MAJALAH DUTA RIMBA EDISI 91 JULI - AGUSTUS

Page 1

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

PRIMA RIMBA

Apel dan Berbagi,

Peringati Hari Kemerdekaan Indonesia

M A JA L A H

P E R H U TA N I

WISATA RIMBA

PPKM Berlalu,

Telomoyo Nature Park Melaju

WARISAN RIMBA

Nilai Konservasi Tinggi

di Situs Bukit Hud ENSIKLO RIMBA

Banyak Khasiat Obat dalam

Secang INOVASI

Terobosan Baru

Perhutani Bina LMDH Lewat Radio Suara Pantura

QURBAN

DAN KETELADANAN



SALAMREDAKSI

PENGARAH Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani PENANGGUNG JAWAB Asep Dedi Mulyadi Sekretaris Perusahaan PEMIMPIN REDAKSI Yuswan Hendrawan Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan REDAKTUR PELAKSANA Rizka Amalia SEKRETARIS REDAKSI Hendra Jaya Dwi Saputra REDAKTUR Adehika Intan, Ardya Setya Nurvrandita, Nanjar Munandar, Aga Prasetya SCRIPT EDITING AND LAYOUT Duta Rimba Art Work PERWAKILAN - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur - Expert Komunikasi Perusahaan Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten ALAMAT REDAKSI

Departemen Komunikasi Perusahaan Perhutani Graha Perhutani, Lantai 11 Jl. TB Simatupang No.22, RT 01/RW 08, Jati Padang, Ps. Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12540 Telp: 021 - 7805730, Fax: 021 - 7805731 E-mail : humas@perhutani.co.id www.perhutani.co.id

Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan fotofoto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di www.perhutani.co.id

Perum Perhutani

@PerumPerhutani

Perum Perhutani

PerumPerhutani

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Qurban Merdeka

A

Dok. Kom PHT®2020

ISSN: 2337-6791

pa kabar, Pembaca yang Budiman? Semoga selalu sehat dan sukses menjalani semua aktivitas. Kami pun berbahagia dapat kembali menyapa Anda lewat Duta Rimba. Di edisi kali ini, Duta Rimba menyajikan suka cita dan kepedulian terhadap sesama dengan saling berbagi di momen Hari Raya Idul Adha dan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan Indonesia. Tentang aktivitas insan-insan Perhutani memeringati HUT kemerdekaan Indonesia, tersaji di rubrik Prima Rimba. Sedangkan info aktivitas di seputar Hari Raya Idul Adha dapat Anda temukan di rubrik Rimba Utama. Rimba Utama edisi ini juga menyajikan info jalinan kerja sama yang terjalin antara Perhutani dengan sejumlah pihak. Misalnya, sinergi di antara PT PLN (Persero), Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), dan Perum Perhutani dalam mengelola biomassa. Di rubrik Bisnis Rimba, ada info tentang penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) secara Tripartit bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tani Mukti dan Investor dalam rangka percepatan pembukaan Wisata “Oray Tapa Bandung Heritage View Park”. Sementara di rubrik Inovasi Rimba, ada info tentang langkah insan-insan Perhutani KPH Mantingan memanfaatkan radio sebagai media pembinaan LMDH. Sedangkan rubrik Ensiklo Rimba, Anda akan diajak mengenal lebih dekat tumbuhan secang. Dan info tentang pengembangan kayu putih di Indramayu yang dilakukan bersama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH). Masih ada lagi. Di rubrik Socio Rimba, tersaji info tentang aktivitas Perhutani Divre Jawa Barat dan Banten menggelar khitanan massal dan membantu kebutuhan sanitasi masyarakat sekitar hutan. Juga ada info tentang Perhutani KPH Ciamis yang bersama pemangku kepentingan melaksanakan “Gerakan Penanaman Sejuta Pohon” di rubrik Enviro Rimba. Ada juga info tentang kemunculan Telomoyo Nature Park sebagai lokasi wisata baru yang diproyeksikan akan melaju menjadi lokasi wisata unggulan. Selengkapnya tentang hal itu dapat Anda simak di rubrik Wisata Rimba. Sedangkan rubrik Warisan Rimba menyajikan informasi tentang Situs Bukit Hud yang merupakan salah satu lokasi penting karena termasuk Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) di wilayah hutan Perhutani KPH Kedu Selatan. Jangan juga lewatkan informasi tentang KPH Mojokerto di rubrik Pojok KPH. Di sana ada aktivitas KPH Mojokerto yang mengadakan pelatihan pembuatan pakan ternak “Silase” untuk anggota LMDH Bina Humas. Jangan juga lewatkan info-info menarik lain di Duta Rimba edisi kali ini. Semua itu untuk memuaskan dahaga keingintahuan Anda, pembaca yang budiman. Maka, di dalam bingkai qurban dan merdeka, kami menghaturkan “selamat membaca”. • DR

DUTA Rimba 1


SEMAIRIMBA

SALAM REDAKSI 1 BENAH DIRI • Jadikan Semangat Kemerdekaan Sebagai Energi Positif Memajukan Perusahaan

4

PRIMA RIMBA

• Apel dan Berbagi, Peringati Hari Kemerdekaan Indonesia 6

RIMBA UTAMA

12

• Qurban dan Keteladanan 12 • Bangun Sinergi, Kelola Biomassa 18 • Mendongkrak Produksi Getah Pinus dengan Alat Sadap Mekanis 24 • Pandemi Belum Berakhir, Perhutani Lakukan Langkah Pencegahan Covid-19 28

RIMBA KHUSUS

• Kick Off Pengembangan Porang Menuju Pasar Dunia 32 • Bersama Balitbang Kementerian Pertanian, Perhutani Kembangkan Tanaman Herbal 36 • Menggugah Upaya Pengurangan Emisi dan Pengukuran Dekarbonisasi 40 • Perhutani dan PTPN III Holdings Launching Plantation & Forestry Institute (PFI) 44 LENSA • Energi Positif Memajukan Perhutani melalui Qurban dan peringatan HUT RI 48 54 SOBAT RIMBA 58 LINTAS RIMBA

WARISAN RIMBA

• Nilai Konservasi Tinggi di Situs Bukit Hud

70

• Banyak Khasiat Obat dalam Secang

74

ENSIKLO RIMBA RIMBA DAYA

36

• Bersama KTH, Perhutani Kembangkan Kayu Putih di Indramayu 78

BISNIS RIMBA

• Bersama Mitra, Perhutani Percepat Pembukaan Wisata “Oray Tapa” 82

SOCIO RIMBA

• Perhutani Gelar Khitanan Massal dan Bantu Sanitasi Bagi Masyarakat Hutan

86

• Hati yang Tegar dari Wanabaya

88

OPINI RIMBA

ENVIRO RIMBA

70 98

• Di Ciamis, Perhutani Tanam Pohon Bersama Stakeholders 96

WISATA RIMBA

• PPKM Berlalu, Telomoyo Nature Park Melaju 98

INOVASI

• Terobosan Baru Perhutani Bina LMDH Lewat Radio Suara Pantura

POJOK KPH

102

• Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak “Silase” Buat LMDH di Mojokerto 106 2 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


SOBATRIMBA

Lebih Mudah! Ajukan permohonan informasi publikmu melalui formulir online

Layanan Informasi Publik Perum Perhutani

www.perhutani.co.id

Cepat, Tepat, Murah, Sederhana

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 3


BENAHDIRI

Jadikan Semangat Kemerdekaan uji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita masih dapat saling menyapa dalam keadaan sehat wal afiat. Kali ini kita bertemu di tengah momentum Peringatan Hari Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia. Semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan perlindungan kepada kita semua, mengingat saat ini kita masih harus berjuang menghadapi wabah pandemi Covid-19 yang melanda negeri. Insan-insan Perhutani yang saya hormati. Di bulan Agustus ini kita memeringati hari paling bersejarah bagi Bangsa Indonesia. Tanggal 17 Agustus. Tujuh puluh enam tahun sudah kita menikmati kemerdekaan yang dulu diperjuangkan oleh para pahlawan dengan taruhan segenap jiwa dan raga mereka. Tahun ini adalah tahun kedua kita memeringati HUT RI dengan penuh keterbatasan akibat wabah pandemi Covid-19. Berbagai kegiatan khas yang biasanya hadir dalam peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, semisal lomba-lomba, fesitival, karnaval yang meriah, dan lainlain, sementara ini tidak dapat kita lakukan secara fisik guna

4 DUTA Rimba

mencegah terjadinya kerumunan dan penularan virus. Tentu tidak ada yang mengira bahwa sampai saat ini pandemi belum juga mereda, khususnya di Indonesia. Namun, kita tetap harus bersyukur karena tahun ini masih dapat merayakan suka cita Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia meski melalui virtual zoom meeting. Insan-insan Perhutani yang saya cintai. Hampir seluruh negara di dunia saat ini menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19. Akibatnya, terjadi kemunduran dalam berbagai aspek. Tidak terkecuali di Indonesia. Tetapi, beberapa waktu yang lalu kita mendengar kabar baik bahwa Perekonomian Indonesia Kuartal II 2021 Tumbuh 7,07 Persen dan berhasil keluar dari resesi. Memang, kita menyadari bahwa ekonomi dan kegiatan masyarakat masih belum kembali normal seperti sebelum terjadinya pandemi. Namun, setidaknya kita bisa melihat perubahan ke arah yang lebih baik seiring berjalannya waktu. Hal ini juga dapat dianggap sebagai energi positif agar kita terus tumbuh dan bangkit dari masa sulit. Di sisi lain, pandemi juga telah memaksa kita untuk menggeser cara kerja. Penerapan sistem

Dok. Kom PHT®2020

P

Sebagai Energi Positif Memajukan Perusahaan

Wahyu Kuncoro Direktur Utama Perum Perhutani

WFH-WFO di Perum Perhutani pun tak terelakkan, demi menjaga kesehatan dan keamanan karyawan, sekaligus mematuhi arahan Pemerintah. Hampir semua kegiatan tatap muka pun diubah menjadi online/daring yang menuntut kita memelajari teknologi-teknologi baru. Apresiasi setinggi-tingginya tak lupa saya sampaikan kepada seluruh karyawan Perum Perhutani yang mampu menerapkan salah satu core value AKHLAK yaitu Adaptif. Pola kerja yang berubah akibat pandemi tidak menurunkan produktifitas dan kinerja dengan berusaha menerapkan cara-cara yang fleksibel, efektif, dan efisien. Insan-insan Perhutani yang saya banggakan.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto : Ratih Kartiningtyas/Kompersh KPH Ngawi

Pandemi semestinya bisa menjadi momentum bagi kita untuk melakukan transformasi, menyusun strategi, dan menciptakan inovasi. Sebab, perusahaan perlu membuat lompatan besar demi kemajuan yang signifikan. Perlu saya sampaikan bahwa beberapa waktu yang lalu, Perum Perhutani bekerjasama dengan PTPN, meluncurkan Plantation and Forestry Institute (PFI). Diharapkan, PFI menjadi agen perubahan di industri perkebunan dan kehutanan. Kita juga melakukan Launching dan Go Live E-Commerce Penjualan Online Toko Perhutani (POTP) All Product yang merupakan aplikasi yang dibuat dengan tujuan untuk mengelola semua produk dan semua jenis penjualan yang ada di Perhutani.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Selain itu, kita juga menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan PT PLN dan PTPN guna membangun kerja sama strategis dalam memastikan penyediaan pasokan biomassa untuk mendukung pelaksanaan cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Selanjutnya, Perhutani juga melakukan kick off pengembangan tanaman porang bersama PT RPN dan Balitkabi Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Ini mengawali budaya baru perusahaan, dari yang biasanya mengelola tanaman jangka panjang menjadi tanaman jangka pendek yang dapat memberikan nilai tambah lebih besar bagi perusahaan. Insan-insan Perhutani yang saya cintai dan banggakan.

Di momentum Peringatan Hari Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan RI, mari kita jadikan semangat “Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh” sebagai energi positif dalam memajukan perusahaan dan membuktikan sumbangsih kita dalam membangun negeri. Jangan sia-siakan pelajaran penting yang diberikan oleh pandemi. Jangan biarkan pandemi membuat kemunduran. Justru ini saatnya kita melakukan lompatan kemajuan. Menjadikan Perum Perhutani perusahaan yang tangguh dan terus bertumbuh seperti yang kita cita-citakan. Mari, bersama, kita jadikan semangat kemerdekaan sebagai energi positif untuk memajukan perusahaan. Dirgahayu Republik Indonesia! Merdeka! • DR

DUTA Rimba 5


PRIMARIMBA

Apel dan Berbagi, Peringati Hari Kemerdekaan Indonesia

Tujuh puluh enam tahun sudah Indonesia merdeka. Suka cita mewarnai hati seluruh rakyat Indonesia. Kondisi penuh keterbatasan akibat pandemi Covid-19 yang masih berjangkit tak membuat surut suka cita itu. Demikian pula yang dilakukan insan-insan Perhutani. Tetap menerapkan prosedur kesehatan pencegahan Covid-19, Perhutani menggelar aneka kegiatan, antara lain upacara pengibaran bendera Merah Putih dan aksi sosial peduli sesama. Rangkaian kegiatan itu menunjukkan rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia dan ungkapan cinta terhadap tanah air.

M

asih di tengah merebaknya wabah pandemi Covid-19, kegiatan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Republik Indonesia dilakukan dengan penuh khidmat. Peringatan HUT ke-76 RI yang penuh khidmat itu juga terlihat tatkala Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Majalengka bersama Camat Leuwimunding melaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih di Puncak Pass Bukit Sanghyangdora, pada Selasa, 17 Agustus 2021. Upacara pengibaran bendera Merah Putih tersebut dihadiri Asisten Perhutani (Asper) BKPH Ciwaringin, Tatang Koswara, beserta jajaran; Camat Leuwimunding, Aay Kandar Nurdiansyah; Kuwu leuwimunding, Juhaeni; serta Babinmas; Babinsa; perwakilan Karang Taruna Putra

6 DUTA Rimba

Kujang; LMDH; dan Dharma Wanita Desa Leuwikujang. Bukit Sanghyangdora sendiri berada di wilayah Petak 31i Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Leuwimunding, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciwaringin, KPH Majalengka. Secara administratif pemerintahan, bukit tersebut masuk wilayah Desa Leuwikujang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Di kesempatan itu, Tatang Koswara, mewakili Administratur Perhutani KPH Majalengka, mengucapkan terima kasih kepada Camat Leuwimunding dan jajaran pemerintahan Desa Leuwikujang, atas kerja sama yang terjalin dalam penyelenggaraan Peringatan HUT ke76 RI. Khususnya, upacara tersebut diadakan di Wana Wisata Bukit Sanghyangdora, yang termasuk

wilayah hutan Perhutani KPH Majalengka. “Semoga kegiatan ini menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Selain memeringati HUT Kemerdekaan Indonesia, juga untuk memromosikan Wana Wisata Bukit Sanghyangdora kepada publik, khususnya di media sosial,” terangnya. Saat Upacara peringatan HUT ke-76 RI itu, Aay Kandar Nurdiansyah mengatakan, ada alasan dipilihnya Bukit Sanghyangdora di Desa Luwikujang sebagai tempat upacara. Yaitu, karena Desa Leuwikujang diproyeksikan sebagai Desa Wisata. Sedangkan Bukit Sanghyangdora akan menjadi ikon wisata kebanggaan Desa leuwikujang. “Upacara Peringatan HUT ke-76 RI ini merupakan penghormatan kepada para pejuang kemerdekaan RI, sehingga kita mengadakan upacara yang anti mainstream, yaitu

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto : Rahmat Ciaur/Kompersh KPH Majalengka

di ketinggian puncak gunung dan membuat ukuran bendera 8 X 5 meter,” katanya.

Donor Darah di Kebonharjo Suka cita saat menyelenggarakan kegiatan dalam rangka memeringati HUT yang ke-76 Kemerdekaan RI juga terlihat di Rembang, Jawa Tengah. Kali ini Peringatan HUT RI itu digelar dengan mengadakan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

aksi sosial donor darah. Perum Perhutani KPH Kebonharjo bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Rembang menggelar aksi donor darah itu. Kegiatan tersebut dilakukan di Kantor Perhutani KPH Kebonharjo, Rabu, 18 Agustus 2021. Kegiatan itu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan donor darah tersebut diikuti oleh karyawan dan karyawati

aktif serta purna rimbawan Perhutani KPH Kebonharjo. Penyelenggaraan aksi sosial itu sebagai bentuk kepedulian kepada sesama dalam membantu pengadaan dan menjaga persediaan darah di PMI Cabang Rembang. Sebab, selama masa pandemi ini darah sangat dibutuhkan. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Kebonharjo, Joko

DUTA Rimba 7


PRIMARIMBA

Foto : Kompersh KPH Kebonharjo

Santoso, memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah menyumbangkan darahnya di masa pandemi Covid-19. “Semoga sumbangsih kita bermanfaat bagi yang membutuhkan. Dan semoga karyawan-karyawati yang telah mendonorkan darahnya tetap sehat,” katanya. Di dalam kesempatan yang sama, Petugas PMI Rembang, Fahrurrozy, mengatakan, pihaknya menyambut baik penyelenggaraan aksi sosial ini. Ia juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh keluarga besar Perhutani KPH Kebonharjo selaku pendonor darah. “Dalam masa pandemi seperti ini, banyak orang yang membutuhkan darah,” tuturnya.

Momentum Kemerdekaan Republik Indonesia juga diperingati di Garut, Jawa Barat. Tepat di hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, Selasa, 17 Agustus 2021, Perhutani KPH Garut menggelar Peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia dengan mengadakan bakti sosial dan serangkaian kegiatan sosial, dengan melibatkan masyarakat dan tokoh pemuda Desa Wisata Situ Cibeureum kawasan Hutan Kamojang. Kegiatan yang diawali Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih tersebut diadakan di wilayah RPH Tarogong, BKPH Leles, KPH Garut. Sejumlah pemangku kepentingan hadir di lokasi acara. Di antaranya adalah Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, beserta jajaran; Perwira Pembina Polri, Kompol Didin; perwakilan karyawan; dan rombongan pecinta alam bermotor GrassRoot Adventure Team (GRAT); bersama masyarakat Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Rangkaian acara memeringati hari kemerdekaan itu dilaksanakan Perhutani KPH Garut dengan

8 DUTA Rimba

Foto : Kompersh KPH Garut

Bakti Sosial di Cibeureum

menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan bakti sosial dengan penyerahan bantuan berupa madu, hand sanitizer, masker, dan minyak kayu putih kepada peserta upacara pengibaran bendera merah putih. Acara

kemudian dilanjutkan dengan touring adventure di kawasan Gunung Guntur, Kabupaten Garut. Administratur Perhutani KPH Garut, Nugraha, dalam sambutannya di acara tersebut, menyampaikan bahwa Peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia Tahun 2021 itu

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto : Ratih Kartiningtyas/Kompersh KPH Ngawi

dilaksanakan saat Pandemi masih melanda. Acaranya diadakan di kesejukan wisata alam terbuka, guna memupuk rasa cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan sebagai wujud penghargaan kepada para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raga mereka dalam merebut kemerdekaan. “Sebagai bukti cinta tanah air, kemerdekaan harus diisi dengan menampilkan kinerja yang baik dan terdepan khususnya dalam membangun performa perusahaan. Mari kita lepaskan segala belenggu perbedaan sebagai wujud menjalin keutuhan dan persatuan bangsa,” tegasnya. Sementara itu, Ketua GRAT, Handryatna, mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan itu. Ia melanjutkan bahwa Peringatan HUT RI yang dimeriahkan bersama Perhutani itu dapat memupuk kebersamaan, jiwa korsa, peduli lingkungan, dan menghargai para Pahlawan pada masa perjuangan kemerdekaan.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Bibit Kayu Putih di Ngawi Kegiatan sosial dalam rangka memeringati HUT ke-76 Republik Indonesia juga diadakan di Ngawi, Jawa Timur. Pada Selasa, 17 Agustus 2021, usai upacara, Perhutani KPH Ngawi membagikan 250 plances bibit kayu putih kepada masyarakat yang melintas di depan Kantor Perhutani KPH Ngawi. Administratur Perhutani KPH Ngawi, Tulus Budyadi, dalam keterangannya menyampaikan, kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai wujud rasa cinta terhadap tanah air. Selain itu, kegiatan tersebut juga merupakan upaya menyosialisasikan manfaat kayu putih yang diyakini memiliki khasiat untuk mencegah penyebaran virus Corona penyebab Covid-19. Tulus menambahkan, kegiatan bagi-bagi bibit kayu putih itu dilaksanakan bersama Ketua Ikatan Istri Karyawan Perhutani (IIK-P) Cabang Ngawi dan anggotanya. “Hari ulang tahun yang ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia bisa dijadikan momentum agar

masyarakat menyadari pentingnya kesehatan. Makanya, kami membagikan bibit kayu putih ini secara gratis, agar bisa memberikan manfaat bagi yang menanam. Sebab, pohon kayu putih ini bisa ditanam di halaman, sehingga manfaatnya bisa secara langsung dinikmati masyarakat,” tuturnya. Di kesempatan itu, Putri, salah satu pengguna jalan yang menerima bibit kayu putih, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani KPH Ngawi yang peduli kepada kesehatan warga Ngawi. Khususnya di tengah pandemi saat ini. Rangkaian kegiatan yang digelar Perhutani di berbagai tempat itu menunjukkan rasa cinta terhadap tanah air. Juga untuk menghargai para Pahlawan pada masa perjuangan kemerdekaan. Semangat kemerdekaan itulah yang akan membuat tumbuhnya gelora untuk terus berkarya dan meningkatkan kinerja. Juga untuk menebar manfaat kepada lingkungan. • DR/MJL/RHT/Kbh/Sol/Grt/SAR/ Ngw/Rth

DUTA Rimba 9


PRIMARIMBA

10 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


WBS Whistle Blowing System

Perum Perhutani berkomitmen menerapkan Prinsip GCG

MELIHAT, MENGETAHUI DAN MENGALAMI TINDAK KECURANGAN?

LAPORKAN!!! MELALUI WBS PERUM PERHUTANI

layanan.perhutani.co.id/wbs/ NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 11


RIMBAUTAMA

Qurban

dan Keteladanan Umat Islam sedunia merayakan hari raya Idul Adha dengan penuh suka cita. Di hari raya itu, melaksanakan ibadah qurban. Menyembelih hewan qurban dan membagikan dagingnya kepada masyarakat di lingkungan sekitar. Semua itu dilakukan dengan suka cita dan khidmat. Khidmat, karena momentum penyembelihan hewan qurban itu mengingatkan umat Islam kepada keteladanan yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Pemaknaan terhadap keteladanan nabi tersebut juga direfleksikan insan-insan Perhutani di berbagai wilayah kerja.

S

ebanyak dua ekor sapi dan delapan ekor kambing menjadi hewan qurban saat insan-insaninsan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang melaksanakan penyembelihan hewan qurban di Hari Raya Idul Adha 1442 H/2021 M di Brebes, Jawa Tengah. Kegiatan penyembelihan pada Kamis, 22 Juli 2021, itu langsung dilanjutkan dengan menyalurkan daging hewanhewan qurban itu kepada masyarakat sekitar hutan. Selain untuk merayakan Hari Raya Idul Adha, penyembelihan dan penyaluran hewan qurban tersebut diharapkan bisa ikut membantu meningkatkan gizi masyarakat desa yang tinggal di sekitar hutan, khususnya pada masa berjangkitnya pandemi Covid-19. Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Banjarharjo Timur, Tarlam, mewakili Administratur Perhutani KPH

12 DUTA Rimba

Balapulang, hadir di kegiatan tersebut. Selanjutnya, Kepala BKPH Banjarharjo Timur, Tarlam, melakukan penyerahan hewan qurban tersebut di Dukuh Karanganyar, Desa Jemasih, Kecamatan Ketanggungan, Dukuh Nambo Wanasari, Desa Buara, Kecamatan Ketaggungan, dan Desa Penanggapan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Melalui Kepala BKPH Banjarharjo Timur, Tarlam, Administratur Perhutani KPH Balapulang menyampaikan pesan bahwa penyaluran hewan qurban itu merupakan salah satu bentuk kepedulian Perhutani terhadap masyarakat, khususnya di Hari Raya Idul Adha. Menurut Tarlam, diharapkan penyaluran hewan qurban itu membawa manfaat besar bagi masyarakat sekitar hutan. “Pada momentum ini, Perhutani berharap hewan qurban yang disalurkan itu membawa keberkahan dan manfaat bagi masyarakat,

terlebih di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang,” ujar Tarlam. Sementara itu, Ketua Ta’mir Masjid At-Taqwa Dukuh Karanganyar Desa Jemasih Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes, Ustadz Anwar Fahmi, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani KPH Balapulang atas perhatian yang diberikan kepada masyarakat di sekitar hutan. “Daging kurban ini akan kami bagikan kepada masyarakat yang berhak menerimanya. Semoga apa yang kita lakukan ini mendapatkan keberkahan,’’ kata Anwar.

Kepada Pekerja Hutan Cianjur Sehari sebelumnya, kegiatan penyembelihan dan penyaluran hewan qurban juga dilakukan di Cianjur. Sebagai salah satu bentuk kepedulian kepada masyarakat, Perhutani KPH Cianjur menyerahkan hewan qurban jenis domba, Rabu, 21 Juli 2021. Masing-masing sebanyak

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto : Wasmo lgp/Kompersh KPH Balapulang

4 ekor domba kepada tenaga sadap dan 2 ekor domba kepada tenaga produksi kayu. Kegiatan tersebut dilakukan di kantor BKPH Sukanagara Utara, Rabu, 21 Juli 2021. Secara simbolis, Asisten Perhutani (Asper) BKPH Sukanagara Utara, R. Mochamad Ariefin, mewakili Administratur KPH Cianjur,

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

menyerahkan hewan qurban tersebut kepada masyarakat. Di kesempatan itu, Ariefin menyampaikan, penyerahan hewan qurban tersebut merupakan wujud rasa kepedulian Perum Perhutani terhadap pekerja hutan di lapangan. “Mudah-mudahan pemberian hewan qurban ini dapat meningkatkan dan mengeratkan

hubungan berkelanjutan antara Perhutani dengan pekerja hutan,” ujar R. Mochamad Ariefin. Di kesempatan itu, salah satu penerima pemberian hewan qurban, Tatang, mewakili rekan-rekannya, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani atas perhatian dan kepeduliannya kepada pekerja hutan. Ia pun berharap, kegiatan

DUTA Rimba 13


Foto: Kompersh KPH Pekalongan Barat

Foto: Kompersh KPH Cianjur

RIMBAUTAMA

tersebut dapat menjadi momen untuk mengeratkan hubungan antara Perhutani dengan masyarakat, khususnya pekerja hutan. “Dengan adanya kegiatan ini, semoga dapat menambah kuat sinergi di antara Perhutani dengan masyarakat dan pekerja hutan,” jelas Tatang.

14 DUTA Rimba

Penyaluran di Pekalongan Barat Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah tahun ini juga disambut penuh suka cita di Pekalongan, Jawa Tengah. Perhutani KPH Pekalongan Barat menyerahkan bantuan hewan kurban kepada masyarakat sekitar hutan dalam rangka menyambut

Idul Adha. Hal itu sekaligus juga sebagai wujud kepedulian terhadap sesama. Sejumlah empat ekor kambing qurban didistribusikan Perhutani KPH Pekalongan Barat kepada masyarakat sekitar hutan. Khususnya untuk masyarakat di dua wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH), yaitu BKPH Bantarkawung dan BKPH Salem. Kegiatan itu dilakukan pada Rabu, 21 Juli 2021. Di dalam kegiatan tersebut, hadir Administratur Perhutani KPH Pekalongan Barat, Gunawan Catur HR. Didampingi Kepala Seksi Keuangan SDM dan Umum, Edi Heriyanto, dan Kepala BKPH Bantarkawung, Sujono, Gunawan Catur memberikan 2 ekor kambing qurban kepada perwakilan penyadap di BKPH Bantarkawung. Hewan-hewan qurban itu diterima oleh Ketua perwakilan penyadap di BKPH Bantarkawung, Kusno. Begitu juga 2 ekor kambing qurban diberikan ke perwakilan penyadap BKPH Salem. Di kesempatan itu, Gunawan Catur mengucapkan rasa syukur karena Perhutani masih dapat melaksanakan kegiatan qurban, meski dalam situasi pandemi serta pembatasan aktivitas dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Gunawan menambahkan, ia berharap, semoga melalui kegiatan penyerahan hewan qurban tersebut, dapat meningkatkan kualitas hubungan dan mengeratkan tali silaturahmi dengan mitra Perhutani dan masyarakat di sekitar kawasan hutan. “Semoga keikhlasan berqurban ini dapat menjadi semangat kita untuk tetap bersama-sama meraih kebaikan, khususnya bagi mitra kerja Perhutani, yaitu penyadap. Kami berharap, melalui hewan qurban yang Perhutani serahkan ini, akan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Kompersh KPH Banyuwangi Barat

dapat menambah keberkahan dan kecukupan bagi yang menerima,” ucapnya. Sementara itu, di kesempatan yang sama, Kusno menyampaikan banyak terima kasih kepada Perhutani yang sudah peduli dan sangat memerhatikan pihaknya. “Mewakili seluruh para penyadap, dalam perayaan Idul Adha ini kami mendoakan semoga keluarga besar Perhutani selalu dalam lindunganNya dan selalu jaya,” ungkapnya.

Qurban di Banyuwangi Barat Perhutani KPH Banyuwangi Barat juga melaksanakan pemotongan hewan qurban berupa kambing. Pada Kamis, 22 Juli 2021, dalam rangka merayakan hari raya Idul Adha 1442 Hijriah, Perhutani KPH Banyuwangi Barat melaksanakan pemotongan hewan qurban berupa lima ekor kambing. Kegiatan itu diadakan di masingmasing Kantor BKPH yang ada di KPH Banyuwangi Barat, secara serentak. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Barat, Dedy Siswandhi, mengatakan, daging hewan qurban yang sudah ditimbang dan dibungkus tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kantor BKPH. Menurut dia, pengadaan hewan ternak untuk qurban itu berasal dari dana Bina Lingkungan Kantor Divisi Regional Jawa Timur. Dedy Siswandhi sendiri menyerahkan hewan qurban itu secara simbolis kepada masingmasing BKPH. Usai menyerahkan hewan qurban itu secara simbolis, Dedi Siswandhi menyampakan, Hari Raya Idul Adha ini adalah momentum untuk menumbuhkan jiwa sosial dan sifat kemanusiaan. Juga untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap masyarakat dengan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

berderma. Apalagi di masa-masa pandemi seperti ini. “Banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga, dengan ikut berqurban dan berbagi, setidaknya akan mengurangi sedikit beban masyarakat di masa sulit ini,” katanya. Salah satu warga sekitar hutan, Suwono, yang menerima daging qurban dari kantor BKPH Kalibaru, menyampaikan terima kasih atas pemberian daging qurban tersebut. “Semoga daging kurban yang diberikan ini bermanfaat dan dapat mengurangi beban warga di tengah pandemi, dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” ucapnya.

Keteladanan Dua Nabi Ibadah qurban yang dilaksanakan setiap Hari Raya Idul Adha itu berawal dari kisah kerelaan Nabi Ibrahim AS mengurbankan anak yang sangat ia cintai, Nabi Ismail AS. Ismail adalah anak yang kehadirannya sangat dinantikan oleh Nabi Ibrahim AS. Setiap malam,

Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT agar diberikan anak yang saleh. Akhirnya, Nabi Ismail pun lahir. Ketika Ismail lahir, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membawa anak dan istrinya, Siti Hajar, meninggalkan tempat tinggal mereka di Palestina. Mereka pergi menyusuri padang pasir yang gersang hingga tiba di lembah tandus, yaitu Lembah Bakkah, yang kini merupakan Mekkah di Arab Saudi. Nabi Ibrahim AS lalu meninggalkan Siti Hajar dan Ismail dengan makanan dan minuman seadanya. Saat meninggalkan Siti Hajar dan Ismail, Nabi Ibrahim AS dipenuhi ketakutan dan kekhawatiran. Sepanjang perjalanan kembali ke Palestina, Nabi Ibrahim terus berdoa kepada Allah SWT. “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung

DUTA Rimba 15


RIMBAUTAMA kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan. Mudahmudahan mereka bersyukur,” demikian doa Nabi Ibrahim AS, sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Ibrahim ayat 37. Siti Hajar dan Ismail pun tinggal berdua di padang pasir. Setelah berhari-hari, Siti Hajar kehabisan makanan dan air susunya pun mengering. Ismail pun menangis kehausan. Siti Hajar yang panik berlari ke sana ke mari, di antara Bukit Shafa dan Marwah, mencari air untuk putranya. Peristiwa ini kini dikenal dengan sa’i (salah satu rukun ibadah haji, yakni berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali antara Shafa dan Marwah). Usai berlari bolak-balik tujuh kali, Siti Hajar yang kelelahan pun kembali menuju tempat Ismail. Di saat itu, Ismail menangis sambil menghentakkan kakinya. Di tempat Ismail menghentakkan kaki itu, keluar air jernih dari dalam tanah pasir. Hajar pun mengumpulkan air tersebut. “Zam-Zami (berkumpullah, berkumpullah),” kata Siti Hajar sambil berusaha mengumpulkan air tersebut. Kini, lokasi tempat keluarnya air itu menjadi sumur dan sumur itu dikenal sebagai sumur ZamZam. Ismail pun meminum air tersebut dan tak lagi kehausan. Air tersebut terus mengalir hingga kini dan menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang. Ismail tumbuh dan besar di Mekkah dengan didikan Siti Hajar dan juga ayahnya yang kerap datang dari Palestina. Hingga suatu hari, Nabi Ibrahim AS bermimpi diperintahkan untuk menyembelih anak yang ia sayangi. Ia gelisah. Lalu berbicara dengan Nabi Ismail AS. “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” ucap

16 DUTA Rimba

Hukum ibadah qurban adalah sunah muakkad atau sunah yang sangat kuat, diistimewakan dan dianjurkan sekali. Ibadah qurban termasuk ibadah yang pahalanya sangat luar biasa jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT. Di dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW senantiasa melakukan ibadah qurban setiap datang bulan Dzulhijjah. Nabi Ibrahim AS kepada Ismail, sesuai surat As-Saffat ayat 102. Dengan berserah diri kepada Allah SWT, tanpa ragu Ismail mengemukakan jawabannya. “Wahai, ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar,” jawab Ismail. Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS pun melaksanakan perintah Allah SWT tersebut. Sebelum penyembelihan, Ismail menyampaikan sejumlah permintaan kepada Ayahnya. Pertama, Ismail meminta untuk diikat dengan tali agar tidak meronta. Kedua, Ismail meminta agar pisau diasah dengan tajam agar ia tidak kesakitan. Kedua permintaan tersebut bertujuan agar Nabi Ibrahim AS tidak bersedih hati saat menyembelihnya. Ismail juga meminta agar pakaian yang ia kenakan saat itu diberikan kepada ibunda tercinta, Siti Hajar, sebagai kenang-kenangan. Nabi Ibrahim AS pun mulai menyembelih Ismail dengan membaringkan anaknya. Namun, pisau tajam itu ternyata tak mampu menyembelih Ismail yang sudah berserah diri. Di saat itulah, Allah SWT lalu mengganti Ismail dengan seekor kambing gibas. “’Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan

mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar,” demikian firman Allah dalam surat As-Saffat ayat 104-107. Untuk meneladani kisah tersebut, umat Islam disunahkan untuk berqurban. Ibadah ini sekaligus melatih keikhlasan untuk memberikan sebagian harta yang dicintai kepada Allah SWT. Untuk meneladani dan menghidupkan sunah dan untuk melatih kerelaan melepas sebagian ‘hak milik’ kepada sebenar-benarnya Pemilik, maka ibadah qurban ini disyariatkan untuk umat Islam. Hukum ibadah qurban adalah sunah muakkad atau sunah yang sangat kuat, diistimewakan dan dianjurkan sekali. Ibadah qurban termasuk ibadah yang pahalanya sangat luar biasa jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT. Di dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW senantiasa melakukan ibadah qurban setiap datang bulan Dzulhijjah. Berqurban juga memiliki sejumlah keutamaan di sisi Allah SWT, mulai dari pahala yang besar hingga ampunan atas segala dosa. • DR/Blp/Was/Cjr/Rds/Pkb/W2N/Bwb/Nov

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 17


RIMBAUTAMA

Bangun Sinergi

Kelola Biomassa Jalinan kerja sama perlu dibangun dengan banyak pihak, untuk mencapai target dan tujuan. Begitu pula dalam hal pengelolaan perusahaan. Hal itu juga mendasari langkah Perum Perhutani terus membangun sinergi guna membangun kerja sama strategis dengan banyak pihak. Termasuk dengan sesama BUMN. Bangunan sinergi dengan sesama BUMN itu ditunjukkan Perhutani dan sejumlah BUMN dalam mewujudkan pengelolaan energi alternatif, biomassa. Seperti apa wujud konkretnya?

J

alinan sinergi itu terbentuk di antara PT PLN (Persero), Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), dan Perum Perhutani. Ketiga BUMN tersebut bersinergi guna membangun kerja sama strategis dalam memastikan penyediaan pasokan biomassa untuk mendukung pelaksanaan co-firing di 52 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Penegasan tentang terbentuknya jalinan sinergi itu terwujud dengan penandatanganan Head of

18 DUTA Rimba

Agreement (HoA) antara PT PLN (Persero) dengan Perum Perhutani dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Jumat, 16 Juli 2021. Sinergi terkait energi biomassa di antara tiga BUMN tersebut sudah mulai terjalin sejak awal tahun ini. Bermula dari Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pada Januari 2021, kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara PLN dengan Perum Perhutani dan Holding Perkebunan Nusantara

PTPN III (Persero) dalam penyediaan biomassa dan pengembangan industri biomassa untuk cofiring PLTU batu bara, yang ditandatangani pada 16 Juli 2021 itu. Penandatanganan HoA tersebut dilakukan secara daring. Penandatanganan HoA dilaksanakan oleh Direktur Utama PT PLN, Zulkifli Zaini; Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani; dan Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro. Sejumlah tokoh turut menyaksikan penandatanganan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Ardya Setya/Kompersh Kanpus

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 19


Foto: Ardya Setya/Kompersh Kanpus

RIMBAUTAMA

tersebut. Di antaranya adalah Wakil Menteri (Wamen) I Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pahala Nugraha Mansury; Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana; dan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana. HoA itu selanjutnya digunakan sebagai landasan hukum bagi PT PLN, Perum Perhutani, dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), dalam pelaksanaan penyediaan dan pengembangan industri biomassa untuk co-firing PLTU. Di kesempatan itu, Menteri BUMN, Erick Thohir, melalui Pahala Nugraha Mansury, mengatakan, co-firing PLTU merupakan program yang berkontribusi dalam peningkatan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT). Selain itu, juga merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan.

20 DUTA Rimba

“Untuk itu, sinergi tiga BUMN ini sangat penting untuk menjamin pasokan biomassa untuk program co-firing PLTU, dan dapat tentunya memberi nilai tambah bagi bisnis Perhutani dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero),” terang Erick Thohir.

Stategic Mapping BUMN Kementerian BUMN sendiri telah menargetkan program co-firing sebagai Strategic Mapping BUMN untuk klaster energi. Sehingga, Erick berharap, kerja sama ini dapat segera ditindaklanjuti, agar keberlanjutan program co-firing dapat terjaga. Sedangkan Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, mengatakan, penggunaan co-firing biomassa tersebut sebagai upaya untuk memenuhi target bauran EBT sejumlah 23 persen pada 2025. Sejauh ini, PLN menargetkan 52 lokasi co-firing PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan biomassa sebesar

9 juta ton per tahun pada 2025. Dan di masa depannya, kerja sama ini diharapkan memberikan ketersediaan pasokan biomassa dengan keekonomian yang wajar. “PLN mengharapkan sebagian besar kebutuhan biomassa tersebut dapat dipenuhi dari Perhutani dan PTPN sesuai dengan area kerja dan kewenangannya, yang posisinya terjangkau dari PLTU PLN yang masuk dalam program co-firing,” katanya. Di dalam pokok-pokok HoA tersebut dijelaskan, nantinya Perhutani akan menyediakan woodchip dalam bentuk serbuk (sawdust), sementara PTPN memasok limbah perkebunan/ tandan kosong segar. Dengan begitu, PLN sebagai pembeli, sementara Perhutani dan PTPN sebagai pemasok. Rencana kerja sama tersebut merupakan hal yang baru bagi tiga perusahaan. Sehingga, Zulkifli berharap dukungan dari Kementerian BUMN dan pihak

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Ardya Setya/Kompersh Kanpus

tandan kosong segar kepada PT PLN dan angka tersebut dapat berkembang hingga 750.000 ton tandan kosong segar per tahun pada 2024, sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) PTPN Group. Dan diharapkan, program ini akan menghasilkan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan berdampak pada kualitas udara di sekitar menjadi lebih baik,” ujar Ghani.

Wood Pellet dan Wood Chip

“Ke depannya, Perhutani juga akan menyiapkan industri biomassa berbasis tanaman hutan untuk menghasilkan produk wood pellet dan atau wood chip,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro. pemerintah untuk kesuksesan program co-firing itu. Terutama dari sisi kebijakan dan regulasi terkait penyediaan biomassa. “PLN mengucapkan terima kasih atas kerja sama dari Perum Perhutani dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), dalam kelanjutan kerja sama penyediaan biomassa dan rencana pengembangan industri biomassa. Mudah-mudahan kerja sama ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi negara Indonesia terutama dalam hal energy security,” tambahnya. Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, mengatakan, program co-firing PLTU batu bara dengan biomassa merupakan salah satu program

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

“Green Booster” untuk mendukung target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Nasional sebesar 23 % pada 2025. Hal itu dilakukan untuk menurunkan emisi karbon yang dihasilkan PLTU batu bara. HoA itu sendiri berdasarkan Surat Wakil Menteri I BUMN Nomor S-27/ Wk/.1MBU/03/2021 tanggal 18 Maret 2021 yang memuat Proyek Strategis dan Strategic Mapping BUMN untuk bekerjasama dalam program co-firing biomassa PLTU batu bara sebagai Strategic Mapping BUMN Klaster Energi Tahun 2021. “PTPN Group memiliki potensi biomassa berbasis komoditi perkebunan yang cukup besar, antara lain biomassa dari komoditi kelapa sawit, karet, dan tebu yang dimiliki oleh PTPN I hingga PTPN XIV. PTPN Group mengestimasikan dapat menyuplai 500.000 ton

Menurut Ghani, Co-firing biomassa dengan batu bara menawarkan aspek positif bagi lingkungan. Co-firing biomassa akan mengurangi emisi karbon dioksida. Di samping itu, biomassa juga mengandung sulfur yang jauh lebih sedikit daripada kebanyakan batu bara. Sehingga, program co-firing juga akan mengurangi emisi sulfur dioksida yang cukup signifikan. Ia menambahkan, perjanjian HoA itu sebagai salah satu bentuk Good Corporate Governance (GCG) yang dijalankan oleh Badan Usaha Milik Negara dalam menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi masyarakat luas. “Kami berharap, melalui kerja sama penyediaan biomassa untuk PLTU batu bara antara PTPN, Perum Perhutani, dan PT PLN (Persero), dapat menjadi pionir dan pemantik dalam pengembangan biomassa untuk suplai PLTU batu bara di dalam negeri,” katanya. Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, mengatakan, saat ini Perhutani memiliki sumber daya kawasan hutan seluas 2,4 juta hektare di Pulau Jawa dan Madura, serta 1,3 juta hektare di luar Pulau Jawa yang dikelola oleh anak perusahaan dan dapat dikembangkan menjadi hutan

DUTA Rimba 21


Foto: Tantida Isa/Kompersh Divre Jateng

RIMBAUTAMA

tanaman energi. Adapun yang telah dikembangkan, hutan tanaman energi seluas ± 27.000 hektare dari rencana seluas sekitar 70.000 hektare. “Ke depannya, Perhutani juga akan menyiapkan industri biomassa berbasis tanaman hutan untuk menghasilkan produk wood pellet dan atau wood chip,” katanya. Perhutani juga menyiapkan klaster tanaman energi seluas 70.000 hektare dan rencana industri turunannya, yaitu wood chip dan wood pellet sejak 2019 dan telah menjadi program dalam RJPP 2020-2024, karena peluang pasar luar negeri yang menjanjikan. Tidak hanya itu. Perhutani juga ingin berperan dalam program pemerintah mencapai target bauran energi nasional sebesar 23 % pada 2025 dan target penurunan emisi sebesar 29 % pada 2030 sesuai Paris Agreement.

Gamal di Semarang Terkait program pemenuhan bauran energi baru terbarukan, Direktur Komersial Perum Perhutani,

22 DUTA Rimba

Ahmad Ibrahim, menyambangi wilyah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Semarang, pada Selasa, 10 Agustus 2021. Kegiatan Ibrahim itu dalam rangka kunjungan kerja (kunker). Di dalam kunjungan kerja tersebut, Ahmad Ibrahim didampingi oleh Wakil Kepala Divisi Regional Jawa Tengah, Dhadut; Kepala Departemen Komersial Kayu Kantor Pusat Perhutani, Iwan Setiawan; dan General Manager Brumbung, Sumardi. Pada kesempatan tersebut, usai menyambut rombongan Direktur Komersial, Administratur Perhutani KPH Semarang, Edi Suroso, melaporkan bahwa di wilayahnya terdapat potensi tanaman gamal yang cukup luas. Namun potensi tersebut sampai saat ini belum dilakukan pemanenan. Begitu pula dengan rencana pengolahannya menjadi palet. Menanggapi hal tersebut, Ahmad Ibrahim mengatakan, Perhutani sangat serius untuk melakukan pengembangan tanaman gamal sebagai sumber pendapatan di masa

depan. Sebab, gamal ini digadanggadang menjadi bahan bakar ramah lingkungan pengganti batu bara. Ahmad Ibrahim pun mengimbau Administratur dan jajarannya di lapangan untuk terus menjaga dan mengawal tanaman gamal sampai masa panen atau tebang. “Rencananya, tahun 2022 akan dibangun Pabrik Wood Pellet di lokasi pabrik kayu Brumbung,” katanya. Gamal (Gliricidia sepium) sendiri adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-polongan (suku Fabaceae atau Leguminosae). Sering digunakan sebagai pagar hidup atau peneduh, perdu atau pohon kecil ini merupakan salah satu jenis leguminosa multiguna yang terpenting setelah lamtoro (Leucaena leucocephala). Kini, diketahui juga bahwa gamal merupakan sumber energi baru terbarukan yang sangat potensial. Dan karena pengembangan gamal begitu besar di wilayah Perhutani, gamal bisa menjadi salah satu unggulan Perhutani di masa depan. • DR/PR/2021-VII-16/Smg/Sho

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 23


Foto: R. Tomi Suryaman/Kompersh KPH Sumedang

RIMBAUTAMA

24 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Mendongkrak Produksi

Getah Pinus

dengan Alat Sadap Mekanis Produksi getah pinus merupakan salah satu sumber pendapatan Perhutani dari sektor non kayu. Prospek, market, dan revenue yang cukup menjanjikan memang membuat getah pinus menjadi salah satu andalan Perhutani di sektor non kayu. Maka, tak salah jika Perhutani berusaha menggenjot dan meningkatkan produksi getah pinus. Antara lain dengan selalu memunculkan inovasi alat sadap getah. Tentu saja, penggunaan alat sadap mekanis tetap memerhatikan kelestarian hutan pinus itu sendiri. Sosialisasi dan pelatihan penggunaan alat sadap mekanis pun terus dilakukan kepada tenaga penyadap.

S

ebagai upaya mendongkrak produksi dan penjualan getah pinus, Perhutani terus melakukan pelatihan dan sosialisasi penggunaan alat sadap yang mudah digunakan dan ramah lingkungan. Hal itu ditunjukkan antara lain pada Selasa, 24 Agustus 2021, tatkala Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang mengadakan sosialisasi dan pelatihan penggunaan alat sadap mekanis kepada penyadap getah pinus. Kegiatan itu dilakukan di Petak 24D, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciboboko, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cadasngampar, KPH Sumedang. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Sumedang diwakili oleh Kepala Sub Bagian Produksi Perhutani KPH Sumedang, Juhdi.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Tentang kegiatan itu, Juhdi menuturkan bahwa sosialisasi dan pelatihan kerja tersebut dilaksanakan untuk menambah pengetahuan baru kepada para tenaga penyadap. Khususnya tentang penggunaan alat sadap getah mekanis yang diharapkan akan dapat mendukung pengendalian produksi getah pinus yang maksimal dan tepat waktu. “Kegiatan ini bermaterikan pengenalan jenis alat, cara penggunaannya, dan perawatan alat,” terangnya. Asisten Perhutani (Asper) BKPH Cadasngampar, Ojo Suharja, menambahkan, pihaknya menyambut baik kegiatan pelatihan tersebut. Sebab,dengan penggunaan alat mekanis pada proses pembuatan quare baru atau perbaikan quare, diharapkan dapat meningkatkan serta meningkatkan kecepatan produktivitas volume getah

pinus dan efisiensi waktu dalam pembuatan quare atau coakan. Seperti diketahui, penyadapan getah pinus yang berlebihan misalnya karena ukuran quare yang terlalu lebar dan dalam serta menggunakan stimulansia anorganik, kerap menyebabkan pohon pinus menjadi rusak dan mudah tumbang. Maka, salah satu cara untuk mengurangi kerusakan pohon dan meningkatkan produksi getah pinus adalah dengan memodifikasi teknik penyadapan dan jenis stimulansia yang digunakan. Modifikasi teknik penyadapan dilakukan dengan memertimbangkan aspek ekonomi, ekologi, sosial, dan teknis. Salah satunya adalah menggunakan alat sadap getah mekanis. Sementara itu, perwakilan penyadap yang hadir pada kegiatan tersebut, Rahya, mengatakan, para penyadap getah pinus menyambut

DUTA Rimba 25


RIMBAUTAMA baik terobosan yang dilakukan oleh jajaran tim produksi dari Perhutani. Sebab, penggunaan alat sadap yang disosialisasikan tersebut memudahkan pekerjaan mereka. “Penggunaan alat sadap mekanis dapat memudahkan pekerjaan serta dapat menghemat waktu dalam proses pembuatan kowakan,” ujarnya.

Kenalkan Mujitek “Sin Pine”

bentuk pembekalan ilmu kepada para penyadap, agar nanti dapat melakukannya sendiri usai mengikuti praktik. “Di dalam praktik tersebut, para penyadap diberikan pemahaman antara lain tentang pengenalan jenis alat, cara menggunakan alat tersebut, hingga cara perawatannya,” kata Loesy. Sementara itu, salah satu peserta, Harnanto, mewakili para penyadap getah pinus, menyampaikan rasa terima kasih kepada Perhutani KPH Lawu Ds. Perhutani menurut dia telah berupaya memberikan kemudahan kepada para penyadap, dengan memberikan bantuan alat sadap mekanis yang bisa mendapatkan hasil getah yang lebih banyak lagi. “Kami berharap, dengan adanya alat mekanis ini dapat membantu dan memudahkan dalam proses penyadapan, dan hasil yang kami peroleh bisa lebih banyak, sehingga pendapatan meningkat,” ujarnya.

Pelatihan di Bandung Selatan Pelatihan penggunaan alat sadap mekanis juga diadakan di

Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu DS

Kegiatan sosialisasi alat sadap getah pinus juga dilakukan di Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds. Guna meningkatkan produksi getah pinus, Jumat, 27 Agustus 2021, Perhutani KPH Lawu Ds memerkenalkan inovasi alat sadap mekanis Mujitek “Sin Pine“. Perkenalan dilakukan dengan menerapkan praktik penggunaan alat tersebut di hadapan Kepala Divisi Regional Jawa Timur saat melakukan kunjungan di wilayah RPH Campurejo, BKPH Lawu Utara, KPH Lawu Ds. Mujitek adalah alat sadap getah pinus yang merupakan modifikasi dari mesin potong rumput. Mujitek

merupakan singkatan dari “Mujiono Teknologi”. Nama tersebut diambil dari nama penemunya, yaitu Mujiono, seorang penyadap getah pinus di BKPH Pujon, KPH Malang, Divre Jatim. Kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan anggota penyadap getah pinus. Harapannya, agar LMDH dan anggota penyadap getah pinus dapat bekerja lebih efektif dengan hasil produksi lebih maksimal, karena penggunaan alat tersebut. Kepala Divisi Regional Jawa Timur, Karuniawan Purwanto Sanjaya, mengatakan, alat sadap mekanis itu nantinya bisa diproduksi dan dilaunching. Diharapkan, penggunaan alat mekanis tersebut dapat efektif untuk memudahkan penyadap melakukan pekerjaannya. Sehingga, pekerjaan para penyadap dapat berjalan lebih efektif dengan hasil maksimal. Di dalam kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Lawu Ds, Loesy Triana, mengatakan, praktik itu dilaksanakan sebagai

26 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Eko Santoso/Kompersh KPH Lawu DS

Edrian Sunardi, Administratur Perhutani KPH Bandung Selatan mengatakan, pelatihan tersebut diadakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan petugas lapangan dalam menggunakan alat sadap secara mekanis. Selama ini, penyadap menggunakan alat tradisional, yaitu “kadukul”. Perhutani KPH Bandung Selatan. Pada Sabtu, 21 Agustus 2021, insaninsan Perhutani KPH Bandung Selatan mengadakan Pelatihan Alat Sadap Mekanis. Pelatihan tersebut digelar di Petak 32e, RPH Soreang, BKPH Cililin, KPH Bandung Selatan. Secara administratif, lokasi tersebut termasuk Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dihadiri Administratur Perhutani KPH Bandung Selatan, Edrian Sunardi, beserta jajaran. Turut hadir Kepala

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Desa Cilame yang merangkap Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tani Mukti, Alo Sobirin. Juga hadir para penyadap getah pinus setempat. Di dalam sambutan dan sekaligus membuka pelatihan tersebut, Edrian Sunardi mengatakan, pelatihan tersebut diadakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan petugas lapangan dalam menggunakan alat sadap secara mekanis. Selama ini, penyadap menggunakan alat tradisional, yaitu “kadukul”.

“Diharapkan, dengan menggunakan alat sadap mekanis, penyadap lebih cepat dalam membuat ‘koakan atau quare’, sehingga nantinya bisa meningkatkan produksi getah pinus,” jelas Edrian. Sedangkan Alo Sobirin mengatakan, pelatihan tersebut menambah ilmu bagi penyadap tentang cara menyadap dengan mesin. Hal itu bermanfaat, karena biasanya mereka menyadap secara tradisional. “Kami juga mengucapkan terima kasih banyak karena dengan adanya kegiatan sadapan, dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” terangnya. Di kesempatan yang sama, Komandan Regu Polisi Hutan Mobil Perhutani KPH Bandung Selatan, Budi Hartono, menanggapi pelatihan alat sadap mekanis tersebut. Ia tegaskan, pihaknya antusias mengikuti kegiatan itu, karena mereka juga ikut dalam proses penyadapan. “Jajaran keamanan pun ikut berperan dalam peningkatan produksi getah pinus di Perhutani KPH Bandung Selatan, khususnya dalam bidang keamanan. Misalnya pendistribusian sarana prasarana (Sarpra) batok plastik, talang, dan alat sadap mekanis. Jadi, dari jajaran keamanan ingin memastikan bahwa semua itu sampai di lokasi tujuan yang sesuai,” ujarnya. Ya. Pelatihan dan sosialisasi penggunaan alat sadap yang mudah digunakan dan ramah lingkungan menjadi hal yang penting dilakukan. Tentu diharapkan, para tenaga yang mengoperasikan alat itu di lapangan dapat dengan mudah dan tepat menggunakannya. Ujung-ujungnya tentu saja diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah dan kualitas hasil sadapan.• DR/Smd/Tm/Lwds/Eko/Bds/ Yans

DUTA Rimba 27


RIMBAUTAMA

Pandemi

Belum Berakhir,

Perhutani Lakukan Langkah Pencegahan Covid-19 Wabah pandemi Covid-19 masih melanda dunia, kendati angka penyebaran dan penularannya sudah menurun. Sebagai BUMN, Perum Perhutani punya tanggung jawab sosial untuk melakukan langkahlangkah pencegahan penularan Covid-19 itu terhadap masyarakat di sekitar lingkungan kerja. Maka, sebagai wujud Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) itu, insan-insan Perhutani menyalurkan bantuan berupa paket Alat Pelindung Diri (APD), vitamin, dan suplemen. Seperti apa jalannya kegiatan tersebut?

M

elalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu mengadakan kegiatan sosial terkait pencegahan penularan Covid-19. Selain pelaksanaan vaksinasi, Perhutani KPH Cepu menyalurkan bantuan paket Alat Pelindung Diri (APD), vitamin, dan suplemen untuk semua karyawan yang terdampak virus Covid-19. Kegiatan tersebut dilakukan pada Senin, 2 Agustus 2021.

28 DUTA Rimba

Di kegiatan tersebut, Perhutani menyalurkan 432 paket yang masing-masing berisi madu ukuran 250 ml, minyak kayu putih ukuran 60 ml, masker, dan hand sanitizer untuk semua karyawan Perhutani KPH Cepu. Sedangkan 16 dus vitamin c tambahan bagi karyawan yang terpapar virus covid 19 juga telah tersalurkan. Di dalam kegiatan itu, Administratur Perhutani KPH Cepu, Mustopo, menyampaikan pesan, selain pemakaian APD dan mengonsumsi suplemen, agar selalu menerapkan protokol kesehatan 5M

dalam kegiatan pekerjaan. Protokol kesehatan 5M tersebut adalah mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. “Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita semua selalu diberi kesehatan dan perlindungan Allah SWT,” sambungnya. Sementara itu, Kepala Seksi Madya Bidang Keuangan SDM dan Umum, Joko Budiarto, menambahkan, pemberian bantuan APD dan suplemen ini merupakan bentuk kepedulian Perhutani terhadap karyawan. Selain itu, juga

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Tantida Isa/Kompresh Divre Jateng

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 29


Foto: Kompersh KPH Nganjuk

RIMBAUTAMA

sekaligus ikut andil dan berperan serta dalam memutus mata rantai penyebaran virus covid-19.

Kegiatan pencegahan penyebaran Covid-19 juga dilakukan di Nganjuk. Perhutani KPH Nganjuk membagikan Alat Pelindung Diri (APD) dan Suplemen sebanyak 229 paket kepada seluruh karyawan di wilayah kerjanya. Paket-paket itu dibagikan di Kantor Perhutani KPH Nganjuk, pada Kamis, 5 Agustus 2021. Masing-masing paket tersebut berisi masker, madu, hand sanitizer, dan minyak kayu putih. Administratur Perhutani KPH Nganjuk menyerahkan paket-paket tersebut secara simbolis kepada beberapa orang karyawan. Selanjutnya paketpaket tersebut didistribusikan di wilayah BKPH untuk dibagikan kepada segenap jajaran di bawahnya. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Nganjuk, Wahyu Dwi Hadmojo, mengatakan, paket yang dibagikan itu sebagai bentuk perhatian dari perusahaan dalam upaya menjaga kesehatan karyawan

30 DUTA Rimba

Foto: Heri Juhaeri/Kompersh KPH Banten

APD dan Suplemen di Nganjuk

agar tidak mudah terserang virus. “Kita patut beryukur, bahwa perusahaan masih memerhatikan kesehatan karyawannya dengan memberikan bantuan alat kesehatan dan vitamin di saat seperti sekarang

ini. Semoga bersama-sama kita bisa melalui masa yang sulit ini,” ujar Wahyu. Sementara itu, mewakili karyawan Perhutani KPH Nganjuk, Triasmini mengucapkan terima kasih kepada

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Sugiono Giono/Kompersh KPH Jombo

manajemen yang telah memberikan perhatian kepada karyawannya. “Bantuan ini sangat berarti bagi kami, dan semoga menjadi penyemangat untuk sehat,” katanya.

APD di Banten Kegiatan serupa juga dilakukan di Banten. Kamis, 5 Agustus 2021, Perhutani KPH Banten memberikan bantuan berupa masker, vitamin, dan suplemen, sebanyak 1.286 buah kepada karyawannya. Hal itu merupakan salah satu bentuk upaya mereka untuk terus meningkatkan kesehatan karyawannya. Administratur Perhutani KPH Banten, Noor Rochman, menyerahkan langsung Paketpaket tersebut kepada perwakilan karyawan, di Kantor Perhutani KPH Banten. Menurut Noor Rochman, bantuan tersebut diberikan kepada segenap karyawan, baik karyawan yang sehat maupun karyawan yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Pemberian vitamin dan suplemen ini untuk meningkatkan daya tahan tubuh, agar tidak mudah terserang virus. Diharapkan, seluruh karyawan selalu dalam kondisi sehat

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

dan tambah semangat,” ujarnya. Mewakili rekan-rekannya, salah satu karyawan Perhutani KPH Banten, Kartawa, mengucapkan terima kasih kepada manajemen yang telah memerhatikan kesehatan karyawannya. “Dengan diberikannya suplemen ini, kami senang dan bersyukur, karena telah mendapat perhatian oleh perusahaan dalam upaya menjaga stamina tubuh khususnya di masa pandemi seperti sekarang ini,” katanya.

Suplemen dan APD di Jombang Bukan hanya di Banten. Perhutani KPH Jombang juga terus gencar memberikan bantuan untuk menghadapi pandemi. Salah satunya berupa bantuan vitamin dan suplemen serta alat pelindung diri (APD) kepada segenap karyawannya. Pemberian paket bantuan itu dilakukan di Jombang, Senin, 16 Agustus 2021. Saat melakukan penyerahan paket bantuan tersebut secara simbolis, Administratur Perhutani KPH Jombang, Muklisin, menyampaikan, bantuan yang

mereka berikan itu berisi alat pelindung diri dan suplemen yang dibutuhkan karyawan. Misalnya madu, minyak kayu putih, masker, dan hand sanitizer. Paket-paket bantuan itu dibagikan sebagai upaya untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas serta melaksanakan protokol kesehatan. “Ini bentuk kepedulian perusahaan, karena dalam peribahasa latin disebutkan ‘Mens Sana In Corpore Sano’ yang berarti ‘di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat’, dan saya berharap dengan diberikan suplemen dan vitamin ini akan dapat menambah kekebalan pada tubuh,” ujarnya. Sementara itu, salah satu penerima paket bantuan tersebut, Koen Rohayudi, mewakili karyawan, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang telah memberikan suplemen dan APD di masa pandemi Covid-19. “Semoga Perhutani ke depan tambah jaya dan sukses dalam langkah dan usahanya, serta segenap pimpinan Perhutani dan keluarganya diberikan kesehatan,” ucapnya. • DR/ Cpu/Pai/Ngj/Mhd/Btn/AM/Jbg/GN

DUTA Rimba 31


RIMBAKHUSUS

Kick Off Pengembangan Porang

Foto: Suwarno Kompersh KPH Saradan

Menuju Pasar Dunia

32 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Porang menjadi salah satu tanaman yang menghasilkan komoditas cukup menjanjikan untuk terus dikembangkan. Sebab, peluang pasar bagi tanaman umbi itu cukup besar baik di dalam maupun luar negeri. Kini, pasar luar negeri pun terbuka lebar untuk produk umbi dari tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di bawah tegakan itu. Maka, tak salah jika Perum Perhutani mengembangkan budi daya tanaman porang di kawasan hutan Perhutani, antara lain dengan menggandeng sejumlah lembaga dan perusahaan sebagai mitra kerja.

L

angkah pengembangan tanaman porang di lahan Perhutani itu telah diayun. Wujudnya, Kamis, 12 Agustus 2021, Perum Perhutani melakukan Kick Off Meeting Pengembangan Tanaman Porang. Acara tersebut dilakukan secara virtual menggunakan aplikasi Zoom. Sejumlah pemangku kepentingan hadir dalam kick off meeting tersebut. Di antaranya adalah Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro; Direktur SDM, Umum, dan IT Perhutani, Muhamad Denny Ermansyah; Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial Perhutani, Natalas Anis Harjanto; Kepala Divisi Regional Jawa Timur, Karuniawan Purwanto Sanjaya; Kepala Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Kementerian Pertanian, Titik Sundari; Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), Iman Yani Harahap; dan Perwakilan Mitra Kerja. Saat memberikan sambutan, Wahyu Kuncoro menyampaikan, sampai saat ini tanaman porang yang dikembangkan di kawasan hutan Perhutani tercatat seluas 1.088,9 hektare. Kawasan seluas itu tersebar di sejumlah wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani. Yaitu KPH Purwakarta,

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

KPH Saradan, KPH Lawu Ds, KPH Madiun, KPH Nganjuk, KPH Bojonegoro, serta KPH Malang. Di kawasan-kawasan tersebut, proses penanaman porang masih dilakukan secara konvensional dan bekerjasama dengan kelompok penggarap. “Existing tanaman porang mendorong Perum Perhutani untuk lebih serius dalam pengembangannya dan diarahkan menjadi portofolio baru sebagai sumber baru pendapatan usaha perusahaan,” ucapnya, Selanjutnya, Wahyu menerangkan bahwa dalam pengembangan tanaman porang tersebut, Perum Perhutani mengajak PT RPN dan Balitkabi Kementerian Pertanian. Sebab, PT RPN memiliki kompetensi dalam pengembangan produk bioteknologi dan bibit tunas adventif. Sedangkan Balitkabi Kementerian Pertanian telah memiliki banyak pengalaman dalam pendampingan teknis kelompok petani. “Harapan kami, sinergi BUMN dan kelembagaan ini mampu meningkatkan kinerja segenap jajaran di lapangan dalam mencapai tujuan keberhasilan tanaman porang. Selain itu, kerja sama dan kolaborasi yang kami lakukan juga untuk memastikan bahwa produk tanaman porang dan industri hilirnya

akan mampu memberikan nilai tambah,” jelasnya.

Peluang Besar Di kesempatan yang sama, Titik Sundari menyampaikan, dalam beberapa waktu belakangan tanaman porang menjadi pokok bahasan yang menarik di banyak media. Porang juga telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan ekspor, karena peluang pasar yang cukup besar, baik di dalam maupun luar negeri. Hal tersebut juga tak lepas dari meningkatnya potensi tanaman porang di dalam negeri, seiring meningkatnya industri pangan berbasis porang dan juga meningkatnya kesadaran masyarakat akan pangan sehat. “Terima kasih kepada Perum Perhutani karena telah melibatkan Balitkabi Kementerian Pertanian untuk berkolaborasi dalam pengembangan tanaman porang. Balitkabi selaku Balai yang menangani komoditas porang siap untuk mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Perhutani,” katanya. Sementara itu, Iman Yani Harahap menyampaikan harapan agar pengembangan tanaman porang oleh Perum Perhutani dapat terlaksana sesuai dengan target dan memberikan pendapatan bagi kedua pihak. Ia pun menyambut

DUTA Rimba 33


Foto: Ardya Setya/Kompersh Kanpus

RIMBAKHUSUS

baik kegiatan kick off meeting pengembangan tanaman porang ini. Apalagi, acaranya dikemas dengan baik karena mendatangkan narasumber dan praktisi dalam budi daya tanaman porang. “Kami atas nama PT RPN mengucapkan terima kasih dan selamat kepada Perum Perhutani atas terlaksananya kick off meeting ini serta kepercayaan yang diberikan kepada PT RPN dalam program pengembangan tanaman porang. Selanjutnya kami akan terus mendukung Perum Perhutani dalam mengembangkan operasional bisnisnya bagi perusahaan, dan khususnya bagi negara serta masyarakat,” jelas Iman. Saat ini, porang diketahui memiliki potensi besar untuk dikembangkan, karena peluang pasarnya cukup besar. Sebelumnya, masyarakat mengenal porang sebagai umbi yang banyak dijadikan sebagai makanan alternatif selain nasi. Namun, saat ini porang juga diekspor ke luar negeri untuk kebutuhan bidang industri, kesehatan, dan makanan. Porang merupakan produk komoditas yang memiliki manfaat

34 DUTA Rimba

sebagai bahan baku kosmetik, lem, dan jelly. Dilansir sulsel.litbang. pertanian.go.id, umbi porang mengandung zat glucomanan atau zat dalam bentuk gula kompleks dan serat larut yang berasal dari ekstrak akar tanaman. Porang juga sebagai bahan pangan rendah kalori serta dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan untuk seharihari.

Bisa Bikin Gatal Dulu, masyarakat tak suka porang karena umbinya bisa menimbulkan gatal-gatal. Kini, umbi porang jadi primadona ekspor komoditas pertanian. Orang Jawa kelahiran sebelum tahun 1970an mungkin akan kenal tanaman umbi-umbian suweg atau ilesiles. Yaitu umbi yang bentuknya bulat dengan akar rambut di kulit luarnya dan bunganya seperti bunga bangkai. Nah, porang adalah sejenis itu. Bedanya hanya terletak pada warna umbinya. Suweg agak kuning oranye, porang kuning muda. Sedangkan iles berwarna putih. Suweg bisa dikonsumsi dengan dikukus lalu dimakan dengan cocolan parutan kelapa dan garam,

sedangkan porang dan iles dulu tak pernah dilirik oleh masyarakat kita. Keduanya tidak bisa dimakan kalau hanya direbus seperti suweg. Sebab, dapat menimbulkan gatal di mulut. Porang dewasa umbinya besar. Beratnya sampai puluhan kilogram. Beberapa tahun terakhir, porang diekspor ke Jepang untuk bahan baku beras shirataki atau beras diet. Kementerian Pertanian RI pernah melansir bahwa tanaman porang, seperti halnya tanaman umbi-umbian lain, mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. Karbohidrat merupakan komponen penting pada umbi porang yang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar, dan gula reduksi. Kandungan glukomannan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari umbi porang. Glukomannan dapat dimanfaatkan pada berbagai industri pangan, antara lain, untuk produk makanan, semisal konnyaku, shirataki (berbentuk mie), sebagai bahan campuran/tambahan pada berbagai produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup dan sari buah.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Ardya Setya/Kompersh Kanpus

Selain itu, glukomannan dimanfaatkan oleh industri kimia dan farmasi, antara lain, sebagai bahan pengisi dan pengikat tablet, bahan pelapis (coating dan edible film), bahan perekat (lem, cat tembok), pelapis kedap air, penguat tenunan dalam industri tekstil, media pertumbuhan mikrobia, dan bahan pembuatan kertas yang tipis, lemas, dan tahan air. Apabila tanaman dipanen pada satu periode tumbuh, kadar glukomannan dalam umbi berkisar antara 35%-39%. Kadar tersebut terus meningkat sejalan dengan umur panen yaitu 46%-48%, dan 47%-55% masing-masing pada dua dan tiga periode tumbuh. Namun dimulai saat tanaman mulai berbunga hingga biji mulai masak, kadar glukomannan menurun hingga 32%-35%. Jadi, panen umbi sebaiknya dilakukan sebelum tanaman mulai berbunga. Porang bisa tumbuh di lokasi yang ada pohon tegakan di atasnya. Porang toleran dengan naungan hingga 60% di jenis tanah apa saja, di ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Yang paling penting, PH tanah yang digunakan untuk menanam porang di antara 5,5 sampai 6,5.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Sejak 2016 sampai 2019, tren penjualan porang ke pasar ekspor selalu mengalami kenaikan. Dilansir pertanian.go.id, tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai 11,31 Miliar Rupiah ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia, dan lain sebagainya. Komoditas Ekspor Kini porang menjadi komoditas ekspor. Sejak 2016 sampai 2019, tren penjualan porang ke pasar ekspor selalu mengalami kenaikan. Dilansir pertanian.go.id, tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai 11,31 Miliar Rupiah ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia, dan lain sebagainya. Berdasarkan data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) atau Badan Karantina

Pertanian (Barantan), pada semester pertama 2021, ekspor komoditas porang Indonesia sudah mencapai angka 14.800 ton. Angka ini telah melampaui jumlah ekspor semester pertama 2019 yang jumlahnya 5.700 ton. Di Indonesia, saat ini sudah ada beberapa sentra pengolahan tepung porang, semisal di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung, serta Maros. Jumlah ekspor komoditas porang pada semester pertama 2021 mengalami peningkatan sebesar 160 persen dibandingkan semester pertama 2019. Tujuan utama ekspor komoditas porang adalah Tiongkok, Vietnam, Thailand, hingga Jepang.• DR/PR/2021-VIII-19

DUTA Rimba 35


Foto: Aga Prasetya/Kompersh Kanpus

RIMBAKHUSUS

36 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Bersama Balitbang Kementerian Pertanian, Perhutani Kembangkan

Tanaman Herbal

D

irektur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian RI Fadjry Djufry bertemu pada Jumat, 30 Agustus 2021. Pertemuan itu dalam rangka penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Perum Perhutani bersama Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengenai Peningkatan Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian. MoU itu berlaku dengan jangka waktu 2 tahun, terhitung mulai tanggal 25 Agustus 2021 sampai dengan 24 Agustus 2023. Penandatangan MoU tersebut dilakukan Wahyu Kuncoro dan Fadjry Djufry. Sejumlah stakeholder menyaksikan peristiwa itu, di antaranya Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial Perhutani, Natalas Anis Harjanto; Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Evi Saitri Iriani; serta jajaran Perum Perhutani dan Balitbang Pertanian. Di kesempatan itu, Wahyu Kuncoro menjelaskan, berdasarkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Perhutani terus melakukan pengembangan tanaman di dalam kawasan hutan. Hal itu untuk memanfaatkan lahan di bawah tegakan, tanpa merusak hutan. Salah satunya, Perhutani menjalin kerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk melakukan Penelitian dan Pengembangan tanaman herbal di bawah tegakan di dalam kawasan hutan Perhutani. Seperti juga pengembangan tanaman Porang, rencana pengembangan tanaman herbal itu berdasarkan Rencana Jangka Panjang Perhutani (RJPP). (RJPP), Perum Perhutani berencana untuk melakukan pengembangan tanaman pertanian di dalam kawasan hutan. Tanaman pertanian berupa tanaman herbal dan porang itu akan dikembangkan di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten. “Mengingat Perhutani belum memiliki pengalaman dalam mengembangkan tanaman herbal dan porang, maka kami mengajukan usulan kerja sama pengembangan

tanaman tersebut bersama Balitbang Pertanian,” terang Wahyu. Menurut dia, kerja sama dengan Kementerian Pertanian RI itu akan meningkatkan produktifitas dalam hal teknologi budi daya tanaman pertanian di kawasan hutan dengan menyediakan sumber daya manusia. Caranya dengan mengembangkan, menerapkan ilmu pengetahuan dan alih teknologi, serta merancang dan melaksanakan konsep/sistem, program dan kegiatan yang

DUTA Rimba 37


Foto: Aga Prasetya/Kompersh Kanpus

RIMBAKHUSUS

berhubungan dengan tanaman pertanian. “Dari semua rencana yang tersusun, kita berharap kerja sama ini bisa terlaksana dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan”, tambah Wahyu.

Impor Masih Tinggi Sementara itu, Fadjry Djufry menjelaskan, saat ini impor bahan baku obat herbal kita masih sangat tinggi. Yaitu sekitar 80%. Maka, kerja sama dengan Perum Perhutani dengan pengembangan dan penelitian tanaman herbal yang akan ditanam di sela-sela tanaman hutan tersebut bisa dioptimalkan agar meningkatkan nilai ekonomi untuk membantu pemerintah dalam hal pemenuhan bahan baku tanaman herbal. “Kami berharap, kolaborasi ini bisa terus ditingkatkan dan ke depan bisa bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” jelas Fadjry. Fadjry melanjutkan, MOU tersebut nantinya diharapkan menjadi payung untuk berbagai kegiatan kerja sama yang akan digagas selanjutnya. Di tahap pertama, kerja sama pengembangan tanaman herbal

38 DUTA Rimba

Kepala Balitbangtan menyampaikan, Balitbangtan siap mendampingi Perum Perhutani dalam upaya mendukung program penyediaan pangan melalui pemanfaatan lahan-lahan yang belum optimal. Banyak inovasi yang sudah dihasilkan Balitbangtan, baik di hulu maupun hilir hingga pengolahannya. Khusus untuk pengembangan porang, Balitbangtan siap memberikan support karena porang merupakan salah satu komoditas yang mendapat perhatian khusus dari Presiden RI. akan mencakup luasan sekitar 1000 Hektare yang terdapat di delapan lokasi KPH dengan sejumlah komoditas utama, yaitu jahe, kunyit, kencur, kapolaga, dan serai wangi. Balitbangtan, dalam hal ini (Balittro) Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat akan mendampingi dalam penentuan lokasi, rekomendasi benih unggul, pendampingan budi daya dan pascapanen, serta pemasaran, dengan membantu menghubungkan dengan para off taker baik pedagang maupun industri herbal. Di bagian lain sambutannya, Kepala Balitbangtan menyampaikan, Balitbangtan siap

mendampingi Perum Perhutani dalam upaya mendukung program penyediaan pangan melalui pemanfaatan lahan-lahan yang belum optimal. Banyak inovasi yang sudah dihasilkan Balitbangtan, baik di hulu maupun hilir hingga pengolahannya. Khusus untuk pengembangan porang, Balitbangtan siap memberikan support karena porang merupakan salah satu komoditas yang mendapat perhatian khusus dari Presiden RI.

Peluang Besar Ekspor Bukan hanya dapat berpotensi menutup kebutuhan terhadap produk herbal yang saat ini

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Aga Prasetya/Kompersh Kanpus

lebih banyak dari impor. Tetapi peningkatan permintaan terhadap komoditas tanaman obat, herbal, aromatik, rempah, buah-buahan, hasil hutan bukan kayu lainnya, hingga sarang burung, ternyata memiliki peluang besar untuk elspor. Sebab, ternyata komoditas tanaman obat, herbal, aromatik, rempah, buah-buahan, hasil hutan bukan kayu lainnya, hingga sarang burung, itu berkontribusi mendongkrak nilai ekspor Republik Indonesia periode Maret 2020. Hal itu dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto. Ia mengatakan, nilai ekspor selama

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

bulan Maret 2020 tercatat sebesar US$14,09 miliar, naik 0,23% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm), dan naik 0,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Berdasarkan sektornya, hanya ekspor pertanian yang mengalami kenaikan secara bulanan maupun tahunan. Ekspor pertanian mencapai US$320 juta, naik 6,10% (mtm) dan naik 17,82% (yoy). Sedangkan nilai ekspor migas mencapai US$670 juta, turun 40,91% (yoy). Namun ekspor nonmigas mencapai US$ 13,42 miliar atau naik 3,38% (yoy).

Menyimak hal-hal tersebut, tentu harapan besar tertanam dari peristiwa penandatanganan MoU Perum Perhutani bersama Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengenai Peningkatan Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian. Mudahmudahan kerja sama tersebut dapat menghasilkan hal-hal positif. Termasuk peningkatan komoditas tanaman herbal di lahan hutan Perhutani, yang berarti juga mengoptimalkan lahan Perhutani. • DR/PR/2021-VII-22

DUTA Rimba 39


RIMBAKHUSUS

Menggugah Upaya Pengurangan Emisi dan Pengukuran Dekarbonisasi

U

paya untuk mengurangi emisi dan dekarbonisasi itu dilakukan dengan menggugah kesadaran bersama untuk ikut melakukan upaya tersebut. Di dalam rangka itulah, Perhutani menggelar Focus Group Discussion (FGD) dekarbonasi hutan secara daring dengan Anggota Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. FGD yang diselenggarakan pada Kamis, 12 Agustus 2021, itu terkait pembahasaan tentang upaya pengurangan emisi dan pengukuran dekarbonisasi. Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro bersama jajaran Direksi dan Sekretaris Perusahaan. Juga hadir Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring, Pelaporan dan Verifikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Syaiful Anwar. Turut hadir pula jajaran direksi anak perusahaan Perum Perhutani. Di kesempatan itu, Wahyu Kuncoro menjelaskan, Perum Perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang kehutanan akan berperan untuk mengurangi dekarbonasi di kawasan hutan Indonesia. “Sesuai dengan mandat Kementerian BUMN, bahwa Perum Perhutani

40 DUTA Rimba

akan berfokus untuk mengurangi karbon dan mencari inovasi agar jumlah karbon di Indonesia berkurang,” kata Wahyu. Wahyu menambahkan, kawasan hutan Pulau Jawa dan Madura dibagi atas hutan produksi, hutan produksi terbatas, dan hutan lindung. Luas kawasan hutan itu adalah 2,4 juta hektare. “Kami juga menghitung gas karbon emisi sendiri dan mengikuti data gas emisi yang ada serta mencocokkan data tersebut,” tutur Wahyu. Di kesempatan yang sama, Syaiful Anwar menjelaskan, target tahun ini pihaknya akan berfokus dalam program Net Zero Emission 2050 untuk mengurangi jumlah zat karbon di kawasan hutan Indonesia. Kegiatan pengurangan gas emisi sesuai dengan kegiatan REDD+. Beberapa poin kegiatan pengurangan emisi itu antara lain adalah: pengurangan emisi dari deforestri (reducing emission from deforestation), pengurangan emisi degradasi hutan (reducing emission from forest degradation), peningkatan peran konservasi (role of conservation), pengelolaan hutan lestari (sustainable management of forest), dan peningkatan stok karbon hutan (enhancing forest carbon stock). Syaiful Anwar menambahkan, data perhitungan gas karbon emisi di Perum Perhutani akan masuk ke

dalam perhitungan gas karbon emisi nasional. “Untuk mengurangi efek dari zat karbon yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan, maka harus ada langkah mitigasi untuk mengurangi efek tersebut, dengan menjalankan pengelolaan hutan berkelanjutan dan merehabilitasi kawasan hutan,” katanya.

Kurangi Efek Zat Karbon Emisi merupakan zat-zat pembuangan yang beracun dan dapat membahayakan makhluk hidup serta mencemari lingkungan. Emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon. Contoh dari emisi karbon ialah CO2, gas pembuangan dari pembakaran bensin, solar, kayu, daun, gas LPG, dan bahan bakar lain yang mengandung hidrokarbon. Emisi karbon merupakan salah satu penyumbang pencemaran udara yang berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan. Emisi karbon dapat menyebabkan dampak besar semisal perubahan iklim yang tak menentu yang dapat mengakibatkan banjir, kelaparan, hingga ketidakstabilan ekonomi. Selain itu, jika dibiarkan terus menerus, emisi karbon juga bisa mengakibatkan suhu udara meningkat dan menyebabkan pemanasan global. Hal ini

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Hendra Jaya/Kompersh Kanpus

Sebagai BUMN yang bergerak di bidang kehutanan, Perum Perhutani punya peran untuk ikut berupaya mengurangi dekarbonasi di kawasan hutan Indomesia. Komitmen untuk berperan aktif dalam upaya tersebut akan terus dipegang teguh oleh insan-insan Perhutani. Salah satu wujudnya terlihat ketika Perhutani bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) terkait pembahasaan upaya pengurangan emisi dan pengukuran dekarbonisasi.

tentu sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup yang ada di Bumi. Oleh karena itu, penting untuk mencegah pemakaian emisi karbon yang berlebihan untuk keberlangsungan hidup yang lebih baik. Sesuai Paris Agreement 2015, masyarakat dunia sepakat untuk mendukung penurunan emisi karbon. Salah satunya, pemerintah

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

sering mengampanyekan Program Langit Biru dengan mengajak warga menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang lebih ramah lingkungan. Sebab, jika emisi karbon di Indonesia tetap tinggi, akan memicu global warming yang menimbulkan perubahan iklim. Apalagi jika muka air laut naik 0,6 meter sampai 2 meter di akhir abad ini. Hal itu bisa merugikan sekitar 23 juta penduduk Indonesia.

Jadi, ketika bumi semakin panas akibat global warming (pemanasan global), emisi karbon menjadi sorotan para ilmuwan dunia. Global warming terbukti telah memicu perubahan iklim, semisal terjadinya perubahan cuaca menjadi tak menentu, banyak terjadi bencana alam, kekeringan, dan dampak buruk lainnya. Karena itu, sebanyak 195 negara dunia, termasuk Indonesia, menandatangani Paris

DUTA Rimba 41


Foto: Hendra Jaya/Kompersh Kanpus

RIMBAKHUSUS

Agreement 2015 untuk menekan emisi karbon guna mencegah kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celcius. Sebagai wujud komitmen penurunan emisi karbon tersebut, Indonesia telah meratifikasi Paris Agreement 2015 dalam UndangUndang Nomor 16 Tahun 2016. Target nasional pengurangan emisi negara atau nationally determined contribution (NDC) di Indonesia adalah 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan bantuan internasional di 2030. Namun upaya penurunan emisi karbon di Indonesia dinilai kurang optimal. Misalnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pernah mengatakan, target penurunan karbon sebesar 29% yang dilakukan Indonesia pada 2030 diperkirakan tidak akan tercapai karena masyarakat Indonesia masih gemar menggunakan energi fosil, termasuk BBM kotor sejenis Premium dan Solar. Secara geografis, Indonesia sangat rentan dengan pemanasan

42 DUTA Rimba

global yang memicu kenaikan permukaan air laut. Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan puluhan juta orang hidup di pesisir, risikonya menjadi berlipat ganda. Jadi, saatnya untuk peduli.

Efek Rumah Kaca Seringkali kita tak menyadari, kebiasaan dalam kehidupan seharihari ternyata cukup konsumtif dan boros energi. Misalnya, meninggalkan lampu yang menyala di kamar yang kosong, memakai sedotan untuk minum, setiap hari membeli air minum dalam kemasan, menggunakan plastik sebagai kantong untuk membawa barang, hingga membuang-buang kertas yang sebenarnya masih bisa kita pakai. Banyaknya perilaku konsumtif dan boros energi tersebut membuat situasi dan kondisi lingkungan menjadi lebih tidak nyaman. Hasil emisi yang dihasilkan oleh perilaku konsumtif dan boros energi ini membuat lingkungan kita menjadi kotor dan tidak sehat. Polusi itu

menghasilkan situasi yang bernama efek gas rumah kaca. Efek rumah kaca merupakan sebuah proses dari suatu pemanasan, atau kondisi bumi yang mengalami pemanasan dan suhunya akan terus mengalami peningkatan. Di saat seperti itu, keadaan suhu bumi bisa nyaris tidak ada bedanya antara suhu pada malam ataupun siang hari. Kondisi tersebut bisa menimbulkan ketidakseimbangan pada alam dan ekosistem yang ada di sekitarnya. Secara alamiah, efek gas rumah kaca dihasilkan dari kegiatan seharihari manusia. Namun, sejak tahun 1950-an efek gas CO2 dan juga metana meningkat secara drastis. Sebabnya adalah industri semakin maju yang berbanding lurus dengan konsumsi energi. Pada dasarnya, efek rumah kaca memang dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi, agar perbedaan suhu antara siang dan malam tidak terlalu besar. Namun, efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan global, dimana suhu di

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Hendra Jaya/Kompersh Kanpus

bumi akan naik secara signifikan, yang ditandai hal-hal antara lain mencairnya es di kutub, rusaknya ekosistem, naiknya ketinggian permukaan air laut, dan perubahan iklim yang ekstrim. Jika melihat beberapa tahun belakang ini, penyebab terbesar dari efek gas rumah kaca adalah gas karbon dioksida. Gas ini terdiri dari karbon dan oksigen. Karbon dioksida banyak terdapat di sekitar

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

kita. Selain dari proses pernafasan, karbon dioksida juga berasal dari makhluk hidup yang membusuk, bahan bakar fosil berupa batu bara dan minyak bumi, serta hampir seluruh aktivitas manusia yang membutuhkan listrik atau konsumsi dan penggunaan barang yang diproduksi dengan mesin, menghasilkan karbon dioksida. Jika jumlahnya berlebih, gas rumah kaca tentu akan berdampak

negatif yang merugikan manusia dan juga lingkungan. Jika gas rumah kaca sudah terlalu banyak, maka dapat menyebabkan iklim menjadi tidak stabil. Suhu di bumi ketika memasuki musim kemarau ataupun musim dingin menjadi ekstrim. Bahkan bisa menyebabkan musim mengalami pergeseran apabila gas tersebut sudah berada dalam level yang berbahaya. Gas rumah kaca yang terlalu banyak juga akan membuat suhu bumi meningkat. Gas yang terlalu banyak di atmosfer dapat menyebabkan terperangkapnya panas matahari di bumi. Gas tersebut menyebabkan suhu bumi akan meningkat, sehingga ekosistem yang ada akan terganggu apabila peningkatan ini terjadi secara terus menerus. Maka, penting bagi manusia untuk memiliki kesadaran bersama untuk melakukan upaya-upaya mengurangi emisi dan menurunkan kadar karbon. Termasuk dengan menggugah kesadaran bersama untuk ikut melakukan upaya tersebut. • DR/PR/2021-VIII-20

DUTA Rimba 43


RIMBAKHUSUS

Perhutani dan PTPN III Holdings

Launching

Plantation & Forestry Institute (PFI) Perhutani tak henti memberikan kontribusi terhadap pengelolaan dan pengembangan hutan dan tanaman. Yang terbaru, Perhutani berkolaborasi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holdings, untuk membidani kelahiran lembaga bernama Plantation and Forestry Institute (PFI) klaster Perkebunan & Kehutanan. Peluncuran lembaga itu dilakukan di awal Juli 2021. Ini merupakan sebuah bentuk kontribusi positif bagi industri perkebunan dan kehutanan Indonesia.

S

ebuah langkah baik terayun pada Jumat, 2 Juli 2021. Di hari itu, Perum Perhutani bersama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holdings mengadakan Launching lembaga Plantation and Forestry Institute klaster Perkebunan & Kehutanan. Acara peluncuran lembaga tersebut dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting. Acara tersebut dihadiri sejumlah undangan. Di antaranya adalah Asisten Deputi Bidang Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN (KBUMN), Imam Bustomi; Segenap Dewan Pengawas dan Direksi Perum Perhutani; Kepala Perhutani Forestry Institute (PeFI); Komisaris dan Direksi PTPN Holding; serta tamu undangan lainnya. Peluncuran lembaga itu merupakan perwujudan inisiatif Prioritas Strategis Kementerian BUMN, yaitu Transformasi Fungsi

44 DUTA Rimba

Learning Center/Corporate University, Research Centre & Innovation Centre yang terintegrasi dan terkonsolidasi pada klaster BUMN. Di dalam pelaksanaan selanjutnya, Holding Perkebunan Nusantara ditunjuk sebagai lead dalam menjalankan fungsi learning, research dan innovation pada klaster perkebunan dan kehutanan.

Dorong Agar Jadi Master Di kesempatan itu, Imam Bustomi tampil sebagai Keynote Speecher. Ia mengungkapkan bahwa sesuai dengan Surat Edaran Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SE-1/MBU/02/2021 tentang Transformasi Fungsi Learning Center/Corporate University, Research Center, dan Innovation Center Badan Usaha Milik Negara, maka Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan terus mendorong BUMN untuk berinovasi dalam pengembangan Learning dan

Research di klaster Perkebunan dan Kehutanan. “Kita akan dorong karyawan yang berada di klaster Perkebunan dan Kehutanan untuk secara proaktif mau menjadi master sehingga pada akhirnya dapat menjadi masterpiece,” kata Imam. Imam melanjutkan, Kementerian BUMN akan mendorong learning institute dan research intitute Indonesia plantation and forestry agar dapat berjalan optimal. Salah satunya adalah dengan melahirkan sosok terbaik dengan dedikasi tinggi di bidangnya. Imam juga menyatakan bahwa kolaborasi learning dan research center dari klaster perkebunan dan kehutanan ini diharapkan akan menghasilkan world class leader & talents, world class management practices, world class digital capabilities dan world class technology & innovation capabilities. “Oleh karena itu, learning institute dan research intitute

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Ardya Setya/Kompersh Kanpus

Indonesia plantation and forestry harus kita dorong menjadi adaptive learning organizations, sehingga objective yang saya sampaikan tadi dapat tercapai, bahwa kita akan menghasilkan Best CEO atau talent di industri plantation and forestry,” terang Imam. Imam juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran peserta. Selanjutnya, Imam menyampaikan bahwa pihaknya akan terus

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

mendorong agar individu BUMN dapat menghasilkan karya, dan korporasinya menghasilkan mahakarya. Sehingga, kumpulan mahakarya-mahakarya tersebut akan dapat menghantarkan kita kepada Indonesia Emas.

Visi dan Misi Sementara itu, dalam sambutannya, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro,

menyampaikan bahwa Perum Perhutani sebagai anggota klaster Perkebunan dan Kehutanan akan mengikuti Lead dari Perkebunan. Dan pihaknya telah menindaklanjuti pembentukan Plantation and Forestry Institute (PFI) yang akan menjadi jembatan untuk learning institute dan research institute cluster, sehingga dapat terus dikembangkan karena merupakan hal yang penting dan mendasar,

DUTA Rimba 45


RIMBAKHUSUS

Foto: Ardya Setya/Kompersh Kanpus

serta akan terus berkoordinasi dengan semua pihak, khususnya Kementerian BUMN. “Perum Perhutani merupakan BUMN pengelola hutan dengan luas 2,4 juta hektare dan PTPN memiliki lahan seluas 1,1 juta hektare. Menurut saya, hal ini merupakan potensi yang luar biasa untuk dikembangkan, sehingga akan terjalin sinergi bisnis antara Perum Perhutani dengan PTPN untuk meningkatkan kontribusi bagi negara dan sosial masyarakat, baik sekitar hutan maupun sekitar perkebunan,” ungkap Wahyu. Plantation and Forestry Institute (PFI) mengemban visi dan misi penting. Visi PFI adalah menjadi research dan learning institute yang mampu mendukung pengembangan

46 DUTA Rimba

bisnis perusahaan, kebijakan nasional, serta menjadi excellence learning partner dan agen perubahan di industri perkebunan dan kehutanan. PFI juga mengusung enam Misi di dalam kegiatannya. Pertama, Menghasilkan produk unggul dan teknologi untuk memenuhi kebutuan industri perkebunan dan kehutanan. Kedua, Menghasilkan kajian (policy) sebagai pusat rujukan dalam pengambilan kebijakan perkebunan dan kehutanan nasional. Ketiga, Melakukan pengawalan penerapan teknologi dan perencanaan investasi khususnya perkebunan dan kehutanan. Keempat, Melakukan komersialisasi hasil riset dan jasa kepakaran serta menghasilkan karya tulis

ilmiah yang diterbitkan pada jurnal terakreditasi baik nasional maupun internasional. Kelima, Menjalankan program-program pembelajaran dan pengembangan bagi industri perkebunan dan kehutanan. Dan keenam, Menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing melalui peningkatan kompetensi (capacity building).

Transformasi Lebih Cepat PFI akan didorong untuk menjadi lembaga think thank di industri perkebunan dan kehutanan. “Strategi bisnis, teknik operasional maupun kebijakan-kebijakan yang akan mendukung pertumbuhan, baik untuk Perhutani maupun PTPN, kami harapkan dapat muncul dari PFI melalui kapabilitas dan sumber daya yang dimiliki,” jelas Wahyu Kuncoro. Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan bahwa acara ini merupakan hal yang sangat penting sebagai landasan bagi PTPN untuk melaksanakan transformasi lebih cepat. Sehingga, apa yang menjadi harapan pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan dapat segera terwujud. “Kolaborasi antara PTPN dengan Perum Perhutani diharapkan dapat meningkatkan laba dan value dari sektor Perkebunan dan Kehutanan,” jelas Abdul. Abdul Ghani menambahkan, dengan menggambarkan pada “Tiga Helai Daun” dalam pendirian Plantation & Forestry Research and Learning Institute ini sebagai tempat untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi bagi bangsa. Dengan misi utama menjalankan kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengembangan inovasi dalam klaster perkebunan dan kehutanan. • DR/PR/2021-VII-14

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 47


ENERGI POSITIF MEMAJUKAN PERHUTANI MELALUI

QURBAN DAN PERINGATAN HUT RI

48 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


LENSA

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 49


50 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


LENSA

NO. 91 55 •• TH. TH. 15 9 • NOVEMBER JULI - AGUSTUS - DESEMBER • 2021 • 2014

DUTA Rimba 51


KEBIJAKAN ANTI PENYUAPAN PERUM PERHUTANI ISO 37001:2016

1 Mematuhi peraturan perundang-undangan anti penyuapan baik Internasional maupun Nasional, melakukan pengelolaan manajemen anti penyuapan secara berkelanjutan serta memberikan sanksi terhadap penyimpangan yang terjadi.

Menerapkan secara konsisten dan meningkatkan secara berkelanjutan sistem manajemen anti penyuapan sesuai standar ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan untuk mencapai Visi Misi Perusahaan

2


3

INTIKU Integritas Inovatif Fokus pada

pelanggan

Unggul

Membangun budaya anti penyuapan melalui tata nilai INTIKU (Integritas, Inovatif, Fokus pada pelanggan, Unggul) secara berkelanjutan dengan dilandasi itikad baik dan keyakinan yang wajar, tanpa takut terhadap tindakan balasan

4

Melarang dan menolak praktik penyuapan, pemberian komisi, gratifikasi, hadiah dan jamuan yang berlebihan.

5 Membentuk Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan yang memiliki kewenangan dan kemandirian yang memadai.


SOBATRIMBA

54 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 55


SOBATRIMBA

56 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 57


LINTASRIMBA

Perhutani Tandatangani RKU dan RKT LMDH di Wilayah

Banyuwangi Selatan Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jati Mulyo dan KTH Tambak Agung. Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Panca Putra M. Sihite, mengatakan, RKU dan RKT bagi pemegang ijin Surat Keputusan (SK) Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) harus

dibuat sebagai pegangan dalam melaksanakan pemanfaatan kawasan hutan di wilayah pangkuannya. Menurut Panca, semua rencana ataupun program yang akan dilaksanakan dituangkan di dalamnya dan dicocokkan dengan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) Perhutani. “Tentunya harus mendapat pengesahan dulu dari Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabalnusra),” tambah Panca. Sementara Ketua LMDH Jati Mulyo, Isroni, mengatakan, dalam pembuatan RKU dan RKT ini pihaknya selalu berkoordinasi dengan Perhutani, agar apa yang dilakukan dalam pemanfaatan kawasan hutan tidak melanggar aturan. “Kami sebagai mitra Perhutani selalu siap bekerjasama dalam segala bidang,” katanya. • DR/Bws/JK

Foto : Djoko Suprianto/Kompersh KPH Banyuwangi Selatan

Banyuwangi Selatan Bertempat di Kantor Wakil Administratur Utama Benculuk, Rabu, 21 Juli 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan menandatangani usulan Rencana Kerja Usaha (RKU) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Lembaga

58 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 59


LINTASRIMBA

Perhutani KPH Blora Sediakan 222,78 Hektare untuk Agroforestry

Tanaman Tebu

60 DUTA Rimba

Widodo menegaskan, kerja sama harus jujur dan terbuka, sehingga barokah menaungi hak dan kewajiban tiap-tiap LMDH. Camat Kunduran, Hartanto Wibowo, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani KPH Blora atas diresmikannya PKS agroforestry tanaman tebu masyarakat yang

dilakukan dengan enam LMDH di wilayah Kecamatan Kunduran dan Kecamatan Todanan. Adanya PKS agroforestry tanaman tebu, maka akan menciptakan lapangan kerja bagi warga masyarakat Kunduran dan Todanan. Pihaknya berkomitmen, masyarakat akan turut serta menjaga kelestarian hutan dan lingkungan. • DR

Foto : KompershKPH Blora

Blora - Lahan seluas 222,78 hektare disediakan Perhutani KPH Blora untuk agroforestry tanaman tebu. Lahan tersebut nantinya dikelola berdasarkan kerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Direncanakan, lahan dalam kerja sama agroforestry tanaman tebu itu berada di BKPH Kalonan dan Ngawenombo. Pengelolaan lahan tersebut diawali dengan penandatangan perjanjian kerja sama (PKS) antara LMDH dan Perhutani KPH Blora, pada Rabu, 28 Juli 2021. Menurut Administratur Perhutani KPH Blora, Agus Widodo, penandatanganan PKS agroforestry merupakan bagian dari penanganan tenurial tebu dalam kawasan hutan. Harapannya, hal itu dapat memberikan manfaat ekonomi, ekologi, dan sosial bagi warga sekitar hutan. Sehingga, kesejahteraan mereka diharapkan dapat meningkat. “Semoga kerja sama ini menjadi momentum yang bagus dalam rangka pengelolaan hutan di kawasan Perhutani KPH Blora, sehingga terwujud fungsi dan manfaat hutan lestari dan masyarakat sejahtera,” kata Agus Widodo. Kerja sama itu mengacu pada Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 682 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Hutan (SDH) bersama masyarakat (PHBM). Sharing sesuai ketentuan yang disepakati dalam PKS adalah 70% untuk penggarap dan 30% untuk Perhutani. Agus

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 61


LINTASRIMBA

PeFI Jadi Tempat Asesmen Perumda

Tirta Taman Sari Madiun, bagi pelanggan eksternal. Sebanyak 68 orang mengikuti kegiatan itu sebagai peserta. Mereka terdiri dari pegawai setingkat pejabat struktural serta staf Perumda Air Minum Tirta Taman Sari. Menurut Kepala Seksi Utama Bagian Assesment Center PeFI, Tinova Tetiana, pelaksanaan kegiatan asesmen tersebut melewati beberapa tahap. Yaitu psikotes, wawancara, serta diskusi kelompok bagi pegawai setingkat pejabat struktural. Pihaknya pun menyatakan apresiasi atas kepercayaan Perumda Tirta Taman Sari kepada mereka.

DR/Dik/Rb

Foto : Kompersh PeFi Madiun

Madiun - Pemerintah Daerah Kota Madiun kembali memberikan kepercayaan kepada Assesment Center Perhutani Forestry Institute (PeFI) untuk melaksanakan kegiatan Asesmen. Kali ini, PeFI mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan Asesmen Pegawai Perumda Air Minum Tirta Taman Sari Kota Madiun, Jawa Timur. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 2 hari, tanggal 23 – 24 Agustus 2021. PeFI Assessment Center merupakan layanan jasa asesmen dari Perhutani Forestry Institute di

“Kami berterima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan Pemerintah Kota Madiun untuk melaksanakan proses Asesmen terhadap Pegawai Perumda Air Minum Tirta Taman Sari. Harapan kami, semoga hubungan kerja sama ini dapat terus berlanjut,” katanya. Sementara itu, Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Taman Sari, Suyoto, mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Perumda Tirta Taman Sari. “Asesmen merupakan salah satu alat ukur yang memiliki akurasi tinggi, terutama dalam hal penilaian dan peningkatan kompetensi pegawai. Sehingga melalui kegiatan ini diharapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat meningkat menjadi lebih profesional dan disiplin,” katanya. •

62 DUTA Rimba

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 63


LINTASRIMBA

Perhutani Buka Kembali Wisata Konservasi Penangkaran Rusa di Bogor

Foto : Rangga Kusuma/Kompersh KPH Bogor

Bogor - Perhutani KPH Bogor, Selasa, 24 Agustus 2021, membuka kembali wisata konservasi Penangkaran Rusa. Pembukaan Wisata Penangkaran Rusa yang berada di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cariu, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jonggol, KPH Bogor, tersebut sesuai Keputusan Bupati

64 DUTA Rimba

Bogor tentang Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar pra Adaptasi Kebiasaan Baru menuju masyarakat sehat, aman, dan produktif, melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level-3 Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Bogor. Keputusan tersebut menyatakan,

pada masa pemberlakuan PPKM Level 3 Covid-19, penutupan dilakukan di semua lokasi obyek wisata kecuali Wisata Penangkaran Rusa RPH Cariu, BKPH Jonggol, mulai tanggal 24 Agustus sampai 30 Agustus 2021. Administratur Perhutani KPH Bogor melalui Asisten Perhutani (Asper) BKPH Jonggol, Wawan, menyampaikan, telah menyosialisasikan kepada masyarakat melalui media sosial maupun informasi publik, bahwa obyek Wisata Penangkaran Rusa telah dibuka kembali untuk umum dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. “Pada hari pertama pembukaan, wisatawan sudah ada yang datang ke lokasi. Di sana kami menerapkan protokol kesehatan yang ketat kepada para pengunjung, mulai dari pengukuran suhu tubuh, mencuci tangan dengan handsanitizer, wajib menggunakan masker, dan membatasi jumlah pengunjung yang masuk ke areal wisata,” ujarnya. Sementara salah seorang pengunjung yang juga warga Desa Cariu, Jajang, mengatakan, banyak wisatawan lokal yang datang ke obyek wisata itu untuk melepas kejenuhan, karena selama masa PPKM hanya melakukan aktivitas di rumah. “Saya dan keluarga sangat gembira dengan dibukanya obyek Wisata Penangkaran Rusa ini, mengingat hanya lokasi wisata Penangkaran Rusa yang dibuka, dan lokasi ini masih memiliki nuansa alam yang asri serta udara yang segar,” pungkasnya. • DR/Bgr/mul

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 65


LINTASRIMBA

Perhutani KPH Surakarta

Surakarta - Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta membimbing mahasiswa Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD), Program Studi Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat, 20 Agustus 2021. Bimbingan dilakukan dalam rangka Kerja Praktik mahasiswa tersebut, di Ruang Rapat Kantor Perhutani KPH Surakarta. Kerja praktik itu dilaksanakan di Perhutani KPH Surakarta selama 1 bulan mulai 1 Juli sampai 20 Agustus 2021. Kepala Sub Seksi (KSS) Komunikasi Perusahaan Perhutani KPH Surakarta, Kusdaryono, bersama KSS Tanaman dan Lingkungan, Sunarto, didapuk sebagai mentor para mahasiswa. Para mahasiswa ITS itu menjalani kerja praktik dalam upaya mendapatkan gambaran nyata tentang penerapan ilmu atau teori yang telah diperoleh melalui perkuliahan, dan membandingkannya dengan kondisi riil di lapangan. Para mahasiswa itu

66 DUTA Rimba

Foto : Yuniar Purnomo/Kompersh KPH Surakarta

Bimbing Mahasiswa ITS Surabaya

juga mengumpulkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk tugas akhir bidang perlindungan hutan dan konservasi alam. Administratur Perhutani KPH Surakarta mengatakan, pihaknya akan berusaha menyajikan data yang sekiranya dibutuhkan mahasiswa tersebut. “Semoga kerja praktik di lingkup kerja Perhutani ini bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa, terutama untuk memeroleh pengalaman kerja di lapangan sesuai bidang yang dipelajari,” ujarnya. Sementara itu, Koordinator

Kerja Praktik Fakultas FSAD ITS Surabaya, Muhammad Ariffudihin, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani KPH Surakarta yang telah bersedia memfasilitasi, mengarahkan dan membagi pengetahuan dalam penyelesaian pekerjaan yang ada di Perhutani. “Di sini sangat menarik karena pengaplikasian ilmu yang ada di biologi itu diterapkan secara langsung ke lapangannya. Meski kita di lapangan hanya sehari, namun ke depannya kami akan menerapkan ilmu yang didapat,” pungkasnya. • DR/Ska/Ipk

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Perhutani dan Kwarda Jateng

Gelar Talk Show Saka Wanabakti Layanan Masyarakat yang diikuti seluruh Anggota Saka Wanabakti lingkup Jawa Tengah. Para pemenangnya adalah Pangkalan Wonosobo (Juara 1), Pangkalan Banyumas (Juara 2), dan Pangkalan Randublatung (Juara 3). Di kesempatan itu, Wakil Kepala Perum Perhutani Divre Jateng yang sekaligus Ketua Pinsaka Jateng, Dhadut Sujanto, menyampaikan harapannya untuk Anggota Saka Wanabakti. “Sesuai tema Berbakti

Tanpa Henti, kami berharap Anggota Saka Wanabakti untuk dapat selalu berkarya, mewujudkan Pramuka yang tangguh dan tumbuh serta peduli sesama. Kepada segenap pinsaka agar mendorong regenerasi dan reaktualisasi terhadap Anggota Saka Wanabakti,” ujarnya. Di kesempatan yang sama, Ketua Kwarda Jateng yang diwakili Sekretaris Kwarda Jateng, Ahmad Istajib, mengapresiasi semangat dan kinerja Saka Wanabakti. “Semoga langkah kecil yang dilaksanakan Tim Saka Wanabakti untuk tetap berkarya dan mengedukasi masyarakat bisa benar-benar bermanfaat positif,” katanya. Salah satu Anggota Saka Wanabakti, Ema, sangat bersyukur dan berterimakasih karena sudah memenangkan lomba Video Iklan Layanan Masyarakat. Ema berharap video-video yang dibuat Saka Wanabakti bisa bermanfaat bagi masyarakat. • DR/DivreJateng/Isa

Foto : Tantida Isa/Kompersh Divre Jateng

Jawa Tengah - Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah dan Kwartir Daerah (Kwarda) Jateng menyelenggarakan kegiatan Talk Show secara virtual bertema “Berbakti Tanpa Henti”, di Kantor Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Sabtu, 28 Agustus 2021. Acara itu menjadi puncak dari rangkaian acara Bulan Bakti Pramuka Ke-60. Talk Show tersebut sekaligus mengumumkan pemenang lomba video Iklan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 67


LINTASRIMBA

Polinema Gandeng Perhutani, Dukung Elektrifikasi

Foto : Hadi Mustofa/Kompersh KPH Malang

di Coban Tarzan

Malang - Dosen dan mahasiswa, Tim Politeknik Negeri Malang (Polinema), melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), kembali berpartisipasi dalam pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Salah satunya yaitu dengan mendukung elektrifikasi di salah satu kawasan wisata alam Air Terjun, Coban Tarzan. Tim Polinema, yang terdiri dari 5 dosen dan 12 mahasiswa dari Program Studi (prodi) Teknik Listrik dan Sistem Kelistrikan ini, bekerja sama dengan Perum Perhutani Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sukopuro yang bermitra dalam Pemanfaatan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro (PLTPH). Air terjun Coban Tarzan terletak di Dusun Krajan, Desa Taji, Kecamatan JabungKabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasi wisata tersebut saat ini sedang

68 DUTA Rimba

berkembang. Sehingga, dibutuhkan pasokan energi listrik yang memadai, baik untuk penerangan maupun pengisian daya baterai handphone. “Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian nyata Polinema. Pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh meliputi pemasangan turbin dan generator, pemasangan panel listrik, serta pekerjaan instalasi listrik,” ujar salah satu dosen sekaligus peserta PkM, Mohammad Noor Hidayat, ST, MSc, PhD. Sumber daya air di area air terjun, disebutnya telah dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik melalui teknologi PLTPH. Teknologi itu diaplikasikan menggunakan turbin air tipe overshot dengan daya generator sebesar 270 W. Sebagai informasi, teknologi yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebenarnya tidak jauh berbeda dengan PLTPH.

Perbedaannya terletak pada output yang dihasilkan. Meskipun tenaga airnya sama-sama berasal dari air terjun, kapasitas untuk PLTPH kurang dari 5 kW. Sedangkan pada PLTMH kapasitas tenaga yang dihasilkan bisa mencapai 5 sampai 500 kW. Perum Perhutani RPH Sukopuro selaku mitra kerja dalam kegiatan ini, berpartisipasi memberikan izin pemanfaatan aliran sungai dan pemanfaatan lahan untuk pemasangan. Tak hanya itu, Perhutani juga memberikan kontribusi dalam kesinambungan pemeliharaan dan pengoperasian PLTPH yang telah dibangun. “Acara serah terima alat Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro dihadiri oleh Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH) Sukopuro, Agung Purwito, dan Pengelola Wisata Alam Air Terjun, Khusnul Ma’ari, 21 Agustus 2021,” kata Noor Hidayat. Lima dosen yang melaksanakan kegiatan PKM itu adalah Mohammad Noor Hidayat, ST, M.Sc, PhD; Ferdian Ronilaya, ST, M.Sc, PhD; Irwan Heryanto, ST, MT; Sapto Wibowo, ST, M.Sc, PhD; dan Muhammad Fahmi Hakim, ST, MT. Sebanyak 12 mahasiswa yang ikut terlibat dalam kegiatan itu adalah Alvian Satrio Utomo, Meicho Iswandha Yusuf, Mochamad Yani Setyawan, Denny Ramadhan Putra, Erika Nureza Novianty, Rizal Mulya Adirisando, Alifya Anggi Maydita, Bella Wiji Lestari, Raden Fariz Satrio Mahendra Putra, Dicky Ary Setiawan, Gigih Shandy Nugroho, dan Muhammad Rifqi Jodi Fismanda. • DR

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 69


WARISANRIMBA

Nilai Konservasi Tinggi

di Situs Bukit Hud Di Kebumen, orang mungkin sudah mengetahui Pantai Karangbolong, Pantai Suwuk, dan Pantai Petanahan, yang semuanya memiliki keindahan alam yang begitu indah. Tetapi mungkin tak banyak yang tahu bahwa pemandangan ketiga pantai itu terlihat begitu eksotis jika dipandang dari atas Bukit Hud. Situs Bukit Hud sendiri merupakan salah satu lokasi penting karena termasuk Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) di wilayah hutan Perhutani KPH Kedu Selatan. Kini, KBKT Bukit Hud Kebumen pun menjadi spot indah bagi para pemburu foto selfie berlatar pemandangan indah dari ketinggian.

70 DUTA Rimba

S

itus Bukit Hud merupakan salah satu lokasi yang termasuk ke dalam Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT). Tepatnya, Bukit Hud terdapat di wilayah hutan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan. Secara administratif, Bukit Hud terletak di wilayah Desa Karang Bolong, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Saat ditemui di sela-sela aktivitasnya di hari Kamis, 19 Agustus 2021, Administratur Perhutani KPH Kedu Selatan, Komarudin, mengatakan, di dalam kawasan hutan Bukit Hud itu terdapat beberapa tempat yang digunakan masyarakat setempat untuk kegiatan spiritual maupun budaya. Keberadaan tempattempat yang berhubungan dengan kegiatan spiritual masyarakat itulah yang membuat kawasan Bukit Hud umumnya disebut “Situs”. “Di kawasan hutan Kedu Selatan sendiri terdapat 33 situs yang tersebar di lima Kabupaten, yakni Purworejo, Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, dan Kebumen. Situs-situs tersebut perlu dijaga kelestariannya sesuai dengan makna dari Visi Perhutani yaitu menjadi perusahaan pengelola hutan berkelanjutan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto : Y. Niken Anggraeni/Kompersh KPH Kedu Selatan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 71


WARISANRIMBA dan bermanfaat bagi masyarakat,” terangnya. Lebih lanjut, Komarudin menjelaskan bahwa Situs Bukit Hud berada dalam pangkuan hutan Petak 59 B, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sikayu, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gombong Selatan, KPH Kedu Selatan. Selain Situs Bukit Hud, di BKPH Gombong Selatan

juga terdapat 4 situs lainnya, yaitu Situs Arya Pengilon, Situs Singabranti, Situs Kyai Surti, dan Situs Watu Gong. “Silakan masyarakat menggunakan situssitus tersebut. Namun harus tetap menjaga kelestarian lingkungan serta mematuhi peraturan yang telah ditetapkan,” tambahnya. Sementara itu, seorang sesepuh dari Desa Karang Bolong, Sugiman,

menceritakan bahwa Situs Bukit Hud merupakan lokasi yang sering digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan ritual. Biasanya kegiatan ritual tersebut dilakukan setiap malam Jumat kliwon dan Selasa kliwon. Di malam-malam itu, Situs Bukit Hud menjadi tempat yang ramai. “Terima kasih Perhutani telah mengijinkan kami masyarakat Karangbolong memanfaatkan tempat ini,” pungkas Sugiman.

Foto : Y. Niken Anggraeni Kompersh KPH Kedu Selatan

Eksotis dan Indah

Bukan sekadar tempat kegiatan ritual. Situs Bukit Hud juga memiliki spot yang menarik untuk tempat selfie yang Instagramable. Apalagi, dari atas ketinggian Bukit Hud, pesona keindahan alam Pantai Karangbolong, Pantai Suwuk, serta Pantai Petanahan, terlihat begitu eksotis dan indah. 72 DUTA Rimba

Sebagai situs yang berhubungan dengan kegiatan spiritual masyarakat dan termasuk kawasan bernilai konservasi tinggi, Bukit Hud berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata alam dan religi. Apalagi lokasinya cukup strategis dan dekat dengan pantai-pantai memesona. Situs Bukit Hud tepatnya berada di sebelah barat Pantai Karang Bolong. Lokasinya sekitar 40 km dari Kota Kebumen. Bukan sekadar tempat kegiatan ritual. Situs Bukit Hud juga memiliki spot yang menarik untuk tempat selfie yang Instagramable. Apalagi, dari atas ketinggian Bukit Hud, pesona keindahan alam Pantai Karangbolong, Pantai Suwuk, serta Pantai Petanahan, terlihat begitu eksotis dan indah. Maka tak salah jika Situs Bukit Hud kini beranjak pula menjadi obyek wisata alam yang berpotensi menjadi unggulan. Di lokasi obyek wisata alam Bukit Hud di Kebumen, pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan melalui medan jalan setapak yang menanjak dan terjal sepanjang 200 meter, dengan melalui anak tangga yang telah disediakan pengelola. Setelah melalui jalan yang cukup terjal itu, pengunjung Bukit Hud akan tiba di lokasi spot yang menjadi tempat

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


tujuan akhir perjalanan. Di spot itu, tersaji pemandangan alam yang eksotis dan indah. Tak hanya udara sejuk khas alam pegunungan yang bakal menyambut kehadiran pengunjung. Di lokasi, ada hamparan pemandangan pantai nan indah di bawah Bukit Karst. Pemandangan alam nan eksotis menjadi view indah di obyek wisata alam di

Kebumen yang sayang untuk kita lewatkan.

Bagian Deretan Tebing Bukan hanya itu. Kawasan Bukit Hud juga merupakan bagian dari deretan tebing batu karts yang menjulang tinggi di bibir pantai. Deretan tebing itu menjadi pelindung dan benteng alami bagi daratan dari ganasnya ombak

Foto : Y. Niken Anggraeni Kompersh KPH Kedu Selatan

Sarana dan fasilitas penunjang pengembangan Bukit Hud Kebumen sebagai obyek wisata yang kini telah ada dan bisa dinikmati oleh pengunjung antara lain adalah tempat foto selfie, rumah pohon, hingga gubuk peristirahatan.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Pantai Selatan. Konon, menurut informasi yang dikumpulkan oleh Direktori Wisata Indonesia di lokasi, bukit tersebut dulu terbentuk dari gundukan batu kapur yang menjulang tinggi hingga menyerupai sebuah bukit. Situs Bukit Hud Kebumen yang letaknya berada di ketinggian 150 mdpl itu memiliki luas sekitar 85 hektare. Situs Bukit Hud yang berisikan deretan pohon jati itu kini tengah mengalami pembenahan sarana dan prasarana sebagai obyek wisata alam dan religi. Sarana dan fasilitas penunjang pengembangan Bukit Hud Kebumen sebagai obyek wisata yang kini telah ada dan bisa dinikmati oleh pengunjung antara lain adalah tempat foto selfie, rumah pohon, hingga gubuk peristirahatan. Semua sarana dan prasarana tersebut bisa dinikmati di lokasi tersebut sambil menikmati panorama pantai yang tersebar di setiap sudut Bukit Hud di Kebumen. Akses menuju Situs Bukit Hud juga relatif mudah. Untuk menuju ke lokasi Situs Bukit Hud, pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi semisal sepeda motor maupun mobil. Namun, untuk langsung sampai di lokasi situs, pengunjung harus memarkirkan kendaraan mereka di tempat yang telah disediakan. Sebab, perjalanan selanjutnya harus dilanjutkan dengan berjalan kaki dan belum ada angkutan transportasi umum yang menuju ke lokasi Situs Bukit Hud kecuali ojek motor. Jadi, Bukit Hud tak hanya lokasi wisata alam yang menjadi tempat kegiatan ritual dan spiritual. Bukit Hud juga menarik karena memiliki keindahan alam yang eksotis di ketinggian bukit. Sungguh Situs Bukit Hud merupakan Kawasan Hutan yang Bernilai Konservasi Tinggi.• DR/Kds/Rwi

DUTA Rimba 73


ENSIKLORIMBA

Banyak Khasiat Obat dalam

Secang

Orang umumnya mengenal secang sebagai tumbuhan perdu anggota suku polong-polongan (Fabaceae) yang dimanfaatkan pepagan (kulit kayu) dan kayunya sebagai komoditas perdagangan rempah-rempah. Kayu secang tidak dimanfaatkan untuk bahan furniture atau konstruksi bangunan, melainkan untuk ramuan obat. Salah satunya, secang diolah menjadi “wedang secang”. Sebagai minuman khas Trowulan, Mojokerto, wedang secang dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh. Selain itu, ternyata secang juga mengandung banyak khasiat obat yang bermanfaat untuk kesehatan.

P

ohon secang atau sepang (Caesalpinia sappan L.) adalah salah satu kelompok perdu yang punya banyak manfaat bagi manusia. Pohon secang biasanya tumbuh liar di wilayah pegunungan, perbukitan, atau lereng. Bagian tanaman yang paling sering dimanfaatkan adalah kayunya. Namun, kayu secang tidak dimanfaatkan untuk bahan furniture atau konstruksi bangunan, melainkan untuk ramuan obat. Misalnya diolah menjadi “wedang secang”, yaitu minuman khas Trowulan, Mojokerto. Wedang secang dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh manusia. Bagian lain pohon secang yang dimanfaatkan adalah bunganya. Biasanya, bunga secang juga bermanfaat sebagai rempah. Secang dikenal berasal dari Brazil. Kerabat dekatnya yang berasal dari Amerika Selatan, yaitu Kayu Brazil atau Brezel (Caesalpinia echinata), juga dimanfaatkan untuk hal yang sama.

74 DUTA Rimba

Secang sejak lama dibudidayakan orang di wilayah India, Asia Tenggara, hingga Pasifik, terutama sebagai penghasil bahan pewarna dan bahan obat tradisional. Ia dikenal dengan berbagai nama, semisal seupeuĕng (Aceh); sepang (Gayo); sopang (Toba); sapang, cacang (Minangkabau); sĕpang, sĕ cang (Betawi); sĕcang (Sunda); kayu secang, soga jawa (Jawa); kajo sècang (Madura); cang (Bal i); sĕpang (Sasak); supa, sapang (Makassar); sĕpang (Bugis); sèpè (Rote), sèpèl (Timor), hapé (Sawu), hong (Alor); sèfèn (Weda), sawala, singiang, sinyianga, hinianga (aneka dialek di Maluku Utara), sunyiha (Ternate), roro (Tidore); sema (Man.), naga, pasa, dolo (aneka dialek di Sulawesi Utara). Di dalam bahasa asing, secang dikenal antara lain sebagai sappanwood (Inggris) dan suou (Jepang). Secang termasuk kelompok pohon kecil atau perdu, dengan tinggi 4-10 meter. Di batang secang terdapat tonjolan-tonjolan serupa gigir, dengan banyak duri, dan

pepagannya berwarna cokelat keabu-abuan. Ranting-ranting secang biasanya memiliki duri-duri yang melengkung ke bawah; jarang tak berduri. Sedangkan ranting muda dan kuncup berambut halus kecokelatan. Daun secang majemuk menyirip ganda, dengan daun penumpu 3-4 mm, lekas gugur. Panjang tulang daun utamanya 25-40 cm; dengan 9-14 pasang tulang daun samping. Anak daun biasanya 10—20 pasang di tiap tulang daun samping, berhadapan, duduk atau hampur duduk, bentuk lonjong, 10-25 × 3–11 mm, dengan pangkal rompang miring, dan ujung melekuk atau membundar, bertepi rata, lokos atau berambut pendek jarangjarang. Perbungaan dalam malai di ujung batang atau di ketiak atas, panjang 10-40 cm; daun pelindung 5–2 × 12-5 mm, berambut, lekas rontok; tangkai bunga (pedicels) sepanjang 15–20 mm. Bunganya kuning, berbilangan5-; kelopak gundul, taju kelopak 10-7 4 × mm; mahkota berambut balig,

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto : Istimewa

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 75


ENSIKLORIMBA 9-11,5 × 6–10 mm, yang teratas berukuran paling kecil, berkuku lk. 5 mm; tangkai sari lk. 15 mm, putik lk. 18 mm. Buah polong bentuk lonjong atau jorong senjang (asimetris), 4–3 × 10-6 cm, ujung seperti paruh, berisi 2-4 biji, hijau kekuningan menjadi cokelat kemerahan jika masak. Biji bulat panjang (elipsoida), 15-18 mm × 8–11 mm, cokelat hitam.

Asal dan Sebaran Tidak diketahui secara pasti dari mana asal-usul tumbuhan ini tidak diketahui. Tetapi ada yang memerkirakan, secang berasal dari wilayah sekitar India tengah, ke timur hingga Cina selatan, dan ke selatan hingga Semenanjung Malaya. Tumbuhan ini telah lama dibudidayakan orang di kawasan Asia Tenggara dan Nusantara. Bahkan, sebagiannya telah meliar kembali di alam. Di Afrika, tumbuhan ini antara lain didapati di Nigeria, Kon go, Uganda, Tanzania, Reunion, Mauri tius, dan Afrika Selatan. Kebanyakan, secang tumbuh alami di lahan-lahan yang berlereng. Tidak tahan terhadap penggenangan, tanaman ini tumbuh pada tanah-tanah yang berliat atau berbatu kapur. Ada kalanya secang juga tumbuh di tanah berpasir dekat sungai. Pohon secang berasal dari Brazil. Pertama kali ditemukan oleh seorang berkebangsaan Spanyol, Kimichi. Sehingga, masyarakat internasional menyebut secang sebagai Brazilian wood atau kayu Brazil. Tetapi, beberapa sumber menyebutkan, tanaman secang berasal dari India. Selain Brazilian wood, secang juga punya nama yang berbedabeda mengikuti tempat tumbuhnya. Di Filipina, pohon secang disebut sibukao. Di Myanmar disebut teingnyet. Sebutan lain adalah fang deeng di Laos, sbaeng di Kamboja, dan faang di Thailand.

76 DUTA Rimba

Di Indonesia, nama secang juga beragam dan berbeda di setiap daerah. Misalnya seupeng di Aceh, cacang bagi suku Minangkabau, sopang di Batak, secang di Sunda, kaju secang di Madura, cang di Bali, suang di Bima, kayu sema di Manado, sapang di Makassar, seppang di Bugis, sefen di Halmahera, sunyiha di Ternate, dan roro di Tidore. Secang saat ini telah tersebar di berbagai negara dunia, tetapi paling banyak tumbuh di benua Amerika, Eropa, dan Asia. Beberapa negara yang menjadi habitan sebaran pohon secang, antara lain Brazil, Hawai, Srilangka, India, Taiwan, dan negaranegara di Asia Tenggara semisal Malaysia, Filipina, Thailand, Indonesia, dan Laos. Diperkirakan sejak abad ke17 secang telah menjadi bahan minuman wajib di keraton-keraton nusantara, karena khasiat dan manfaatnya. Di masa lalu, secang ditanam orang hampir di semua pulau di Nusantara. Di Eropa, umumnya pohon secang tumbuh liar di kawasan pegunungan dan juga dibudidayakan di perkebunan oleh masyarakat. Selain pepagan kayunya, bagian bunga secang juga bermanfaat untuk rempah-rempah. Pohon secang sendiri dapat tumbuh maksimal di kawasan hutan sekunder dengan iklim tropis. Pohon ini menyukai wilayah perbukitan dengan bebatuan atau tanah liat. Lokasi tumbuh tanaman secang sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, asalkan udara daerah tersebut tidak terlalu dingin. Pohon secang merupakan salah satu flora yang tidak masuk ke dalam kategori langka. Populasi pohon ini masih tergolong banyak dan memiliki kemampuan tumbuh secara liar di berbagai kondisi. Selain itu, banyak masyarakat yang masih

membudidayakan secang untuk dimanfaatkan bagian kayu, buah, dan bunganya.

Kandungan dan Manfaat Umumnya, secang dimanfaatkan kayunya. Di dalam kayunya terdapat berbagai saripati yang bermanfaat. Misalnya senyawa brazilin, brasilein, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid, dan antrakinon. Secang juga mengandung asam galat, delta-a phellandrene, oscimene, resin, resorsin, dan minyak atsiri. Selain itu, kandungan khusus yang terkandung dalam tanaman ini adalah sappanchalcone dan Caesal pin P. Berbagai kandungan tersebut menunjukkan banyaknya manfaat secang bagi kesehatan. Banyak khasiat obat dalam secang. Kayu secang memiliki khasiat sebagai pengelat (astringensia). Kandungan utamanya adalah brazilin, yaitu zat warna merah-sappan, asam tanat, dan asam galat. Simplisia kayu secang berupa irisan atau keping-keping kecil kayu ini dikenal sebagai Sappan lignum dalam sediaan FMSo (Formularium Medicamentorum Soloensis). Brazilin dari kayu secang teruji secara ilmiah bersifat antioksidan, antibakteri, anti-inflamasi, anti-photoaging, hypoglycemic (menurunkan kadar gula darah), vasorelaxant (merelaksasi pembuluh darah), hepatoprotective (melindungi hati) dan anti-acne (anti jerawat). Ekstrak kayu secang juga disebut-sebut berkhasiat antitumor, anti-virus, immunostimulant dan lain-lain. Secara tradisional, potongan-potongan kayu secang biasa digunakan sebagai campuran bahan jamu di Jawa. Di samping itu, kayu secang adalah salah satu bahan pembuatan minuman penyegar khas Yogyakarta selatan (wedang secang dan wedang uwuh). Salah satu kandungan yang

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


ada pada kayu secang adalah senyawa kalkon. Senyawa ini mampu menghilangkan gejala alergi pada tubuh jika rutin dikonsumsi. Meminum air rebusan kayu secang dapat mengurangi dan menghilangkan berbagai jenis alergi pada tubuh. Kayu secang punya kandungan metanol yang dikenal berkhasiat untuk menghadapi bakteri Staphylococus aureus. Bakteri

itu merupakan penyebab infeksi pada kulit, infeksi persendian, dan penyebab keracunan makanan. Untuk mendapatkan manfaatnya, kita dapat merebus pepagan secang kemudian meminum airnya. Kayu secang juga berkhasiat sebagai antikonvulsan, yaitu mampu menormalkan kestabilan rangsangan sel saraf dalam tubuh, sehingga tubuh terhindar dari kejang-kejang.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Subfamili : Caesalpinioideae Genus : Caesalpinia Spesies : Caesalpinia sappan

Foto : Istimewa

Famili : Fabaceae

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Sebagai antikonvulsan, kayu secang juga mampu mengurangi rasa nyeri akibat neuropati atau gangguan saraf, gejala penyakit bipolar, dan juga penyakit epilepsi. Senyawa brazilin yang terkandung di dalam pohon secang ini mampu menurunkan kadar gula yang terdapat dalam darah. Kadar gula yang menurun diharapkan dapat mengobati penyakit diabetes. Selain itu, kayu secang juga mengandung kaesalpin P, protosappanin A, dan sappankalkon. Tak hanya itu. Ekstrak kayu secang mengandung senyawa fenol, flavonoid, dan terpenoid tinggi. Senyawa tersebut bermanfaat sebagai antioksidan untuk mencegah kerusakan sel akibat paparan radikal bebas penyebab kanker dan penyakit jantung. Selain itu, ada percobaan yang pernah dilakukan. Yaitu, air kayu secang ternyata memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus niger dan Candida albicans. Kedua jenis jamur ini adalah penyebab utama beberapa infeksi pada manusia. Tetapi ada hal yang paling utama dari manfaat kayu secang. Sama seperti kayu brazil, kayu secang terutama dimanfaatkan sebagai penghasil zat pewarna. Ia digunakan sebagai pewarna makanan, pakaian, anyam-anyaman, dan barang-barang lain. Sebagai pewarna alami, kayu secang menjadi komoditas perdagangan antar bangsa hingga penghujung abad ke-19. Setelah itu nilainya terus menurun akibat persaingan dengan bahan pewarna sintetik. Kini, kayu secang hanya menjadi barang perdagangan di dalam negeri. Tetapi, hal itu tak menurunkan nilai secang sebagai pohon penghasil banyak khasiat obat. • DR

DUTA Rimba 77


RIMBADAYA

Bersama KTH, Perhutani Kembangkan Kayu Putih

di Indramayu Jalinan kerja sama kembali tercipta di antara Perhutani dengan Kelompok Tani Hutan (KTH). Di Indramayu, Perhutani KPH Indramayu menjalin Perjanjian Kerja Sama (PKS) Tanaman Kayu Putih dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wana Jetut Lestari (WJL). Selain untuk menjalin sinergi dalam pengelolaan hutan, kerja sama itu diharapkan dapat memberikan banyak manfaat, meningkatkan penghasilan masyarakat, dan menjaga hutan tetap lestari. Juga sekaligus sebagai bentuk dukungan Perhutani dan KTH terhadap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

G

ubuk kerja di Petak 24, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sukaselamet, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Plosokerep, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Indramayu, menjadi tempat berlangsungnya acara tersebut. Sebagai bagian dari langkah yang diayunkan dalam

78 DUTA Rimba

rangka mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Perhutani KPH Indramayu melaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Tanaman Kayu Putih dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Wana Jetut Lestari (WJL) Desa Loyang, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Rabu, 25 Agustus 2021. Administratur KPH Indramayu,

Asep Saepudin, dan Ketua KTH Wana Jetut Lestari, Darwa, menandatangani PKS tersebut. Selain Asep Saepudin dan Darwa, acara tersebut juga dihadiri Kasi Pembinaan Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Perhutanan Sosial (PS) KPH Indramayu, Darto; KSS Hukum KPH Indramayu, Marsukin; Asper Plosokerep, Heri Wahyono; Asper Jatimunggul, Karsim; dan jajaran Perhutani KPH Indramayu. Turut hadir sejumlah perwakilan anggota KTH Wana Jetut Lestari. Di kesempatan itu, Asep Saepudin mengatakan, pihaknya berharap Perjanjian Kerja Sama tersebut dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Ia juga berharap, dengan adanya PKS tersebut, semua pihak dapat terus bersinergi dan saling menjalin komunikasi yang baik. Sehingga, apa yang sama-sama diharapkan bisa tercapai, dalam upaya untuk meningkatkan penghasilan dan menjaga hutan tetap lestari. ‘’Saya yakin, dengan adanya PKS tanaman kayu putih ini bisa meningkatkan produktifitas daun kayu putih dan penghasilan masyarakat, karena selama

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Saeful Hakim/Kompersh KPH Indramayu

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 79


Foto: Saeful Hakim/Kompersh KPH Indramayu

RIMBADAYA

ini penghasilan masyarakat mengandalkan dari tanaman padi. Kini lengkap sudah apa yang diharapkan masyarakat. Di saat musim kemarau, mereka akan tetap menjaga lahannya karena ada tanaman kayu putih yang sudah menjadi penghasilannya saat dipanen nanti,’’ ucapnya. Sementara itu, Darwa menyampaikan terima kasih kepada Perhutani KPH Indramayu yang telah memberikan kepercayaan kepada pihaknya, dengan bersamasama melaksanakan acara penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut. “Kami akan selalu berusaha untuk meningkatkan keberhasilan kerja sama tanaman kayu putih ini bersama Perhutani, untuk meningkatkan penghasilan. Dan kami akan turut serta membantu Perhutani dalam menjaga dan melestarikan hutan,” katanya.

Di Sekitar Hutan Di dalam pengelolaan hutan bersama masyarakat, dikenal dua kumpulan masyarakat. Mereka

80 DUTA Rimba

“Kami akan selalu berusaha untuk meningkatkan keberhasilan kerja sama tanaman kayu putih ini bersama Perhutani, untuk meningkatkan penghasilan. Dan kami akan turut serta membantu Perhutani dalam menjaga dan melestarikan hutan,” kata Ketua KTH Wana Jetut Lestari, Darwa. adalah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Kelompok Tani Hutan (KTH). LMDH merupakan binaan Perum Perhutani, sedangkan KTH dibina oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) adalah satu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa yang berada di dalam atau di sekitar hutan untuk mengatur dan memenuhi kebutuhannya melalui interaksi terhadap hutan dalam konteks sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Sedangkan Kelompok Tani Hutan (KTH) adalah kumpulan petani atau perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya, yang mengelola usaha di bidang kehutanan di dalam dan di luar kawasan hutan. Usaha

yang dikelola itu meliputi usaha hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan, baik di hulu maupun di hilir. Ciri KTH antara lain adalah menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang kehutanan, memiliki ketergantungan terhadap hutan dan/atau komoditas kehutanan sebagai sumber kehidupannya, dan punya tujuan bersama untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian melalui usaha dibidang kehutanan. Maksud pembinaan KTH adalah untuk meningkatkan kapasitas kelompok tani hutan dalam mengelola kelembagaan, kawasan dan usaha. Tujuannya untuk mewujudkan kelompok tani hutan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


yang produktif, mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan. KTH memiliki asas, antara lain kekeluargaan, kerja sama, kesetaraan, partisipatif, dan keswadayaan. KTH memiliki fungsi sebagai media pembelajaran masyarakat; peningkatan kapasitas anggota; pemecahan permasalahan; kerja sama dan gotong royong; pengembangan usaha produktif, pengolahan dan pemasaran hasil hutan; serta peningkatan kepedulian terhadap kelestarian hutan. Sedangkan bidang kegiatan KTH berkaitan dengan pemanfaatan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta perlindungan hutan dan

konservasi alam. Antara lain meliputi kegiatan Hutan Tanaman Rakyat (HTR); Hutan Kemasyarakatan (HKm); Hutan Rakyat (HR); Pembibitan tanaman kehutanan; Penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman kehutanan; Pemanfaatan jasa lingkungan; Agroforestry/silvopasture/ silvofishery; Pemanfaatan kawasan hutan; Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; Pemungutan hasil hutan bukan kayu; dan Pemanfaatan hutan mangrove dan hutan pantai.

Kontribusi Besar Di dalam pola pengelolaan hutan bersama masyarakat, keberadaan

Foto: Saeful Hakim/Kompersh KPH Indramayu

Kontribusi PHBM kepada masyarakat melalui bagi hasil atau production sharing dari tahun 2002 mencapai nilai 252,34 milyar rupiah. Meskipun belum sempurna, namun hingga saat ini PHBM diakui masyarakat desa hutan sebagai sistem terbaik yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung.

LMDH dan KTH memberikan kontribusi besar. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dari jumlah 5.386 desa hutan di Jawa, terdapat 5.278 LMDH yang bekerjasama dengan Perhutani dan mengelola hutan pangkuan desa seluas 2.216.225 hektare. Melalui Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), tenaga kerja masyarakat desa hutan yang terserap dalam kegiatan kehutanan mencapai 6.304.467 orang, dengan total nilai pendapatan sebesar 2.705,71 milyar rupiah. Kontribusi PHBM kepada masyarakat melalui bagi hasil atau production sharing dari tahun 2002 mencapai nilai 252,34 milyar Rupiah. Meskipun belum sempurna, namun hingga saat ini PHBM diakui masyarakat desa hutan sebagai sistem terbaik yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Terutama dengan eksistensi sumber daya hutan yang tetap terjaga sesuai kaidah-kaidah silvikultur dan konservasi.• DR/Idr/SAE

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 81


BISNISRIMBA

Bersama Mitra, Perhutani Percepat Pembukaan Wisata

“Oray Tapa”

Terus bergerak, terus melangkah. Hal itulah yang Perhutani lakukan sehari-hari. Di dalam konteks bisnis, terus bergerak dan melangkah memang hal yang penting untuk selalu dilakukan. Menjalankan roda bisnis termasuk dengan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten. Hal itu juga yang terlihat dari aktivitas Perhutani KPH Bandung Utara melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) secara Tripartit bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tani Mukti dan Investor dalam rangka percepatan pembukaan Wisata “Oray Tapa Bandung Heritage View Park”.

K

antor Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Manglayang Barat menjadi tempat berlangsungnya proses bisnis itu. Di hari Jumat, 9 Juli 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) secara Tripartit bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tani Mukti dan Investor. Acara penandatanganan PKS tersebut dihadiri oleh Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Usep Rustandi, beserta jajaran; Asisten

82 DUTA Rimba

Perhutani (Asper) BKPH Manglayang Barat, Slamet Maryantho; Ketua LMDH Tani Mukti, Yadi Suryadi, beserta anggota; dan Investor Agus Sofyan beserta tim. PKS itu dijalin dalam rangka percepatan pembukaan Wisata “Oray Tapa Bandung Heritage View Park”. Di kesempatan itu, Usep Rustandi mengatakan, Wisata “Oray Tapa Bandung Heritage View Park” tersebut diharapkan tidak hanya menjadi wisata yang bersifat “mass tourism”. Tetapi juga mampu menjadi wisata yang unik (thematic tourism) yang dapat memberikan

nilai jual yang tinggi dibandingkan wisata lain yang telah ada. Tentu saja itu menjadi prospek yang baik bagi perkembangan wana wisata tersebut. Apalagi, wana wisata “Oray Tapa” sebelumnya sudah sempat dikenal masyarakat. “Wana Wisata ‘Oray Tapa’ ini bukan merupakan wisata rintisan, karena sejak tahun 2010 sudah mempunyai nama dan pernah mencapai puncak kejayaannya. Kemudian wana wisata ini vakum tanpa ada aktivitas sampai dengan saat ini. Semoga dengan ditandatanganinya PKS ini, Wisata

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Aep Saefudin/Kompersh KPH Bandung Utara

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 83


Foto: Aep Saefudin/Kompersh KPH Bandung Utara

BISNISRIMBA

‘Oray Tapa’ bisa segera kembali menggeliat lagi dan lebih berjaya dari sebelumnya,” katanya. Di tempat yang sama, selaku investor, Agus Sofyan mengucapkan terima kasih kepada Perhutani KPH Bandung Utara atas terlaksananya acara penandatanganan PKS tersebut. Agus memastikan, pihaknya telah bertekad dan bersemangat untuk bersama-sama Perhutani dan LMDH memajukan wana wisata itu. “Alhamdulillah perjalanan kita yang cukup krusial berhasil terlaksana dan kami ucapkan terima kasih atas kesempatannya, dimana antara Perhutani, LMDH, dan tim kami, sudah sepakat untuk bersama-sama berkiprah dan memajukan wisata kita ini. Kami membuka peluang selebar-lebarnya kepada LMDH yang sekiranya ingin berperan memberikan ide yang cemerlang sesuai dengan

84 DUTA Rimba

bimbingan dan arahan dari Perhutani,” katanya.

Sosialisasi Pengembangan Area wana wisata “Oray Tapa” berada di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Arcamanik, BKPH Manglayang Barat, KPH Bandung Utara. Secara administratif pemerintahan, “Oray Tapa Bandung Heritage View Park” berada di Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Berada di kabupaten Bandung bagian timur membuat Oray Tapa menjadi favorit wisata alam yang hampir tak pernah sepi. Saat ini, terdapat sejumlah wahana yang diusahakan akan menjadi daya tarik dalam obyek wisata “Oray Tapa”. Wahanawahana tersebut di antaranya adalah camping ground, selfie deck, selfie garden, area bermain

anak, dan flying fox, serta kuliner khas lokal “Oray Tapa”. Proses pengembangan wana wisata “Oray Tapa Bandung Heritage View Park” sudah berjalan sejak beberapa bulan lalu. Misalnya, Februari lalu Perhutani KPH Bandung Utara menggandeng Bandung Heritage untuk sosialisasi dan cek lokasi pengembangan Wisata Oray Tapa dengan melibatkan stakeholder. Acara itu berlangsung pada Rabu, 24 Februari 2021. Ketika itu, Wakil Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Diki HM, menjelaskan, kegiatan pengembangan Wana Wisata Oray Tapa itu terbuka seluas-luasnya bagi masyarakat Desa Mekarmanik, dan proses pengembangannya bersinergi dengan mitra pengelola untuk dapat menjalankan usaha wisatanya. “Kami berharap, Bandung Heritage View Park bisa menjadi mitra yang harmonis dengan LMDH

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Aep Saefudin/Kompersh KPH Bandung Utara

Oray Tapa menawarkan kesejukan dan pemandangan yang berbeda. Kesejukan hutan pinus dan cemara yang menghiasi lokasi wisata tersebut menjadi daya tarik utamanya. Dijamin keasrian dan kealamian lokasi wisata itu akan membuat wisatawan sejenak lupa dengan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari di kantor. dan Perhutani dalam pengembangan wisata di KPH Bandung Utara,” ujarnya. Sementara itu, perwakilan LMDH, Yadi, mengatakan, pengembangan Wisata Oray Tapa dalam kawasan hutan, harus mematuhi aturan yang berlaku di Perhutani. Mulai dari kepatuhan terhadap aturan sampai pengamanan kawasan hutan. “Kalau kita lalai, maka akan mencederai kesepakatan dan juga aturan yang ada. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah tetap jaga

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

kebersamaan,” terangnya.

Daya Tarik Hal yang juga menjadi daya tarik Oray Tapa adalah rute dan akses menuju lokasi yang relatif mudah. Wisatawan bisa memilih beberapa alternatif pilihan rute dan akses. Bisa dengan membawa kendaraan pribadi atau dengan menyewa di tempat sewa kendaraan. Rute jalannya cukup mudah, karena jalannya sudah cukup halus. Tetapi, seperti halnya jalan menuju pegunungan, wisatawan

harus berhati-hati, karena jalannya akan cukup sempit dan berkelok. Oray Tapa menawarkan kesejukan dan pemandangan yang berbeda. Kesejukan hutan pinus dan cemara yang menghiasi lokasi wisata tersebut menjadi daya tarik utamanya. Dijamin keasrian dan kealamian lokasi wisata itu akan membuat wisatawan sejenak lupa dengan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari di kantor. Nuansa kesejukan dan asrinya Kabupaten Bandung dari ketinggian sangat terasa di sini. Daya tarik yang lain, di wana wisata itu, wisatawan bisa bersepeda-ria mengelilingi jalur yang sudah ada. Ini jadi bukti bahwa menikmati keindahan hutan yang sejuk dan hijau dari ketinggian adalah sangat mudah. Selain sepeda, ada juga motor cross untuk para wisatawan yang ingin memacu adrenalin. Fasilitas motocross itu tersedia di lokasi dan pengunjung bisa menyewanya sesuai kebutuhan. Daya tarik yang paling seru, di Oray Tapa wisatawan bisa menggelar tenda camping di lokasi. Tempat itu sudah menjadi langganan para pecinta kemah. Puluhan muda-mudi dengan rombongannya masingmasing sering menggelar tenda di sini. Demi memberikan kenyamanan kepada setiap pengunjung, di wana wisata tersebut juga telah tersedia beberapa fasilitas wisata. Di antaranya ada toilet untuk MCK, mushola, areal parkir yang luas, tempat duduk santai, dan lain-lain. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, wisatawan tidak perlu lagi khawatir soal kebutuhan aktivitas. Cukup datang ke lokasi dengan teman dan keluarga, lalu menikmati keindahan alam Oray Tapa dengan nyaman. Jadi? Ya, datang saja ke Oray Tapa! • DR/Bdu/Hem

DUTA Rimba 85


SOCIORIMBA

Perhutani Gelar Khitanan Massal dan Bantu Sanitasi

Bagi Masyarakat Hutan

Foto : Kompersh Divre Janten

Sebagai BUMN, Perum Perhutani telah melaksanakan kegiatan kemasyarakatan melalui tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Banyak kontribusi yang telah diberikan Perhutani untuk masyarakat, terutama warga yang tinggal di sekitar hutan. Salah satunya terlihat dari kegiatan Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten yang di akhir Agustus 2021 menyerahkan bantuan pembuatan sumur bor untuk fasilitas sanitasi MCK serta memberikan bantuan berupa khitanan masal bagi anak yatim piatu dan dhuafa.

M

asyarakat yang tinggal di sekitar Sindangwangi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan suka cita menyambut kegiatan yang digelar Perhutani pada Selasa, 31 Agustus 2021 itu. Pada hari itu, Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten) menyerahkan bantuan pembuatan sumur bor untuk fasilitas sanitasi

86 DUTA Rimba

MCK serta bantuan khitanan masal anak yatim piatu dan dhuafa bagi masyarakat sekitar Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Sindangwangi. Kegiatan itu digelar di PGT Sindangwangi, Bandung. Penyaluran bantuan tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung kegiatan kemasyarakatan Perum Perhutani melalui tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Bantuan senilai

50 Juta Rupiah dialokasikan di acara itu. Dari total biaya tersebut, senilai 25 Juta Rupiah digunakan untuk pembuatan sumur bor sanitasi link MCK, dan senilai 25 Juta Rupiah lagi untuk kegiatan khitanan massal. Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan oleh Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten yang diwakili Wakil Kepala Divisi Bidang Kelola Sumberdaya Hutan, Sudarwanto, kepada panitia

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


acara. Ketika menyerahkan bantuan tersebut mewakili Perhutani Divre Janten, Sudarwanto mengatakan, bantuan itu merupakan bentuk kepedulian Perhutani kepada masyarakat di sekitar PGT Sindangwangi. Bentuk kepedulian itu juga merupakan program Perum Perhutani yang juga termasuk program Kementerian BUMN. “Dengan adanya bantuan pembuatan sumur bor sanitasi link MCK, diharapkan bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan lebih banyak air bersih dan sanitasi yang layak. Kami juga berharap, santuan untuk khitanan masal bisa dilaksanakan dengan baik dan bemanfaat bagi anak-anak yang akan dikhitan. Terima kasih

kepada masyarakat sekitar atas kerja sama dan kebersamaannya dalam menjaga lingkungan dan memberikan support kepada Perhutani, khususnya PGT Sindangwangi” ujarnya.

Terus Jalin Sinergi Sementara itu, Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, Usep Rustandi, berharap bentuk kepedulian Perhutani itu memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Ia pun berharap agar sinergi Perhutani dan masyarakat sekitar hutan selanjutnya dapat terus terjalin dengan baik. “Ini merupakan bentuk kepedulian dan kontribusi nyata

dari Perhutani kepada masyarakat. Mudah-mudahan bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya.” Katanya. Di kesempatan yang sama, Ketua Panitia pembuatan sumur bor, Bambang Pangerso, menyampaikan terima kasih kepada Perhutani atas program bantuan ini. Menurut dia, bantuan sarana sanitasi itu sangat bermanfaat karena sebelumnya masyarakat di sana kerap kali kesulitan mendapatkan air bersih. Ia pun memastikan sarana bantuan itu akan digunakan dengan sebaikbaiknya. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang telah memberikan bantuan untuk pembuatan sumur bor. Masyarakat sangat membutuhkan sumur bor, karena kendala di sini adalah sering kali masyarakat sulit untuk mendapatkan air. Dengan adanya bantuan ini akan sangat bermanfaat untuk masyarakat, dan akan digunakan dengan sebaik-baikya.” ujarnya.

Sunatan Massal

Foto : Kompersh Divre Janten

Di kesempatan yang sama, Ketua Panitia kegiatan khitanan masal, Ujang Saripudin, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang telah memberikan bantuan untuk kegiatan khitanan masal untuk anak yatim dan dhuafa. Masyarakat menjadi sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut. “Dengan adanya bantuan ini, masyarakat sangat terbantu dan manfaatnya dapat dirasakan secara langsung, terutama bagi anakanak yatim piatu dan dhuafa yang mengikuti kegiatan khitanan masal ini. Mudah-mudahan ke depannya kegiatan ini bisa berkelanjutan,” pungkasnya. Jadi begitu. Bentuk kepedulian itu kiranya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Bravo! • DR/DivreJanten/Isn

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 87


OPINIRIMBA

Hati yang Tegar Oleh: Ir. Mubarak N.A. Sigit, MM

Penulis adalah Tenaga Profesional Madya II Kelola Bisnis Pusdikbang SDM Perum Perhutani

dari Wanabaya

Wanabaya adalah dusun kecil di Perbukitan Kendeng. Lokasinya cukup terpencil, jauh dari keramaian kota. Sebab, hampir seluruh bagian dusun tersebut dikelilingi kawasan hutan yang kondisinya sudah cukup kritis. Kritis, karena sebagian besar kawasan hutan itu sudah beralih fungsi menjadi lahan pertanian. Sesuai kebiasaan warga, lahan tersebut ditanami padi, jagung, kacang tanah, dan pada musim kemarau ditanami ketela pohon. Pengolahan tanahnya belum intensif karena masih mengandalkan penggunaan pengairan tadah hujan.

S

ecara administratif, Dusun Wanabaya termasuk Desa Sekaran. Sebagian warga Wanabaya bertempat tinggal di dalam kawasan hutan. Tepatnya di magersaren yang dibangun oleh Jepang tahun 1942 untuk ditempati para pekerja kasar (romusha). Kala itu, romusha dikerahkan untuk menyediakan bahan baku kayu jati untuk membangun base camp Tentara Jepang. Sudah lama masyarakat Dusun Wanabaya terkenal sebagai blandong kayu dan perambah hutan. Umumnya rumah-rumah penduduk Dusun Wanabaya terbuat dari kayu jati dan beratapkan sirap dari papan kayu. Masyarakat Dusun Wanabaya kerap terhimpit kemiskinan, terperangkap pengangguran dan kenakalan remaja. Sebab, keberadaan sumber daya di Dusun Wanabaya kurang

88 DUTA Rimba

ditunjang ketersediaan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai, serta terbatasnya lahan pertanian. Apalagi lahan garapan sebagian besar masyarakat Dusun Wanabaya berada dalam kawasan hutan negara yang dikelola Perum Perhutani. Tentu saja, terbatasnya lahan garapan tak mampu mengangkat derajat hidup petani Dusun Wanabaya, karena produktifitas pertaniannya tidak maksimal, bahkan relatif rendah. Di tengah kondisi seperti itu, Desa Sekaran kedatangan seorang Mantri Hutan yang baru dilantik oleh Administratur Perhutani KPH Randublatung. Namanya Suwono. Pemuda itu merupakan lulusan terbaik dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan Kadipaten Majalengka. Sebagai lulusan terbaik, selain dibekali ilmu kehutanan, ia ditempa dengan

kegiatan kesamaptaan, kepramukaan, dan bela diri yang dilaksanakan di kawasan Bukit Sawala tempat SMK Kehutanan itu berada. Saat Suwono dilantik sebagai Mantri Hutan Sekaran, Administratur Perhutani KPH Randublatung berpesan, “Gangguan Keamanan Hutan di Kemantren Sekaran yang tinggi harus bisa ditangani serius oleh pejabat baru. Permasalahan di Kemantren Sekaran merupakan persoalan sosial yang sudah kritis. Tentu harus dilakukan kegiatan komunikasi sosial yang intensif dan lebih menyentuh ke akar masalahnya. Mantri Hutan Sekaran harus mampu membangun kepercayaan dan kemitraan dengan masyarakat desa hutan. Caranya, melakukan pendekatan informal kepada tokohtokoh masyarakat maupun ke warga Desa Sekaran secara langsung, agar permasalahan sosial cepat

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Dok. Ir. Mubarak N.A. Sigit

mendapatkan solusi yang baik dari Perum Perhutani”.

Informasi Pak Sarman Usai acara pelantikan di Kantor Perhutani KPH Randublatung, Suwono tiba di rumah dinas dan langsung merebahkan tubuhnya di atas balai-balai. Pikirannya melayang jauh, memikirkan begitu beratnya masalah yang harus ia selesaikan di lapangan. Di sisi lain, ada rasa senang dan bangga bahwa semuda itu ia dipercaya Pimpinan Perhutani menjabat Mantri Hutan. Sebagai Mantri Hutan Sekaran, Suwono menempati rumah dinas yang terletak di tengah Desa Sekaran. Rumah itu berupa bangunan tua yang dindingnya terbuat dari kayu jati yang sudah tampak lapuk di banyak bagian rumah. Rumah itu terletak di tepi jalan, sehingga banyak orang lalu

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

lalang di depan rumah. Di tepi Desa Sekaran, ada sungai besar yang alirannya berasal dari atas bukit Dusun Wanabaya. Orang menamakannya Sungai Menden. Sungai itu terkenal sangat buas, karena warga Desa Sekaran sudah banyak yang menjadi korban hanyut, bahkan hingga meninggal dunia, terbawa arus saat bencana banjir Sungai Menden. Suwono tahu, banjir di situ tak lain akibat rusaknya hutan di atas bukit tempat Dusun Wanabaya berada. Ketika sibuk dengan alam pikirannya itu, Suwono dikejutkan oleh kedatangan Pak Sarman. Ia adalah salah seorang mandor polisi hutan. Usai mengucap salam dan dijawab Suwono, Pak Sarman langsung meraih dan menggenggam erat tangan Suwono. Pak mengucapkan selamat datang dan memerkenalkan diri sebagai

salah satu Mandor Polisi Hutan di Kemantren Sekaran. Setelah berbincang tentang halhal sehari-hari, Suwono menuturkan kegalauannya menghadapi tantangan di lapangan. Pak Sarman memandang anak muda itu, lalu berkata bahwa ia paham betul beban pikiran Suwono saat itu. Sebab, menurut dia, sebelumnya telah banyak Mantri Hutan datang ke Kemantren Sekaran dan kebanyakan tak bertahan lama. Sebab, banyak di antara masyarakat Desa Sekaran yang memusuhi petugas Perhutani, terutama Mantri Hutannya. Apalagi, petugas Perhutani di sana kata Pak Sarman terkesan tak kompak. Ada yang diindikasikan terlibat kasus illegal logging. Meski pencuriannya murni dilakukan oleh masyarakat, tetapi ada petugas Perhutani yang ditengarai ikut bermain dalam illegal logging.

DUTA Rimba 89


OPINIRIMBA Pak Sarman mohon maaf kepada Suwono karena merasa telah menambah galau mantri muda itu dengan melaporkan kondisi temanteman mandor di sana. Sebagai mandor paling senior di Kemantren Sekaran, ia menyebut, merasa kasihan kepada Suwono yang di usia muda sudah menjabat Mantri Hutan di tempat yang sangat rawan problematika sosial yang pelik, termasuk parahnya kerusakan hutan di wilayah itu sehingga bencana banjir sering melanda. “Saya sangat bersyukur kepada yang Maha Kuasa. Saat saya kalut dan digelayuti persoalan keamanan di Kemantren Sekaran, Pak Sarman datang dan benarbenar memberikan ketenangan dalam pikiran saya, karena saya sudah menemukan partner kerja untuk memerbaiki kondisi hutan di Kemantren Sekaran. Memerbaiki hutan di kemantren ini tentu tak mudah. Apalagi penurunan potensi hutannya sangat parah akibat tingginya tingkat pencurian hutan dan sebagian lahan hutannya dirambah oleh masyarakat Desa Sekaran. Apakah Pak Sarman benarbenar mau dan siap membantu saya?” kata Suwono kepada Pak Sarman. “Alhamdulillah. Saya pasti selalu siap membantu Pak Mantri, karena saya bangga melihat Pak Mantri yang meski masih muda tetapi memiliki wawasan luas. Masalah tantangan ke depan, saya sudah siap dengan segala risikonya,” jawab Pak Sarman. Suwono berterima kasih atas kesediaan Pak Sarman membantu dia. Suwono pun meminta esoknya Pak Sarman menemani dia menemui Ketua RT, Kepala Dusun Krajan, Kepala Desa Sekaran, dan orientasi di hutan. Ia juga minta, di waktu lain ia diantar menemui Kiai dan pamong desa ini, termasuk Kepala Dusun Wanabaya.

90 DUTA Rimba

“Zaman dulu, Desa Sekaran dikelilingi hutan yang besar gung liwang liwung. Saat penjajah Jepang datang, hutan mulai ditebangi. Khususnya di atas bukit. Di sana, hutannya dibuka dan rumah-rumah blandong kayu didirikan. Orang-orang desa diperalat Jepang untuk menebangi pohon jati yang kemudian digunakan oleh Jepang untuk membangun loji dan base camp tentara jepang. Tokoh blandong itu dijadikan Kepala Dusun Wanabaya dan jabatan Kepala Dusun itu turun temurun,” tutur Pak Sarman. “Sebelum berkunjung ke tokohtokoh masyarakat Desa Sekaran, saya ingin jelaskan tentang peran para tokoh masyarakat Desa Sekaran, yang berkaitan dengan hutan kita. Ini sangat penting untuk menjadi bahan pertimbangan dan strategi Pak Mantri dalam bergaul dengan tokohtokoh tersebut,” kata Pak Sarman. Suwono menyambut baik ucapan Pak Sarman. Menurut dia, memang seharusnya ia mulai mengidentifikasi para pihak yang terlibat dalam pengelolaan hutan di Kemantren Sekaran. Pak Sarman pun melanjutkan. “Zaman dulu, Desa Sekaran dikelilingi hutan yang besar gung liwang liwung. Saat penjajah Jepang datang, hutan mulai ditebangi. Khususnya di atas bukit. Di sana, hutannya dibuka dan rumah-rumah blandong kayu didirikan. Orangorang desa diperalat Jepang untuk menebangi pohon jati yang kemudian digunakan oleh Jepang untuk membangun loji dan base camp tentara jepang. Tokoh blandong itu dijadikan Kepala Dusun Wanabaya dan jabatan Kepala Dusun itu turun temurun,” tuturnya. Pak Sarman menyebut, secara turun temurun Kepala Dusun

Wanabaya selalu menjadi tokoh di balik layar terjadinya pembalakan liar di Kemantren Sekaran. Termasuk Kepala Dusun saat itu. Hal itu juga didukung Kepala Desa Sekaran saat itu, karena kayu-kayu jati yang dicuri itu banyak masuk ke perusahaan penggergajian kayu milik anak tertua Kepala Desa Sekaran ketika itu. Pak Sarman pun mengatakan, tokoh-tokoh yang masih peduli terhadap kelestarian hutan adalah Kepala Dusun Sekaran yaitu Pak Hadi dan Ketua LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) Wono Makmur Desa Sekaran yang bernama Pak Supeno. Pak Hadi dan Pak Supeno amat peduli terhadap hutan karena sangat prihatin dengan bencana banjir yang selalu melanda Desa Sekaran. “Pak Hadi dan Pak Supeno bahkan pernah mengajak masyarakat untuk tidak terlibat pembalakan liar dan perambahan hutan. Namun, masyarakat menganggap imbauan itu angin lalu, karena warga Desa Sekaran banyak yang miskin dan pekerjaan utamanya mencuri pohon jati serta membibrik kawasan hutan Perhutani untuk ditanami tanaman pertanian, misalnya padi gogo, jagung, kacang tanah, dan ketela

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Dok. Ir. Mubarak N.A. Sigit

pohon. Mantri-Mantri sebelumnya jarang mendekati Pak Kepala Dusun Wanabaya dan Pak Kades Sekaran, sehingga Pak Mantri terdahulu belum mampu mengatasi besarnya gangguan keamanan hutan di sini. Padahal, sumber masalah keamanan hutan ini adalah Pak Kadus Wanabaya dan Pak Kades Sekaran,” papar Pak Sarman. “Baiklah. Tetapi jangan kita musuhi tokoh-tokoh masyarakat, misalnya Pak Kadus Wanabaya dan Pak Kades Sekaran, Pak. Coba kita buka komunikasi lebih baik lagi dengan Pak Kades Sekaran dan Pak Kadus Wanabaya. Semoga beliau berdua diberi hidayah oleh Allah SWT berupa kesadaran untuk handarbeni (punya rasa memiliki, red) hutan Sekaran ini. Sehingga, Pak Kades Sekaran dan Pak Kadus Wanabaya jadi turut melestarikan hutan,” tegas Suwono. “Saya setuju pandangan Pak Mantri itu. Jadi, orang-orang yang masih berkecimpung sebagai pembalak liar jangan kita musuhi, tetapi kita dekati dan kita sadarkan, ya Pak. Aduh, aduh, ternyata hati Pak Mantri begitu mulia. Semoga menjadi berkah bagi hutan Sekaran ini, Pak,” kata Pak Sarman.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

“Aamiin ya Robal Alamin,” jawab Suwono.

Menemui Tokoh Masyarakat Esok paginya, Suwono dan Pak Sarman berkunjung ke Rumah Ketu RT, Kuwu Krajan, Ketua LMDH Wono Makmur Desa Sekaran, serta menemui Kades Sekaran di Balai Desa Sekaran. Bersama Pak SARMAN, Suwono memerkenalkan dirinya sekaligus “kulo nuwun” kepada Kades Sekaran. Memang, di pertemuan pertama itu, Kades Sekaran terkesan menyepelekan Suwono, bahkan menyebut dia sebagai “Mantri masih bau kencur”. Tetapi hal itu tak membuat Suwono kecil hati. Kepada Kades, Suwono menegaskan bahwa kedatangannya ke tempat itu dalam rangka mengemban tugas negara untuk melaksanakan pengelolaan hutan Sekaran. “Seperti Pak Kades, kami sebagai aparat pemerintah tentu memiliki misi untuk menyelamatkan hutan dari kehancuran akibat perbuatan masyarakat yang belum sadar bahwa apabila hutan hancur pasti akan menimbulkan bencana alam, misalnya banjir dan longsor. Jika lestari, hutan akan bermanfaat

lebih banyak untuk warga desa, karena menurut kami, hutan adalah sumber kehidupan,” urai Suwono. Kades Sekaran tertegun oleh penjelasan Suwono yang lancar dan tegas. Apalagi, Suwono lanjut menjelaskan berbagai manfaat hutan. Tetapi, sang Kades masih mendebat. “Masyarakat sini miskin, Pak Mantri! Kalau tidak merambah hutan untuk kelangsungan hidup, dari mana mereka bisa mendapatkan uang untuk makan? Apa Perhutani mau menyumbang uang tiap hari kepada warga saya untuk beli sembako?” ujar Kades. Suwono menarik nafas. Lalu menjelaskan, “Semua pasti ada solusinya, Pak Kades. Kebetulan kemarin di Kantor KPH Randublatung, Bapak Administratur kami telah bekerjasama dengan Pak Bupati Blora untuk mengimplementasikan program PHBM Terpadu dengan Program Pak Bupati dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Desa Tertinggal. Kemarin dalam paparannya, Pak ADM menjelaskan bahwa Desa Sekaran telah menjadi prioritas pengembangan tanaman porang, kapulogo, dan kunir putih, untuk ditanam di bawah tegakan hutan. Sedangkan Pak Bupati akan membuka akses desa ini dengan perbaikan jalan, pendistribusian pupuk bersubsidi, dan bantuan bibit holtikultura sesuai jenis yang tepat untuk ditanam di lokasi ini, Pak.” “Ya kita tunggu saja apa benar itu akan dilaksanakan di Desa Sekaran,” jawab Kades Sekaran dengan ketus, seolah tak percaya apa yang Mantri Sekaran sampaikan. Usai menemui Kades, Suwono dan Pak Sarman melanjutkan kunjungan lapangan, menyusuri gang, jalan kampung, pematang sawah, serta kawasan hutan yang telah rusak sebagian dan beralih fungsi menjadi sawah dan ladang.

DUTA Rimba 91


OPINIRIMBA Juga mendatangi beberapa petak hutan yang potensi kayunya jauh berkurang. Dihadapkan dengan kondisi riil di lapangan, Suwono menghela nafas. “Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apakah masyarakat desa hutan di sini sudah tidak memiliki hati lagi? Ataukah selama ini Petugas Perhutani juga menutup mata akan kerusakakan hutan ini?” gumamnya dengan mata berkaca-kaca. Usai melakukan orientasi lapangan, Suwono membuat rencana strategi pendekatan sosial yang efektif dan efisien. Di kala itu ia tahu, walau bekerja di RPH Sekaran bersama empat orang mandor yang jadi anak buahnya, namun setelah dikumpulkan dan diajak bekerja bersama membangun hutan, hanya Pak Sarman yang sudah tua, yang masih memiliki jiwa dan semangat selaku rimbawan. Tiga orang lainnya masih bersikap apatis. Bahkan berperan antagonis. Sering mereka justru menjadi rintangan dan penghambat pekerjaannya. Mereka secara diam-diam sering menghasut warga untuk menteror Suwono agar tidak betah bekerja sebagai Mantri Hutan Sekaran. Suwono sadar, semua itu adalah cobaan dan ujian dari Yang Maha Kuasa. Apakah ia kuat menerima dan hatinya tegar untuk bertahan. “Aku harus bisa! Aku harus bisa! Dan aku harus berhasil!” serunya dalam hati, untuk membuat dia bersemangat.

Menguatkan Hati dan Langkah Demi kian menguatkan hati, dalam keheningan malam Suwono melakukan shalat sunah tahajud, membaca wirid, berdoa, dan melantunkan Al Quran. Khususnya ayat suci Al Quran surat Al Anbiya (21) ayat 35. “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan

92 DUTA Rimba

Usai melakukan orientasi lapangan, Suwono membuat rencana strategi pendekatan sosial yang efektif dan efisien. Di kala itu ia tahu, walau bekerja di RPH Sekaran bersama empat orang mandor yang jadi anak buahnya, namun setelah dikumpulkan dan diajak bekerja bersama membangun hutan, hanya Pak Sarman yang sudah tua, yang masih memiliki jiwa dan semangat selaku rimbawan. hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. Membaca ayat tersebut membuat hati Suwono tenang. Ia tak mengeluh dan berkecil hati. Ia pasrahkan solusi semua permasalahan yang ia hadapi kepada Allah SWT. Hari demi hari, Suwono terus melangkah. Penuh kesabaran dan ketegaran hati, Suwono tetap rajin menyapa dan berkomunikasi dengan warga Desa Sekaran. Baik secara langsung ia datangi ke rumah mereka, juga saat warga sedang bekerja di sawah, ladang, maupun di dalam hutan. Saat itu, sebagian besar masyarakat Desa Sekaran masih menggantungkan nasib pada hasil hutan, semisal kayu rencek, rumput, tanaman empon-empon yang tumbuh liar di lahan hutan, bahkan masih ada yang mencari madu di hutan tersebut. Lama kelamaan, sebagian warga Desa Sekaran mulai senang dan akrab dengan Suwono. Sebab, pribadi Suwono memang baik, sopan, dan santun. Tutur bahasanya halus, namun tak berteletele jika memberi penjelasan, dan kosa katanya sederhana, sehingga mudah dimengerti. Suwono kian mantap melangkah. Sering kali Suwono ditawari tokoh agama sepuh Desa Sekaran, yaitu Kiai Abdullah, untuk menyampaikan khotbah Jum’at di Masjid Jami’ Al

Falah, Desa Sekaran. Apalagi, Pak Seno Kepala Sekolah SDN I Sekaran dan Pak Romli Kepala Sekolah SMPN I Sekaran juga menawari Suwono untuk mengisi waktu sebagai pembina di kegiatan ekstrakurikuler Kepanduan (Kepramukaan). Sudah tumbuh rasa percaya diri yang tinggi dalam hati Suwono. Bahwa sebagian masalah sosial di Desa Sekaran sudah mulai terurai. Tugas selanjutnya adalah menyadarkan penggarap liar di lahan dalam kawasan hutan. Suatu waktu, ia membuat suatu pertemuan dengan penggarap liar dalam kawasan hutan. Hadir di acara yang digelar di di rumah Kiai Abdullah itu, pengurus LMDH Wono Makmur Desa Sekaran. Pak Firman Kasi PSDH KPH Randublatung, dan Pak Wargono Kepala Sub Seksi PHBM KPH Randublatung tampil sebagai narasumber. Temanya adalah “Berita Acara Tata Batas Hutan (BATB) dan program Pemanfaatan Lahan di Bawah Tegakan (PLDT) sebagai Implementasi Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)”. Pertemuan itu masih kurang direspon dengan baik oleh warga setempat. Sebab, mereka takut kehilangan lahan garapan yang berada dalam kawasan hutan yang selama ini menjadi sumber kehidupan keluarga mereka. Bahkan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Dok. Ir. Mubarak N.A. Sigit

ada beberapa orang yang nekad mengancam akan membunuh Suwono jika tak menghentikan upayanya mengembalikan sawah ladang menjadi hutan. Ancaman itu berlanjut dengan ada orang yang melakukan tindakan percobaan pembunuhan kepada Suwono. Walau menerima sejumlah tekanan bahkan tindak kekerasan secara fisik, Suwono tetap tegar. Ia tidak menyurutkan langkah melakukan penanganan dan penyelesaian konflik tenurial dalam kawasan hutan. Suwono terus melakukan konsolidasi internal dan eksternal. Pelan-pelan ia menggalang komunitas masyarakat untuk mendukung Perhutani. Ia juga merevitalisasi PHBM dengan cara mengaktifkan kegiatan LMDH. Antara lain dengan pekerjaan pembuatan persemaian, pembuatan tanaman hutan, pemeliharaan hutan, kegiatan Patroli Hutan gabungan dengan LMDH, dan Program Pemanfaatan Lahan di Bawah Tegakan (PLDT)

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

dengan tanaman porang, kunyit, dan rumput gajah. Selain tokoh-tokoh masyarakat Desa Sekaran, Suwono juga melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh pemuda, karang taruna, Ikatan Remaja Masjid Al Falah, LSM Cagar Alam di Kecamatan Randublatung, PPL Pertanian, Muspika, dan lain-lain. Upaya-upaya pendekatan sosial yang Suwono lakukan dipandang cukup efektif, karena LSM Cagar Alam, Camat, Kapolsek, dan beberapa tokoh pemuda di Desa Sekaran mulai menyatu dan membantu Suwono dalam penanganan konflik tenurial.

Hikmah di Balik Musibah Beberapa bulan berlalu. Cuaca mulai tak bersahabat. Beberapa hari hujan turun tak henti-henti. Matahari kerap diselimuti awan mendung. Suasana gelap membuat warga Desa Sekaran jadi resah, dan tak banyak beraktivitas. Suatu hari, suasana di luar rumah sungguh mencekam.

Angin menderu dan kilatan petir tak habis-habis menyambar-nyambar. Penduduk Desa Sekaran seperti terperangkap di dalam rumah masing-masing, sambil khawatir akan terjadi bencana alam banjir yang lebih besar seperti yang mereka alami tahun sebelumnya. Di dalam rumah, mereka menyalakan lampu, karena meski siang hari keadaan di dalam rumah gelap bagaikan malam. Tahun lalu, hampir sebagian besar wilayah Desa Sekaran terendam banjir yang hebat. Ketinggian air yang paling dalam adalah setinggi dada orang dewasa. Masyarakat banyak mengungsi ke Masjid Al Falah di selatan desa karena topografinya lebih tinggi dibandingkan wilayah lain Desa Sekaran. Rasa trauma jelas-jelas menggelayuti warga Desa Sekaran, karena situasi di luar rumah sudah semakin gelap. Akhirnya Desa Sekaran diguyur hujan lebat. Kali ini bahkan angin puting beliung ikut melanda. Petir pun terus menyambar dengan suara yang membahana. Gratag... gratag! Suara keras mengejutkan warga Desa Sekaran. Ternyata, beberapa pohon Flamboyan di pinggir jalan bertumbangan. Diikuti suara teriakan warga dan suara kentongan titir yang bertalu-talu. “Longsor! Longsor!” Beberapa warga berteriak melengking mengiris hati. Di hari itu, penduduk hiruk pikuk menyelamatkan diri dari bencana air bah besar dan longsor. Air sungai Menden meluap dan sudah hampir menenggelamkan Desa Sekaran. Di antara para warga yang mengungsi itu, ada Pak Juki (anak Pak Kades) bersama anak dan istrinya. Mereka berlari ke pengungsian membawa buntelan besar. Orang-orang berteriak teriak, “Allahu Akbar .... Allahu Akbar”. Mereka menyebut kebesaran Allah guna mengharap kasih sayang-Nya, agar musibah

DUTA Rimba 93


banjir cepat berhenti. Suwono dan Pak Sarman bersusah payah mencari bantuan ke sana kemari. Juga melaporkan banjir bandang di Desa Sekaran kepada Asper/KBKPH Beran Pak Rudi dan Administratur/ KKPH Randublatung Pak Rahmat. ADM KPH Randublatung segera memerintahkan Waka ADM Korkam bersama Tim yang terdiri dari Polhutmob dan beberapa Kepala Urusan di Kantor KPH agar secara langsung terlibat menanggulangi banjir bandang di Desa Sekaran. Di tim itu ada yang bertugas dalam tim penyelamat dengan menggunakan perahu karet dan ada yang membawa sembako untuk diperbantukan di Posko Pengungsian. Upaya-upaya tindak darurat dari Tim Perhutani itu benar-benar membantu warga Desa Sekaran, terutama warga Dusun Wanabaya. Kala itu banyak rumah warga Dusun Wanabaya hanyut oleh banjir bandang yang disertai tanah longsor. Kejadian banjir bandang dan tanah longsor di Desa Sekaran itu dimuat media massa, sehingga mendapat perhatian khusus dari Gubernur Jawa Tengah. Gubernur cepat menurunkan Satgas yang merupakan gabungan Petugas Pemprov Jawa Tengah, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Blora, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, dan Basarnas Provinsi Jawa Tengah, ke tempat kejadian. Setelah melakukan peninjauan dan pemeriksaan ke lokasi kejadian, Satgas Provinsi Jawa Tengah itu memutuskan, hutan di perbukitan yang diduduki dan dirambah warga Dusun Wanabaya menjadi Hutan Lindung. Sehingga, warga yang menduduki kawasan hutan tersebut diupayakan oleh Pemprov Jawa Tengah dan Pemkab Blora untuk mengikuti program

94 DUTA Rimba

Foto: Dok. Ir. Mubarak N.A. Sigit

OPINIRIMBA

Resettlement (Transmigrasi). Selanjutnya, di kawasan hutan tersebut dipasang plang larangan untuk menggunakan kawasan itu sebagai pemukiman dan budi daya pertanian. Sebagai tindak lanjut, di kawasan itu dilakukan reboisasi (penghutanan kembali) oleh Perum Perhutani dibantu Pemprov Jawa Tengah serta Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Blora. Warga Dusun Wanabaya yang sudah lama mendiami kawasan itu pun ditransmigrasikan oleh Pemerintah Daerah ke daerah transmigrasi di Provinsi Lampung. Sebagian besar masyarakat yang melakukan pencurian dan perambahan hutan menjadi sadar, betapa penting fungsi hutan sebagai pengatur tata air. Keberadaan hutan dapat meminimalkan terjadinya banjir. Atas petunjuk Mantri Hutan Sekaran Suwono, sawah dan ladang yang sebelumnya digarap secara ilegal oleh masyarakat Desa Sekaran, dapat dihutankan kembali dengan Sistem Perhutanan Sosial.

Jadi, masyarakat Desa Sekaran tetap boleh memanfaatkan lahan hutan dengan jarak tanaman pokok kehutanan 6 x 2 meter. Lahan di antara jarak tanaman pokok kehutanan tersebut masih dapat ditanami tanaman tumpangsari berupa padi gogo, jagung, atau jenis kacang-kacangan. Atas kegigihannya, Suwono mampu menghijaukan hutan di wilayah Desa Sekaran, yang sebelumnya merupakan wilayah hutan dengan konflik tenurial sulit ditangani dan diselesaikan. Sekarang, masyarakat Desa Sekaran bisa hidup harmonis dengan Perhutani dan bertekad ikut menjaga hutan agar lestari selamanya. Begitulah. Tidak mudah membuat masyarakat sadar untuk handarbeni (punya rasa memiliki) terhadap hutan. Namun, Suwono sang Mantri Hutan Sekaran mampu melakukannya. Sebab, ia memiliki hati yang tegar dan sangat peduli menjalankan tugasnya sebagai rimbawan sejati. Semoga ada banyak sosok berhati tegar seperti itu. • DR

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


IKLAN

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 95


ENVIRORIMBA

Di Ciamis,

Perhutani Tanam Pohon

Foto : Kompersh KPH Ciamis

Bersama Stakeholders

Perhutani selalu memegang teguh komitmen untuk mewujudkan pengelolaan hutan berkesinambungan dan menyejahterakan masyarakat. Wujudnya adalah pengelolaan hutan yang dapat meningkatkan keseimbangan fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial. Hal itu antara lain terlihat tatkala Perhutani KPH Ciamis bersama pemangku kepentingan melaksanakan “Gerakan Penanaman Sejuta Pohon”. Kegiatan yang sudah beberapa kali diadakan itu sekaligus menjadi perekat penting sinergi di antara Perhutani dengan para stakeholders.

96 DUTA Rimba

K

epedulian terhadap pelestarian hutan itu kembali terlihat di hari Minggu, 11 Juli 2021. Di hari itu, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis bersama pemangku kepentingan setempat kembali melaksanakan “Gerakan Penanaman Sejuta Pohon”. Kegiatan itu dilaksanakan pada sumber mata air dan sempadan sungai di Gunung Geger Bentang, yang berada di Petak 90c wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Banjarsari, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Banjar Selatan, KPH Ciamis.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto : Kompersh KPH Ciamis

Sejumlah tokoh dan pejabat setempat hadir di kegiatan itu. Mereka antara lain Asisten Perhutani (Asper) BKPH Banjar Selatan, Amar Sukmana, beserta jajarannya; Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ciamis, Aang Mulyadi; Forum Komunikasi Peduli Gunung Sawal (FOKUS); Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis; Dinas Lingkungan Hidup; Kepala Desa Sindang Rasa; dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Sekar Melati Nusantara. Bibit yang ditanam pada kesempatan tersebut adalah jenis Pucung, Aren, dan Jambe. Administratur Perhutani KPH Ciamis, melalui Amar Sukmana, mengatakan, Perhutani mengapresiasi dan mendukung kegiatan penanaman pohon tersebut yang diprakarsai bersama FOKUS. Sebab, tanaman yang ditanam di kesempatan itu merupakan jenis tanaman yang memiliki fungsi tanaman ekologi dan ekonomi. Apalagi, lokasi penanamannya berada di sekitar sumber mata air, sempadan sungai, serta di tepi jurang. Hal itu mendorong terwujudnya lingkungan

yang asri dan lestari serta nyaman bagi masyarakat sekitar. Amar Sukmana juga menyampaikan terima kasih kepada para pemangku kepentingan lainnya yang telah membantu menyukseskan kegiatan lanjutan penanaman tersebut. Ia berharap, ke depannya pengelolaan hutan dapat meningkatkan keseimbangan fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial. “Perhutani KPH Ciamis siap menjalin dan bersinergi dengan semua pemangku kepentingan dalam menjaga kelestarian hutan, dan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar hutan,” tuturnya.

Dukung Penuh Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Ciamis, Aang Mulyadi, menyatakan, pihaknya mendukung sepenuhnya program kegiatan penanaman tersebut. Wujud dukungan itu antara lain, pihaknya akan menjalin koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menyokong kegiatan penanaman pohon. “Kami akan berkoordinasi dengan para pihak, terkait dari segi bitan pohon, baik itu untuk tanaman

pengkayaan untuk tanaman palawija,” katanya. Membangun sinergi dengan para pemangku kepentingan itu juga bagian dari tugas pokok dan fungsi Perhutani. Tugas pokok Perum Perhutani adalah menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan yang menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai, guna pemenuhan hajat hidup orang banyak serta untuk turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya. Adapun fungsinya yaitu menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Kondisi Sosial Ekonomi Secara administratif pemerintahan, wilayah kerja Perhutani KPH Ciamis berada di Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar, Jawa Barat. Wilayahnya di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kuningan, di timur dengan Kabupaten Cilacap, di selatan dengan Samudra Hindia, dan di sebelah barat dengan Kabupaten Tasikmalaya. Secara Geografis, wilayah KPH Ciamis terletak pada 70°03” sampai 7°50” BT dan 1°22” sampai 1°59” LS. Wilayah hutan KPH Ciamis dilingkupi oleh 113 Desa dan 25 Kecamatan. Jumlah penduduk di desa sekitar hutan kira-kira 1.587.430 orang, menempati wilayah seluas 2.523,72 kilometer persegi. Tingkat kepadatan penduduk adalah 629 orang per kilometer persegi. Tingkat perkembangan desa di wilayah Kabupaten Ciamis tergolong berstatus Swadaya dan Swakakarya. • DR/Cms/Bun

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 97


WISATARIMBA

PPKM Berlalu, Telomoyo Nature Park

Melaju W

Selama penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berkaitan dengan masih merebaknya wabah pandemi Covid-19, industri pariwisata mengalami penurunan. Padahal, animo masyarakat terhadap aktivitas wisata sebenarnya sudah cukup bagus. Tetapi, memang kondisi wabah pandemi Covid-19 yang masih tinggi, pengelola tempat wisata memang harus sejenak menurunkan aktivitasnya. Sehingga, ketika PPKM Darurat selesai, banyak lokasi wisata yang menata langkah baru. Termasuk juga munculnya banyak lokasi wisata baru yang melaju menjadi lokasi wisata unggulan. Di antara lokasi-lokasi wisata baru itulah, Telomoyo Nature Park melaju.

98 DUTA Rimba

isatawan dan para penikmat wisata alam tentu sudah tak asing lagi dengan Gunung Telomoyo. Gunung Telomoyo merupakan destinasi wisata yang terletak di perbatasan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang. Gunung yang berada di Dusun Pandean, Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu merupakan salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi orang sebelum penerapan PPKM Darurat. Sebab, wisatawan dapat menikmati keindahan alam dan keasrian suasana di puncak gunung tanpa harus menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki mendaki menuju puncak.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Kompersh KPH Kedu Utara

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 99


Foto : Kompersh KPH Kedu Utara

WISATARIMBA

Pasalnya, ada banyak fasilitas dan sarana di sana yang disediakan untuk memudahkan para wisatawan untuk dapat mendaki gunung setinggi 1.894 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut. Misalnya Jeep sewaan dan sepeda motor sewaan. Sehingga, wisatawan dapat mencapai puncak Gunung Telomoyo tanpa harus susah payah mendaki. Dan pesona alam di puncak Gunung Telomoyo itu pun menjadi tujuan wisata yang memesona wisatawan. Namun, kini banyak petualang wisata yang mulai tahu bahwa ternyata kawasan puncak Gunung Telomoyo bukanlah satu-satunya daya tarik wisata yang ada di sana. Kawasan hutan pinus yang ada di area kaki Gunung Telomoyo juga mengandung potensi wisata yang tak kalah menariknya. Maka, tak salah jika kini area hutan pinus di kaki Gunung Telomoyo itu akan dijadikan tempat wisata baru. Telomoyo Nature Park adalah nama tempat wisata baru tersebut. Memang, saat ini Telomoyo Nature Park masih belum dibuka untuk umum. Selain karena kondisi

100 DUTA Rimba

Telomoyo Nature Park telah diproyeksikan untuk menjadi destinasi wisata baru yang berpotensi besar untuk melaju menjadi tempat wisata alam unggulan. Dan demi mewujudkan potensi itu, saat ini berbagai persiapan dan pengembangan destinasi wisata itu terus dilakukan. yang masih PPKM Darurat, juga karena Telomoyo Nature Park masih dalam tahap pengerjaan. Tetapi, Telomoyo Nature Park telah diproyeksikan untuk menjadi destinasi wisata baru yang berpotensi besar untuk melaju menjadi tempat wisata alam unggulan. Dan demi mewujudkan potensi itu, saat ini berbagai persiapan dan pengembangan destinasi wisata itu terus dilakukan.

Wisata Nuansa Alam Lokasi Telomoyo Nature Park tepatnya berada di lereng Gunung Telomoyo dari pintu masuk Dalangan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Jika telah dibuka, Telomoyo Nature Park nantinya dapat dijangkau

dari arah Dusun Pandean, Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lokasi Telomoyo Nature Park ini berjarak hanya sekitar 1 kilometer dari pintu masuk Gunung Telomoyo via Dalangan. Lokasi yang mudah ditemukan dan dijangkau itu juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Salah satu pengelola Telomoyo Nature Park, Safii, menuturkan, Telomoyo Nature Park dibangun di hutan pinus milik Perhutani dan menyuguhkan wisata dengan nuansa alam. Pengelolaan tempat wisata ini dilakukan dengan memerhatikan kelestarian alam itu. Pun sarana dan fasilitas yang disediakan juga berfungsi memudahkan para wisatawan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto : Kompersh KPH Kedu Utara

menikmati alam yang indah dan alami pula. “Kita juga menyediakan ATV track. Juga masih mengusahakan jogging track dan rumah-rumah kecil semacam homestay bagi pengunjung yang ingin bermalam di bawah hutan rimbun,” kata dia. Safi’i melanjutkan, nantinya pengunjung juga bisa mencoba menjalani kehidupan sehari-hari warga desa yang tinggal di kaki gunung. Mereka dapat mencoba merasakan teknik bertani dan beternak sapi perah, karena sebagian besar penduduk di sana adalah petani dan peternak. Bahkan, akses masuk ke lokasi wisata Telomoyo Nature Park itu juga melewati lahan sayur milik warga.

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Safi’i juga menjelaskan, pengelolaan Telomoyo Nature Park akan berbeda dari pos retribusi Gunung Telomoyo via Dalangan. Rencananya, harga tiket masuk ke tempat wisata Telomoyo Nature Park yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini akan dibanderol seharga Rp 10.000. Sedangkan harga sewa ATV adalah Rp 30.000 untuk satu putaran lintas hutan. “Untuk siap bukanya Telomoyo Nature Park, mungkin menunggu PPKM selesai,” tutur Safi’i.

Diharapkan Semakin Menarik Selama penutupan kegiatan pariwisata karena kondisi yang masih berada dalam status

penerapan PPKM, pengelola destinasi wisata Telomoyo Nature Park telah melakukan berbagai pembenahan. Salah satunya dengan menambah sejumlah wahana baru. Penambahan wahana-wahana baru itu diharapkan bisa mendorong terwujudnya tujuan mereka, yaitu akan dapat membuat Telomoyo Nature Park menjadi tujuan wisata yang semakin menarik bagi pengunjung saat Gunung Telomoyo sudah diperbolehkan untuk dibuka kembali. Sementara itu, pengelola destinasi wisata Gunung Telomoyo, Mul Budi Santoso, menegaskan, sebagai wahana tambahan di lokasi wisata Gunung Telomoyo yang saat ini sedang dibangun, Telomoyo Nature Park saat ini sudah semakin menunjukkan perkembangan yang baik. Saat ini, menurut dia, progres pembangunan Telomoyo Nature Park sudah mencapai 60 persen, sejak mulai dibangun saat awal penerapan PPKM Darurat. “Pengelola berharap, ketika nanti dibuka ada sesuatu yang baru lagi di Telomoyo setelah wahana Awangawang kemarin,” katanya. Yang menarik, Telomoyo Nature Park tidak hanya akan menghadirkan wisata alam tetapi juga wisata petualangan. Di Telomoyo Nature Park, nantinya akan ada 18 unit glam camp. Di sana juga akan dibuat jalur ATV. ATV itu bakal menjadi salah satu daya tarik utama Telomoyo Nature Park. Terutama bagi para wisatawan yang gemar bertualang dan mencoba aktivitas yang menantang dan memacu adrenalin. Nah, tak sabar ingin berkunjung dan menikmati ragam wisata alam dan petualangan yang baru? Datang saja ke Telomoyo Nature Park. Dan rasakan sensasi petualangan di tengah keasrian alam hutan pinus. Cag! • DR

DUTA Rimba 101


INOVASI

Terobosan Baru

Perhutani Bina LMDH Lewat Radio Suara Pantura Pengelolaan hutan bersama masyarakat menciptakan sinergi yang terjalin di antara Perhutani dengan masyarakat di sekitar hutan. Lewat LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), Perhutani menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan masyarakat dalam mengelola hutan. Kepada LMDH, Perhutani juga selalu memberikan pembinaan agar taraf kehidupan mereka pun dapat meningkat. Tetapi, di masa berjangkitnya wabah pandemi Covid-19, pembinaan itu tak dapat dilakukan secara tatap muka demi menghindari terjadinya kerumunan. Dan langkah insan-insan Perhutani KPH Mantingan memanfaatkan radio sebagai media pembinaan itu menjadi sebuah terobosan inovatif.

M

enyikapi masa pandemi Covid-19 yang melanda negeri kita dan belahan dunia lain, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan mencoba terobosan baru dalam melaksanakan pembinaan bagi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Mereka melakukan pembinaan terhadap LMDH itu lewat stasiun radio “Suara Pantura” dalam dialog interaktif. Hal itu terlihat dalam aktivitas siaran yang mengudara di hari Rabu, 21 Juli 2021, pukul 17.00 WIB. Kegiatan pembinaan lewat stasiun radio itu dilakukan langsung oleh Kepala Sub Seksi (KSS) Komunikasi Perusahaan (Kompers) Perhutani KPH Mantingan bersama kru Radio Suara Pantura. Model siaran yang mereka lakukan adalah dialog interaktif. Tema yang diusung dalam siaran dialog hari itu adalah

102 DUTA Rimba

“Pemberdayaan Masyarakat dalam LMDH Melalui Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di Masa Pandemi”. Administratur Perhutani KPH Mantingan, Marsaid, melalui Wakil Administratur, Dwi Anggoro Kasih, mengatakan, Perhutani KPH Mantingan tetap melakukan pembinaan terhadap LMDH. Hal itu untuk efektifitas kegiatan dalam pembinaan di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dwi Anggoro Kasih menambahkan, LMDH sebagai mitra memerlukan pembinaan Perhutani guna menyinergikan program kegiatan Perhutani dengan masyarakat desa yang mempunyai pangkuan ataupun garapan di wilayah hutan, khususnya di KPH Mantingan. “Mulai dari produksi kayu, pengolahan lahan, keamanan, dan juga garapan agroforestry.

Di samping itu, pembinaan ini harapannya dapat membantu dalam memersiapkan dan memerkuat KUPS bagi LMDH yang sudah terbentuk,“ katanya. Sementara itu, Direktur Radio Suara Pantura, Maskuri, menyampaikan terima kasih kepada jajaran Perhutani yang telah bekerjasama dengan pihaknya. Kerja sama yang terjalin di antara mereka diakui sebagai kerja sama yang baik dan prospektif. “Ke depan, program ini akan kami tambah jam siarnya, sehingga bisa menjadi bahan tambahan dan ilmu untuk para pengarap lahan kawasan hutan di masa pandemi,” ujarnya.

Siaran Radio Siaran Radio Suara Pantura dapat diakses di gelombang 103,9 FM. Nomor telepon (0295) 6980116 dapat dihubungi sewaktu-waktu. Selain itu, masing-masing Ketua

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto: Kompersh KPH Mantingan

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

DUTA Rimba 103


maupun Anggota LMDH juga dapat berdialog lewat aplikasi WhatsApp dengan nomor 082138360466. Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang tersebut melintas dan merambat lewat udara, dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara. Sebab, gelombang tersebut tidak memerlukan medium pengangkut (semisal molekul udara). Awalnya, radio digunakan untuk keperluan maritim. Yaitu untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan penerimanya di darat. Salah satu pengguna awal teknologi ini adalah Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia saat Perang Tsushima di tahun 1901. Salah satu penggunaan teknologi ini yang paling dikenang adalah pada komunikasi antara operator di kapal RMS Titanic dengan kapal terdekat, dan komunikasi ke stasiun darat di tahun 1912. Siaran komersial radio mulai dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran komersial, siaran titik-ke-titik (point-to-point), termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada dekade 1920an dan 1930-an. Penggunaan radio dalam masa sebelum perang dunia kedua adalah untuk mengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan menggunakan radar. Sekarang, terdapat banyak kegunaan gelombang radio, termasuk jaringan nirkabel, komunikasi segala jenis, dan siaran komersial radio. Di masa Perang Dunia II, radio digunakan untuk memberikan perintah dan komunikasi antara

104 DUTA Rimba

Foto : Kompersh KPH Mantingan

INOVASI

Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Jerman kala itu menggunakan komunikasi radio untuk mengirim pesan diplomatik saat kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania Raya. Amerika Serikat juga menyampaikan Program 14 dari Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang.

Radio Siaran Publik Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial tidak hanya menyiarkan berita dan musik, tetapi termasuk drama, komedi, beragam program, serta hiburan lainnya. Radio AM bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan gelombang audio. Kedua gelombangg ini sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun, proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio. Awalnya, penggunaan gelombang radio AM hanya untuk keperluan telegram nirkabel. Orang pertama yang melakukan siaran

radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50 mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia). Ketika radio AM mulai umum digunakan, Armstrong menemukan masalah saat radio lain ditransmisikan menggunakan kekuatan sinyal yang sama. Saat itu gelombang audio ditransmisikan bersama gelombang radio dengan menggunakan modulasi amplitudo (AM). Modulasi ini sangat rentan akan gangguan cuaca. Pada akhir 1920-an Armstrong mulai mencoba menggunakan modulasi dimana amplitudo gelombang penghantar (radio) dibuat konstan. Tahun 1933, ia menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta tidak terganggu oleh cuaca buruk. Sayangnya teknologi ini tidak serta merta digunakan secara massal. Radio FM (frekuensi modulasi) bekerja dengan prinsip

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


yang serupa dengan radio AM, yaitu dengan memodulasi gelombang radio (sebagai penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada radio FM proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi. Saat ini, radio AM tidak terlalu banyak digunakan untuk siaran radio komersial, karena kualitas suara yang buruk.

Gelombang Radio Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika obyek bermuatan listrik dari gelombang osilator (gelombang pembawa) dimodulasi dengan gelombang audio (ditumpangkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF; “radio frequency”) pada suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik. Gelombang elektromagnetik lain yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar-X,

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

Foto : Kompersh KPH Mantingan

Menyimak banyak keunggulan radio, adalah wajar jika sampai kini radio masih dianggap sebagai media massa paling berpengaruh dan efektif dalam membentuk opini publik. Maka, tak salah jika radio juga digunakan Perhutani KPH Mantingan untuk melakukan pembinaan terhadap LMDH. inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat. Perlu diperhatikan, gelombang radio berbeda dengan gelombang audio. Gelombang radio merambat pada frekuensi 100,000 Hz sampai 100,000,000,000 Hz, sementara gelombang audio merambat pada frekuensi 20 Hz sampai 20,000 Hz. Pada siaran radio, gelombang audio tidak ditransmisikan langsung melainkan ditumpangkan pada gelombang radio yang akan merambat melalui ruang angkasa. Ada dua metode transmisi gelombang audio, yaitu melalui modulasi amplitudo (AM) dan modulasi frekuensi (FM). Ketika gelombang radio dikirim melalui kabel kemudian dipancarkan oleh antena, osilasi dari medan listrik, dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Pancaran gelombang radio ini kemudian dapat diubah oleh radio penerima (pesawat radio) menjadi sinyal audio atau lainnya yang membawa siaran, dan informasi.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyebutkan, frekuensi radio merupakan gelombang elektromagnetik yang diperuntukkan bagi penyiaran, dan merambat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik, dan sumber daya alam terbatas. Seperti spektrum elektromagnetik yang lain, gelombang radio merambat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik. Menyimak banyak keunggulan radio, adalah wajar jika sampai kini radio masih dianggap sebagai media massa paling berpengaruh dan efektif dalam membentuk opini publik. Maka, tak salah jika radio juga digunakan Perhutani KPH Mantingan untuk melakukan pembinaan terhadap LMDH. Seperti semboyan Radio Republik Indonesia, “Sekali di Udara Tetap di Udara”, seperti itulah efektivitas radio sebagai medium penyampaian informasi dan komunikasi.• DR/Mnt/Sgt

DUTA Rimba 105


POJOKKPH

Pelatihan Pembuatan Pakan Ternak

“Silase”

Buat LMDH di Mojokerto Kesungguhan dan komitmen Perhutani untuk terus berupaya meningkatkan usaha produktif LMDH dan peningkatan usaha Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) tak diragukan lagi. Hal itu antara lain terlihat di Mojokerto, Jawa Timur. Di sana, dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan memaksimalkan usaha produktif, Perhutani KPH Mojokerto memberikan pelatihan pembuatan pakan ternak “Silase” untuk anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bina Humas di Mojokerto. Seperti apa jalannya pelatihan tersebut?

P

emberdayaan masyarakat di sekitar hutan terus dilakukan insan-insan Perhutani. Salah satunya terlihat tatkala Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto bersama Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) mengadakan pelatihan pembuatan pakan ternak “Silase” untuk anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan(LMDH) Bina Humas. Pelatihan tersebut digelar di Mojokerto, Senin, 23 Agustus 2021. Pakan ternak “Silase” merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan dan disimpan dalam tempat kedap udara, baik kantong plastik yang kedap udara atau silo, maupun drum, dan sudah terjadi proses fermentasi dalam keadaan

106 DUTA Rimba

tanpa udara atau anaerob. Proses silase ini melibatkan bakteri-bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactis Acidi dan streptococcus yang hidup secara anerob dengan derajat keasaman 4 (pH 4). Mengapa pada saat proses silase pakan hijauan ternak yang tersimpan dalam kantong plastik atau dalam silo itu harus ditutup rapat? Hal itu untuk memerlambat secara alamiah proses pembusukan hijauan tersebut. Sehingga, proses silase berjalan dengan baik dan pakan hijauan tidak cepat dibusukkan oleh bakteri lain dan jamur.

Bersama TPM Mojokerto Sementara itu, dalam keterangannya di tempat terpisah,

Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Nur Budi Susatyo, mengatakan, kegiatan pelatihan tersebut mereka lakukan dalam rangka meningkatkan usaha produktif LMDH dan peningkatan usaha Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Kegiatan itu merupakan ide dan rancangan Tim Perhutanan Sosial Perhutani KPH Mojokerto bersama TPM Mojokerto. “Saya sangat mengapresiasi inisiatif yang digagas oleh Tim Perhutanan Sosial KPH Mojokerto bersama dengan TPM Mojokerto. Kegiatan ini juga bisa diadopsi untuk pelatihan di masing-masing LMDH di wilayah kerja Perhutani KPH Mojokerto,” katanya. Sarwadji dari TPM Perhutani KPH Mojokerto di kesempatan itu mengatakan, pelatihan tersebut

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021


Foto : Dwi Wahyono/Kompersh KPH Mojokerto

bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, khususnya anggota LMDH, dalam bidang peternakan, yaitu pembuatan pakan ternak “Silase”. Menurut Sarwaji, pembuatan pakan ternak “Silase” ini sangat mudah, yaitu dengan melalui proses fermentasi. Lewat proses fermentasi, rumputrumputan atau hijauan lainnya

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021

dapat diolah menjadi “Silase”. Kelebihannya, pakan ternak tersebut mengandung nutrisi tinggi dan tahan lama, sehingga bisa menjadi alternatif pakan ternak di saat musim paceklik. “Kegiatan ini akan terus kami tularkan ke LMDH lainnya. Dan kami siap memberikan pendampingan bersama Tim Perhutani dalam

memberikan pelatihan di sejumlah 105 LMDH di wilayah kerja Perhutani KPH Mojokerto,” ujarnya.

Tiga Kabupaten KPH Mojokerto adalah salah satu unit kerja manajemen Perhutani yang berada di wilayah Divisi Regional Jawa Timur. Wilayahnya seluas 31.922,6

DUTA Rimba 107


Foto : Dwi Wahyono/Kompersh KPH Mojokerto

POJOKKPH

Hektare. Kawasan seluas itu meliputi kawasan hutan yang berada di tiga kabupaten. Secara administratif pemerintahan, wilayah kerja KPH Mojokerto meliputi kawasan hutan di Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Jombang. Berdasarkan hasil evaluasi potensi sumber daya hutan tahun 2014, kawasan hutan KPH Mojokerto meliputi Hutan Produksi seluas 29.169,6 hektare (91,4%), Hutan Lindung 252,9 hektare (0,8%) dan Kawasan Perlindungan 2.500,1 hektare (7,8%). Sementara berdasarkan BATB (Berita Acara Tata Batas) tahun 1927–1928, KPH Mojokerto merupakan hutan produksi yang berdasarkan topografi terdiri dari 29,2% Lahan Datar, Landai (68,7%), Agak Curam (0,5%), serta lain–lain (1,6%). Geografis KPH Mojokerto berada di 5018– 5040 BT dan 7010– 7026 LS. Berdasarkan jenis tanah, kondisinya terdiri dari jenis Margalit dan Mediteran. Iklim di kawasan KPH Mojokerto termasuk tipe C dengan curah hujan 996 – 2.393 mm per tahun. Kawasan

108 DUTA Rimba

hutan KPH Mojokerto memiliki lima Bagian Hutan dengan Kelas Perusahaan Jati dan dan Kayu Putih serta dua jenis tanah.

Delapan BKPH Pengelolaan kawasan hutan di KPH Mojokerto diorganisasikan dalam 8 BKPH dan 30 RPH. Masingmasing RPH punya pelaksana lapangan untuk kegiatan tanaman, pemeliharaan, penjarangan, keamanan, pembantu penyuluh/ sosial, pembantu lingkungan, dan tebangan. Saat ini, Karyawan KPH Mojokerto berjumlah 214 orang. Kedelapan BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) yang terdapat di KPH Mojokerto tersebut adalah BKPH Bluluk, BKPH Ngimbang, BKPH Dradah, BKPH Lawangan Agung, BKPH Mantup, BKPH Kambangan, BKPH Tapen, dan BKPH Kemlagi. Luas BKPH Bluluk adalah 3.358,7 hektare, meliputi wilayah kerja RPH Bluluk, RPH Majenon, dan RPH Sukorame. Sementara BKPH Ngimbang memiliki wilayah kerja seluas 4.354,8 hektare, meliputi wilyah kerja RPH Ngimbang, RPH

Blawi, RPH Sidodadi dan RPH Pataan. Sedangkan BKPH Dradah memiliki kawasan seluas 3.564,1 hektare, meliputi wilayah kerja RPH Dradah, RPH Sedah, dan RPH Tenggerejo. Luas BKPH Lawangan Agung adalah 3.488,3 hektare, meliputi wilayah kerja RPH Wonokoyo, RPH Sukobendu dan RPH Gondanglor. Luas BKPH Mantup adalah 5.081,7 Hektare, meliputi wilayah kerja RPH Mantup, RPH Babatan, RPH Kasah dan RPH Kedungwangi. Dan BKPH Kambangan memiliki kawasan seluas 4.000,8 hektare, meliputi wilayah kerja RPH Grenjengan, RPH Ngegreng, RPH Garung, dan RPH Banyuasin. Luas BKPH Tapen adalah 3.970,3 hektare, meliputi wilayah kerja RPH Made, RPH Katemas, RPH Sempal, dan RPH Peleman. Serta BKPH Kemlagi memiliki kawasan seluas 4.062,9 hektare, meliputi wilayah kerja RPH Kemlagi, RPH Simo, RPH Kupang, RPH Selogendogo, dan RPH Kemuning. Selain itu, KPH Mojokerto juga memiliki kawasan yang meliputi Alur seluas 41,0 hektare. • DR/Dwi/Mjk

NO. 91 • TH. 15 • JULI - AGUSTUS • 2021




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.