1 minute read
Memprediksi Perilaku Konsumen
Industri Pangan dengan Transformasi Digital
Perubahan perilaku konsumen menjadi salah satu tantangan yang kini dihadapi oleh industri pangan di Indonesia. Tidak hanya tertarik pada hal-hal menyehatkan, konsumen juga namun menaruh perhatian pada produk yang berkelanjutan dan transparan dalam penyampaian informasi. “Industri pangan harus bisa memenuhi standar yang berlaku seperti SNI, sertifikat halal, dan standar yang ditetapkan oleh BPOM. Untuk bisa memenuhi hal tersebut, maka digitalisasi menjadi kuncinya,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Puti Juli Ardika.
Advertisement
Dalam Siaran Pers yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian
(25/2/2023) Putu menambahkan bahwa dengan transformasi digital, industri akan mampu memprediksi perilaku konsumen, sehingga mendukung daya saing produk-produk yang dihasilkan. Digitalisasi dapat dengan mudah menganalisis dan memprediksi perilaku konsumen serta mengidentifikasi apa yang menjadi tren konsumen. Hal ini karena data yang diperoleh dari pembelian produk pangan secara daring, baik dari suatu layanan pesan antar, loka pasar, mesin pencari, hingga media sosial yang dikumpulkan dapat dianalisis lebih lanjut. Penerapan teknologi digital memungkinkan produsen untuk memprediksi perilaku konsumen, memberikan wawasan berharga tentang preferensi konsumen hingga mengetahui kebiasaan belanja konsumen. Selain itu, digitalisasi juga dapat membantu meningkatkan efisiensi produksi. Fri-12
Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan susunan beragam pangan, berdasarkan proporsi keseimbangan energi dari sembilan kelompok pangan. Skor PPH merupakan parameter untuk mengukur seberapa beragam dan seimbang konsumsi pangan masyarakat, skor dilihat dari nilai komposisi pola pangan dan gizi seimbang. Target capaian kualitas konsumsi pangan (skor PPH) dapat terwujud apabila setiap wilayah baik kabupaten/kota maupun provinsi di Indonesia memiliki capaian konsumsi pangan yang berkualitas mengarah pada pola komposisi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA).
Berdasarkan analisis skor PPH selama sepuluh tahun terakhir, capaian skor PPH nasional tahun 2022 berada di angka 92,9 atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat. “Angka ini juga telah melebihi target RPJMN tahun 2022, yaitu sebesar 92,8. Skor 92,9 mengindikasikan kualitas konsumsi pangan penduduk
Indonesia mengarah pada komposisi yang beragam, dan bergizi seimbang,” ujar Plt Sekretaris Utama Badan Pangan
Nasional/National Food Agency (NFA)
Sarwo Edhy dalam Siaran Pers Badan
Pangan Nasional, 28 Februari 2023 lalu.
Sarwo melanjutkan bahwa capaian ini merupakan akumulasi dari berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat. Ke depannya perlu ditingkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak guna mempercepat peningkatan konsumsi masyarakat menjadi Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman atau B2SA.
“Tentunya akan terus kita dorong dan tingkatkan di tahun-tahun berikutnya.
Dalam Road Map NFA yang telah disusun, di tahun 2024 kita targetkan peningkatan skor PPH sampai 95,2 yang ditandai dengan penurunan konsumsi beras, serta diimbangi penambahan konsumsi sayur, buah, umbi dan protein hewani,” pungkasnya. Fri-35