Chapter One
Lawang /la-wang/ Entrance atau pintu (Lawang) masuk adalah sesuatu hal yang penting sebelum memasuki sebuah kawasan/area/koridor/bangunan karena menjadi visual yang dilihat pertama kali dan sebagai sebuah penanda bahwa akan memasuki kawasan/area/koridor/bangunan.
Strength Lokasi
Berada di Kecamatan Umbulharjo, Koridor Jl. Surogenen - Jl. Tegalturi Luas area deliniasi 62 Ha
Koridor Jalan Surogenen dan Tegalturi termasuk area pengembangan Kawasan Tumbuh Cepat Yogja Selatan* yang bertujuan untuk menjadi generator atau daya tarik yang akan menjadi tujuan wisata baru di Yogyakarta, sehingga dapat memecah kepadatan di area perkotaan.
Weakness
Pada pengembangan KawasanTumbuh Cepat Yogja Selatan belum adanya perencanaan mengenai entrance masuk kawasan sebagai penanda sebagai gate/gerbang masuk pada kawasan tersebut.
*Sumber : Laporan Akhir Kajian Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan tahun 2015, 2016, 2018 oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Yogyakarta
Analisis Eksisting (Makro)
Strength
Dalam deliniasi terdapat beberapa aset yang telah ditentukan yang akan dikembangkan yang dapat menjadi penanda dan daya tarik dalam deliniasi & kawasan tersebut, sehingga Entrance kawasan sangat penting sebagi gerbang utama memasuki kawasan sehingga dari deliniasi terdapat dua node yang dapat dijadikan sebagai Entrance yaitu Node a & Node b
Weakness
Pada Node a dan Node b belum adanya rencana pengembangan sebagai Entrance/Gate kawasan tersebut dan belum terlihat karakter sebagai Entrance Kawasan Cepat Tumbuh Yogya Selatan.
Sumber : Laporan Akhir Kajian Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan tahun 2018 oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Yogyakarta
Terminal Giwangan Pasar Giwangan Taman Keselamatan Lalu Lintas Kebun Plasma Nutfah Pisang
Pemilihan Node
Node a
a b
Pertigaan Jl.Imogiri, Jl.Pramuka,Jl.Tegalturi
Sebagai sebuah Entrance/Gate (Gerbang), Node a memiliki karakter yang kuat sebagai sebuah Entrance karena dari Node a menjadi Entrance masuk ke koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi lalu dapat menuju ke arah Kota Gede dan Jl Imogiri yang kawasan tersebut termasuk kawasan yang akan dikembangkan menjadi Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan.
Node b
a b
Sedangkan Node b sekedar menjadi penghubung Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi, Kota Gede, dan Jl Imogiri sehinga karakter Entrance pada Node b kurang kuat.
Conclusion Node
Sehingga Node a menjadi pilihan yang tepat sebagai Entrance Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi termasuk dapat menjadi salah satu Entrance untuk kawasan yogya selatan.
Analisis Eksisting Node
Function & Building Height
Building Height Function
Strength
a. Ketinggian bangunan pada area perempatan mayoritas seragam yaitu memiliki ketingian 1 lantai dapat memperkuat karakter Entrance masuk Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi.
Weakness
a. Tidak terlihat daya tarik yang kuat pada perempatan yang menandakan bahwa sudah masuk kedalam area Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi.
b. Enclosure kurang kuat.
Strength
a. Fungsi lebih dominan komersil dan dapat menjadi penanda yang kuat pada perempatan dan Entrance masuk Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi.
Weakness
a. Tidak memberikan kesan fungsi komersil yang kuat pada node walaupun mayoritas merupakan fungsi komersil.
Analisis Eksisting Node
Accesibility
Kendaraan Bermotor & Jalur Sepeda
Strength
a. Merupakan akses utama masuk ke area Koridor & area node yang strategis
Weakness
a. Sirkulasi kendaraan bermotor masih jadi satu dengan sirkulasi non motor seperti sepeda sehingga dapat membahayakan pengguna sepeda.
b. Akibat ruas jalan yang kurang lebar pada Koridor Jl Surogenen _ Jl Tegalturi sehingga menimbulkan kepadatan yang cukup tinggi pada daerah perempatan/Node a.
Jalur Pedestrian
Weakness
a. Pada beberapa titik area pemberhentian lampu lalu lintas Perempatan Wirosaban, tidak adanya rambu zebra cross sebagai tempat untuk menyeberang jalan
b. Jalur pedestrian tidak sesuai standar, tidak dirawat dengan baik, dan digunakan untuk berjualan pedagang kaki lima pada beberapa area.
Analisis Eksisting Node
Clarity
Urban System Design Vegetasi
Weakness
a. Signage tidak tertata dan menimbulkan sampah visual pada area perempatan sehingga tidak mencerminkan sebuah penanda Entrance sebagai bentuk masuk kawasan.
c. Signage berupa nama jalan tidak terlalu terlihat karena terhalang visual signage yang lain dan terlahang tiang listrik.
Strength
a. Terdapat beragam vegetasi pada are perempatan dan masuk Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi, menjadikan area tersebut terasa lebih rindang.
Weakness
a. Vegetasi tidak tertata dengan baik sehingga tidak terlihat rapi dan estetis
b. Tiang listrik dan kabel menimbulkan kesan tidak rapi sehingga estetika perempatan sebagai Entrance kawasan kurang baik.
Signage Tiang listrik Pohon
b. . Pada area koridor vegetasi letak yang tidak beraturan dan jenisnya sangat beragam menimbulkan karakter yang tidak mengarahkan pengguna, sehingga enclosure kurang kuat
Meminimalkan keterlambatan kendaraan publik
Strategy Design (Safety)
Desain Strategi (Potensi) A A
Potensi
a. Merupakan akses utama masuk ke area Koridor & area node yang strategis
B
Permasalahan
a. Akses Non Motorized Vehicle (NMV) & Motorized Vehicle (MV) jadi satu. b. Jalan kurang lebar pada Koridor Jl Surogenen _ Jl Tegalturi sehingga menimbulkan kepadatan yang cukup tinggi pada daerah perempatan. c. Jalur pedestrian tidak nyaman dan beberapa tidak sesuai standar
a. Garis pandang dan visibilitas yang jelas Strategi Strategi
Strategi a. Lebih sedikit paparan konflik antar pengguna b. Penyeberangan yang dapat diakses c. Akomodasi pejalan kaki dan sepeda yang baik d. Ruang khusus untuk semua mode e. Lebar trotoar yang sesuai untuk pejalan kaki f. Penyeberangan yang terang
a. Garis pandang dan visibilitas yang jelas
Pertimbangan (mikro)
Strategi a 1. Terdapat tembok pada area no 1 yang menghalangi visibiliti pengguna jalan dari arah utara dan timur, sehingga perlu dibongkar dan ditata ulang menjadi ruang publik sebagai daya tarik sebagai Entrance kawasan 2. Pada bangunan-bangunan yang terbengkalai pada no 2 & 3 di area perempatan dapat ditata kembali sehingga tidak menghalangi visibilitas pengguna jalan.
Kendaraan Bermotor Sepeda Pedestrian
Ditata ulang/dihancurkan Open Space (Resto)
Strategy Design (Safety)
Desain Strategi (Permasalahan) B
u
Strategi
a. Lebih sedikit paparan konflik antar pengguna b. Penyeberangan yang dapat diakses c. Akomodasi pejalan kaki dan sepeda yang baik d. Ruang khusus untuk semua mode e. Lebar trotoar yang sesuai untuk pejalan kaki f. Penyeberangan yang terang
Pertimbangan (mikro)
Strategi a, b & d
1. Agar konflik antar pengguna jalan minimal dan setiap penggunan memiliki ruang aksesnya masing-masing, sehingga didesain akses pedestrian dan sepeda terletak di atas akses kendaraan menjadi skywalk, sehingga dalam menyeberang jalan tidak perlu khawatir oleh pengguna kendaraan bermotor
Strategi c & e
1. Akibat jalan utama yang kurang lebar mengakibatkan jalur pedestrian yang tidak standar pula, dengan memindahkan jalur pedestrian dan sepeda ke atas, lebar sirkulasi kendaraan dapat diperluas.
Skywalk Pelebaran jalan Jalan satu arah
Pertimbangan (makro)
Strategi a, b & d
1. Akses kendaraan Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi di buat menjadi satu arah ke arah timur agar sirkulasi lebih lancar dan tidak terjadi kepadatan pada koridor saat terjadinya pertambahan jumlah kendaraan yang ingin ke Taman Pintar 2 bila sudah terealisasi.
2. Desain skyawalk dapat diteruskan ke arah embung sehingga dapat menjadi daya tarik dan menjadi penghubung dari area perempatan wirosaban langsung ke arah embung bagi pejalan kaki dan sepeda.
Desain Strategi (Potensi) A A
Potensi
a. Ketinggian bangunan yang mayoritas seragam dapat memperkuat karakter Entrance pada node .
Fungsi komersil dominan dapat menjadi b. penanda pada node.
B
Strategy Design ( )Convenience a. Enclosure kurang kuat. b. Tidak terlihat daya tarik yang kuat pada perempatan. c. Tidak memberikan kesan fungsi komersil yang kuat pada node walaupun mayoritas merupakan fungsi komersil.
a. Space yang nyaman dan menarik Strategi Strategi
Permasalahan
a. Space yang nyaman dan menarik b. Koneksi ke mode lain mudah c. Terdapat street furniture yang baik dan nyaman d. Terdapat parkir sepeda
Strategi
a. Space yang nyaman dan menarik
Pertimbangan (mikro)
Strategi a
1. Terdapat open space pada area hijau yang sekarang digunakan sebagai resto. Agar node memiliki daya tarik yang kuat di lahan resto tersebut akan didesain sebuah landmark yang dapat menjadi penanda masuk area node dan Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi. Landmark tersebut akan berfungsi sebagai taman dan bangunan komersil. Bangunan komersil akan mengakomodasi fungsi-fungsi bangunan yang masih hidup disekitarnya yang akan dihilangkan untuk menjadi skywalk dan fungsi bangunan yang tidak berfungsi akan diganti rugi.
Strategy Design ( )Convenience
Desain Strategi (Permasalahan)
Strategi
a. Space yang nyaman dan menarik b. Koneksi ke mode lain mudah c. Terdapat street furniture yang baik dan nyaman d. Terdapat parkir sepeda
Pertimbangan (mikro)
Strategi a
1. Dengan adanya fungsi skywalk, kolom-kolom struktur skywalk yang kurang lebih memiliki ketinggian 6 m menjadikan area node memiliki enclosure yang kuat dan fungsi skywalk menjadi daya tarik yang cukup kuat sebagai penanda Entrance kawasan/Koridor & memiliki kesan yang kuat karena kawasan sekitar belum terdapat skywalk.
Strategi c & d
1. Pada node eksisting tidak terdapat urban street furniture berupa kursi/bangku sebagai tempat beristirahat pejalan kaki dan tempat parkir sepeda sehingga pada desain skywalk terdapat kursi/bangku setiap 10 - 15 m dan terdapat parkir sepeda pada setiap titik yang bersebelahan dengan tangga.
Skywalk Halte TransJogja Urban Street Furniture Tangga
Pertimbangan (makro)
Strategi b
1. Saat pejalan kaki akan menggunakan moda transportasi lain saat sedang berada di skywalk terdapat tangga yang dapat digunakan untuk turun dibeberapa titik pada skywalk untuk memudahkan pejalan kaki bila ingin ingin menggunakan transportasi publik atau ojek online.
Strategy Design ( ) Minimal Delay
Desain Strategi (Potensi) A A
Potensi
a. Terdapat beragam vegetasi pada area node dan Entrance Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi, menjadikan area tersebut terasa lebih rindang.
Strategi
a. Space yang nyaman dan menarik
B
Permasalahan
a. Signage tidak tertata menimbulkan sampah visual pada node
b. Tiang listrik dan kabel menimbulkan kesan tidak rapi sehingga mengurangi estetika node & Entrance koridor.
c. Letak vegetasi yang tidak beraturan serta jenis yang beragam menimbulkan karakter yang tidak mengarahkan pengguna, menjadikan kurang enclosure kuat.
Strategi
a. Pejalan kaki dapat menyeberang dengan waktu yang singkat.
b. Meminimalkan keterlambatan kendaraan publik.
c. Rute pedestrian & sepeda langsung melintasi persimpangan kompleks
a. Space yang nyaman dan menarik Strategi
Pertimbangan (mikro)
Strategi a
1. Pada node eksisting, vegetasi pohon terdapat di area sekitar perempatan dan beberapa pohon perlu dipertahankan dan beberapa perlu dipangkas atau dihilangkan karena menutupi bentuk bangunan sehingga bangunan tidak mudah dikenali dan tidak dapat dijadikan sebagai penanda/landmark pada node/koridor.
Vegetasi Eksisting Vegetasi Tambahan Vegetasi Perlu Dihilangkan/Dipangkas
Strategy Design ( )Convenience
Desain Strategi (Permasalahan)
Strategi
a. Pejalan kaki dapat menyeberang dengan waktu yang singkat.
b. Meminimalkan keterlambatan kendaraan publik.
c. Rute pedestrian & sepeda langsung melintasi persimpangan kompleks
Pertimbangan (mikro)
Strategi a & c
1. Dengan skywalk, pejalan kaki dapat menyebrang dengan waktu yang singkat dan lebih aman.
2. Desain skyawalk sudah memiliki fungsi sebagai jalur yang melintasi node/perempatan secara langsung tanpa hambatan.
Pertimbangan (makro)
Strategi b
1. Dengan mengubah arah sirkulasi Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi menjadi satu arah menjadikan sirkulasi kendaraan publik lebih lancar dan dapat meminimalkan keterlambatan kedatangan.
Oxford Circus
Latar Belakang
a. Berlokasi di , Inggris. Latar belakang Oxford terbentuknya Oxford Circus ini sebagai konektor antara blok area yang satu dengan blok area yang lain, Pejalan kaki dapat menyeberang dengan waktu yang singkat sebagai Node kawasan komersil sehingga prioritas utama adalah pejalan kaki.
SEOULLO Skygarden
Latar Belakang
a. Berlokasi di Seoul, Korea Selatan. Latar belakang Seoullo Skygarden ini akibat terdapat negative space pada area bawah jalan layang yang dulu berfungsi sebagai jalur kendaraan lalu didesain ulang agar tidak ada negatif space dibawah menjadi pedestrian dan area jalan layang beralih fungsi juga sebagai skygarden.
Kaohsiung Maritime and Culture Center
Latar Belakang
a. Berlokasi di Taiwan. Bangunan ini menjadi main Entrance dari pelabuhan menuju jantung kota dan termasuk persimpangan yang penting sebagai penghubung antara pelabuhan ke kota.
Regional Perspective Of Nodes
Situation
a. Dengan adanya skywalk akan menambah daya tarik dan kepadatan di area perkotaan terurai
b. Menciptakan district atau area komersil yang kuat
c. Sirkulasi kendaraan bermesin dan tidak bermesin serta pejalan kaki dapat diminimalkan konfliknya karena setiap pengguna jalan sudah memiliki area khususnya masing-masing.
a. Terdapat beberapa kendala yaitu Yogyakarta termasuk daerah rawan gempa, sehingga pencegahan pada desain ini menggunakan struktur tahan gempa.
b. Bila node ini menjadi area yang akan padat pengunjung kendalanya yaitu mengenai keamanan dan perawatan pada skywalk.