) membukukan SSSG negatif pada 10 bulan 2015 secara tahunan. Sementara itu, MAPI mencatatkan SSSG turun dari 9% pada full year 2014 menjadi 5% pada sembilan bulan 2015. SSSG yang lemah membuat pertumbuhan pendapatan juga lemah dan menyebabkan emiten ritel menahan rencana ekspansi dan belanja modal di 2015. Outlook sektor ritel 2016 kelihatan akan membaik
dengan ekspektasi daya beli konsumen dan konsumsi akan membaik. Perbaikan itu sejalan dengan perbaikan pertumbuhan PDB dan nilai tukar rupiah yang lebih stabil. Samuel Sekuritas memperkirakan, inflasi di level 5% untuk full year 2016. Kebijakan Upah Minimum pemerintah mengharuskan adanya penyesuaian tahunan pada upah minimum tergantung dari akumulasi inflasi dan pertumbuhan PDB. Kondisi itu seharusnya membantu emiten dalam mengontrol tekanan biaya. Intinya, Todd merekomendasikan netral untuk saham-saham di sektor ritel dengan saham MAPI sebagai top pick. “Ada rebound besar sejak 1 Oktober 2015 pada saham-saham caverage kami sebesar 39% hingga 20 November,” kata Todd. Kenaikan tersebut seiring dengan penguatan nilai tukar rupiah sejak di level 14.700 per dolar AS pada akhir September 2015. Sekarang, rupiah sudah masuk ke 13.400-an. Meski ada kekhawatiran the Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya dan China mendevaluasi mata uangnya yang dapat berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah di atas 14.000 kembali per dolar AS “Kami tetap melihat tekanannya bersifat jangka pendek,” katanya. Nah, emiten MAPI akan sangat diuntungkan oleh penguatan rupiah yang menyebabkan marginnya akan meningkat lebih kuat dibandingkan ACES dan RALS. Adanya perbaikan dalam hal restrukturisasi utang dan pengurangan inventori yang menyebabkan perbaikan kinerja pada 2016 dan 2017. Oleh sebab itu, MAPI direkomendasikan beli. Soalnya, ACES saat ini sudah berada pada harga wajarnya dengan prospek pertumbuhan yang terbatas ke depannya. Sementara RALS akan mengalami kesulitan untuk tumbuh. Target harga saham MAPI di Rp 5.000 yang mentranslasikan estimasi Price to Earnings Ratio (PER) 2016 di level 36 kali dan estimasi PER 2017 di angka 18,9 kali dan menawarkan upside potential 31% dari harga Rp3.815 per saham. Untuk ACES, direkomendasikan hold dengan target harga di Rp750 berdasarkan PER estimasi 2016 di level 20 kali. Sementara untuk RALS rekomendasinya sell dengan target harga fundamental di Rp610. Itu mentranslasikan estimasi PER 2016 di angka 14 kali. n
Pilihan investasi di emerging market, kalau bukan Indonesia, ya Filipina. Itulah preferensi asing untuk masuk ke instrument investasi di Tanah Air yang di antara dananya itu tentu sebagian masuk ke saham-saham ritel. reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
45
Pasar Modal Saham PGAS
Mungkin, PGAS Akan Ngegas Selain terancam oleh penurunan harga minyak, PGAS juga masih dihantui dengan rencana penggabungan oleh pemerintah. Sahamnya?
S
TEKS Ahmad Munjin foto Riset
eiring menurunnya harga minyak mentah, harga jual gas pun ikut menukik. Tapi itu tidak berarti bisnis gas mati angin. Konsumsi gas dari kalangan industri—seperti pabrik pupuk, petrokimia, baja dan keramik—diharapkan akan meningkat. Sehingga, dapat meningkatkan volume distribusi gas. Dan ini oto-
46
matis, akan dapat memberikan sentimen positif terhadap bisnis PT Perusahaan Gas Negara (PGAS). Itu baru perkiraan kalau iklim bisnis mendukung. Jika tidak, turunnya harga minyak hanya akan menggerus pendapatan perseroan. Sebab, PGAS kini memiliki participating interest di 9 blok minyak dan gas (migas). Tiga diantaranya telah berproduksi antara lain blok Pangkah, blok SES, dan blok Fasken di Texas, Amerika Serikat. Sisanya masih tahap eksplorasi dan perkembangan. Isu lain yang kini masih hangat dibicarakan adalah rencana pemerintah untuk membentuk joint operation atau joint committee antara PGAS dan Pertagas milik Pertamina. Kerja sama yang dipimpin langsung oleh Kementerian BUMN ini bertujuan agar jaringan pipa gas keduanya dapat digunakan bersama-sama melalui skema open access. Kalau rencana ini jadi, pasti akan berdampak ne-
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Pasar Modal Saham PGAS gatif bagi PGAS karena ia akan mengalami perubahan profil pertumbuhan di masa depan. “Sebelumnya excess capacity dari jaringan pipa PGAS dapat digunakan untuk bisnis distribusi yang memiliki cash margin mencapai sekitar US$ 3/mmbtu menjadi bisnis transmisi dengan toll fee yang jauh lebih kecil hanya sekitar US$ 0,6/mmbtu,� ujar Adrianus seperti dikutip dari riset PT Samuel Sekuritas. Terlepas dari rencana pemerintah untuk melakukan open acess, pada dasarnya kinerja keuangan PGAS sudah menukik sejak lama. Pada kuartal III-2015 kembali mengalami penurunan laba bersih sebesar 48,25% menjadi US$306,32 juta atau US$ 0,0126 per saham. Pencapaian kinerja Perseroan yang kurang memuaskan pada Q3 2015 tersebut disebabkan oleh ekonomi yang lesu sehingga konsumsi gas oleh industri menurun, dan harga jual rata juga mengalami penurunan yang tercermin dari Penjualan Gas Perseroan menurun dari US$2,40 miliar menjadi US$ 2,14 miliar atau turun 10,83%. Makanya, untuk 2015 perseroan diprediksi hanya akan meraih laba sebesar US$ 385,4 juta. Sedangkan untuk tahun ini laba bersih perusahaan diperkirakan mencapai US$ 477 juta.
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
ADA POTENSI MENGUAT Lantas bagaimana dengan pergerakan harga sahamnya? Sesuai dengan kinerja keuangannya, harga PGAS terus mengalami kemerosotan. Jika awal tahun masih diperdagamgkan di level Rp 6.000, kini terperosok tinggal Rp 2.645. Adrianus Bias Prasuryo, analis PT Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan, PGAS telah kehilangan status defensifnya setelah mengalami penurunan kinerja akibat pelambatan ekonomi di 2015. Meski kinerja keuangan PGAS berpeluang membaik 2016, risiko dari perubahan regulasi atau kebijakan dari pemerintah masih memberikan ketidakpastian bagi PGAS di 2016. Setelah diperkirakan mengalami penurunan volume distribusi sebesar 8,8% di 2015, diperkirakan kinerja PGAS akan membaik dengan volume tumbuh 6,4% dan 7,9% untuk estimasi 2016 dan estimasi 2017. Pertumbuhan tersebut seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi. Kondisi itu akan membuat pendapatan perseroan tumbuh 14,1% dan 18,7% untuk estimasi 2016 dan 2017. Pertumbuhan volume di 2016 juga ditopang oleh kembalinya demand untuk LNG dari PLN meskipun belum mencapai titik optimalnya. Sementara itu, dari sisi profitabilitas, Adrianus melihat masih adanya risiko penurunan margin jika pemerintah akhirnya mengambil langkah intervensi harga gas industri dengan mengorbankan cash margin PGAS. Skenario base case Adrianus, PGAS masih akan mampu mempertahankan cash margin di level US$ 2,9 per mmbtu untuk estimasi 2016. Estimasi tersebut mengimplikasikan penurunan EBITDA margin sebesar 100 bps menjadi 24,8%. Setiap penurunan cash margin sebesar US$0,5 per mmbtu, EBITDA margin akan turun sekitar 310 bps dari estimasi awal. Sebelumnya, isu yang kembali muncul di akhir 2015 adalah rencana pemerintah untuk menggabungkan PGAS dengan Pertagas dan mengonsolidasikan keduanya di bawah PT Pertamina. Meski secara bisnis merger tersebut akan menguntungkan posisi dominan PGAS di industri, potensi dilusi bagi minority shareholder tetap muncul. Akan tetapi, potensi dilusi itu sangat tergantung dari valuasi share swap Pertagas. Terlebih, dengan Pertamina menjadi controlling shareholder baru untuk PGAS. Arianus melihat potensi conflict of interest dan concern terkait Good Corporate Gavernance (GCG) di masa depan yang akhirnya menjadi sentimen negatif bagi saham PGAS. Di atas semua itu, Adrianus memberikan rekomendasi hold untuk saham PGAS dengan target harga di Rp 3.400. Harga tersebut mentranslasikan Price to Earnings Ratio (PER) estimasi 2016 sebesar 16 kali dan menawarkan upside potential 13,3% dari Rp 3.000. Ia melihat, ketidakpastian terkait intervensi harga gas industri dan langkah konsolidasi PGAS-Pertagas akan menjadi katalis negatif bagi PGAS meski kinerja keuangan perseroan akan membaik di 2016 dan valuasinya yang masih sangat atraktif di level harga sekarang. Tertarik? n
47
Pasar Modal Saham Grup Lippo
Lie Mo Tie Tak Ada Matinya Banyak saham dari Lippo Group yang layak dipertimbangkan. Kecuali yang tidak likuid. TEKS Ahmad Munjin foto Dahlan RP
D
i usianya yang ke 87, Moctar Riady menerbitkan buku otobiografinya yang berjudul “Manusia Ide”. Konglomerat yang bernama Tionghoa Lie Mo Tie ini, dikenal sebagai bankir bertangan dingin. Ia juga terkenal sebagai ‘pengolah saham’ yang piawai. Dan di bawah kepemimpinannya, hampir seluruh perusahaan di bawah naungan Lippo Group telah go public. Lalu bagaimana sekarang keberadaan saham-saham itu? Sama dengan yang diterbitkan emiten lain, ada yang aktif , ada juga yang tidak likuid. “Saya lebih menyukai saham-saham properti seperti LPKR dan LPCK dan saham industri rumah sakit,” kata Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, research analyst dari PT Reliance Securities. Jumat (12/2), saham PT lippo Cikarang (LPCK) terlihat mulai balik arah menguat. Otomatis golden cross-nya sudah terkonfirmasi. Dari sisi momentum Relative Strength Index (RSI), harga saham ini sudah cukup murah. Ditargetkan LPCK berhasil berbalik arah menguat dan mengonfirmasi pola bullish gartley harmonic pattern, di Rp 6.750. Rekomendasikan buy on weakness untuk LPCK. Sementara efek Lippo Karawaci (LPKR) punya support di Rp 975 dan resisten di Rp 1.075. Stop loss jika saham ini menembus support karena menunjukkan gagalnya terkonfirmasi golden cross. Jika mampu rebound, targetnya di Rp 1.100-an yang merupakan Moving Average (MA) 50 hari. Rekomendasinya trading buy dengan pola buy on weakness. Saham PT Matahari Department Store (LPPF) mengalami koreksi turun untuk hari kedua. Saham ini sudah mengalami penguatan pada 5 Februari yang cukup tinggi 9,1%. Oleh karena itu, koreksi yang terjadi sekarang cukup wajar. Saham ini punya support di kisaran Rp 16.000 dan resisten di Rp 17.400. Jadi, ada kemungkinan LPPF menguji support di Rp 16.200-an yang merupakan support dari tren bullish jangka menengah. Saham PT Matahari Putra Prima (MPPA), tren jangka panjangnya masih bearish. Untuk jangka pendek dan menengah, pergerakan saham ini cukup positif karena ada tren bullish. Pada Kamis (11/2), MPPA berhasil menembus resisten. Tapi, indikator stochastic
48
menunjukkan saham ini sudah bergerak cukup tinggi di area overbought. Untuk momentum RSI masih ada peluang penguatan, tapi terbatas. Saham ini tinggal menunggu masuk ke area overbought untuk kemudian reversal melemah. Indikator Bollinger Band masih menyisakan penguatan. Saham ini punya resisten di Upper Bollinger Band (UBB) di kisaran Rp 1.910. Di sisi lain, support yang perlu diwaspadai di Rp 1.670 yang merupakan support dari tren bullish jangka menengah. Saham PT Siloam International Hospital (SILO), tren jangka panjangnya masih bearish. Tren jangka
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
Pasar Modal Saham Grup Lippo menengahnya sideways sejak awal 2016 cenderung konsolidasi melemah. Memang saham ini sudah mendekati Lower Bollinger Band (LBB), tapi belum ada indikasi saham ini untuk reversal menguat. Di sisi lain, resisten berada di Rp 9.275 yang merupakan resisten UBB. “Saya rekomendasikan wait and see untuk saham SILO karena masih ada potensi untuk menuju ke area support. Sebab, belum ada indikasi reversal baik dari pola maupun indikator,” katanya.
SILO OKE Saham PT Multipolar (MLPL) sudah dua hari koreksi dengan Kamis. Kemarin dia tembus support MA7 dan Kamis (11/2) menembus support MA25. Saham MLPL memberikan sinyal negatif. Tren jangka panjang dan menengah bearish. Untuk jangka pendek, saham ini baru reversal dari jangka pendek bullish ke bearish karena menembus support. Indikator stochastic sudah berada di area oversold dan belum ada indikasi reversal atau golden cross
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
sehingga masih ada peluang pelemahan untuk MLPL. Momentum Relative Strength Index (RSI) masih bearish sehingga belum ada peluang reversal. MLPL punya support di Rp 190 dan resisten di Rp 230. MLPL kelihatannya akan menguji support di Rp 190. Hindari dulu untuk saham MLPL. Saham PT Star Pasific (LPLI) tren jangka panjangnya bearish. Untuk menengah, saham ini sedang coba bergerak positif karena tren bullish jangka menengah. Harga sekarang, saham ini coba rebound di area support dari tren bullish-nya dan area support MA25 di Rp 200. Indikator stochastic bergerak konsolidasi.Kalaupun saham LPLI rebound, targetnya cukup dekat di Rp 250. Untuk LPLI bisa diakumulasi selama masih berada di atas support. Akhmad Nurcahyadi, analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, lebih fokus pada SILO. Kata dia, emiten ini didukung oleh kekuatan Grup Lippo serta ekspansi berkelanjutan yang akan dilakukan termasuk program JKN. “Kami memberikan sudut pandang positif pada potensi perkembangan SILO dan memberikan rekomendasi beli dengan target harga selama 12 bulan ke depan sebesar Rp 12.500 per saham,” kata Akhmad. SILO memiliki jumlah rumah sakit yang tidak tertandingi oleh penyedia jasa layanan kesehatan lainnya. SILO mengoperasikan 20 rumah sakit hingga sembilan bulan 2015. “Project pipeline kontinuitas ekspansi, kami lihat akan menjadi pendorong pertumbuhan SILO ke depannya,” Akhmad. Penambahan rumah sakit ditargetkan menjadi sejumlah 50 rumah sakit di akhir tahun 2017 yang akan tersebar di 25 kota dari 14 kota saat ini. SILO menargetkan total tempat tidur sebanyak 10.000 tempat tidur 4.800 tempat tidur saat ini. Diperkirakan, SILO bakal melayani hingga 15 juta pasien setiap tahunnya. Dalam kondisi normal dan secara rata-rata, sebuah rumah sakit akan terhitung mature setelah beroperasi selama 2-5 tahun. Data menunjukkan rumah sakit mature SILO memberikan kontribusi terbesar baik dari sisi volume pasien maupun nilai pendapatan. Dengan ekspansi yang dilakukan, komposisi rumah sakit baru dan yang sedang dibangun akan saling menutupi hingga menjadi mature hospital. Pada saat yang sama, SILO akan memberikan nilai penjualan yang lebih besar ketika masa pertumbuhan pendapatan rumah sakit baru memasuki tahun ke-5. “Kami juga melihat, SILO akan mendapatkan benefit dari program JKN yang diperkenalkan pemerintah tahun lalu. Kondisi itu juga dibarengi dengan telah terlaksananya semua ekspansi SILO,” tambah Akhmad. Namun demikian, ada beberapa kekhawatiran terhadap SILO. Pertama, eksekusi ekspansi proyek yang tertunda. Kedua, jika depresiasi rupiah kembali terjadi. Ketiga, kenaikan biaya jasa tenaga ahli, gaji dan kesejahteraan karyawan. Di atas semua itu, direkomendasi beli saham SILO dengan target harga Rp 12.500 per saham. Harga tersebut merefleksikan estimasi Price to Earning Ratio (PER) 2016 di level 113,1 kali dan Price to Book Value (PBV) di level 4,8 kali. n
49
inforeview
Pelni Beli Kapal Pesiar Pertama
BSD Masih Fokus di Residensial PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSD) menaruh harapan besar di tahun 2016 ini. Berbekal pencapaian pertumbuhan ekonomi nasional pada akhir tahun kemarin yang membaik sekitar 5,04%, perusahaan berkode emiten BSDE itu optimis mengejar pendapatan pra penjualan hingga Rp 6,86 triliun. Mayoritas angka tersebut akan dipenuhi dari penjualan segmen residensial. “Segmen residensial pada tahun ini ditargetkan sebesar 56% dari total marketing sales,” ujar Herman Wijaya, Direktur PT Bumi Serpong Damai, Kamis pekan lalu, Menurut dia, segmen residensial yang akan memberikan pemasukan besar bagi perusahaan masih akan ditopang dari penjualan hunian di BSD City Serpong. Tak tanggung-tanggung, penjualan ini diharapkan bisa menyumbang 30% dari target segmen residensial sebesar Rp
50
Selain itu, Pertamina Geothermal dan PLN juga melakukan amandemen PJBL Panas Bumi untuk PLTP Kamojang Unit 4 kapasitas 60 Megawatt dan Kamojang Unit 5 dengan kapasitas 35 Megawatt Sementara itu dengan PT Indonesia Power, Pertamina Geothermal melakukan penandatanganan kontrak baru (restrated) PJBU untuk suplai uap PLTP Kamojang Unit 1 kapasitas 30 Megawatt, Kamojang Unit 2 kapasitas 55 Megawatt dan Kamojang Unit 3 kapasitas 55 Megawatt. n
FOTO Riset
PT Pertamina Geothermal Energy melakukan penandatanganan kontrak baru dan amandemen Perjanjian Jual Beli Uap (PJBU) dan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) panas bumi dengan PT Indonesia Power dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Nusa Dua Bali pada Kamis pekan lalu. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy, Irfan Zainuddin dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir . Dalam perjanjian tersebut, kedua pihak disebutkan melakukan amandemen PJBU Panas Bumi untuk suplai uap PLTP Lahendong Unit 1 kapasitas 20 Megawatt, Lahendong Unit 2 kapasitas 20 Megawatt, Lahendong Unit 3 kapasitas 20 Megawatt dan Lahendong Unit 4 dengan kapastitas 20 Megawatt.
Pelni ini akan melayani tujuh destinasi. Yaitu Raja Ampat, Wakatobi, Banda Naira, Labuhan Bajo, Karimunjawa, Derawan, dan Anambas. “Tapi paling tahun ini bisa lima destinasi yakni Derawan, Labuhan Bajo, Wakatobi, Raja Ampat, dan Karimun Jawa,” sambung Elfien. Untuk urusan tiket, Elfien menyampaikan harga untuk destinasi Karimun Jawa tidak akan jauh berbeda dari yang sudah berjalan saat ini. n
3,77 triliun. Produk tersebut diharapkan bisa terjual sampai Rp 2,08 triliun. Sementara sisanya Rp 1,69 triliun diproyeksikan bisa disumbang dari beberapa proyek lainnya seperti Nava Park, Kota Wisata dan Legenda Wisata Cibubur, Grand Wisata Bekasi, Taman Banjar Wijaya Tangerang dan Grand City Balikpapan. n
FOTO Riset
PGE Teken Perjanjian Jual Beli Uap
FOTO Dahlan RP
P
T Pelni (Persero) tahun ini berencana memiliki kapal pesiar dengan kapasitas 300 penumpang. Direktur Utama Pelni Elfien Goentoro menuturkan, dana yang dibutuhkan untuk itu mencapai US$ 25 juta atau setara Rp 337,5 miliar (kurs 13.500). Pendanaannya berasal dari pinjaman sebesar US$ 20 juta dan modal sendiri sebesar US$ 5 juta. Pengadaan kapal pesiar tersebut merupakan salah satu proyek dalam Rencana Kegiatan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2016. “Pengadaannya bisa beli kapal cruise bekas atau modifikasi kapal yang sudah ada,” kata Elfien, Kamis pekan lalu. Terkait pihak kreditor, Elfien tidak mempersoalkan apakah dari dalam negeri atau luar negeri. Yang penting, kata dia, kreditor dapat memberikan pinjaman lunak dengan grace period (masa mulai mencicil) 5 tahun, tenor 10 tahun, dan bunga yang murah. Elfien menambahkan, nantinya kapal pesiar pertama milik
reviewweekly 24 Tahun V | 15-21 Februari 2016
SISIPAN
RP 25 TRILIUN PAJAK BATU BARA RAIB
ARAB SAUDI MENGEJAR BISNIS
PRABOWO MENANG
SI MANIS YANG MENGGEROGOTI DUNIA
®
1-7 JULI 2013 MAJALAH EKONOMI & BISNIS
44 » TAHUN II RP 20.000