4 minute read

Di Telawa, Antisipasi Keamanan Hutan dan Karhutla Terus Dilakukan

Kita tidak pernah menginginkan terjadinya musibah, termasuk ancaman keamanan dan kejadian kebakaran. Namun, kita juga harus selalu siap seandainya kejadian yang tidak kita inginkan itu benar-benar terjadi. Maka, kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Di dalam rangka menjaga dan meningkatkan kewaspadaan itulah, Perhutani KPH Telawa dan pemangku kepentingan di sektor keamanan di wilayah hutan mereka, bahu membahu dalam antisipasi keamanan hutan dan karhutla di wilayah hutan yang masuk lingkup Polsek Juwangi.

Kesiapsiagaan terlihat melingkupi aktivitas sejumlah personel Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa, pada Selasa, 30 Juni 2020. Di hari itu, Perhutani KPH

Advertisement

Telawa menggelar Patroli Hutan bersama-sama dengan Kepolisian

Sektor (Polsek) Juwangi, Komando

Rayon Militer (Koramil) 19 Juwangi, dan Lembaga Masyarakat Desa

Hutan (LMDH) Rekso Wono. Patroli

Hutan tersebut digelar guna meningkatkan antisipasi keamanan hutan dan karhutla di wilayah hutan yang masuk lingkup tugas Polsek

Juwangi. Administratur Perhutani KPH

Telawa, Arif Fitri Saputra, melalui

Wakil Administratur Budi Sutomo, menyampaikan, kegiatan yang mereka lakukan itu merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan bersama-sama, dengan maksud untuk mengantisipasi secara dini gangguan keamanan hutan serta kebakaran hutan dan lahan. Diharapkan, segenap stakeholder bersama-sama menjaga kelestarian hutan.

Kegiatan patroli itu sendiri dimulai dari Kantor Pabin Jagawana KPH Telawa dengan menyusuri jalan menuju Petak 38 b, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bulu, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kedungcumpleng, KPH Telawa. Patroli Hutan berlanjut dengan rute Kantor Pabin –Hutan Timur Desa Kalimati –Kantor BKPH Krobokan, lalu dilanjutkan memasuki hutan wilayah RPH Ngaren sampai menuju Pos Pantauan Keamanan dan Kebakaran Hutan dan Lahan.

Di sela-sela perjalanan, petugas bertemu dengan pesanggem (masyarakat petani penggarap lahan hutan). Kepada para pesanggem, Kapolsek Juwangi, IPTU Sarwoko, menyampaikan arahan tentang betapa pentingnya menjaga keamanan hutan serta mencegah kebakaran hutan dan lahan, agar hutan lestari untuk keberlangsungan ekosistem. Juga diarahkan agar di masa pandemi Covid-19 ini, untuk menjaga kesehatan, menjaga jarak, serta tidak lupa mengenakan masker.

Kegiatan ini bukan saja menjadi agenda rutin yang dilakukan untuk mengantisipasi gangguan keamanan yang dapat muncul sewaktu-waktu. Tetapi juga diharapkan akan dapat menumbuhkan terjalinnya kerja sama yang lebih baik di antara Perhutani, Polsek Juwangi, Koramil 19 Juwangi, serta LMDH, untuk menjaga dan melestarikan hutan di wilayah kerja Perhutani KPH Telawa.

KPH di Jawa Tengah

Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa adalah salah satu unit manajemen Perhutani yang berada di wilayah Divisi Regional Jawa Tengah. Luas wilayahnya 18.667,30 Hektare, meliputi kawasan hutan yang berada di Kabupaten Boyolali, Grobogan, serta Sragen. Berdasarkan Revisi

Foto: Bambang Winarto Kompersh KPH Telawa

Foto: Bambang Winarto Kompersh KPH Telawa

RPKH jangka 2009 sampai dengan 2018, untuk periode 2014 sampai dengan 2018, kawasan hutan KPH Telawa adalah Kawasan Hutan Produksi seluas 18.667,3 Hektare, yang terdiri dari Kawasan untuk perlindungan seluas 2.297,4 Hektare (12,3 %), kawasan untuk produksi seluas 15.933,0 Hektare (85,4 %), dan kawasan untuk penggunaan lain seluas 436,9 Hektare (2,3 %).

Berdasarkan BABT (Berita Acara Tata Batas) tahun 1926 –1927 dan BABT tahun 1937, kawasan hutan Perhutani KPH Telawa merupakan hutan produksi yang berdasarkan topografi terdiri dari 8,49 % lahan datar, landai (65,17%), bergelombang (22,59%) dan agak curam (3,75%). KPH Telawa berada di ketinggian 17 sampai dengan 379,3 mdpl. Berdasarkan Geologi, kondisinya terdiri dari batu kapur, batu lain-lain, dan vulkanik. Iklim di kawasan KPH

Telawa termasuk tipe C dengan curah hujan 95,76 mm per tahun.

Karakteristik Wilayah

Jenis tanah yang terdapat di kawasan hutan KPH Telawa yaitu jenis tanah Regosol kelabu, Grumosol, Grumusol kelabu tua, Litosol, Litosol Mediteran dan Rensina. Jenis tanah yang paling dominan terdapat di kawasan hutan KPH Telawa adalah jenis Regosol Kelabu dan Grumusol Kelabu tua. Susunan jenis tanah pada masing–masing Bagian Hutan (BH) di KPH Telawa dapat terbagi dalam empat Bagian Hutan (BH). Pertama, BH Telawa tersusun dari jenis tanah kompleks Regosol kelabu dan Grumusol kelabu tua dan Grumusol. Kedua, BH Karangsono tersusun dari jenis tanah kompleks Regosol kelabu dan Grumusol kelabu tua serta kompleks Litosol Mediteran dan Rensina. Ketiga, BH Karanggede tersusun dari jenis tanah kompleks Regosol kelabu dan Grumusol kelabu tua serta asosiasi Litosol dan Grumusol kelabu tua. Keempat, BH Gemolong ditempati macam tanah asosiasi Litosol dan Grumusol kelabu tua.

Pengelolaan kawasan hutan di KPH Telawa diorganisasikan dalam 7 BKPH dan 28 RPH. Masingmasing RPH mempunyai pelaksana lapangan untuk kegiatan tanaman, pemeliharaan, penjarangan, keamanan, pembantu penyuluh/ sosial, pembantu lingkungan, dan tebangan (BKPH). Ketujuh BKPH yang ada di KPH Telawa tersebut adalah Karangrayung, Ketawar, Krobokan, Karangwinong, Kedung cumpleng, Guwo dan Gemolong. Luas BKPH Karangrayung adalah 2.562,9 Hektare, meliputi wilayah kerja RPH Termas, RPH Sumber, RPH Soroweyo dan RPH Lengkong.BKPH Ketawar memiliki luas 1.923,0 Hektare, meliputi RPH Larangan, RPH Mangin, RPH Cekel dan RPH Kedunggedang. BKPH Karangwinong seluas 2.718,6 Hektare, membawahi RPH Brangkal, RPH, Rejosari, RPH Karangwinong, dan RPH Karengan.

Sementara BKPH

Kedungcumpleng punya luas 3.004,7 Hektare, meliputi RPH KedungJati, RPH Bulu, RPH

Bodeh dan RPH Ngaren. Lalu BKPH Krobokan memiliki luas 2.917,8 Hektare, membawahi RPH

Bercak, RPH Wuluhgede, RPH Kedungdawung dan RPH Ledok. Dan BKPH Guwo mempunyai luas

2.514,4 Hektare, meliputi RPH Guwo, RPH Bogor, RPH Sokokerep, RPH Ngombo. Serta BKPH Gemolong

2.625,3 Hektare meliputi RPH Grenjengan, RPH Juranggandul, RPH Kadirejo, dan RPH Kedungtombro.

Selain itu, wilayah KPH Telawa juga

meliputi alur seluas 400,60 Hektare. •

Tim Kompersh Pusat

This article is from: