19 minute read
A. Mengidentifikasi Cerita Pendek
siswa menguasai hal-hal penting yang harus ia miliki terkait teks cerita pendek, maka siswa mampu membuat teks cerita pendek dengan baik dan benar dan disertai dengan fakta yang logis sesuai dengan kehidupan seharihari.
A. MENGIDENTIFIKASI CERITA PENDEK Cerita pendek atau biasa disingkat cerpen sangat erat kaitannya dengan peristiwa sehari-hari. Cerpen merupakan sebuah karya sastra yang relative singkat. Cerita pendek kisahnya seringkali menceritakan tentang hal-hal yang ada di dalam masyarakat, diungkapkan melalui daya imajinasi berupa penafsiran-penafsiran hingga menjadikannya sebagai sebuah karya yang utuh. Di dalam dunia pendidikan tingkat menengah, cerita pendek merupakan materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Di dalam teks cerita pendek memuat informasi-informasi yang penting terkait unsur-unsur, struktur, dan aspek kebahasaan teks cerita pendek. Tentu saja, siapapun tidak bisa terlepas dari informasi dari dulu hingga saat ini. Saat ini informasi dapat diakses kapan saja, oleh siapa saja dan di mana saja melalui berbagai jaringan. Informasi terus mengalami perkembangan dan tersebar dengan luas. Kemampuan dalam mengelola perolehan informasi atau dalam hal ini mengenai teks cerita pendek, tentu sangat penting untuk kita memahami teks diskusi secara lebih dalam. Pada bagian ini, siswa diajak untuk menemukan dan memahami informasi-informasi yang terdapat dalam teks cerita pendek.
Advertisement
1. Pengertian Teks Cerita Pendek Cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kirakira berkisar antara setengah sampai dua jam, suatu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan dalam sebuah novel (Poe dalam Burhan, 2012:10). Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang pendek. Panjang cerpen itu sendiri bervariasi. Ada cerpen yang pendek (short short story), ada yang panjangnya cukupan (midle short stoy), serta ada cerpen yang panjang (long short story) (Burhan, 2012:10). cerpen adalah fiksi pendek yang selesai dibaca dalam „sekali duduk‟. Cerita pendek hanya memiliki satu arti, satu krisis dan satu efek untuk pembacanya. Pengarang cerpen hanya ingin mengemukakan suatu hal secara tajam (Jacob, 2001:184).
Dari konsep tersebut, maka dapat dipahami bahwa cerpen atau cerita pendek adalah jenis karya sastra yang memaparkan kisah
56 Buku Siswa SMP/Mts Kelas IX
ataupun cerita tentang kehidupan manusia lewat tulisan pendek. Cerpen termasuk ke dalam bentuk fiksi yang disusun sebagai suatu kejadian yang hendak diceritakan tanpa harus dipaparkan menurut pengalaman yang sesungguhnya.
2. Fungsi Teks Cerita Pendek
Adapun fungsi teks ceria pendek yang harus dipahami oleh siswa adalah sebagai berikut: a. Fungsi rekreatif: memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para pembaca nya. b. Fungsi didaktif: mengarahkan dan mendidik para pembaca nya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada didalamnya. c. Fungsi estetis: memberikan keindahan bagi para pembaca nya. d. Fungsi moralitas: mengandung nilai moral sehingga para pembaca nya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi diri nya. e. Fungsi relegiusitas: mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para pembaca nya.
3. Ciri-ciri Teks Cerita Pendek
Ada beberapa ciri-ciri teks cerita pendek yang harus dipahami, diantaranya senagai berikut: a. Bentuk tulisan yang singkat tentunya lebih pendek dari novel. b. Alur pada penulisan cerpen tunggal. c. Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari. d. Cerpen terdiri kurang dari 10.000 kata. e. Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca. f. Cerpen tidak menceritakan semua kisah pada para tokoh, hanya menceritakan inti sari pada suatu konflik. g. Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup tidak seluruhnya. h. Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerpen tersebut. i. Cerpen bersifat fiktif. j. Cerpen memiliki masalah pada setiap tokoh di dalam cerpen tersebut. k. Para tokoh memerankah pada cerpen tersebut sangatlah sederhana.
4. Jenis-jenis Teks Cerita Pendek
Jenis cerita pendek berdasarkan jumlah katanya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: a. Cerpen mini (flash), cerpen yang memuat jumlah kata antara 750 hingga 1.000 kata. b. Cerpen ideal, cerpen yang memuat jumlah kata antara 3.000 hingga 4.000 kata. c. Cerpen panjang (long), cerpen ini merupakan jenis cerpen terpanjang yakni memuat 10.000 kata.
5. Unsur Instrinsik Teks Cerita Pendek Menurut Nurgiyantoro (2009), cerpen mempunyai unsur pembangun karya sastra prosa fiksi yang dibagi menjadi dua, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang banyak disebut oleh seorang kritikus dalam rangka mengkaji karya sastra. Seperti halnya jenis teks lainnya, cerita pendek dibentuk oleh sejumlah unsur. Adapun unsur yang berada langsung di dalam isi teksnya, dinamakan dengan unsur intrinsik, yang meliputi tema, alur, penokohan, latar, dan gaya bahasa/majas. Adapun unsur instrinsik adalah sebagai berikut:
a. Tema
Cerpen memuat penceritaan yang hanya memusat pada satu peristiwa pokok. Satu peristiwa pokok yang menjadi pusat penceritaan ini disebut tema. Menurut Nurgiyantoro (2013a: 115), tema adalah gagasan atau makna dasar umum yang menopang sebuah karya sastra. Jadi, tema adalah suatu gagasan utama yang menjadi dasar cerita.Gagasan atau makna utama
merupakan hal yang ditawarkan penulis kepada pembaca, untuk itu tema dalam cerpen tidak disembunyikan. Namun, tema adalah makna keseluruhan yang didukung cerita-cerita, sehingga dengan sendirinya tema akan tersembunyi di balik cerita yang mendukungnya.
b. Alur/Plot
Menurut Stanton (2012: 28), alur merupakan tulang punggung cerita, sebab sebuah cerita tidak akan pernah seutuhnya dimengerti tanpa adanya pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa yang saling berkait, berhubungan kausalitas, dan saling berpengaruh, selain itu alur hendaknya memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan, dan memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan-ketegangan. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis. Pola pengembangan cerita suatu cerpen beragam. Pola-pola pengembangan cerita harus menarik, mudah dipahami, dan logis. Jalan cerita suatu cerpen kadang-kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadangkadang sederhana. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa alur merupakan unsur yang sangat penting dalam cerpen karena alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana satu peristiwa mempunyai hubungan dengan peristiwa lain, serta bagaimana tokoh digambarkan dan berperan dalam peristiwa yang semuanya terikat dalam suatu kesatuan. Adapun jenis-jenis alur teks cerita pendek secara umum yang harus dipahami oleh siswa adalah. 1) Alur Maju Alur maju atau bisa disebut progresif adalah sebuah alur yang klimaksnya berada di akhir cerita. Rangkaian peristiwa dalam alur maju berawal dari masa awal hingga masa akhir cerita dengan urutan waktu yang teratur dan beruntut. 2) Alur Mundur Alur mundur atau bisa disebut regresi adalah sebuah alur yang menceritakan masa lampau yang menjadi klimaks di awal cerita. Rangkaian peristiwa dalam alur mundur berawal dari masa lampau ke masa kini dengan susunan waktu yang tidak sesuai dan tidak beruntut.
3) Alur Campuran Alur campuran atau bisa disebut alur majumundur adalah alur yang diawali dengan klimaks, kemudian menceritakan masa lampau, dan dilanjutkan hingga tahap penyelesaian. Pada saat menceritakan masa lampau, tokoh dalam cerita dikenalkan sehingga saat cerita satu belum selesai, kembali ke awal cerita untuk memperkenalkan tokoh lainnya.
c. Tokoh
Menurut Semi (1988:48), tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dan menjadi peran utama dalam karya sastra.
Dikenal pula dua jenis tokoh, yaitu tokoh datar dan tokoh bulat. Tokoh datar adalah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi wataknya tidak dikembangkan secara maksimal dan apa yang dilakukan tidak menimbulkan kejutan kepada pembaca misalnya baik saja atau buruk saja. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahanya. Berdasarkan fungsinya tokoh dalam cerita dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan.
Tokoh sentral dibagi menjadi dua yaitu: 1) Tokoh Protagonis, yaitu yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai pisitif. 2) Tokoh Antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan denagn protgaonis atau penyampaian nilai-nilai negative.
Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Tokoh andalan, yaitu tokoh bawahan yang menjadi kepercataan tokoh sentral (protagonis atau antagonis). 2) Tokoh tambahan, yaitu tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita. 3) Tokoh lataran, yaitu tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.
d. Penokohan
Penokohan adalah sifat dan ciri yang terdapat pada tokoh, kualitas pikiran dan jiwa yang membedakan dengan tokoh lain. penokohan merupakan cara penulis menampilkan tokoh atau pelaku dalam cerita. Penokohan menurut Aminudin (1987)
60 Buku Siswa SMP/Mts Kelas IX
disebut juga perwatakan karakterisasi. Perwatakan cerpen adalah pemberian sifat para pelaku-pelaku cerita. Sifat yang diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu. Sifat inilah yang membedakan tokoh satu dengan tokoh yang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelaku atau pemeran di dalam cerita, sedangkan penokohan adalah bagaimana para pelaku berperilaku di dalam cerita. Menurut Kosasih (2012c: 68), untuk dapat menggambarkan karakter seorang tokoh, penulis dapat menggunakan teknik analitik dan teknik dramatik. Teknik analitik yaitu teknik yang digunakan untuk menceritakan karakter tokoh secara langsung, sedangkan teknik dramatik yaitu teknik yang digunakan untuk menceritakan karakter tokoh secara tidak langsung, bisa melalui penggambaran fisik dan perilaku tokoh, penggambaran lingkungan kehidupan tokoh, penggambaran tata kebahasaan tokoh, pengungkapan jalan pikiran tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.
e. Latar
Latar bertujuan untuk memperjelas suasana, tempat, dan waktu peristiwa yang terjadi di dalam cerita. Untuk itu, dengan jelasnya suasana, tempat, dan waktu yang terjadi di dalam cerita, maka akan memperkuat dan mempertegas jalannya cerita. Latar dalam suatu cerpen bisa bersifat faktual atau bisa juga bersifat imajiner. Keberhasilan suatu latar ditentukan dari kesesuaian dan ketergambaran dengan jelas tempat, waktu, dan suasana dalam membangun cerita sehingga kesan di mana, kapan, dan bagaimana situasi terjadi dapat terlihat dengan baik.
Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-peristiwa di dalam suatu karya sastra. Latar di dalam sebuah teks cerpen dapat dibagai menjadi tiga, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
f. Majas atau Gaya Bahasa
Menurut Keraf (2005: 113), gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis sebagai pemakai bahasa. Untuk itu, gaya seorang penulis dalam menggunakan bahasa tidak sama dengan penulis lain. keberhasilan suatu gaya
bahasa ditentukan dari penggunaan diksi dan gaya bahasa yang bervariasi dan ekspresif.
g. Sudut Pandang
Sudut pandang atau point of view adalah cara pengarang memandang siapa yang bercerita di dalam cerita itu atau sudut pandang yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Sudut pandang dibedakan menjadi sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Keberhasilan suatu sudut pandang ditentukan dari pemilihan sudut pandang yang tepat dan konsisten, sehingga pembaca dapat mengikuti jalannya cerita dan memahami temanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita: 1) Sudut Pandang Orang Pertama Sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita. 2) Sudut Pandang Orang Ketiga Sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita. 3) Sudut Pandang Pengamat Serba Tahu Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh 4) Sudut Pandang Campuran (Sudut Pandang Orang Pertama dan Pengamat Serba Tahu) Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama.
h. Amanat
Amanat atau pesan yakni pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pengarang melalui karya tulisnya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan sebagainya.
Pesan merupakan hal penting dalam sebuah cerpen, karena dengan pesan yang baik pengarang dapat menyajikan cerita yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam ceritanya pun dapat diteladani.
62 Buku Siswa SMP/Mts Kelas IX
6. Unsur Ekstrinsik Teks Cerita Pendek Selain unsur intrinsik di dalam sebuah cerpen juga terdapat unsur ekstrinsik atau unsur -unsur yang berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra, biasanya selalu menyangkut sebuah latar belakang, meliputi latar belakang penulis, nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen itu sendiri dan juga latar belakang masyarakat. Unsur ekstrinsik adalah unsur pembentuk karya sastra di luar karya sastra, meliputi: latar belakang kehidupan penulis, keyakinan dan pandangan hidup penulis, adat istiadat yang berlaku pada saat itu, situasi politik (persoalan sejarah), ekonomi, dsb (Wallek & Warren 1965). Unsur ektrinsik sebuah cerpen secara lengkap adalah sebagai berikut: a. Latar Belakang Masyarakat Latar belakang masyarakat merupakan unsur yang mempengaruhi cerpen berupa faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat dimana penulis berada sehingga berpengaruh terhadap penulis itu sendiri. Hal-hal yang termasuk dalam latar belakang masyarakat adalah sebagai berikut: 1) Ideologi Suatu Negara Suatu karya sastra bisa dipengaruhi oleh ideologi suatu negara, termasuk cerpen. Masing-masing negara yang memiliki ideologi yang berbeda akan menghasilkan karya sastra yang berbeda-beda. 2) Kondisi Politik Suatu Negara Karya sastra juga dipengaruhi oleh kondisi politik di suatu negara. Sebagai contoh, ketika terjadi gejolak kondisi politik di suatu negara dalam jangka waktu tertentu maka karya sastra yang dihasilkan para penulis akan berbeda. 3) Kondisi Ekonomi Suatu Negara Seperti halnya kondisi politik, kondisi ekonomi suatu negara juga dapat mempengaruhi suatu karya sastra, termasuk cerpen. 4) Kondisi Sosial Suatu Negara Kondisi sosial suatu negara juga merupakan faktor yang mempengaruhi suatu karya sastra yang dihasilkan para penulis cerpen.
b. Biografi Pengarang atau Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis adalah faktor-faktor yang terdapat dari dalam diri pengarang itu sendiri yang memotivasi atau mempengaruhi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Halhal yang merupakan factor dari latar belakang penulis adalah sebagai berikut: 1) Aliran Sastra Penulis Aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis memiliki aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jug terhadap gaya penulisan dan genre cerita yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karyakaryanya. Riwayat hidup sang penulis, Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka tentang suatu cerpen yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen. 2) Kondisi Psikologis Kondisi psikologis merupakan motivasi seorang penulis ketika menulis cerita. Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang ada di dalam cerita mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita sedih atau gembira pula. Untuk memperdalam mengenai identifikasi teks cerita pendek, siswa harus membaca dan memahami cerpen berjudul “Sebuah Kehidupan”. Nikmati bagaimana cerita disajikan (alur), sikap dan karakter tokoh yang bercerita atau tokoh yang diceritakan (tokoh), da nisi cerita tentang sesuatu yang baik (tema dan amanat).
Sebuah Kehidupan Karya: Jeany Navita Anwar
Setiap hari hujan turun begitu deras. Sederas air mata yang jatuh di kedua pipiku. Entah mengapa seakan hidup ini begitu melelahkan untuk dijalani, tapi kaki ini masih bisa untuk terus melangkah.
64 Buku Siswa SMP/Mts Kelas IX
Begitu bosan telinga ini mendengar ocehan kedua orangtua yang selalu menuntutku untuk melakukan ini dan itu, dengan alasan yang selalu sama. Ya, Demi masa depanku. Apa mungkin ini sebuah keegoisanku? Aku tak pernah mau tahu dengan apa yang diinginkan oleh kedua orangtuaku terhadapku. Namun di dalam hatiku aku selalu berkata dan berjanji, “Bersabarlah Ayah dan Bundaku, aku sedang berusaha meraih cita-citaku dengan caraku sendiri. Aku membangkang kepada kalian buka karena aku tak patuh, tapi aku ingin menunjukkan kepada ayah dan bunda bahwa aku ini akan sukses untuk membanggakan kalian dengan caraku sendiri.” Ku langkahkan kaki ini pergi meninggalkan rumah, untuk menenangkan hati dan pikiranku.
Terkadang aku bingung dengan apa yang ku lihat. Orang jahat selalu bahagia, kenapa orang baik tidak? Orang jahat selalu di atas, kenapa orang baik ditindas? Apa hidup tak seadil yang aku kira? Hidup ini memang sulit. Ya, sulit bila kita terus mencari sebuah keadilan. Bukankah kita hidup memang untuk melewati semua kesulitan itu? Tuhan tahu bagaimana karakter kita. Bersabarlah, itu kuncinya. “Sabar itu bukan hal yang mudah!” mungkin itu yang selalu aku dengar dari orang-orang di sekitarku, “Memang benar, sabar itu tidak mudah. Tapi selagi kita masih sanggup untuk bersabar kenapa tidak? Ya, kan!” Gerutuku dalam hati.
Sabar itu ibaratkan pohon, biarpun angin terus merontokkan daunnya namun pohon tak menyalahkan angin dan masih kuat untuk menjulang tinggi. Biarpun kita terus-terusan disakiti, ikhlaslah karena Tuhan maha mengetahui segalanya, semua ada waktunya ketika burung hidup dia makan semut. Tetapi ketika burung mati, burung itu akan habis oleh semut. Satu buah pohon bisa membuat jutaan korek api, tapi satu batang korek api bisa membakar jutaan pohon. Bukankah itu sudah adil? Kita hadir di bumi ini sebagai pemain dan Tuhan-Lah yang menyutradarainya. Jalan saja sesuai jalan yang ingin kita lalui. Selagi itu benar jalannya, jika pun jalan yang telah kita lalui itu salah maka pasti ada cerita tersendiri nantinya.
Ku berjalan terus menyusuri jalan kehidupan ini, banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang ku dapat. Di lorong jalan ku temui seorang gadis kecil berusia 10 tahun bersama adik laki-lakinya yang masih berusia 5 tahun. Ku langkahkan kaki ini menuju mereka, ku bertanya kepada gadis kecil itu. “Apa yang kamu cari di lorong yang sepi ini? Kasihan adikmu. Di mana orangtua kalian?” Namun gadis kecil itu diam membisu, tak menjawab pertanyaanku. Ku lihat wajahnya yang mulai bersedih, air matanya tiba-tiba tertumpah. Berlari mereka kepadaku, tiba-tiba memelukku dan aku mulai berkata. “Hei, kenapa kalian menangis? Katakan saja kepadaku, jangan takut.” Tanyaku kembali, dengan mengusap air matanya.
“Kami di sini mencari Ayah dan Ibu, kami pergi dari panti karena kami rindu Ayah dan Ibu.” air matanya kembali mengalir, begitu pun denganku. Ternyata mereka tinggal di sebuah Panti Asuhan yang tak begitu jauh dari lorong yang mempertemukan kita. Mereka pergi mencari ayah dan ibunya, mereka merindukan orangtuanya tetapi mereka tak pernah tahu harus ke mana mencarinya. “Yuk, ku antarkan kalian pulang ke panti. Ibu panti pasti sudah khawatir dengan kalian.” Ku alihkan pembicaraan dan ku ajak mereka kembali. Karena aku tak tahu apa yang harus aku katakan lagi. Aku sangatlah paham dengan perasaan mereka, namun aku tak ingin membuat mereka semakin bersedih karena semua pertanyaanku nanti.
Setibanya di panti memang benar, ibu panti kesusahan mencari mereka berdua. Ku lihat kegelisahan di raut wajahnya yang sudah menua. “Maaf Ibu, apa mereka anak panti asuhan ini?” sapa dan tanyaku, kepada ibu panti.
“Ya Tuhan, Rani dan Reno.” sembari memeluk mereka berdua,
“Alhamdulillah kalian kembali Nak.” Ucapan syukur dari perempuan tua yang sangat mengkhawatirkan putra dan putri asuhnya.
“oh, namanya Rani dan Reno.” ucapku dalam hati.
“Siapakah dirimu, Nak?” tanya ibu panti kepadaku.
“Saya Santi Bu, saya temukan Rani dan Reno menangis di lorong simpang jalan situ.” Ibu panti tersenyum kepadaku.
66 Buku Siswa SMP/Mts Kelas IX
“sebentar, saya antarkan Rani dan Reno ke kamar dulu.”
“Terima kasih kakak baik.” ucap Rani dan Reno kepadaku dengan berlari menuju kamar mereka Rani dan Reno, tersenyum kepadaku.
Tak terasa air mataku menetes ketika aku melihat senyuman mereka. Betapa pilunya kehidupan mereka ini, mereka masih bisa tersenyum ketika hatinya mempertanyakan di mana ayah dan ibunya berada. Dan ketika itu aku menangis dan hatiku begitu sakit “Tak bersyukurnya aku. Yang masih punya ayah dan bunda yang begitu memperhatikan aku, namun aku masih saja menyakiti hati mereka dengan keegoisanku. Ahhh bodohnya aku.” Sesal ku dalam hati. Ku lihat ibu panti kembali berjalan ke arahku. Ku usap air mataku, ibu panti duduk di sampingku dan berkata kepadaku
“Santi, terima kasih kamu sudah mengantarkan Rani dan Reno pulang. Ibu khawatir dengan mereka, takut terjadi apa-apa.” Tersenyum dan aku mulai berkata.
“Apa yang telah terjadi dengan mereka Bu? Di mana orangtuanya?” menghela napas dan menjawab pertanyaanku.
“Rani dan Reno sudah 5 tahun berada di panti ini, orangtua mereka meninggalkannya di depan pintu panti ini Nak. Ibu sendiri pun belum tahu siapa orangtua mereka, ibu sangat sedih ketika Rani selalu menanyakan di mana Ayah dan Ibunya. Ibu selalu membohongi mereka dengan alasan orangtua mereka sedang bekerja di luar negeri. Mengumpulkan uang untuk mengajak mereka berdua jalan-jalan.”
Begitu mengiris hati cerita Rani dan Reno ini, dua orang anak kecil yang ditinggalkan oleh orangtuanya begitu saja. Ku rangkul pundak ibu panti yang mulai menangisi Rani dan Reno, “Jaga Rani dan Reno baik-baik ya Bu, Santi akan mengunjungi panti ini untuk Rani dan Reno. Mulai hari ini Santi akan membantu ibu untuk mengurus mereka.”
“Terima kasih Nak Santi, kamu memang baik hati. Rani dan Reno pasti senang dengan kabar ini.” Berpamitan aku kepada ibu panti dan aku bergegas untuk pulang, aku ingin cepat-cepat sampai ke rumah menemui ayah dan bunda meminta maaf kepada mereka. Aku merasa bersalah sudah pergi dari rumah hanya untuk menuruti keegoisanku saja.
Dan setelah hari itu, hari-hari selanjutnya aku mendatangi panti selama 4 kali dalam seminggu. Betapa bahagianya aku bisa melihat Rani dan Reno tersenyum, tertawa gembira saat aku menemani hari-hari mereka. Mulai dari menemani mereka belajar, bermain, mengajari mereka salat dan menemani mereka sampai tertidur pulas. Berkat kisah Rani dan Reno, aku menjadi paham akan arti dari kehidupan ini, aku harus bisa untuk selalu bersyukur dengan apa yang sudah aku miliki saat ini. Mungkin apa yang diinginkan oleh orangtuaku, tak sesuai dengan apa yang aku inginkan. Tetapi orangtua selalu ingin yang terbaik untuk buah hatinya. Dan jika aku bisa ikhlas menerimanya, maka semua akan terasa mudah untuk dijalani.
Mungkin inilah yang dinamakan nilai dari Sebuah Kehidupan. Sebaik apa pun hati kita, bila kita tidak pernah memberikan kebahagiaan untuk orang lain maka, percumalah semuanya. Ketika kita lahir, kita menangis dan orang-orang di sekeliling kita tersenyum. Maka, jalanilah hidup kita sebaik mungkin sehingga pada waktu kita meninggal nanti, kita tersenyum dan orang-orang di sekeliling kita menangis.
Pertanyaan Identifikasi Teks Cerita Pendek
Agar pemahamanmu mengenai informasi yang ada di dalam teks cerita pendek bertambah, kerjakan soal-soal berikut dengan benar dan sesuai! 1. Apa judul cerita pendek di atas menarik orang untuk membacanya? Jawaban sertakan dengan alasan yang jelas dan logis. 2. Apakah judul cerita pendek di atas mencerminkan isi cerpen secara menyeluruh? 3. Apa tujuan penulis menulis sebuah cerpen dengan judul
“Sebuah Kehidupan”? Kemukakan hasil identifikasi dengan jelas dan seksama. 4. Bagaimana cara pengarang menggambarkan atau melukiskan sudut pandang (point of view) di dalam cerpen ini? 5. Ceritakan kembali cerpen tersebut dengan menggunakan bahasa yang jelas dan unsur-unsur pembangun yang tepat!