LAPORAN ASSESSMENT GERIATRIC
SEORANG PEREMPUAN LANSIA USIA 70 TAHUN DENGAN
GERIATRI TIRAH BARING, OSTEOPOROSIS, OSTEOARTRITIS
GENU, DEPRESI, HIPERTENSI, DAN KATARAK
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan
dalam Menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
Diana Ayu Puspa Dewi 031032010034
Miftahul Habibah 031032010034
Pembimbing : dr. Gita Handayani Tarigan, M.PH
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 27 FEBRUARI - 6 MEI 2023
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan hasil Assesment Geriatri dengan salah satu warga di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Laporan Assesment Geriatri ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Kesehatan Masyarakat dalam periode 27 Februari - 6 Mei 2023. Dalam usaha penyelesaian hasil Assesment Geriatri ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Gita Handayani Tarigan, M.PH. selaku pembimbing kami
2. Semua teman-teman Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas/Kesehatan Masyarakat
Trisakti Periode 27 Februari - 6 Mei 2023
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami menerima semua saran dan kritikanyang membangun guna penyempurnaan tugas Assesment Geriatri ini.
Jakarta, Maret 2023
Penulis
ii
KATA PENGANTAR
iii DAFTAR ISI LAPORAN ASSESSMENT GERIATRIC ..................................................................................... i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 BAB II ASESMEN GERIATRI .................................................................................................... 3 2.1 Identitas Pasien ................................................................................................................. 3 2.2 Riwayat Medis.................................................................................................................. 5 2.3 Pemeriksaan Fisik .......................................................................................................... 19 2.4 Data Penunjang .............................................................................................................. 24 2.5 Ringkasan Assesment ..................................................................................................... 24 2.6 Sindroma Geriatri ........................................................................................................... 25 2.7 Pohon Masalah ............................................................................................................... 26 2.8 Diagnosis Klinis ............................................................................................................. 26 2.9 Tatalaksana ..................................................................................................................... 26 2.10 Saran Pemeriksaan 26 2.11 Daftar Masalah dan Rencana Penanganannya 28 2.12 Resume 31 2.13 Rencana Perawatan Terpadu (Comprehensive Care)................................................... 31 2.14 Hasil Evaluasi Pemecahan Masalah 34 REFERENSI 37
iv
Tabel 1 Profil Keluarga .............................................................................................................. 4 Tabel 2 Geriatric Depression Scale (GDS) ................................................................................ 7 Tabel 3 Mini Mental State Examination (MMSE) 8 Tabel 4 Abbreviated Mental State (FAMT)............................................................................. 10 Tabel 5 Activity of Daily Living dengan Indeks Barthel Modifikasi 11 Tabel 6 Instrumental Activity of Daily Living (IADL) Lawton 12 Tabel 7 Penilaian Risiko Jatuh pada Lansia ............................................................................ 14 Tabel 8 Mini Nutritional Assesment 15 Tabel 9 Food Recall ................................................................................................................. 16 Tabel 10 Pemeriksaan Tanda Vital 20 Tabel 11 Hasil Pemeriksaan Pendengaran ............................................................................... 20 Tabel 12 Hasil Pemeriksaan Mata 21 Tabel 13 Hasil Pemeriksaan Mulut .......................................................................................... 21 Tabel 14 Hasil Pemeriksaan Leher .......................................................................................... 21 Tabel 15 Hasil Pemeriksaan Paru 22 Tabel 16 Hasil Pemeriksaan Bunyi Jantung ............................................................................ 22 Tabel 17 Hasil Pemeriksaan Muskuloskeletal 22 Tabel 18 Sindrom Geriatri ....................................................................................................... 25 Tabel 19 Daftar Masalah dan Rencana Penanganannya .......................................................... 28 Tabel 20 Tabel Hasil Evaluasi Pemecahan Masalah 34
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
Lanjut Usia atau Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi lansia adalah 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Prevalensi lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa atau 9,7% pada tahun 2019 dan diperkirakan akan terus meningkat.(1)
Osteoarthritis (OA) adalah penyakit inflamasi kronis di sendi akibat kerusakan pada kartilago. Osteoarthritis merupakan bentuk paling umum dari arthritis. Beberapa ahli menyebut osteoarthritis sebagai penyakit sendi degeneratif atau arthritis "keausan".(2,3,4) Prevalensi osteoarthritis di Indonesia meningkat seiring dengan usia, yaitu sebesar 5% pada individu berusia kurang dari 40 tahun, 30% pada usia 40–60 tahun, dan 65% pada usia di atas 60 tahun. Berdasarkan pengelompokan jenis kelamin di Indonesia, prevalensi pada pria sebesar 5% dan pada wanita 12,7%. Etiologi osteoarthritis dikelompokkan menjadi primer dan sekunder. Osteoarthritis primer disebabkan oleh degenerasi kartilago tanpa penyebab yang jelas, sedangkan osteoarthritis sekunder disebabkan degenerasi akibat penyakit lain yang mendahuluinya. Secara umum osteoarthritis bukan suatu penyakit mematikan, tetapi komplikasi yang ditimbulkan dapat menurunkan kualitas hidup, seperti nyeri, kelainan garis sendi, dan penurunan ruang lingkup sendi.(3,4)
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung. Diagnosis hipertensi ditegakkan bila tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%, dimana ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada tahun 2013 yaitu sebesar 25,8%.(5)
Katarak senilis merupakan kekeruhan lensa yang terjadi pada usia diatas 40 tahun.
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan bersifat progresif. Kekeruhan pada lensa ini dapat menurunkan tajam penglihatan baik jauh maupun dekat tanpa disertai rasa nyeri.
Berdasarkan kekeruhan pada lensai, maka katarak senilis dibedakan menjadi 4 stadium yaitu
Katarak Insipien, Imatur, Matur dan Hipermatur.(6) Menurut data PERDAMI, di Indonesia
1
terdapat sekitar 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan, 1,6 juta menderita kebutaan.
Dari kasus kebutaan tersebut yang disebabkan oleh katarak sebanyak 81,2 persen, dan ada sekitar 1,3 juta penduduk Indonesia yang mengalami kebutaan yang disebabkan katarak.(6)
Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lanjut usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang berdampak pada gangguan interaksi sosial. Tidak jarang gejala depresi juga berupa gangguan fisik seperti insomnia dan berkurangnya napsu makan. Depresi seringkali tidak terdeteksi pada lanjut usia karena dianggap sebagai akibat dari proses penuaan dan penyakit kronis yang dialami oleh lanjut usia.
Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup bagi lanjut usia. Diperkirakan dari jumlah lanjut usia di Indonesia pada tahun 2013 yaitu 24 juta jiwa, 5% mengalami depresi. Akan meningkat 13,5% pada lanjut usia yang memiliki penyakit kronis dan dirawat inap.(7,8)
Tirah baring atau bedrest yaitu suatu keadaan dimana pasien berbaring di tempat tidur selama hampir 24 jam setiap harinya dengan tujuan untuk meminimalkan fungsi semua sistem organ pasien. Beberapa dampak negatif tirah baring lama terhadap fisik yaitu pada sistem integumen dapat menyebabkan kerusakan terhadap integritas kulit, seperti abrasi dan ulkus dekubitus atau luka tekan. Kejadian luka tekan bervariasi di beberapa tempat, insiden berkisar antara 0,4% - 38% di unit perawatan akut, 2,2% - 23,9% di unit long term care (perawatan jangka panjang ), 0% - 7% di home care (perawatan di rumah).(9,10)
2
BAB II
ASESMEN GERIATRI
2.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. S
TTL : 21/06/1953
Usia : 70 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Status Pernikahan : Cerai Mati
Nama Orang terdekat : Ny. N
Pekerjaan : Mengurus rumah tangga
Pendidikan : SMP
Jumlah Anak : 6
Jumlah Cucu : 7
Pembiayaan Kesehatan : BPJS PBI
3
4
Keluarga Inti No. Nama Kedudukan dalam keluarga Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Keterangan Tempat Tinggal 1 Ny. S Pasien P 70 tahun SMP Mengurus rumah tangga Geriatri tirah baring, osteoporosis, osteoartritis, hipertensi, katarak imatur, depresi Rumah milik sendiri 2 Ny. NF Anak ke-2 pasien P 52 tahun SMA Karyawan Swasta Sehat Serumah dengan pasien 3 Tn. MR Suami pasien L - SMA - Meninggal tahun 19944 Ny. S Anak ke-1 P 54 tahun SMA Mengurus rumah tangga Sehat Tidak tinggal serumah 5 Ny. W Anak ke-3 P 49 tahun SMA Karyawan swasta Sehat Tidak tinggal serumah 6 Tn. A Anak ke-4 L - SMA - Meninggal7 Tn. S Anak ke-5 L - SMKMeninggal, anak kesayangan pasien8 Tn. T Anak ke-6 L 33 tahun SMK Karyawan swasta Sehat Tidak tinggal serumah 9 Ny S Anak ke-7 L 31 tahun SMA Karyawan Sehat Tidak tinggal serumah tinggal serumah
Tabel 1 Profil
2.2 Riwayat Medis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis kepada pasien dan anak pasien di Poli Lansia Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dan di rumah pasien.
• Keluhan Utama
Nyeri kedua lutut yang memberat sejak 1 minggu
• Keluhan Tambahan
Tidak bisa berjalan (tirah baring), badan terasa dingin, penglihatan buram, merasa lelah
• Riwayat Penyakit Sekarang
Perempuan 70 tahun datang ke puskesmas Kecamatan Pesanggarahan diantar anaknya menggunakan bed dengan keluhan nyeri pada kedua lutut yang dirasakan memberat sejak 1 minggu. Awalnya keluhan nyeri lutut sudah mulai dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, kemudian saat ini nyeri dirasakan semakin hari semakin parah hingga kakinya tidak bisa diluruskan, bila diluruskan akan terasa nyeri, sehingga pasien tidak dapat berjalan, sehari-hari hanya berbaring dan lututnya ditekuk Nyeri hanya di bagian lutut, tidak bengkak, tidak kemerahan, dan nyeri tidak menjalar. Pasien telah menerima pengobatan berupa suntikan intraartikular untuk mengatasi nyeri lututnya sebanyak 2x, direncanakan akan disuntik 1x lagi.
Saat ini pasien juga mengatakan badannya terasa dingin sehingga selalu menggunakan selimut/sarung, penglihatannya juga semakin lama semakin buram sudah sejak 1 tahun yang lalu, mata tidak merah dan tidak nyeri, pasien tidak dapat membaca dengan jelas tulisan jauh maupun dekat, tidak menggunakan kacamata, jika melihat lampu terasa sangat silau, tidak ada perbedaan penglihatan siang dan malam. Penglihatan seperti terowongan, melihat pelangi disekitar lampu, melihat bintik hitam melayang, melihat kilatan, melihat garis lurus menjadi bengkok, semuanya disangkal.
Sejak 10 tahun lalu pasien memiliki riwayat hipertensi, awalnya rutin minum obat amlodipine dan kontrol ke dokter namun pasien merasa tidak memiliki keluhan sehingga mulai jarang minum obat. Menurut pasien, ia menderita hipertensi sejak menggunakan pil KB.
Sejak 3 tahun lalu (2020) pasien terkena stroke non-hemoragik, mulut pasien mencong, sulit berbicara, dan kelemahan tubuh sehingga agak sulit berjalan, pasien juga mengalami pusing berputar (vertigo) yang terjadi sepanjang hari tanpa dicetuskan perubahan posisi. Kemudian pasien dirawat di RS X selama 7 hari. Setelah dirawat pasien masih bisa berjalan
5
namun agak sulit, berbicara masih agak sulit, sering lupa, dan pusing berputar masih terkadang dirasakan (seperti melayang).
Sejak 1 tahun lalu (2022) pasien mulai mengeluh nyeri kedua lututnya hingga tidak dapat diluruskan karena terasa nyeri, oleh karena itu pasien hanya bisa berbaring, semua aktivitas dilakukan di kasur yang dialaskan sarung, jika ingin ke BAB dan BAB perlu bantuan dan menggunakan popok dewasa, mandi & ganti pakaian dibantu oleh anaknya sebagai caregiver, makan & minum sehari-hari sedikit. Pasien juga mengatakan kalau dirinnya merasa lelah dan selalu kepikiran denagn anak laki-laki kesayanganya yang telah meninggal.
Sejak 1 bulan lalu saat kontrol ke puskesmas, pasien memiliki ulkus dekubitus pada punggung dan pantat pasien, kulit tampak merah keunguan berbatas tegas dan pasien merasakan nyeri pada area tersebut, ulkus belum sampai bernanah/mengeluarkan darah.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol sejak 10 tahun, riwayat stroke tahun 2020. Riwayat asma, diabetes mellitus, kolesterol, asam urat tinggi disangkal, pasien tidak ada riwayat penyakit jantung, penyakit paru, maupun penyakit ginjal.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes mellitus.
• Riwayat Pembedahan
Pasien tidak memiliki riwayat dioperasi sebelumnya.
• Riwayat Dirawat di rumah sakit
Pasien memiliki riwayat dirawat di RS tahun 2020 karena stroke non-hemorahik, dirawat selama 7 hari.
• Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan atau obat-obatan.
• Riwayat Kebiasaan
Sehari-hari pasien di rumah hanya bisa berbaring dengan posisi lutut ditekuk, menonton tv, semua aktivitas seperti mandi, makan, BAB, BAK dilakukan di kasur dan perlu bantuan dari
6
anaknya, makan dan minum pasien sedikit karena tidak nafsu, sudah tidak dapat melakukan olahraga/melakukan pekerjaan ringan. Pasien tidak pernah merokok maupun minum alkohol.
• Riwayat Pendidikan dan Sosial-Ekonomi
Pendidikan terakhir pasien adalah SMP. Pasien jarang berkomunikasi dan bersosialisasi dengan tetangga ataupun lingkungan sekitar karena sudah tidak bisa berjalan kelaur rumah. Sumber pembiayaan berasal dari pemberian anak. Kebutuhan sehari-hari pasien cukup untuk kebutuhan primer. Pasien menggunakan asuransi kesehatan BPJS PBI untuk berobat ke fasilitas kesehatan.
• Obat-Obatan Saat Ini Yang Dikonsumsi
Gabapentin 300 mg, vitamin D.
2.2.1 Penapisan Depresi dengan Geriatric Depression Scale (GDS)
Tabel 2 Geriatric Depression Scale (GDS)
7
No. Pertanyaan Ya Tidak Skor 1. Apakah sebenarnya Anda merasa puas dengan kehidupan Anda? ✓ 1 2. Apakah Anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau kesenangan Anda? ✓ 1 3. Apakah Anda merasa kehidupan Anda kosong? ✓ 1 4. Apakah Anda sering merasa bosan? ✓ 1 5. Apakah Anda mempunyai semangat baik setiap saat? ✓ 1 6. Apakah Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Anda? ✓ 0 7. Apakah Anda merasa bahagia pada sebagian besar hidup Anda? ✓ 0 8. Apakah Anda sering merasa tidak berdaya? ✓ 1 9. Apakah Anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru? ✓ 1 10. Apakah Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat Anda dibandingkan dengan kebanyakan orang? ✓ 0
Apakah Anda merasa tidak berharga seperti perasaan Anda
Interpretasi :
• 0 – 4 : Tidak depresi
• 5 – 8 : Depresi ringan
• 9 – 11 : Depresi sedang
• 12 – 15 : Depresi berat Kesimpulan :
Hasil perhitungan skor GDS adalah 11 yang berarti tterdapat gangguan depresi derajat sedang pada pasien
2.2.2 Penilaian Demensia dan Gangguan
Perilaku
Tabel 3 Mini Mental State Examination (MMSE)
4
(tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa?
3 buah nama benda (jeruk, uang, mawar), tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
DAN KALKULASI
100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik
8 No. Pertanyaan Ya Tidak Skor 11. Apakah
menyenangkan? ✓ 1
ini? ✓ 1 13. Apakah Anda
✓ 1 14. Apakah Anda merasa bahwa keadaan
ada harapan? ✓ 1 15 Apakah Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari Anda? ✓ 0 Total 11
Anda pikir hidup Anda sekarang ini
12.
saat
merasa penuh semangat?
Anda tidak
Item Tes Nilai Maks Nilai ORIENTASI
Sekarang
5 5
Kita
5 5
REGISTRASI
3 3
1
2
berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar)
3
Sebutkan
pengulangan
5 1
ATENSI
Kurangi
Interpretasi :
Pengelompokkan fungsi kognitif global dengan instrument MMSE dapat
sebagai berikut :
● Skor 0-10 : fungsi kognitif global buruk
● Skor 11-20 : fungsi kogniti global sedang
● Skor 21-30 : fungsi kognitif global masih relatif baik
Kesimpulan:
Pada pasien, didapatkan skor 25 yang berarti pasien tidak mengalami gangguan fungsi kognitif, fungsi kognitif global masih relatif baik.
9 Item Tes Nilai Maks Nilai kata “WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai) 5 MENGINGAT KEMBALI (RECALL) Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 2 BAHASA 6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, arloji) 2 2 7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau dan atau tetapi ” 1 1 8 Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”. 3 3 9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah “Angkatlah tangan kiri anda” 1 1 10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1 1 11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1 1 Skor Total 30 25
dikelompokkan
Tabel 4 Abbreviated Mental State (AMT)
Pertanyaan
Benar : 1 Salah
Berapakah umur anda? !
Jam berapa sekarang? !
Di mana alamat rumah anda? !
Tahun berapa sekarang? !
Saat ini kita sedang berada dimana? !
Mampukah pasien mengenali pemeriksa? !
Tahun berapa Indonesia merdeka? !
Siapa nama presiden RI sekarang? !
Tahun berapa anda lahir? !
Menghitung mundur dari 20 -1 !
Jumlah Skor 10
Perasaan hati (afek):
1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas
Interpretasi:
● Skor 0-3 : Gangguan ingatan berat
● Skor 4-7 : Gangguan ingatan ringan
● Skor 8-10 : Normal
Kesimpulan:
Pasien tidak mengalami penurunan daya ingat.
10
2.2.3 Penilaian Tingkat Kemandirian
Tabel 5 Activity of Daily Living dengan Indeks Barthel Modifikasi SI
11
Fungsi Skor Keterangan Nilai Skor Mengendalikan rangsang BAB 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar) 2 1 Kadang – kadang tak terkendali (1x seminggu) 2 Terkendali teratur Mengendalikan rangsang BAK 0 Tak terkendali atau pakai kateter 0 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam) 2 Mandiri Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi) 0 Butuh pertolongan orang lain 0 1 Mandiri Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram) 0 Tergantung pertolongan orang lain 0 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain 2 Mandiri Makan & Minum 0 Tidak mampu 0 1 Perlu pertolongan memotong makanan 2 Mandiri Berubah sikap dari berbaring ke duduk, bergerak dari kursi roda ke tempat tidur 0 Tidak mampu 2 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang) 2 Bantuan minimal 1 orang 3 Mandiri Berpindah / berjalan 0 Tergantung orang lain 0
12 1 Bisa (pindah) dengan kursi roda 2 Berjalan dengan bantuan 1 orang 3 Mandiri Memakai baju 0 Tergantung orang lain 0 1 Sebagian di bantu (misalnya mengancing baju) 2 Mandiri Naik turun tangga 0 Tidak mampu 0 1 Butuh pertolongan 2 Mandiri Mandi 0 Tergantung orang lain 0 1 Mandiri Total Skor 4 Interpretasi:
20 : Mandiri
– 19 : Ketergantungan ringan
–
: Ketergantungan sedang
–
: Ketergantungan berat
–
: Ketergantungan total Kesimpulan : Pasien tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri, ketergantungan total dengan orang lain.
•
• 12
• 9
11
• 5
8
• 0
4
Kegiatan Skor Hasil
Tabel 6 Instrumental Activity of Daily Living (IADL) Lawton
Menggunakan telepon atas inisiati sendiri, mampu mencari dan memencet nomor telepon
Mampu memencet beberapa nomor telepon yang diketahui 1 1 1 1
Kemampuan menggunakan telepon a.
b.
13 Kegiatan Skor Hasil c. Hanya bisa menjawab telepon tapi tidak mampu memencet nomor telepon d. Sama sekali tidak menggunakan telepon 0 Mampu pergi ke suatu tempat a. Bepergian sendiri menggunakan kendaraan umum atau menyetir sendiri b. Mengatur perjalanan sendiri c. Perjalanan menggunakan transportasi umum jika ada yang menyertai d. Tidak melakukan perjalanan sama sekali 0 1 1 0 0 Dapat Berbelanja a. Mengatur semua kebutuhan belanja sendiri b. Perlu bantuan untuk mengantar belanja c. Sama sekali tidak bisa berbelanja 0 1 0 0 Menyiapkan makanan a. Merencanakan, menyiapkan/memasak, dan menyajikan makanan secara mandiri b. Menyiapkan/memasak makanan jika bahannya sudah disediakan c. Menyiapkan makanan tetapi tidak mengatur diet yang cukup d. Perlu bantuan menyiapkan/memasak dan menyajikan makanan 0 1 0 0 0 Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga 0 a. Memelihara rumah sendiri atau sekali-sekali perlu bantuan untuk pekerjaan yang berat 1 b. Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti mencuci piring dan merapihkan tempat tidur 1 c. Bantuan untuk semua pekerjaan rumah tangga 1 d. Sama sekali tidak mampu melakukan pekerjaan rumah tangga 0 Dapat mencuci pakaian 0 a. Mampu mencuci pakaian sendiri 1 b. Mampu mencuci pakaian yang kecil 1 c. Semua pakaian dicuci oleh orang lain 0 Dapat mengatur obat-obatan 0 a. Meminum obat secara tepat dosis dan waktu tanpa bantuan 1 b. Tidak mampu menyiapkan obat sendiri 0
2.2.4 Penilaian Risiko Jatuh
tinggi (sedatif, narkotik, anti – psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik, antidepresan, neuroleptik, NSAID)
14 Kegiatan Skor Hasil Dapat mengatur keuangan 0 a. Mengatur masalah keuangan sendiri (merencanakan, membuat catatan, membayar tagihan, dll) 1 b. Mengatur pengeluaran sehari-hari, namum perlu bantuan dalam hal perbankan, dll. 1 c. Tidak mampu mengatur keuangan sendiri 0 Total Skor 1 Interpretasi : • Dikerjakan oleh orang lain : 0 • Perlu bantuan sepanjang waktu : 1 • Perlu bantuan sesekali : 2 • Independent/Mandiri
Kesimpulan : Skor pasien 1, artinya pasien tidak mampu mengerjakan seluruh pekerjaan sendiri sehingga perlu bantuan orang lain sepanjang waktu.
: 3-8
Tabel 7 Penilaian Risiko Jatuh pada Lansia Tingkat Risiko Skala Skor Gangguan berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4 4 Pusing/pingsan dalam posisi tegak 3 3 Kebingungan setiap saat 3 0 Nokturia/inkontinensia 3 1 Kebingungan intermiten 2 0 Kelemahan umum 2 2 Obat – obatan berisiko
2 1 Riwayat jatuh dalam 12 bulan sebelumnya 2 0 Osteoporosis 1 1
15 Gangguan pendengaran dan atau penglihatan 1 1 Usia 70 tahun keatas 1 1 Total Skor 14 Interpretasi: • Risiko rendah : 1-3 • Risiko tinggi : ≥4 Kesimpulan : Pasien memiliki risiko jatuh TINGGI. 2.2.5 Status Nutrisi Tabel 8 Mini Nutritional Assesment Skrining MNA Nilai Apakah anda mengalami penurunan asupan makanan dalam 3 bulan terakhir disebabkan kehilangan nafsu makan, gangguan saluran cerna, kesulitan mengunyah atau menelan? 0 : Kehilangan nafsu makan berat (severe) 1 : Kehilangan nafsu makan sedang (moderate) 2 : Tidak kehilangan nafsu makan 1 Kehilangan berat badan dalam 3 bulan terakhir 0 : Kehilangan BB > 3 kg 1 : Tidak tahu 2 : Kehilangan BB antara 1-3 kg 3 : Tidak mengalami kehilangan BB 1 Kemampuan melakukan mobilitas? 0 : Di ranjang saja atau di kursi roda 1 : dapat meninggalkan ranjang atau kursi roda namun tidak dapat pergi / jalan keluar 2 : Dapat berjalan atau pergi dengan leluasa 0 Menderita stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga bulan terakhir? 0 : Ya 0
1 : Tidak
Mengalami masalah neuropsikologis?
0 : Demensia atau depresi berat
1 : Demensia sedang (moderate)
2 : Tidak ada masalah psikologis
Nilai IMT (Indeks Massa Tubuh)
0 : IMT < 19 kg/m
1 : IMT 19-21 kg/m
2 : IMT 21-23 kg/m
3 : IMT Lebih atau sama dengan 23 kg/m
Skor Skrining
• Jika ≥ 12 : tidak mempunyai risiko
• Jika ≤ 11 : mungkin mengalami malnutrisi
Kesimpulan :
Skor pasien adalah 4 sehingga pasien mungkin mengalami malnutrisi.
Tabel 9 Food Recall
Hari 1 (Minggu, 19 Maret 2023)
16
2
0
4
Subtotal
Waktu Jam Nama makanan atau minuman Bahan makanan Jumlah Kalori (kkal) URT Makan Pagi 07.00 • Roti isi coklat • Teh tawar hangat • Tepung terigu, gula, garam, telur, selai coklat • Teh celup, air mineral • 1 buah • 1 gelas 280 0 Selingan -
-Makan siang 12.00 • Nasi putih • Sayur bayam • Beras, air • Sayur bayam, minyak air, bawang • 1/2 centong • 2 sendok makan • 1/2 potong paha bawah 120 50 70 0
- -
Selingan - - - - -
Selingan - - - - -
17
Ayam goreng
Air putih
Ayam potong, bumbu ungkep, minyak sayur, garam, micin
Air mineral Makan malam 20.00
Nasi putih
Sayur bayam
Ayam goreng
Air putih
Beras, air
Sayur bayam, minyak air, bawang, garam, micin
Ayam potong, bumbu ungkep, minyak sayur, garam, micin • Air mineral • 1/2 centong • 2 sendok makan • 1/2 potong paha bawah 120 50 70 0
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
TOTAL 760 kkal Hari
Waktu Jam Nama makanan atau minuman Bahan makanan Jumlah Kalori URT Makan Pagi 07.00 • Bubur ayam • Teh tawar hangat • Beras, air, kecap, bawang, kacang, bumbu kuning, garam, merica • Teh celup, air mineral • 1/2 porsi • 1 gelas 200 0
2 (Senin, 20 Maret 2023)
Makan siang 12 30 • Nasi putih • Sayur bayam • Tempe goreng • Air putih • Beras, air • Sayur bayam, minyak air, bawang, garam, micin • Tempe, garam, minyak goreng • Air mineral • 1/2 centong • 2 sendok makan • 1 potong tempe iris persegi • 1 gelas 120 50 100 0 Makan malam 19.00 • Nasi putih • Sayur bayam • Telor dadar • Beras, air • Sayur bayam, minyak air, bawang, garam micin • 1/2 centong • 2 sendok makan • 1/2 butir telur • 1 gelas 120 50 150 0
Hari 3
21 Maret 2023)
- - - - -
18
Air mineral • Telur, bawang, garam, minyak goreng
Air mineral Selingan
TOTAL 790 kkal
•
•
- - - - -
Waktu Jam Nama makanan atau minuman Bahan makanan Jumlah Kalori URT Makan Pagi 07.00 • Lontong isi wortel kentang • Teh tawar hangat • Beras, air, merica, garam, kentang, wortel • Teh celup, air mineral • 1 buah • 1 gelas 130 0
Makan Siang 11.00
Nasi putih
Telur dadar
Sayur sop
Air mineral • Beras, air • Telur, bawang, garam • Kentang, wortel, seledri, bawang, merica, micin, air • Air mineral • 1/2 centong nasi • 1/2 butir telur • 2 sendok makan • 1 gelas 120 150 120 0 Makan Malam 19.00 • Nasi putih
Tahu goreng
Sayur sop
Air mineral • Beras, air • Tahu putih, garam, minyak goreng • Kentang, wortel, seledri, bawang, merica, micin, air • Air mineral • 1/2 centong nasi • 1 potong persegi panjang • 2 sendok makan • 1 gelas 120 80 120 0 Selingan
TOTAL 840 kkal
(Selasa,
Selingan - - - - -
•
•
•
•
•
•
•
Analisis Assessment Nutrisi
Frekuensi makan pasien rata-rata setiap harinya 3x/hari, yaitu makan pagi, siang dan malam. Dari food recall pasien, didapatkan jumlah rata-rata kalori yang dimakan sebanyak 796,67 kkal. Pasien mengatakan makanan yang dimakan biasanya bersumber dari masakan rumah.
Menurut permenkes No. 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi, saran energi total harian untuk perempuan berusia 65-80 tahun adalah 1550 kkal, oleh karena itu pasien belum mencukup kebutuhan energi hariannya.
Variasi makanan pasien masih kurang karena dalam 1 hari, menu yang dimakan ada yang sama, kuantitas makan pasien sangat kurang dalam sekali makan hanya 1/2 porsi, frekuensi makan pasien cukup 3x sehari namun tidak ada selingan, makanan pasien baru memenuhi kriteria 3 sehat (karbohidrat, lauk pauk, sayur). Disarankan pasien untuk menambah asupan selingan buah-buahan yang halus/mudah digigit seperti mangga, semangka, jeruk serta minum susu 1x sehari.
Pola diet untuk pasien hipertensi yang dianjurkan adalah diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Panduan penyajian menu untuk pasien hipertensi adalah:
• Sayuran: sekitar 5 porsi/hari,
• Buah: sekitar 5 porsi/hari,
• Karbohidrat: karbohidrat sehat seperti yang didapatkan dari kentang, sayuran hijau (brokoli, bayam, dll), gandum seperti roti atau sereal,
• Produk rendah lemak: produk-produk yang mengandung lemak baik seperti olive oil, alpukat, dan omega-3 dari ikan,
• Protein seperti protein nabati (produk kedelai dan kacang-kacangan) dan protein hewani seperti (daging tanpa lemak, telur dan ikan),
• Mengurangi makanan dengan kadar garam tinggi: menghindari makanan kaleng atau bahan makanan beku,
• Makanan yang mengandung kalium, kalsium, dan magnesium untuk mencegah disfungsi endotel seperti pada buah pisang, produk susu.
2.3.1
Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 (E4M6V5)
Kesan Sakit : Tampak Sakit Berat
19
2.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tabel 10 Pemeriksaan Tanda Vital
Vital Hasil
Tekanan Darah 140/80 mmHg
Nadi 73 x/menit
Respirasi 19 x/menit
Status Antropometri
Kesan Gizi Tampak kurus
Berat Badan sulit dinilai
Tinggi Badan sulit dinilai
IMT sulit dinilai
Kesimpulan : Pasien masih hipertensi dengan tekanan darah 140/80 mmHg, kesan gizi tampak kurus, IMT sulit dinilai karena pasien hanya dapat berbaring.
2.3.2 Keadaan Kulit
- Bercak Kemerahan : Tidak ada
- Lesi Kulit Lain : Tidak ada
- Curiga Keganasan : Tidak ada
- Dekubitus : Ada, di punggung dan pantat
2.3.3 Pendengaran
Tabel 11 Hasil Pemeriksaan Pendengaran
Temuan Fisik Ya Tidak
Dengar suara normal ✓
Pakai alat bantu dengar ✓
Serumen impaksi ✓
2.3.4 Penglihatan
Visus : dilakukan pemeriksaan visus dengan hitung jari
- OD : 1/60
20
- OS : 1/60
Presbiopia : + 3,0D
Tabel 12 Hasil Pemeriksaan Mata
Temuan Fisik Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar ✓
Tanpa kacamata ✓
Dengan kacamata ✓
Terdapat Katarak / Tidak
Kanan ✓
Kiri ✓
Tabel 13 Hasil Pemeriksaan Mulut
Temuan Fisik Buruk Baik
Hygiene mulut ! Ada Tidak
Gigi Palsu !
Lecet di Bawah gigi palsu !
Lecet yang lain (kalau ada jelaskan) !
Tabel 14 Hasil Pemeriksaan Leher
Temuan Normal Abnormal
Derajat gerak !
Kelenjar tiroid !
Bekas luka pada tiroid !
21
2.3.5 Mulut
2.3.6 Leher
Massa Lain
Kelainan Limfa
2.3.7 Dada
a. Paru – Paru
Tabel 15 Hasil Pemeriksaan Paru
Kanan Kiri
Inspeksi Simetris Simetris
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler Vesikuler
Suara Napas Tambahan Wheezing (-), Rhonki (-) Wheezing (-), Rhonki (-)
b. Kardiovaskular
Tabel 16 Hasil Pemeriksaan Bunyi Jantung
Jantung Kanan Kiri
Irama Reguler Reguler
Bising - -
Gallop - -
2.3.8
Abdomen
- Pembesaran Hati : Tidak Ada
- Massa Abdomen : Tidak ada
- Bising Usus : 3-4 x/menit
- Nyeri Tekan : Tidak ada
- Cairan Asites : Tidak ada
- Pembesaran Limpa : Tidak ada
2.3.9
Muskoloskeletal
Tabel 17 Hasil Pemeriksaan Muskuloskeletal
22
!
!
Temuan Klinis Tidak ada Tulang belakang Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
Deformitas ✓ Gerak terbatas ✓ Nyeri ✓ Benjolan / Peradangan ✓
2.3.10 Status Neurologis
- Saraf Kranial (I-XII) : dalam batas normal
- Tanda Rangsang Meningeal : tidak dilakukan
- Refleks Fisiologis :
a. Biceps : ++/++
b. Triceps : ++/++
c. Achilles : ++/++
d. Patella : ++/++
- Refleks Patologis
a. Babinski : -/-
b. Chaddock : -/-
c. Hoffman-Tromner : -/-
- Kekuatan Otot : 4444 4444
4444 4444
- Tonus Otot
Atrofi Atrofi
Atrofi Atrofi
- Pemeriksaan Sensibilitas
- Eskterospektif/rasa permukaan
23
- Rasa raba/nyeri : N/N
- Rasa suhu : tidak dilakukan pemeriksaan
- Propioseptif/rasa dalam
- Rasa raba : N/N
- Rasa gerak : N/N
- Rasa getar : tidak dilakukan pemeriksaan
2.4 Data Penunjang
Kesan: tidak terdapat hasil laboratorium yang abnormal.
2.5 Ringkasan Assesment
• Skor Fisik
Pasien memiliki ketergantungan total dalam melakukan kegiatan sehari – hari dengan
ADL Index Barthel skor 4 dan IADL skor 1 yang menandakan pasien perlu bantuan sepanjang waktu Pasien memiliki gangguan penglihatan karena katarak ODS, tirah baring karena nyeri lutut, atrofi, dan riwayat stroke sampai menimbulkan ulkus dekubitus.
• Skor Kognitif
Berdasarkan pemeriksaan MMSE pasien mendapatkan skor 25 yang artinya pasien tidak memiliki gangguan fungsi kognitif. Fungsi kognitif global relative masih baik.
• Skor Afek
Afek pasien saat ini depresi sedang berdasarkan skor GDS dengan hasil 11.
• Skor Nutrisi
Kesan gizi kurang, pasien tampak kurus dan atrofi otot, status gizi pasien sulit dinilai
karena tirah baring. Skor MNA didapatkan nilai 4 yang artinya pasien mungkin mengalami malnutrisi.
• Skor Sosial
Pasien tidak pernah berinteraksi dengan orang lain selain anak yang menjadi caregivernya karena keterbatasan fisiknya yang hanya bisa berbaring.
24
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Glukosa darah puasa 106 70-110 mg/dL Kolesterol total 194 <200 mg/dL Asam Urat 3,9 2,4-6,0 mg/dL
2.6 Sindroma Geriatri
Tabel 18 Sindrom Geriatri
Sindroma Geriatri Ada/Tidak
Infection
Tidak ada
Iatrogenic Tidak ada
Impairment of Vision Ada (katarak)
Impairment of Hearing Tidak ada
Intellectual Impairment Tidak ada
Incontinence Ada (inkontinensia urin)
Immobilization Ada (tirah baring di kasur)
Instability Ada (risiko jatuh tinggi)
Inanition (Malnutrisi) Ada (kesan gizi kurus dan atrofi)
Insomnia
Tidak ada
Isolation (Depression, Anxiety, Stress) Ada (depresi sedang)
Impecunity (Kemiskinan) Tidak ada
Impotence
Impaction of Fecal
Immunodeficiency
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
25
2.8
- Geritari Tirah Baring
- Susp Osteoporosis
- Susp Osteoartritis Genu Bilateral
- Katarak imatur ODS
- Depresi sedang
- Hipertensi
- Amlodipin 10 mg (1 x 1)
- Natrium diclofenak 25 mg (2 x 1)
- Pemeriksaan lab darah lengkap untuk memastikan fungsi organ dan risiko infeksi
- Pemeriksaan Bone Mass Density untuk memastikan osteoporosis
26
2.7 Pohon Masalah
Diagnosis Klinis
2.9 Tatalaksana
2.10 Saran Pemeriksaan
Gambar 1. Pohon Masalah
- Foto rontgen genu AP Lateral untuk megevaluasi osteoartritis genu
- Pemeriksan mata foto fundus untuk menyingkirkan retinopati hipertensi
27
2.11 Daftar Masalah dan Rencana Penanganannya
Tabel 19 Daftar Masalah dan Rencana Penanganannya
Aspek Indikator Masalah Diagnosis
Biologis Nyeri kedua lutut Susp. Osteoartritis genu bilateral, Osteoporosis (Instability)
Indikator Pendekatan Komprehensif
Kepada Pasien
- Menjelaskan kepada pasien mengenai kondisi lutut yang dialami, bahwa hal
tersebut merupakan proses penuaan
- Menyarankan pasien untuk meminta
rujukan fisioterapi ke puskesmas
- Menyarankan pasien untuk melakukan
latihan peregangan pada lutut agar tidak
terjadi deformitas
- Menyarankan untuk menggunakan dekker pada lutut
Indikator Keberhasilan
- Pasien memahami penyakitnya
- Pasien mendapatkan fisioterapi dan membantu meringankan keluhan nyeri lutut
- Tidak terjadi deformitas pada lutut
- Lutut tetap stabil, dapat diluruskan
Tirah baring Geriatri tirah baring + ulkus dekubitus (Imobilization)
- Menyarankan pasien merubah posisi seperti miring ke kanan dan ke kiri atau ke posisi
duduk
- Menyarankan pada caregiver untuk
memberikan salep antibiotik pada daerah
ulkus dekubitus dan menjaga tetap kering
- Tidak muncul ulkus dekubitus yang baru
- Tidak terjadi infeksi pada ulkus dekubitus
buram Katarak (Impairment of Vision)
Penglihatan
- Meminta bantuan orang terdekat saat ingin
membaca
- Menyarankan pasien untuk dilakukan
operasi katarak
- Pasien tetap dapat membaca dibantu orang lain
- Terdapat peningkatan visus
28
Aspek Indikator Masalah
Diagnosis Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Pasien
Makan dan minum sedikit Gizi kurang (Inanitiation)
- Memberikan anjuran makan sesuai 4 sehat
5 sempurna dan porsi harian sesuai
kebutuhan AKG pasien
- Memilih makanan yang pasien suka dan tidak sulit dimakan pasien
Indikator Keberhasilan
- Kebutuhan kalori harian tercukupi
- Berat badan bertambah
- Nafsu makan bertambah
Tidak mampu mengontrol BAK
Incontinence urin
- Memberikan pasien popok dewasa dan underpad
- Memberikan bel/lonceng di sampir kasur
pasien agar saat pasien ingin ke kamar
mandi/popok terasa penuh dapat langsung
memanggil bantuan menggunakan
bel/lonceng tersebut
- Urin tidak berceceran di kasur dan mengiritasi kulit pasien
- Popok/underpad dapat diganti setiap saat membutuhkan
Tekanan darah
140/80 mmHg
Hipertensi
- Minum obat secara teratur dan rutin kontrol ke faskes
- Menghindari makanan asin dan batasi
garam sehari 1 sdt
- Mengikuti anjuran makan berdasarkan diet
DASH
- Tekanan darah normal
Psikologis Kepikiran anaknya yang
sudah meninggal
Depresi pada lansia (Isolation)
- Memberikan semangat dan motivasi pada
pasien untuk tetap menjalani hidup dengan
bahagia dan sehat
- Menyarankan pasien untuk mengalihkan
- Skor GDS berkurang
- Status mental baik
29
Sosial Skor ADL 4, Skor IADL 1
Ketergantungan total dalam
aktivitas seharihari
pikiran ke hal lain yang membuat pasien
bahagia
- Melakukan hobi yang dapat pasien lakukan
- Anak-anak pasien selalu berkunjung dan berkomunikasi dengan pasien
- Caregiver harus selalu siap dalam
mengawasi pasien, membantu pasien
makan, mandi, buang air, dan
mengingatkan pasien untuk minum obat
dan bergerak
- Menyediakan bel/lonceng di dekat kasur
pasien agar pasien tidak perlu berteriak
ketika membutuhkan bantuan
- Melatih kembali pasien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari agar tidak terjadi
kehilangan fungsi lebih lanjiu
- Perbaikan skor ADL
- Pasien mampu melakukan kembali
aktivias sehari-hari dengan bantuan
yang minimal
30
Aspek Indikator Masalah Diagnosis Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Pasien Indikator Keberhasilan
2.12 Resume
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis pada pasien ini adalah geratri tirah baring, suspek osteoartritis genu bilateral, suspek osteoporosis, katarak imatur ODS, depresi derajat sedang, gizi kurang. Sindrom geriatri pada pasien ini adalah impairment of vision, incontinence, imobilization, instability, inanitiation, isolation.
2.13 Rencana Perawatan Terpadu (Comprehensive Care)
2.13.1 Aspek Biopsikososial
a. Pasien
● Fisioterapi
● Melakukan latihan peregangan pada lutut
● Menyarankan menggunakan dekker lutut
● Menyarankan untuk tetap bergerak
● Merencanakan operasi katarak
● Makan 4 sehat 5 sempurna dengan porsi cukup sesuai kebutuhan kalori
● Melakukan hobi yang dapat dilakukan
● Minum obat rutin dan kontrol ke puskesmas
b. Caregiver
• Memberikan salep antibiotik ke daerah ulkus dekubitus dan menjaga agar tetep kering
• Memabantu pasien dalam membaca
• Memantu pasien memilik makanan yang sesuai
• Memberikan lonceng/bel di dekat kasur pasien
• Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien dan mengalihkan perhatian pasien
• Selalu siap dalam mengawasi pasien
• Melatih pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
• Mengingatkan pasien untuk minum obat rutin dan kontrol ke faskes
2.13.2 Pengkajian Fisik
a. Pasien
● Menganjurkan untuk melakukan peregangan pada lututnya seperti meluruskan
kaki
31
● Menggunakan dekker lutut
● Menganjurkan untuk bergerak untuk menghindari adanya ulkus dekubitus yang baru
● Meminta bantuan kepada caregiver jika ingin membaca
b. Caregiver
● Membantu pasien untuk meregangkan lutut
● Membantu pasien dalam membaca tulisan
● Membantu pasien meminum obat-obatan rutin
● Membantu pasien merawat ulkus dekubitus
2.13.3 Status Fungsional
a. Pasien
● Berlatih melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelumnya
● Melakukan hobi atau aktivitas yang disukai untuk mengalihkan pikiran dari anaknya yang sudah meninggal
b. Caregiver
• Memberitahu caregiver untuk mengawasi pasien dalam aktivitas sehariharinya
• Membantu pasien jika ingin makan, mandi, ganti pakaian, ke kamar mandi
• Membantu pasien dalam berlatih aktivitas
• Menyediakan kasur yang nyaman
• Menyediakan pegangan di dekat kasur dan penyangga pinggir kasur agar
pasien tidak jatuh
2.13.4 Status Nutrisi
a. Pasien
● Makan dengan variasi yang lebih beragam, sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna, dan porsi yang lebih banyak
● Mengurangi makanan asin dan batasi garam 1 hari 1 sdt
b. Caregiver
• Membantu pasien memilih makanan yang disukai pasien dan mudah dimakan
oleh pasien
• Membantu mengatur jadwal makan dan selingan
32
• Membantu menyiapkan makanan pasien agar mudah dimakan, seperti memotong makanan kecil-kecil dan menghaluskan makanan yang keras
2.13.5 Interaksi diantara hal-hal tersebut
Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien jika pasien tetap ingin menjaga kesehatan, pasien dianjurkan untuk rutin kontrol kesehatan ke faskes, meminum obat secara rutin dan tepat waktu, menghindari faktor risiko penyebab keluhan, serta memperhatikan makanan dengan gizi seimbang sehingga kehidupan pasien lebih baik dan sehat, bagi keluarga pasien dianjurkan untuk selalu berkomunikasi dengan pasien.
2.13.6 Terapi Farmakologi
• Gabapentin 300 mg
• Vitamin D
• Amlodipine 10 mg
• Na diklofenak 25 mg
2.13.7 Terapi Non Farmakologi
• Menggunakan dekker lutut
• Melakukan peregangan lutut
• Banyak bergerak meskipun berada di kasur
• Berlatih melakukan aktivitas sehari-hari
• Perbanyak porsi makan yang sesuai 4 sehat 5 sempurna
• Rencana operasi katarak
• Menjaga ulkus dekubitus tetap kering
• Menjaga pola makan dengan membatasi garam 1 hari 1 sdt
• Melakukan hobi untuk mengalihkan pikiran
33
2.14 Hasil Evaluasi Pemecahan Masalah
Tabel 20 Tabel Hasil Evaluasi Pemecahan Masalah
Tanggal
Kunjungan Kegiatan yang Dilakukan Yang Terlibat Hasil Kegiatan Indikator Evaluasi Kegiatan
Kunjungan
Pertama
22/3/2023
• Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud ari kedatangan
• Menjalin bina raport
• Anamnesis & pemeriksaan
fisik kondisi pasien
• Identifikasi caregiver
• Melakukan penilaian seperti ADL, AMT, penapisan depresi, resiko jatuh, MNA, geriatric giant, dan food recall.
• Edukasi mengenai penyakit pasien
Pasien dan anak pasien
- Pasien bersedia dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Pasien merupakan geriatri tirah baring yang memiliki keluhan nyeri lutut dan tidak bisa diluruskan
- Hasil anamnesis & pemeriksaan fisik: osteoporosis, osteoartritis, katarak imatur, hipertensi, kesan gizi kurang, riwayat stroke
- Pasien tinggal dengan 1 anaknya sebagai caregiver
- Hasil screening: Depresi sedang, ADL perlu bantuan oranglain, gizi kurang, kalori harian kurang
- Sindrom geriatri: impaiment of vision, instability, imobilization, isolation, inanitiation, incontinence
- Terbina hubungan baik dengan pasien
- Teridentifikasi masalah pada pasien
- Terdidentifikasi keluarga dan caregiver pasien
- Teridentifikasi hasil screening geriatri
- Teridentifikasi sindrom geriatri pasien
27/3/2023
• Melakukan pemeriksaan follow up
• Menyampaikan kembali
edukasi yang telah diberikan
Pasien dan anak pasien
- Masih ada lecet-lecet di punggung belakang
- Kaki sudah dapat sedikit diluruskan
- Belum ada tindak lanjut operasi
- Meminta pasien untuk tidur miring ke kanan/kiri
- Tetap melakukan peregangan pada lutut dan mencoba
34
Kunjungan Kedua
katarak
- Makan pasien sudah sesuai 4 sehat 5
sempurna dan porsi sudah lebih
banyak
- Sudah memakai popok dewasa dan
underpad khusus
- Belum ada lonceng/bel di kamar
- Minum obat sudah rutin
- Masih kepikiran anak laki-lakinya yang sudah meninggal
- Belum melakukan hobi
- Anak pasien belum ada yang
berkunjung lagi
- Sudah mulai berlatih aktivitas seharihari
- Caregiver sudah selalu mengawasi
pasien
meluruskan kembali lututnya
- Menyarankan kembali untuk
operasi katarak jika kondisi
pasien sudah stabil
- Melanjutkan pola diet yang
sudah dianjurkan
- Melanjutkan penggunaan
popok dewasa dn underpad
- Memberikan loncng/alat
penanda lain di dekat pasien
- Melanjutkan minum obat
rutin
- Mencoba aktivitas lain yang
disenangi untuk mengalihkan
perhatian
- Mencoba melakukan hobi
dibantu oleh caregiver
- Menhubungi anak pasien agar
seminggu sekali dapat
mengunjungi pasien/melalui telepon sekedar menanyakan
keadaan
- Melanjutkan latihan aktivitas
sehari-hari
- Melanjutkan pengawasan
oleh caregiver
35
BAB III PENUTUP
Telah dilaporkan asesmen geriatri pasien perempuan berusia 70 tahun dengan sindrom geriatri mencakup vision impairment, incontinence, imobilization, instability, inanition, dan isolation Masalah pada aspek biologis mencakup osteoartritis genu bilateral, osteoporosis, katarak senilis ODS, hipertensi, gizi kurang, depresi sedang. Pasien mengalami vision impairment karena memiliki katarak yang menutupi seluruh lensa mata, mengalami instability
karena pasien memiliki osteoartritis genu bilateral, inanition karena kesan gizi pasien kurang, incontinence karena tidak bisa mengontrol BAk, imobilization karena tirah baring, isolation karena pasien depresi derajat sedang. Berdasarkan beberapa skrining yang dilakukan, pasien memiliki risiko jatuh tinggi, ADL perlu bantuan orang lain sepanjang waktu, kemungkinan malnutrisi, depresi derajat sedang. Caregiver tetap harus mendampingi dan mengawasi pasien dalam beraktivitas dan juga mendukung pasien untuk melakukan pengobatan secara rutin serta menerapkan pola hidup sehat dengan modifikasi pola makan. Selanjutnya, pasien dan keluarga diberikan edukasi terhadap masalah kesehatannya dan upaya penanganannya untuk mengurangi permasalahan kesehatannya.
36
REFERENSI
1. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia. 2018;
2. Yunus MHM, Nordin A, Kamal H. Pathophysiological Perspective of Osteoarthritis. Medicina (Kaunas). 2020;56(11).
3. Sen R, Hurley JA. Osteoarthritis. StatPearls Publishing. 2022.
4. Chen D, Shen J, Zhao W, Wang T, Han L, Hamilton JL, et al. Osteoarthritis: toward a comprehensive understanding of pathological mechanism. Bone Res. 2017;5:16044.
5. Hasanah U. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). J Keperawatan Jiwa. 2019;7(1):87.
6. Nizami, AA. Gulani A. Cataract. StatPearls Publ [Internet]. 2021; Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539699/%0A
7. Fiske A, Wetherell JL, Gatz M. Depression in older adults. Annu Rev Clin Psychol [Internet]. 2009;5(1):363–89. Available from:
http://dx.doi.org/10.1146/annurev.clinpsy.032408.153621
8. Maier A, Riedel-Heller SG, Pabst A, Luppa M. Risk factors and protective factors of depression in older people 65+. A systematic review. PLoS One [Internet]. 2021;16(5):e0251326. Available from:
http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0251326
9. Yoshino H, Sakurai T, Hasegawa K, Yokono K. Causes of decreased activity of daily life in elderly patients who need daily living care: Cause of decreased activity of daily life. Geriatr Gerontol Int [Internet]. 2011;11(3):297–303. Available from: http://dx.doi.org/10.1111/j.1447-0594.2010.00683.x
10. Ford M. Pressure ulcers in older adults [Internet]. Center on Aging Care Sheets. 2023 [cited 2023 Mar 24]. Available from: https://uofazcenteronaging.co/caresheet/providers/pressure-ulcers-older-adults/
37
38 LAMPIRAN