Frc2

Page 1

FRIDAY READER’S CLUB SEPTEMBER/ DZULQAIDAH | EDISI 002 GRATIS | BULETIN JUM’AT DWIMINGGUAN

Gen Tuhan di Otak Manusia Terlahir Untuk Beriman

Para ilmuan menemukan gen unik dalam otak manusia, fungsinya mengatur seluruh kegiatan spiritual. Tak cuma itu, ternyata iman adalah aspek yang masuk akal dan dapat di buktikan secara ilmiah. Bahkan, mereka yang menolak beragama malah dikatakan ‘cacat’ karena salah satu gen di otaknya tidak digunakan dengan baik.

Hidup Maksimal

Kesempatan terbaik untuk berbuat baik adalah sekarang, ketika kita masih hidup. Bisa jadi kita tidak pernah mendapat kesempatan kedua.

Senantiasa

Konsentrasi di Kantor

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 1 TIDAK DIBACA SAAT KHUTBAH JUM’AT BERLANGSUNG


Rintisan Bersama

P

embaca yang budiman, selamat datang di Friday Reader’s Club. Edisi Perdana telah berlalu, kini saatnya kita saling mengenal lebih dekat. Meski telah disinggung dalam edisi sebelumnya, kami merasa perlu memperkenalkan diri kembali. FRC merupakan media alternatif bagi umat yang menyuguhkan bacaan berkualitas secara cumacuma. Buletin Jum’at yang terbit dwi-mingguan ini mengusung semangat berbagi ilmu pengetahuan. Bukankah Rasul senantiasa memerintah kita untuk menuntut ilmu? Melalui semangat berbagi itulah kami berharap FRC mampu menjadi sumber inspirasi bagi umat. Edisi lalu, kami sempat menyampaikan visi sederhana FRC seputar minat baca. Banyak kalangan dan pengamat yang

FRIDAY READER’S CLUB 2 | Friday Reader’s Club

mengatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia rendah. Tapi, kami tidak percaya hal itu! Kami yakin minat baca masyarakat sebenarnya sudah cukup baik, hanya saja perlu diberi rangsangan dan dorongan. Misalnya dengan memberikan bacaan berkualitas setiap minggu secara cuma-cuma. Bisa jadi, rendahnya minat baca masyarakat terjadi karena kurangnya suplai bacaan yang bagus. FRC hadir guna mengisi hal itu. Kami berharap melalui media rintisan bersama ini, akan tumbuh budaya baca positif di masyarakat. Berkat dorongan dan kepercayaan banyak pihak, FRC bisa hadir ditengah Anda. Izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada para donatur, semoga Allah Swt. membalasnya dengan ganjaran yang lebih baik. Selamat membaca. Pengurus: M Iqbal Tawakal, Rini Mulyani Sekretariat: Jl. KH. Wahid Hasyim, Gg. Babakan Baru II No. 14, Bandung Telepon: (022) 92221085 Email: fridayreadersclub@gmail.com Facebook: facebook.com/FridayRC Iklan dan Kerjasama: 08562349700 Rekening Donasi: Bank Syariah Mandiri 703.6750.655 a.n M Iqbal Tawakal Desain dan Percetakan: L-Pro Media Solution lprostuido@gmail.com


TEMA UTAMA

Terlahir Bersama Gen Tuhan

“Descartes berkata Cogito Ergo Sum (aku berpikir, maka aku ada), tapi neourosains berkata lain; Credo Ergo Sum (aku beriman, maka aku ada).” - Andrew Newberg & Mark Waldman, penulis Born To Believe (2013)

I

man sedari dulu jadi bahasan penting umat manusia. Tak cuma wujudnya yang misterius, tapi juga kekuatannya yang dahsyat. Melalui iman, manusia punya cukup kekuatan untuk bertahan dalam kehidupan, mencari makna-makna tersembunyi dari alam semesta, hingga memotivasi untuk berbuat baik. Profesor Radiologi dan Psikiatri, Andrew Newberg bersama peneliti asal University of Pennsylvania, Mark Robert Waldman membuktikan hal itu. Melalui pendekatan neurosains (ilmu saraf) mereka menemukan gen unik dalam otak manusia, yang mereka sebut sebagai ‘Gen Iman’. Ternyata, setiap manusia telah terlahir dengan gen-gen unik yang mengatur hal-hal spiritual. “Kita memang dilahirkan untuk beriman,” ungkap Andrew & Mark.

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 3


Salah satu temuan mereka menyatakan bahwa keadaan khusyu adalah reaksi otak yang masuk akal. “Beberapa dokter masih ada yang beranggapan keadaan ini hanya fantasi delusional pasien yang dibuatbuat belaka, tapi mereka keliru.” Melalui neurosains, pengalaman transenden dan kegiatan spiritual memiliki komponen biologis yang nyata. Gen Iman-lah ‘pelaku’ kegiatan mistik di otak itu. Meski tak kita sadari, gen ini memberi dampak hampir seluruh aspek kehidupan kita. Mulai dari orientasi diri, emosional, lingustik, hingga kecakapan sosial. Tentu saja riset ilmiah mengenai sifat agama selalu saja kontroversi, terutama dikalangan peneliti Barat. Pasalnya budaya keilmuan yang terbentuk di Barat sudah terbiasa sekuler dan condong anti-agama. Andrew & Mark mencoba melakukan sebaliknya. Mereka justru meneliti hal-hal spiritual, yang kadang dianggap tabu dan tidak berguna oleh peneliti Barat lainnya. Mereka menggunakan teknik pencritaan otak yang disebut SPECT. Melalui alat pindai, mereka melihat aktivitas otak dan syaraf para rohaniawan. Hasilnya, ternyata aktivitas otak orang beriman lebih aktif ketimbang mereka yang tak percaya Tuhan. Aktivitas yang lebih besar terjadi pada Lobus Frontal, khususnya di Korteks Prefrontal, bagian otak yang tepat berada di atas mata kita. Bagian ini mengatur kemampuan kita untuk tetap fokus dan waspada. Andrew 4 | Friday Reader’s Club

menyebutnya sebagai ‘area atensi’. “Selain mengatur fokus, bagian ini juga memainkan peran penting, seperti kemampuan memproses bahasa, memori, kesadaran introspeksi, fungsi sosial yang kompleks, dan kebahagiaan/ kesenangan.” Karena itu, tambah mereka, tak heran bila orang beriman jarang stres. Seorang Pakar Genetika asal Jepang, Kazuo Murakami juga sama-sama terkejut dengan ‘gengen’ unik dalam tubuh manusia. Ia berkisah tentang penelitiannya tentang gen, DNA, enzim, hingga struktur materi tubuh manusia dalam Tuhan Dalam Gen Kita (2007) dengan detail dan rinci. Hasilnya sungguh diluar dugaan. Kode Genetik yang begitu kompleks dan rumit tidak mungkin tersusun secara acak, seperti yang kerap dicetuskan para saintis-ateis. Kazuo mengakui secara jujur melalui risetnya, bahwa ada satu kuasa yang lebih besar, dan hanya dengan kuasa inilah semua struktur materi dapat tersinergi dengan sempurna. Tak hanya dalam tubuh, tapi alam semesta secara keseluruhan. Kekuatan yang hanya berasal dari Sang Maha Kuasa! Sejak mula Rasul membawa risalah Islam, konsep iman dan akal tak pernah terpisah. Akal digunakan untuk mendalami dan menghayati ayat-ayat Ilahi dengan lebih baik, sehingga keduanya saling melengkapi bukan saling menghapuskan. Seorang astrofisikawan muslim asal Perancis, Bruno Guiderdoni


juga mengakui hal serupa. Dalam sebuah wawancara, Bruno menyatakan bahwa sains dan agama adalah dua wilayah yang tidak seharusnya dipisahkan. “Meskipun keduanya kerap dipandang sebagai ragam aktivitas yang berbeda,” tulisnya dalam Membaca Alam Membaca Ayat (2004). Misalkan, seorang astronom muslim yang mengamati langit sudah tentu akan mengagumi ciptaan Tuhan. Hanya saja, ungkap Guderdoni, orang-orang Barat kerap menghakimi sikap Islam terhadap ilmu pengetahuan, label-label negatif pun dbentuk; misalkan fundamentalis, antisains, dan dogmatis. Namun, bagi mualaf yang memeluk Islam karena sains ini justru tudingan-tudingan Barat tak benar adanya. “Aku menemukan banyak ruang dalam Islam dalam melakukan riset sungguhsungguh.” Bahkan, tambahnya, pencarian kebenaran melalui pengetahuan yang jujur adalah fondasi Islam. Sebab, sebuah hadist ada yang menyatakan akar dari dosa adalah kebodohan. Islam sejak awal memberikan peluang seluas-luasnya kepada manusia untuk menggunakan akal dan pengetahuannya. Bahkan, menjanjikan derajat yang tinggi bagi mereka yang beriman dan berilmu (simak Al-Mujadalah:11). Lebih jauh lagi, Allah ‘menantang’ umat manusia untuk menembus ‘langit’ dengan akalnya. “Hai, golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan bumi, tembuslah…” (Ar-Rahman:33).

“Kode Genetik yang begitu kompleks dan rumit tidak mungkin tersusun secara acak” -Kazuo Murakami

Bahan Bakar Kehidupan 1957. Seorang dokter asal Amerika, B. Klopfer menulis jurnal tentang kanker. Isinya adalah pengalaman saat menangani penderita kanker kronis. Salah satu kisah unik adalah ketika ia menangani pasien yang diperkirakan tidak akan bertahan hidup sampai esok hari. Wright, pasien Klopfer itu, hampir seluruh tubuhnya digerogoti tumor, hati dan limpa bengkak, paru-paru berlendir, Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 5


dan dibantu alat pernapasan. Hampir tidak ada harapan untuk hidup, sampai ia mendengar bahwa Klopfer sedang meneliti obat kanker bernama Krebiozen. “Obat Ajaib yang Mujarab,” begitu kata media-media setempat. Wright yang lesu kemudian meminta Klopfer untuk menyuntikan obat itu. Meski menyalahi prosedur, Klopfer memenuhi permintaan terakhir pasiennya itu. Klopfer pulang setelahnya dan merasa tak mungkin bertemu Wright kembali. Lusa setelahnya, saat kembali ke rumah sakit Klopfer terkejut bahwa pasien pulih secara radikat. Kankernya kempes separuh! “Ini sangat mustahil. Bahkan pengobatan secara radiasi pun tak bisa melakukannya,” ujar Klopfer.

Fakta Unik Iman Kita

B

Apakah ia berhasil menemukan obat kanker? Sayangnya tidak. Karena pasien lain yang menggunakan Krebiozen tak menunjukan perkembangan serupa. Meski begitu, Klopfer terus saja memberikan obat itu pada Wright. Setelah sepuluh hari, secara ajaib semua gejala penyakit Wright hilang. Ia senang bukan kepalang dan pulang ke rumah dalam keadaan sehat. Dua bulan setelahnya. Lembaga pengawas obat dan makanan mengeluarkan pernyataan bahwa Krebiozen terbukti tidak manjur. Wright yang mendengar berita itu sekita kembali sakit, tumornya muncul lagi dan masuk rumah sakit. Klopfer kini sadar, bahwa keyakinan yang kuat dari pasienlah yang membuatnya

erbuat Baik adalah bawaan genetik. Kita tak pernah benar-benar melahirkan seorang kriminal, koruptor, dan penipu. Karena sejatinya semua manusia terlahir dengan sifat-sifat alami mereka; berbuat baik. Ahli genetik asal Amerika, Dean Hamer melakukan penelitian tentang perilaku manusia untuk melihat perilaku alami manusia. Hasilnya, melalui The God Gene: How Faith Is Hardwired into Our Genes (2004), bahwa sifat alami manusia adalah melakukan hal-hal yang baik dan menghindari perilaku buruk dan menyimpang. Perilaku bejat seperti korupsi jelas bukan sifat manusia. Dalam kacamata Hamer, para koruptor bisa dikatakan cacat bahkan gagal sebagai manusia yang ‘sehat’.


sembuh. Karena itu, Klopfer memutuskan untuk berbohong. “Obat yang satu ini lebih mutakhir, berkekuatan ganda dan memberi hasil yang lebih baik.” Wright yang yakin dengan segera meminta obat itu. Sekali lagi, Wright sembuh secara dramatis dan kembali hidup normal. Hingga koran memberitakan pengumuman dari Asosiasi Dokter Amerika yang berisi Krebiozen tidak bisa menyembuhkan kanker. Setelah membaca itu, Wright kembali sakit dan masuk rumah sakit, dua hari kemudian ia meninggal. “Ketika keyakinan dan optimisme Wright pupus, sirna pulalah daya tahannya terhadap penyakit,” tulis Klopfer dipenghujung jurnal. Begitulah cara kerja keyakinan dalam memberi ‘bahan bakar’

N

pada kehidupan kita. Setiap tahun, ‘keajaiban’ seperti Wright terdokumentasi ribuan kali. Ratusan percobaan tentang biologi, psikologi, dan otak telah banyak dilakukan. Meski kalangan ilmuan barat banyak yang masih ragu dan skeptis, data dan fakta dilapangan tak bisa diingkari lagi bahwa keyakinan dan doa berdampak pada kondisi psikologis dan fungsi biologis manusia. Andrew & Mark yakin bahwa keyakinan mengendalikan nyaris semua aspek hidup manusia. Sadar atau tidak, kualitas hidup kita juga ditentukan oleh kualitas keyakinan kita. Dengan kata lain, iman membantu seseorang memaknai dan menjalani hidup dengan lebih baik. Maka, bersyukurlah karena kita beriman. MI-FRC

urani itu ada dan nyata. Konsultan sekaligus pendiri Centre for Neuroscience, Health, and Spirituality (C-Net) UIN Kalijaga Yogyakarta, Dr. Taufik Pasiak, setiap manusia dikaruniai oleh intusi/ suara hati alias nurani. Dari sanalah dorongan berbuat kebaikan muncul. Ia menjelaskan, dalam hati nurani itu pula terdapat ‘bisikan-bisikan’ kebenaran. Kepekaan nurani diperoleh melalui kesadaran intuitif berdasarkan pengalaman-pengalaman, dalam istilah barat disebut adaptive unconscious. Yakni kemampuan mengambil keputusan sekejap (snap jugement). Misalkan, ketika ada seorang lelaki mendekati putri Anda. Naluri seorang ayah akan dengan mudah mengenali lelaki hidung belang atau lelaki sejati. Bahkan, hal bisa saja terjadi saat anda pertama kali berjumpa lelaki itu. Keyakinan yang kuat seperti ini biasanya jauh dari intervensi dan hasrat material. MI-FRC



ARTIKEL

Hidup Maksimal:

Selalu Memberi Yang Terbaik

P

ara tawanan akan baris dihadapan dinding. Satu persatu di tembak mati. Itu merupakan eksekusi biasa saat perang berlangsung. Ketika perang saudara terjadi di Spanyol (1936-1939), banyak orang yang yang dieksekusi mati karena memberontak. Salah satunya, Pablo Ibbieta yang menolak memberi tahu lokasi para informan. Bersama dua orang temannya, mereka dihukum mati. Eksekusi akan dilakukkan lima belas hari lagi. Apa yang terjadi jika kita tahu kapan kita akan mati. Dua hari lagi Anda akan tertabrak mobil, sore ini terkena serangan jantung, atau dua tahun lagi waktu Anda sudah habis? Kematian merupakan tamu yang pasti datang. Hanya saja kita sudah terbiasa tak tahu kapan tamu itu datang, bukan begitu? Nah, apa jadinya bila kita berada pada posisi Pablo? Bukan masuk sel karena memberontak. Tapi, ketika kita tahu kapan kematian akan datang. Pablo adalah tokoh dalam Dinding (1939) salah satu cerpen karya filsuf Perancis, Jean Paul Sartre. Menceritakan pergulatan batin seorang tahanan yang hendak di eksekusi mati. Jelas

Pablo resah, malam-malamnya tidak nyenyak. Setiap hari hanya keliling sel yang tak luas. Bersama temannya ia menghitung waktu. Sartre menggambarkan bagaimana kondisi psikologi seseorang yang hendak mati. Tepatnya, seseorang yang sudah tahu kapan ‘waktunya’. Mereka frustasi dan stres. Terus saja Pablo memikirkan tentang hari eksekusi. Ia mulai menerawang masa lalu, mengingat kejadian-kejadian penting dalam hidupnya, kenangan indah, juga kecerobohan dan dosa-dosa. Batinnya terus saja mengutukngutuk diri sendiri. “Belum, aku belum siap. Beri aku sedikit waktu lagi,” gumamnya setiap malam. Siapa yang siap menatap kematian? Sesuatu yang terasa begitu cepat ketika ‘ia’ sudah didepan mata. Bahkan seorang alim sekalipun akan berkata, “bekalku belum cukup.” Teman Pablo dieksekusi sehari sebelum ia. Stres semakin parah. Kini ia sendiri, menatap dinding sel. Besok ia akan mati. Pikirannya tak karuan, ia mulai menerima takdir dan melepas semua beban. Esoknya, hari eksekusi tiba tapi ia dibebaskan.

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 9


“Perang sudah usai,” kata sipir “pulanglah.” Tentu Pablo syok, seharus ia mati tapi tak mendadak tak jadi. “Lalu apa yang akan kau lakukan Pablo?” tanya sipir. “Aku akan pulang dan memberikan yang terbaik hari ini.” Hikmah menarik baru kita dapatkan diakhir cerita. Ketika sebuah pernyataan terlontar dari sang penulis yang mengisyaratkan, “tak perlu kau cemaskan kematian, karena itu sudah pasti. Hiduplah sebaik mungkin, karena kesempatan kedua seperti Pablo tidak untuk semua orang.” Karena atheis Satre tidak memedulikan kematian, tapi ia selalu berusaha memberikan yang terbaik selama hidup. Baginya, satu-satunya kesempatan kita untuk berbuat baik adalah semasa hidup. Tidak Ada Kesempatan Kedua Begitulah kira-kira. “Kita

Cambuk Kematian

ematian merupakan K topik yang selalu hangat. Karena semua orang akan

mengalaminya. Hanya masalah waktu saja kapan tamu itu akan datang. Bagi Direktur Ma’had Al Qur’an dan Dirasat Islamiyah (MAQDIS), Saiful Islam Mubarak kematian ibarat cambuk bagi 10 | Friday Reader’s Club

bukan Pablo,” kata Sartre. Jarang sekali orang mendapatkan ‘kesempatan’ kedua dalam hidup. Tapi, apakah perlu kita ‘mencium’ bibir kematian dulu baru menyadari dosa dan kesalahan masa lampau? Apa perlu menunggu gelap sehingga kita tersadar tak satupun lilin yang kita bawa? Tentu tidak seperti itu. Sejatinya kita tidak perlu meloncat ke jurang untuk mengetahui kedalamannya. Cukuplah kematian seseorang memberikan kita pelajaran dan hikmah. Tugas kita selaku manusia adalah mempersiapkannya dengan cara memberikan yang terbaik selagi hidup. Seorang atheis seperti Sartre saja selalu memberikan yang terbaik. “Karena inilah satu-satunya waktu yang saya punya,” ujarnya. Tentu bagi kita yang Muslim, kesadaran macam ini harusnya selangkah di depan. Kematian adalah sesuatu yang mereka yang masih hidup. Memang bawaan manusia suka lupa. Justru karena itulah kita harus senantiasa waspada. Sadar diri bahwa kita suka lupa, jadi kita harus selalu berbenah diri. Adakalanya, kita perlu juga mengingat-ingat mati. Sebagai cambuk kehidupan agar lebih semangat;

Pertama, setiap kali kita

mendengar ada kata ‘kematian’ alamatkanlah kata tersebut pada diri kita. Misalkan ada teman atau saudara kita yang baru


pasti. Karena itu kita tidak perlu cemas akan kedatangannya. Tentu hal ini bukan berarti kita tidak peduli. Justru sebaliknya, kita sebaiknya berfokus kepada kebaikan yang kita lakukan selama hidup. Karena satusatunya waktu bagi kita untuk mengumpulkan ‘bekal’ adalah ketika hidup. Sehingga saat ‘waktunya’ tiba, kita berada dalam kondisi ‘memberikan yang terbaik’. Kita tidak akan mendapatkan ‘kesempatan’ kedua dalam hidup. Meskipun ada, itu hanya terjadi bagi segilintir orang saja. Bukankan kita kerap diwanti-wanti untuk selalu berlomba dalam kebaikan (Al Baqarah:148)? Bahkan Allah mengisyaratkan kita untuk selalu memperbaiki hidup selama di dunia (Al Mu’min:39). Manfaatkanlah sebaik mungkin kesempatan yang diberi. Nah, bagi kita umat Muslim jelas amal

kebaikan perlu dibarengi dengan iman dan takwa. Karena perbuatan, sekalipun itu baik dihadapan manusia, belum tentu akan membawa kita ke surga kelak. Seperti yang diajarkan olah Rasul, bahwa setiap perbuatan bergantung pada niat. Niat yang baik tentu akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Begitu juga sebaliknya. “ Maukah kami kabarkan tentang orang yang paling merugi amalan mereka? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia usaha mereka di dunia, sedang mereka menyangka telah mengerjakan sebaik-baiknya.” (Al Kahfi:103-104) Anggaplah kita tak seberuntung Pablo, yang diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki diri. Karena itu tunggu apa lagi, segeralah beramal shaleh. “Ingatlah kita hanya mati sekali, jadikanlah itu berarti bagi dirimu.” MI-FRC

meninggal dunia, pikirkanlah bahwa kita ‘yang berikutnya’. Kedua, jangan pernah berpikir bahwa kematian hanya dekat dengan orang sakit. Misalkan, korban gempa, tsunami, banjir, dan bencana lain mereka mayoritas adalah orang sehat. Berbagai kecelakaan besar menelan korban yang justru orang sehat. Melalui paradigma seperti ini, kita diharapkan tidak berleha-leha saat diberi kesehatan. Terakhir, ingat sekali lagi bahwa kematian tidak ada hubungannya dengan usia.

Bahkan dalam surat Al Hasyr :18 Allah berfirman, “wahai orangorang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri mempersiapkan diri untuk besok dihisab (ditimbang amal)...” Kita lihat, bagaimana ‘besok’ bagi umat muslim adalah hari perhitungan. Bukan nanti puluhan tahun lagi, tapi besok! Itu artinya, kita mati sebelum ‘besok’. Bisa jadi sore, malam, atau siang ini. Isyarat itu berlaku untuk siapa saja baik tua maupun muda, karena itu jangan tunda-tunda kebaikan. MI-FRC

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 11


SENGGANG

Senantiasa

Konsentrasi di Kantor

K

onsentrasi merupakan tuntutan dalam banyak pekerjaan modern ini. Konsentrasi yang tinggi bisa menunjang tingginya produktivitas kerja. Sebaliknya, daya konsentrasi yang rendah bisa mengacaukan pekerjaan Anda. Produktivitas yang menurun, bisa menjadi salah satu akibat dari daya konsentrasi yang rendah. Daya konsentrasi yang rendah juga bisa menyebabkan akibat yang fatal. Kecelakaan kerja yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain bisa terjadi akibat daya konsentrasi yang rendah. Karena itu, konsentrasi sangat diperlukan untuk menunjang karir, dan aspek lain dalam kehidupan sehari-hari. Sangat banyak cara untuk menjaga dan 12 | Friday Reader’s Club

meningkatkan konsentrasi saat bekerja. Berikut ini beberapa tips dan kiat untuk menjaga dan meingkatkan konsentrasi saat bekerja : 1. Atur meja kerja senyaman mungkin. Meja yang nyaman akan menunjang produktivitas kerja. Hal ini yang nanti bisa menunjang daya konsentrasi. Usahakan meja diatur serapi mungkin, dan hanya digunakan untuk bekerja, tidak menyisakan bekas makanan atau benda-benda yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Tempatkan bendabenda yang sering digunakan dalam pekerjaan di tempat yang mudah terjangkau. Jangan taruh benda yang mencolok perhatian.


2. Pasang target ketika menghadapi tugas atau pekerjaan tertentu. Tenggat ini akan memberikan motivasi kepada diri untuk segera menyelesaikannya. Motivasi yang tinggi dapat menunjang konsentrasi untuk bisa menyelesaikan pekerjaan. Jika mampu menyelesaikannya dengan baik, tidak ada salahnya untuk memberikan apresiasi terhadap pencapaian Anda. Ingatkanlah terhadap diri sendiri, bahwa tidak ada waktu tambahan, setia kepada waktu yang Anda tetapkan sebelumnya. 3. Rehat sejenak juga diperlukan dalam menjaga konsentrasi kerja. Otak perlu diberi istirahat agar bisa dipacu dengan konsentrasi tinggi. Namun jangan memberi istirahat terlalu lama, cukup lima menit tanpa memikirkan pekerjaan terlebih dulu. Bisa juga diisi dengan jalan-jalan ringan, makan camilan, atau baca buletin FRC. 4. Usahakan untuk tertarik dengan pekerjaan. Jika Anda menyukai pekerjaan, tentu akan lebih menyenangkan untuk menyelesaikannya. Pekerjaan yang tidak disukai akan menimbulkan masalah selama menjalaninya. Hal ini karena otak dan tubuh tidak dikondisikan untuk mengerjakannya. Dengan kondisi semacam ini, tentu daya konsentrasi akan

menurun, sehingga pekerjaan tidak lagi maksimal. 5. Menjaga kesehatan sangatlah penting. Tidur malam yang cukup, makan yang teratur, dan olahraga merupakan beberapa cara untuk menjaga kondisi tubuh. Selain itu hindarilah kebiasaan yang bisa menurunkan kondisi tubuh, misalnya mengonsumsi alkohol. Asupan makanan juga perlu diatur, sehingga bisa menunjang kinerja sehari-hari. Sesuaikan porsi makanan dan kandungan di dalamnya sesuai dengan pekerjaan Anda. 6. Usahakan tidak ada pengalihan dari pekerjaan yang sedang dilakukan. Jangan memainkan game, menelepon, atau mengobrol yang tidak penting ketika sedang melakukan pekerjaan. Ciptakanlah suasana yang bersih, rapi, tidak bau, serta tidak bising agar konsentrasi bisa terjaga. 7. Jangan terlalu tergantung pada suplemen tertentu. Suplemen memang bisa meningkatkan konsentrasi. Namun dengan gaya hidup sehat dan pikiran positif, tidak perlu mengkonsumsi suplemen secara berlebihan. Semuanya tergantung dari pola pikiran, lingkungan, dan niat Anda untuk bisa menjaga konsentrasi kerja. Ketika kondisi kembali prima, saatnya kembali bekerja. FRC

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 13


Edisi Depan

Rumah Suci Sepanjang Masa

Sejak mula Nabi Ibrahim bersama putranya, Ismail membangun kembali Ka’bah, tempat ini menjadi destinasi spiritual paling sibuk di dunia. Kiblat umat muslim ini punya sejarah panjang yang hampir seusia dengan umur umat manusia itu sendiri. Mulai dari pembangunan pertama, rekontruksi ulang, hingga kejadian-kejadian luar biasa di sekitar Ka’bah. Semua menyuguhkan kisah menarik untuk dibahas. Misalkan saja, ketika ‘Pasukan Gajah’ hendak memusnahkan bangnunan ini, pertikaian politik di zaman Bani Umayah yang membuat Ka’bah terbakar, atau ketika Imam Mahdi palsu menduduki Mekah dan menyandera para haji. Simak semua kisahnya di edisi tiga, dua minggu selanjutnya.

Jadilah Pelopor

Pembaca yang budiman. FRC adalah buletin komunitas rintisan. Dukungan Anda adalah semangat kami untuk terus berkarya. Jadilah yang pertama di halaman Facebook kami! Dukung kami dengan meng-klik tombol LIKE di halaman Facebook kami;

facebook.com/FridayRC

14 | Friday Reader’s Club

e ik L /FridayRC


Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 15



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.