Mohammad Bintang Lazuardi R 20/467199/PTK/13260
Chapter Two
Marga /mar-ga/
Jalan (Marga) adalah sesuatu yang menghubungkan dua tempat yang berjarak, memiliki ruang tersendiri dan terdapat aktifitas di dalamnya.
TableofContent
Deliniasi Koridor
Main Corridor
Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi sebagai sebuah koridor utama yang akan menjadi prioritas pengembangan Kawasan Tumbuh Cepat Yogya Selatan dan pada kajian node sebelumnya koridor ini merupakan jalur yang akan mengarahkan ke arah Jl Imogiri dan Jl Pramuka ke arah Kota Gede
Secondary Corridor
Sedangkan Koridor gang Jl Tempel dan Gg Sukun dapat menjadi Jalur Koridor Alternatif untuk memecah kepadatan pada koridor utama apabila perencanaan Taman Pintar 2 terealisasi
Deliniasi Masa Bangunan
Deliniasi Koridor
Deliniasi Koridor Utama yang telah ditentukan yaitu satu layer massa disamping Koridor karena merupakan wajah dari koridor dan masa bangunan yang menciptakan enclosure Koridor Utama sehingga perlu di untuk Redeveloped menunjang perkembangan asetaset bangunan yang akan dikembangkan di kawasan tersebut.
Weakness
a. Bertambahnya jumlah kendaraan tidak diimbangi dengan adanya kantong-kantong parkir.
b. Peningkatan jumlah kendaraan pribadi mengurangi potensi transportasi publik TransJogja. c. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan menyebabkan kenyamanan sirkulasi berkurang. d. Pada titik-titik node dengan meningkatnya jumlah kendaraan menimbulkan peningkatan kecelakaan kendaraan yang akan terjadi, terutama apabila terealisasinya Taman Pintar 2.
Analisis Eksisting Koridor
Accesibility
Kesimpulan :
1. Potensi moda transportasi publik sudah cukup baik dan mudah dijangkau, namun masih butuh perawatan pada shelter agar lebih nyaman.
2. Perpindahan orang melalui jalur pedestrian tidak memiliki kendala yang berarti, namun perlu dikelola lebih baik lagi akses untuk pedestrian agar warga merasa nyaman saat berjalan dan memunculkan minat untuk berjalan dari pada menggunakan kendaraan pada koridor
Strength
a. Perpindahan dari satu bangunan/tempat ke bangunan/tempat lain mudah dijangkau dengan berjalan kaki b. Akses moda transportasi publik TransJogja mudah
Weakness
a. Akses jalur pedestrian kurang layak dan tidak barrier free akibat digunakan sebagai lahan PKL. b. Tidak jelasnya pembagian akses pada koridor menyebabkan keamanan dan kenyamanan antar pengguna mengkhawatirkan.
Ketinggian bangunan dibagi kedalam 4 segmen, untuk memudahkan dalam mengetahui streetscape & enclosure pada koridor.
Strength
a. Pada segment 1 dan 2 pada bagian utara & selatan sebagian besar memiliki ketinggian bangunan yang sama sehingga enclosure sukup teras.
b. Memiliki orientasi ke dalam koridor
Weakness
a. Lebih dominan ketinggian bangunan pada bagian selatan sehingga terlihat kurang seimbang Edge (pelingkup) pada koridor (pelingkup kurang kuat pada bagian utara).
Analisis Eksisting Koridor
Strength
a. Pada segment 3 dan 4 memiliki streetscape yang menarik dengan ketinggian yang beragam. b. Memiliki orientasi ke dalam koridor
Weakness
a. Lebih dominan ketinggian bangunan pada bagian utara sehingga terlihat kurang seimbang
Edge (pelingkup) pada koridor (pelingkup kurang kuat pada bagian selatan).
b. Bangunan tinggi yang iconic tidak ter-highlight (bila ter-highlight dapat menjadi point of view).
c. Enclosure kurang kuat dibanding segment 1 & 2
Analisis Eksisting Koridor
Penentuan segmentasi berdasarkan tipologi ruang jalan pada koridor :
a. Segment 1 : Memiliki perbedaan lebar akses pedestrian antara bagian utara & selatan, memiliki lebar jalan 10 m lalu menyempit pada bagian koridor.
b. Segment 2 : Tidak memiliki akses pedestrian dan memiliki lebar jalan 6 m
c. Segment 3 Memiliki akses : pedestrian pada bagian utara & selatan dan memiliki lebar jalan 6 m dengan karakter jalan tanjakan dan turunan.
d. Segment 4 Memiliki akses : pedestrian pada bagian selatan saja dan memiliki lebar jalan 6 m.
Gary Robinete dalam bukunya Plants, People and Environmental Quality berdasarkan perbandingan ratio antara ketinggian bangunan dan jarak, maka proporsi ruang urban dibagi kedalam 4 kategori :
Full Enclosure (FE) dengan ratio 1:1 (atau 45)
Minimum Enclosure (ME) dengan ratio 1:3
Threshold Enclosure (TE) dengan ratio 1:2
Loss of Enclosure dengan (LE) ratio 1:4
Analisis Eksisting Koridor
Strenght
a. Aktifitas pada koridor aktif dan visibilitas pengguna jalan cukup baik.
Weakness
a. Akses pedestrian bersebelahan langsung dengan akses kendaraan dan tidak adanya bolard sebagai pelindung.
b. Enclosure pada segment 1 dan 2 tidak menyatu sehingga menimbulkan perbedaan karakter koridor.
c. Vegetasi pada koridor tidak tertata dengan baik, mengakibatkan menghalangi fasad pada bangunan. d. Fasad jalan terhalang oleh pkl dan parkir kendaraan serta billboard.
Yoshinobu Ashihara dalam bukunya Exterior Design in Architecture berpendapat bahwa ruang jalan dengan ratio antara jarak dan tinggi bangunan sebesar 1-3 memiliki sifat ruang yang lebih harmonis dan private (Intimate). Sedangkan, untuk ratio 6 atau lebih dianggap ruang publik dan kurang nyaman untuk berkomunikasi dengan orang lain secara private.
Analisis Eksisting Koridor
Weakness
a. Kurang nyaman untuk stay dan enjoy the streetview
b. Tidak memiliki sesuatu yang dapat dinikmati secara visual. c. Fasad jalan terhalang oleh pkl dan parkir kendaraa serta billboard. d. Pada segment 4 terdapat beberapa bangunan yang memiliki setback yang luas namun tidak memiliki akses pedestrian.
Conclusion
a. Pada segmen 1 & 2 memiliki enclosure yang cukup kuat dibanding dengan segmen 3 & 4 b. Streetscape pada koridor tidak menarik karena billboard dan pkl yang menghalangi fasad bangunan, parkir kendaraan dibahu jalan yang menghalangi visibilitas pengguna jalan serta vegetasi yang letaknya tidak tertata dengan baik menyebabkan karakter pada koridor tidak begitu kuat.
Accesibility
Vihicle Density
Protection against traffic & crashes - feeling safe
Protection against crime & violence - feeling secure
Protection against unpleasant sensory experience
Opportunities to walk/cycle
Opportunities to see
Opportunities to stop & stay
Opportunities to talk & listen
Opportunities to sit
Opportunities for play & exercise
Ÿ Creating a better balance between vehicular traffic, pedestrians, and cyclists
Ÿ
Ÿ
Opportunities to enjoy the positive aspects of climate
Aesthetic qualities + positive sensory experience
Upgrading the visual quality of the streetscape
Problem Concept Criteria Vision
Preseden
Memisahkan sirkulasi/akses 1. pedestrian, kendaraan bermotor dan sepeda. Ÿ Menjadikan sirkulasi koridor 2. satu arah agar tidak terjadi banyak crossing & space kendaraan lebih luas. Ÿ
Memiliki jalur alternatif untuk 3. memecah kepadatan.
Terapkan speed bump (polisi 4. tidur) untuk mengurangi kecepatan pada beberapa titik node agar lebih aman.
Menciptakan jalur pedestrian 1. dan sepeda yang bebas hambatan yaitu dengan membuat skywalk.
Menjadikan jalur pedestrian dan 2. sepeda sebagai point of interest pada koridor, sehingga meningkatkan minat berjalan dan bersepeda pada koridor.
Protection and Comfort
3. Improve the walkability Ÿ
Meletakkan beberapa titik tangga dan 1. lift untuk digunakan sebagai akses menuju ke skywalk. Ÿ Untuk akses difabel didesain lift untuk 2. akses ke pedestrian dan untuk tuna netra didesain guiding block. Ÿ
Meletakkan penerangan pada 3. beberapa titik jalur pedestrian selain sebagai penerang digunakan sebagai beautification pada koridor saat malam hari. Ÿ
Protection against traffic & crashes - feeling safe Opportunities to walk/cycle 1 2 Bicycle bridge, architectenweb.nl The bridge at Greys Lake, flickr.com
4. Upgrade facilities and infrastructure for bicycles
Street Bench, flickr.com
to sit Opportunities to see 3
Ÿ
Ÿ
2 3
1 4 Claude Bernard overpass, Paris, Perancis architizer.com Urban bycicle parking, id.pinterest.com
Protection and Comfort
5. A smarter parking strategy
Ÿ Pada kajian Bappeda tahun 1. 2018 terdapat aset bangunan yang direncanakan menjadi kantong parkir yaitu Pasar Ikan Higienis (PIH). Ÿ Menciptakan titik-titik kantong 2. parkir yang dibuat pada area komersil yang diletakan diantara struktur Skywalk pada jam-jam sibuk.
Strategi Desain
Comfort and Enjoyment
1. Greater invitation to enjoy the view Ÿ Terdapat beberapa spot untuk 1. menikmati pemandangan dari atas skywalk, sebagai salah satu unsur untuk meningkatkan minat berjalan dan bersepeda.
2. Easier acces to the skywalk
Letak tangga dan lift sebagai 1. akses ke skywalk terletak tidak jauh dari shelter dan node sehingga mempermudah pengguna menuju skywalk.
Penerangan atau lampu pada 2. skywalk dibuat berwarna warni berfungsi juga sebagai pengarah agar mempermudah mengenali area yang dituju.
Comfort and Enjoyment
3.
Creat a public space network Ÿ Spot-spot foto atau area dengan 1. pemandangan yang baik atau indah akan menciptakan interaksi antar pengguna pada skywalk. Ÿ Menjadikan skywalk sebagai tempat 2. public space akibat minimnya public space pada ruang jalan.
Ÿ
Strategi Desain
Protection and Enjoyment
Protection against traffic & crashes - feeling safe
1. Strengthen the unique structure and indentity
Menekankan pada area skywalk dan 1. merapikan signage diletakan pada kolom atau bagian bawah skywalk agar signage tidak menutupi tampak bangunan terutama bangunan komersil dan retail. Ÿ
Menjadikan perbedaan layer akses 2. jalan sebagai salah satu indentitas pada area Koridor Jl Surogenen - Jl Tegalturi.
2. Capitalize on potential of the arcades and alleyways Ÿ
Meletakan pocket parking pada 1. beberapa titik bangunan komersil dan retail (tidak semua masa bangunan terdapat pocket parking) yang memiliki setback yang cukup luas sehingga melatih masyarakat sekitar untuk terbiasa berjalan dari bangunan satu ke bangunan yang lain. Ÿ
Menggunakan lampu sorot untuk 2. menghighlight bangunan-bangunan komersil atau retail yang aktif atau masih aktif pada malam hari.
Protection
Protection and Comfort
Protection and Comfort
Bangunan yang berdampingan dengan skywalk maksimal ketinggiannya 6m dan bangunan yang tidak berdampingan dengan skywalk maksimal ketinggian 9m karena ketinggian skywalk adalah 9m agar enclosure dapat lebih kuat.