1 minute read
Susuri The Lost Kingdom of Dayo Pakwan Padjajaran
Sambungan dari Hal 12
Di samping hujan, angkot, dan uncal, peninggalanpeninggalan masa lampau
Kota Hujan juga menjadi salah satu identitas Kota Bogor. Situssitus bersejarah yang masih ada, hingga zaman ini, menjadi hal istimewa. Karena, tak banyak wilayah yang punya cerita serupa. Keunikan ini mendorong
Afrodita Indayana, CEO Ekowisata Kreatif Indonesia (Ekotifa) untuk menguliknya lebih dalam. Pada awalnya, kekayaan historis Kota Bogor hanya dinikmatinya bersama segelintir teman sejawat saja. Mereka kerap berkeliling kota bersama menggunakan sepeda, menyambangi situs-situs bersejarah. Tak disangka, semakin lama peminatnya semakin bertambah banyak.
Sebagai orang yang bergerak di dunia pariwisata, Afro melihat fenomena tersebut menjadi potensi yang menarik untuk dikembangkan. Karena selain menyehatkan, kegiatan itu juga dipandangnya membawa dampak baik, bagi peningkatan kesadaran masyarakat menjaga situs warisan. Akhirnya, bersama Ekotifa, komunitas Bogor Historical
Walk, dan sejumlah pihak lain, Afro mencetuskan program wisata Baik Heritage. “Program ini merupakan tur sepeda seperti di Amsterdam yang akan menjelajahi tempat dan situs bersejarah, serta kearifankearifan lokal di Kota Bogor, terangnya. Baik Heritage menjadi teman perjalanan yang akan menjelaskan, kisah-kisah di balik bangunan bersejarah itu.
Dalam sekali perjalanan, ada sekira 3-5 destinasi historikal yang akan disambangi. “Kami punya tujuh series perjalanan yang bisa dipilih. Mulai dari The Lost Kingdom of Dayo Pakwan Padjajaran, yang akan mengunjungi sisa kerajaan yang hilang di Kota Bogor, hingga Urban Legend, yakni safari malam mengunjungi tempat yang dipercaya masyarakat mele- genda,” tuturnya. Tur ini juga akan mengajak pesertanya melihat bangunan peninggalan Belanda, pusat penelitian dan museum tua, tempat produsen kuliner legendaris, pusat kearifan lokal, serta melihat pohon-pohon tua bersejarah. “Tak perlu khawatir untuk pesepeda pemula, kami akan mengutamakan keselamatan dibandingkan kenyamanan.
Peserta bisa menggunakan sepeda sendiri atau sepeda sewaan yang kami sediakan,” jelas Afro.
Lewat gerakannya itu, Afro berharap, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan situs warisan yang menjadi pariwisata berkelanjutan, gerakan ramah lingkungan, perilaku hidup sehat, dan inovasi daya tarik wisata perkotaan. (fat/c)