LAPORAN ASSESSMENT GERIATRIC
SEORANG PEREMPUAN USIA 73 TAHUN DENGAN IMPAIRMENT OF VISUAL, POSTURAL INSTABILITY, DAN INANITIATION
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas dan Melengkapi Persyaratan dalam Menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
NAMA NIM
NAMA NIM
Pembimbing : Dr. dr. Rina K. Kusumaratna, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 27 FEBRUARI - 6 MEI 2023
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya, kami dapat menyelesaikan Asesmen Geriatri dan kunjungan rumah ini yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Dalam mengerjakan tugas ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari banyak pihak, dan dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada Dr. dr. Rina K. Kusumaratna, M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi kepada kami.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh karena itu segala saran dan kritikan yang membangun sangat diharapkan.
Jakarta, Maret 2023
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
Lanjut Usia atau Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi lansia adalah 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Prevalensi lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa atau 9,7% pada tahun 2019 dan diperkirakan akan terus meningkat.1
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, penyakit yang terbanyak pada lansia untuk penyakit tidak menular salah satunya adalah katarak Katarak adalah adanya kekeruhan atau peningkatan opasitas pada lensa yang menyebabkan penurunan jumlah atau pembiasan cahaya yang masuk melalui media refraksi sehingga menurunkan kemampuan penglihatan. Degenerasi adalah penyebab katarak yang paling umum, tetapi banyak faktor lain yang dapat terlibat, termasuk trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok, dan kelainan herediter yang bisa menyebabkan katarak kongenital 2–5
Katarak terkait usia adalah penyebab umum gangguan penglihatan. Prevalensi katarak diduga berkisar 50% pada individu usia 65–74, meningkat menjadi sekitar 70% bagi mereka yang berusia di atas 75 tahun.2,6
Menurut WHO, angka kebutaan akibat katarak secara global mencapai 51% atau sekitar 20 juta orang Seseorang dengan katarak akan mengalami perubahan dalam segi fisik, kognitif, dan kehidupan psikososial pada usia lanjut, sehingga menyebabkan pentingnya harapan hidup dan kualitas hidup pada usia ini. Penyakit tersebut menyebabkan penurunan produktivitas dan kehidupan sosial sehingga menyebabkan rendahnya kualitas hidup pada usia ini 7–10
BAB II
ASESMEN GERIATRI
2.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. K
TTL : 14 Januari 1950
Usia : 73 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status pernikahan : Janda
Alamat : Jl. Bangka Raya gg. Nain no.1 RT 11 RW 003 Kelurahan Pela
Mampang, Mampang prapatan, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan saat ini : (-)
Riwayat Pekerjaan : Pegawai Kantor Pelayaran
Sumber Pembiayaan : Anak
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
2.2 Riwayat Medis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 24 Maret 2023 di rumah pasien
• Keluhan Utama
Penglihatan semakin buram sejak 1 tahun terakhir
• Keluhan Tambahan
Buram memberat saat malam hari
• Riwayat Penyakit Sekarang
Perempuan 73 tahun datang ke poli lansia puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan tanggal 16 Maret 2023 diantar keluarganya dengan keluhan penglihatan kedua mata buram yang memburuk sejak 1 tahun yang lalu, penglihatan mata kanan lebih buram daripada mata kiri.
Awalnya pasien mengatakan penglihatannya buram sejak 5 tahun lalu, penglihatan dekat
maupun jauh buram, mata tidak terasa nyeri dan tidak merah, buram seperti berawan dan terasa silau jika terkena lampu, pada siang hari pasien masih bisa melihat dalam jarak dekat, penglihatan pada malam hari semakin buruk dan harus sampai berpegangan pada dinding untuk berjalan, pasien menyangkal adanya penglihatan seperti terowongan, melihat halo disertai nyeri kepala, melihat bintik berterbangan, kilatan cahaya, sulit membedakan warna, maupun melihat garis lurus menjadi bergelombang. Riwayat cedera pada mata disangkal. Saat ini mata kanannya tidak bisa melihat sama sekali, mata kiri masih dapat melihat namun sangat buram.
• Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwayat diabetes mellitus sejak 40 tahun (usia 30 tahunan), minum obat teratur namun jarang kontrol ke dokter
o Riwayat hipertensi sejak 7 tahun lalu, minum obat teratur namun jarang kontrol ke dokter
o Riwayat hiperkolesterolemia sejak 7 tahun lalu, minum obat teratur namun jarang kontrol ke dokter
• Riwayat Penyakit Keluarga
o Orangtua dan saudara kandung pasien tidak memiliki keluhan serupa
o Suami pasien memiliki riwayat diabetes dan sudah meninggal
o Riwayat penyakit lain seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, ginjal, paru, stroke pada keluarga kandung disangkal
o Riwayat penyakit keturunan lain disangkal
• Riwayat Pembedahan
Pasien tidak memiliki riwayat pembedahan
• Riwayat Dirawat di rumah sakit
Pasien tidak memiliki riwayat dirawat inap di rumah sakit.
• Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan atau obat-obatan.
• Riwayat Kebiasaan
o Pasien di tinggal bersama anak pertama (perempuan) dan 4 orang cucu serta 2 cicit di rumah pribadi, cucu pertama pasien bertindak sebagai caregiver pasien. Pasien memiliki 4 anak, anak pertama masih hidup dan tinggal serumah, sedangkan anak kedua sampai keempat sudah meninggal
o Sehari-hari pasien hanya mengerjakan aktivitas rumah tangga semampunya saja seperti membersihkan rumah ringan seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci baju
o Makan sehari-hari dibuat oleh anak/cucu atau beli ke warung makan dekat rumah, frekuensi makan 3x sehari, pasien sering mengonsumsi kopi/teh 1-2 gelas sehari, sumber air minum menggunakan air galon, riwayat minum alkohol disangkal
o Pasien tidak pernah olahraga karena penglihatannya yang buruk
o Pasien tidak pernah merokok maupun riwayat konsumsi obat NAPZA
• Riwayat Pendidikan dan Sosial-Ekonomi
o Pendidikan terakhir pasien adalah SD
o Riwayat pekerjaan pasien adalah pegawai kantor pelayaran
o Saat ini sumber penghasilan pasien berasal dari anak pertama pasien, kebutuhan primer sehari-hari tercukupi
o Sumber pembiayaan kesehatan pasien berasal dari asuransi kesehatan BPJS PBI, jika sakit pasien pertama kali berobat ke puskesmas Kelurahan Mampang
o Pasien jarang berinteraksi dengan tetangga karena sulit melihat
o Hubungan pasien dengan anak, cucu, dan cicitnya baik tidak pernah ada masalah besar
• Obat-Obatan Saat Ini Yang Dikonsumsi
Tabel 1. Daftar obat yang dikonsumsi
1 Metformin 500 mg 3x1
2 Simvastatin 20 mg 2x1
3 Amlofipine 10 mg 1x1
4 Captopril 25 mg 3x1
5 Vitamin B12 1x1
Interpretasi:
• 20 :
• 12
• 9
19 :
11 :
• 5 – 8 :
• 0
4 : Ketergantungan total
Kesimpulan : Pasien dapat melakukan kegiataan sehari-hari secara mandiri.
2.3.2
2.3.3 Penilaian Risiko Jatuh Pasien Lanjut Usia
2.3.4 Penilaian Depresi Pasien Lanjut Usia dengan Geriatric Depression Scale (GDS)
• 12 – 15 : Depresi berat
Kesimpulan :
Hasil perhitungan skor GDS adalah 3 yang berarti pasien tidak mengalami depresi.
2.3.5 Penilaian Demensia dan Gangguan Perilaku Pasien Lanjut Usia
Tabel 6. Abbreviated Mental State (AMT)
Pertanyaan Benar : 1 Salah
Berapakah umur anda? !
Jam berapa sekarang?
Di mana alamat rumah anda?
Tahun berapa sekarang?
Saat ini kita sedang berada dimana?
Mampukah pasien mengenali pemeriksa?
Tahun berapa Indonesia merdeka?
Siapa nama presiden RI sekarang?
Tahun berapa anda lahir?
Menghitung mundur dari 20 -1
Jumlah Skor
Perasaan hati (afek):
1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas
Interpretasi:
● Skor 0-3 : Gangguan ingatan berat
● Skor 4-7 : Gangguan ingatan ringan
● Skor 8-10 : Normal
Kesimpulan:
Pasien tidak mengalami penurunan daya ingat.
2 : IMT 21-23 kg/m
3 : IMT Lebih atau sama dengan 23 kg/m Subtotal 9
Skor Skrining
• Jika ≥ 12 : tidak mempunyai risiko, tidak perlu melengkapi form penilaian
• Jika ≤ 11 : mungkin mengalami malnutrisi, lanjutkan form penilaian
Kesimpulan
M.
0.0 = kurang dari 3 gelas
0.5 = 3 – 5 gelas
= 7
Skor total indikator malnutrisi = 16
• 17 - 23,5 : risiko malnutrisi
• <12 : malnutrisi
Kesimpulan: pasien mengalami malnutrisi.
2.3.7 Analisis Assessment Nutrisi
Tabel food recall 24-hour dapat dilihat pada lampiran 2.
• Frekuensi makan pasien rata-rata setiap harinya 3x/hari, yaitu makan pagi, siang dan malam serta selingan 1x pada pagi hari atau malam hari
• Dari food recall pasien, didapatkan jumlah rata-rata kalori yang dimakan sebanyak 1065 kkal.
• Pasien mengatakan makanan yang dimakan biasanya bersumber dari dimasak cucunya atau membeli di warung.
• Untuk mengetahui jumlah kebutuhan gizi seorang perempuan dapat dihitung berdasarkan Angka Metabolisme Basal dengan rumus Harris Benedict yang dilihat dari jenis kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan seseorang.
AKG Wanita = 655 + (9,6 x BB(kg)) + (1,8 x tinggi badan (cm)) – (4,7 x usia)
= 655 + (9,6 x 43) + (1,8 x 154) - (4,7 x 73)
= 655 + 412,8 + 277,2 - 343,1 = 1002 kkal
• Dilihat dari angka metabolisme basal untuk kecukupan gizi pasien ini sudah sudah sesuai dengan anjuran AKG harian, hanya berlebih sedikit namun masih dalam batas toleransi
• Menurut permenkes No. 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi, saran energi total harian untuk perempuan berusia 65-80 tahun adalah 1550 kkal, oleh karena itu berdasarkan permenkes, pasien belum mencukupi kebutuhan energi hariannya.
• Variasi makanan pasien masih kurang terutama jenis sayuran yang dikonsumsi
• Frekuensi makan pasien sudah cukup 3x sehari, porsi makan pasien tergolong sudah cukup
• Kualitas makanan pasien sudah memenuhi kriteria 4 sehat (karbohidrat, lauk pauk, sayur, buah), disarankan pasien untuk melengkapi makanannya dengan minum susu misalnya susu untuk lansia
• Jumlah gula yang dikonsumsi rata-rata pasien adalah 4,6 sdm atau setara 69 gram, jumlah ini sedikit melebihi batas konsumsi gula harian yakni 4 sdm atau 60 gram/hari
• Jumlah garam yang dikonsumsi rata-rata pasien adalah 2,3 sdt atau setara 12 gram, jumlah ini melebihi batas konsumsi garam harian yakni 1 sdt atau 5 gram/hari
Pola diet untuk pasien hipertensi yang dianjurkan adalah diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Panduan penyajian menu untuk pasien hipertensi adalah:
• Sayuran: sekitar 5 porsi/hari,
• Buah: sekitar 5 porsi/hari,
• Karbohidrat: karbohidrat sehat seperti yang didapatkan dari kentang, sayuran hijau (brokoli, bayam, dll), gandum seperti roti atau sereal,
• Produk rendah lemak: produk-produk yang mengandung lemak baik seperti olive oil, alpukat, dan omega-3 dari ikan,
• Protein seperti protein nabati (produk kedelai dan kacang-kacangan) dan protein hewani seperti (daging tanpa lemak, telur dan ikan),
• Mengurangi makanan dengan kadar garam tinggi: menghindari makanan kaleng atau bahan makanan beku,
• Makanan yang mengandung kalium, kalsium, dan magnesium untuk mencegah disfungsi endotel seperti pada buah pisang, produk susu.
Pola diet untuk pasien diabetes yang dianjurkan sesuai PERKENI adalah:
• Karbohidrat 45-65% total asupan energi, dan dianjurkan berserat tinggi seperti nasi merah
• Glukosa dalam bumbu diperbolehkan untuk penyandang diabetes
• Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori dan tidak melebihi 30% total asupan energi
• Makanan yang perlu dibatasi: daging berlemak, susu fullcream
• Kolesterol <200 mg/hari
• Asupan protein yang dianjurkan 0,8g/kgBB/hari
• Sumber protein: ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe
• Kadar natrium yang dianjurkan untuk pasien DM dengan hipertensi adalah <1,5 g/hari
• Garam dapat didapatkan dari bahan makanan seperti garam dapur, soda, pengawe
• Dianjurkan serat dari kacang-kacangan, buah, dan sayuran, Jumlah yang disarankan 14 gram/1000 kalori atau 20-35 gram/hari
2.4 Pemeriksaan Fisik
2.4.1 Keadaan Umum
Tabel 9 Pemeriksaan Keadaan Umum, Tanda Vital, Antropometri
Keadaan Umum Hasil
Kesadaran Compos Mentis, GCS 15 (E4M6V5)
Kesan Sakit Tampak sakit sedang
Vital Hasil
Tekanan Darah 170/100 mmHg
Nadi 69 x/menit
Respirasi 16 x/menit
Status Antropometri
Berat Badan 43 kg
Tinggi Badan 154 cm IMT 18,14 kg/m2
Kesimpulan : Pasien mengalami hipertensi grade II dan status gizi kurang (underweight).
2.4.2 Keadaan Kulit
Tabel 10. Hasil Pemeriksaan Kulit
Bercak Kemerahan Tidak ada
Lesi Kulit Lain Tidak ada
Curiga Keganasan Tidak ada
Dekubitus Tidak ada
2.4.3 Pendengaran
Tabel 11 Hasil Pemeriksaan Pendengaran
Temuan Fisik Ya Tidak
Penurunan pendengaran ✓
Pakai alat bantu dengar ✓
Serumen impaksi ✓
2.3.4 Penglihatan
Tabel 12. Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Mata Kanan Pemeriksaan Mata Kiri
Light perception (1/~)
Visus 1/60 +3,0
Presbiopia +3,0 - Ukuran Kacamata -
Tabel 13 Hasil Pemeriksaan Mata
Temuan Fisik Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar ✓
Tanpa kacamata ✓
Dengan kacamata ✓
Katarak
Kanan ✓ (matur)
Kiri ✓
2.3.5
Mulut
Tabel 14 Hasil Pemeriksaan Mulut
Temuan Fisik Buruk Baik
Hygiene mulut ! Ada Tidak
Gigi Palsu !
Lecet di Bawah gigi palsu !
Lecet yang lain (kalau ada jelaskan) !
2.3.6 Leher
Tabel 15 Hasil Pemeriksaan Leher
Temuan Normal Abnormal
Derajat gerak !
Kelenjar tiroid !
Bekas luka pada tiroid !
Massa Lain !
Kelainan Limfa
2.3.7 Dada
a. Paru – Paru
Tabel 16 Hasil Pemeriksaan Paru
Kanan Kiri
Inspeksi Simetris Simetris
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler Vesikuler
Suara Napas Tambahan Wheezing (-), Rhonki (-) Wheezing (-), Rhonki (-)
b. Kardiovaskular
Tabel 17 Hasil Pemeriksaan Bunyi Jantung
Jantung Kanan Kiri
Irama Reguler Reguler
Bising - -
Gallop - -
2.3.8 Abdomen
Tabel 18 Hasil Pemeriksaan Abdomen
Pembesaran Hati Tidak Ada
Massa Abdomen Tidak ada
Bising Usus 3-4 x/menit
Nyeri Tekan Tidak ada
Cairan Asites Tidak ada
Pembesaran Limpa Tidak ada
2.3.9 Muskoloskeletal
Tabel 19 Hasil Pemeriksaan Muskuloskeletal
Temuan Klinis Tidak ada Tulang belakang Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
Deformitas ✓
Gerak terbatas ✓
Nyeri ✓
Benjolan / Peradangan ✓
2.3.10 Status Neurologis
Tabel 20. Hasil pemeriksaan neurologis
Saraf Kranial (I-XII) Dalam batas normal
Tanda rangsang meningeal Tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks fisiologis
Babinski -/-
Chaddock -/-
Hoffman-Tromner -/-
Kekuatan Otot
Ekstremitas Atas 5555/5555
Ekstremitas Bawah 5555/5555
Tonus Otot
Ekstremitas Atas Normotonus/Normotonus
Ekstremitas Bawah Normotonus/Normotonus
Sensibilitas
Eksterospektif/rasa permukaan
Rasa raba/nyeri N/N
Rasa suhu Tidak dilakukan pemeriksaan
Proprioseptif/rasa dalam
Rasa raba Tidak dilakukan pemeriksaan
Rasa gerak Tidak dilakukan pemeriksaan
Rasa getar Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan kesimbangan
Romberg Dalam batas normal
Romberg dipertajam Dalam batas normal
Tandem gait Dalam batas normal
2.6
- Katarak Senilis Matur OD
- Hipertensi grade II
- Underweight
2.7 Tatalaksana
Tabel 21. Obat yang diberikan
No Nama Obat
1 Metformin 500 mg 3x1
2 Simvastatin 20 mg 2x1
3 Amlofipine 10 mg 1x1
4 Captopril 25 mg 3x1
5 Vitamin B12 1x1
6 Artificial Tears Eye Drop 4 dd gtt 1
2.8
- Pemeriksan mata foto fundus untuk menyingkirkan kemungkinan retinopati hipertensi/diabetes
- Pemeriksaan lab fungsi ginjal (ureum, kreatinin, eGFR)
2.10 Sindroma Geriatri
Tabel 22 Sindrom Geriatri
Sindroma Geriatri
Infection
Iatrogenic
Impairment of Vision
Impairment of Hearing
Intellectual Impairment
Incontinence
Immobilization
Ada/Tidak
Tidak ada
Tidak ada
Ada (Katarak)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak Ada
Tidak ada
Postural Instability Ada (Gangguan Sistem Penglihatan e.c Katarak)
Inanition (Malnutrisi)
Insomnia
Isolation (Depression, Anxiety, Stress)
Impecunity (Kemiskinan)
Impotence
Impaction of Fecal
Immunodeficiency
Ada (underweight)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
2.11 Daftar Masalah dan Rencana Penanganannya
Tabel 23 Daftar Masalah dan Rencana Penanganannya
Aspek Indikator Masalah Diagnosis Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Pasien
Biologis Penglihatan buram Katarak Senilis Matur OD
• Menganjurkan pasien untuk meminta bantuan orang terdekat saat ingin membaca
• Menganjurkan pasien untuk dilakukan operasi
katarak pada mata kanannya
• Menganjurkan pasien untuk selalu
berpegangan pada sesuatu/benda yang kuat
salan berjalan terutama pada malam hari
Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Keluarga/Caregiver
• Membantu pasien jika ingin membaca
tulisan
• Memberikan dorongan kepada pasien untuk dioperasi
• Memberikan lampu yang terang di dalam rumah, untuk ruangan 3x3m dapat
menggunakan lampu minimal 8 watt
• Membantu merapikan tata letak ruangan agar tidak tertabrak pasien
Biologis Tekanan darah
170/80 mmHg
Hipertensi grade II
• Minum obat secara teratur dan rutin kontrol ke faskes
• Menghindari makanan asin dan batasi garam sehari 1 sdt
• Mengikuti anjuran makan berdasarkan diet
DASH
• Melakukan olahraga seperti aerobik 3x seminggu dengan intensitas sedang selam 30 menit
• Periksa tekanan darah berkala dan dibuat jurnal harian
• Membantu membuat jadwal minum obat
• Menyediakan kotak obat khusus yang sudah dikelompokkan, sehingga pasien mudah dalam mengingat obat yang harus diminum
• Membantu menyiapkan makanan yang sesuai DASH
• Mengantar pasien rutin kontrol ke faskes setiap bulan agar tidak kehabisan obat
• Membantu memfasilitasi alat pengukur tekanan darah otomatis
Biologis IMT 18,14 kg/m2
Underweight
• Menganjurkan untuk menambah porsi makan sampai batas maksimal 1550 kkal sesuai
• Membantu pasien dalam memilih makanan yang sesuai dan disukai pasien
Aspek Indikator Masalah Diagnosis Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Pasien Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Keluarga/Caregiver
permenkes
• Menganjurkan untuk melengkapi kualitas makanan sesuai anjuran untuk underweight
• Menganjurkan untuk minum susu khusus lansia
agar nafsu makan bertambah
• Mendorong pasien untuk makan dengan cara mengingatkan dan menyiapkan saat jadwal makan
Biologis Riwayat Diabetes mellitus tipe II
DM Tipe II
• Menganjurkan untuk mengikuti pola diet sesuai PERKENI
• Batasi konsumsi gula sehari 4 sendok makan
• Minum obat teratur dan rutin kontrol ke dokter setiap bulan
• Periksa gula darah secara berkala dan dibuat ke dalam jurnal harian
• Membantu pasien dalam memilih makanan yang sesuai PERKENI
• Membuat kotak obat khusus untuk pasien agar pasien tidak kesulitan dalam mengenali obat
• Mengantar pasien periksa gula darah berkala ke faskes terdekat/di posbindu
Psikologis Usia >60 tahun (lansia), suami dan ketiga anaknya sudah meninggal
Risiko depresi pada lansia
• Memberikan semangat dan motivasi pada pasien untuk tetap menjalani hidup dengan bahagia dan sehat
• Menyarankan untuk mengalihkan pikiran ke hal lain yang membuat pasien bahagia
• Melakukan hobi yang dapat dilakukan semampunya
• Memperhatikan , mengawasi, dan menghibur pasien
• Membantu pasien untuk menjalankan hobinya agar pasien merasa bahagia
Sosial Risiko jatuh tinggi Postural Instability
• Mengedukasi pasien terkait risikonya untuk terjatuh
• Menganjurkan untuk lebih berhati hati dalam beraktivitas, berjalan lebih pelan, berpegangan pada sesuatu yang kuat
• Mengawasi pasien terutama saat pasien sedang mobilisasi
• Mendampingi pasien jika ingin keluar rumah
• Menjaga lantai rumah agar tidak
Aspek Indikator
Masalah Diagnosis Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Pasien Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Keluarga/Caregiver
• Menganjurkan untuk menggunakan alat bantu berjalan tongkat/tripod jika ingin berjalan jauh
• Menggunakan alas kaki yang tidak licin
• Gunakan alat bantu penglihatan yang disarankan dokter
• Hindari jalan licin, basah, gelap
• Minta caregiver untuk mendampingi bila ingin keluar rumah
• Kamar mandi memiliki alas pijakan karet anti licin
• Memiliki tempat tidur dengan tinggi 60 cm dan kaki menapak lantai saat duduk di kasur
• Memiliki pencahayaan ruangan minimal 8 watt pada ruang 3x3 m
• Memiliki handrail/pegangan yang kuat ketika
berjalan
• Karpet digulung jika tidak digunakan untuk mencegah tersandung
licin/basah
• Memastikan pencahayaan di rumah cukup
terang
• Memasang pegangan di toilet/kamar mandi
2.12 Resume
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis pada pasien ini adalah katarak senilis matur OD, hipertensi grade II, dan underweight. Sindrom geriatri pada pasien ini adalah impairment of vision, postural instability, inanitiation, pasien memiliki risiko jatuh yang tinggi.
2.13 Rencana Perawatan Terapdu (Comprehensive Care)
Tabel 24. Rencana perawatan terpadu
Aspek Pasien Caregiver
Biopsikososial • Menjelaskan untuk rutin kontrol dan teratur minum obat
• Mengatur pola makan sesuai yang dianjurkan
• Olahraga teratur seperti aerobik 3x seminggu selama 30
menit dalam 1 sesi nya
• Menjelaskan kepada caregiver terkait penyakit katarak, hipertensi, underweight serta dampak kondisi yang dialami pasien pada kesehatan
• Lebih meluangkan waktu untuk memperhatikan kondisi pasien
• Menjelaskan kepada caregiver untuk kontrol rutin dan konsumsi obat teratur
• Mengawasi kegiatan sehari hari pasien agar meminimalisir risiko jatuh
Pengkajian fisik
• Menjelaskan tekanan darah pasien 170/80 yang artinya
hipertensi masih belum terkontrol
• Menjelaskan bahwa penglihatan buram pada pasien
diakibatkan katarak pada matanya yang sudah matur, sehingga dianjurkan untuk segera operasi sebelum muncul komplikasi sampai kebutaan
• Menjelaskan jika pasien memiliki instabilitas karena gangguan pada penglihtannya sehingga dianjurkan untuk berhati hati dalam beraktivitas
• Menjelaskan jika pasien memiliki risiko jatuh yang tinggi
sehingga dianjurkan untuk menghindari lantai licin, ruangan gelap, tempat yang tinggi, serta aktivitas berlebih
• Membantu pasien dalam minum obat rutin dan pola makan yang
sesuai serta melakukan terapi latihan fisik
• Membantu pasien dalam membaca, menyediakan pencahayaan yang terang, mengatur tata letak barang agar tidak tersandung pasien
• Membantu memberikan alat bantu berjalan dan mendampingi pasien
• Membantu memberikan alas kaki anti-licin dan menjaga lantai rumah pasien tidak licin/basah
Status
fungsional
• Menganjurkan pasien untuk tetap beraktivitas sehari-hari
semampunya
• Memberikan edukasi mengenai aktivitas fisik yang boleh dan
tidak boleh dilakukan
• Mengawasi pasien dalam melakukan kegiatan aktivitas seharihari
Status nutrisi • Berdasarkan skrining MNA pasien memiliki malnutrisi, IMT pasien juga termasuk dalam kategori underweight, pasien dianjurkan memilih makanan yang disukai agar nafsu makan
tidak menurun serta makan gizi seimbang dengan jumlah kalori hingga 1550 kkal/hari
• Membantu pasien dalam memilih makanan yang sesuai dengan pasien serta makanan yang disukai pasien agar pasien mau
makan dengan lahap
Interaksi diantara hal
hal tersebut
Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien jika pasien tetap ingin menjaga kesehatan, pasien dianjurkan untuk rutin kontrol kesehatan ke faskes, meminum obat secara rutin dan tepat waktu, menghindari faktor risiko penyebab keluhan, serta memperhatikan
makanan dengan gizi seimbang sehingga kehidupan pasien lebih baik dan sehat, bagi keluarga pasien dianjurkan untuk selalu berkomunikasi dengan pasien.
Terapi farmakologi
• Metformin 500 mg 3x1
• Simvastatin 20 mg 2x1
• Amlofipine 10 mg 1x1
• Captopril 25 mg 3x1
• Vitamin B12 1x1
• Artificial Tears Eye Drop 4 dd gtt 1
Terapi non farmakologi
• Operasi katarak pada mata kanannya
• Menggunakan alat bantu berjalan
• Mengatur pola makan sesuai anjuran DASH & PERKENI
• Membatasi gula dan garam harian
• Menghindari jalan licin, gelap, tinggi, sempit
2.14 Hasil Penanganan
Aspek Indikator Pendekatan
Komprehensif Kepada Pasien
Evaluasi Pendekatan Komprehensif Pada Pasien
Indikator Pendekatan
Komprehensif Kepada Caregiver / Keluarga Pasien
Evaluasi Pendekatan
Komprehensif Pada Caregiver / Keluarga Pasien
Biologis (Katarak Senilis Matur OD)
• Menganjurkan pasien untuk
meminta bantuan orang terdekat saat ingin membaca
• Menganjurkan pasien untuk
dilakukan operasi katarak pada mata kanannya
• Menganjurkan pasien untuk
selalu berpegangan pada sesuatu/benda yang kuat salan berjalan terutama pada malam hari
• Pasien sudah meminta bantuan kepada cucunya jika ingin membaca
• Pasien belum mau operasi karena takut
• Pasien sudah berpegangan pada tembok jika penglihatannya benarbenar memburuk
• Membantu pasien jika ingin membaca tulisan
• Memberikan dorongan kepada pasien untuk dioperasi
• Memberikan lampu yang terang di dalam rumah, untuk ruangan 3x3m dapat menggunakan lampu minimal 8 watt
• Membantu merapikan tata letak ruangan agar tidak tertabrak pasien
• Cucu pasien selalu membantu pasien dalam membaca tulisan
• Anak dan cucu pasien sudah menganjurkan untuk operasi katarak
• Lampu di rumah sudah diganti menjadi 8 watt
• Sebagian barang yang tidak terpakai sudah dipindahkan agar tidak memenuhi ruangan
Biologis (Hipertensi grade II)
• Minum obat secara teratur dan rutin kontrol ke faskes
• Menghindari makanan asin dan batasi garam sehari 1 sdt
• Mengikuti anjuran makan berdasarkan diet DASH
• Melakukan olahraga seperti aerobik 3x seminggu dengan
intensitas sedang selam 30 menit
• Periksa tekanan darah berkala dan dibuat jurnal harian
• Pasien sudah rutin minum obat, namun jarang kontrol ke dokter, kontrol jika obat habis
• Pasien sudah mulai membatasi konsumsi garam
• Pasien sudah mulai mencoba mengikuti anjuran makan DASH sedikit-sedikit
• Pasien belum bisa berolahraga
• Pasien hanya bisa mengukur tekanan darah di faskes/posbindu
• Membantu membuat jadwal minum obat
• Menyediakan kotak obat khusus yang sudah dikelompokkan, sehingga pasien mudah dalam mengingat obat yang harus diminum
• Membantu menyiapkan makanan yang sesuai DASH
• Mengantar pasien rutin kontrol ke faskes setiap bulan agar tidak kehabisan obat
• Membantu memfasilitasi alat pengukur tekanan darah otomatis
• Keluarga sudah membuat jadwal minum obat
• Keluarga sudah menyiapkan kotak obat khusus
• Keluarga sudah membantu memilih makanan yang sesuai rekomendasi
• Keluarga dapat mengantar pasien rutin kontrol
• Keluarga sudah merencanakan membeli pengukur tekanan darah otomatis
Aspek Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Pasien
Biologis (Underweight)
• Menganjurkan untuk menambah porsi makan sampai batas maksimal 1550 kkal sesuai permenkes
• Menganjurkan untuk melengkapi kualitas makanan sesuai anjuran
untuk underweight
• Menganjurkan untuk minum susu khusus lansia
Evaluasi Pendekatan Komprehensif Pada Pasien
• Pasien sudah mulai menambah porsi makan
• Pasien sudah menambahkan jenis karbohidrat lainnya pada makanannya
• Pasien kurang suka susu
Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Caregiver / Keluarga Pasien
• Membantu pasien dalam memilih makanan yang sesuai dan disukai pasien agar nafsu makan bertambah
• Mendorong pasien untuk makan dengan cara mengingatkan dan menyiapkan saat jadwal makan
Evaluasi Pendekatan Komprehensif Pada Caregiver / Keluarga Pasien
• Keluarga sudah membantu memilih makanan yang disukai pasien
• Keluarga sudah selalu mengingatkan pasien untuk makan sesuai jadwalnya
Biologis (Diabetes
Mellitus Tipe II)
• Menganjurkan untuk mengikuti pola diet sesuai PERKENI
• Batasi konsumsi gula sehari 4 sendok makan
• Minum obat teratur dan rutin kontrol ke dokter setiap bulan
• Periksa gula darah secara berkala dan dibuat ke dalam jurnal harian
Psikologis lansia • Memberikan support moral dan semangat untuk menjalani hidup meskipun bertambah usia dan
semakin terbatas dalam melakukan kegiatan
• Membantu menemukan hobi baru yang dapat dapat dilakukan untuk menghindari depresi di usia tua
• Pasien sudah mulai mengikuti anjuran PERKENI
• Pasien sudah membatasi minum kopi dan teh manis
• Pasien sudah minum obat teratur namun jarang kontrol ke dokter
• Pasien hanya bisa ukur gula darah di faskes terdekat sehingga belum bisa membuat jurnal harian
• Pasien merasa cukup dan puas dalam kondisi yang ia alami saat ini walau ada keterbatasan sedikit dalam melakukan aktivitas
• Pasien senang melakukan aktivitas baru yang digemari untuk mengisi waktu luang
• Membantu pasien dalam memilih makanan yang sesuai PERKENI
• Membuat kotak obat khusus untuk pasien agar pasien tidak kesulitan dalam mengenali obat
• Mengantar pasien periksa gula darah berkala ke faskes terdekat/di posbindu
• Keluarga sudah memabantu memilih makanan yang sesuai
• Keluarga sudah membuatkan kotak obat khusus pasien
• Keluarga mau mengantar pasien untuk cek gula darah berkala ke faskes terdekat
• Keluarga selalu memperhatikan dan mengawasi pasien
• Membantu pasien menjalankan hobi agar merasa bahagia dan tidak depresi
• Keluarga sudah memahami kondisi pasien dan selalu mengawasi serta memperhatikan pasien
• Keluarga pasien bersedia meluangkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama
Aspek Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Pasien
Postural Instability
• Mengedukasi pasien mengenai keadaannya saat ini, dimana pasien mungkin lebih terbatas dalam melakukan aktivitas dan memerlukan kehati-hatian serta pengawasan.
• Menghimbau agar pasien menggunakan alat bantu jalan seperti tongkat untuk mengurangi risiko jatuh.
Evaluasi Pendekatan Komprehensif Pada Pasien
• Pasien mengerti akan keterbatasannya untuk melakukan beberapa aktifitas dan menghindari kegiatan yang dapat meningkatkan risiko terjatuh atau terjadinya trauma
• Pasien memiliki tongkat sebagai alat bantu jalan dan mulai rutin digunakan
Indikator Pendekatan Komprehensif Kepada Caregiver / Keluarga Pasien
• Meminta keluarga untuk selalu mengawasi keadaan pasien, terutama saat pasien melakukan aktivitas berat/saat pasien mobilisasi
• Menghimbau keluarga pasien untuk menggunakan alas yang tidak licin di kamar mandi
Evaluasi Pendekatan Komprehensif Pada Caregiver / Keluarga Pasien
• Keluarga berusaha selalu mengawasi kegiatan pasien dan membantu jika pasien ingin melakukan kegiatan namun terdapat keterbatasan
• Keluarga mulai memasang karet anti licim pada lantai kamar mandi dan membuat pegangan di dinding agar mencegah tergelincir pada saat pasien ke kamar mandi.
Risiko Jatuh
• Menggunakan alas kaki anti licin
• Lantai rumah tidak licin atau
basah
• Kamar mandi memiliki alas pijakan karet anti licin
• Memiliki tempat tidur dengan tinggi 60 cm dan kaki menapak lantai saat duduk di kasur
• Memiliki pencahayaan ruangan minimal 8 watt pada ruang 3x3 m
• Memiliki handrail/pegangan yang kuat ketika berjalan
• Karpet digulung jika tidak
digunakan untuk mencegah tersandung
• Pasien sudah memiliki sandal anti licin
• Lantai rumah tidak licin karena selalu di pel kering
• Kamar mandi hanya memiliki keset kain, dianjurkan untuk menggunakan alas pijakan karet
• Tempat tidur pasien memiliki tinggi 60 cm dan kaki pasien dapat menapak lantai saat duduk
• Lampu yang digunakan pasien sudah diganti menjadi 8 watt di kamar dan 12 watt di ruang tamu
• Tidak ada handrail pada rumah pasien, pasien menggunakan benda yang kuat/berpegangan pada tembok saat berjalan
• Tidak ada karpet di rumah pasien
• Keluarga mengawasi pasien jika pasien mobilisasi
• Memfasilitasi kebutuhan pencegahan risiko jatuh pada pasien
• Keluarga sudah memantau dan menanyakan keinginan pasien jika pasien hendak berjalan ke area yang jauh sehingga dapat dibantu
• Keluarga sudah memfasilitasi sebagian kebutuhan pencegahan risiko jatuh pada pasien
REFERENSI
1. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Lanjut usia (Lansia) di Indonesia. 2018.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi Gangguan Penglihatan di Indonesia. INFODATIN. 2018.
3. Adnan A. Cataract [Internet]. StatPearls. 2022 [cited 2023 Mar 29]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539699/
4. Apriani M. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK PADA LANSIA. Journal of Health Science. 2021;1:6–13.
5. Rahmawati I. Hubungan katarak dengan tingkat kemandirian Lansia di Balai Pelayanan dan Penyantunan Lanjut Usia (BPPLU) Provinsi Bengkulu. Jurnal Ners Lentera. 2020;8:17–24.
6. Shiels A, Hejtmancik JF. Biology of Inherited Cataracts and Opportunities for Treatment. Annu Rev Vis Sci. 2019;5:123–49.
7. Lisnawati A. PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN USIA LANJUT SEBELUM DAN SETELAH OPERASI KATARAK. Medical and Health Science Journal. 2020;4:63–8.
8. Lamoureux EL, Fenwick E, Pesudovs K, Tan D. The impact of cataract surgery on quality of life. Curr Opin Ophthalmol. 2011;22:19–27.
9. Bandhu S, Vabale Y, Sambarey P, Walke A, Raje S. Impact of cataract on the quality of life of rural patients in India. Journal of Clinical Ophthalmology and Research. 2016;4:75.
10. BAYRAKTAR Ş, CEBECİ Z, GÖZÜM N, GÜCÜKOĞLU A. ASSESSMENT OF VISION-RELATED QUALITY OF LIFE BEFORE AND AFTER CATARACT SURGERY AMONG SENILE CATARACT PATIENTS. İstanbul Tıp Fakültesi Dergisi. 2016;79:54–54.
Lampiran 2. Food recall 24-hour
Tabel 25 Food Recall (Sebelum Puasa)
• Lontong isi sayur
• Teh manis hangat
• Beras, air, wortel, kentang, garam, merica
• Teh celup, gula, air
1 buah • 1 gelas
Selingan - - - - - -
• Nasi putih
• Sawi rebus
• Ikan mas goreng
siang (12.00)
• Kopi hitam manis
• Air putih
• Nasi putih
• Sawi rebus
• Beras, air
• Sawi, air
• Ikan mas, garam, bumbu ungkep, minyak
• Kopi bubuk, gula, air
• Air mineral
• 1/2 centong
• 3 daun
• 1/2 potong
• 1 gelas
• 2 gelas
(18.00)
• Ikan mas goreng
• Air putih
• Beras, air
• Sawi, air
• Ikan mas, garam, bumbu ungkep, minyak
• Air mineral
Selingan Buah pisang Buah
• 1/2 centong
• 3 daun
• 1/2 potong
• 2 gelas
- 1 sdt
• Bubur ayam
• Teh manis hangat
• Beras, air, bawang daun, kecap, minyak, garam, merica
• Nasi putih
• Sawi rebus
• Ikan bandeng goreng
• Air putih
• Nasi putih
• Sawi rebus
• Ikan bandeng goreng
• Air putih
• Sawi, air
• Beras, air
• Sawi, air
• Ikan bandeng, kunyit, cabai, bawang, garam minyak, ketumbar, gula