3 minute read

Climate Change Sebagai Ancaman Masyarakat Internasional

Advertisement

egara-negara di dunia s e p a k a t b a h w a permasalahan lingkungan menjadi hal serius yang perlu segera ditanggulangi. Dampak pemanasan global selama satu dekade terakhir semakin dirasakan oleh masyarakat internasional. Bumi yang semakin terasa panas dan iklim yang tid ak menentu menjad i keresahan masyarakat internasional. Sehubungan dengan hal ini, pada tahun 2015 lalu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan sebuah konferensi di Paris pada tanggal 30 November sampai 1 2 D esem b er 2 0 1 5 . Ko n feren si Perubahan Iklim Perserikatan BangsaBangsa 201 5 atau Conference of Parties (COP) 21 menghasilkan Paris Agreement 2015 yang isinya telah disepakati oleh 196 negara peserta. Kesepakatan tersebut berbasis hukum sebagai langkah pengurangan gas rumah kaca setelah 2020. Meskipun sedikit terlambat, konferensi ini tepat untuk diadakan demi menyatukan visi negara-negara di dunia dalam menanggulangi perubahan iklim. Tujuan utama dalam Paris Agreement 201 5 ini sebagai upaya mengurangi emisi dengan cepat untuk mencapai ambang batas kenaikan suhu bumi yang disepakati, yakni di bawah 2 derajat Celcius dan diupayakan ditekan hingga 1 ,5 derajat Celcius. Selain itu, terdapat beberapa hal lain yang disepakati yaitu sistem p e n g h i t u n g a n ka r b o n d a n pengurangan emisi secara transparan, upaya adaptasi dengan memperkuat kemampuan negara-negara untuk mengatasi dampak perubahan iklim, kerugian dan kerusakan dengan memperkuat upaya pemulihan akibat perubahan iklim, dan bantuan termasuk pendanaan bagi negaranegara untuk membangun ekonomi

GLOBAL hijau dan berkelanjutan. apabila keluarnya Indonesia dari Paris Permasalahan mulai muncul Agreement 201 5. Di sisi lain, Dechen pada Juni 2017 lalu, Donald Trump Tsering, Direktur Asia-Pasifik untuk mengumumkan bahwa Amerika Badan Lingkungan PBB menyatakan Serikat akan menarik diri dari Paris bahwa negara-negara seperti Indonesia Agreement 201 5. Hal ini tentu dibutuhkan dalam upaya mewujudkan menjadi perhatian masyarakat tujuan Paris Agreement 201 5. Tsering internasional. Para pemimpin dunia juga sangat berharap agar terdapat termasuk para petinggi Perserikatan upaya perdamaian yang lebih besar Bangsa-Bangsa (PBB) dan kelompokantara Indonesia dan Uni Eropa. kelompok lingkungan menyatakan Sementara itu, beberapa waktu kekecewaan mereka terhadap lalu Sekretaris Jenderal PBB, António keputusan tersebut. Menurut Trump, Guterres menyatakan peringatan Paris Agreement 2015 adalah salah bahwa dunia sedang menghadapi satu “rencana radikal” yang tidak ancaman berbahaya dalam bentuk akan membuat dunia menjadi lebih perubahan iklim yang semakin tak bersih dari saat ini. Trump telah terprediksi. Guterres mengutip sebuah mendorong penggunaan bahan laporan yang menyatakan bahwa bakar fosil dan juga berusaha tingkat rata-rata pencairan lapisan melonggarkan beberapa standar gletser di Pegunungan Himalaya telah ketat mengenai Bahan Bakar Minyak meningkat dua kali lipat sejak tahun (BBM). 2000. Mundurnya Amerika Serikat Guterres menyatakan bahwa tentu memiliki dampak terhadap masih banyak negara yang belum keberlangsungan Paris Agreement dapat mencapai target yang ditetapkan 201 5. Amerika Serikat tercatat di bawah Paris Agreement 201 5. menyumbang sekitar 1 5% emisi Beberapa negara yang menyatakan karbon global, tetapi di sisi lain akan mundur dari Paris Agreement merupakan salah satu sumber utama 201 5 juga menjadi pemicu tidak keuangan dan teknologi untuk terjaganya komitmen atas kesepakatan negara-negara berkembang dalam tersebut. Ia juga menyatakan bahwa upaya mengatasi peningkatan suhu. butuh kesepakatan-kesepakatan lain Bel akang an mu ncu l isu untuk mendukung dan melengkapi bahwa Indonesia juga akan segera apa yang sudah diperjanjikan dalam mengikuti jejak Amerika Serikat untuk Paris Agreement 201 5. keluar dari Paris Agreement 2015. Hal Oleh karena itu, kesadaran ini dipicu oleh konflik yang terjadi dan komitmen dari setiap pemimpin antara Indonesia dengan Uni Eropa negara di dunia menjadi hal yang m en g en a i sa wi t. U n i E ro p a sangat penting saat ini. Kondisi bumi mengklasifikasikan minyak sawit yang semakin memprihatinkan harus sebagai tanaman berisiko yang menjadi tanggung jawab bersama menyebabkan deforestasi dan masyarakat internasional. Manusia memutuskan penggunaannya dalam yang telah menyebabkan keadaaan biofuel harus dihentikan pada tahun bumi menjadi seperti sekarang maka 2030. manusia juga yang berkewajiban Menanggapi hal ini Dewan untuk memulihkan kondisi bumi Perwakilan Rakyat Republik Indonesia m en j a d i l eb i h b a i k d i m a sa (DPR RI) dan Masyarakat Perkelapamendatang. sawitan Indonesia (MAKSI) mendukung

This article is from: