7 minute read

Ayun Langkah Tingkatkan Produktivitas

direktur utama Perum Perhutani, wahyu kuncoro, melakukan serangkaian kunjungan kerja ke sejumlah wilayah. di dalam rangkaian kunjungan itu, ia juga menemui sejumlah tokoh. kunjungan kerja itu bukan sekadar meninjau kondisi riil di lapangan, tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas kerja dan mengetahui keadaan sesungguhnya, sebagai dasar untuk pengambilan keputusan di masa depan.

Upaya pencegahan penularan dan penyebaran virus Corona penyebab Covid-19 terus dilakukan. Seluruh elemen bangsa pun turut bergerak melakukan upaya pencegahan penyebaran virus

Advertisement

Corona itu. Perhutani pun turut melakukan upaya-upaya pencegahan itu. Upaya insan-insan

Perhutani melakukan upaya pencegahan penyebaran virus

Corona itu dibingkai dalam program "Perhutani Peduli Covid-19".

Di dalam rangka "Perhutani

Peduli Covid-19" tersebut, Direktur

Utama (Dirut) Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, menyerahkan bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bantuan yang diberikan Perhutani itu di antaranya adalah 240 unit safety google glass, 200 unit helm shield, 320 unit NX Protective Mask KN 95, 200 unit disposable facemask, serta 200 pasang hunter rubber boot. Dirut Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, melakukan penyerahan bantuan tersebut secara simbolis dan diterima oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di Gedung Pakuan Bandung, Rabu, 19 Agustus 2020.

Turut hadir mendampingi Dirut Perhutani, Wahyu Kuncoro, dalam kegiatan tersebut antara lain Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perhutani, Ahmad Ibrahim; Sekretaris Perusahaan, Asep Rusnandar; Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Dicky Yuana Rady, yang hadir beserta jajaran; Administratur Perhutani KPH Bandung Selatan, Tedy Sumarto. Dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sejumlah pejabat daerah juga turut hadir mendampingi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Di antaranya adalah Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Epi Kustiawan; Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Foto: Kompersh Divre Janten

Foto: Adam Dwinuryanto/Kompersh KPH Semarang

Barat, Dedi Taufik; dan Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Barat, Benny Bachtiar. Momen penyerahan bantuan tersebut berlangsung tetap dengan menyesuaikan protokol penanganan dan pencegahan Covid-19. Di antaranya dengan memakai masker dan menjaga jarak.

Di dalam arahannya di kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyampaikan, penyerahan bantuan APD tersebut merupakan proses sinergi yang nyata adanya. Sebab, Covid-19 mengajarkan kita untuk swasembada, meningkatkan ekonomi yang kuat, dan tidak mengandalkan terlalu banyak kepada pihak asing.

“Salah satunya sektor pariwisata, karena terdapat hampir 60 juta wisatawan lokal Jawa Barat,” katanya.

Selanjutnya, Ridwan Kamil pun mengharapkan kepada Perhutani supaya dapat meriset kembali potensi-potensi pariwisata yang dikelola dan memaparkan potensi yang ada, serta melakukan survey yang didampingi para ahli pariwisata. Selain itu, juga senantiasa menjaga komitmennya dalam penghijauan.

“Kami ingin setelah pertemuan ini ada follow up pertemuan, Perhutani mengundang kami dengan memaparkan potensi-potensi wisata. Saya sarankan Perhutani survey potensi wisata yang didampingi oleh ahli pariwisata,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro menyatakan, akan menyiapkan titik-titik lokasi obyek wisata, baik rintisan maupun yang komersial. Potensi itu kemudian dibuat programnya satu per satu. Ia menambahkan, terkait penghijauan, Perhutani pun terus menjalankan komitmen melakukan penanaman lahan hutan.

“Setiap tahun, Perhutani menanam sekitar 51.000 hektare. Adapun di Jawa Barat, sekitar 19.000 hektare, sehingga bisa membantu menghijaukan Jawa Barat. Kami juga memohon dukungan pelaksanaan Perhutanan Sosial dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Pemerintah Kabupaten,” tutup Wahyu.

Tanaman Biomassa di Semarang

Lima hari sebelumnya, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, melakukan kunjungan kerja ke lokasi kegiatan tanaman Biomassa (Gamal) di Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 14 Agustus 2020. Di dalam kunjungan kerja tersebut, Wahyu Kuncoro didampingi Direktur Operasi, Bambang Catur Wahyudi; Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran, Ahmad Ibrahim; Sekretaris Perusahaan, Asep Rusnandar; Kepala Divisi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Ema Ismariana; dan Kepala

Tujuan kunjungan kerja Dirut Perhutani tersebut untuk meninjau secara langsung perkembangan serta potensi tanaman Biomassa. Potensi tanaman Biomassa itu dilaksanakan Perhutani dengan sistem Cluster 70% Biomassa dan 30% tanaman pertanian/polowijo, untuk masyarakat sekitar hutan di wilayah Perhutani KPH Semarang.

Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Endung Trihartaka.

Kunjungan kerja (Kunker) untuk meninjau lokasi kegiatan tanaman Biomassa (Gamal) dengan luas 2,10 Hektare itu tepatnya di Petak 193g-3 wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Mliwang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tanggung, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Semarang. Hadir juga dalam kegiatan tersebut antara lain Wakil Kepala Divisi Regional Bidang Kelola Sumber Daya Hutan, Karuniawan Purwanto Sanjaya; Wakil Kepala Divisi Regional Bidang Kelola Bisnis, Budi Widodo; Kepala Departemen Produksi Industri Ecotourism dan Agroforestry Divre Jateng, Djohan Suryoputro; dan Kepala Departemen Pengelolaan SDH dan PS Divre Jateng, Henry Purnomo.

Kedatangan rombongan BoD ke lokasi tersebut disambut Administratur Perhutani KPH Semarang, Khaerudin dan segenap jajaran manajemen Perhutani KPH Semarang. Juga hadir LMDH di area lokasi tanaman gamal.

Tujuan kunjungan kerja Dirut Perhutani tersebut bertujuan untuk meninjau dan melihat secara langsung perkembangan serta potensi tanaman Biomassa. Potensi tanaman Biomassa itu dilaksanakan Perhutani dengan sistem Cluster 70% Biomassa dan 30% tanaman pertanian/ polowijo, untuk masyarakat sekitar hutan di wilayah Perhutani KPH Semarang.

Di dalam kesempatan itu, saat memberikan arahannya, Wahyu Kuncoro menyampaikan, perlunya kesungguhan dalam mengelola tanaman. Menurut dia, Perhutani harus mengutamakan proses atau revenue tidak hanya melihat profit.

“Amati Cash Flow. Cash Flow yang lancar menandakan

Foto: Adam Dwinuryanto/Kompersh KPH Semarang

perusahaan sehat. Juga harus memperhatikan existing masyarakat sekitar hutan,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Administratur Perhutani KPH Semarang, Khaerudin, mengatakan, pengembangan tanaman Biomassa di wilayah KPH Semarang memang dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar hutan. ”Tanaman Biomassa di KPH Semarang wilayah BKPH Tanggung tahun 2019 seluas 1.345,40 Hektare, semuanya sudah menggunakan sistem Cluster dan melibatkan masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH),” kata Khaerudin. Sementara Ketua LMDH Maju Utomo Desa Jumo, Akadun, menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan Perhutani kepada mereka untuk mengelola tanaman Biomassa itu. “Kami masyarakat telah diberi lahan 30% garapan dalam Cluster. Selama ini kerja sama

Foto: Suwarno/Kompersh KPH Saradan

dengan Perhutani harmonis, dan kami memohon usulan Perhutanan Sosial Skema Kulin KK untuk dikawal dan disahkan, ujarnya.

Tebu di Saradan

Minggu sebelumnya, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, melakukan juga kunjungan kerja untuk meninjau lokasi kegiatan penanaman kerja sama tanaman Agroforestry Tebu dengan PTPN XI di wilayah Perhutani KPH Saradan. Di dalam kunker itu, Wahyu Kuncoro didampingi Sekretaris Perusahaan, Asep Rusnandar; Kepala Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Oman Suherman; Wakil Kepala Divisi Regional Bidang Kelola Sumber Daya Hutan, Joko Sunarto; dan Wakil Kepala Divisi Regional Bidang Kelola Bisnis, Budi Shohibudin.

Kunjungan kerja pada Kamis, 6 Agustus 2020 itu difokuskan untuk meninjau lokasi kegiatan tanaman kerja sama tanaman Agroforestry Tebu dengan PTPN XI. Lokasinya luas 18,00 hektare di Petak 118a dan Petak 123 dengan luas 13,00 hektare di wilayah RPH Teguhan, BKPH Rejuno, KPH Saradan.

Kedatangan rombongan orang nomor satu di Perhutani tersebut disambut oleh Administratur Perhutani KPH Saradan, Noor Rochman, yang didampingi oleh Wakil Administratur, Wisik Sugiarto; Perwira Pembina (Pabin) Jaga Wana, Eko Basuki; General Manager PG Pagotan PTPN XI, Subagio; Manajer Tanaman Pabrik Gula (PG) Pagotan, Ris Budianto; dan sejumlah jajaran pejabat Perhutani KPH Saradan.

Tujuan kunker Dirut Perhutani tersebut untuk meninjau dan melihat secara langsung perkembangan serta potensi tanaman Agroforestry Tebu yang dilaksanakan melalui kerja sama antara Perhutani KPH Saradan dengan PTPN XI di BKPH Rejuno. Di dalam sambutannya, Wahyu Kuncoro menyampaikan harapannya agar Perhutani mendapatkan tambahan pemasukan, karena memang dibutuhkan sekaligus juga untuk membantu pemerintah dalam upaya peningkatan ketahanan pangan. Sebab, gula merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan saat ini menjadi salah satu komoditi impor.

Foto: Suwarno/Kompersh KPH Saradan

”Dalam kerja sama Agroforestry tanaman tebu ini, kita melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk memelihara dan menjaga keamanannya, khususnya untuk menghindari terjadinya pencurian dan kebakaran tanaman tebu,” kata Noor Rochman

”Kita bersinergi dengan PTPN XI untuk bisa berkontribusi kepada Pemerintah dalam pemanfaatan lahan hutan yang selama ini belum bisa dimanfaatkan dengan optimal. Harapannya, kedua belah pihak dapat saling diuntungkan. PTPN XI bisa terpenuhi kapasitas pabrik gulanya dan kita bisa sambil belajar berbisnis tebu sekaligus untuk meningkatkan pendapatan perusahaan,” kata Wahyu Kuncoro.

Di tempat yang sama, Noor Rochman mengatakan, pihaknya melibatkan masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan tanaman tebu tersebut. ”Dalam kerja sama Agroforestry tanaman tebu ini, kita melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk memelihara dan menjaga keamanannya, khususnya untuk menghindari terjadinya pencurian dan kebakaran tanaman tebu,” kata Noor Rochman.

Noor Rochman menambahkan, di masa depan pihaknya akan meningkatkan kerja sama dengan bentuk Tripartit antara Perhutani, PTPN XI, dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

"Perhutani sebagai penyedia lahan, untuk pembiayaan dan pengolahan tebu menjadi gula adalah PTPN XI, dan LMDH sebagai tenaga

pengelolaan lahan. Dengan kerja sama Tripartit tersebut, diharapkan akan mampu menguntungkan para pihak sekaligus sebagai upaya untuk pemberdayaan masyarakat sekitar hutan dalam meningkatkan kesejahteraannya,” kata Noor Rochman.

Sementara itu, General Manager PG Pagotan PTPN XI, Subagio, mengatakan, senang bisa bekerjasama dengan Perhutani dalam hal pemanfaatan lahan di hutan Perhutani. Ia pun menegaskan, pihaknya akan terus bersinergi dengan Perhutani untuk bisa meningkatkan kerja sama dalam pengelolaan Agroforestry Tebu di lahan Perhutani.

“PTPN XI akan terus berupaya membenahi sistem manajemen dan pengelolaan tanaman tebu, agar produktivitas kita bisa meningkat, sehingga mampu mendatangkan keuntungan untuk kedua belah pihak,” tutupnya.

Demikianlah. Rangkaian kunjungan kerja Dirut Perhutani itu selain merupakan bagian dari profesionalisme, juga menegaskan komitmen Perhutani untuk selalu mendukung program pemerintah, sekaligus komitmen untuk terus melibatkan masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan, sehingga dapat ikut meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. • DR/Tim Kompersh Kanpus

This article is from: