7 minute read

• Meneropong Prospek Bisnis Talaga Saat yang Tak Kering

Meneropong Prospek Bisnis Talaga Saat

yang Tak Kering

Advertisement

Namanya memang “Talaga Saat”. Di dalam Bahasa Sunda, “saat” berarti “kering”. Di dalam Bahasa Jawa, “kering” adalah “asat”. Tetapi, walaupun namanya telaga kering, Talaga Saat tetap menampung dan menyimpan air. Bahkan, telaga yang berlokasi di kawasan Puncak, Bogor, ini punya potensi besar untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata yang potensial mendulang profit. Talaga Saat pun digadanggadang menjadi salah satu kawasan wisata di Puncak yang kelak bakal banyak dikunjungi para wisatawan. Saat ini, tampilan Talaga Saat pun mulai tertata dengan baik dan terus dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata pilihan yang memiliki prospek bisnis cukup besar.

Peluncuran Talaga Saat sebagai ikon wisata baru diadakan di hari Minggu, 8 Mei 2022. Bertepatan dengan musim liburan Hari Raya Idul Fitri 1443 H itu, Perhutani Kesatuan

Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor menampilkan wajah baru Talaga

Saat menjadi ikon wisata di kawasan Puncak Bogor. Acaranya dilangsungkan di lokasi wisata yang berada di Desa Tugu Utara,

Kecamatan Cipayung, Kabupaten

Bogor, Jawa Barat itu. Asisten

Perhutani (Asper) Bogor, H.

Dahlan, hadir di acara tersebut. Melalui H. Dahlan, Administratur

Perhutani KPH Bogor, Ahmad

Rusliadi, menyampaikan, kawasan

Wisata Talaga Saat berada di

Petak 19 yang termasuk dalam kawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cipayung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, KPH Bogor. “Semoga dengan dikembangkannya Wisata Talaga Saat ini bekerjasama dengan Desa Tugu Utara yang melibatkan masyarakat yang peduli lingkungan di kawasan Puncak, maka lokasi ini akan menjadi salah satu kawasan wisata Puncak yang kelak banyak dikunjungi para wisatawan,” ujar H. Dahlan.

Pengembangan Talaga Saat sebagai destinasi wisata unggulan telah dilakukan sejak tahun 2021. Pelaksanaannya bekerjasama dengan Desa Tugu Utara. Panitia pengembangan Talaga Saat sebagai destinasi wisata itu diketuai oleh Renol Hamzah, warga Desa Tugu Utara yang sangat memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan alam khususnya kawasan Puncak, Jawa Barat.

Sedangkan Renol yang di kesempatan itu juga berbicara sebagai perwakilan dari Desa Tugu Utara, mengatakan, awalnya pengembangan Talaga Saat dilakukan dengan membersihkan tempat itu. Di awal, selama dua bulan pihaknya melakukan kerja bakti membersihkan telaga itu dari tumbuhan-tumbuhan liar yang kurang sedap dipandang mata. Setelah membersihkan lingkungan itu dari tanaman liar, Renol dan warga lainnya bekerjasama dengan pihak Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Puncak Lestari dan melibatkan warga Desa Tugu Utara, lantas mengajukan kerja sama pengelolaan Wisata Talaga Saat itu kepada Perum Perhutanl dengan konsep ekologi.

“Sebab, daerah ini merupakan titik 0 (titik nol) Daerah Aliran Sungai (DAS) atau hulu sungai yang

Foto: Kompersh KPH Bogor

Foto: Kompersh KPH Bogor mengarah ke ibu kota Jakarta. Dan alhamdulillah, Perum Perhutani merespon dengan baik,” ucapnya.

Konsep Wisata Menarik

Penataan Talaga Saat juga membuat pengunjung tertarik untuk datang. Hal itu dikatakan salah satu pengunjung Talaga Saat, Deden. Pria yang berdomisili di Jakarta itu menyebut, keberadaan Talaga Saat kini mulai tertata dengan baik, dan hal itu membuat betah pengunjung.

“Selain udaranya yang segar, pemandangan hijau di sekelilingnya berupa hamparan tanaman teh, sangat mempesona,” ujarnya.

Tanggapan positif dari pengunjung itu menegaskan betapa proyeksi Perhutani untuk mengembangkan bisnis pengelolaan Wisata Talaga Saat sudah berada di jalur yang tepat. Apalagi dengan pengemasan konsep wisata yang menarik. Sebab, konsep wisata yang menarik di Indonesia kini dinilai dapat menjadi salah satu peluang bisnis untuk masa depan. Hal itu didasarkan pada fakta bahwa Indonesia dikaruniai Tuhan dengan hamparan alam yang indah dan banyak orang sudah mengakui hal itu. Namun, tak banyak orang yang bisa mendesain dan memiliki konsep pariwisata yang bagus semisal green tourism destination.

Ada beberapa konsep yang dapat dikembangkan dalam mengelola sebuah tempat wisata alam. Konsep pertama, dengan melakukan pengembangan pariwisata di suatu daerah tanpa merusak budaya setempat, tetapi justru mengangkat budaya dan kearifan lokal yang luar biasa. Hal itu akan mempunyai nilai jual yang sangat tinggi apabila program wisata di destinasi yang bersangkutan betul-betul dikemas dengan baik. Jadi bukan merusak budaya, tetapi sebaliknya justru mengangkat potensi budaya yang ada di sana.

Konsep kedua, dengan melakukan pengembangan pariwisata di suatu daerah yang protect nature atau melindungi alam dengan tidak merusak alam tetapi justru memperkaya alam. Dan hal ini menjadi salah satu cara membuat wisatawan yang pernah datang ingin terus kembali berkunjung ke sana. Konsep inilah yang dikembangkan Perhutani dalam mengelola destinasi wisata yang ada di wilayah kerjanya.

Konsep ketiga, yaitu bagaimana menumbuhkan perkembangan pariwisata di suatu daerah yang memberdayakan dan memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal. Hal itu pula yang dikembangkan Perhutani dalam mengembangkan kawasan wisata.

Peluang Bisnis

Industri pariwisata saat ini menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Selain bagi pengelola dan pemilik area tempat wisata, keberadaan industri pariwisata juga dapat menambah penghasilan bagi warga sekitar, serta juga bisa membuka lapangan pekerjaan dan menyerap banyak tenaga kerja bagi warga sekitar dengan adanya usaha bisnis wisata tersebut.

Jadi, keberadaan destinasi wisata bisa membuka suatu peluang bisnis yang sangat menjanjikan untuk dijalankan. Ada sejumlah bisnis di tempat wisata yang bisa dijalankan warga di sekitar destinasi wisata. Sekaligus memberi peluang untuk pengelola dan pemilik tempat wisata untuk dikelola dan dimenej dengan baik.

Misalnya Bisnis Kuliner. Tak bisa diingkari, satu hal yang tak bisa dilepaskan dari tempat wisata adalah kuliner atau jenis makanannya. Ketika akan mengunjungi sebuah tempat wisata, kebanyakan orang akan mencari tahu mengenai jenis makanan apa yang khas dan banyak ditemukan di tempat wisata tersebut. Maka tak heran, jika kuliner menjadi salah satu dari macam-macam bisnis wisata yang sangat berpotensi dan menjanjikan.

Bisnis kuliner juga dapat dikembangkan karena jenis makanan atau minuman yang dijajakan itu bisa menjadi ikon dari suatu tempat wisata. Sehingga, dibutuhkan pengelolaan yang benar-benar matang dan baik dari orang yang menjalankan bisnis kuliner di tempat

Suasana dan pemandangan pun tampak semakin eksotik saat kabut turun di sore hari, berpadu dengan semilirnya udara sejuk khas kawasan Puncak, Bogor. Air di Talaga Saat pun masih sangat jernih dan belum tercemar, sehingga menyejukkan mata saat dilihat. Kombinasi tersebut menghasilkan panorama alam yang luar biasa indah.

wisata itu. Akan lebih baik lagi jika bisnis kuliner yang dikembangkan itu kemudian mampu menjadi produk unggulan dari tempat wisata tersebut.

Selain kuliner, Bisnis Penyewaan atau Rental Kendaraan juga bisa dilirik sebagai potensi bisnis di tempat wisata. Kendaraan atau transportasi akan sama pentingnya dengan peran dari penginapan pada sebuah tempat wisata. Maka, penyewaan atau rental kendaraan juga bisa menjadi salah satu dari macam-macam bisnis wisata yang sangat menjanjikan sekaligus menguntungkan bagi warga di sekitar tempat wisata.

Kendaraan yang disewakan bisa berupa mobil, sepeda motor, ataupun sepeda biasa. Harga yang diberikan juga akan berbeda pada setiap durasi penyewaan dan jenis kendaraan yang disewa. Tentu, semua disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan kebutuhan di tempat wisata.

Bisnis lain yang dapat dikembangkan adalah Bisnis Penjualan Souvenir. Souvenir dan oleh-oleh akan menjadi satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah tempat wisata. Sebab, ketika kita mengunjungi sebuah destinasi wisata, pasti terbersit keinginan di hati kita untuk membawakan souvenir dan oleh-oleh bagi orang yang kita cintai. Maka, ada peluang bisnis yang bisa dijalankan warga di sekitar tempat wisata, yaitu mereka bisa membuka toko souvenir ataupun oleh-oleh yang isinya berkaitan dengan tempat wisata yang bersangkutan. Hal inilah yang menjadikan bisnis oleh-oleh atau souvenir ini menjadi salah satu dari macam-macam bisnis yang menjanjikan di tempat wisata.

Indah dan Asri

Talaga Saat kini mulai menjadi salah satu destinasi wisata favorit di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Khususnya bagi para wisatawan yang berasal dari Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Keindahan alam dan udara sejuk di sana selalu berhasil memesona para wisatawan yang datang.

Sebelumnya, Wisata Talaga Saat mungkin belum banyak dikenal wisatawan secara luas, lantaran letaknya yang tersembunyi di balik perkebunan teh dan perbukitan yang ditumbuhi pepohonan hijau. Talaga Saat resmi dibuka tanggal 28 Oktober 2018. Di sana, pengunjung akan dapat menikmati indahnya pemandangan, karena Talaga Saat menyajikan pemandangan alam yang asri, mulai dari gunung, hamparan kebun teh, hingga hutan yang hijau.

Suasana dan pemandangan pun tampak semakin eksotik saat kabut turun di sore hari, berpadu dengan semilirnya udara sejuk khas kawasan Puncak, Bogor. Air di Talaga Saat pun masih sangat jernih dan belum tercemar, sehingga menyejukkan mata saat dilihat. Kombinasi tersebut menghasilkan panorama alam yang luar biasa indah.

Harga tiket masuk Talaga Saat kini adalah Rp 10.000. Dengan harga tersebut, pengunjung sudah bisa menikmati alam di sana, berswafoto, dan juga piknik. Jika ingin melanjutkan perkebunan dan telaga warna, pengunjung juga dapat meneruskan wisata dengan membayar Rp 25.000 untuk tiket masuk perkebunan dan telaga warna. Sehingga, total harga tiket masuk Talaga Saat adalah Rp 35.000.

Sementara itu, untuk biaya parkir mobil dan motor di Talaga Saat dikenakan biaya Rp 5.000. Namun, lahan parkir tidak terletak di dalam kawasan telaga, melainkan di seberang pintu masuk Talaga Saat. Di tempat wisata ini kini juga tersedia beberapa warung untuk pengunjung yang ingin membeli makanan ringan. Jika ingin makanan berat, pengunjung disarankan untuk membawa dari rumah masingmasing.

Jika ingin berkunjung ke Talaga Saat dari Jakarta, pengunjung bisa keluar di gerbang tol Jagorawi/ Gadog, kemudian mengarahkan kendaraan ke Jalan Raya Puncak. Kemudian pengunjung berjalan terus hingga menemukan MELRIMBA, lalu berbelok ke kiri. Dari situ, Wisata Talaga Saat sudah dekat. Akses jalan menuju ke Talaga Saat masih sedikit terjal dan berbelok-belok, sehingga pengunjung harus berhati-hati ketika membawa kendaraan.

Meneropong kondisi dan situasi di destinasi Wisata Talaga Saat, peluang bisnis pengelolaan wisata di sana merupakan hal yang menjanjikan. Maka, tak salah jika kini Talaga Saat digadang-gadang sebagai ikon wisata baru di kawasan Puncak. Bravo! • DR/Bgr/mul

This article is from: