LAPORAN EVALUASI KELUARGA
2.1 IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
2.1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. L
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Alamat : Jl. Mampang Prapatan VII RT 013 RW 001
Agama Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : (-)
Penghasilan : (-)
Pembiayaan Kesehatan : BPJS PBI
2.1.2 Sumber Pembiayaan Kesehatan
Jaminan: Pasien berobat menggunakan BPJS PBI
2.1.3 Perilaku Kesehatan Keluarga
• Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan:
Periksa ke Puskesmas Mampang
• Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:
Posyandu : Ya
Perkumpulan Kesehatan lain : Ya
• Pemanfaatan Waktu Luang:
Olahraga : Senam 2x seminggu dan jalan pagi 1x seminggu 30-60 menit
Rekreasi : Ya
Melakukan hobi : Tidak
• Aktivitas Sosial di Lingkungan Permukiman:
Pertemuan RT : Ya
6
Arisan : Ya
Organisasi : Ya, pengajian (ta'lim)
2.2 PROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar anggota keluarga kandung
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Terakhir Pekerjaan Keterangan Tempat Tinggal
1 Tn. S Kepala Keluarga L 46 SMA berjualan di warung, ketua RT Hidup, sehat Serumah
2 Ny. L (pasien) Ibu P 46 SMA mengurus rumah tangga Hidup, sakit Serumah
3 An. S Anak L 20 SMA Karyawan Hidup, sehat Serumah
4 An. W Anak P 14 SMP - Hidup, sehat Serumah
5 An. P Anak P 11 SD - Hidup, sehat Serumah
GENOGRAM KELUARGA
1. Ayah Pasien : Riwayat DM
2. Ibu Pasien : Sehat
3. Suami Pasien : Sehat
4. Ayah Suami Pasien : Sehat
5. Ibu Suami pasien : Riwayat
hipertensi
6. Pasien : Hipertensi tidak terkontrol
7. Anak pertama Pasien : Sehat
8. Anak kedua pasien : Sehat
9. Anak ketiga pasien : Sehat
7
Bentuk Keluarga: Keluarga inti
Siklus Kehidupan Keluarga: Fase Keluarga dengan Anak
2.3 RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN
Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada hari Senin,13 Maret 2023 di Rumah Pasien.
2.3.1 Keluhan Utama
Skrining IVA test hasil servisitis.
2.3.2 Harapan Pasien terhadap Keluhan Utama
Pasien berharap penyakit yang dialaminya sembuh dan tekanan darah tingginya dapat terkontrol.
2.3.3 Kekhawatiran Pasien terhadap Keluhan Utama
Pasien khawatir akan terjadi perburukan terhadap penyakitnya.
2.3.4 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien melakukan skrining test IVA pada hari Senin tanggal 06/03 di kantor Kecamatan
Mampang Prapatan sebagai partisipasi selaku ibu RT 013 di kelurahan Mampang Prapatan.
Setelah melakukan test IVA, didapatkan test IVA negative tetapi pasien dirujuk ke poli PTM
PKM Mampang Prapatan karena test IVA menunjukkan hasil servisitis. Di Poli PTM pasien memiliki keluhan nyeri saat berhubungan dengan suami sejak 2 tahun yang lalu, nyeri tidak disertai dengan keluar darah setelah berhubungan. Keluhan tidak disertai dengan keputihan dan nyeri panggul.
Sejak 3 bulan lalu, pasien mengeluh nyeri hilang timbul di daerah perut bawah seperti kram. Keluhan kram juga dirasakan saat ingin buang air besar.
2.3.5 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien terdeteksi darah tinggi saat skrining vaksinasi covid pada tahun 2021, sejak saat itu pasien kontrol darah tinggi namun tidak meminum obat secara teratur. Pasien rutin kontrol ke puskesmas Kelurahan selama 2 tahun. Riwayat penyakit lain seperti diabetes mellitus, sakit jantung, sakit ginjal, asma, maupun alergi disangkal oleh pasien.
8
2.3.6 Riwayat Kebiasaan
Pasien tinggal di rumah bersama suami dan ketiga anaknya, sehari hari beraktivitas mengurus rumah tangga seperti menyapu, mengepel, memasak, mencuci piring dan mencuci baju. Selain itu pasien menjaga warung, dan aktif ikut bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Pasien mengganti celana dalam 2 kali dalam sehari. Pasien tidak suka memakai celana ketat, pantyliner ataupun pembersih vagina. Pasien rutin mengganti pembalut 2-3 kali sehari. Pasien suka makan-makanan asin serta berlemak. Pasien minum > 8 gelas sehari. Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol.
2.3.7 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluhan kencing bernanah, luka dan bintil pada kemaluan pada suami pasien. Ayah pasien memiliki riwayat diabetes mellitus, riwayat penyakit lainnya pada keluarga disangkal.
2.3.8 Riwayat Obstetri & Ginekologi
Pasien memiliki riwayat menggunakan kontrasepsi IUD tahun 2011 namun tidak lama beralih ke pil KB (karena IUD bergeser), pil KB dikonsumsi secara rutin sampai saat ini. Pasien pertama kali haid pada usia 14 tahun, pasien rutin haid setiap bulannya selama 4-5 hari setiap siklusnya. Pasien mengganti pembalut 2-3 kali setiap haid. Pasien menikah sejak usia 25 tahun. Anak pertama lahir pervaginam di bidan dengan penyulit dan divakum. Anak kedua dan ketiga lahir pervaginam di bidan tanpa penyulit.
2.3.9 Hasil Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin 13 Maret 2023 di Rumah Pasien.
Keadaan Umum
Kesadaran: Compos mentis
Kesan Sakit: Tampak sakit ringan
BB: 64 kg
TB: 147 cm
IMT: 29,62 kg/m2
Kesan Gizi: Obesitas Kelas I
Tanda Vital Tekanan darah: 130/100 mmHg (Hipertensi grade II)
Nadi: 91 x/menit
Respirasi: 20 x/menit
Suhu: 36,5°C
SpO2: 99%
Kepala Normosefali, rambut hitam, tidak rontok, terdistribusi merata, tidak terdapat
jejas
Mata: Pupil bulat isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya langsung +/+, Refleks
9
cahaya tidak langsung +/+, Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Hiperemis (-), Oedem (-), Massa (-), Deformitas (-) Pemeriksaan segmen posterior tidak dilakukan.
Telinga: Deformitas (-), Hiperemis (-), Oedem (-), Serumen (-), Nyeri tekan tragus (-), Nyeri tarik (-)
Hidung: Deformitas (-), Deviasi septum (-), Sekret (-), Pernapasan cuping hidung (-)
Tenggorokan: Uvula di tengah, Arkus faring simetris, T1/T1, Hiperemis (), Kripta (-), Detritus (-)
Mulut: Sianosis (-), Mulut kering (-), Gusi berdarah (-), Gusi hiperemis (-), Lidah tidak kotor
Leher Regio leher: Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.
Thorax Paru-paru:
Inspeksi: Thorax simetris pada saat statis dan dinamis, retraksi intercostal (), retraksi subcostal(-), kelainan kulit (-), tipe pernapasan torakoabdominal.
Palpasi: gerak dinding dada simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-), fremitus simetris
Perkusi: sonor di kedua lapang paru, batas paru dan hepar setinggi ICS VI linea midclavicularis dextra dengan perkusi redup dan peranjakan hepar pada 2 jari dibawah ICS IV, batas bawah paru dan lambung setinggi ICS
VIII linea axillaris anterior sinistra dengan perkusi timpani
Auskultasi: Ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
Inspeksi: pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi: vocal fremitus sama antara dinding dada kanan dan kiri, thrill (-), ictus cordis teraba di ICS V 2 cm di linea midclavicularis sinistra.
Perkusi: batas paru dan jantung kiri setinggi ICS VI linea midclavicularis sinistra dengan perkusi redup, batas paru dan jantung kanan setinggi ICS V linea sternalis dextra dengan perkusi redup.
Auskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi: tampak rata, ikterik (-), hiperemis (-), benjolan (-), jejas (-)
Auskultasi: bising usus 3x/menit, arterial bruit (-), venous hum(-)
Palpasi: teraba supel, massa (-), nyeri lepas (-), hepar membesar (-), lien membesar (-), ballottement ginjal (-), undulasi (-), Nyeri tekan(-)
Perkusi: Tymphani di seluruh regio abdomen (-), shifting dullness (-)
Genital Dalam batas normal
Ekstremitas Ekstremitas Atas
Simetris kanan dan kiri, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/- , jejas -/-, palmar eritema (-), flapping tremor (-), clubbing finger (-).
Regio palmar manus dextra dan sisnitra: tidak ditemukan efloresensi
Ekstremitas Bawah
Simetris kanan dan kiri, nyeri tekan -/-, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/-, jejas -/- Regio cruris dextra dan sinistra: tidak ditemukan efloresensi Regio plantar pedis
dextra dan sinistra : tidak ditemukan Efloresensi
10
Status Neurologis (Jika Perlu)
Saraf Kranial (I-XII) : Dalam batas normal
Tanda Rangsang Meningeal : Dalam batas normal
Refleks Fisiologis:
• Biceps : ++/++
• Triceps : ++/ ++
• Achilles : ++/ ++
• Patella : ++/ ++
Refleks Patologis
• Babinski : - / -
• Oppenheim : - / -
• Chaddock : - / -
• Gordon : - / -
• Schaeffer : - / -
• Hoffman-Trommer : - / -
Kekuatan Otot
Ekstremitas Superior Dextra
5555
Ekstremitas Inferior Dextra
5555
Tonus Otot
Trofi
Ekstremitas Superior Sinistra
5555
Ekstremitas Inferior Sinistra
5555
Normotonus Normotonus
Normotonus Normotonus
Eutrofi Eutrofi
Eutrofi
Pemeriksaan Sensibilitas (Jika Perlu)
Eskterospektif/Rasa Permukaan
• Rasa Raba/Nyeri : Normal
• Rasa Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
Eutrofi
11
Propioseptif/Rasa Dalam
• Rasa Raba : Normal
• Rasa Gerak : Normal
• Rasa Getar : Tidak dilakukan pemeriksaan
2.3.10 Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang
Tabel 2. Hasil pemeriksaan IVA test tanggal 6/3/2022
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan IVA
2.3.11 Fungsi Sosial Pasien
• Skala 1: Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
• Skala 2: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam rumah
• Skala 3: Mampu melakukan perawatan diri, tapi tak mampu melakukanpekerjaan ringan
• Skala 4: Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri, namun sebagianbesar
pekerjaan hanya duduk dan berbaring
• Skala 5: Perawatan diri dilakukan orang lain, tak mampu berbuat apa-apa,berbaring pasif
Berdasarkan hasil anamnesis kepada pasien, pasien mengatakan bahwa ia masih mampu
melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi sosial
pasien adalah skala 1.
2.3.12 Diagnosis Kerja
• Servisitis
• Obesitas grade 1
• Hipertensi
12
TEST Negatif Negatif
2.3.13 Rencana Penatalaksanaan Pengobatan yang Telah Diberikan
Tabel 3. Daftar obat yang diberikan
No
1 Doksisiklin 100 mg 2x1
2 Amlodipine 10 mg 1x1
3 Vitamin Cyanocobalamin 1x1
Terapi Edukasi:
Nama Obat
• Mengedukasikan suami pasien untuk melakukan pemeriksaan juga untuk mencegah terjadinya infeksi berulang akibat efek pingpong, karena servisitis adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual
• Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear setiap 3 tahun sekali untuk mengevaluasi tidak terjadi keganasan seperti kanker serviks
• Tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu sampai terjadi perbaikan
• Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes IVA ulang 6 bulan lagi untuk evaluasi
perbaikan
• Minum antibiotik secara rutin dan teratur untuk mencegah resistensi yang dapat menghambat penyembuhan penyakit
• Mengedukasi pasien terkait jenis KB yang sesuai dengan keadaan pasien.
• Edukasi pasien mengenai anjuran pola makan sehat untuk pasien hipertensi, yakni jumlah, jadwal, dan jenis makanan yang dikonsumsi.
• Anjurkan pasien untuk menurunkan berat badan dengan cara pengaturan diet dan berolahraga
2.3.14 Hasil Penatalaksanaan Medis
Keluhan kram perut terkadang masih dirasakan, nyeri saat berhubungan seksual tidak dapat dievaluasi karena pasien tidak melakukan hubungan seksual saat pengobatan. Didapatkan tekanan darah pasien 130/100mmHg dan termasuk hipertensi grade 2. Belum ada perubahan berat badan.
Faktor Pendukung:
• Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien
• Pasien rutin kontrol ke puskesmas
13
Faktor Penghambat:
• Masih rendahnya kesadaran untuk segera berobat ketika ada keluhan: keluhan nyeri saat berhubungan seksual sudah lama (2 tahun), selama ini tidak pernah diperiksa dan hanya dibiarkan saja
• Pasien menggunakan pil KB
• Tidak rutin minum obat hipertensi
• Pasien masih sering mengkonsumsi makanan asin dan berlemak
2.4 IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
2.4.1
Fungsi Biologis
• Pasien memiliki penyakit servisitis
• Status gizi pasien obesitas grade I
• Pasien memiliki hipertensi
2.4.2 Fungsi Psikologis
• Hubungan pasien dengan suami dan anaknya baik, tidak pernah muncul masalah besar yang menyebabkan keributan
• Hubungan pasien dengan tetangga baik, selalu bertegur sapa dan bersosialisasi dengan lingkungan
• Pasien selalu berusaha mengkomunikasikan perasaan dan masalah yang ia miliki dengan keluarganya.
2.4.3 Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan berasal dari berjualan di warung dan suami sebagai ketua RT Kebutuhan sehari-hari dapat tercukupi, untuk pengobatan pasien menggunakan asuransi kesehatan BPJSPBI.
2.4.4 Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA, pada saat dilakukan edukasi dan pemberian informasi mengenai penyakit pasien, pengendalian penyakit serta pengobatan, pasien dapat memahami dengan baik.
14
2.4.5 Fungsi Religius
Pasien dan keluarga menganut agama Islam. Pasien beribadah secara rutin.
2.4.6 Fungsi Sosial Budaya
Pasien tinggal di lingkungan rumah padat penduduk. Pasien aktif dalam kegiatan masyarakat.
NO Items
A: Adaptasi
1
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman ) saya untuk membantu pada waktu ketika ada sesuatu yang membuat saya sulit
2
P: Partnership Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah saya
3
G:Growth Saya puas bahwa keluarga (temanteman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas
A:Afek
4
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih, kasih sayang, dll
R:Resolve
5
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya menyediakan waktu bersama- sama untuk dihabiskan bersama anggota keluarga
Penilaian:
Nilai : 0 – 3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4 – 6 : Disfungsi keluarga sedang
Nilai : 7 – 10 : Tidak ada disfungsi keluarga
Penjelasan:
15
Tabel 4. APGAR Score
Penilaian Selalu (2) KadangKadang (1) Tidak Pernah (0)
✓
✓
✓
✓
✓
Pada penilaian APGAR, didapatkan hasil nilai sebesar 10, yang artinya tidak ada disfungsi
keluarga
Tabel 5. SCREEM Score
RESOURCES
PATHOLOGY
SOCIAL
Interaksi sosial merupakan bukti antara anggota keluarga, Anggota keluarga jalur komunikasi yang seimbang dengan grup sosial diluar keluarga seperti teman, grup olahraga, klub & komunitas lainnya
CULTURAL Kebanggaan budaya atau kepuasan dapat teridentifikasi, khususnya dalam grup etnis yang jelas
RELIGIOUS
Tawaran agama yang memuaskan pengalaman spiritual dan hubungan dengan grup diluar keluarga yang mendukung
ECONOMIC
Stabilitas ekonomi cukup untuk menyediakan kepuasan yang berhubungan dengan status keuangan dan kemampuan untuk menyatukan permintaan ekonomi sesuai norma kehidupan
EDUCATION
Pendidikan anggota keluarga cukup untuk mengizinkan anggota keluarga
memecahkan atau memahami sebagian besar permasalahan yang muncul dalam gaya
hidup formal yang dibangun oleh
keluarga
-
MEDICAL Perawatan kesehatan mudah dijangkau Kesadaran terhadap
penyakitnya rendah, saat ini merupakan pertama kali berobat keluhan nyeri saat
berhubungan seksual sejak
2 tahun
Berdasarkan nilai SCREEM Score, kesadaran terhadap penyakitnya masih sangat rendah, saat ini pasien pertama kalinya berobat ke puskesmas mengenai keluhan yang sudah lama dirasakan (2 tahun). Pasien dan keluarga mampu bersosialisasi dengan baik, hubungan antar keluarga harmonis. Melakukan ibadah rutin sesuai dengan kepercayaan, tingkat
16
-
-
-
-
pendidikan baik dan memiliki ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2.5 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
2.5.1 Faktor Perilaku
• Perilaku seksual berdasarkan pernyataan pasien masih baik, tidak pernah berganti-ganti pasangan, namun perlu identifikasi lebih lanjut terhadap suami pasien
• Pasien masih sering makan makanan berlemak dan asin seperti gorengan
• Kesadaran untuk segera berobat jika ada keluhan masih rendah
2.5.2 Faktor Non Perilaku (Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan)
• Lingkungan pasien banyak yang jual gorengan sehingga pasien sering makan gorengan
• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor
• Tidak ditemukan adanya genetik kanker serviks maupun obesitas pada keluarga pasien
2.6 POLA KONSUMSI MAKANAN
• Berdasarkan analisis menggunakan food recall 24 hour selama 3 hari (2 weekdays, 1 weekend) didapatkan frekuensi makan rata-rata pasien setiap harinya adalah 3x/hari yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam.
• Jumlah asupan kalori yang dikonsumsi dalam satu hari adalah 1695 kkal.
• Jumlah rata-rata asupan garam pasien setiap harinya adalah 10,8 gram atau sekitar 2 sendok teh
• Untuk mengetahui jumlah kebutuhan gizi seorang perempuan dapat dihitung berdasarkan Angka Metabolisme Basal dengan rumus Harris Benedict yang dilihat dari jenis kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan seseorang.
AKG Wanita = 655 + (9,6 x BB(kg)) + (1,8 x tinggi badan (cm)) – (4,7 x usia)
= 655 + (9,6 x 64) + (1,8 x 147) - (4,7 x 46)
= 655 + 614,4 + 264,6 - 216,2 = 1317 kkal
• Dilihat dari angka metabolisme basal untuk kecukupan gizi pasien ini lebih dari
kebutuhan AKG harian
• Sedangkan berdasarkan AKG di PMK RI No. 28 tahun 2019 pada kelompok usia 30-49
17
tahun adalah sebesar 2.150 kkal/hari
Pola konsumsi yang dianjurkan untuk pasien (servisitis, obesitas, hipertensi):
• Sayuran dua kali lipat dari karbohidrat: sekitar 5 porsi/hari
• Buah: sekitar 5 porsi/hari,
• Konsumsi sayur dan atau buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat ditambah dengan protein
• Karbohidrat: karbohidrat sehat seperti yang didapatkan dari kentang, sayuran hijau (brokoli, bayam, dll), gandum seperti roti atau sereal,
• Produk rendah lemak: produk-produk yang mengandung lemak baik seperti olive oil, alpukat, dan omega-3 dari ikan
• Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan jumlah bahan makanan sumber karbohidrat
• Protein seperti protein nabati (produk kedelai dan kacang-kacangan) dan protein hewani seperti (daging tanpa lemak, telur dan ikan)
• Utamakan protein rendah lemak: ikan, putih telur, ayam tanpa kulit
• Mengurangi makanan dengan kadar garam tinggi: menghindari makanan kaleng atau bahan makanan beku,
• Makanan yang mengandung kalium, kalsium, dan magnesium untuk mencegah disfungsi endotel seperti pada buah pisang, produk susu.
• Minyak sebagai bahan makanan sumber lemak dapat digunakan untuk mengolah bahan makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 3–4 porsi atau setara dengan 3–4 sendok teh
Pantangan makan pasien:
• Untuk servisitis tidak ada pantangan makan
• Untuk hipertensi: batasi makanan yang asin, seperti ikan asin, makanan cepat saji
• Untuk obesitas: batasi makanan yang banyak lemak/minyak dan karbohidrat, seperti gorengan, nasi putih, makanan yang terlalu manis
Anjuran makan pasien:
• Kurangi makan nasi putih, 1 centong saja
• Makan selingan buah seperti apel/pir
• Perbanyak makan sayuran seperti kangkung, bayam, brokoli, sawi
18
• Masak menggunakan sedikit minyak (sehari maksimal 5 sendok makan)
• Garam sehari tidak lebih dari 1 sendok teh
• Gula sehari tidak lebih dari 4 sendok makan
2.7 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
2.7.1 Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pribadi, bentuk persegi panjang ukuran 6x3, bangunan 2 lantai, tembok terbuat dari beton, lantai dari keramik, plafon dari triplek. Lantai 1 terdapat ruang tamu dan warung (2x2 m), kamar mandi, dapur, tangga di belakang. Lantai 2 terdapat 3 kamar tidur.
Terdapat jendela 4 buah jendela yang menghadap keluar, ukuran 120x180 cm, cahaya matahari dapat masuk, terdapat ventilasi menyatu dengan jendela, sirkulasi udara baik, rumah tergolong bersih, jamban WC jongkok bersih. Untuk kerapihan rumah di dalam dan diluar cukup rapi dan tata letak barang dan pakaian sudah tertata dengan baik.
Mandi & cuci menggunakan air tanah, masak dan minum menggunakan air isi ulang, ada tempat sampah depan rumah setiap hari diambil petugas sampah, selokan mengalir, kebersihan pemukiman cukup bersih, tidak banjir.
2.7.2 Denah Rumah
2.7.3 Analisa Keadaan Rumah
Letak Rumah di Daerah Kelurahan Mampang Prapatan :
19
Kepadatan Penduduk = 26.416 jiwa / 3,30 km2
Kepadatan Penduduk = 8.601 / km2
Interpretasi: Lingkungan rumah tidak padat penduduk
1. Bentuk Bangunan Rumah : Persegi panjang
2. Kepemilikan Rumah : Pribadi
3. Luas Rumah : 6x3 m
4. Jumlah Orang dalam Satu Rumah: 5 orang
5. Lantai Rumah dari : Keramik
6. Dinding Rumah dari : Tembok
7. Atap Rumah : Plafon triplek
8. Pembagian Ruangan Rumah:
• Warung : Ada, ukuran 2 x 2 m
• Ruang tamu, makan, keluarga : Ada, ukuran 1 x 3 m
• Kamar Tidur Lantai 2 : Ada, ukuran 2 x 2 m; Jumlah 3
• Ruang Jemuran : Tidak ada
• Dapur : Ada, ukuran 1 x 3 m; Jumlah 1
• Toilet/WC : Ada, ukuran 1 x 3 m; Jumlah 1
9. Jendela Rumah : Ada, ukuran 120 cm x 180 cm
• Penerangan di Dalam Rumah: Cukup baik
10. Listrik di Rumah : Ada, 2.400 watt
11. Lubang Ventilasi
• Ruang Tamu : Ada
• Kamar Tidur : Ada
• Dapur : Ada
• Toilet/WC : Ada Kelembaban dalam rumah: Lembab
12. Kesan ventilasi di dalam rumah : Cukup baik
13. Kebersihan dalam Rumah : Cukup bersih
14. Sumber Air Minum dari : Air isi ulang
15. Kamar Mandi : Ada
16. Limbah Rumah Tangga Dialirkan ke : Got (saluran limbah)
17. Tempat Sampah di Luar Rumah : Ada
18. Jalan di Depan Rumah Lebarnya : 1 m terdiri dari aspal
20
Kesan Kebersihan Lingkungan Pemukiman: Cukup bersih
2.7.4 Analisis Keadaan Rumah
Tabel 6 Penilaian Rumah Sehat berdasarkan Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
No Komponen Rumah Indikator Rumah Sehat Kondisi Rumah Pasien
1 Langit-langit Langit-langit dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata kerangka atap serta mudah dibersihkan
2 Dinding Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut
3 Ventilasi Luas lubang minimal 10% dari luas lantai ruangan
4 Lantai Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan ± 20 cm dari permukaan tanah.
5 Pencahayaan Suatu cara sederhana menilai pencahayaan baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samarsamar bila membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar. Pencahayaan yang baik di atas 70%.
6 Sumber air bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009). Dikatakan air bersih jika memenuhi 3
Kerangka atap terbuat dari kayu dan seng, plafon terbuat dari triplek
Dinding terbuat dari beton, seluruh dinding di cat, tidak ada rembesan di dinding
Lubang ventilasi sudah >10% dari luas lantai ruangan
Lantai di rumah pasien terbuat dari keramik, lantai ditinggikan dari permukaan tanah >20 cm
Pencahayaan dalam rumah pasien sudah cukup di atas 70%
Sumber air bersih berasal dari air tanah, tidak berbau, jernih dengan suhu dibawah suhu udara.
21
syarat utama, antara lain: syarat fisik air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman
7 Sampah Terdapat tempat sampah di dalam rumah. Syarat tempat sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang lainnya.
8 Jamban dan air limbah Cara pembuangan tinja, prinsipnya yaitu: kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah. Kotoran manusia tidak dijamah lalat. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
Terdapat tempat sampah di dalam rumah menggunakan tempat sampah yang tertutup.
Jamban dan air limbah di rumah pasien sudah memenuhi kriteria rumah sehat.
22
2.7.5 Diagnosis Holistik
Tabel 7. Diagnostis holistik
No Aspek Rincian Keterangan
1. Alasan kedatangan pasien a) Keluhan utama
b) Harapan pasien/keluarga
c) Kekhawatiran pasien/keluarga
2. Diagnosis penyakit Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakan, cukup dengan diagnosis kerja
a) Hasil skrining IVA test negative tetapi menunjukkan servisitis, nyeri saat berhubungan seksual sejak 2 tahun
b) Penyakitnya sembuh
c) Penyakit bertambah buruk
Berdasarkan ICD 10, pasien didiagnosis
a. N72 inflamatory disease of cervix uteri (servisitis)
b. I10 primary hypertension (hipertensi grade 2)
c. E66 obesitas
3. Aspek Risiko Internal (faktor yang menunjang terjadinya/bertambah parahnya penyakit dari dalam diri pasien)
• Faktor Perilaku
• Faktor Non-Perilaku
Faktor perilaku:
• Perilaku seksual berdasarkan pernyataan pasien masih baik, tidak pernah berganti-ganti pasangan, namun perlu identifikasi lebih lanjut terhadap suami pasien
• Penggunaan pil KB hormonal.
• Pasien masih sering makan makanan berlemak dan asin seperti gorengan
• Kesadaran untuk segera berobat jika ada keluhan masih rendah Faktor non-perilaku:
• Lingkungan pasien banyak yang jual gorengan sehingga pasien sering makan gorengan
• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor
• Tidak ditemukan adanya genetik kanker serviks maupun obesitas pada keluarga pasien
23
No Aspek Rincian Keterangan
4 Pemicu psikososial & lingkungan (faktor eksternal) yang mempermudah seseorang menderita penyakit tersebut)
a) Dukungan keluarga terdekat, fungsi-fungsi keluarga
• Suami pasien membantu pasien untuk berobat terkait keluhan nyeri saat berhubungan seksual
• Suami pasien membantu memberikan keputusan terkait pemilihan program KB yang sesuai
• Suami pasien membantu memilih makanan yang sesuai dengan kondisi pasien
• Suami pasien memberikan support moral dan semangat untuk kesembuhan pasien
b) Dukungan keluarga lainnya
c) Perilaku keluarga yang tidak sehat
• Anak pasien menemani pasien untuk kontrol kembali dan menemani saat pemeriksaan IVA ulang
• Keluarga dan pasien kurang kesadaran untuk segera berobat jika ada keluhan
• Pasien mengonsumsi makanan melebihi kalori yang dianjurkan, banyak makan makanan berlemak dan asin
• Suami pasien merokok terkadang di dalam rumah
d) Masalah ekonomi yang berpengaruh terhadap kesehatan/penyakit pasien
e) Akses pada pelayanan kesehatan
f) Lingkungan fisik
- Hazard
- Bangunan (kriteria rumah sehat dll)
Tidak ada masalah ekonomi yang berpengaruh terhadap penyakit pasien saat ini
Akses ke puskesmas tergolong cukup dekat dengan jarak tempuh ± 15 menit dengan kendaraan bermotor
Jarak antara septic tank dengan sumber air tidak >10 m, sehingga rawan tercemar karena pasien menggunakan sumber air tanah
24
No Aspek Rincian Keterangan
g. Masalah lingkungan pemukiman Pemukiman padat penduduk namun kondisi kebersihan lingkungan baik
5 Fungsi sosial seseorang Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan : termasuk skala 1 (mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit)
Pasien mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
2.8 DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA KEADAAN YANG TIDAK/KURANG
Jarak dari rumah ke faskes terdekat tergolong dekat (2,5 m perjalanan 15 menit dengan motor)
Ayah pasien memiliki riwayat DM
• Perilaku seksual berdasarkan pernyataan pasien masih baik, tidak pernah berganti-ganti pasangan, namun perlu
identifikasi lebih lanjut terhadap suami pasien
• Penggunaan pil KB (hormonal)
• Pasien masih sering makan makanan berlemak dan asin
seperti gorengan
• Rendahnya kesadaran untuk segera berobat jika ada keluhan
• Makan melebihi kalori AKG harian
• Suami pasien merokok di dalam rumah
• Tidak rutin minum obat anti hipertensi
• Lingkungan pemukiman padat
penduduk
• Lingkungan rumah banyak yang
jual gorengan sehingga pasien
sering membeli
• Jarak septic tank dgn sumber air
tanah <10 m
25