7 minute read

• Memandang Alam Perbukitan nan Artistik dari Puncak Kayangan Sigendol

Next Article
Mudik Lebaran 2022

Mudik Lebaran 2022

Perhutani KPH Kedu Selatan punya satu lokasi wisata yang termasuk dalam kawasan bernilai konservasi tinggi. Lokasi wisata bernama Puncak Kayangan Sigendol itu menyajikan keindahan pemandangan alam perbukitan nan artistik. Pengunjung tak akan kecewa setiba di sana. Perjalanan mereka akan terbayar dengan pemandangan alam perbukitan serta nuansa sejuk udara pegunungan. Perhutani berkomitmen menjaga lokasi itu agar dalam pengelolaannya tetap memerhatikan kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari. Sehingga, Puncak Kayangan Sigendol selalu dapat menjadi kawasan hutan bernilai konservasi tinggi.

Wisata alam Puncak Kayangan Sigendol berada di kawasan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan. Lokasi wisata ini menyajikan keindahan natural khas pemandangan alam perbukitan. Kini, banyak orang telah mengetahui Puncak Kayangan Sigendol sebagai lokasi wisata nan artistik.

Advertisement

Wisata alam Puncak Kayangan Sigendol terletak di Desa Giyombong, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Akses menuju lokasi wisata ini cukup lancar. Jika ditempuh dari pusat Kota Purworejo, waktu tempuhnya kurang lebih 35 kilometer. Sedangkan jika dari arah Kutoarjo, jaraknya kurang lebih 25 kilometer.

Jalur yang menuju Puncak Kayangan Sigendol itu sama seperti akses menuju wisata Curug Gunung Putri. Setiba di pintu gerbang Curug Gunung Putri, pengunjung tinggal mengambil ke arah kiri. Di sana ada jalan menanjak. Di jalur tersebut, pengunjung perlu agak berhatihati. Sebab, jalan menuju Puncak Kayangan Sigendol terbilang cukup ekstrim dan berliku. Sehingga, perlu kehati-hatian yang cukup saat berkendara.

Pengelolaan Puncak Kayangan Sigendol dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat. Hal itu dituturkan Administratur Perhutani KPH Kedu Selatan, Usep Rustandi, Jumat, 17 Juni 2022. Usep mengatakan, Puncak Kayangan Sigendol termasuk kawasan hutan KPH Kedu Selatan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Purworejo, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bruno, Petak 51N, 51L, 51P.

“Pengelolaannya dikerjasamakan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sari Rejeki dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Cipta Pesona, Desa Giyombong. Kerja sama ini dimaksudkan, untuk memberikan kesempatan bagi Masyarakat Desa Hutan untuk ikut berperan dalam pengelolaan hutan dengan sistem berbagi, baik berbagi peran maupun berbagi hasil. Yang muara akhirnya tidak lain adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat Desa Giyombong dan sekitarnya,” jelasnya.

Usep juga mengimbau agar dalam mengelola hutan tetap memerhatikan kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari. Misalnya, tak mengubah bentang alam, tidak merusak atau mengganggu tanaman kehutanan, tidak mengganggu satwa yang hidup di sana, dan lain-lain.

Foto: Ruwiyati/Kompersh Kedu Selatan

“Begitu pula pengunjung agar turut menjaga kebersihan, tidak melakukan aksi corat-coret, tidak mengambil tanaman, satwa, material yang ada di tempat wisata, supaya hutan tetap memberi manfaat berkelanjutan bagi kehidupan,” lanjut Usep.

Sambil Memacu Adrenalin

Di kesempatan itu, Ketua LMDH Sari Rejeki, Yogi, menginformasikan, Puncak Kayangan Sigendol cocok untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam pegunungan sambil memacu adrenalin. Sebab, perjalanannya memang cukup menantang.

Selama perjalanan dari pusat Kota Purworejo menuju lokasi Sigendol, pengunjung akan melalui jalan yang berkelok-kelok serta bukit dan tebing yang menjulang. Tentu, perjalanan itu memacu adrenalin.

“Namun perjalanan itu terbayar dengan pemandangan alam perbukitan serta nuansa sejuk udara pegunungan setiba di sana. Di lokasi wisata ini tersedia gardugardu pandang untuk menikmati pemandangan alam perbukitaan dan indahnya kota Purworejo. Juga tersedia toilet, warung makan, serta mushalla,” ucapnya.

Berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Purworejo menuju arah barat laut, Puncak Kayangan Sigendol menawarkan beberapa spot foto apik yang berada di bukit desa. Hamparan perbukitan dan lembah hijau, ditambah angin sejuk pegunungan, cocok untuk pengunjung yang senang dengan suasana tenang dan asri. Berada di ketinggian sekitar 1000 Mdpl membuat pengunjung disuguhi pemandangan alam yang sangat menakjubkan. Dari sanalah asal lokasi ini dikenal sebagai Puncak Kayangan.

Di Puncak Kayangan Sigendol, pengunjung dapat menikmati pemandangan sekaligus selfie, groufie, maupun dronie di beberapa spot yang telah disediakan. Misalnya di Bukit Patihan, Sendang Bidadari, Puncak Memeyan, Tebing Matahari, Prau Jomblang Anom, Rumah Gadang, hutan bambu, area perkemahan serta spot golden sunrise.

Pesona indah pemandangan alam yang membayar lunas adrenalin yang terpacu itu diakui salah satu pengunjung Puncak Kayangan Sigendol, Priska. Ia yang datang bersama temantemannya mengaku takjub dengan pemandangan alam yang disuguhkan Puncak Kayangan Sigendol. Beberapa spot tak luput dari sasaran kameranya untuk berfoto-foto.

“Nggak sia-sia datang ke sini. Bagus banget pemandangannya.

Foto: Ruwiyati/Kompersh Kedu Selatan

Kayaknya nggak kapok. Jadi nagih, malah. Kapan-kapan mau ke sini lagi. Mungkin sekalian camping nanti,” katanya.

Banyak Faktor Pendukung

Puncak Kayangan Sigendol punya banyak faktor yang membuat ia layak dikembangkan sebagai obyek wisata bernilai tinggi. Seperti diketahui, untuk mengembangkan suatu destinasi wisata, kita harus memerhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan daerah tujuan wisata itu. Suatu destinasi wisata yang baik harus memiliki 4A (attraction, accessibility, amenity, ancilliary) dalam dunia pariwisata.

Puncak Kayangan Sigendol sudah menerapkan 4A itu dalam mengembangkan potensi wisata alamnya. Pertama, Puncak Kayangan Sigendol punya daya tarik wisata (attraction). Sebab, ia merupakan wisata alam dan wisata buatan yang sangat kekinian karena dilengkapi berbagai spot yang unik untuk berfoto.

Terkenal sebagai Puncak Kayangan karena merupakan hamparan perbukitan yang luas dan lembah yang hijau dengan udara khas pegunungan yang sejuk, sehingga membuat keadaan jiwa merasa tenang. Berada di Sigendol membuat pengunjung merasa seolah-olah berada di kayangan. Puncak Kayangan Sigendol berada di bukit desa dengan ketinggian sekitar 1000 mpdl. Pengunjung dapat melihat pemandangan yang menakjubkan dari atas bukit. Destinasi wisata tersebut memiliki berbagai spot foto yang didesain unik dan klasik.

Spot foto unik Puncak Kayangan Sigendol, adalah bukit patihan, sendang bidadari, puncak memeyan, tebing matahari, prau jomblang anom, rumah gadang, hutan bambu, dan golden sunrise. Di tahun 2019 juga ada tambahan spot foto baru di Puncak Kayangan Sigendol, sehingga menambah minat wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata tersebut.

Akses Berkelok-kelok

Kedua, Puncak Kayangan Sigendol memiliki aksesibilitas (accessibility) yang baik. Untuk datang ke destinasi wisata tersebut, pengunjung dapat menempuh jalan sejauh 45 km dari pusat Kota Purworejo menuju ke arah barat laut. Perjalanan dapat menggunakan sepeda motor dan mobil.

Namun, ada sedikit kendala untuk menuju destinasi wisata tersebut. Medannya yang sulit dan jalan yang menanjak. Jadi, selama perjalanan dari pusat kota menuju daerah wisata itu, pengunjung akan melalui jalan yang berkelok-kelok serta bukit dan tebing yang menjulang.

Puncak Kayangan Sigendol dibuka sekitar bulan September 2017. Untuk menunjang dan meningkatkan dunia kepariwisataan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purworejo menyiapkan pengembangan destinasi wisata di jalur strategis. Jalur strategis tersebut yaitu kawasan pusat kota, kawasan jalur lintas selatan, dan kawasan perbatasan dengan Kulonprogo dan Magelang. Khususnya di wilayah otorita Borobudur yang didukung beberapa kawasan penyangga seperti di jalur alternatif KutoarjoBruno dan sekitarnya.

Sebenarnya akses kendaraan roda empat menuju Puncak Kayangan Sigendol sudah bisa dilalui, namun pengunjung perlu hati-hati dengan tanjakan yang cukup ekstrim. Disarankan tidak menggunakan moda transportasi

semisal bus, karena dapat membahayakan keselamatan pengunjung wisata.

Disarankan, jika berkunjung ke Puncak Kayangan Sigendol, pengunjung menggunakan sepeda motor. Dan jika pengunjung tidak dapat melanjutkan perjalanan, pengelola wisata siap membantu untuk melanjutkan perjalanan sampai tanjakan landai bawah Sigendol. Setelah sampai di loket masuk destinasi wisata itu, setiap pengunjung dikenakan retribusi sebesar Rp 5.000 dan parkir kendaraan sebesar Rp 2.000.

Ketiga, Puncak Kayangan Sigendol memiliki fasilitas pendukung (amenity) yang lengkap. Wisatawan dapat berkunjung ke area kuliner yang didirikan sepanjang jalan masuk ke lokasi. Area kuliner tersebut antara lain semisal warung yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau.

Fasilitas lain yang disediakan pengelola adalah toilet umum. Selain itu, pengunjung dapat beristirahat di gazebo yang nyaman karena lingkungan di sekelilingnya yang kondusif dan juga tersedia free wi-fi untuk mengakses internet secara gratis.

Fasilitas pendukung lain adalah papan peringatan yang terpasang di spot-spot tertentu untuk mengingatkan pengunjung tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan di lokasi wisata. Tersedia juga fasilitas tempat ibadah untuk pengunjung yang ingin melaksanakan ibadah. Dan fasilitas tempat parkir untuk memudahkan dalam menempatkan kendaaraan di sekitar destinasi wisata.

Keempat, Puncak Kayangan Sigendol memiliki kelembagaan (ancilliary), yaitu kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Giyombong, Kecamatan Bruno. Pokdarwis tersebut membangun obyek wisata baru dengan memanfaatkan alam pegunungan yang ada di wilayah desa. Sebagai penggerak pemuda Desa Giyombong, Yogi membentuk Pokdarwis Cipta Pesona Giyombong. Mereka mulai mengelola kawasan wisata tersebut pada Agustus 2017 dan dalam waktu sebulan kemudian persiapan untuk membangun destinasi wisata Puncak Kayangan Sigendol pun selesai.

Puncak Kayangan Sigendol termasuk kawasan Perhutani KPH Kedu Selatan. Kini, sudah terjalin kerja sama dengan sistem bagi hasil dari tiket masuk, 70% untuk desa dan 30% untuk Perhutani.

Singkatnya, ada banyak nilai yang terdapat di Puncak Kayangan Sigendol. Harapannya, Puncak Kayangan Sigendol dapat menjadi motor penggerak perekonomian daerah melalui daya dukung ekonomi kreatifnya. Maka, perlu keterpaduan antar sektor yang mendukung perkembangan wisata di sana. Secara simultan juga perlu meningkatkan daya dukung pariwisata melalui rangkaian event wisata dan seni budaya yang secara periodik dapat diadakan di beberapa titik prioritas di Puncak Kayangan

Sigendol. • DR/Kds/Rwi

Puncak Kayangan Sigendol memiliki fasilitas pendukung (amenity) yang lengkap. Wisatawan dapat berkunjung ke area kuliner yang didirikan sepanjang jalan masuk ke lokasi. Area kuliner tersebut antara lain semisal warung yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau.

Foto: Ruwiyati/Kompersh Kedu Selatan

This article is from: