Hitam Putih Kasus Deposito Singkawang

Page 1

Eceran Rp3000 Luar Kota Rp3500

Berani Jujur Mengungkap Fakta

Edisi Hitam&Putih 2014 website

Hotline Service : Iklan & Pemasaran HP 0812 5764 4689

www.pontianak-times.com

follow

@PontianakTimes

joint on

pontianak-times.com

pontianaktimes@gmail.com

Hitam Putih Kasus Deposito

100 Lebih PNS Singkawang Tertipu

Hal mudah malah dibuat susah. Kasat mata saja telah tampak keanehan dalam deposito Rp131 Miliar. APBD diulur-ulur dan muncul kebijakan aneh yang melawan hukum. Kerugian negarapun gampang dihitung. Memasuki usia proses sembilan bulan di Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat, ternyata masih berkutat pada penyelidikan. Bagaimana posisi kasusnya? Dikupas secara gamblang berikut 7 kejanggalan proses penyelidikannya.

Nyaris tak tersentuh namun LPKSM Jaring Konsumen Kota Singkawang segera bertindak. Awalnya dua orang konsumen yang dirugikan. Korban terus bertambah dan satu persatu persoalan dirunut. Jamkrindo dan Bank Kalbar Cabang Singkawang pun akhirnya digugat. Kasus yang sama terjadi di Bank Jabar. Benarkah ada “mafia asuransi� dalam setiap kredit perbankan?

AWANG MENGGALI LUBANG KUBUR SENDIRI?

INVESTIGASI HALAMAN 3

LAPORAN UTAMA HALAMAN 6-7

Memenuhi Panggilan Menjadi Haji Mabrur Pergi menunaikan ibadah haji tidak memandang status sosial seseorang apakah penguasa negeri, pejabat, orang kaya dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit diikuti oleh mereka yang dalam kehidupannya pas-pasan. Ada

tukang becak, kuli bangunan, buruh tani dan nelayan yang dapat melaksanakan ibadah haji. Ketika pelaksanaannya di tanah suci, tidak dibeda-bedakan. Ini untuk mencerminkan bahwa yang membedakan seseorang hanyalah ketakwaan dan kepatuhannya

Pilkada Kembali ke Selera Asal Rancangan Undang-undang tentang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) sudah sejak 2010 disiapkan Kemendagri. Sesuai kesepakatan Komisi II DPR dengan Kemendagari, RUU ini awalnya akan diselesaikan sebelum Pemilu 2014. Sempat molor di tengah pro kontra. Beberapa kepala daerah ada yang menolak. Tetapi mayoritas anggota DPRD sangat mendukung. Pemilukada sarat muatan kepentingan. Analisis biaya dan psikologis pemilih menjadi pertimbangan. Naskah akademik RUU Pilkada menyebutkan tiga tujuan pokok yang terhimpun dalam terdiri atas 7 bab dan 181 ayat. Direncanakan, Sabtu (27/09/2014) RUU ini telah disahkan.

foto

: rr

i

NASIONAL HALAMAN 10

kepada Allah SWT. Labbaikallahumma labaik, labaika laa syarikalakalabbaik. Simak juga kisah ringan refleksi dari meja Warkop kota amoy tentang pentingnya bersyukur tanpa korupsi. PRO KALBAR HALAMAN 4

Ketangguhan dan Inovasi Bos Lele

Tidak ada kata gagal selagi mau belajar. Prinsip inidipegang Sudarmin hingga dirinya kaya dari hasil beternak lele. INFO BISNIS HALAMAN 11

Aroma Busuk dari Rumah Autis Polres Singkawang telah mengukir sejarah pemberantasan korupsi di Kota Singkawang dengan mengungkap dan memproses kasus korupsi lebih banyak dibandingkan kejaksaan. Giliran pembangunan rumah autis yang menelan biaya Rp2,85 miliaran telah dibidik sejak lama. Bripkor pun sibuk melakukan investigasi dan membuat pelaporan. Benarkah ada mark-up pada pembangunan INVESTIGASI HALAMAN 3 tersebut, dan siapa yang paling bertanggungjawan?


2

Edisi Hitam&Putih 2014

Menunggu ‘Ibu Melahirkan’ Mengapa belum muncul kelanjutan berita tentang A, bagaimana perkembangan selanjutnya kasus B dan apa komentar pimpinan lembaga C atau person terkait lainnya? Inilah beberapa rangkaian pertanyaan diantara puluhan pertanyaan yang mampir ke dapur redaksi Pontianak Times. Semakin banyak yang mempertanyakan maka akan membuat tugas pers semakin berarti untuk memberikan informasi dari hasil karya jurnalistik yang menganut peliputan tuntas, tanpa menyisakan ‘tanda tanya’. Pembaca yang budiman, Pontianak Times pada dua edisi khusus sebelumnya telah menggelontorkan seluk beluk temuan korupsi di Kota Singkawang dan penindakan yang dilakukan dua instansi, kejaksaan dan kepolisian. Ada warga yang terperangah lantaran di kota tercintanya ternyata cukup banyak penyimpangan keuangan daerah. Ada pula yang merasa mendapat kejelasan karena awalnya hanya kabar angin alias diembuskan terpaan angin sepoi-sepoi, sehingga tidak lagi menjadi abuabu. Siapapun tentu menginginkan kejelasan dan kepastian agar diketahui hitam dan putihnya sebuah persoalan, terutama yang menyangkut kebijakan maupun kepentingan publik. Memang benar pembaca sekalian, abu-abu diidentikkan dengan ketidakjelasan. Sedangkan hitam putih sudah pasti. Mana yang hitam dan mana yang putih. Ini seperti melihat keburukan atau kebaikan, hak atau bathil, benar atau salah, jujur atau bohong, serius atau main-main dan lain sebagainya. Publik saat ini memang sudah sangat cerdas dan tidak ingin ditipu mentah-mentah oleh ‘dagelan’ hukum maupun politisasi yang kerap membawa ke jurang abu-abu tanpa kepastian dan penuh kemunafikan. Wajar apabila muncul people power yang menerobos sekat ketidakpastian hukum. Misalnya saja dalam kupasan kasus pelaporan indikasi korupsi deposito Kota Singkawang ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalbar. Apa sesungguhnya yang terjadi di instansi tersebut dalam menindaklanjuti pelaporan atau temuan. Yang diketahui sekarang masih berkutat pada penyelidikan berkepanjangan (sudah menelan hampir 9 bulan). Ibarat seorang bayi yang hendak dilahirkan, tentu sangat dinantikan untuk diketahui wujud fisik, jenis kelamin, warna kulit dan kelengkapan organ tubuhnya. Begitu pula soal deposito dari duit rakyat Rp 131 Miliar berikut bunga, kwitansi CSR, bank-bank yang ketiban deposito. Bagaimana legalitas formalnya, adakah kerugian negara/daerah, apakah ada kesalahan kewenangan (abuse of power) dan segudang pertanyaan lain menyangkut upaya/modus sistemik yang sengaja dibangun. Rasa-rasanya sejumlah alat bukti sudah tersaji. Demikian halnya para saksi sudah dipanggil dan dimintai keterangan. Bisa saja di tangan jaksa yang profesional akan mengungkap secara paripurna tanpa harus memakai ‘kacamata kuda’ melainkah secara holistik. Pembaca yang budiman, saatnya kita memberikan kepercayaan kepada kejaksaan meskipun harus bersabar menunggu hingga seorang ‘ibu melahirkan’. Yang jelas, modus di balik deposito ini sudah lumrah dan terang benderang. Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) kerap menemukan penyalahgunaan dana APBD triliunan rupiah dari modus deposito tersebut. Semoga hitam putih kasus segera terungkap agar publik tercerahkan. Kepastian hukum sangat diperlukan agar yang salah dikatakan salah dan yang benar adalah benar. Selamat menikmati Edisi Hitam Putih Pontianak Times. Karena Anda, Kami Ada. *

Belajar Jurnalistik, Mendidik Siswa Kreatif Tulisan dari karya siswa siswi SMKN 1 Tebas berhasil apabila pembaca, terbawa dalam bacaan yang disajikan para siswa yang mengikuti pelatihan jurnalistik. Untuk menjadi penulis yang baik harus mempunyai dasar. “Melalui pelatihan jurnalistik ini diharapkan menjadi salah satu dasar supaya siswa dapat memberikan sajian tulisan yang tidak sembarangan. Kalau hasil tulisan yang dibuat asal-asalan kita sendiri yang malu, itu yang perlu dicermati,” katanya. Sebagai penulis pemula, Darma Hadi berharap siswa termotivasi dan mengutamakan untuk menulis tentang budaya. Dari kegiatan tersebut diharapkan akan terus dikembangkan, sehingga ada tindak lanjut dari pelatihan jurnalitik yang digelar. Pertunjukkan tari daerah pada pembukaan Pelatihan Jurnalistik di SMKN 1 Tebas. Salah satu guru pembimbing Foto: Gindra/Pontianak Times yang juga guru bidang studi Menyampaikan gagasan atau ide melalui tulisan tidak Bahasa Indonesia di SMKN 1 Tebas, Urai Rubi mengatakan dapat dilakukan oleh semua orang. Untuk dapat menulis pelatihan jurnalistik bertujuan memupuk kreativitas para dengan baik dan nyaman dibaca oleh pembaca diperlukan siswa. “Dari kegiatan yang kita laksanakan para siswa dituntut pengetahuan tentang cara-cara menulis yang baik dan untuk rajin membaca supaya dapat menjadi penulis yang mudah dipahami. Untuk menulis dengan benar, harus memiliki ilmu yang baik, dengan membaca dapat menjadikannya jendela ilmu berhubungan dengan jurnalistik supaya ide atau gagasan pengetahuan. Kita juga minta agar para siswa tidak melalui tulisan dapat dipahami dan bermanfaat bagi setengah-setengah dalam mempelajari ilmu jurnalistik, pembaca. Atas dasar tersebut SMKN 1 Tebas menggelar manfaatkan sebaik-baiknya untuk belajar,” katanya. Rubi mengatakan salah satu dasar digelarnya kegiatan pelatihan jurnalistik diikuti 20 siswa mulai dari kelas X,XI jurnalistik untuk mendorong para siswa agar mau menulis, dan XII, Rabu (17/09/2014) di SMKN 1 Tebas. Dari pelatihan jurnalistik yang digelar, PLH Kepala karena dari pengamatannya minat siswa di SMKN 1 Tebas Sekolah SMKN 1 Tebas, Darma Hadi, berharap dapat untuk menulis masih sangat kurang. Kegiatan pelatihan jurnalistik SMKN 1 Tebas juga memupuk minat siswa untuk gemar membaca dan menulis. Pelatihan jurnalistik diharapkan mampu menciptakan mendapat sambutan positif dari para siswa, seperti generasi yang mampu menulis terutama siswa-siswa SMKN disampaikan Sri Wahyuni. Menurutnya, kegiatan pelatihan jurnalistik sangat bermanfaat. Jurnalistik dapat menjadi 1 Tebas. “Dengan menulis akan menambah kemampuan para jendela informasi kepada masyarakat, karena tanpa ada siswa serta menambah pengetahuan, karena dari tulisan jurnalistik sangat mustahil dapat mengetahui kejadian atau yang dibuat menjadi gambaran apa yang ingin disampaikan hal-hal yang dialami oleh orang lain di tempat-tempat yang kepada pembaca. Tulisan yang nantinya dibuat oleh calon- berbeda. “Setelah mendapat ilmu jurnalistik akan calon penulis yang mengikuti pelatihan jurnalistik ini, menerapkan di sekolah dengan memberitakan informasi atau diharapkan dapat menjadi karya yang bisa dibaca oleh peristiwa penting di sekolah kepada sesama teman melalui orang lain bukan hanya kalangan SMKN 1 Tebas,” papar tulisan yang dikemas dengan baik dan mudah dibaca,” ujar Sri. (gindra) Darma Hadi.

Seorang pengunjung Pantai Kura-kura (Kura-kura Beach) mengabadikan aktivitas warga di Dusun Tanjung Gundul, Karimunting, Kabupaten Bengkayang Kalbar. Pantai ini berjarak 125 km dari Kota Pontianak. Diapit Pantai Mimiland/Batu Payung dan Pantai Samudera Indah. Foto: Syamsul S

Penerbit : PT.Graha Media Sejati Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: R. Rido Ibnu Syahrie Dewan Redaksi: Gindra, Indra Adi, R. Ruddy Herman S, Stepanus, Rosalinda, M Djarni A Biro Jakarta: Bong Nie Hong. Marketing: F. Shamad. Administrasi Umum/Keuangan: Syahril. Penasihat Hukum: Aprin Turnip SH MH. Dirut: R. Rido Ibnu Syahrie. Komisaris: M. Andry Lamfield. Penasihat: drg. Thomas Aquino Vebrianto. Alamat Redaksi: Jalan Karya Sosial Komplek Bumi Persada Nomor 8 Pontianak. Jalan Abdurrahman Saleh Komp Rosana Terace Blok B-10 Pontianak. Jalan Diponegoro Nomor 9 J Singkawang. Iklan permilimeter kolom : Hitam putih Rp.6000, Spot colour Rp.10.000, Full Colour Rp.12.000, Iklan baris Rp9.000 (minimal dua baris, maksimal lima baris)


3

INVESTIGASI

Edisi Hitam&Putih 2014

Waspada, Kejahatan Asuransi via Kredit Bank Nyaris tak tersentuh namun LPKSM Jaring Konsumen Kota Singkawang segera bertindak. Awalnya dua orang konsumen yang dirugikan. Korban terus bertambah dan satu persatu persoalan, dirunut. Jamkrindo dan Bank Kalbar Cabang Singkawang pun akhirnya digugat. Kasus yang sama terjadi di Bank Jabar.

Seratus Lebih PNS Singkawang Tertipu

Sumarno, Ketua LPKSM Jaring Konsumen diwawancara Pontianak Times Hamidah dan Zulina, dua orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) nasabah PT Bank Kalbar Cabang Singkawang membuat pengaduan kepada Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Jaring Konsumen Kota Singkawang. Keduanya belum mendapatkan pembayaran restitusi premi asuransi dari Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) sebagai mitra Bank Kalbar. LPKSM Jaring Konsumen mengawali dengan gugatan sengketa ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen(BPSK) Kota Singkawang yang dalam putusan arbitrasenya memenangkan penggugat. Persoalan yang sama juga menimpa U Mita Budikumar, Utin Mariati, H Juhri dan korban lainnya. “Jumlah korban yang melakukan pengaduan dipastikan terus bertambah hingga seratus orang lebih. Taksiran jumlah

kerugian konsumen pun pastinya semakin banyak, mencapai miliran rupiah,” kata M Sumarno SH.I, Ketua LPKSM Jaring Konsumen kepada Pontianak Times, Jumat (19/9/2014). Majelis BPSK telah memenangkan para penggugat dengan perintah agar Bank Kalbar mengembalikan dana atau restitusi asuransi jiwa yang jumlahnya bervariasi. Hal ini disebabkan oleh kerugian yang ditanggung para nasabah antara lain, biaya asuransi jiwa ketika melakukan pinjaman uang (kredit) kepada Bank Kalbar. Modusnya, kata Sumarno, nasabah tidak pernah diberitahukan perusahaan asuransi mana tempat nasabah diasuransikan. Pemotongan biaya asuransi terus terjadi. Bahkan saat top up atau pelunasan kredit sebelumnya. “Namun premi atau restitusi asuransi jiwa yang lama tidak pernah dikembalikan

Sekilas Tentang BPSK

Permasalahan konsumen dapat diselesaikan melalui peradilan maupun non-peradilan berdasarkan Undang Undang (UU) Perlindungan Konsumen. Konsumen dapat memilih pola penyelesaian masalah tersebut. Jika non-peradilan bisa dilakukan melalui Alternatif Resolusi Masalah (ARM) di BPSK, LPKSM, Direktorat Perlindungan Konsumen atau lokasilokasi lain untuk kedua belah pihak yang telah disetujui. Apabila kedua pihak telah memutuskan menyelesaikan secara non-peradilan, nantinya ketika akan ke pengadilan (lembaga peradilan) untuk masalah yang sama, hanya dapat mengakhiri tuntutan di pengadilan jika penyelesaian non peradilan gagal. ARM berdasarkan

kepada nasabah,” ujar Sumarno yang juga Ketua Pemuda Pancasila Kota Singkawang ini. Dijelaskan Sumarno, hal tersebut sudah jelas mengindikasikan bukan saja soal perdata, tetapi juga berimbas pada asper pidana. Nasabah tidak pernah diberi penjelasan detail termasuk soal rincian biaya ketika akad kredit. Demikian pula tentang polis asuransi yang belakangan diketahui berubah menjadi premi Jamkrindo. “Kami menduga ada kejahatan asuransi dari setiap perjanjian kredit tersebut. Tibatiba dipotong secara sepihak. Dana restitusi itu harus dikembalikan sesuai sisa jangka waktu pertanggungan setelah dikurangi bagian premi yang telah dibayarkan kepada perusahaan asuransi. Bank Kalbar juga harus memberikan polis asuransi termasuk penjelasan hal apa saja yang diasuransikan,”

ujar pemilik sapaan Marno ini. Desakan Marno ini sangat beralasan. Sebagai contoh dari salah satu akad kredit atas nama salah seorang nasabah dengan Bank Kalbar Cabang Singkawang tertera pembiayaan provisi kredit 1%, administrasi kredit 0,50%, asuransi jiwa Rp2,6 juta, bunga dan pelunasan kredit lama. Data tentang asuransi memang tidak diinformasikan kepada nasabah. Yang diberitahukan hanya pemotongan asuransi saja. LPKSM Jaring Konsumen telah merencanakan secara matang untuk terus menindaklanjuti permasalahan ini dengan cara melapor ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. Sebagai gambaran, kondisi yang sama terjadi di Bank Jawa Barat (BJB) Cabang Sukabumi dan Pelabuhan Ratu. Dana miliaran rupiah milik para PNS sengaja diendapkan pihak bank plat merah milik Pemprov Jabar dan Banten ini, berasal dari dana restitusi asuransi jiwa yang tidak dikembalikan kepada nasabah saat pelunasan pinjaman yang dilunasi sebelum jatuh tempo. Kasus di BJB ini terungkap dari gugatan beberapa nasabah ke pihak Bank BJB dalam persidangan di BPSK Kabupaten Sukabumi. Bedanya, pihak BJB mengembalikan dana restitusi asuransi seperti yang diperintahkan dalam putusan BPSK setempat. Dengan dipatuhinya putusan BPSK ini berarti dana restitusi asuransi yang merupakan hak para nasabah selama ini memang diendapkan.(rd)

pertimbangan penyelesaian peradilan di Indonesia memiliki kecenderungan proses yang sangat formal. Sedangkan proses penyelesaian sengketa melalui LPKSM menurut UU Perlindungan Konsumen dapat dipilih melalui mediasi, konsiliasi dan arbitrase. Dalam prosesnya para pihak yang bersengketa/bermasalah bersepakat memilih cara penyelesaian tersebut. Hasil proses penyelesaiannya dituangkan dalam bentuk kesepakatan secara tertulis, yang wajib ditaati oleh kedua belah pihak. Peran LPKSM hanya sebagai mediator, konsiliator dan arbiter. Penentuan butir-butir kesepakatan mengacu pada peraturan yang dimuat dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen serta undang-undang lainnya yang mendukung. Untuk penyelesaian melalui BPSK sebagai institusi non struktural, memiliki fungsi sebagai institusi yang menyelesaikan permasalahan konsumen di luar pengadilan secara murah, cepat dan sederhana. Badan ini sangat penting dibutuhkan di daerah dan kota di seluruh Indonesia. Anggota-anggotanya terdiri dari perwakilan aparatur pemerintah, konsumen dan pelaku usaha. Konsumen yang bermasalah terhadap produk yang dikonsumsi akan dapat memperoleh haknya secara lebih mudah dan efisien melalui peranan BPSK. Selain itu bisa juga menjadi sebuah akses untuk mendapatkan informasi dan jaminan perlindungan hukum yang sejajar baik untuk konsumen maupun pelaku usaha. Dalam menangani dan mengatur permasalahan konsumen, BPSK memiliki kewenangan melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan dan keterangan dari para pihak yang bersengketa. Tagihan, hasil test lab dan bukti-bukti lain oleh konsumen dan pengusaha dengan mengikat penyelesaian akhir.penyelesaian sengketa konsumen. (budimansudarma.com)

Aroma Busuk dari Rumah Autis Singkawang Polres Singkawang telah mengukir sejarah pemberantasan korupsi di Kota Singkawang dengan mengungkap dan memproses kasus korupsi lebih banyak dibandingkan kejaksaan. Giliran pem-bangunan rumah autis yang menelan biaya Rp2,85 miliaran. Brigade Pemburu Koruptor (Bripkor) Kalbar memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian yang saat ini masih dalam tahap penyelidikan. “Kami juga sudah melakukan investigasi terhadap persoalan tersebut,” kata M. Alqadrie, Ketua DPP Bripkor Kalbar kepada Pontianak Times, Selasa (16/9). Bripkor menganggap telah terjadi mark up dalam pembangunan rumah autis di Sungai Bulan Kota Singkawang itu. “Bisa dilihat dari standar harga satuan Singkawang. Dengan asumsi bangunan 24 x 26 m atau 624 meter persegi maka harga satuan maksimalnya Rp 2,2 juta per meter persegi,” kata Alqadrie. Sehingga, lanjut dia, patut diduga mark up sebesar Rp 1,3 Miliar. “Pihak konsultan malah sudah siap bersaksi dan

menghitung. Belum lagi, kata dia, terkait kapasitasnya yang dikecilkan, kemudian jaminan asuransi yang mencurigakan karena nomor registernya diduga sama. Selain itu harga penawaran sangat tidak masuk akal,” papar Alqadrie. Bripkor memang telah memberikan laporan tertulis ke Polda Kalbar pada Minggu (7/9/2014) terkait hal ini. Sedangkan Polres Singkawang sudah sejak awal membidik rumah autis yang dibangun penuh keanehan. “Lihat saja, pekerjaan itu seharusnya rampung di akhir 2013, namun diawal 2014 masih ada tukang yang mengerjakan ba-ngunan belum rampung. Itu saja sudah menyalahi,” ujar Kapolres Singkawang, AKBP Andreas Widihandoko. Seperti diketahui Rumah Autis dianggarakan di Dinas Pendidikan Kota Singkawang dan diker-jakan oleh pemborong, Andi Syarif (tim) Rumah autis di Sungai Bulan Kota Singkawang


Edisi Hitam&Putih 2014

4

PRO KALBAR

Memenuhi Panggilan Menjadi Haji Mabrur Melaksanakan ibadah haji ke tanah suci Makkah Al Mukarramah merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat yang mampu. Kesempatan menunaikan rukun Islam tersebut merupakan panggilan dan tamu Allah semata. Dibarengi niat tulus dan penuh keikhlasan tanpa embel-embel untuk menunjukkan kemampuan pergi haji kepada muslim dan muslimat yang lain. Pergi menunaikan ibadah haji juga tidak memandang status sosial seseorang apakah dia penguasa negeri, pejabat, orang kaya dan sebagainya bahkan tidak sedikit diikuti oleh mereka yang dalam kehidupannya pas-pasan. Tetapi karena sudah diniatkan, semua itu bukan menjadi penghalang. Bahkan ada pula tukang becak, kuli bangunan, buruh tani dan nelayan yang dapat melaksanakan ibadah haji. Dari mana mereka dapat uang untuk berangkat berhaji, caranya dengan menabung dan menyisihkan penghasilan mereka setiap bulannya. Tamu Allah yang seperti inilah yang selalu mendapat ridho dari Allah untuk menjadi haji yang mabrur sepulangnya dari tanah suci.

Demikian juga di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Singkawang. Sebanyak 34 orang guru, kepala sekolah dan pegawai di Dinas Pendidikan tersebut dipanggil Allah untuk menunaikan ibadah hajinya pada 1435 Hijriyah ini. Tentu para insan pendidik ini menyisihkan sebagian dari penghasilan mereka untuk tabungan haji. Kamis (4/9/2014), para guru tersebut diberangkatkan dari Kantor Dinas Pendidikan Kota Singkawang. Pelepasan calon jemaah haji ini rangkai dengan halal bi halal serta purna tugas para guru, kepala sekolah dan pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Singkawang. “Kegiatan ini dilakukan untuk mempererat tali silaturrahim serta memberikan ucapan selamat kepada guru-guru yang akan menunaikan rukun Islam ke tanah suci Makkah,” kata Ketua Panitia Pelepasan Calhaj Dinas Pendidikan Kota Singkawang Drs H Asmadi MPd. Pembiayaan kegiatan ini tidak membebankan anggaran pada Dinas Pendidikan, ini dilakukan oleh para Kelompok Kerja Kepala Sekolah, di tingkat SD/MI, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah tingkat SMP/Mts, Musyawarah

Hidangan saprahan di acara pelepasan jemaah calon haji di Singkawang

Kerja Kepala Sekolah tingkat SMA/ MA, dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah tingkat SMK. “Para calon haji tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi haji mabrur sepulangnya dari tanah suci Makkah,” kata Asmadi yang juga Kepala Seksi Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Singkawang. Selain melepas calon jemaah haji, digelar makan saprahan yang dilakukan masing-masing sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK se-Kota Singkawang. Setiap sekolah diwajibkan mengirimkan utusannya sebanyak 6 orang lengkap dengan hidangan makan siang atau saprahan. Kepala Dinas Pendidikan Kota Singkawang Drs HM Najib MSi dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada KKKS,MKKS di semua tingkatan yang telah berusaha melaksanakan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian sesama pedidik dan dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dikatakan Najib, ada tiga hal yang dapat dilakukan dalam kegiatan ini, yang pertama kendati bukan lagi di bulan Syawal kita masih dapat melakukan halal bi halal dan saling memaafkan satu sama lain. Kedua adalah melepaskan calon jemaah haji, dan yang ketiga melepas para pegawai, guru dan kepala sekolah yang telah mengakhiri masa tugas atau purna tugas di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Singkawang Bekal Manasik Di Kabupaten Sambas, sebanyak 230 jemaah calon haji diberangkatkan dari Asrama Haji Sambas, Selasa(9/9/2014). Pembekalan yang telah didapatkan jemaah calon haji ketika kegiatan manasik haji dianggap sudah cukup menjadi bekal ketika

Juliarti melepas keberangkatan jemaah calon haji Kabupaten Sambas. melaksanakan ibadah haji. “Semoga semua jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan kembali ke tanah air menjadi haji mabrur,” kata Bupati Sambas dr Hj Juliarti Djuhardi Alwi MPH. Jemaah calon haji dari Kabupaten Sambas ini dirasakan lumayan banyak pada musim haji kali ini, tetapi hanya disertai seorang petugas daerah saja. “Sebenarnya kami telah mengajukan empat orang petugas haji untuk mendampingi calon haji, namun karena sistemnya sudah berubah sehingga hanya bisa menugaskan satu orang petugas daerah,” kata Juliarti. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemkab telah meminta bantuan kepada empat orang jemaah calon haji untuk menjadi petugas daerah selama melaksanakan ibadah haji. Selama di tanah suci diminta menjaga stamina dan menjaga kekompakan sesama jemaah. “Ikuti dan patuhi perintah atasan, yang saya maksud di sini adalah perintah dari petugas haji kita antara lain Amirul Haj, TPHD, TPIHD, Karu dan Karom yang apabila semuanya mendengarkan Insyaallah tidak akan ada kejadian yang tidak diinginkan. Untuk petugas jangan lupa memberikan laporan mengenai kondisi jemaah

kepada saya,” pesan Juliarti. Kepala Kantor Kemenag Sambas, H Asmar mengatakan jemaah calon haji Kabupaten Sambas tergabung dalam kloter 11 bersama jemaah asal Kabupaten Melawi dan Kabupaten Pontianak. Jemaah diberangkatkan dalam 5 rombongan dan 21 regu dan 1 orang mutasi dari Kota Pontianak. Dari 230 orang jemaah terdiri dari 107 jemaah laki-laki dan 122 jemaah perempuan. Calon jemaah termuda asal Kabupaten Sambas berusia 24 tahun, Asnal Hafidz Rohman dari Kecamatan Subah dan tertua usia 79 tahun Abidin Gandut asal Kecamatan Tekarang. Pemberangkatan jemaah menuju Asrama Haji Pontianak diinapkan satu malam sebelum menuju embarkasi Batam. Selanjutnya Kamis (11/9) sekitar pukul 10.00 WIB berangkat dari Embarkasi Batam menuju Madinah. Jemaah haji asal Kabupaten Sambas ini rencananya dipulangkan kembali ke Sambas pada 22 Oktober 2014 di Kecamatan Selakau. “Para jemaah asal Kabupaten Sambas ini semoga khusuk menjalankan ibada. Kita harap kedepannya agar dapat ditingkatkan manasik haji,” imbuhnya. (jar/gin)

Salah Hitung, Buntung Oleh R. Rido Ibnu Syahrie* Awalnya berjanji bertemu seorang kawan di sebuah warung kopi di Jalan Stasiun Kota Singkawang sambil santai sejenak melepas penat. Sesampainya di lokasi disambut gaya bersahabat kawan-kawan yang sudah ngopi dan duduk lebih dulu mengelilingi meja persegi panjang. Rata-rata mereka adalah kawan lama dari berbagai pekerjaan dan profesi. Setelah bersalaman, berlanjut memesan dua cangkir kopi, satu cangkir untuk kolega yang saya bawa dari Kota Pontianak, seorang mualaf yang lebih islami dari saya. Perbincanganpun mulai digelar dengan gaya bicara khas warung kopi ‘ngalor ngidul’ diselingi gurauan. Tiba-tiba membicarakan soal situasi terkini sebuah negara dan pemerintahan. Sempat tegang sedikit lantaran masuk ranah ‘kepentingan’. Sejurus kemudian, seorang kawan yang memang sudah ngopi sebelum saya datang tiba-tiba membuka omongan sangat berbobot meski dibumbui senyuman dan tawa. “Kita semua termasuk saya ini rata-rata masih suka memegang tasbih dan menghitung lafadz Ilahi dalam jumlah bilangan tertentu,” ucap kawan tersebut. Mata saya langsung tertuju kepada si mpu yang punya omongan. Ia adalah seorang mualaf (seperti halnya kolega yang saya bawa dari Pontianak). Namanya James Saragih yang setelah masuk Islam menambah namanya menjadi Imam James Saragih. Gaya bicaranya tegas karena memang terdorong logat atau khas daerah. Pun demikian, orang-orang di lingkungannya selalu memanggilnya Ustaz James atau Ustaz Imam. Ia dikenal tidak pernah menjaga image alias Jaim. Dimanapun dan kemanapun bisa masuk untuk berdakwah bil hal dan bil qolam. Sayapun lantas menimpali omongan Ustaz James, “Saya malah sering tidak yakin puji-pujian saya, tasbih, tahmid dan takbir masih kurang, belum mencapai 99”. James

yang memiliki anak asuh ratusan yatim piatu inipun tersenyum. Rupanya omongan awal dia itu hanyalah pintu masuk untuk mempertegas soal menghitung nikmat Allah SWT yang tidak bisa dihitung. “Wainta’uddu nikmatallahi laatuhsuuha” – Jika kamu menghitung nikmat Allah, maka tidak akan bisa (sanggup) menghitungnya. Jadi, kata Ustaz James, sangat penting bersyukur tanpa itung-itungan. Teruslah berdzikir, bertasbih dan bertahmid. Terpenting menerapkan dalam perilaku seharihari. “Sebagai perumpamaan ada seseorang yang sudah memperoleh gaji tetap dan tunjangan yang legal, tetapi merasa masih kurang,” papar James. Kemudian, lanjut James, seseorang itu berupaya mendapatkan uang lebih dengan cara tidak halal, misalnya korupsi. Akibatnya masuk ke ranah hukum dan masuk penjara. “Inilah yang dinamakan salah hitung. Padahal sudah diberikan gaji dan tunjangan dengan hitungan yang pas, tetapi mau dihitung ulang dan ditambah sehingga tidak disyukuri,” papar James. Perumpamaan lainnya dikemukakan dia kepada seorang pencari rezeki menjadi tukang pikul. “Misalnya saja kemampuan tubuh tukang pikul itu mengangkut 25 kilogram sekali angkut, tiba-tiba dipaksakan mengangkut 50 kilogram sekali angkut, maka yang terjadi bahu dan punggung akan cepat rusak,” ujar James seraya menyebut ada takarannya masing-masing dan jika disyukuri maka nikmat pasti akan bertambah dan azab pun lari menjauh. Semua kawan yang berkumpul di warung kopi itupun senyap sesaat. Kemudian berlanjut ngobrol ngalor ngidul. Hingga akhirnya mendekati sholat dzuhur, James pun pamitan dan mengajak untuk memenuhi seruan yang keluar dari speaker Masjid Raya Singkawang. (*hamba dho’if)


5

PRO KALBAR

Edisi Hitam&Putih 2014

Mengais Limbah untuk Yatim Piatu dan Dhuafa Tampangnya biasa saja. Raut mukanya selalu menebarkan senyum dan senantiasa ramah menyapa. Sepintas terlihat tidak ada yang istimewa pada diri ayah dari enam orang anak ini. Ternyata ada semangat dan etos kerja yang luar biasa.

Sebanyak 18 orang anak asuh Madun dari total 44 anak di Nurul Amal Namanya ringkas dan mudah diingat. Madun, begitu ia menyebutkan namanya saat tim dari Aflaha mengunjungi kediamannya, Sabtu (06/09/2014) sore di Dusun Tanggul Desa Sungai Rengas Kecamatan Kakap. Pria kelahiran Sambas 17 Oktober 1969 ini sejak 2009 hijrah dari Sambas ke Pontianak. Tahun pertama sejak kedatangannya ke kota khatulistiwa tersebut dirinya bekerja keras menafkahi istri dan anak-anaknya. Baginya tidak cukup kalau hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarganya saja, sedangkan di sekelilingnya masih banyak yang telantar dan sulit untuk mendapatkan sandang, pangan, tempat tinggal dan pendidikan. Setahun kemudian, suami dari Erni Bujang ini mulai memeras otak dan memikirkan cara untuk bisa berkiprah meringankan beban anak-anak yang belum beruntung nasibnya seperti fakir miskin dan yatim piatu. Tepat 21 Agustus 2010, Madun bersama rekan-rekannya mendirikan Panti Asuhan Nurul Amal di Gang Darmawan Desa Sungai Rengas Kecamatan Sungai Kakap. Kemudian panti tersebut dipindahkan ke Jalan Tanggul yang aksesnya lebih mudah dijangkau dan berada di pinggir jalan. Berbekal semangat yang kuat, Madun bermusyawarah bersama beberapa lembaga dan RT di lingkungan sekitar. Kemudian mencari dana dari usaha

serabutan yang penting halal hingga terkumpul dana Rp2 juta. Perlahan memperoleh kayu bekas sebanyak 30 batang tongkat. “Modalnya nekat dan berniat mengubah kehidupan warga tanggul. Saat desa lain sudah menikmati fasilitas dan warga bisa bekerja mencari nafkah untuk meningkatkan taraf ekonomi, warga kami masih terbelakang. Hasil pertanian padi pun hanya panen setahun sekali,” ujar Madun kepada Aflaha, akhir pekan lalu. Perbincangan Madun dengan Aflaha tiba-tiba terhenti. Seorang anak panti putri tiba-tiba masuk ke ruang tamu dan menghampiri Madun. “Ayah.. ada pohon kelapa tumbang menimpa kabel listrik,” ujar Agustina, anak panti yang baru menginjak kelas 5 SD tersebut. Yang dimaksud ayah tersebut adalah Madun. Tak lama kemudian Madun keluar sebentar agar ada yang memberitahukan peristiwa tersebut kepada petugas PLN. Panggilan Ayah itu menandakan kedekatan dan kelembutan Madun kepada anak-anak panti yang diasuh dan dirawatnya dengan telaten. Mula-mula ia memelihara sebanyak 25 orang anak-anak miskin, yatim dan yatim piatu. Darimana biayanya? Madun ternyata memegang prinsip, jika ada niat dan usaha maka mustahil tidak ada jalan keluar. Iapun tak malu untuk menampung sayur mayur sisa di Pasar Flamboyan yang dicuci dan dibersihkannya agar layak dijual kembali meskipun dengan harga murah. Pekerjaan itu dilakoninya selama 3 tahun. Menurut Madun, sayur di pasar flamboyan terkadang banjir melimpah. Biasa dijual murah dan saya membelinya lagi. Ada juga yang dibuang dan dikasikan. “Sayur berikut tomattomat sisa itu saya bersihkan dan jual kembali. Te r k a d a n g menjual ikan salai

juga,” kata Madun. Jika hasil penjual diperkirakan cukup untuk membeli beras, Madunpun pulang. Puluhan anak begitu setia menantinya sampai akhirnya dapat makan bersamasama. Ia tidak menjadikan aktivitasnya itu sebagai beban atau duka, justru sebaliknya, suka. “Kalau ditanya suka dukanya, yang ada hanya sukanya saja. Sebab tidak ada duka apabila berupaya terus untuk ikhlas,” kata dia seraya menyebutkan ada kepuasan batin tersendiri. Lama-kelamaan lapak tempat jualan Madun di pasar tradisional itu terpaksa dijual kepada orang lain saat dirinya terbentur untuk menyiapkan pakaian dan kebutuhan Idulfitri anak dan anak asuhnya. Tahap berikutnya, Madun beserta rekan-rekannya terpaksa turun mencari dana beberapa kali. Pada pertengahan 2013, bertemulah Madun dengan Ustaz Luqmanulhakim (LQ), pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Ashabul Yamin Khatulistiwa. LQ bukan saja memberikan tambahan motivasi bagi Madun, sebab aksi-aksi nyata dengan cepat dijalankan. Tamu-tamu yang tak kenal sekalipun mulai berdatangan ke lokasi penampungan Panti Asuhan Nurul Amal. Sebut saja misalnya Hijabbers Mom Community Pontianak (HMCP), Sajadah Fajar, Pelangi Sedekah, Ashabul Yamin, Ibu Ina dan banyak pihak lainnya. Dengan dimotori LH dan kawan-kawan, terwujud sebuah fasilitas yang sekarang sudah cukup lumayan untuk tempat tinggal anak-anak panti sekaligus sarana belajar mengajar seperti Tempat Pendidikan Alquran. Dari semula yang hanya tempat penampungan 6x6 meter, sekarang telah tersedia mushola, Tempat Pendidikan Alquran, ruang tamu, tempat menginap anakanak panti putra dan putri, sarana MCK dan lain-lain. Para donator juga ramairamai memberikan sumbangan berupa uang untuk seragam sekolah maupun barang-barang seperti Alquran, buku-buku agama, dan sembako. “Nurul Amal di Jalan Tanggul peresmiannya baru dilakukan pada Juni 2013.

Tempat lama jalannya kecil. Sekarang agak mudah dijangkau. Alhamdulillah Ustaz Luqmanulhakim telah membantu,” papar Madun. Untuk menjangkau lokasi Nurul Amal saat ini memang tidaklah terlalu sulit. Disamping letak persisnya di tepi jalan, sarana jalannya juga sudah mengalami pengerasan. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang galian C di sekitar itu membangun jalan sepanjang 1,2 kilometer. “Para donator bukan hanya dari umat Muslim, dari kalangan non Muslim ada yang memberikan sumbangan dana, buku dan seragam sekolah serta sembako. Soal biaya alhamdulillah, berkah Allah. Sumber dari Ustaz Luq-manulhakim dan kawan-kawan pencari dana,” ujar Madun. 40% Yatim Piatu Hingga kini, Nurul Amal menampung 44 orang anak asuh yang sekitar 50 persennya dari wilayah Kota Pontianak dan setengahnya lagi dari KKR, Sambas dan Ketapang. Sebanyak 21 diantaranya duduk di bangku SD yang tersebar di SDN 68 Nipah Kuning, SDN 43 TPI, dan Madrasah Ibtidaiyah Baitul Hikmah. Sekitar 40 persen anak-anak panti masuk dalam kategori yatim dan yatim piatu, sisanya dhuafa. Sedangkan 13 orang lainnya sudah dapat menuntut ilmu di SMP Bina Utama, SMP Alma’arif, SMPN 10 dan SMP Koperasi. Aktivitas dalam panti tak kalah padatnya dengan kegiatan Tempat Pendidikan Alquran (TPA), tajwid, les umum hingga proses hafalan Alquran. Sejumlah tenaga pengajar dikerahkan termasuk Madun sendiri, Mahmudi, Asmuni, Neneng, Nurlisa, Alamin dan seksi ibadah Syarif Hamzah. “Insyaallah suatu saat dari panti ini akan

keluar hafidz-hafidz Alquran,” terang Madun. Ketekunan Madun memelihara anak-anak panti selaras dengan keberhasilan yang diraih oleh putera puteri kandungnya. Dari enam orang anaknya, 4 putera dan 3 putri, yang tertua bersekolah di Hidayatul Muslimin Bekasi. Anak nomor dua menimba ilmu di STAIN Pontianak dan mendapat beasiswa hasil kerja keras Ustaz Haikal yang dilanjutkan oleh Munawar M Saad, Gito Suroso dan yang lainnya. Anak-anak Madun yakni Syarif hamzah, Nurlisa, Siti Aisyah, ditanggung pendidikannya oleh Munawar M Saad. Beberapa diantaranya mendapat keringanan membayar SPP dan lain-lain. “Malah ada yang masuk tanpa test,” kata Madun. Perbincangan tim Aflaha bersama ‘ayah’ dari yatim piatu dan kaum dhuafa inipun hampir berakhir. Madun memberikan penekanan agar semua pihak bersama-sama membantu anakanak bangsa supaya memiliki masa depan dan generasi Islam menjadi kuat. “Tekad kami dengan segala tenaga akan mewujudkan itu. Insyaallah 2015 sudah membangun Madrasah Tsa-nawiyah. Pihak pemerintah bisa menyiapkan tenaga pengajar sehingga pendidikan bisa gratis tidak dipungut biaya,” katanya. Nurul Amal juga merencanakan penyediaan bus angkutan untuk anak-anak yang hendak pergi sekolah dengan jarak tempuh yang jauh. Beberapa anak sekolah malah berjalan kaki sekitar 3 kilometer untuk mencapai sekolah. Misalnya saja menuju SMPN 10 Kasturi Kabupaten Kubu Raya. “Tak hanya itu, untuk menciptakan keman-dirian, kami menyiapkan lahan 800 meter persegi di Rasau Jaya yang sudah ditanami sayuran dan membuat bangunan sederhana di areal tersebut,” ujar Madun mengakhiri. (pt/afl)

Madun diwawancara di Panti Nurul Amal Jalan Tanggul Sungai Rengas


Edisi Hitam&Putih 2014

6

LAPORAN UTAMA

Kasus Deposito Singkawang

AWANG MENGGALI LUBANG KUBUR SENDIRI? Hal mudah malah dibuat susah. Kasat mata saja telah tampak keanehan dalam deposito Rp131 Miliar. APBD diulur-ulur dan muncul kebijakan aneh yang melawan hukum. Kerugian negarapun gampang dihitung. Semoga saja bukan modus terselubung yang melilit penanganan kasus Deposito Kota Singkawang Rp131 Miliar oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalbar, dengan cara mengulur-ulur proses hingga memasuki masa sembilan bulan. Kejati masih berkutat pada penyelidikan dengan memeriksa beberapa saksi. Pemeriksaan terbaru, Kamis (04/09/2014) terhadap Tuti, Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD) Kota Singkawang Tahun 2012-2013 dan mantan Kuasa BUD, Desy yang sekarang menjabat Kabid di Badan Kepegawaian dan Diklat. Keduanya diperiksa tim dari Aspidsus Kejati seputar dugaan penyimpangan deposito yang dialokasikan menggunakan dana APBD dan APBD Perubahan 2013. Sama halnya dengan tujuh saksi sebelumnya yang diperiksa antara lain Drs Zulhiar, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Bina Marga SDA dan ESDM, Kepala Dinas Tata Kota, Kepala Dinas Kebersihan dan Perumahan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan terakhir Kepala DPPKA. Apa yang sesungguhnya dikejar pihak kejaksaan? Hal inilah yang menjadi keheranan pelapor kasus tersebut, Ridha Wahyudi SH. “Yang diperdalam dalam pengembangan penyelidikan oleh kejati justru pinjaman daerah Pemkot Singkawang senilai Rp10 Miliar yang dilakukan Pemkot sekitar Desember 2013,” kata Ridha. Ridha sudah menanyakan hal ini langsung kepada pihak Kejati. Seharusnya pemanggilan saksi untuk permintaan keterangan itu berkaitan dengan penyimpangan korupsi deposito. “Saya menanyakan kepada salah satu jaksa di kejati bahwa saudara Desy yang benar karena ia tidak bersedia memberikan keterangan terkait pinjaman

daerah. Sebab Desy dipanggil dalam kapasitas memberikan keterangan pada dugaan penyimpangan deposito,” ujar Ridha. Saksi yang dipanggil seharusnya terkait deposito bukan pinjaman daerah. Antara pinjaman daerah dengan deposito tidak ada hubungannya dengan objek pemanggilan. “Semoga saja kejaksaan tidak membuat hal ini impersonal sehingga kabur dari pokok masalah karena objek keterangan yang dimintai oleh kejaksaan tinggi adalah dugaan penyimpangan deposito,” papar Ridha. Menurut mantan Anggota DPRD ini, apabila merasa ada dugaan penyimpangan dana pada pinjaman daerah, maka objek yang dimintai keterangan adalah pada dugaan penyimpangan pinjaman daerah. Lebih rinci deposito yang dilakukan Pemkot Singkawang senilai Rp131 Miliar meliputi tiga tahapan yakni, berdasarkan Keputusan Walikota Singkawang Nomor 10a Tahun 2013 tanggal 31 Januari 2013 tentang Besaran Penempatan Uang Daerah Pada Bank Umum senilai Rp75 Miliar kepada empat bank antara lain BPD Kalbar Rp60 Miliar, BNI Rp5 Miliar, BRI Rp5 Miliar, Bank Mandiri Rp5 Miliar. Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Walikota Singkawang Nomor 40a Tahun 2013 tentang Besaran Penempatan Uang Daerah Pada Bank Umum Tahun Anggaran 2013, yang ditetapkan walikota pada 16 April 2013 sebesar Rp26 Miliar kepada BPD Kalbar Rp11 Miliar, BNI Rp5 Miliar, BRI Rp5 Miliar, Bank Mandiri Rp5 Miliar. Terakhir, berdasarkan Keputusan Walikota Singkawang Nomor 129 Tahun 2013 tentang Besaran Penempatan Uang Daerah Pada Bank Umum Tahun Anggaran 2013 yang ditetapkan Walikota tanggal

Kantor Kejati di Jalan Subarkah tempat pemeriksaan kasus deposito Singkawang. foto: dok Kejagung 31 Juli 2013 sebesar Rp30 Miliar kepada Bank Syariah Mandiri. Kami, kata Ridha Wahyudi, tidak bermaksud melakukan intervensi dan malah sangat menghormati Kejati Kalbar dalam penanganan kasus korupsi di Kalbar. “Dari informasi yang kami dapatkan, kejaksaan memang sudah mengembangkan ke arah uang apa yang digunakan dalam deposito dari Januari 2013. Padahal APBD Kota Singkawang 2013 ditetapkan 22 April 2013. Dan Perubahan APBD Kota Singkawang ditetapkan 15 November 2013,” kata Ridha. Dalam Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) Perwako Singkawang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penempatan Uang Pada Bank Umum bahwa Pasal 5 ayat (1) Penempatan uang pada Bank Umum Bersumber dari APBD Tahun Anggaran Berkenaan. Pasal 5 ayat (2) Perwako itu menjelaskan sumber dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari kelebihan kas yang dimanfaatkan secara optimal pada tahun berkenaan. “Tahun anggaran berkenaan berarti Tahun 2013 yang dianggarkan dalam APBD 2013 dan Perubahan APBD Tahun 2013. Pertanyaannya, dimana letak dianggarkannya pos penyertaan deposito kepada beberapa bank umum dalam neraca APBD Kota Singkawang Tahun Anggaran

2013,” ujarnya. Abuse of Power Penempatan uang daerah kepada bank umum/deposito sudah sangat kentara mendahului pengesahan dan penetapan APBD Tahun 2013. Dengan demikian telah terjadi penyimpangan wewenang (abuse of power) yang dilakukan walikota, dengan membuat Perwako Nomor 2 Tahun 2013, Keputusan Walikota Nomor 10a Tahun 2013 dan Keputusan Walikota Nomor 40a Tahun 2013. Semua aturan yang dibuat tersebut mendahului pengesahan dan penetapan APBD Kota Singkawang Tahun Anggaran 2013. “Walikota dianggap telah menggali lubang kubur sendiri karena membuat aturan yang salah,” papar Ridha. Terpenting, sebetulnya dana deposito itu tertampung pada neraca APBD. Namun kenyataannya deposito Rp131 Miliar tidak tertampung dan hanya bunga depositonya saja. Merujuk kepada dasar pertimbangan (konsideran) dari Perwako Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penempatan Uang Daerah Pada Bank Umum, menggunakan ketentuan Pasal 37 PP Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah, bahwa dalam hal terjadinya kelebihan kas, bendahara umum dapat menempatkan uang daerah pada rekening di Bank Umum yang

menghasilkan bunga dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Hingga kini belum diketahui pasti apakah tim kejaksaan menguliti para saksi soal kelebihan kas yang mana pada tahun anggaran berkenaan tahun 2013. Sedangkan APBD ditetapkan 22 April 2013, dan dalam APBD 2013 tidak terdapat neraca penyertaan deposito kepada sejumlah bank umum. Dengan kondisi tersebut, maka faktanya semakin terang benderang. Jika dana APBD yang dipergunakan untuk didepositokan kepada bank-bank umum Tahun 2013 tersebut ternyata Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) di Tahun 2012, maka penetapan Perwako dan Keputusan Walikota mengenai penempatan dana pada Bank Umum itu, batal demi hukum. Sebab, SiLPA Tahun 2012 harus tertampung dalam APBD Tahun 2013. Bagaimana jika yang dimaksud kelebihan kas itu merupakan SiLPA tahun 2012, benarkah ada SiLPA Rp131 Miliar pada 2012. “Apabila yang dimaksud kelebihan kas itu adalah SiLPA Tahun 2012, Penggunaan SiLPA secara aturan dapat dilihat dalam Pasal 137 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, dan untuk Pemerintah Kota Singkawang APBD Tahun 2012 dan APBD Tahun 2013 tidak pernah surplus, malah kondisinya defisit,” jelas Ridha Wahyudi.(rd/tim pt)

Supriyadi: Kajati Tegas Berantas Korupsi Sejak mencuat pelaporan kasus deposito ke Kejati Kalbar Januari 2014 lalu, para PNS yang dipanggil jaksa kerap bolak-balik untuk dimintai keterangan. Pemkot Singkawang memang diterpa krisis keuangan hingga mengajukan pinjaman sebesar Rp 10 Miliar ke Bank Kalbar, padahal memiliki kas daerah yang seharusnya bisa digunakan dengan baik. Namun uang tersebut malah didepositokan. Banyak kalangan awalnya tidak mengetahui karena tujuan mendepositokan uang itu disamarkan. Hak publik untuk tahu. Sejatinya, untuk melakukan deposito dan peminjaman dana ke bank haruslah diketahui dan disetujui oleh DPRD Kota Singkawang namun kenyataannya, tidak. Sejak itu, progress penyelidikan terus menggelinding. Banyak pihak yang menginginkan proses ini tuntas kerap datang ke Kantor Kejati di Jalan Subarkah Pontianak. Demikian pula sebaliknya dari pihak yang tidak menginginkan kasus ini berlanjut. Supriyadi SH, Bagian Penerangan Hukum (Penkum)Kejati Kalbar dikonfirmasi Pontianak Times, Kamis (04/09/2014) menjelaskan, banyak warga Singkawang yang datang ke Kantor Kejati Kalbar di Jalan

Subarkah. “Intinya, kasus ini masih tahap penyelidikan. Hari ini (04/09/ 2014), pidus memeriksa dua orang saksi, Tuti dan Desy,” kata Supriyadi. Supriyadi sempat berkoordinasi dengan Aspidsus Didik Istiyanta SH yang saat itu tengah memimpin rapat di ruangan Aspidsus. “Tim masih bekerja dan memanggil pihak terkait yang mengetahui persoalan tersebut. Minimal dua alat bukti, sudah bisa dilanjutkan prosesnya,” ujar Supriyadi seraya mengemukakan pimpinannya yakni Kepala Kejati Resi Anna Napitupulu SH MH sangat concern dan tegas terhadap pemberantasan korupsi. Terbukti dengan banyaknya yang diproses, bahkan tersangkanya ditahan. Sementara itu, Awang Ishak di berbagai kesempatan kepada media massa seolah mengalihkan isu. Ia membenarkan pihaknya mendepositokan dana untuk pendapatan daerah. “Jangan termakan isu yang tidak benar. Saya perlu mencari dana untuk kas daerah, sehingga tidak terlalu banyak tekor. Kalau kita amati sisa-sisa DAU yang belum digunakan, artinya dana itu tidur di Bank. Hasilnya adalah giro dari Bank, 2 persen,” ujarnya kepada salah satu media. (rd/tim pt)


7

LAPORAN UTAMA

Edisi Hitam&Putih 2014

Modus Siluman Hingga Pinjaman Daerah Hasil analisis Pontianak Times yang dirangkum dari beberapa pakar menyebutkan, dalam hal pengelolaan keuangan daerah, bahwa penerimaan dan pengeluaran daerah dalam bentuk uang, barang/jasa dianggarkan dalam APBD. Ini sesuai Pasal 117 PP Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Faktanya pada deposito Rp131 Miliar Kota Singkawang tidak dianggarkan dalam belanja pos APBD Tahun 2013. Yang ada hanyalah bunga dari deposito tersebut yang tertera pada perubahan APBD 2013. Sedangkan pada APBD 2014 tidak tergambar masuk pos mana. Muncul keanehan lain, apakah jangka waktu deposito sesuai dengan SK Walikota atau justru melebihi ketentuan sesuai SK yang telah dibuat Walikota Singkawang, Awang Ishak. Belum lagi soal bunga yang prosentasenya tidak diketahui secara gamblang. Ironis memang jika pengelolaan keuangan dilakukan tidak transparan dan tidak akuntabel. Aturan demi aturan memang telah dibuat oleh walikota dalam hal ini, tetapi semuanya bermasalah. Sangat wajar jika Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH saat menghadiri pelantikan DPRD Kota Singkawang hasil Pemilu 2014 sedikit menyentil dalam sambutannya, Selasa (16/09/ 2014). “Pemkot jangan semaunya saja membuat aturan,” ujar Cornelis. Belakangan usai pelantikan tersebut beredar informasi Gubernur Kalbar telah menandatangani atau mengeluarkan surat izin pemeriksaan

untuk Walikota Singkawang, Awang Ishak, yang diajukan pihak kejaksaan. Terlepas dari benar tidaknya informasi itu, yang pasti PP 58 Tahun 2005 patut menjadi dasar hukum untuk Diktum ‘mengingat’ dalam membentuk Perwako Nomor 2 Tahun 2013, SK Walikota Nomor 10a Tahun 2013, SK Walikota Nomor 40a Tahun 2013 dan SK Walikota Nomor129 Tahun 2013. Hal lain yang menjadi dampak r e n t e t a n keleluasaan mendepositokan duit rakyat itu adalah waktu pelaksanaan tender proyek pembangunan yang dilakukan P e m k o t Singkawang yang terluntalunta lantaran pengesahan APBD diundur. Tender proyek 2013, menurut berbagai sumber di lingkungan para kontraktor menyebutkan pelaksanaannya pada Agustus 2013. Hingga Januari 2014 masih ada beberapa pekerja kontraktor yang mengerjakan penyelesaian proyek Tahun Anggaran APBD 2013. Dari analisis waktu itu saja dapat ditarik kesimpulan mengapa APBD 2013 harus ditetapkan April 2013. Padahal, berdasarkan PP 58 Tahun 2005 bahwa APBD disahkan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran bersangkutan dilaksanakan. Berarti, pengesahan dan penetapan APBD 2013 seharusnya

Ridha Wahyudi

memudahkan pendepositoan duit rakyat. “Naif rasanya jika dengan berbagai kondisi itu dikatakan tidak ada penyalahgunaan wewenang oleh walikota dan jajarannya. Dari penyalahgunaan wewenang itu juga berdampak terhadap korupsi,” ujarnya. Logika sederhana, tidak mungkin ada deposito tanpa ada Perwako dan SK Walikota. Kedua peraturan tersebut merupakan kewenangan atributif yang melekat pada walikota. Wajar jika penempatan uang pada bank umum atau deposito itu dilakukan mendahului pengesahan dan penetapan APBD 2013. “Mungkinkah penetapan deposito, dan pemilihan bank tempat mendepositokan tanpa arahan atau disposisi walikota? Sedangkan Perwako dan SK sebagai rujukan dan secara teknis benarkah ada perjanjian antara bank dan Pemkot Singkawang dalam mendepositokan dana itu,” kata Ridha. Boleh jadi kejaksaan masih berkutat pada proses penyelidikan lantaran terkait penelusuran untuk mencari siapa dari pihak bank dan pihak Pemkot Singkawang, apakah walikota atau bendahara umum daerah. Persoalan lain akan muncul jika dalam perjanjian bank umum dan Pemkot Singkawang itu dilakukan oleh direktur bank dan walikota, maka

Perlu dikemukakan kepada publik soal kebenaran bunga hasil deposito Rp131 Miliar di lima bank yang hanya Rp4,148 Miliar. Kami mengharapkan kejaksaan membongkarnya paling lambat Desember 2012. Hal ini berlaku bagi semua pemerintah daerah di Indonesia. “Apakah hal ini terdapat unsur kesengajaan sehingga penetapan APBD diulur-ulur sehingga penetapan bulan April? Apakah ini agar anggaran seolah-olah sesuai peraturan sehingga dapat didepositokan terlebih dahulu?” tanya Ridha Wahyudi, pelapor kasus ini. Ia mempertanyakan aturan aneh yakni Perda Nomor 6 Tahun 2013 Kota Singkawang tentang Penempatan Uang Daerah Pada Bank Umum. Setelah dicek Perda dimaksud ternyata tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan. Soal Perda tersebut, lanjut Ridha, telah mengaburkan salah satu dasar hukum untuk

dengan sendirinya melanggar peraturan walikota. Sebab, dalam pasal 3 dan pasal 4 Perwako dapat disimpulkan bahwa berkenaan dengan deposito maupun perjanjian bank dan pemkot dan besarnya nominal yang di depositokan, secara penuh wewenang bendahara umum daerah. Perjanjian tersebut akan menjadi bukti berharga seperti halnya dokumen lain menyangkut suku bunga deposito yang berlaku pada saat itu. “Perlu dikemukakan kepada publik soal kebenaran bunga hasil deposito Rp131 Miliar di lima bank yang hanya Rp4,148 Miliar. Kami mengharapkan kejaksaan membongkarnya,” kata Ridha. Pengusutan kasus deposito ini sama juga membongkar modus dalam pengelolaan keuangan daerah. Alurnya dapat berlanjut pada persoalan pinjaman daerah Rp10 Miliar di bulan Desember 2013 untuk pembiyaan pembangunan di Kota Singkawang. “Kenapa harus meminjam. Seharusnya dapat mempergunakan hasil bunga deposito,” terang Ridha yang juga mantan Anggota DPRD Kota Singkawang dua periode ini. Kepada Pontianak Times, Ridha yang telaten mencermati perkembangan proses deposito di Kejati Kalbar ini berharap pengembangan kasus dapat berjalan sebagaimana mestinya ke tahap penyidikan. “Kalau memang pihak Kejaksaan Tinggi Kalbar tidak menemukan penyalah-gunaan wewenang, ataupun korupsi pada kasus itu, silakan umumkan kepada publik,” jelas Ridha.(rd/tim pt)

Tujuh Kejanggalan Proses Penyelidikan Hasil investigasi, Kamis (11/09/2014) di Kantor Kejaksaan Tinggi Kalbar menemukan tujuh kejanggalan dalam proses penyelidikan kasus deposito. Terdorong oleh rasa kesal atas pengungkapan kasus yang berbelitbelit itu, pelapor Ridha Wahyudi SH akhirnya membuka tabir keanehan itu. Kepada Pontianak Times, ia menjelaskan pihak Kejaksaan Tinggi Kalbar memiliki ketergantungan pada data dan dokumen pelapor. Pertama, untuk data dan dokumen lanjutan terkait proses penyelidikan tersebut, kejaksaan kepada pelapor. Menurut Ridha, ini sangat aneh dan lucu padahal Kajati Kalbar sudah mengeluarkan surat perintah penyelidikan dugaan penyimpangan deposito Kota Singkawang Tahun 2013 dengan surat Nomor: Print-Lid-08/Q.1/Fd.1/01/ 2014 tanggal 30 Januari 2014. Kedua, kejaksaan belum memanggil kembali melalui upaya paksa terhadap mantan Kadis DPPKA Kota Singkawang, Siti Kodam Mariana yang sudah dua kali dipanggil namun mangkir. Ketiga, kejaksaan tidak menggunakan haknya dengan baik terhadap saksi-saksi yang dipanggil untuk mendapatkan data dan dokumen terkait pelaporan itu. Padahal surat pemanggilan saksi-saksi yang dilayangkan telah dibubuhi catatan agar saksi membawa dokumendokumen terkait. Keempat, kejaksaan menerima mentah-mentah keterangan atau informasi dari pihak BPK-RI Kalbar terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Tahun 2013 atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Singkawang. Dalam pemeriksaan keuangan itu belum

menyentuh secara menyeluruh terhadap Penempatan Uang Daerah Pada Bank Umum Tahun 2013. Padahal nominal uang daerah yang didepositokan tersebut sangat fantastis, Rp131 Miliar dan mendahului Penetapan APBD Tahun 2013. Dengan proses di kejaksaan itu, kemudian Kadis DPPKA Drs Zulhiar mengembalikan uang sponsorship dan CSR senilai Rp70 Juta antara Branch Head Bank Syariah Mandiri Mocd Dicky Affandi dan Drs Zulhiar (di dalam tanda terima tertuang Rp 70 Miliar). Kelima, Kejati tidak berupaya mengembangkan terhadap kemungkinan adanya uang sponsorship dan CSR atau dengan bentuk nama lainnya, kepada empat bank lainnya yaitu BPD Kalbar, BNI, BRI, Bank Mandiri yang sebagai bank-bank yang menampung dana deposito APBD Kota Singkawang Tahun Anggaran 2013. Menurut Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus), Didik Istiyanta SH MH, laporan secara lisan yang disampaikan tim penyidik dugaan penyimpangan deposito kepada dirinya, dinyatakan bahwa persoalan deposito tidak ada masalah secara hukum. Padahal di satu sisi pihak Kejati masih menunggu keterangan saksi yaitu Branch Head Bank Syariah Mandiri Mocd Dicky Affandi dan keterangan mantan Kadis DPPKA, Siti Kodam Mariana. Kedua saksi tersebut belum bersedia hadir atas panggilan Kejati Kalbar. Ketujuh, kejaksaan tidak pernah mencoba mengungkap bunga yang berlaku pada saat dilakukannya deposito antara perjanjian bank dan Pemkot Singkawang, serta seterusnya mengungkap bunga bank secara umum pada saat deposito itu dilakukan. Dengan banyaknya saksi dari PNS yang dipanggil kejaksaan, telah membuat beberapa PNS di lingkungan

Pemkot Singkawang menahan diri. “Semoga saja kami dalam menjalankan tugas dijauhkan dari persoalan hukum. Tetapi jika dipanggil untuk permasalahan hukum, tidak masalah asalkan tidak terlalu lama dan tidak dipaksa membawa dokumen,” ujar salah seorang PNS yang enggan disebutkan namanya. Sebelumnya, Drs Zulhiar menyatakan dalam sebuah pertemuan dengan anggota DPRD Kota Singkawang menyebutkan selama dirinya dipanggil oleh kejaksaan hanya makan-makan bersama jaksa. Entah bergurau atau serius, yang pasti terkesan tidak serius selama menjalani pemeriksaan. Pada sebuah kesempatan di Gedung DPRD Kota Singkawang, Zulhiar yang juga Kepala DPPKAD pernah sesumbar dirinya tidak takut dengan persoalan yang membelitnya. “Jangankan diperiksa jaksa, dengan diperiksa Tuhan pun tidak takut,” ujarnya.(rd/tim pt)


8

PATROLI

Edisi Hitam&Putih 2014

Hukuman Seumur Hidup Siap Menanti

Nyawa Melayang di Tangan Biras

Tersangka Hanya persoalan sepele, Windri Wijaya (42) meninggal dunia setelah ditusuk menggunakan pisau panjang oleh birasnya sendiri, M (39) di Jalan Sakok Singkawang Selatan. Sebulan terlewati sejak kejadian itu, keluarga Windri mengharapkan pelaku dihukum seumur hidup. “Kami terus memantau proses hukumnya di Polres Singkawang. Apabila sudah masuk ke kejaksaan maka kami juga akan menghadiri persidangannya,” ujar Aril Jambul, adik ipar korban kepada Pontianak Times, Kamis (18/09/2014). Sebelumnya, Aril bersama orangtua dan sekitar 30 orang keluarga korban mendatangi Polsek Singkawang Selatan dan Polres Singkawang, Minggu (31/08/2014). Dalam pertemuan yang langsung dihadiri Kapolres AKBP A Widihandoko SH itu, pelaku yang dijerat pasal pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. “Pelaku telah secara sadar melakukan tindakan tersebut. Saya meminta kepada pihak keluarga agar memercayakan proses

penegakan hukum dan bersamasama mengawal proses hukum yang sedang dan akan berjalan,” ujar Widihandoko. Widihandoko berterimakasih kepada pihak keluarga korban yang telah datang dan kepolisan berkewajiban menjalankan perintah sebagai pelayan masyarakat. Permintaan keluarga korban untuk melihat pelaku pembunuhan dikabulkan Widihandoko, namun beberapa orang utusan saja dari keluarga korban untuk melihat M di ruang tahanan Mapolres Singkawang. Hal tersebut untuk meyakinkan pihak korban soal isu pelaku belum ditahan. Utusan keluarga korban hanya diberi kesempatan melihat dari jarak yang sudah ditentukan dengan dikawal beberapa anggota. “Kami dari pihak keluarga merasa puas atas apa yang telah dipaparkan oleh Kapolres. Sebelumnya informasi yang masuk kepada keluarga tidaklah sesuai dengan apa yang kami dengarkan secara langsung dari penyidik maupun Kapolres,” ujar Aril. Intinya, keluarga korban yang berada di Kota Pontianak dan Kabupaten Landak menunggu penuh harap agar proses ini

cepat selesai dan pelaku mendapat hukuman setimpal. Apa yang menyebabkan M begitu tega menghabisi nyawa birasnya (suami dari adik iparnya)? Bermula ketika Win datang dari Pontianak menemui istrinya yang tinggal di rumah mertuanya. Ternyata sebelumnya ada orang yang datang ke rumah tersebut mengaku dari Pontianak dan menanyakan seseorang yang ciricirinya seperti Win. Maksud orang asing tersebut menanyakan soal

utang piutang. M menegur Win mempertanyakan hal tersebut. Namun tiba-tiba timbul cekcok mulut. Terlebih lagi belum ada kepastian yang dicari orang asing itu adalah Win karena Win tidak pernah berurusan dengan orang asing itu, termasuk tidak ada persoalan utang piutang. Adu mulut rupanya masih membekas di hati M yang kemudian mengejar pelaku menggunakan sepeda motor

ketika Win hendak pulang ke Pontianak menggunakan bis. Tiba di tempat pemberhentian bis di pintu gerbang masuk kota di Jalan Sakok, Win ditantang M. Sempat dilerai salah seorang warga di sekitar lokasi, tapi tak menyelesaikan masalah hingga akhirnya Win ditikam dengan pisau panjang dari arah bagian kiri rusuk. Win terkapar berlumuran darah. Anehnya, M sempat membopong korban dan membawa ke rumah sakit. Win tidak langsung meninggal di tempat, namun beberapa hari kemudian mengembuskan napas terakhirnya. (jr/jar)

Kapolres Singkawang Widihandoko bersama keluarga korban usai pertemuan. foto: Jar

Mobil Goyang Oknum Kontraktor dan PNS Banyak orang bertanya-tanya dan menantikan pemberitaan di media massa soal kehebohan peristiwa aksi aneh ‘mobil goyang’, Jumat (29/8) di Basement Matahari Mall Pontianak sekitar pukul 18.00 WIB. Namun tak kunjung muncul. Bagaimana kisah sesungguhnya dan benarkah kejadian ini ditutup-tutupi? Mobil memang tidak mungkin bergoyang begitu saja. Hal inilah yang menjadi keheranan salah seorang security di pusat perbelanjaan tersebut. Setelah dilihat, ternyata dua insan berbeda jenis sedang memadu kasih. Keduanya adalah seorang kontraktor, Dd, dan perempuan Hn,

seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan yang juga seorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Pengunjung mall yang memarkir kendaraan di basement itupun sontak mengerubungi mobil itu. Ada yang mengabadikan melalui video dari handphone dan ada pula yang hanya memotret. Setelah digedor, kemudian keduanya keluar. Malah si laki-laki sempat di bawa ke klinik gigi atas saran seseorang yang memang mengenalnya. Kerumunan semakin menyemut untuk memastikan apa sebenarnya yang telah terjadi. Apalagi di lokasi kejadian itu saban waktu memang sering

ramai dipenuhi pengunjung untuk menjalankan salat berjemaah di mushola basement. “Saya baru tahu usai salat magrib di mushola basement,” ujar salah seorang penjaga counter di Matahari Mall. Dari penelusuran Pontianak Times, Hn adalah seorang PNS yang sudah cukup lama menjanda. Sedangkan Dd sempat ditinggalkan beberapa waktu oleh istrinya yang terlibat kasus korupsi. Dd dan Hn itu kepada pengunjung yang turut menggerebek saat kejadian beralasan tidak melakukan hal-hal mesum, tetapi sedang menyelesaikan soal pembayaran fee terkait pekerjaan.(tim/bersambung)

Polres Sambas Gagalkan 24 Calon TKI Ilegal Polres Sambas menggagalkan aksi pengiriman sebanyak 24 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal ke Malaysia di Jalan Raya Desa Perapakan Kecamatan Pemangkat, Kamis (11/9) malam Kabag Ops Polres Sambas, Kompol Jajang mengatakan awalnya mendapat laporan dari masyarakat yang menginformasikan akan adanya rencana pengiriman tenaga kerja ke daerah Sibu SarawakMalaysia. “Memang diinfokan ke Polsek Pemangkat ada 2 Avanza dan 1 Daihatsu dan setelah di cek ada 24 tenaga kerja yang akan dikirim ke Malaysia,” ujar Jajang kepada awak media, Senin (15/9)

lalu. Setelah dilakukan pengecekan, memang benar para TKI ini tidak membawa dokumen-dokumen dan unsur yang memenuhi persyaratan TKI. “Dari mereka tidak terpenuhi unsur rekruitment dan tidak terdaftar di PJTKI,” jelasnya. Berdasarkan saksi para korban diketahui TKI ilegal ini direkrut Yoga Pratama (30) beralamat di RT 04 RW 02 Dusun Peluntan Desa Sejiram Kecamatan Tebas. “Bersama pelaku ada sejumlah barang bukti sehingga di lakukan penahanan,”kata Jajang. Selain pelaku, aparat Polres juga mengamankan sejumlah barang bukti

berupa 24 paspor pelancong dan 3 kendaraan mobil, STNK, satu unit HP merek Samsung. “Menurut pengakuan dari 24 TKI ini, 12 diantaranya mengaku berangkat secara pribadi sementara 12 diantaranya atas perekrutan,” jelasnya. Jajang mengatakan dari keterangan para TKI yang rata-rata kaum laki-laki ini akan dipekerjakan di kebun kelapa sawit bahkan 3 diantara pekerja merupakan warga asal Lampung. Mereka dijanjikan kelengkapan dokumen hanya paspor pelancong saja, sementara ini mereka sudah dikembalikan ke daerah asalnya masing-masing bekerja oleh Dinsosnakertrans.

Menghindari kejadian serupa, Jajang mengimbau kepada masyarakat jangan mudah terbujuk rayu iming-iming besar atas pekerjaan di luar negeri. Pada kenyataannya banyak warga justru menjadi korban kecelakaan kerja sehingga tidak bisa di ganti rugi. Atas tindakannya, pelaku akan dikenakan sanksi pasal 4 atau 10 UndangUndang RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang atau pasal 102 ayat 1 huruf a atau huruf B UU RI Nomor 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri dengan ancaman hukuman 12 tahun.(gindra)


9

EDUKASI

Edisi Hitam&Putih 2014

Hafiz Cilik Dilatih Sejak dalam Rahim Decak kagum sering terlontar tatkala menyaksikan anak usia dini begitu fasih menghafal ayat-ayat Alquran di luar kepala. Pengetesan dibolak-balik, diputus untuk dilanjutkan, diminta penyebutan nama surah atau ayatnya, mereka tetap saja bisa tahu dan lancar melafadzkannya. Sebanyak 30 juz dilahap habis dan dikuasai. Luar biasa…!

Malika Ghaniyya Albhantani Diantara kita mungkin banyak yang sudah tahu tentang sosok cilik, Musa, asal Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung yang hafal Alquran. Muhammad Gozy Basayev dari Makassar dan dari provinsi lainnya. Demikian pula dari luar negeri ada Syarifuddin Khalifah asal Afrika Timur yang hafal Alquran pada usia 1,5 Tahun. Kemudian Abdurrahman Farih dari Aljazair yang menghafal ayat suci tersebut pada usia 3 tahun, Rukkayatu Fatahu Umar asal Nigeria, Tabarak Labudi dari Saudi Arabia, Sayyid Muhammad Husein Tabataba’I asal Iran, Mu’adz asal Mesir dan masih banyak lagi yang belum terkspose. Bagaimana dengan bocah-bocah di Kalbar, khususnya Kota Pontianak? Ternyata sudah banyak. Misalnya saja Rizalul Hakim, seorang bocah yatim piatu yang dalam waktu 4 bulan berhasil menjadi seorang hafiz. Bibit-bibit barupun bermunculan secara bertahap mulai dari yang hafal 1 hingga 2 juz, hingga 20 juz dan ada yang sudah mendekati hafal 30 juz. Di Pontianak, pondok-pondok pesantren maupun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) Islam telah banyak yang mengembangkan program hafalan Alquran. Sebut saja salah satunya Kelompok Bermain dan TK Islam Aulaadul Yamin di Jalan Parit H Husin 2 Komplek Alex Griya

Permai I. Cabang Pesantren Anak Shaleh (PAS) Gontor Ponorogo ini mulai menelurkan para penghafal Alquran. Sakinah Azzahra Salsabila, siswi TK tersebut telah berhasil menghafal sebanyak 2 juz. Anak dari pasangan Dedy dan Nelindrawati yang masih berusia 5 tahun ini mahir menyambung ayat saat Buletin Aflaha mengunjunginya di Komplek Pondok Modern Munzalan Mubarakan 2 Sungai Raya Dalam, Kamis (17/9/2014). Ditemani orangtuanya, Azzahra seperti halnya anak-anak pada umumnya asyik bermain. Bedanya ia lebih cepat merespons ketika diminta diajak untuk mengaji. “Kebiasaan menghafal Alquran sudah ditanamkan sejak dini. Mula-mula diperdengarkan melalui murottal dari perangkat MP3 handphone,” ujar Dedy, ayah Azzahra. Selanjutnya, pemilik sapaan Ara ini belajar huruf hijaiyah dan mengerti membaca Alquran. Tetapi yang lebih sering dan cepat diserap melalui murottal. “Saya menargetkan pada usia 10 tahun sudah hafiz 30 juz,” ujar Dedy. Tidak semua anak-anak memang bisa menjalankan program ini. Bukan saja faktor bakat dan kebiasaan. Melainkan pola pendidikan sejak dalam kandungan. Ibu Azzahra yakni Nelindrawati ketika mengandung anak pertamanya itu sering mengaji. Bahkan selalu berdoa agar anaknya bisa menjadi seorang penghafal Alquran. “Saya saat hamil berkawan dengan Ibu Nunung Harjani Hefni yang anaknya hafal 6 juz. Sejak itulah semakin menginginkan

anak ketika lahir bisa menjadi hafiz,” tutur Nelindrawati kepada Aflaha. Kalau dilihat dari turunan, kata Nelindrawati, dirinya dan suami tidak ada yang hafal Alquran. “Kalau saya juzzama saja tidak hafal, tetapi ayahnya (Dedy, red) memang rajin dan cepat hafal,” kata dia. Kedua pasangan suami istri ini begitu telaten mendidik tiga anaknya. Dedy bekerja sebagai petani di dekat rumahnya di Parit Tembakol, Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Sesibuk apapun bekerja, Dedy tidak pernah melewatkan memberikan pengajaran khusus kepada Azzahra yang mulai intensif menghafal sejak Maret 2014. Diawali dengan pemberian zakat dari seseorang bernama Sugi kepada keluarga Dedy. Dari zakat itu diantaranya dipakai membeli Alquran. “Azzahra semakin rajin mengaji dengan kemauannya sendiri,” kata Iin, pemilik sapaan Nelindrawati. Menurut Iin, ia dan suaminya tetap bersemangat dalam mengajar anakanaknya mengaji, disamping pendidikan formal yang diberikan di TK Islam Aulaadul Yamin. Azzahra setiap hari diantar masuk TK secara bergiliran, kadang ayahnyayang mengantar, dan terkadang ibunya. Kemampuan hafalan Azzahra sekarang sudah semakin cepat. “Surat surat panjang dan doa-doa sudah dihafalnya,” kata Iin. Orangtua memang sibuk, namun sebetulnya banyak cara bisa dilakukan dalam membina rumahtangga dan anakanaknya. Mimi Haetami misalnya. Dosen

Sakinah Azzahra Salsabila Penjaskes di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untan ini baru sebulan membawa istri dan dua orang anaknya dari Bandung untuk bermukim di Pontianak. Sebelumnya, karena tuntutan tugas, maka lebih banyak meninggalkan keluarganya. Namun untuk urusan hafalan Alquran putri pertamanya, Malika Ghaniyya Albhantani, tidak pernah terputus. Sarana komunikasi melalui handphone dimanfaatkan untuk melakukan test hafalan kepada anaknya ketika dirinya berada di Pontianak dan anaknya berada di Bandung. Alhasil, Malika yang baru berusia 4 tahun sudah menghafal 3 juz. “Setelah salat maghrib biasanya saya menelepon Malika untuk menanyakan progress hafalan sekaligus mengetes. Alhamdulillah sekarang kami sudah berkumpul di Pontianak dan lebih leluasa memberikan pengajaran dan pendidikan Alquran kepada anak-anak,” kata Mimi. Beberapa tips agar anak menjadi hafiz dapat ditempuh seperti cara yang dipraktikkan Abu Musa (orang tua hafiz cilik Indonesia, Musa) antara lain dimulai dari memilih istri/calon ibu yang shalihah, bersabar, disiplin dalam membagi waktu, selalu memberikan penghargaan atas kelebihan atau prestasi anak, banyak berdoa pada Allah, dan menjaganya dari konsumsi makanan yang haram. (rdo/Afl)

Dakwah via Radio Amatir Tempo Dulu

CREDIT UNION (CU) MUARE PESISIR

BERGABUNGLAH BERSAMA

Masjid Sirajul Islam dulunya adalah langgar atau surau, yang kemudian berubah menjadi masjid yang kokoh. Sirajul Islam yang terletak di depan Gang Belibis, Jalan Merdeka Pontianak didirikan pada tahun 1936. Pada awalnya, bangunan fisiknya terbuat dari kayu. Kemudian pada tahun 1960 langgar atau surau Sirajul Islam dibangun menjadi Masjid dengan menggunakan semen biasa. Lalu pada tahun 1980 Sirajul Islam akan direncanakan dibongkar lagi. Perencanaan

pembangunan ini dirapatkan di rumah Alm. Usman Mahfud. Pada tahun 1985 Masjid Sirajul Islam dibongkar habis. Pada tahun itu masjid d i b a n g u n menggunakan beton dan masjid menjadi dua tingkat. Akhirnya pada tahun 1995 Masjid Sirajul Islam berubah sedikit karena masjid diberi porselen sampailah sekarang. Salah satu Pengelola Masjid Sirajul Islam, H. Burhan Sattar mengatakan luas bangunan panjangnya kurang lebih 30 meter persegi, dan lebarnya 30 meter persegi. “Penggunaan masjid adalah untuk salat Jumat, untuk pengajian ibu-ibu, Taman Pendidikan Alquran (TPA),” kata Burhan ditemui Buletin Aflaha di rumahnya.

Selain itu masjid Sirajul Islam juga memiliki organisasi yakni Yayasan Masjid Sirajul Islam, kemudian berubah menjadi Badan Wakaf Sirajul Islam. Burhan menjelaskan bangunan masjid ini kebanyakan dibiayai dari masyarakat yang tinggal di Jalan Merdeka. Sedangkan ahli bangunannya asli dari warga Jalan Merdeka bernama Abdul Bakar (almarhum). Burhan menjelaskan, pengelola masjid yang pertama sudah meninggal semuanya, yakni Ustad Hamid, kemudian diganti Awang Bakar, dan selanjutnya diganti oleh H. Abdul Syukur Bandrie. Abdul Syukur kemudian diganti Ahmad Mutadar. Menurut Burhan, Masjid Sirajul Islam sempat sebagai percontohan, karena masjid ini memiliki radio amatir yang

menyampaikan syiar Islam, tapi sangat disayangkan radio sudah tidak aktif lagi diakibatkan Pemilu pada 1955. Selain itu kata Burhan, masjid ini sempat tersohor karena jumlah gurunya banyak, antara lain Ustad Mahfud, Junaidi Sattar, Ustad Hamid, Awang Ali Abdulah, Awang Bakar, Sy Yusuf Alqadrie dan Ahmad Mutadar. Ada yang paling berkesan tentang masjid itu adalah nama Sirajul Islam yang tetap tidak berubah meskipun sejak awal surau hingga menjadi masjid. Nama Sirajul Islam terukir di atas kayu, tapi kayu itu sudah tidak ada lagi. Ukiran kayu itu dibuat oleh pendiri masjid yang pertama. Sekarang ini nama Sirajul Islam menggunakan tempel logam yang ditempel di depan masjid. (rosalinda)


Edisi Hitam&Putih 2014

NASIONAL

10

Pemilihan Kepala Daerah, Kembali ke Selera Asal Dukungan maupun penolakan Rancangan Undang Undang (RUU) Pilkada semakin ramai. Mayoritas kepala daerah menolak RUU yang menyatakan Pilkada dilakukan melalui DPRD. Namun sebanyak 441 DPRD yang tergabung dalam Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI) justru menanggapi positif usulan. “Pemilihan kepala daerah melalui DPRD bisa menghemat uang rakyat,” ujar Ketua ADKASI, Salehudin kepada wartawan dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/9). Menurut Salehudin, pemilihan kepala daerah secara langsung membutuhkan biaya yang sangat besar. Pemilihan kepala daerah di seluruh Indonesia dapat menyedot anggaran hingga Rp 15 triliun. Dia membantah adanya statement yang menyatakan bahwa pemilihan kepala daerah melalui DPRD merupakan sebuah kemunduran. Selain itu, Salehudin berpendapat, penghapusan Pemilukada lebih cocok dengan kondisi di Indonesia. Masyarakat Indonesia menurut ketua DPRD kabupaten Kutai Kartanegara ini masih terombang-ambing oleh politik uang yang terjadi setiap Pemilukada berlangsung. “Jika dipilih rakyat langsung, banyak menimbulkan korupsi karena biaya pencalonan kepala daerah mahal,” ujar dia. Anggota DPRD Kutai Kartanegara dari Partai Golkar ini menyatakan tidak berlebihan dalam menanggapi usulan

tersebut. B a r u , ” Namun, ujarnya. kata dia, I a jika nanti mengatakan, Rancangan Undang-undang tentang Pemilihan Kepala benar akan harusnya Daerah (RUU Pilkada) sudah sejak 2010 disiapkan oleh dilimpahkan koalisi merah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Sesuai kepada putih jangan kesepakatan antara Komisi II DPR dengan Kemendagari, RUU Pilkada akan DPRD, akan m e n g diselesaikan sebelum penyelenggaraan Pemilu 2014. Dengan demikian d i l a k gunakan pilkada pasca-Pemilu 2014 sudah menggunakan undang-undang baru. sanakan emosionalnya Naskah akademik RUU Pilkada menyebutkan tiga tujuan: pertama, s e b a i k dan kepenmemberikan arahan dalam penyusunan norma-norma pengaturan dalam mungkin. tingannya undang-undang tentang pemerintahan daerah; kedua, menyelaraskan Selain kemudian pengaturan norma dalam undang-undang sesuai dengan norma akademis, itu, menurut mendadak teoritis dan yuridis; ketiga, memberikan penjelasan mengenai kerangka dia, DPRD pro terhadap pikir dan tujuan norma-norma pengaturan dalam undang-undang tentang Kabupaten/ pemerintah. pemilihan gubernur dan bupati/walikota. Kota meruKoalisi Merah RUU Pilkada terdiri atas 7 bab dan 181 ayat. Dalam RUU ini terdapat p a k a n Putih saat dua ketentuan baru yang berbeda secara signfikan dari perwakilan Prabowo ketentuan UU No. 32/2004: pertama, pilkada hanya rakyat yang Subianto dan memilih gubernur dan bupati/walikota, sementara wakil memiliki H a t t a gubernur dan wakil bupati/wakil walikota ditunjuk dari konsti-tuen Radjasa lingkungan PNS; kedua, gubernur dipilih tidak lagi dipilih yang je-las, mencalonkan langsung oleh rakyat, melainkan oleh DPRD provinsi. s e b a b diri sebagai d a e r a h presiden dan pemilihan anggota DPRD berbasis nangan Jaringan Riset Institute wakil presiden justru getol keca-matan. Hal itu dirasa cukup (JRI), Irfan Idris di Makassar, menolak RUU Pilkada yang untuk menjadi representasi rakyat. Jumat (12/9). didalamnya mendukung pemilihan Sejumlah lembaga survei di Ia mengatakan, RUU Pilkada dilakukan di DPRD. Makassar menolak Rancangan yang digodok oleh pemerintah itu “Dulu mereka menolak RUU Undang Undang Pemilihan Kepala sudah berada ditangan DPR dan Pilkada, pas kalah di pilpres Daerah (RUU-Pilkada) yang akan sebelum pengesahan dilakukan, mereka mendukung. Andai disahkan pada akhir September sejumlah elit dan lapisan Prabowo - Hatta menang pasti karena dinilai telah merusak masyarakat secara tegas menolak mereka menolak RUU Pilkada itu,” tatanan demokrasi. RUU tersebut. “Jelas akan sindirnya. “Jika disahkan pada 25 Sep- berdampak negatif terhadap Revisi Undang Undang tember mendatang maka RUU lembaga survei nantinya, Pemilihan Umum Kepala Daerah Pilkada tersebut otomatis tidak makanya kami tidak mendukung (Pemilukada) menuai reaksi dari hanya merusak tatanan demokrasi jika RUU Pilkada disahkan para kepala daerah. Bahkan di Indonesia, tetapi juga akan nantinya,” katanya. asosiasi pemerintah kota dan membatasi eksistensi dari Ifran Idris menuturkan, pilkada kabupaten pun meminta agar RUU lembaga survei nantinya,” ujar ketika harus dipaksakan untuk pilkada tersebut ditarik. Manager Strategi dan Peme- dikembalikan ke DPRD juga akan Para kepala daerah pun ramaiberdampak negatif terhadap ramai menolak RUU Pilkada resistensi kepala daerahi. Pada- bahkan beberapa di antaranya hal, masyarakat harus mengetahui telah dengan tegas mengambil siapa calon bupati atau wali keputusan untuk keluar dari partai kotanya mereka nantinya. yang mendukung RUU Pilkada agar Hal serupa juga dinyatakan pilkada dipilih melalui DPRD, tidak Direktur Eksekutif Duta Politika In- lagi dipilih langsung oleh rakyat. donesia (DPI) Dedi Alamsyah Berikut kepala daerah yang Mannaroi yang menilai jika menolak RUU Pilkada: pemilihan kepala daerah (Pilkada) melalui DPRD sebagai kemundur1. Basuki ‘Ahok’ Tjahaja an karena kembali menggunakan Purnama produk Orde Baru. Ahok dapat dikatakan sebagai “Apa jaminannya kalau pilkada pionir dari para kepala daerah di DPRD itu tidak akan kotupsi. yang bereaksi keras terhadap RUU Koalisi Merah Putih Bisa jamin atau Pilkada. Tak hanya memprotes Mendagri bisa jamin, apa tidak RUU Pilkada, Ahok juga dengan salah tuh alasannya, katanya pro tegas memutuskan untuk keluar reformasi, kok justru malahan dari Partai Gerindra yang kembali ke adat istiadat Orde mendukung agar pilkada dipilih

Hal-hal Pokok RUU

melalui DPRD. Ahok sudah mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada Partai Gerindra. Tentu saja sikap ini memunculkan pro dan kontra, dari gerakan mendukung Ahok di media sosial hingga cibiran sebagai ‘kutu loncat’ yang disematkan kepada Ahok. Seperti diketahui sebelumnya Ahok merupakan politisi Golkar pada 2008-2012 dan kemudian pindah ke Gerindra dan mengusungnya sebagai Wakil Gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu. 2. Awang Ishak Awang Ishak merupakan Wali Kota Singkawang dan juga kader dari Partai Amanat Nasional (PAN). Awang juga memprotes RUU Pilkada dan tidak setuju dengan adanya pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Ia pun mengikuti jejak Ahok dan menyatakan keluar dari PAN yang mendukung RUU Pilkada dan pilkada melalui DPRD. 3. Ridwan Kamil Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil juga menyatakan untuk menentang pilkada melalui DPRD. Tak tanggung-tanggung ia menyuarakan kampanye tolak pilkada melalui DPRD yang diunggah di akun jejaring sosial media Twitter pribadinya. Ia juga meminta para kepala daerah untuk berunjuk rasa menolak RUU Pilkada. Pada Pilkada Kota Bandung lalu, ia memang diusung Partai Gerindra. Namun ia menolak disebut sebagai kader partai tersebut. 4. Bima Arya Wali Kota Bogor ini juga menyatakan menolak RUU Pilkada dan pilkada melalui DPRD. Namun Bima Arya belum berniat untuk mengikuti jejak Awang Ishak yang keluar dari partainya yaitu PAN. 5. Deddy Mizwar Seperti halnya Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar juga bukan kader dari partai. Saat Pilkada Jabar, ia diusung berpasangan dengan Ahmad Heryawan sebagai Gubernur dan Wagub Jabar oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). S e p e r t i diketahui PKS juga termasuk partai yang menyetujui pilkada melalui DPRD. Deddy menyatakan menolak RUU Pilkada dan tidak setuju pilkada dipilih melalui DPRD. Informasi terbaru, RUU ini kemungkinan segera disahkan, Sabtu (27/09/ 2014).(republika)


11

INFO BISNIS

Edisi Hitam&Putih 2014

Ketangguhan dan Inovasi Bos Lele Tidak ada kata gagal selagi mau belajar. Prinsip inilah yang terus dipegang Sudarmin dalam menjalankan pengembangbiakan ikan lele. Saat ini hasil kerja kerasnya telah membuahkan hasil. Dari hasilnya berbisnis inilah, pemilik sapaan Darmin telah dapat menunaikan rukun Islam kelima, menunaikan Ibadah Haji bersama istrinya.

“Tidak ada kata gagal selagi orang itu mau belajar,” ujar Darmin ditemui Pontianak Times dan Buletin Aflaha, Selasa (9/9) di rumahnya di Jalan Arteri Supadio Gang Wonodadi II, Kabupaten Kubu Raya. Karena, kata Darmin, dari belajarlah orang itu bisa mendapatkan kesuksesan. Usaha lele yang ditekuninya sudah berjalan empat tahun lalu, tepatnya tahun 2010. Awalnya hanya memiliki lima buah penangkaran, dan kini berkembang menjadi 100 kolam. Darmin boleh dianggap telah sukses. Iapun berbagi tips kepada orang lain dengan cara memberikan pembinaan dan pelatihan. “Bila dihitung-hitung sudah seribu orang yang dibina dan Alhamdulillah hasilnya luar biasa karena semuanya berhasil melakukan penangkaran ikan lele,” ujarnya. Darmin begitu menekuni pekerjaannya. Aflaha yang bertandang ke kolam penangkarannya diajak untuk melihat langsung proses panen lele. “Sebetulnya 100 kolam dan bibit yang ada sekarang ini belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar, karena terkendala dengan pakan ternak,” ujarnya. Stok pakan yang ada sekarang ini masih sangat kurang sehingga tidak cukup untuk pembesaran ikan lele, makanya ada beberapa

kolam yang kosong. “Andai saja pasokan pakan bisa banyak tentu tidak ada satu kolampun yang kosong,” ujarnya. Darmin berbagi tips sederhana hingga dirinya sukses menjalankan bisnis pengembangbiakkan ikan lele. Tidak sulit dan tidak akan gagal. Dalam satu bulan bisa panen dua kali bahkan kalau kolamnya penuh semua bisa panen setiap hari. Namun lantaran stok pakan kurang, panen ikan hanya bisa seminggu sekali. Tips-tips yang harus diperhatikan, kata Darmin, harus menjaga kualitas air yang diberi ramuan herbal hasil racikan sendiri. Sekarang racikan tersebut sudah dijual untuk para peternak lele. Selanjutnya, ujar Darmin, tips memilih bibit yang bagus. Jangan dilihat dari ukuran besar ikannya tapi dilihat apakah ikannya unggul atau tidak. Kalau induknya unggul pasti anaknya juga unggul. Kemudian yang harus diperhatikan adalah makanan ikan harus ada proteinnya. “Kalau semuanya terpenuhi Insyaallah bisa panen satu bulan dua kali,” paparnya. Menurut dia, hal penting lainnya soal tebar benih yang harus tepat 100 meter untuk 100 ekor. Selama tidak ada masalah dengan air maka panen ikan akan bagus. Air pada prinsipnya tergantung PH yakni sekitar 7-8. Air ledeng atau PDAM juga bisa digunakan tetapi harus diproses

Sudarmin sedang memanen ikan lele di penangkaran miliknya di Gang Wonodadi II Kubu Raya. Foto: Rosalinda/PT-Afl terlebih dahulu dengan diberi ramuan herbal. Selanjutnya difermentasi selama satu minggu. Jika sudah satu minggu baru bisa memasukkan ikannya. “Saya memberikan pelatihan secara profesional dan sosial. Kalau profesional, maka orang yang mau belajar membayar Rp1 juta maksimal untuk 3 jam. Namun yang sifatnya pembinaan dan konsultasi 100 persen gratis,” kata Darmin. Pembinaan ini, lanjutnya, diberikan sampai berhasil karena menyangkut bisnis hingga metode dan analisis usahanya digarap betul-betul. Pada prinsipanya masyarakat bisa beternak lele. Sebulan bisa Rp100 juta Dalam dunia usaha sering terkait dua aspek saja, sukses atau gagal. Bagi pelaku usaha yang gagal sebetulnya dapat bangkit lagi, jangan berhenti belajar,

jangan lemah tetap semangat untuk belajar. Sudarmin merupakan potret pengusaha Muslim yang sukses dan menebarkan rahasia suksesnya kepada orang lain. Dalam kamus hidupnya, gagal bukan mematikan kreativitas. “Belum tentu yang berhasil mau berbagi seperti saya,” katanya. Ia hanya memberikan solusi agar penangkar tidak gagal. Banyak yang sudah dilakukan dengan memberikan pekerjaan kepada orang yang tidak mampu sehingga bisa meningkatkan taraf hidupnya. “Dari hasil ikan lele dalam satu bulan saya bisa meraup Rp30 sampai Rp40 juta. Tetapi jika pasokan pakannya cukup, maka pendapatan bisa mencapai Rp100 juta,” ujarnya. Motivasi pengusaha yang satu ini boleh diacungi jempol dan menjadi inspirasi. ‘Virus-virus’ untuk gigih dalam bekerja juga

Adi Pratama Banyak diantara kita yang berfikir wakaf itu hanya sebatas tanah kuburan. Padahal makna wakaf itu sangat luas. Wakaf secara modern bisa dinilai sebagai wakaf produktif seperti rumah, kendaraan dan kipas angin yang bermanfaat dan itu bisa dibuktikan dengan adanya kisah Usman Bin Affan. Usman mewakafkan sumurnya yang kemudian dikelola dengan baik sehingga berkembang menjadi hotel dan hotelnya sampai saat ini terus mencetak keberhasilan. Inilah yang disebut wakaf produktif. Hal serupa juga dilakukan salah satu pengusaha

property Kota Pontianak, Adi Pratama yang hatinya tergerak untuk membangun pemukiman Muslim. “Untuk itu saya mengajak semua masyarakat untuk andil dalam wakaf produktif pembebasan dan perluasan masjidmasjid. Rencananya saya akan membangun penginapan muslim,” ungkap Adi Pratama ditemui, Rabu (17/9). Ia menuturkan sampai saat ini pihaknya sudah membayar Rp400 juta dari total harga pelepasan untuk perluasan tanah sebesar Rp1,1 miliar, dan ini nantinya akan dipecah menjadi dua. Jadi, setiap orang bisa berwakaf sebesar Rp2 juta. “Ini hanya 500 orang saja untuk melakukan pembebasan lahan, sehingga penginapan itu nantinya menjadi milik umat,” kata Adi. Pahala wakaf sangat besar bila dibandingkan infaq dan sedekah. Selama wakaf itu terus berkembang dan produktif, maka pahala wakaf terus bertambah. Hal lain yang sedang dilakukan Adi Pratama adalah memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pemukiman bernuansa islami, dimana pemukiman tersebut setiap harinya akan mendengar lantunan ayatayat suci Alquran, dan jauh dari gosip. Menurut dia, pemukiman seperti inilah yang menjadi idaman banyak orang. Saat ini akan segera dibangun property untuk pemukiman tersebut. “Si pewakaf bisa mendapatkan pemukiman muslim dengan membeli tanah secara mengangsur sebesar Rp3,9 juta selama 36 bulan. Ini sudah tahap kedua. Yang pertama sudah laku sekitar 200 kavling berarti 200 warga yang sudah siap ditempatkan di pemukiman tersebut,” jelasnya ramah. Pemukiman muslim tersebut berada di Kabupaten Kubu Raya. Akses masuk jalan sudah bisa dilalui kendaraan roda empat. Jadi dapat disimpulkan ada dua investasi yang menguntungkan masyarakat yakni investasi dunia dan akhirat. Tertarik investasi? Hubungi 089663186279. (Lin)

INFO PEMASANGAN IKLAN Sarana yang tepat untuk mempromosikan produk, bisnis dan usaha Anda...! joint with us and success...

Wakaf Unik ala Adi Pratama

ditularkan. Dalam hal aksi sosial, juga tak luput digarapnya. Sudarmin telah bersiap-siap mencari solusi air bersih bagi masyarakat di lingkungannya. Terobosan tersebut sebetulnya kelanjutan dari racikan herbal yang diberi label “Herbal Khatulistiwa”. Formula yang dihasilkannya itu awalnya untuk kolam ikan lele yang bermanfaat menetralkan kadar PH air, mempertahankan suhu ekstrem, daya tahan fisik lele, airnya tidak bau, menekan angka kematian 0 sampai 1 persen dan mempertahankan oksigen yang terlarut dalam air serta tahan terhadap serangan penyakit. “Herbal ini dapat langsung dibeli dengan harga terjangkau yakni Rp150 ribu. Dan ini bisa digunakan untuk 20 kolam ukuran 3x4 dengan tinggi 1 meter. Saya juga sudah menyiapkan untuk pengembangan untuk pakan ternak ikan lele,” terangnya.(lin)


12

Edisi Hitam&Putih 2014

SETAN MERAH KANDAS Tim promosi Leichester City sukses mempermalukan Manchester United (MU), Minggu (21/9/2014) malam WIB di King Power Stadium dengan skor 35. Pada babak pertama, Setan Merah, sebutan MU sempat unggul 2-1 melalui Robin van Persie dan Angel Di Maria. Leichester hanya mampu membalas melalui Leonardo Ulloa. Namun pada awal babak kedua, tim asuhan Louis van Gaal langsung melesat dengan skor 31 berkat dorongan Ander

Herrera. Lini pertahanan Setan Merah yang rapuh menjadi penyebab utama kekalahan kedua di musim ini. Leicester mencetak empat gol balasan melalui David Nugent, Cambiasso, Jamie Vardy, dan Ulloa. Pertandingan pun berakhir untuk kemenangan Leicester dengan skor 5-3. Kemenangan ini mengantarkan Leicester City di urutan ketujuh papan klasemen Liga Premier Inggris dengan mengantongi delapan point. Sedangkan MU di posisi 12 dengan lima point.

Wayne Rooney, Kapten MU menyadari lini pertahanan timnya yang rapuh ini. MU memang sempat unggul 3-1 melalui Robin van Persie, Angel Di Maria dan Ander Herrera. Namun petaka datang di 20 menit menjelang pertandingan berakhir. MU terlihat banyak menyerang namun lupa memperkuat lini pertahanan. Akibatnya Leicester leluasa mencetak 4 gol balasan melalui David Nugent, Leonard Ulloa, Esteban Cambiaso dan Jamie Vardy.(int)

ManCity Jadi Ujian Kesempurnaan Chelsea Chelsea meraih hasil menggembirakan dalam empat pertandingan Premier League. The Blues belum tersentuh dengan meraih 4 kemenangan dan kokoh di puncak klasemen sementara. Chelsea sukses meraup 12 poin, unggul 2 poin atas Aston Villa yang menempati urutan 2. Namun, Chelsea belum menemui lawan sepadan dalam 4 pertandingan awal. Ujian sesungguhnya akan datang pada pekan ke-5, Minggu 21 September 2014. The Blues akan melawat ke Etihad Stadium untuk menghadapi juara bertahan, Manchester City. Sementara itu, start lambat justru dilakoni oleh ManCity. Tim besutan Manuel Pellegrini ini ada di urutan 5 dengan 7 poin dari 4 pertandingan. Kedua tim menatap laga ini dengan modal yang kurang bagus. Baik Chelsea maupun ManCity gagal memetik kemenangan saat berlaga di penyisihan grup Liga Champions. The Blues harus puas bermain imbang 1-1 saat menghadapi Schalke 04. Sementara itu, The Citizens takluk 0-1 dari Bayern Munich. Bek ManCity, Bacary Sagna, bertekad melupakan kekalahan dari Die Roten. Mantan pemain Arsenal ini berharap bisa membayarnya dengan menaklukkan Chelsea. “Kami harus berpikir tentang Chelsea sekarang, karena kami memiliki pertandingan yang sangat sulit pada Minggu. Kami berharap bisa kembali pada pertandingan ini,” kata Sagna dikutip dari Sportsmole. Costa vs Aguero Diego Costa menjadi pemain yang paling disorot dalam duel kontra ManCity. Pemain naturalisasi Spanyol ini tampil memukau dengan torehan 7 gol dan menjadi top scorer sementara. Menariknya, Costa akan bertemu dengan bomber ManCity, Sergio Aguero. Kedua pemain ini sempat bermain bersama di Atletico Madrid. “Saya pernah bermain dengan Costa. Dia punya peran krusial dan berkontribusi banyak untuk tim,” kata Aguero seperti dilansir Marca. Ada cerita menarik saat Aguero dan Costa sama-sama membela Atletico. Costa selalu menjadi pemain yang “tersakiti” oleh performa ciamik Aguero. Setelah didatangkan Atletico dari Braga pada 2007 silam, Costa selalu kesulitan merebut tempat di tim inti. Kemudian dia dipinjamkan ke 3 klub berbeda. “Saat berada di Atletico dan Aguero menjadi bintang, Costa dipinjamkan. Lalu, Atletico membeli Falcao. Costa juga sempat dipinjamkan. Dan ketika ada kesempatan, Costa membuktikan diri bahwa dia lebih baik dari sebelumnya,” kata manajer Chelsea, Jose Mourinho.

Pujian untuk Costa datang dari rekan setimnya, Didier Drogba. Menurut Drogba, Costa menikmati permainannya di Premier League dan melakukan hal yang sama ketika masih memperkuat Los Colchoneros. “Costa sangat bagus. Untuk dia memulai musim baru di Inggris, datang dari Spanyol di mana itu merupakan kompetisi yang sangat berbeda,” kata Drogba, seperti dilansir A Different League, Jumat 19 September 2014. Musuh Chelsea Hal menarik lainnya adalah Frank Lampard bertemu dengan klub lamanya, Chelsea, dengan seragam ManCity. Ini untuk kali pertama, Lampard datang sebagai musuh setelah 13 tahun berseragam The Blues. Awal musim ini, Lampard memilih hijrah ke Amerika Serikat. Namun, klub pemiliknya New York City memutuskan untuk meminjamkan Lampard selama setengah musim ke ManCity sebelum Major League Soccer (MLS) bergulir Januari mendatang. “Tak masalah dia bermain di mana pun sekarang. Dia milik kami. Dia adalah pemain Chelsea, atas apa yang dia lakukan. Dia sering membuat para penonton yang hadir di sini berteriak dan mendukungnya,” ujar striker Chelsea, Didier Drogba, seperti dilansir Daily Mail. “Sungguh disayangkan saat saya kembali dia tak ada di sini lagi. Saya sangat senang bisa kembali bertemu dengannya lagi. Saya tak sabar bertemu dengan rekan saya dalam urusan ‘kejahatan’,” lanjutnya. Namun, apapun statusnya, Lampard tetap disambut bak pahlawan oleh fans The Blues. Hal itu yang diyakini bek Chelsea, Gary Cahill. “Saya yakin fans kami akan memberikan sambutan hangat dan luar biasa jika dia bermain,” kata Cahill kepada Standard Sport. (one/viva)

Drogba Tentang Predator Ganas foto:bleacherreport Sejak kedatangannya di Chelsea, Diego Costa menjelma menjadi predator ganas di Premier League musim ini. Total telah tujuh gol dilesakkan oleh Costa dari empat pertandingan awalnya bersama The Blues musim ini. Striker Chelsea lainnya, Didier Drogba, tak meragukan kualitas pemain yang diboyong dari Atletico Madrid pada musim panas lalu itu. Menurut Drogba, Costa menikmati permainannya di Premier League dan melakukan hal yang sama ketika masih memperkuat Los Colchoneros. “Costa sangat bagus. Untuk dia memulai musim baru di Inggris, datang dari Spanyol di mana itu merupakan kompetisi yang sangat berbeda,” kata Drogba, seperti dilansir A Different League, Jumat 19 September 2014. “Melakukan hal yang sama

ketika berada di Atletico, itu adalah fantastis. Dia benar-benar bagus dan menikmati permainannya di sini, bersama kami. Itu adalah perasaan yang bagus, dia striker yang kami butuhkan musim ini,” lanjutnya. Drogba kemudian juga menyatakan kekagumannya pada Costa, yang merupakan partnernya di lini depan The Blues. Pemain asal Pantai Gading ini juga menolak disebut ada persaingan antara dia dan Costa, serta lebih memilih fokus untuk kesuksesan klub asal London Barat itu. “Ketika melihat dia, saya dapat melihat keinginan untuk memenangkan setiap tantangan, mencetak gol. Dia haus gol dan itu hal terbaik untuk tim seperti kami,” ujar mantan pemain Galatasaray ini. (art/viva)

INFO PEMASANGAN IKLAN Sarana yang tepat untuk mempromosikan produk,

Diego Costa. (foto: zimbio)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.