4 minute read

Hadirkan Gebyar Hadiah, KPH Lawu DS Motivasi Penyadap Getah

Foto : Eko/Kompersh KPH Lawu Ds

Hadirkan Gebyar Hadiah,

Advertisement

KPH Lawu DS Motivasi Penyadap Getah

Raihan getah pinus merupakan salah satu sumber pendapatan Perhutani. Maka, peningkatan raihan hasil sadapan getah pinus menjadi satu hal yang terus dilakukan. Antara lain dengan selalu berusaha menghadirkan inovasi untuk meningkatkan produksi. Kini, bentuk inovasi itu diterapkan Perhutani KPH Lawu Ds, yaitu dengan menghadirkan gebyar hadiah untuk memberikan motivasi para tenaga penyadap getah pinus. Diharapkan, semangat para penyadap pun kian meningkat.

Untuk memotivasi penyadap getah pinus di wilayahnya dalam mendulang produksi sadapan, Perum

Perhutani Kesatuan Pemangkuan

Hutan (KPH) Lawu Ds memberikan

Gebyar Hadiah Kambing dan Hadiah

Lainnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan di lokasi wisata "Gligi

Park", Selasa, 14 Januari 2020. Wana wisata Gligi Park tepatnya berada di

Petak 24b, Bagian Kesatuan

Pemangkuan Hutan (BKPH) Wlilis

Utara, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gligi, KPH Lawu Ds.

Acara tersebut dihadiri sejumlah pemangku kepentingan, antara lain Pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Tani Subur, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Catur Manunggal serta Kepala Desa Kepel Ponorogo. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Asisten Perhutani (Asper) BKPH Wlilis Utara, Puguh Yudhi Prasetyawan. Tujuannya adalah untuk memacu semangat penyadap mengawali tahun 2020.

Saat dihubungi di tempat terpisah, Administratur KPH Lawu Ds, Asep Dedi Mulyadi, menyampaikan, pihaknya sangat

Foto : Eko/Kompersh KPH Lawu Ds

mendukung kegiatan tersebut. Menurut dia, hal itu merupakan bentuk pemberian reward kepada mitra penyadap. Diharapkan, pemberian reward kepada penyadap itu dapat memberikan motivasi untuk terus meningkatkan hasil sadapan mereka.

“Harapannya, semoga dapat menciptakan sinergi yang solid antara Perhutani dan penyadap, sehingga bisa meningkatkan produksi getah pinus di tahun 2020,” ujarnya.

Sementara Kepala Desa Kepel, Sungkono, menyampaikan, pihaknya sangat berterima kasih kepada Perhutani yang telah mengajak warganya bergembira bersama dan memberikan hadiah untuk memotivasi agar mereka tetap bersemangat untuk menyadap getah dan melakukan pengembangan wisata yang berada di kawasan hutan.

“Kami akan selalu mendukung program Perhutani dan siap untuk ikut mengamankan hutan,

Selain bermanfaat bagi kesehatan, yaitu untuk mencegah penyakit tertentu di dalam tubuh, pinus juga memiliki manfaat sebagai aroma pewangi di bidang kecantikan. Kayu pinus juga dimanfaatkan karena diperlukan untuk membuat perabot rumah tangga.

serta membantu Perhutani di bidang sadapan getah pinus," ujar Sungkono.

Getah Pinus

Pohon pinus banyak tumbuh di pegunungan dengan daerah yang tinggi. Sebab, pohon pinus dapat tumbuh di tempat yang sejuk dan dingin semisal pegunungan. Karena termasuk salah satu pohon tropis, pohon pinus memerlukan tanah yang cukup mengandung unsur hara dan tidak bersifat asam.

Pohon pinus ini mengeluarkan getah pinus berwarna kuning yang pekat dan terasa lengket. Getah pinus terdiri dari bahan kimia yang banyak dan lengkap. Unsur-unsur yang terdapat pada getah pinus adalah asam terpen dan asam abietic, serta mengandung senyawa terpene isomerhidrokarbon tak jenuh.

Selain bermanfaat bagi kesehatan, yaitu untuk mencegah penyakit tertentu di dalam tubuh, pinus juga memiliki manfaat sebagai aroma pewangi di bidang kecantikan. Kayu pinus juga dimanfaatkan karena diperlukan untuk membuat perabot rumah tangga. Tetapi, pemanfaatan kayunya perlu diperhatikan betul, agar tidak menggangu kelestarian hutan pinus itu sendiri.

Potensi ekonomi dari getah pinus saat ini cukup besar. Pendapatan yang mungkin diperoleh perusahaan dari hasil sadapan getah pinus bahkan lebih besar daripada kayunya. Jika diambil kayunya, harganya tidak terlalu tinggi, berkisar Rp 1.000.000 – Rp 1.200.000 per meter kubik. Jika kisaran diameter pohon yang diambil untuk kayu sekitar 35 – 60 cm dengan panjang sortimen antara 20 – 25 meter dan jumlah pohon sekitar 400 batang per hektar, maka potensi rupiahnya adalah Rp 1,1 – 3,1 milyar per hektar.

Tetapi tentu saja, untuk mengoptimalkan hasil panen, petani harus membekali diri dengan pengetahuan tentang penyadapan getah pinus. Termasuk teknik penyadapan. Hal ini penting agar penyadap getah tidak melupakan aspek kelestarian hutan demi mengejar hasil dan kuantitas produksi.

Sumber Pendapatan

Seperti diketahui, getah dari pohon pinus selanjutnya diolah menjadi terpentin (cairan) dan gondorukem (padatan). Gondorukem merupakan hasil pembersihan terhadap residu proses destilasi (penyulingan) uap terhadap getah pinus atau tusam. Terpentin (Bahasa Inggris: turpentine) adalah cairan lengket berwarna kuning muda hingga coklat yang diperoleh dari olahan getah berbagai pohon pinus.

Terpentin dimanfaatkan untuk bahan baku industri kosmetik, minyak cat, campuran bahan pelarut, antiseptik, kamper, dan farmasi, terutama sebagai pengencer dalam industri cat. Sedangkan gondorukem dimanfaatkan di berbagai industri antara lain industri kertas, keramik, plastik, cat, batik, sabun, farmasi, dan kosmetik.

Di tahun 2012, Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, menyebutkan, delapan puluh persen produksi gondorukem dan terpentin dialokasikan untuk kebutuhan ekspor, khususnya ke Eropa, India, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Perhutani sendiri memiliki delapan pabrik gondorukem dan terpentin (PGT) yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Jadi, upaya Perhutani KPH Lawu Ds memberikan motivasi kepada para mitra penyadap getah pinus merupakan langkah jitu untuk meningkatkan hasil produksi getah pinus. Sebagai sebuah langkah inovasi, gebyar hadiah yang digelar KPH Lawu Ds pun layak

ditepuktangani. • Tim Kompersh Kanpus

Foto : Eko/Kompersh KPH Lawu Ds

This article is from: