6 minute read
Jumpstart to Next Level
Tak terasa, kita segera berada di penghujung tahun 2021. Tak lama lagi, kita akan memasuki tahun baru, 2022. Tentu, akan ada beraneka ragam tantangan yang harus dihadapi. Demi menghadapi tantangan dan kesempatan di tahun 2022 mendatang, Perum Perhutani menggelar Rapat Kerja (Raker) yang dikemas dalam Leaders Gathering. Selama dua hari, Leaders Gathering itu mengangkat tema “Jumpstart to Next Level”. Tema tersebut seakan mewakili semangat dan optimisme insan-insan Perhutani untuk melompat ke level yang lebih tinggi. Tentu saja, pencapaiannya perlu kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas.
Insan-insan Perhutani sedang bersiap menghadapi tahun 2022 yang tak lama lagi akan segera tiba. Hal itu diwujudkan dengan Perum Perhutani menggelar Rapat Kerja (Raker) yang dikemas dalam Leaders Gathering.
Advertisement
Kegiatan yang digelar selama dua hari, Rabu-Kamis, 27-28 Oktober 2021, di Perhutani Forestry Institute (PeFI) Madiun itu, mengangkat tema “Jumpstart to Next Level”. Di dalam kegiatan itu, segenap jajaran Direksi Perum
Perhutani yang berjumlah enam orang tersebut, hadir bersama seluruh “Leaders” yang merupakan pemimpin satuan kerja dari seluruh wilayah Perhutani. Kegiatan Leaders
Gathering itu diselenggarakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat sepanjang acara. Di Leaders Gathering tersebut,
Direktur Utama Perum Perhutani,
Wahyu Kuncoro, menyampaikan, terdapat sembilan rencana proyek strategis di sepanjang tahun 2022, yang merupakan lanjutan dari rencana di tahun 2021. Dua proyek di antaranya adalah bagian dari 88 proyek strategis Kementerian BUMN. Tujuh proyek lainnya merupakan proyek inisiatif internal Perhutani.
Sembilan rencana proyek tersebut meliputi Sinergi Industri Kayu, Perhutani Subsidiaries Reorganization, Ekstensifikasi Rebranding Wisata Alam, New Factory dan Komersialisasi Produk Biomassa, Implementasi Digitalisasi Pemetaan dan Pengamanan Sumber Daya Hutan (SDH), Platform Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif, Pengembangan Agroforestry Tebu, Pengembangan Produk Olahan Herbal (co branding), dan yang terakhir adalah Transformasi Digital Sistem Informasi, Back Office and Shared Service.
Lebih lanjut, Wahyu Kuncoro menyebutkan ada sejumlah tantangan bagi Pemimpin BUMN di masa kini. Yaitu transformasi yang terjadi terus menerus, dan prinsip profesionalisme secara utuh di setiap BUMN, sehingga perusahaan BUMN harus bisa beradaptasi di tengah pandemi, dan menjaga keseimbangan antara kerja dan keluarga. Ia pun mengajak seluruh “Leaders” di Perhutani untuk terus bersemangat dalam meningkatkan kinerja dan menjadi role model bagi orang-orang yang dipimpinnya. Hal itu dilakukan dengan menerapkan core values AKHLAK.
“Perhutani bukan BUMN kecil dan harus diwujudkan menjadi BUMN besar dengan kemampuan sendiri. Jangan resisten terhadap perubahan. Lakukan yang terbaik untuk Perusahaan. Jaga selalu kekompakan dengan tim kerja. Ciptakan suasana kerja yang baik. Yakin selalu ada harapan,” kata Wahyu Kuncoro, penuh optimisme.
Dua Hari Gathering
Ada banyak kegiatan dalam rangkaian acara dua hari Leaders
Gathering itu. Di hari pertama, kegiatan tersebut diawali dengan spirit motivation yang disampaikan langsung oleh Muhammad Ainun Nadjib atau yang lebih akrab dipanggil Cak Nun. Da’i asal Jombang itu hadir bersama grup musik Kiai Kanjeng.
Di hari pertama itu, Perhutani juga menyerahkan santunan kepada anak-anak yatim yang berasal dari wilayah sekitar hutan Madiun. Yang menarik, sepanjang kegiatan di hari pertama ini, Direksi Perum Perhutani dan para peserta membaur, saling berbagi pengalaman, ide, dan membuka ruang diskusi. Hal itu memberikan nilai-nilai positif bagi pengembangan Perum Perhutani secara umum dan khususnya bagi para peserta selaku individu atau “Leaders”.
Di hari kedua, acara berfokus pada pembahasan Rencana Kerja Tahun 2022. Setiap anggota Direksi Perhutani berkesempatan menyampaikan paparan tentang rencana kerja di bidang masingmasing. Dan di akhir acara, seluruh peserta menandatangani Komitmen Bersama sebagai tanda bahwa semua “Leaders” di Perum Perhutani akan bersungguh-sungguh
Foto : Kompersh PeFi Madiun
dalam menjalankan rencana dan memenuhi target yang telah tersusun di tahun 2022.
Leaders Gathering dimaknai sebagai sarana membangun motivasi. Sebab, di masa mendatang, setiap pemimpin BUMN akan menghadapi tantangan yang kian besar. Terutama di masa new normal sekarang ini. Seperti kata Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, terdapat empat tantangan besar bagi para pemimpin BUMN di era new normal. Pertama, transformasi yang terjadi secara terus menerus. Maka, BUMN harus bisa melakukan transformasi bisnis model untuk bisa terus bertahan.
Kedua, prinsip profesionalisme secara utuh di setiap BUMN. BUMN di masa lalu lebih mengedepankan kompetensi teknis. BUMN saat ini lebih menekankan profesionalitas, semisal kompetensi kepemimpinan hingga ke aspek-aspek pendukungnya.
Ketiga, setiap perusahaan BUMN harus bisa melakukan adaptasi di tengah pandemi. BUMN harus bisa menjadi perusahaan yang tidak hanya mengejar profit semata. Tetapi perusahaan yang humanis dan bisa mendalami karyawannya.
Keempat, menjaga keseimbangan antara kerja dan keluarga. Hal-hal seperti fleksibilitas waktu, bias gender, dukungan fasilitas, dan sebagainya, perlu terus dijaga.
“Kita memimpin bukan hanya dengan head, tetapi juga dengan heart dan hands,” ujar Kartika Wirjoatmodjo.
Akhlak BUMN
Sesuai tema yang diangkat dalam Leaders Gathering tersebut, Perhutani memang tengah bersiap untuk secara bisnis melompat ke tingkatan yang lebih tinggi. Hal itu dilakukan dengan menerapkan prinsip yang tercantum dalam program Kementerian BUMN, yaitu Akhlak BUMN. Di tahun 2020, Kementerian BUMN mencanangkan sebuah program yang disebut Akhlak BUMN.
Akhlak sendiri merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Akhlak tersebut sejatinya adalah sebuah upaya reformasi pengelolaan BUMN. Yang jika kita tengok ke belakang, pada tahun 2011 Menteri BUMN (ketika itu), Mustafa Abu Bakar, meluncurkan Good Corporate Governance (GCG). Kemudian, tahun 2013 Menteri BUMN (saat itu), Dahlan Iskan, membuat BUMN Bersih. Menteri selanjutnya, Rini Soemarno, tahun 2015 membuat Zona Integritas dan tahun 2019 membuat Profit (profesional berintegritas). Kini, Menteri BUMN Erick Tohir menciptakan Akhlak di tahun 2020.
Banyak pihak berharap, penerapan AKHLAK di BUMN dapat menjadi identitas dan perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja BUMN secara berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah melakukan transformasi human capital dan meningkatkan daya saing BUMN menjadi pemain global. Hal ini didasarkan pada banyak kejadian dan performa Kementerian BUMN di masa lalu.
Mengutip Erick Tohir, di tahun 2019 Kementerian BUMN mencatat 159 kasus korupsi di Kementerian BUMN. Dari jumlah itu, sebanyak 53 orang atau 1/3 di antaranya dinyatakan sebagai tersangka. Sejumlah 25 kasus diproses oleh kepolisian, 2 kasus diproses oleh kejaksaan, 10 kasus diproses KPK, dan ada 16 kasus diproses oleh Komisi Kepatuhan Internal kementerian BUMN.
Selain kejadian pandemi yang mendera BUMN dalam waktu nyaris dua tahun ini, juga ada disrupsi yang menjadi tantangan bagi BUMN. Misalnya perubahan yang cukup drastis terhadap teknologi digital dan perubahan nilai-nilai, perilaku, dan preferensi kaum millenials. Tantangan ini memaksa Kementerian BUMN untuk memformulasikan ulang perannya sebagai strategic architect. Sehingga, harus ada transformasi human capital, agar bisa meningkatkan daya saing BUMN sehingga bisa menjadi pemain global dan BUMN bisa menjadi pabrik talenta. Untuk mencapai hal itu, BUMN perlu memiliki nilai-nilai utama sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Stepstep konsep Akhlak juga berorientasi kepada upaya penciptaan prestasi dan perbaikan perilaku.
Memang, Akhlak tidak bisa menjawab persoalan-persoalan ini. Pandemi selain memukul bisnis BUMN, juga memberikan peluang dan kesempatan. Pandemi memaksa peran besar pemerintah, termasuk BUMN. Menteri BUMN memiliki momentum yang besar untuk mereformasi BUMN secara fundamental. Kementerian BUMN perlu mengelola konflik kepentingan dan intervensi politik. Menteri BUMN perlu merumuskan ulang program agar lebih substansial dan tidak berhenti pada jargon.
Lompatan Bisnis
Mengadopsi Program Akhlak BUMN tersebut, Perum Perhutani menyatakan siap melakukan lompatan lebih tinggi untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Perlu langkahlangkah inovatif untuk membuat lompatan bisnis yang lebih tinggi itu. Di antaranya adalah berani menghadapi setiap tantangan yang ada. Tantangan dan tugas pekerjaan memang bisa terlihat sangat mengintimidasi kita. Tetapi, kitalah yang memegang dan mengontrol hidup kita. Jika kita sudah mundur duluan ketika sebuah tantangan baru datang menghadang, maka jalan untuk menuju kesuksesan bisa terasa semakin sulit. Tantangan baru biasanya hadir dengan dibarengi oleh banyak hal baru dan penting yang bisa kita pelajari.
Selain itu, perlu membuat inkubator ide dan gagasan. Orangorang sukses tahu kapan waktu yang tepat untuk mengeksekusi sebuah ide atau konsep. Sebuah ide bisa saja dicuri orang lain. Dan orang yang sukses akan membuat inkubator idenya sendiri. Ide-ide itu kemudian dibuat konsep yang matang, yang kemudian barulah dijalankan.
Sebuah kalimat bijak menyebut, “Success is most often achieved by those who don’t know that failure is inevitable”. Hal itu pula yang menjadi semangat insan-insan Perhutani untuk melompat lebih tinggi, menuju level selanjutnya. Maka, satu kalimat yang harus dijawab selanjutnya adalah, Are you ready to dare
yourself? • DR/PR/2021-X-25
Foto : Kompersh PeFi Madiun