Mdkb 2020
Metode Rancang Kota
CO RE
Mohammad Bintang Lazuardi 20/467199/PTK/13260
CO RE Condongcatur Reborn M e t o d e R a n c a n g K o ta
Mohammad Bintang Lazuardi 20/467199/PTK/13260
Content
Analysis Strength & Weakness
Location & Site Approach
Figure Ground Mental Map & Linkage
Enclosure
Urban System Design
Activity
Solution Grand Concept Design Strategy
METODE RANCANG KOTA 01
Content
Analysis Strength & Weakness
Location & Site Approach
Figure Ground Mental Map & Linkage
Enclosure
Urban System Design
Activity
Solution Grand Concept Design Strategy
METODE RANCANG KOTA 02
l o c at i o n
Location
Panjang koridor amatan 540,8 m Luas area amatan 6,7 ha 50 m
150 m
300m
Introduction Potensi yang ada pada area sekitar Terminal Condongcatur akibat dekat dengan Jalan Ringroad Utara dan Jalan Affandi menjadikan banyak retail dan PKL (Pedagang Kaki Lima) banyak berada di pinggiran Jalan Anggajaya I dan dari arah Jalan Anggajaya III yang menjadi penghubung jalan dari arah Jalan Kaliurang menuju Jalan Anggajaya I juga banyak didirikan retail dan PKL, menjadikan sirkulasi pada jalan-jalan tersebut menjadi padat dan lahan parkir yang kurang membuat sirkulasi semakin lebih padat lagi.
METODE RANCANG KOTA 03
Site Approach
Jl K aliu ran g
Komplek Perumahan TNI Kaktus Kafe
Taman Kuliner
Kantor Polda DIY
RS JIH
Kantor Kecamatan Depok
Perempatan Kentungan
Ekologi Kafe
Ro ad
Hartono Mall Ut ar a
a Utar d a g Ro Jl Rin
Jl A ffan di
Jl Rin g
Jl Ring Road U tara
Hotel Grand Keisha
Deskripsi 1. Area ini merupakan area yang strategis dan mudah dijangkau karena letaknya berdampingan dengan akses jalan utama yaitu Jl Ring Road Utara dan Jl Affandi 2. Dekat dengan fasilitas umum salah satunya adalah Rumah Sakit JIH 3. Untuk menuju Jl Kaliurang dapat lebih efisien bila melewati Jl Anggajaya 2
METODE RANCANG KOTA 04
Content
Analysis Strength & Weakness
Location & Site Approach
Figure Ground Mental Map & Linkage
Enclosure
Urban System Design
Activity
Solution Grand Concept Design Strategy
METODE RANCANG KOTA 05
c o n n e c t i o n
Figure Ground
50 m
150 m
300m
Deskripsi Figure Ground 1. Pada kawasan ini void lebih dominan dari solid 2. Kawasan ini bersifat heterogen : a. Fabrik Deskriptif : Horizontal, bersentuhan, Tekstur kasar, Kecil, Dominan Bangunan b. Fabrik Fungsional : Ekspresi sosial, Ekspresi ekonomi, Tidak berhierarki, Fleksibel, Hidup c. Fabrik Citra : Tidak seimbang, Sekuler, Ramai, Informal, berirama, tidak proporsional (Dominan bangunan pada terminal condongcatur dan Ruko-Ruko) 3. Koridor kawasan ini memiliki kepadatan sirkulasi yang tinggi pada waktu pagi dan sore hari (kondisi normal)
METODE RANCANG KOTA 06
Mental Map & Linkage Pertigaan Terminal Condongcatur Pertigaan Jl Brojomulyo Pertigaan Jl Brojomulyo
Perempatan Condongcatur
Pertigaan Jl Brojomusti
Pertigaan pohon beringin
Pertigaan Gg. Merak
50 m
150 m
300m
Pemukiman Perdagangan Pelayanan umum Pemerintahan
Pohon Beringin Jl Anggajaya
Terminal Condongcatur
Kantor Desa Condongcatur
Path Edge Node Landmark
METODE RANCANG KOTA 07
Content
Analysis Strength & Weakness
Location & Site Approach
Figure Ground Mental Map & Linkage
Enclosure
Urban System Design
Activity
Solution Grand Concept Design Strategy
METODE RANCANG KOTA 08
f u n c t i o n & s t y l e
Enclosure Building Height
1
Pada area ini Intensitas ketinggian bangunan yang mendominasi area ini adalah bangunan dengan ketinggian 1lantai beberapa bangunan mencapai ketinggian 2 lantai dan hanya 2 bangunan yang mempunyai ketinggian 3 lantai.
3
4
50 m
150 m
300m
2
Keyplan 50 m
300m
150 m
1 Lantai 2 Lantai 3 Lantai
1
2
3
Weakness 1. Akibat singnage pada bangunan, bentuk bangunan tidak terlihat dengan jelas dan terkesan kumuh. 2. Belum memaksimalkan tinggi bangunan pada fungsi komersil dan retail.
4
Strenght 1. Tidak ada tinggi bangunan yang sangat kontras dengan bangunan sekitarnya sehingga pengguna jalan merasa nyaman saat melewati area tersebut.
METODE RANCANG KOTA 09
Enclosure Building Setback
Pada area ini dominasi setback bangunan 5 sampai 10 meter. Area ini setback tidak digunakan dengan optimal dan masih dapat d u g u n a k a n u n t u k memperlebar area akses kendaraan.
4
300m
3
1
50 m
150 m
2
Keyplan 50 m
300m
150 m
3 - 5 meter 6 - 10 meter 10 - 15 meter > 15 meter 1
2
3
Weakness 1. Pada bangunan yang memiliki setback 10 - 20 m kurang memaksimalkan lahan. 2. Lebar jalan tidak memiliki perbandingan yang proporsional dengan setback
4
Strenght 1. Setback pada area ini cukup lebar untuk diolah lebih optimal dengan memasukan fungsi-fungsi yang belum maksimal pada area tersebut.
METODE RANCANG KOTA 10
Enclosure Function & Setback
2
Area ini didominasi oleh bangunan dengan setback 6 - 10 meter terutama pada bagian sisi barat. Untuk fungsi b a n g u n a n y a n g mendominasi area ini adalah fungsi perdagangan yang letaknya sebagian besar pada area tepi jalan dan pemukiman dibelakang area perdagangan.
50 m
150 m
300m
1
Keyplan 50 m
150 m
300m
Pelayanan Umum Perdagangan dan Jasa Pemukiman Pemerintahan 3 - 5 meter 1
2
Weakness 1. Pada bangunan dengan fungsi komersil yang memiliki setback mepet dengan jalan akan mengganggu akses kendaraan.
Strenght 1. Terdapat beberapa titik lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan area amatan seperti dibuat kantong parkir .
6 - 10 meter 10 - 15 meter > 15 meter
METODE RANCANG KOTA 11
Enclosure Building Style
1
50 m
150 m
300m
2
Langgam bangunan pada area ini terbagi menjadi 4 jenis yaitu minimalis, modern, tradisonal dan tropis. Langgam minimalis mendominasi area ini karena sebagian besar fungsi bangunan adalah sebagi bangunan tempat tinggal walaupun beberapa bangunan memiliki fungsi tambahan seperti perdagangan.
Keyplan 50 m
150 m
300m
Minimalis Modern Tradisional tropis 1
2
Weakness 1. Langgam bangunan pada area ini tidak cukup terlihat atau dikatagorikan karena terhalang signage dan beberapa bangunan tidak terlalu terlihat bentuknya
Strenght 1. Terdapat bentuk bangunan yang dapat menjadi pengenal dan penguat area itu yang dapat lebih ditonjolkan yaitu Terminal Condongcatur dan Kantor Desa Condongcatur
METODE RANCANG KOTA 12
Enclosure Vegetasi
Terdapat beberapa titik pohon peneduh pada area ini yang berdampak pada saat siang hari yaitu pada area sirkulasi menjadi teduh.
1 2 3
50 m
150 m
300m
4
Keyplan 50 m
300m
150 m
Tajuk 0.5 - 2 m Lebar 1 - 3 m Tajuk 2 - 4 m Lebar 2 - 4 m Tajuk 4 - 6 m Lebar 2 - 4 m Tajuk > 6 m Lebar 2 - 4 m 1
2
3
Weakness 1. Penempatan titik pohon tidak merata sehingga terdapat area yang kurang teduh 2. Pengelompokan jenis pohon tidak ditata secara baik sehingga tidak terlihat citra area yang kuat
4
Strenght
1. Area ini memiliki persebaran pohon yang cukup banyak sehingga kualitas udara pada area ini cukup baik dan menyaring Co2 lebih optimal.
METODE RANCANG KOTA 13
Content
Analysis Strength & Weakness
Location & Site Approach
Figure Ground Mental Map & Linkage
Enclosure
Urban System Design
Activity
Solution Grand Concept Design Strategy
METODE RANCANG KOTA 14
A c c e s s
Urban System Design Signage
Peletakan signage pada bangunan mendominasi visual pada area tersebut sehingga mengganggu pandangan saat memasuki area ini
1
2 4
50 m
150 m
300m
3
Keyplan 50 m
300m
150 m
Wall sign Roof sign Free standing sign Integrated sign Billboard 1
2
3
Weakness 1. Persebaran signage yang cukup banyak dan beraneka ragam jenis menjadikan langgam bangunan tidak terlihat serta merusak visual.
4
Strenght 1. Peletakan signage paling dominan terletak pada bagian selatan area sehingga tidak terlalu mengganggu visual disepanjang koridor.
METODE RANCANG KOTA 15
Urban System Design Street Furniture
1
Jarak antara lampu jalan yang satu dengan yang lain tidak sama sehingga menyebabkan keadaan remang-remang pada beberapa titik ruang pada area tersebut walaupun sudah dibantu dengan penerangan bangunan-bangunan sekitarnya. Untuk beberapa street furniture lainnya terlihat kurang adanya perawatan sepeerti penyangga tiang bendera dan beberapa pot tanaman/plant pot
2 3
50 m
150 m
300m
4
Keyplan 50 m
300m
150 m
Monumen Plant pot Lampu jalan Penyangga tiang bendera Pembatas jalan 1
2
3
4
Strenght Weakness 1. Street furniture pada area ini tidak begitu 1. terdapat beberapa monumen yang dapat digunakan menonjol karena peletakannya yang tidak sebagai penguat karakter pada area tersebut tertata dan tidak terawat dengan baik sehingga tidak menampakkan/membentuk karakter suatu kawasan pada area tersebut.
METODE RANCANG KOTA 16
Content
Analysis Strength & Weakness
Location & Site Approach
Figure Ground Mental Map & Linkage
Enclosure
Urban System Design
Activity
Solution Grand Concept Design Strategy
METODE RANCANG KOTA 17
S o c i a l & f u n
Activity Accessibility Terdapat beberapa titik kepadatan sirkulasi pada waktu pagi hari dan sore hari pada bagian utara di perempatan terminal. Terutama saat Bus Transjogja keluar dari Terminal Condongcatur sehingga menambah kepadatan dan terhambatnya sirkulasi kendaraan.
4
Pagi Hari
Siang Hari
Sore Hari
300m 50 m
150 m
300m 150 m 50 m
150 m 50 m
150 m 50 m
1
300m
300m
3 2
Area ini berhadapan langsung ke Jalan Ringroad Utara dan Jalan Affandi dan salah satu alternatif menuju kawasan Kaliurang.
Malam Hari
Sirkulasi
Lancar
Padat
Node
Lancar
Padat
Weakness 1. Pada waktu pagi dan sore karena masuk waktu berangkat dan pulang kantor terjadi kepadatan di persimpangan Terminal dan akses sirkulasi di Timur terminal adalah akses “leher botol� sehingga menambah kepadatan pada area tersebut.
1
2
3
4
Strenght
1. Akses menuju Jalan Anggajaya I dapat terhubung dari Jalan Anggajaya III (terkoneksi ke Jalan Kaliurang) lalu ada Jalan Anggajaya II (dapat menuju ke Jalan Ringroad Utara melalui Jalan Brajajaya)
METODE RANCANG KOTA 18
Activity Intensity of Economic Activity
Pagi Hari
Siang Hari
Sore Hari
300m
Area ini dapat dimaksimalkan menjadi area komersil yang optimal dengan mengolah bentuk bangunan serta memperhatikan karakter areanya agar lebih menarik.
50 m
150 m
300m 150 m 50 m
50 m
50 m
150 m
150 m
300m
300m
Untuk aktifitas ekonomi terdapat hampir disepanjang koridor area ini sebagian besar aktifitas ekonomi yaitu dari jenis warung makanan dan retail serta dari faktor lain yaitu dari jenis jasa seperti salon, bengkel, guest house dll.
Malam Hari
Kepadatan
Rendah
Tinggi
1
Weakness 1. Terdapat bangunan-bangunan yang tidak ditempati lagi yang dapat digunakan untuk fungsi yang perdagangan dan jasa untuk meningkatkan karakter area ini menjadi area komersil. 2. Batas antar bangunan kurang jelas sehingga kurang tertatanya parkir kendaraan.
2
3
4
Strenght
1. Karakter area sebagai area komersil sudah terlihat dan dapat dioptimalkan dengan penataan fungsi bangunan dan sistem urban yang baik.
METODE RANCANG KOTA 19
Pagi Hari
Siang Hari
Sore Hari
300m
Intensitas pada area ini cukup tinggi sebagian besar interaksi sosial pada warungwarung makan dan interaksi sosial ojek online berada di terminal. Untuk intensitas interaksi sosial di area koridor masih rendah disebabkan belum terdapat titik-titik urban sistem yang baik dan mendukung terjadinya interaksi sosial sehingga masyarakat sekitar lebih nyaman berinteraksi saat waktu makan di warung.
50 m
150 m
300m 150 m 50 m
50 m
50 m
150 m
150 m
300m
300m
Activity Intensity of Social Activity
Malam Hari
Kepadatan
Rendah
Tinggi
1
Weakness 1. Tidak terdapat street furniture berupa kursi sehingga interaksi sosial paling tinggi berada di warung-warung makan dan pinggir jalan.
2
3
4
Strenght
1. Interaksi sosial pada area ini sudah terbentuk secara natural dan penyebarannya sudah merata sehingga perlu didukung dengan sistem urban yang baik dan optimal agar area ini memiliki karakter sosial dan ekonomi yang kuat dan menarik, diimbangi dengan aksesibilitas yang baik.
METODE RANCANG KOTA 20
Content
Analysis Strength & Weakness
Location & Site Approach
Figure Ground Mental Map & Linkage
Enclosure
Urban System Design
Activity
Solution Grand Concept Design Strategy
METODE RANCANG KOTA 21
Concept Re-developed to Transit Coridor
Transit Station
ReDeveloped
TOD
Walkable
CO RE Condongcatur Reborn
High Density Mix
METODE RANCANG KOTA 22
Design Strategy & Solution Transit Station Terminal Condongcatur dikembalikan fungsinya menjadi pusat sarana transportasi umum dengan mengarahkan sirkulasi ke arah terminal sehingga mengurangi kemacetan atau kepadatan di area sekitar Terminal Condongcatur. Cara mengarahkan sirkulasi agar lebih tertata yaitu dengan menjadikan jalan menuju terminal searah sehingga tidak menghambat kendaraan yang lain saat keluar terminal lalu dengan menjadikan jalur kendaraan searah menjadikan penggunaan jalan lebih nyaman.
2 1
Jalan satu arah Kendaraan umum & Bus Transjogja Khusus Bus Transjogja
Pembatas Jalan 1
Shelter tunggu untuk kendaraan umum lain seperti taxi dan ojek atau taxi online yang berada di area hijau
Solusi agar kepadatan dapat terurai dengan baik dibuat zonase transportasi umum dan ojek online agar pengguna tidak terpusat di satu titik yang dapat menyebabkan kepadatan
2
Supaya tertib didesain sebuah pembatas jalan agar kendaraan terutama motor dari arah selatan tidak bisa melawan arah kearah utara dan juga kendaraan dari arah sebaliknya juga seperti itu
METODE RANCANG KOTA 23
Design Strategy & Solution Open Space & High Density Mix Pada beberapa bangunan yang memiliki fungsi komersil, retail atau pedagang kaki lima untuk mengoptimalkan lahan di area tersebut. Alternatif pertama pada beberapa bangunan tersebut ditingkatkan menjadi 2 lantai dan bangunan yang memiliki fungsi serupa dapat disatukan, sehingga akan tercipta ruang-ruang yang sebelumnya adalah bangunan komersil dapat dijadikan ruang publik untuk meningkatkan aktivitas sosial dan menata bangunanbangunan komersil agar lebih terlihat karakter area tersebut. Alternatif kedua yaitu menjadikan terminal sebagai pusat aktifitas ekonomi yaitu dengan memindahkan bangunan dengan fungsi komersil, retail dan pedagang kaki lima ke dalam terminal, sehingga dengan adanya sistem transit yang baik pada terminal dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Bangunan Komersil Lahan kosong
1
Lahan kosong yang sebelumnya tidak memiliki fungsi apapun dapat digunakan sebagai kantong parkir atau ruang publik seperti taman.
2
Alternatif Pertama
Alternatif Kedua
METODE RANCANG KOTA 24
Design Strategy & Solution Walkable Dari strategi desain sebelumnya apabila b a n g u n a n d e n g a n f u n g s i k o m e r s il direlokasi ke terminal ataupun ke bangunan lain dengan menjadikanya 2 lantai atau lebih maka setback bangunan dapat dijadikan sebagai jalur pedestrian dan jalur pesepeda.
1 2
Jalur Pedestrian Jalur Pesepeda Bolard dan Vegetasi 2
2 1
Untuk menjadikan area ini area yang walkable strategi desainnya yaitu membuat jalur pedestrian dengan lebar 1,5 m dan jalur pesepeda 2 m sumber : https://issuu.com/aditijain8/docs/ilovepdf_merged
Agar jalur pedestrian tidak terputus dan tetap memprioritaskan pejalan kaki, saat jalur pedestrian menutup akses ke area sebuah bangunan sebaiknya bukan jalur pedestrian yang diturunkan elevasinya namun jalur pedestrian tersebut yang diberikan ramp untuk kendaran agar dapat masuk ke area suatu bangunan, seperti gambar yang paling bawah.
METODE RANCANG KOTA 25
Design Strategy & Solution Potongan Koridor Potongan Koridor B-B Before
8-10 m
5m
2-3 m
Setback
Two way street
Setback
50 cm
1.5 m 2m
Retail
Vegetasi
A
Vegetasi
A
Pejalan kaki Bollard Jalur pesepeda
After
Bangunan komersil
B
Jalur kendaraan bermotor
B
50 cm
5m
One way street
1.5 m
METODE RANCANG KOTA 26
Design Strategy & Solution Potongan Koridor Potongan Koridor A-A Before
8-10 m
5m
2-3 m
Setback
Two way street
Setback
Bangunan komersil
Pejalan kaki
Vegetasi
Jalur Drop off
Shelter Taxi/Ojek online
Pejalan kaki
A
Bollard Jalur pesepeda
A
Terminal
After
Jalur Bus Transjogja
B
Jalur kendaraan bermotor
B
A
2.5 m
2m 1.5 m
2m
5m
50 cm
One way street
1.5 m
METODE RANCANG KOTA 27
SUMBER https://nacto.org/publication/urban-street-design-guide/streets/transit-corridor/#footnotes https://issuu.com/aditijain8/docs/ilovepdf_merged https://img.inews.co.id/media/822/ď€ les/inews/REGIONAL/Sumut/ilustrasi_parkir_sindonews.jpg http://simtaru.slemankab.go.id/# https://www.google.com/maps/place/Condongcatur,+Kec.+Depok,+Kabupaten+Sleman,+Daerah+Isti mewa+Yogyakarta/@7.7572517,110.3961212,231m/data=!3m1!1e3!4m5!3m4!1s0x2e7a590a789ef291:0x5027a76e3569a20!8m2! 3d-7.7558021!4d110.3993969
METODE RANCANG KOTA 28