Tukul Nangis Dituntut 7,6 Tahun Penjara

Sambungan dari Hal 12

Adapun tuntutan yang diberikan kepada terdakwa, jauh lebih ringan dari dakwaan yang terancam menjalani hukuman 15 tahun penjara.

Sidang dengan terdakwa Tukul, digelar secara tertutup di Pengadilan Negeri Bogor. Pantauan Radar Bogor, terdakwa Tukul tampak menangis usai mendengar tuntutan 7,6 tahun penjara, saat menjalani sidang yang dimulai sejak pukul 16.00 WIB.

”Sidang hari ini agenda pembacaan tuntutan,” kata Kasi Pidum Kejari Kota Bogor Riyadi Setiadi. Menurut dia, selain menuntut terdakwa dengan pidana penjara selama 7,6 tahun dan Tukul juga harus mengikuti pelatihan kerja selama satu tahun, di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pelayanan Sosial Griya

Binakarsa Jonggol, Kabupaten Bogor. Pada kesempatan itu, pria yang kerap disapa Riyadi menjelaskan, alasan mengapa tuntutan lebih rendah dari dakwaan selama 15 tahun, adalah terdakwa yang masih di bawah umur. ”Kan kalau anak-anak sudah jelas aturannya di Undangundang, yakni setengah ancaman hukuman orang dewasa,” ucap dia. Menurut dia, tuntutan yang diberikan kepada terdakwa Tukul selama 7,6 tahun, dinilai sudah maksimal. ”Kenapa kami tuntut seperti itu? Karena kami rasa itu sudah maksimal,” ungkap Riyadi. Adapun pertimbangan yang memberatkan terdakwa, dijelaskan Riyadi karena perbuatan membuat korban meninggal dunia. Kedua, terdakwa Tukul juga pernah dihukum dan sudah inkrah pada perkara kasus pencurian. ”Sebenarnya kami menuntut tetap sama dengan pelaku lainnya MA, coba cek di JPU,” imbuh dia. Hanya saja, pada sidang vonis, Majelis Hakim menjatuhkan hukuman selama 8 tahun penjara oleh PN Kota Bogor. Sementara itu, Humas PN Bogor Daniel Mario mengatakan, sidang terhadap anak berhadapan dengan hukum (ABH) ini, mengagendakan sidang tuntutan.

Daniel menjelaskan, sidang yang dilakukan terhadap ABH diperkirakan lebih cepat dibandingkan dengan sidang terhadap terdakwa orang dewasa.

Setelah sidang tuntutan, akan ada nota pembelaan dari penasihat hukum anak.

Kemudian tanggapan JPU atas nota pembelaan, baru setelah itu memasuki sidang putusan. “Tapi mungkin hanya berselang beberapa hari saja. Soalnya, masa penahanan anak tidak seperti dewasa,” pungkas dia.

Sebelumnya, ASR alias Tukul (17), yang merupakan pelaku utama pembacokan Arya Saputra menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Bogor, pada Selasa (31/5). ASR sendiri datang menggunakan mobil tahanan Kejaksaan Negeri Kota Bogor, pada pukul 09.35 WIB, dengan mengenakan pakaian tahanan oranye dan peci putih.

Sidang yang seharusnya diagendakan sejak pagi itu sempat molor. Sedangkan Tukul bersama dua pelaku lainnya baru memasuki ruang sidang anak pada pukul 13.26 WIB. (ded/c)

Bawa Pesan Penting Raja Charles III

Sambungan dari Hal 12

Penampilan marching band luar biasa disuguhkan The Royal Yeomanry. Alunan musik yang kompak, harmoni, serta energik yang dihasilkan disambut antusias warga, anak sekolah, hingga Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim. Band yang dibentuk tahun 1961 itu, terdiri dari dua pemain terompet, satu pemain alto saxophone, satu pemain trombone, satu pemain tuba, dan satu pemain drum atau perkusi.

The Royal Yeomanry adalah hasil penggabungan Inns of Court Regiment (Resimen Pengacara), dengan The City of London Yeomanry, yang akhirnya membentuk Inns of Court & City Yeomanry. Band ini berbasis di Holderness House di Kota London.

Mereka terbang ke Kota Bogor atas izin Komandannya, Letnan Kolonel Charles Field. Kunjungan Royal Yeomanry Band ini merupakan bagian dari perayaan pesta ulang tahun Raja Charles III, yang diperingati oleh Kedutaan Besar, dan Komisariat Tinggi di seluruh dunia, setiap bulan Juni.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan TimorLeste, Matt Downing mengatakan, penampilan tersebut juga menyusul penobatan Raja Charles III sebagai pemimpin baru Kerajaan Inggris, yang dimahkotai pada 6 Mei 2023 lalu.

”Ini jadi kesempatan untuk merayakan hubungan baik kami dengan Indonesia khususnya Kota Bogor. Kedatangan band ini menunjukan tradisi militer dari Inggris serta mempererat tradisi Inggris dan Indonesia,” ucapnya Kebun Raya Bogor dipilih sebagai tempat penyelenggaraan, karena tempat ini memiliki ikatan sejarah antara Inggris dengan Bogor.

Stamford Raffles yang menjabat sebagai Letnan Gubernur di Jawa, dan bertempat tinggal di Istana pada tahun 1811 itu, memiliki taman dengan lanskap gaya Inggris. Taman ini kemudian menjadi inspirasi bagi Kebun Raya Bogor. Bahkan makam istri Stamford Raffles pun ada di Kebun Raya Bogor. ”Raja Charles telah meminta kami untuk mempromosikan empat hal yang menjadi kepedulian beliau yaitu, komunitas, keberagaman, kaum muda, dan keberlanjutan. Saya berharap hari ini kamu bisa merayakan empat hal tersebut. Keberagaman dan keberlanjutan adalah inti dari kinerja pembangunan dan diplomasi kami di Indonesia,” terangnya.

Perpaduan penampilan The Royal Yeomanry dan siswa Kota Bogor dilihatnya menunjukkan hubungan kuat budaya Inggris dan Indonesia, termasuk di kalangan anak muda.

”Saya berharap kunjungan ini akan memperdalam persahabatan kita yang luar biasa untuk kita terus mendorong kreativitas dan inovasi untuk masa depan yang lebih baik,” harapnya. Gelaran ini mendapat pujian dan apresiasi dari Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim. Menurutnya Kota Bogor tidak akan indah seperti saat ini tanpa kehadiran Kebun Raya Bogor.

Berbagai peninggalan di abad 18 menjadi bagian dari sisi heritage yang dibanggakan Kota Bogor.

”Hubungan baik berabadabad lalu bisa kita nikmati sebagai hubungan antar masyarakat dan pemerintah. Ini mesti kita jaga, terutama Kebun Raya Bogor sebagai peninggalan bersejarah,” tutur Dedie.

Momen itu pun dimanfaatkan untuk mendorong usulan dari Kedutaan Inggris menjadikan Kebun Raya Bo gor sebagai world herritage site melalui UNESCO. ”Karena masih banyak persyaratan yang belum dipenuhi, ke depan akan dibicarakan dengan BRIN untuk mengusulkan itu,” ucap dia. (fat/c)

Ikatan Alumni (ILUNI) Lintas Sekolah Angkatan 83 Bogor

Para anggota khususnya ibu-ibu, selalu kompak menggunakan kerudung berwarna sama dan berbeda tiap kegiatannya.

Para anggota berfoto bersama usai mengikuti pengajian rutin di salah satu masjid di Kota Bogor.

Wadah Berkumpulnya Alumni 83 Bogor

BIASANYA, ikatan alumni terbentuk dari para lulusan di sekolah yang sama. Tapi berbeda dengan Ikatan Alumni (ILUNI) Lintas Sekolah Angkatan 83 Bogor. Mereka terdiri dari alumni berbagai sekolah, dengan angkatan yang sama, yaitu tahun 1983. Terbentuk sejak 26 Juli 2017, anggota mereka merupakan siswa sekolah lanjutan atas (SMA/SMK/sederajat) dari SMA Negeri 1 - 5,

SMA PGRI, SMEA, SMA Regina Pacis, SMAKBO dan STM. Tiap bulannya, mereka juga melakukan berbagai program yang dibentuk oleh kepengurusan. Misalnya saja mengadakan pengajian di rumah salah satu anggota. Tak hanya pengajian, mereka juga rutin jalan-jalan pagi, hingga touring motor. Serta melakukan kegiatan sosial, atau berbagi. (mer/c)

Bogor Creative Crafters (BCC) Bogor

BCC Kembali Berkarya

Para anggota berfoto bersama usai mengikuti kegiatan di Semarang.

46Bikers Club

Bergabungnya

Komunitas Motor se-Nasional

HOBI dan tujuan yang sama, membuat para komunitas motor BNI se-Indonesia bergabung dalam komunitas 46Bikers Club. Memiliki komunitas motor lokal di tahun 2003-2004, mereka akhirnya memutuskan bergabung pad tahun 2005 silam. Mereka menyebut, terbentuk melalui proses komunikasi baik, di forum dunia maya (BNI forum), maupun komunikasi dalam keseharian, karena bekerja dalam satu institusi. Hingga menjadi wadah nasional. (mer/c)

Foto bersama saat merayakan anniversary mereka yang ke-18, beberapa waktu lalu. 46Bikers Club juga memiliki program sosial untuk membantu warga yang membutuhkan.

HALAL bihalal Bogor Creative Crafters (BCC), kemarin, menjadi momentum kembalinya mereka untuk berkarya. Selain menjaga silaturahmi, kegiatan yang diselenggarakan di RM Gandrung Roso, di Jalan Pelita Jaya 1, Tanah Sareal itu, dimaksud untuk kembali mengingatkan programprogram yang sempat tertunda di bulan Ramadhan. (mer/c)

Beberapa anggota mendapatkan merchandise dari kerja sama dengan pihak kedua dalam kegiatan.