3 minute read

Bersama Masyarakat, Perhutani Bedah Rumah di Sukalaksana Cianjur

Bersama Masyarakat, Perhutani Bedah Rumah di Sukalaksana Cianju r

Di tengah kehidupan, kerap kali kita menemukan kelompok masyarakat yang “kurang mampu” secara ekonomi dibandingkan kelompok lain dalam masyarakat. Mereka kerap kali mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kepada mereka inilah, bentuk-bentuk kepedulian sosial perlu diberikan oleh anggota masyarakat lain. Seperti itu pula yang dilakukan Perhutani KPH Cianjur. Seperti apa konkretnya?

Advertisement

Foto: Ridar/Kompersh KPH Cianjur

Ada banyak cara untuk membantu sesama manusia yang termasuk kelompok kurang mampu secara ekonomi. Salah satunya dengan berupaya meringankan kebutuhan pokok mereka. Seperti kita ketahui, manusia memiliki kebutuhan pokok yaitu sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal). Dan Perhutani Kesatuan

Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur memberikan perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan papan itu.

Bentuk kegiatan yang dipilih Perhutani KPH Cianjur itu adalah bedah rumah. Sebagai bentuk kepedulian sosial kepada masyarakat yang kurang mampu,

Perhutani KPH Cianjur bersama Kelompok Masyarakat Peduli, melaksanakan kegiatan bedah rumah yang kondisinya sudah sudah kurang layak huni. Kegiatan itu dilakukan hari Jumat, 12 Juni 2020, di Kampung Cimapag RT01/01, Desa Sukalaksana, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dihadiri antara lain oleh Administratur Perhutani

KPH Cianjur yang diwakili oleh

Asper (Asisten Perhutani) BKPH Sukanagara Selatan, Deni Rustiadi, serta perwakilan dari kelompok masyarakat peduli yaitu Fuad

Faizal dan TB Tanjung Jaya, serta komponen masyarakat yang lainnya. Menurut Asper BKPH Sukanagara Selatan, Deni Rustiadi, pemberian

bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian Perum Perhutani kepada masyarakat yang tidak mampu dan memerlukan bantuan, terutama para penghuni rumah yang tidak layak huni. Diharapkan, bedah rumah itu dapat memberikan sedikit solusi bagi persoalan pemenuhan kebutuhan pokok mereka.

“Kegiatan ini merupakan bentuk partisipasi KPH Cianjur dan Masyarakat Peduli dalam membantu masyarakat yang kurang mampu agar bisa menikmati tempat tinggal yang layak huni. Kali ini kami memberikan bantuan berupa bahan material bangunan untuk dipergunakan dalam pembangunan rumah ini,” jelasnya.

Rumah Sehat

Hingga saat ini, masih banyak anggota masyarakat yang memiliki rumah tempat tinggal yang masuk kategori tidak layak huni. Sebenarnya, rumah layak huni harus memenuhi standar rumah yang sehat. Rumah sehat dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga yang tinggal di dalamnya.

Persyaratan kesehatan rumah tinggal telah dirumuskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999. Rumah sehat menurut peraturan tersebut harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, Bahan Bangunan. Rumah yang sehat tidak terbuat dari bahan bangunan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.

Kedua, komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis, semisal lantai dan dinding yang kedap air dan mudah dibersihkan, serta bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir.

Ketiga, pencahayaan alam dan/atau buatan yang langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dan tidak menyilaukan. Keempat, kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan, antara lain suhu udara nyaman berkisar 18°C sampai dengan 30°C, kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%, konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam, pertukaran udara (air exchange rate) 5 kaki kubik per menit per penghuni, konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam, serta konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3.

Kelima, ventilasi atau luas penghawaan alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai. Keenam, binatang penular penyakit semisal tikus tidak ada yang bersarang di dalam rumah. Ketujuh, tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Kedelapan, tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman. Kesembilan, pengelolaan limbah yang baik. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan

tidak mencemari permukaan bumi. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran terhadap permukaan tanah. Dan kesepuluh, kepadatan hunian ruang tidur yang terperhatikan. Luas ruang tidur minimal 8 meter persegi dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang yang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur 5 tahun.

Perhutani Peduli Sosial

Aktivitas Perhutani KPH Cianjur yang melakukan Bedah Rumah tersebut menunjukkan betapa Perhutani sangat peduli terhadap kondisi sosial masyarakat yang ada di sekitarnya. Kepedulian itu diwujudkan dengan saling membantu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat tersebut. Dan salah satu kebutuhan mendasar masyarakat adalah keberadaan rumah yang sehat sebagai tempat tinggal.

Kepedulian sosial Perhutani itu juga mendapat apresiasi dari masyarakat. Termasuk lembaga swadaya masyarakat. Misalnya, mewakili lembaga Masyarakat Peduli, Fuad Faizal mengucapkan

terima kasih kepada Perhutani yang telah memberikan perhatian terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Di antaranya dengan melakukan kegiatan bedah rumah bagi warga mayarakat yang membutuhkan. • DR/Cjr/Rds

Foto: Ridar/Kompersh KPH Cianjur

This article is from: