3 minute read

Jalinan Kerja Sama Perhutani dan PTPN, Menjejak Manisnya Tebu

Jalinan Kerja Sama Perhutani dan PTPN,

Menjejak Manisnya Tebu

Advertisement

Pemerintah telah mencanangkan program Ketahanan Pangan. Salah satunya adalah dengan menguatkan ketersediaan sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako). Salah satu dari sembako adalah gula. Bahan baku gula adalah tanaman tebu. Maka, untuk mendukung program ketahanan pangan nasional yang digulirkan pemerintah, Perhutani menjalin kerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk mengembangkan tanaman berbatang manis itu di lahan hutan Perhutani.

Sejak tahun 2017, Perum Perhutani telah menjalin sinergi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Bentuknya, kedua perusahaan BUMN itu melakukan kerja sama Agroforestry tanaman tebu. Hal itu dilakukan untuk mendukung program pemerintah di bidang Ketahanan Pangan, khususnya dalam hal swasembada gula.

Kerja sama tersebut dilakukan di wilayah kerja Perum Perhutani meliputi Divisi Regional (Divreg) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Total wilayah yang dikerjasamakan itu rencananya seluas 8.578,85 hektare.

Sekretaris Perusahan Perum Perhutani, Asep Rusnandar, menyampaikan, hingga saat ini keluasan wilayah Agroforestry tanaman tebu yang telah ditanam

Foto: Rachmad/Kompersh KPH Padangan

mencapai 864,85 hektare. Sisanya masih dalam proses pelaksanaan. Penanaman di Divreg Jawa Tengah tercatat seluas 108,91 hektare; Divreg Jawa Timur 755,94 hektare; sedangkan untuk Divreg Jawa Barat & Banten belum àda kerja sama penanaman tebu.

“Tidak semua Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) yang ada di masing-masing Divreg dilakukan kerja sama pengembangan tanaman tebu. Hanya ada beberapa KPH saja, sesuai hasil analisa bersama dengan PTPN, karena tidak semua wilayah cocok ditanami tebu,” katanya.

Asep menambahkan, dalam pelaksanaannya, kerja sama tanaman tebu tersebut melibatkan masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)/ Kelompok Tani Hutan (KTH). Terutama pelibatan mereka adalah dalam kegiatan pengamanan tanaman.

“Kerja sama ini selain menghasilkan profit untuk Perhutani dan PTPN, masyarakat juga mendapatkan keuntungan dari hasil sharing Dana Pemanfaatan Hutan (DPH),” tutupnya.

Si manis bakal Gula

Tebu di dalam bahasa Inggris disebut sugar cane. Tebu adalah tanaman yang ditanam sebagai bahan baku gula dan vetsin. Ciri khas tebu adalah batangnya yang rasanya manis.

Tanaman tebu ini termasuk jenis rumput-rumputan. Tanaman tebu hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia, tebu banyak dibudidayakan di Pulau Jawa dan Sumatera.

Di dalam proses pembuatan gula, batang-batang tebu yang sudah dipanen lalu diperas dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan, sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut, akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90%, dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air.

Daun tebu yang kering yang di dalam bahasa Jawa disebut dadhok, juga dapat dimanfaatkan. Daun tebu kering itu adalah biomassa yang mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering memakai dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak. Bahan bakar dadhok itu selain dapat menghemat minyak tanah yang semakin mahal, bahan bakar dadhok juga cepat panas.

Foto: Rachmad/Kompersh KPH Padangan

Di dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang tebu digunakan untuk bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses produksi dan pembangkit listrik.

Di beberapa daerah, air perasan tebu sering dijadikan minuman segar pelepas lelah. Air perasan tebu cukup baik bagi kesehatan tubuh, karena dapat menambah glukosa. Salah satu tempat yang banyak menjual es tebu adalah di seputaran Jember.

Itulah tanaman tebu. Si manis bakal gula. Pembudidayaan tebu di lahan Perhutani diharapkan dapat menjaga ketersediaan si manis itu, sehingga pasokan gula sebagai salah satu bahan kebutuhan pokok pun terus tersedia. Jadi, kerja sama Perhutani dan PTPN itu jelas satu hal yang perlu ditepuktangani. • DR/

Tim Kompersh Kanpus

This article is from: