Epaper Edisi 27 Januari 2021 | RADAR BOGOR DIGITAL

Page 11

METROPOLIS

RADAR BOGOR I KAMIS 27 JANUARI I TAHUN 2022 I 24 JUMADIL AKHIR 1443 H I HALAMAN 11

Benahi Pasar Kebon Kembang SPBE Jamin Birokrasi Lebih Efisien Sambungan dari Hal

12

berbenah. Jalanan yang berada di sekitar pasar berhubungan langsung dengan destinasi wisata tersebut. Tentu saja, butuh pembenahan agar kawasan tidak terlihat semrawut. Selain itu, Pemkot Bogor merencanakan pelebaran jalan dari akses Dewi Sartika agar bisa tembus hingga ujung Sawojajar. Sayangnya, banyaknya PKL membuat pembenahan jalan juga terkendala. Untuk merapikan jalan tersebut, PKL bakal terimbas penertiban. "Kalau dilihat sekarang secara kasat mata di Blok C-D penuh dengan PKL kan di depannya,

yang di bawah pohon-pohon itu. Jadinya, saya lihat kesannya saling lempar tanggung jawab (soal parkir liar dan PKL)," beber Muzakkir. Untuk itu, tambahnya lagi, memang dibutuhkan pembenahan yang sistematis agar Pasar Kebon Kembang bisa lebih rapi dan tidak kusut. Kawasan di depan Blok C-D itu pernah dikosongkan dari para PKL, paruh 2021 silam. Itu untuk mengantisipasi kerumunan pasar menjelang Hari Raya Idulfitri. Hanya saja, kebijakan menertibkan para PKL itu hanya berlangsung singkat. Lantaran selepas lebaran mereka kembali menempati area yang

merupakan bagian dari Jalan Dewi Sartika tersebut. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto juga telah meninjau kawasan Pasar Kebon Kembang itu. Ia mengakui, pembenahan pasar tersebut memang belum maksimal. Sejumlah kemacetan kerap terjadi di sekitar pasar. "Pasar Kebon Kembang belum maksimal pembenahannya. (Kondisinya) semrawut, kotor, dan macet. Insyaallah kita kaji dan tinjau ulang kerja sama dengan semua pihak yang terlibat agar lebih maslahat dan manfaat, juga akan dilakukan langkah intervensi fisik agar lebih tertib," tegas Bima.(mam)

APBD 2022 Fokus Lima Mega Proyek Sambungan dari Hal

12

Mulai dari kelanjutan pembangunan Masjid Agung senilai Rp26,2 miliar, Gedung Perpusatakaan Rp11 miliar hingga pedestrian di beberapa titik sekitar Rp10 miliar. ”Pedestrian itu janji wali kota dan ada beberapa (titik) yang akan dibangun. Karena pedestrian sesuai janji kepala daerah (maka) harus selesai semua. Yang lainnya penanganan banjir, dan drainase,” ungkapnya. Selanjutnya, dijelaskan Syarifah, untuk kegiatan strategis lain adalah pembebasan lahan R3 senilai Rp13 miliar. Kemudian, pembangunan Sport Center Kecamatan yang terintegrasi dengan pusat kuliner di Kecamatan Bogor Selatan dan Utara senilai Rp21,7 miliar. Dalam KUA-PPAS Kota Bogor tahun 2022, ada beberapa pembangunan prioritas yang dianggarkan di tengah keterbatasan anggaran lantaran diprediksi masih terdampak pandemi. Ada tiga kecamatan yang disiapkan, alih-alih membangun di semua atau di enam kecamatan se-Kota Bogor. Yaitu kecamatan Bogor Selatan, Bogor Barat dan Bogor Utara. Karena hasil kajiannya, titik itu memungkinkan ketersediaan lahan. Sedangkan untuk tiga kecamatan lain, akan menempel ke program yang berhimpitan dengan kecamatan-kecamatan

tersebut. Tiga kecamatan lain yakni Kecamatan Bogor Tengah, Bogor Timur dan Kecamatan Tanahsareal. Menurutnya, kegiatan yang bakal mulai dikerjakan tahun depan sudah dievaluasi gubernur, sehingga tidak ada perubahan lagi. ”Saat ini sudah di dewan dan segera diparipurnakan,” ucapnya. Jika menilik penetapan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS) tahun anggaran 2022 pada rapat paripurna beberapa waktu lalu, proyek pembangunan GOR Kecamatan masuk dalam belanja program prioritas pembangunan Kota Bogor. Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut, tahun ini meliputi lima pembangunan prioritas, di antaranya Pembangunan sport center Kecamatan yang terintegrasi dengan pusat kuliner sebesar Rp15 miliar, lalu rencana Penataan Kawasan Batutulis melalui Pembebasan Lahan sebesar Rp4,9 miliar. ”Kemudian melanjutkan Pembangunan Masjid Agung dianggarkan Rp26 miliar, Pembebasan Lahan dan Pembangunan Jalan R3 sebesar Rp13 miliar serta Pembangunan Gedung Perpustakaan sebesar Rp11 miliar,” ujar Wali Kota Bogor, Bima Arya. Pemkot-DPRD menyepakati besaran pendapatan sebesar Rp2,3 triliun, dengan alokasi Belanja Daerah disepakati

Rp2,5 triliun. Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto mengatakan, ada sekitar 22 poin yang menjadi Program Prioritas Pengalokasian Belanja tahun anggaran 2022 di Kota Bogor, yang diantaranya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur. Yakni Pembebasan lahan Jalan Regional Ring Road (R3) dan Jalan Indobaso Cimahpar, lanjutan pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah, lanjutan pembangunan Masjid Agung, pembangunan Sarana Olahraga Kecamatan hingga pembangunan dan penataan pedestrian. ”Lalu pembangunan Pusat Kuliner, pembangunan infrastruktur wilayah, pembebasan lahan dan pembangunan Batutulis, anggaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), pemohonan pembangunan sekolah baru, rehabilitasi bangunan sekolah rusak dan penambahan Ruang Kelas Baru (RKB),” imbuhnya. Selain pembangunan infrastruktur, beberapa program juga masuk prioritas, seperti pengembangan angkutan umum masal, pengembangan kampung tematik, penurunan prevalensi stunting, Kota Layak Anak, anggaran pendidikan dan anggaran kesehatan. Kemudian, kata dia, instentif untuk 3.000 guru ngaji, penambahan TFL serta anggaran disabilitas.(ded/c)

BOGOR–Sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) pada penerapan Smart City diklaim sukses memperingkas birokrasi. Karena itu, Pemkot Bogor akan menerapkan SPBE terintegrasi pada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD). “Terutama output terhadap pelayanan publik. Lebih ringkas, lebih efisien. Tidak berbelit-belit. Ini yang kita terus kembangkan,” ujar Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim. Selain itu, SPBE terintegrasi juga sebagai bentuk penghematan anggaran di satuan-

satuan dinas. Mengingat tak perlu lagi pembuatan aplikasi atau pengadaan server sendiri. Hal ini juga menambah kemudahan bagi masyarakat karena terbiasa menggunakan sistem yang sama di seluruh pelayanan publik. Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah, meyakini SPBE tepat diterapkan di Kota Bogor. Terlebih Pemkot telah mencanangkan pemerintahan berbasis Smart City. “Untuk membangun SPBE tidak melulu berkaitan dengan tools-nya, rancangannya dan sebagainya. Organisasi yang tepat dengan

SDM yang tepat untuk mendukung dan menguatkannya secara berkesinambungan,” kata Syarifah yang juga Ketua Tim Koordinasi SPBE. Sekretaris Diskominfo Kota Bogor, Asep Zaenal Rahmat menambahkan, SPBE adalah penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE guna mewujudkan tata kelola pemerintah yang bersih, efektif transparan dan akuntabel serta layanan publik yang berkualitas dan terpercaya.

“Selain itu tata kelola dan manajemen SPBE secara nasional diperlukan untuk meningkatkan keterpaduan dan efisiensi SPBE. Dan juga memberi peluang untuk mendorong dan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka, partisipatif, inovatif dan akuntabel,” jelasnya. SPBE meningkatkan kolaborasi antarinstansi pemerintah dalam melaksanakan urusan dan tugas pemerintahan guna mencapai tujuan bersama, meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan.(ind)

Ada Ritel Belum Terjamin Sehat Sambungan dari Hal

12

hewan yang bersih dan sehat bisa terlihat dari sertifikat itu. Untuk itu, timnya dari Bidang Peternakan rutin untuk mengecek kesiapan sejumlah pasar modern yang mengajukan NKV itu agar mendapatkan rekomendasi. Kepala Bidang Peternakan, drh Anizar mengakui, hampir semua ritel dan supermarket di Kota Bogor telah memenuhi

persyaratan higiene-sanitasi. Ia mencontohkan, supermarket seperti Superindo yang baru buka di Kota Bogor langsung mengajukan agar mendapatkan sertifikat itu. Lantaran supermarket biasanya menjual produk-produk pangan asal hewan. Produk itupun harus benarbenar terjamin kebersihan dan kelayakannya dikonsumsi masyarakat. ”NKV ini biarpun dia satu perusahaan, tapi beda lokasi,

beda nomor. Karena belum tentu sama cara higiene-sanitasinya. Tugas kita di kota atau kabupaten sebagai perpanjangan tangan dari provinsi (Jabar) yang akan mengauditnya. Ini pra-audit untuk mengeluarkan rekomendasi ke provinsi,” ungkapnya kepada Radar Bogor. Kelayakan produk pangan asal hewan itu dipertegas melalui sertifikat NKV. Masyarakat bisa merasa aman untuk berbelanja di pasar modern yang

telah menyertakan NKV pada produknya. Lantaran dari sisi kebersihan dan kesehatan sudah dijamin pemerintah. Sayangnya, Anizar membeberkan, belum semua ritel mematuhi anjuran tersebut. Ia menyebutkan, salah satu pasar modern di Kota Bogor belum pernah mengajukan NKV itu. Sementara, pasar modern itu punya beberapa cabang di Kota Bogor, yakni Sholis dan Jenderal Sudirman.(mam)

Berdayakan Aset untuk Budidaya Kopi Sambungan dari Hal

12

Jawa Barat, Yiyi Sulaeman, kepala OPD dan Dirut Perumda Tirta Pakuan, Rino Indira Gusniawan melaksanakan penanaman bibit kopi. Kerja sama yang terjalin dalam pemanfaatan lahan tersebut menurut Dedie, merupakan kerja sama yang luar biasa dan sedikit ’nekat’ mengingat keterbatasan wilayah, yang dimiliki Kota Bogor untuk menanam kopi membutuhkan lahan cukup luas. “Tetapi ini langkah yang luar biasa dan bisa dijadikan sebagai satu upaya bersama dalam

menyatukan berbagai kepentingan, seperti pelestarian alam, membudidayakan kopi Bogor dan menyandingkan dengan durian Rancamaya, membangkitkan ekonomi masyarakat, menambah identitas daerah agar dari sisi urban farming bisa terlaksana,” kata Dedie. Saat ini Dedie berpandangan tantangan yang dihadapi Kota Bogor luar biasa, salah satunya kepadatan kependudukan yang mencapai 9.000 orang dalam 1 km persegi, sehingga persoalan sosial kemasyarakatannya juga luar biasa. Oleh sebab itu, apapun bentuk bantuan dari pemerintah

pusat, BUMN atau instansi terkait menjadi satu harapan untuk mengentaskan kemiskinan, memperbaiki kondisi lingkungan, termasuk didalamnya meningkatkan perekonomian di masyarakat. Di tempat yang sama, Dirut Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Rino Indira Gusniawan menambahkan, Rancamaya memiliki potensi ekonomi yang perlu untuk dikembangkan, sya r atnya harus berkolaborasi. “Pemerintah bersama masyarakat dan pihak lainnya harus saling berbagi rencana berkolaborasi menjadi satu

potensi yang baru. Yang penting aset-aset milik Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor harus bermanfaat. Satu yang saya titip adalah rawat pipa Tirta Pakuan yang ada di kawasan sekitar lahan,” kata Rino. Sementara Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko (DKMR), PT Surveyor Indonesia, Rosmanidar Zulkifli menerangkan, bantuan Green House dan pembibitan benih kopi menjadi salah satu bentuk kepeduliannya. “Nantinya para petani ini akan kita bina secara berkelanjutan oleh PT. SI dan penyuluhan yang maksimal,” tukasnya.(ded/c)

Ayak Abu Sambut Imlek Sambungan dari Hal

12

Tentu saja, prosesi ayak abu itu membuat sebagian area vihara diselimuti debu. Abuabu yang dibersihkan dari tempat pembakaran dupa itu beterbangan. Tak jarang, bau khas dupa sayup-sayup menusuk hidung. Salah satu pengelola Vihara Dhanagun, Leni Gita Iswara mengakui, tradisi ayak dupa memang dilakukan setiap tahunnya. Hal tersebut sekaligus menjadi rangkaian dari ritual bersih-bersih vihara, seminggu menjelang Tahun Baru Imlek. Abu hasil pembakaran dupa dari sembahyang dibersihkan agar bisa dipakai lagi untuk berdoa. ”Kita semua bersih-bersih. Abunya itu dari tempat (pembakaran dupa) hiolo yang kita bersihkan. Sudah menjadi tradisi sih menyambut Imlek. Tapi, waktunya berbeda-beda

setiap vihara, bergantung keputusan masing-masing (vihara),” ungkapnya kepada Radar Bogor, Rabu (26/1). Khusus Vihara Dhanagun, sebanyak 13 hiolo yang dibersihkan atau menjalani ayak abu. Sebanyak 4 hiolo diantaranya yang berukuran besar. Tentu butuh waktu sedikit lama untuk membersihkannya. Apalagi, Vihara Dhanagun hanya mengerahkan sekira empat petugasnya. ”Tentunya, sebelum melakukan ayak abu juga sudah meminta izin atau berdoa. Kalau ritual khusus sih, gak ada,” tambah Leni. Ayak abu itu tidak berlangsung lama, hanya beberapa jam. Meski menyisakan sejumlah bekas abu di lantai, namun rutinitas tahunan itu dianggap sudah terlaksana. Tersisa membersihkan sisa-sisa abu di lantainya hasil dari ayak abu. Beberapa perabotan juga

dibersihkan di halaman depan vihara. Ritual membersihkan abu itu hanya dilakukan sekali dalam setahun. Menurut kepercayaan warga Tionghoa, abu yang telah dibersihkan itu nantinya akan dibawa para dewa atau Toa Pek Kong naik ke langit sebagai laporan amal perbuatan umatnya. Berdasarkan penanggalan Imlek, satu pekan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek merupakan hari sakral karena dewa-dewa naik ke langit menghadap Tuhan. Dengan begitu, warga Tionghoa bisa menyambut Tahun Baru Imlek dalam kondisi yang bersih. Mereka pun bisa kembali memulai awal tahun dengan amal-amal yang baru. Bersihbersih jelang Imlek itu juga masih akan berlanjut. Sejumlah rupang atau patung dewa di Vihara Dhanagun akan dimandikan, hari ini.(mam)

Sabet Smart Environment Lewat ’Botak’ Sambungan dari Hal

12

“Yang menjadi penilaian dalam ajang ini adalah program Bogor Tanpa Kantong Plastik. Sejak 2018 kami mulai di toko atau retail modern. Proses yang panjang selama tiga tahun dan berkurangnya ribuan ton sampah di Kota Bogor,” ungkap Bima Arya. Berdasarkan data DLH Kota Bogor, sampah di Kota Bogor terdiri dari 65 persen sampah organik dengan 13 persen adalah sampah plastik. Setelah penerapan Perwali Nomor 61 Tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di toko atau retail modern, sampah plastik dapat direduksi hingga 600 kilogram per hari. Bima menambahkan, penghargaan ini menjadi penye-

mangat bagi Pemkot Bogor, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor untuk melanjutkan dan memperluas program tanpa kantong plastik ini. “Penghargaan ini didapat ketika kita melangkah babak baru dalam program Bogor Tanpa Kantong Plastik, yaitu merambah pasar tradisional. Kita melihat warga Kota Bogor siap untuk mengubah perilaku. Awal-awal sulit, tapi kemudian ternyata semakin terbiasa. Karena itu kami optimis di pasar tradisional bisa kita terapkan,” jelas Bima. Untuk di pasar tradisional, lanjutnya, akan diterapkan secara bertahap. “Strateginya di pasar kering, sambil bertahap kita menyiapkan tas subtitusi untuk pengganti dan memu-

dahkan pelanggan membawa barang atau produk yang memang membutuhkan tas khusus, seperti lauk pauk dan lain-lain. Strategi kita siapkan dulu barang substitusinya,” katanya. Di tempat yang sama, Kepala DLH Kota Bogor Deni Wismanto menyatakan, penghargaan Smart Environment untuk program Bogor Tanpa Kantong Plastik ini merupakan hasil dari upaya bersama yang melibatkan banyak pihak. “Bahwa keberhasilan ini bukan hanya peran pemerintah, tapi kolaborasi dengan semua. Kita juga gandeng komunitas peduli lingkungan, pelaku usaha, akademisi dan semuanya untuk ikut terlibat. Tidak ada yang tidak mungkin kalau dilakukan bersama-sama,” ujar Deni.(*/pia)

ANTISIPASI VARIAN OMICRON,

RSUD KOTA BOGOR SIAPKAN BLOK 3 (! ' !(! % #' # #% ! ! "+ $ " (" %( # #' # #% & "' & $ & #" " &(& #) ) % " #! %#" * + "+ " ' " ! ! "+ $ " & ! $ %' ! & $ %' $ " " " " &(& #) ) % " ' $ $ %' " " ' (" ( % & & & $ " $ '( & ! & ' ( & $ " ("'( ! " !$(" $ & " , .&-",5,"/ 1&23*"1"/ 3&$"2" #&24")"1 %*-*)"4 %"2* #&2"1" #"/8", 1&/".#")"/ ,"353 8"/( 4&2+"%* "1"#*-" ,"353 #&24".#") 3&$"2" 1&2-")"/ ,*4" 3*"1,"/ -"/4"* "4"5 25"/( "45 5-*3 %* -0, 04" 0(02 < ,"4" "#*% &/(&.#"/("/ *3/*3 %"/ &/(&/%"-*"/ 04" 0(02 2.&*/ 207* "#5 9 "-"5 ,&3*"1"/ ,52"/( -&#*) 3"." 7",45 ,*4" .&/()"%"1* ,"353 6"2*"/ %&-4" "2* 3&(* '"3*-*4"3 ,*4" 35%") "%" 1&/*/(,"4"/ < 3".#5/(/8" /45, .&/("/4*3*1"3* -0/+","/ ,"353 8"/( $5,51 3*(/*: ,"/ ."," 04" 0(02 .&/8*"1,"/ 3&-525) -"/4"* 8"/( #&2"%" %* -0, 5/45, %*(5/","/ .&-",5,"/ 1&2"7"4"/ 1"3*&/ 06*% &%"/(,"/ 51"8" 4&2",)*2 8"/( ","/ %*4&.15) ,&4*," ,"353 3&.",*/ 4*%", 4&2,&/%"-* ."," 04" 0(02 ","/ .&/(*,54* ,&#*+","/ 7"-*,04" 9 *4" 3&%"/( .&.1&23*"1,"/ 25"/( "45 5-*3 .5-"* %"2* #&% %"/ #*3" %*3&35"*,"/ 3&35"* 1&/".#")"/ ,"353 "1* +*," 3&.",*/ .&-0/+", ,*4" ","/ .&/(*,54* ,&#*+","/ 7"-*,04" < 5$"1 2.&*/ /45, *45 %*2*/8" .&.*/4" "("2 ."38"2","4 7"31"%" 6"2*"/ 0.*$20/ ,"2&/" 1&/5-"2"/8" 8"/( 3"/("4 $&1"4 %"/ 4&4"1 .&/&2"1,"/ 12040,0- ,&3&)"4"/ 120,&3 "2&/"/8" +*," 3&%"/( %"-". ,0/%*3* 4*%", : 4 .&/("-".* (&+"-" ; 5 #"45, %"/ 3&#"("*/8" #"*,/8" .&/(52"/(* */4&/3*4"3 ,&(*"4"/ #"*, ,&2,5.15- %"/ 3&#"("*/8" 9 *-&/4 %"/ 1&/5-"2"//8" $&1"4 #5,"/ )"/8" .&/+"(" 120,&3 .&/+"(" ,&3&)"4"/ %"/ .&/(52"/(* 104&/3* 1&/8&#"2"/ $06*% < *.#5)/8" &$"2" 5.5. ,"4" %*" 6"2*"/ 0.*$20/ )".1*2 3"." %&/("/ 6"2*"/ 3&#&-5./8" )"/8" 3"+" 5/45, 6"2*"/ #"25 4&23&#54 1&/8&#"2"/ 8"/( $&1"4 4&4"1* (&+"-" 8"/( %*4*.#5-,"/ 2&-"4*'

2*/("/ 3&1&24* #"45, ; 5 %"/ %&.". 8"/( 4*%", 4*/((* &3,* %&.*,*"/ 4&4"1 )"253 %*7"31"%"* ,"2&/" 1&/8&#"2"/ 8"/( $&1"4 %"/ ,&4*," .&/(*/'&,3* 1"3*&/ 8"/( .&.*-*,* ,0.02#*% #*3" .&/*.#5-,"/ ,&."4*"/ "2* 404"- 1"3*&/ 8"/( ."3*) %*2"7"4 %* 25.") 3",*4 )*/((" &-"3" 3&#"/8", 1"3*&/ %*4"/("/* %* 04" 0(02 9 &2&," .&."/( .&/5/+5,"/ (&+"-" 8"/( #&-5. 1"2") < 5$"1/8" &#&-5./8" "-* 04" 0(02 *." 28" .&/8&#54 06*% 6"2*"/ .*$20/ 35%") ."35, ,& 7*-"8")/8" "35,/8" 6"2*"/ #"25 06*% 4&23&#54 3&*2*/( +5.-") 1&/5-"2"/ ,"353 06*% %* 04" 0(02 8"/( #&-","/("/ */* 4&253 .&/*/(,"4 9 5%") 1"34* .*$20/ (" 53") %* 4&3 -"(* 1"34* .*$20/ ,"2&/" #&2#5-"/ #5-"/ -"/%"* 4*#" 4*#" -0/+","/ */* 1"34* .*$20/ < 5/(,"1 *." 28" 3""4 %*4&.5* %* 04&- "-", &2*4"(& 04" 0(02 */((5 &3,* %&.*,*"/ *." 28" .&/8".1"*,"/ 3""4 */* 15/ 35%") 4*%", 1&/4*/( -"(* 5/45, .&/$"2* ,"353 1&24"." 06*% 6"2*"/ .*$20/ %* 04" 0(02 "2&/" 8"/( -&#*) 1&/4*/( 3""4 */* "%"-") .&/8*"(","/ 3*34&. ,&3&)"4"/ #"*, 3&1&24* 6",3*/ 42"$*/( 4&34*/( )*/((" 42&"4.&/4/8" 9!" (" .5/(,*/ %*4&-5352* 3"45 3"45 ,"2&/" ,"353 ","/ .&-0/+", 4&253 %"/ #&2#&%" %&/("/ */* (" #*3" 4&3 %* -"#02"402*5. 4&253 1"34* .")"- %"/ -"#02"402*5. .&%*3/8" 4&2#"4"3 < 5$"1/8" "2&/"/8" &.&/4&2*"/ &3&)"4"/ 4&-") .&/(51"8","/ 5/45, .&/8*"1,"/ 3"45 3*34&. 1&/(&$&,"/ 8"/( -&#*) .&.5/(,*/"/ ,"*4"/ 4&34/8" &3,* #&(*45 %*8",*/* *." 28" 1&/*/(,"4"/ ,"353 +5.-") 4&21"1"2 06*% %* 04" 0(02 8"/( 4&2+"%* 35%") %*12&%*,3* 1*)",/8"

"#*% &/(&.#"/("/ *3/*3 %"/ &/(&/%"-*"/ 04" 0(02

"),"/ *" 35%") .&/(*/("4,"/ +"+"2"//8" 3&+", 3"45 1&,"/ 4&2",)*2 &)*/((" 3""4 */* 8"/( ","/ %*-",5,"/ +"+"2"//8" "%"-") #&23*"(" .&/()"%"1* 3*45"3* -0/+","/ 8"/( -&#*) 4*/((* %"2* 6"2*"/ &-4" %* 04" 0(02 1"-"(* 1"%" "#45 +5.-") 4&21"1"2 06*% %* 04" 0(02 4&.#53 .&/$"1"* ,"353 #"25 9 *4" 35%") -",5,"/ 3&.5"/8" "/4*3*1"4*' &.1"4 4*%52 %* 5.") ",*4 35%") 3*"1 %* ,0/6&23* 153"4 *30-"3* 35%") 3*"1 %* ",4*6"3* 5.") ",*4 1&2-5"3"/ 35%") 3*"1 ,&4&23&%*""/ 0,3*(&/ +5(" %"2* +"-52 %*342*#53*/8" ,*4" 1"34*,"/ 3*"1 < *.#5)/8" 9 &2."35, 1203&3 6",3*/"3* ,*4" %020/( 4&254"." #0034&2 %"/ %*'0,53,"/ +5(" 6",3*/"3* #"(* -"/3*" %"/ "/", "/", < -"/+54 *." 28" /45, .&/("/4*3*1"3* -0/+","/ ,"353 06*% %* 25.") 3",*4 1*)",/8" ","/ .&/8*"1,"/ 4&.1"4 *30-"3* ."/%*2* %* 25.") 25.") 7"2(" 9 */(("- 1&."/4"5"/ ,0/%*3* .&%*3 %"2* 1"3*&/ *30-"3* ."/%*2* */* 8"/( )"253 ,*4" 3*"1,"/ 3*34&./8" 3&1&24* 4&-&.&%*$*/& ,&.5%*"/ ,002%*/"3* 53,&3."3 %&/("/ 25.") 25.") */* 8"/( 3"/("4 1&/4*/( < 45,"3/8" *,&4")5* %"-". 4*(" )"2* #&-","/("/ */* +5.-") ,"353 4&21"1"2 06*% %* 04" 0(02 .&/("-".* 1&/*/(,"4"/ 5-"* %"2* ".*3 "%" 1&/".#")"/ ,"353 #"25 &.5%*"/ 5."4 "%" 1&/".#")"/ ,"353 #"25 &24" "#45 "%" 1&/".#")"/ ,"353 #"25 %"/ 3"45 1"3*&/ .&/*/(("- %5/*" %"15/ 404"- ,&3&-525)"/ ,"353 06*% 8"/( 4&2+"%* %* 04" 0(02 )*/((" "#45 #&2+5.-") ,"353 &/("/ 2*/$*"/ ."3*) 3",*4 3&#"/8", ,"353 .&/*/(("- %5/*" 3&#"/8", ,"353 %"/ 1"3*&/ 3&.#5) 3&#"/8", ,"353


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.