BOGOR RAYA
RADAR BOGOR I KAMIS, 27 JANUARI I TAHUN 2022 I 24 JUMADIL AKHIR 1443 H I HALAMAN 4
DIBATASI: Sejumlah truk mengangkut hasil tambang dari Kecamatan Rumpin. Bupati Bogor sudah mengeluarkan aturan pembatasan jam operasional khusus truk tambang.
FOTO: HENDI NOVIAN/RADAR BOGOR
Pengawasan Truk Tambang Belum Maksimal CIGUDEG–Petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor yang berjaga mengawasi jam operasional truk tambang sangat minim. Akibatnya, pengawasan lalulalang truk tambang tidak bisa berjalan maksimal. Kondisi ini membuat sopir truk tambang masih bebas melintas Jalan Raya Cigudeg, Rumpin, dan Parungpanjang. Selain itu, sosialisasi mengenai
Perbup Nomor 120 Tahun 2021 tentang pembatasan jam operasional truk tambang di ruas jalan wilayah Kabupaten Bogor, masih kurang. ”Kondisi ini akan dikoordinasikan dulu dengan instansi terkait,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Bogor, Asep Agus Ridhallah kepada wartawan, Rabu (26/1). Pria yang baru dilantik menjadi
Kadishub ini mengaku, pihaknya segera menyosialisasikan aturan yang dibuat Bupati Bogor supaya pelaku usaha tambang dan sopir bisa tahu. ”Sanksi penilangan akan dilakukan. Kami bakal duduk bareng bersama instansi terkait,” terangnya. Terkait petugasnya jarang berjaga di lapangan, Agus Ridhallah menegaskan, bakal memantau langsung yang
bertugas pada saat operasi truk tambang. ”Yang jelas saya akan lihat dulu, ada atau tidaknya petugas di lapangan bakal dipantau langsung,” tegasnya. Sementara itu, Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin mengatakan, petugas Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Bogor terus berkoordinasi dengan Dishub. ”Untuk penegakan Perda,
Dishub yang memiliki leading sektornya. Tapi, kami terus akan mendukung penegakan aturan,” jelasnya. Menurutnya, memang ada hak-hak masyarakat lain terganggu dengan kehadiran truk tambang yang lalulalang di jalan raya. ”Dengan menerbitkan peraturan jam operasional ini diharapkan bisa berimbang dengan masyarakat. Peraturan ini tidak juga
menghalangi kegiatan perusahaan pertambangan,” paparnya. Kapolres menegaskan, jika masih ada truk tambang melanggar aturan lalu lintas, maka petugas Satlantas akan melakukan penindakan. ”Semua pihak harus bekerjasama mendukung program pemerintah. Kami harap pengusaha dan sopir truk juga bisa ikuti aturan,” katanya.(abi)
IPAL Komunal Minimalisir Pencemaran
FOTO HUMAS POLRES BOGOR
DIAMANKAN: Petugas mengamankan ODGJ yang menggali makam warga Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol, untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
ODGJ Gali Makam Warga Jonggol JONGGOLSeorang pemuda berinisial EH (27), bikin heboh warga Desa Jonggol, Kecamatan Jonggol pada Senin (24/1) sore. Kenapa tidak, EH nekat menggali makam milik warga setempat. Mendapat laporan itu, petugas Polsek Jonggol langsung turun tangan. EH dibawa ke Polsek Jonggol untuk dilakukan pemeriksaan. Kapolsek Jonggol, Kompol Sularso mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap pelaku. Kepada polisi, EH memberikan keterangan tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan penyidik. “EH ini dalam memberikan jawaban ataupun keterangan kepada penyidik tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan,” terang Kapolsek. Dari hasil pemeriksaan polisi,
pelaku diduga mengalami gangguan jiwa. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, petugas akhirnya memanggil pendamping orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan keluarga dari kedua belah pihak. “Kami berkoordinasi dengan Kepala Desa Jonggol, Ketua MUI Kecamatan Jonggol, pendamping ODGJ dan keluarga dari kedua belah pihak. Dari hasil koordinasi, diketahui bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa sejak tujuh bulan lalu,” paparnya. Setelah melalui musyawarah, sambungnya, kedua belah pihak sepakat menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan. “Sementara pelaku langsung dibawa ke RS Jiwa untuk dilakukan penanganan lebih lanjut,” tandasnya.(pin)
CISARUA–Bupati Bogor, Ade Yasin meresmikan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Komunal di Desa Cibeureum dan Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Rabu (26/1). IPAL Komunal ini dibangun dengan tujuan memperbaiki sanitasi buruk di lingkungan kumuh. Selain rentan terhadap munculnya beragam penyakit, termasuk stunting, keberadaan IPAL ini menjadi solusi efektifitas untuk wilayah kumuh dan padat penduduk dengan keterbatasan lahan dalam pembangunan septick tank individual. ”Pembangunan IPAL Komunal di Kecamatan Cisarua ini sangat penting. Sebab, Cisarua merupakan wilayah hulu Sungai Ciliwung sehingga dapat meminimalisir pencemaran air sungai yang disebabkan limbah rumah tangga.
IPAL Komunal ini berfungsi untuk mengolah limbah cair domestic dari rumah tangga yang tadinya berpotensi mencemari air,” ujar Ade Yasin. Bupati menerangkan, IPAL Komunal ini memiliki kapasitas d aya tampung 120 saluran. Kini, kesadaran masyarakat mulai tumbuh. Ini harus bersinergi dengan desa. Salah satu yang mendesak dan jadi program prioritas adalah program IPAL Komunal. Melalui IPAL Komunal, Bupati berharap lingkungan bersih baik dari sampah maupun dari kotoran. ”Kami ingin upayakan dari hulu hingga hilir sungai itu jernih. Kita usahakan lingkungan bersih dengan tidak membuang sampah dan kotoran ke sungai karena dapat menyebabkan banjir. Kebersihan ini harus kita rawat bersama,” tegasnya.(cok/b)
FOTO: ARIFAL/RADAR BOGOR
KEBAKARAN: Petugas Damkar memadamkan api yang membakar gudang bekas pabrik kramik di Desa Kembangkuning, Kecamatan Klapanunggal, kemarin.
Gudang Bekas Pabrik Keramik Hangus Terbakar FOTO: SEPTI/RADAR BOGOR
DIRESMIKAN: Bupati Bogor, Ade Yasin meresmikan IPAL Komunal di Desa Cibeureum dan Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Rabu (26/1).
Tiket Masuk Telaga Saat Dikeluhkan CISARUA–Wisatawan yang berkunjung ke Telaga Saat di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, mengeluhkan mahalnya tiket masuk. Keluhan wisatawan itu sempat viral di media sosial. Tak sedikit netizen mengeluhkan objek wisata alam yang harga tiket masuknya tidak bersahabat. Salah seorang wisatawan asal Bogor, Serli mengeluhkan harga tiket masuk lokasi objek wisata Telaga Saat. Untuk masuk kawasan Talaga Saat, di depan pintu masuk sudah harus membayar Rp25 ribu perorang dan ditambah untuk kendaraan Rp10 ribu. ”Total satu orang Rp35 ribu. Sementara jalan masih batu dan tidak ada fasilitas lain yang bisa dinikmati wisatawan,” ujarnya kepada Radar Bogor, Rabu (26/1). Sementara itu, pengelola Desa Wisata Tugu Utara, Renold mengakui jika tiket masuk Telaga Saat memang relatif mahal. ”Makanya di instgramnya Telaga Saat selalu dibanjiri komentar soal tiket masuk mahal,” ujar Renold kepada Radar Bogor. Namun begitu, pengelola Telaga Saat tidak bisa berbuat banyak.
DIKELUHKAN: Kawasan wisata Telaga Saat di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua. Beberapa pengunjung mengeluhkan mahalnya tiket masuk.
FOTO: ARIFAL/RADAR BOGOR
Di Telaga Saat, wisatawan hanya dibebankan tarif Rp10 ribu. Sedangkan tarif Rp25 ribu ditetapkan pihak perkebunan. ”Jadi terkesan mahal, tapi itu pihak perkebunan
yang memasang tarif,” terangnya. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Deni Humaedi mengatakan, keputusan
memasang tarif masuk dari pihak perkebunan. Sebab, akses masuk Telaga Saat menggunakan jalan perkebunan. ”Mereka perusahaan mandiri, makanya berani pasang tarif,” ujar Deni. Selain itu, mahalnya harga tiket mungkin sebagai upaya mengendalikan wisatawan yang dikhawatirkan bisa mengganggu perkebunan. ”Mungkin juga untuk pembatas kunjungan ke lahan perkebunan,” terangnya. Deni berharap pihak pengelola membangun fasilitas-fasilitas pendukung di sekitar objek wisata Telaga Saat. Seperti parkiran, food court dan fasilitas lain. Selain itu harus bersih dari warung-warung yang bisa merusak keindahan lokasi tersebut. ”Sehingga wisatawan tidak kecewa dengan tiket masuk yang dianggap mahal,” tuturnya. Soal jalan rusak menuju lokasi wisata Telaga Saat, kata Deni, bisa saja itu menjadi ciri khas objek wisata alam. ”Saya menyarankan di pintu masuk menggunakan sutle card,” tukasnya.(all/b)
KlAPANUNGGAL–Kebakaran hebat melanda gedung bekas pabrik keramik di Desa Kembangkuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (26/1). Kepulan asap hitam yang membumbung tinggi sempat membuat panik warga sekitar. Gedung bekas pabrik keramik ini sudah dua tahun tak berpungsi lantaran gulung tikar akibat pandemi Covid-19. ”Kebakaran terjadi di bekas pabrik
keramik yang sudah tutup dua tahun lalu,” ujar Camat Klapanunggal, Ahmad Kosasih kepada Radar Bogor, kemarin. Sementara itu, Kapolsek Klapanunggal, Kompol Aji Lesmana menuturkan, kebakaran ini terjadi sekitar pukul 09:30 WIB. ”Tidak ada korban jiwa. Gudang sudah lama kosong,” ujarnya. Untuk memadamkan api, enam mobil damkar diturunkan ke lokasi kejadian.(all/b)
Alat Pemadam Kebakaran Hotel Tak Berfungsi CIAWI–Alat pemadam kebakaran di sejumlah hotel kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, tidak berfungsi. Kondisi ini mengakibatkan lambannya penanganan jika terjadi kebakaran. Padahal, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor, melalui Damkar Sektor Ciawi sudah memberikan imbauan kepada pemilik hotel. Kepala Damkar Sektor Ciawi, Nendri mengatakan, ada sejumlah hotel, restoran dan tempat wisata yang minim peralatan penanganan kebakaran. Bahkan, ada sejumlah pengelola yang mengabaikan imbauan standar penyelamatan. “Banyak alat pemadam api ringan (APAR) tidak berfungsi dan hydrant
yang macet,” terangnya. Sebelumnya juga Damkar Sektor Ciawi sudah memberikan pelatihan kepada pengelola hotel dan restoran cara penanganan kebakaran. “Hanya beberapa perwakilan hotel yang mengikuti pelatihan. Kalau terjadi kebakaran, pasti yang dihubungi Damkar setempat,” ujar Nendri saat dihubungi Radar Bogor, Rabu (26/1). Lanjut Nendri, Damkar setiap wilayah bisa diajak kerjasama terkait pelatihan penanggulangan kebakaran. ”Hal itu tertuang dalam Perda Nomor 5 Tahun 2002 tentang pencegahan penanggulangan bahaya kebakaran,” paparnya.(all/b)