Frc3

Page 1

FRIDAY READER’S CLUB OKTOBER/ DZULQAIDAH | EDISI 003 GRATIS | BULETIN JUM’AT DWIMINGGUAN

Kiat Sukses

Kelola Waktu Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 1 TIDAK DIBACA SAAT KHUTBAH JUM’AT BERLANGSUNG


Anda Aktor Utamanya

E

disi lalu kami sempat menyampaikai visi seputar menumbuhkan budaya baca positif di masyarakat. Kini kami menginjak edisi tiga. Tentu saja hal ini tak mungkin berhasil tanpa dukungan semua pihak. Salah satunya pihak Pengurus Masjid yang telah memberi kami kesempatan dan kepercayaan. Juga dukungnan dari para pembaca, termasuk Anda. Karena bagi kami, Anda-lah aktor utama dalam semangat dakwah ini. Beberapa pembaca melayangkan pertanyaan, baik melalui e-mail dan SMS perihal kontribusi pembaca dan sistem donasi. Perlu kami sampaikan kembali, bahwa buletin FRC ini merupakan buletin swadaya. Sehingga semua orang, termasuk Anda bisa terlibat didalamnya. Mengapa kami bisa sampai sejauh ini? Itu karena peran dan dukungan dari semua

FRIDAY READER’S CLUB 2 | Friday Reader’s Club

pihak. Baik itu yang bersifat kerjasama atau donasi langsung dari individu. Karena sekecil apapun dukungan Anda, adalah semangat bagi kami. Berhubung muncul beberapa pertanyaan dari pembaca, maka ada baiknya kami menyampaikan kembali mekanisme donasi, agar lebih transparan dan jelas. Pertama Anda bisa menggunakan rekening kami untuk mendukung FRC; Bank Syariah Mandiri No. 703.6750.655 a.n. M Iqbal Tawakal. Setelah itu silakan konfirmasi melalui SMS atau telepon ke 08562349700 agar catatan keuangan kami lebih rapi dan akuntable. Karena FRC adalah buletin publik, maka kami berkomitmen untuk memberikan laporan keuangan secara terbuka tiap semester. Semoga Allah Swt. membalas semua amal kebaikan kita semua dengan ganjaran yang lebih baik. Amin. Selamat membaca. Pengurus: M Iqbal Tawakal, Rini Mulyani Sekretariat: Jl. KH. Wahid Hasyim, Gg. Babakan Baru II No. 14, Bandung Telepon: (022) 92221085 Email: fridayreadersclub@gmail.com Facebook: facebook.com/FridayRC Iklan dan Kerjasama: 08562349700 Rekening Donasi: Bank Syariah Mandiri 703.6750.655 a.n M Iqbal Tawakal Desain dan Percetakan: L-Pro Media Solution lprostuido@gmail.com


TEMA UTAMA

Sepenggal Kisah Ka’bah

M

ekah sedari dulu hingga kini senantiasa menjadi perhatian dunia. Kota yang dulunya padang gersang dengan areal tandus, kini tumbuh menjadi kota destinasi spiritual paling aktif sedunia. Tak kita pungkiri, Ka’bah adalah kunci utama dari sejarah Mekah. Tanpa Ka’bah mungkin Mekah tak akan seperti sekarang, bahkan bisa jadi tidak akan ada kota Mekah. Sedangkan sejarah Ka’bah itu sendiri bisa kita tarik hingga masa Bapak Umat Manusia, Adam alaihisalam. Meski begitu beberapa ulama dan pakar sejarah kesulitan melacak keotentikan sejarah Ka’bah sebelum Ibrahim. Guru Besar Sejarah dari ‘Ain Shams University, Kairo, Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli menyebutkan kisah Ibrahim dan Ismail membangun Ka’bah adalah cerita yang paling dapat diterima serta dapat dilacak keotentikannya. Wilayah ini dulunya adalah gurun pasir tandus tanpa mata air. Siti Hajar dan Ismail merupakan penduduk pertama wilayah ini, setelah sebelumnya mata Zam-zam ditemukan oleh Ismail. Kemudian perintah membangun Ka’bah muncul setelah Ismail dewasa. Sejak saat itu tempat ini semakin ramai. Suku pertama yang menempati wilayah ini bersama Ismail adalah Kabilah Jurhum. Setelah itu berpindah pada Kabilah Khuza’ah yang penyembah berhala. Maka tak heran, ratusan tahun setelah Ismail

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 3


wafat aliran paganisme tumbuh subur di wilayah ini. Tradisi menyembah patung ini berlangsung hingga Kabilah Quraisy, hingga akhirnya melemah dan hancur saat Islam datang. Ali Husni menjelaskan dalam Sejarah Ka’bah (2013), kaum Quraisy-lah yang paling sukses mengelola Ka’bah. “Mereka membentuk pemerintahan kecil di Mekah,” tambahnya. Hal ini sangat menguntungnkan terutama di bidang ekonomi. Maka tak heran banyak orang Quraisy yang pandai berdagang. Akan tetapi tradisi pagan membuat mereka jauh dari norma-norma agama dan terjerumus kedalam iklim jahiliyah. Prostitusi dan perbudakan merajalela, perang dijadikan olahraga, tak jarang mengorbakan nyawa hanya untuk sesaji belaka, dan wanita tak punya harga diri. Hingga akhirnya Nabi Muhammad lahir dan membawa risalah Islam serta membebaskan Mekah dari kebodohan. Ka’bah merupakan saksi bisu kebangkitan Islam. Tak cuma itu, warisan dunia yang satu ini pun punya sejuta kisah bersama umat disekelilingnya. Tentu banyak kisah mahsyur, ada pula yang jarang didengar. Tulisan ini memuat beberapa ikhtisar tentang kisah Ka’bah yang mungkin jarang kita dengar. Rekontruksi Ulang Saat Yazid, putra Muawiyah menjadi khalifah ke dua Dinasti Bani Umayah banyak yang 4 | Friday Reader’s Club

menolaknya. Terutama dari penduduk Hijaz, termasuk para tokoh kunci dari Madinah dan Mekah; Abdullah bin Umar bin Al-Khathab, Husain bin Ali bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Zubair. Kota Mekah menjadi basis penolakan khalifah yang baru itu, mereka menilai kepemimpinan turun-temurun ala Muawiyah tidak sesuai dengan jaran Islam. Tentu saja Yazid berang mendengar penolakan itu, ia memerintahkan Hushain bin Namir untuk mengepung dan mengambil alih Mekah. Tentu saja rakyat marah dan berang atas tindakan pasukan Bani Umayah yang memaksa masuk ke tanah suci. Abdullah bin Zubair bersama pengikutnya berlindung di dalam Ka’bah karena mereka pikir itulah tempat paling aman. Ternyata dugaan mereka salah! Pasukan Hushain mulai hilang akal dan tak mengindahkan Rumah Suci. “Mereka melempari Ka’bah dengan katapel raksasa berisi bola api dan membakar beberapa sisi Ka’bah,” tulis Ali Husni. Atas tragedi ini Ka’bah rusak berat, beberapa pondasi rubuh sehingga stukturnya tak bisa dipertahankan lagi. Setelah Yazid meninggal, pasukan Hushain kembali ke Syam dan meninggalkan Ka’bah dalam kondisi rusak berat. Abdullah yang selamat dari kejadian itu langsung dinobatkan sebagai khalifah Hijaz oleh penduduk Mekah dan Madinah. Kini, ia harus merekontruksi ulang Ka’bah dan itu adalah tugas yang sulit.


Abdullah juga melakukan beberapa perubahan pada kontruksi Ka’bah. Salah satunya adalah menambah tinggi Ka’bah dan membuat pintu tambahan (sehingga Ka’bah ketika itu memiliki dua pintu). “Ia juga menambahkan tiang-tiang penyangga di dalam Ka’bah, membuat pagar untuk Hijir Ismail, dan mengganti Kiswah yang semula wol menjadi sutera hitam seperti yang kita lihat sekarang,” tambah Ali Husni. Penduduk Syam mencibir apa yang dilakukan oleh Abdullah, karena mereka pikir Ka’bah tinggal di tambal saja dan tak perlu dibangun ulang. Bentuk Ka’bah sejak saat itu menjadi lebih besar, setidaknya sampai pasukan Syam mengepung kembali kota itu untuk kedua kalinya. Semasa Khalifah Abdul Malik bin Marwan (pengganti resmi Yazid bin Muawiyah dari Dinasti Bani Umayah) menyeru kepada Al-Hajjaj bin Yusuf AtsTsaqafi mengambil alih Mekah dari Abdullah. Perang saudara pun kembali meletus. Sekali lagi Abdullah bersembunyi di dalam Ka’bah dan sekali lagi pasukan Syam melemparinya dengan bolabola api. Kali ini, Abdullah tak selamat ia meninggal tertimpa batu di dalam Ka’bah. Khalifah pun menunjuk AlHajjaj untuk membangun kembali Ka’bah seperti semula dan menghancurkan semua tambahan yang dibangun Abdullah. Al-Hajjaj pun membangun kembali seperti di zaman Rasulullah dulu tapi

mempertahankan tinggi Ka’bah (14 Meter). “Pintu tambahan yang dibuat Abdullah pun ditutup dan tak pernah dibuka hingga kini, sehingga yang kita tahu hanya ada satu pintu pada Ka’bah.” Dari generasi ke generasi Ka’bah menjadi saksi bisu atas pergolakan umat manusia disekelilingnya. Meski sejarah umat manusia kerap bersimbah darah, Ka’bah tetaplah monumen yang senantiasa dimuliakan. Bangunan berbentuk kubus dan akan tetap seperti itu, dari dulu, kini, hingga akhir zaman. Insyaallah.

Linimasa Ka’bah

1.500 Sebelum Masehi adalah

perkiraan tahun dimana Ka’bah direnovasi pertama kali oleh Nabi Ibrahim dan Ismail anaknya. Menurut beberapa ahli, pertama kali Ka’bah dibangun oleh Nabi Adam atas perintah Allah. Ketika banjir hebat di masa Nabi Nuh, Ka’bah diperkirakan rusak berat. Karena itu Ibrahim bersama Ismail diperintahkan untuk membangun kembali tempat suci ini. Bersamaan dengan ditemukannya sumur Zam-zam oleh Ismail sewaktu balita.

517 Masehi atau bertepatan

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 5


dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad, 60 ribu pasukan gajah dari Yaman yang dipimpin Raja Abrahah al-Asyram berencana menghancurkan Ka’bah. Konon, Abrahah membangun monumen megah di San’a, Yaman. Ia ingin Ka’bah dihancurkan agar jamaah haji pindah ke monumen buatannya. Abrahah gagal dalam misinya untuk menghancurkan Ka’bah. Pasalnya ia diserbu segerombolan burung yang membawa batu petaka dari neraka! (Kisahnya bisa disimak dalam Al Qur’an Surat Al Fiil).

35 tahun adalah usia

Muhammad ketika ikut merenovasi Ka’bah bersama kaum Quraisy. Banjir bandang yang melanda Mekah ketika itu merusak bangunan Ka’bah. Saat renovasi ini pula Hajar Aswad kembali diletakan. Muhammad, ketika itu belum diangkat jadi nabi tetapi punya peran besar. Pasalnya, bangsa Quraisy ketika itu berselisih perihal siapa yang pantas meletakan Hajar Aswad. Atas usul Muhammad, Hajar Aswad diletakan ditengan selendang. Masing-masing kepala suku memegang ujungnya.

692 Masehi merupakan tahun

dimana kawasan Ka’bah dirombak besar-besaran. Bangunan masjid yang semula sempit kini diperluas, hingga dikenal sebagai Kompleks Masjidil haram. Di akhir tahun 700, tiang-tiang kayu diganti jadi marmer. Ditambah beberapa menara dan perluasan di 6 | Friday Reader’s Club

bagian sayap. Renovasi sangat diperlukan, mengingat jumlah jamaah haji yang semakin bertambah.

1570 Masehi adalah tahun

dimana renovasi yang dilakukan mengubah ‘wajah’ Masjidil Haram menjadi terlihat seperti sekarang. Ketika itu kawasan ini dipimpin oleh Sultan Selim, ia membangun kembali kompleks tempat ibadah terbesar umat manusia dengan gaya baru dengan menambahkan gaya arsitektur Timur Tengah yang kental dan banyak kaligrafi. Gaya arsitektur inilah yang dipertahankan oleh Kerajaan Arab Saudi hingga kini.

1932 Arab Saudi bersatu.

Semula masih berdiri kerajaankerajaan dengan kekuasaan otonom tiap daerah. Raja Abdul Aziz adalah raja pertama yang memimpin di Jazirah Arab Saudi yang baru, sekaligus menyandang dua gelar ‘Penjaga Dua Masjid Suci’ : Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Semasa Abdul Aziz pula, Masjidil Haram kembali diperluas sehingga mampu menampung hingga 50 ribu jamaah.

1971 Presiden sekaligus

pemimpin rohani tertinggi di Iran, Ayatullah Khomeini menyerukan grakan politik bagi jamaah haji asal Iran. Isinya adalah kritikan terhadap pemerintah Arab Saudi. Ketika itu, saat musim Haji tiba di kota Mekah selalu dijaga ketak oleh aparat. Tujuannya agar tak terjadi bentrok antar jamaah


haji. Jumlah jammah haji asal Iran pun sempat dibatasi oleh pemerintah Arab Saudi. Situasi seperti ini berakhir tahun 1982 saat hubungan kedua negara mulai membaik.

1979 boleh dikatakan momen

saat Masjidil Haram ‘berdarah’. Pasalnya tanggal 20 November ketika itu, ratusan orang bersenjata menguasai Masjidil Haram dan menyandera jamaah haji. Penyanderaan di pimpin oleh Juhaimin Ibnu Muhammad al Otaibi yang mengaku saudaranya Muhammad bin Abdullah Al Qahtani adalah Imam Mahdi. Mereka memaksa jamaah untuk tunduk kepada Imam Mahdi palsu, Al Qathani. Ulama besar Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz bin Baz memfatwakan penyerangan untuk merebut kembali Ka’bah. Bentrok bersenjata tak bisa dihindarkan. Ratusan tewas, hampir seribu terluka. Ka’bah akhirnya direbut kembali dari Imam Mahdi palsu. Para teroris ini, termasuk Imam Mahdi palsu dipancung karena ulahnya.

1982 saat Raja Fahd mulai

memerintah Arab Saudi. Ia melakukan renovasi ketiga untuk kawasan Masjidil Haram yang rampung 2005 silam. Dengan menambahkan beberapa menara, 500 tiang marmer ditambahkan, 18 gerbang baru juga dibangun, dan menambahkan beberapa fasilitas modern seperti pendingin udara, eskalator, dan sistem drainase terpadu. Sejak saat itu satu juta jamaah mampu ditampung di dalam Masjidil

Haram.

1987 terjadi kerusuhan di

Mekah, tepatnya pada 31 Juli saat jemaah asal Iran bentrok dengan aparat Arab Saudi. Sebanyak 401 orang tewas akibat kerusuhan di Mekah, 600-an lainnya terluka. Kerusuhan ini disebut-sebut sebagai kerusuhan terparah. Seteru Arab Saudi dan Iran bukan hal aneh. Kisahnya sudah dimulai sejak 1925, saat ulama tenpandang Arab Saudi, Muhammad bin Abdul Wahhab menyerukan pembongkaran beberapa makam yang dikultuskan di Hijaz termasuk makam ulama Syiah Al-Baqi. sejak saat itu Iran dan Arab Saudi tak pernah akur.

2020 Masjidil Haram akan

punya ‘wajah’ baru dan mampu menampung 2 juta jamaah di dalam kompleks, dan 1,2 juta lainnya di luar masjid. Renovasi yang sedang dilakukan Raja Arab Saudi sekarang, Abdullah bin Abdul-Aziz rencananya akan dilakukan bertahap. Kita samasama tahu kuota jamaah haji tengah dipangkas, karena area thawaf sedang dibangun. Tahap pertama diperkirakan akan rampung tahun 2016, sedangkan tahap berikutnya dimulai setelahnya dan diprediksi baru rampung 2020 nanti. Beberapa desain awal akan dirombak, sehingga tampilan Masjidil Haram lebih futuristik dengan fitur lengkap. Meski kontroversi, pembangunan kompleks masjid terus berlangsung. Anda bisa melihat desain Masjidil Haram 2020 di halaman internet. MI-FRC

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 7


ARTIKEL

Teladan Ibrahim Bagi Umat Manusia

Suatu ketika di Babilonia, Raja Namrud bertanya kepada Ibrahim. “Jika engkau enggan menyembah patung, kenapa tak kau sembah api?” “Bukankah air memadamkannya,” jawab Ibrahim. “Kalau begitu sembahlah air?” “Bukankah awan mampu menampungnya.” “Maka sembahlah awan!” Namrud mulai kesal. “Angin kuasa menggiringnya.” “Sembahlah angin!” “Manusia mampu mengembuskan dan menghirupnya.”

8 | Friday Reader’s Club


L

alu bagaimana dengan manusia? Manusia mati, sakit, dan tak berdaya. Perenungan dan ‘bimbingan’ Ilahiah yang membawanya pada Tuhannya. Itulah Ibrahim, sosok yang kelak menjadi Nabi Besar Umat Manusia. Ia menemukan Tuhannya melalui pencarian dan pengalaman ruhani yang panjang. Tauhid yang ia ajarkan saat itu kemudian merubah wajah kemanusiaan.

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 9


Barangkali, diantara sekian banyak penemuan manusia, “penemuan” Ibrahim-lah yang paling besar! Dengan nafas ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ Ibrahim kembali meyakinkan manusia bahwa hanya Allah; Tuhan bagi semesta alam. Tentu saja sikap Ibrahim membuat berang para penguasa ketika itu. Mereka merasa tuhan-tuhan mereka dilecehkan. Terlebih semenjak Ibrahim menghancurkan berhala-berhala milik mereka dan ‘menunjuk’ patung terbesar sebagai pelaku. “Kalian lihat patung besar berkalung kapak itu, dialah yang menghancurkan berhala kalian,” seru Ibrahim. Tentu saja jawaban Ibrahim tak bisa mereka terima. Namrud yang murka kemudian memerintahkan warga untuk membakar Ibrahim hidup-hidup. Berbekal iman, Ibrahim tak gentar. Dengan keyakinan kuat dan atas izin Allah, api sekalipun tak sanggup merobek kulit Ibrahim. Setelah terusir dari kaumnya. Cobaan keimanan kembali datang, bahkan lebih dahsyat. Suatu malam ia mendapatkan pesan Tuhan yang menyeru untuk menyembelih Ismail, anak tercintanya. Sekali lagi Ibrahim menunjukan kualitas imannya yang mulia. Tak cuma ayahnya, bahkan Ismail selaku anak juga menunjukan kualitas iman yang luar biasa. Buah dari pendidikan tauhid sang ayah yang berhasil. 10 | Friday Reader’s Club

“Ayahku, laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah, engkau akan mendapati diriku termasuk orangorang yang bersabar,” ucap Ismail. Tentu saja kejadian itu merupakan skenario besar Allah untuk umat manusia. Sesaat sebelum pisau menjilat leher Ismail, Allah menggantinya dengan hewan qurban. Sejak saat itu tradisi qurban mulai diperkenalkan, dan bertahan hingga kini. Sehabis melihat kualitas iman kedua nabi itu, Allah menyeru mereka untuk membangun kembali Ka’bah. Karena ada beberapa peneliti dan ulama yang menyatakan bahwa Ka’bah dibangun sejak masa Nabi Adam. Pondasi Ka’bah diperkuat, tingginya mulai diperbaharui, bentuknya pun disempurnakan oleh Ibrahim dan Ismail. Hingga kini, Ka’bah menjadi destinasi spiritual terbesar sekaligus paling aktif di dunia. Ka’bah menjadi pusat pandang umat Muslim, insya Allah hingga hari kiamat kelak. Seruan Haji Serampungnya Ka’bah, Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menjadikan tempat itu sebagai tujuan spiritual umat manusia. Seperti terdokumentasi dalam al-Qur’an, “Serulah manusia untuk mengerjakan haji. Niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki atau mengendarai unta


yang kurus. Mereka datang dari segenap penjuru yang jauh (QS Al-Hajj:27).” Banyak ahli tafsir mengungkap kisah ini dalam sebuah dialog antara Ibrahim dan Tuhannya. “Serulah kepada umat manusia untuk melaksanakan haji,” begitulah perintah Allah. “Suaraku tidak akan dapat terdengar oleh mereka Ya Allah,” jawab Ibrahim. “Serukan panggilan itu, Kami yang akan menyampaikannya.” Setelah mendengar pernyataan itu Ibrahim segera naik ke atas Jabal Abi Qubais (diantara Bukit Shafa dan Masjidil Haram). Dari atas sana Ibrahim berteriak sekuat tenaga, “wahai manusia, Tuhanmu telah memerintahkanmu untuk haji ke rumah ini agar kamu dibalas dengan surga, dan dibebaskan dari azab neraka, maka lakukanlah haji!” Meski tak seorang pun ada disana ketika itu, tetapi subhanallah seruan Ibrahim sampai ke telinga kita! “Mahabenar Allah, tidak seorang manusia (muslim) pun yang tidak mendengar panggilan itu,” ungkap pakar tafsir, Quraish Shihab dalam Lentera Al-Qur’an (2013). Semua orang telah dipanggil, Quraish Shihab menambahkan, hanya saja sikap manusia beranek ragam. Ada yang ingin, mampu, kemudian melaksanakannya. Ada pula yang ingin dan mampu tapi kesulitan untuk berangkat

karena satu dan dua hal. Bahkan, ada yang sangat mampu, kesempatan terbentang luas, tapi hatinya keras dan malah melangkah menjauh. Apakah kelompok ketiga adalah mereka yang tak mendengar panggilan Allah? Tidak. Semua orang telah ‘mendengarnya’. Hanya saja mereka mengingkari panggilan itu. Malah ada saja orang-orang yang mampu dan berkesempatan tetapi enggan dengan dalih, “saya belum mendapat panggilan.” Mendengar alasan itu Qurasih Shihab sampai berkata, “demi Allah! Saya khawatir ia memeroleh murka berganda: pertama karena ia enggan dan kedua karena mengingkari panggilan Allah.” Seruan Ibrahim ribuan tahun lalu masih bergaung hingga kini, bahkan makin keras dan dalam. Meski Ka’bah sangat jauh dari tempat tinggal kita, tetapi seruan Ibrahim dan Rumah Allah terasa begitu dekat dan akrab di hati orang-orang beriman. Karena tak ada ganjaran lain bagi seorang haji mabrur, kecuali surga. Sungguh surga adalah sebaik-baiknya tempat tinggal terakhir bagi kita semua. Karena itu perkenankanlah kami Ya Allah menjawab panggilanMu kelak, seraya berseru “Labbaika Allahumma Labbaik (kuperkenankan panggilanMu Ya Allah, kuperkenankan panggilan-Mu).” Amin. MI-FRC

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 11


SENGGANG

Pintar Kelola

Waktu W

aktu merupakan anugerah sekaligus bencana. Waktu bisa digunakan sebagai senjata untuk mencapai tujuan tertentu. Sebaliknya waktu bisa menjadi pedang yang bisa melukai siapapun yang lalai menggunakannya. Berharganya waktu seringkali baru terasa ketika sudah terlewatkan oleh kita. Dalam kondisi tertentu, waktu dua puluh empat jam sangat lama. Namun dalam tuntutan pekerjaan modern, kadang waktu dua puluh empat jam sehari tidaklah cukup. Apalagi dalam tuntutan 12 | Friday Reader’s Club

kehidupan modern, kita tidak hanya dituntut seratus persen dalam pekerjaan, namun juga maksimal dalam kehidupan keluarga, maupun kehidupan bermasyarakat. Hal ini menunjukkan kepandaian membagi waktu, merupakan suatu keterampilan yang berharga dalam kehidupan modern. Kepandaian membagi waktu akan memunculkan etos kerja yang efektif. Hal ini diperlukan dalam dunia kerja yang menuntut sikap kompetitif serta sportif. Berikut ini beberapa kiat agar kita bisa membagi waktu dengan cerdas :


1. Selalu rencanakan setiap hal. Sun Tzu dalam “Seni Berperang�, perencanaan yang baik merupakan langkah awal meraih kemenangan. Jenderal yang tidak merencanakan strategi perang dengan matang, dijamin akan memeroleh kekalahan. Karena itu jangan mengandalkan aspek keberuntungan. Perencanaan yang matang akan membuat kita mengatur skala prioritas. Buat juga jadwal cadangan untuk menjaga jika rencana utama gagal atau kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Berikan tenggat waktu dalam setiap pekerjaan kita. Deadline akan membuat seseorang terpacu. 2. Pandai mengatur timing. Penundaan pekerjaan hanya dilakukan jika kita yakin bahwa memang pekerjaan itu memang seharusnya ditunda. Hal ini dilakukan seorang penerbang Jerman, Erich Hartmann. Dia lebih suka menunda menyerang musuh, jika memang tidak memungkinkan. karena kemampuan dan kejelian itu, dia menjadi penerbang termahsyur di Jerman. Karena itu, jangan juga merasa terburu-buru dalam melakukan pekerjaan atau suatu hal lainnya. Pekerjaan yang baik dilakukan dalam kondisi dan waktu yang tepat. 3. Jaga kualitas dan bukan kuantitas dari suatu pekerjaan. Hal ini penting ketika

berhubungan dengan keluarga atau lingkungan sosial lainnya. Minimnya waktu jangan dijadikan alasan penghambat hubungan keluarga. Walau singkat, temukan cara untuk mendekatkan Anda dengan keluarga. Temukanlah pula pola komunikasi yang tepat agar waktu yang singkat bisa terasa bermanfaat dan berharga. 4. Delegasikan pekerjaan Anda, yang memang seharusnya didelegasikan. Fu Zijian, seorang gubernur wilayah Danfu di China pada zaman Lu, melakukan pendelegasian dengan baik. Sebagai gubernur dia tidak pernah terlihat selalu sibuk. Hal ini karena dia mampu mendelegasikan pekerjaannya dengan baik. Dia menempatkan orang yang bisa dipercaya untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Jika bisa melakukan hal tersebut, tentu kita bisa mengisi waktu lain dengan hal yang bermanfaat. 5. Konsisten dengan rencana yang kita buat. Jika sedang menghabiskan waktu dengan keluarga, jangan ganggu dengan pekerjaan. Penghargaan ini membuat orang lain merasa penting, walau tidak banyak waktu yang dihabiskan dengan mereka. Tetap konsisten juga dengan rencana pendelegasian yang dibuat. Semua rencana dan strategi akan sia-sia tanpa aksi nyata yang kontinyu dan konsisten. FRC

Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 13


Edisi Depan

Keajaiban Sedekah; Rezeki Bertambah dan Berkah

Idul Qurban mengasah hati kita agar lebih peka dan peduli dengan sesama. Lantas bagaimana qurban mampu membentuk pribadi dermawan dan sesantiasa memiliki kepekaan sosial yang tinggi? Temukan pula keajaiban dalam setiap sedekah yang kita keluarkan. Simak pula penjelasan Pakar Zakat Nasional, Prof. Dr. Didin Hafidhuddin tentang mengentaskan kemiskinan melalui budaya zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Termasuk ‘tugas’ baru bagi mereka yang baru pulang haji dalam memberi teladan bagi lingkungan sekitarnya, agar haji memiliki dampak sosial yang positif.

Jadilah Pelopor

Pembaca yang budiman. FRC adalah buletin komunitas rintisan. Dukungan Anda adalah semangat kami untuk terus berkarya. Jadilah yang pertama di halaman Facebook kami! Dukung kami dengan meng-klik tombol LIKE di halaman Facebook kami;

facebook.com/FridayRC

14 | Friday Reader’s Club

e ik L /FridayRC


Tidak Dibaca Saat Khutbah Jum’at Berlangsung | 15



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.