PREVIEW REVISI FAMFOL IKM ZAHRA

Page 1

LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA

SEORANG PEREMPUAN USIA 46 TAHUN DENGAN SERVISITIS

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat dalam Menempuh Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh:

Farras Shavira 030.17.049

Fatimah Az Zahra 030.17.051

Pembimbing: Dr. dr. Rina K. Kusumaratna, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 27 FEBRUARI – 06 MEI 2023

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karenaatas rahmatNya, kami dapat menyelesaikan penyusunan hasil laporan kunjungan rumah/family folder dengan salah satu warga di Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Laporan kunjungan rumah ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Kesehatan Masyarakat dalam periode 27 Februari – 06 Mei 2023. Dalam usaha penyelesaian hasil laporan kunjungan rumah/family folder ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasihyang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. dr. Rina K. Kusumaratna, M.Kes selaku pembimbing kami yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan kedokteran keluarga ini selama penulis menempuh kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Keluarga

2. dr. Witriastika Suci selaku pembimbing kami di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan.

3. Staf-staf di bagian Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan.

4. Semua teman-teman Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas/Kesehatan Masyarakat Trisakti Periode periode 27 Februari – 06 Mei 2023.

Kami menyadari bahwa di dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami menerima semua saran dan kritikanyang membangun guna penyempurnaan tugas laporan ini.

Jakarta, Maret 2023

Penyusun

2
3 DAFTAR ISI LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA 1 KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1 DAFTAR ISI 3 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 5 BAB II LAPORAN EVALUASI KELUARGA 6 2.1 IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA ..................................................................... 6 2.1.1 Identitas Pasien ......................................................................................................... 6 2.1.2 Sumber Pembiayaan Kesehatan 6 2.1.3 Perilaku Kesehatan Keluarga ................................................................................... 6 2.2 PROFIL KELUARGA 7 2.3 RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN 8 2.3.1 Keluhan Utama ......................................................................................................... 8 2.3.2 Harapan Pasien terhadap Keluhan Utama 8 2.3.3 Kekhawatiran Pasien terhadap Keluhan Utama ...................................................... 8 2.3.4 Riwayat Penyakit Sekarang 8 2.3.5 Riwayat Penyakit Dahulu 8 2.3.6 Riwayat Kebiasaan 9 2.3.7 Riwayat Penyakit Keluarga 9 2.3.8 Riwayat Obstetri & Ginekologi ................................................................................ 9 2.3.9 Hasil Pemeriksaan Fisik 9 2.3.10 Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang ............................................... 12 2.3.11 Fungsi Sosial Pasien 12 2.3.12 Diagnosis Kerja 12 2.3.13 Rencana Penatalaksanaan Pengobatan yang Telah Diberikan ........................... 13 2.3.14 Hasil Penatalaksanaan Medis 13 2.4 IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA ........................................................ 14 2.4.1 Fungsi Biologis 14 2.4.2 Fungsi Psikologis 14 2.4.3 Fungsi Ekonomi 14 2.4.4 Fungsi Pendidikan 14 2.4.5 Fungsi Religius ....................................................................................................... 15 2.4.6 Fungsi Sosial Budaya 15 2.5 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN ..... 17
4 2.5.1 Faktor Perilaku ....................................................................................................... 17 2.5.2 Faktor Non Perilaku (Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan) 17 2.6 POLA KONSUMSI MAKANAN .................................................................................. 17 2.7 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH 19 2.7.1 Gambaran Lingkungan Rumah 19 2.7.2 Denah Rumah 19 2.7.3 Analisa Keadaan Rumah 19 2.7.4 Analisis Keadaan Rumah ........................................................................................ 21 2.7.5 Diagnosis Holistik 23 2.8 DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA KEADAAN YANG TIDAK/KURANG 25 2.9 PERMASALAHAN PADA KELUARGA 26 2.10 PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN .................................................................. 28 2.11 KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA 31 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 33

BAB I

PENDAHULUAN

Servisitis merupakan penyakit inflamasi pada serviks yang umumnya disebabkan oleh

infeksi menular seksual akibat Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini umumnya bersifat asimtomatik. Gejala yang dapat dikeluhkan oleh pasien adalah keputihan yang mukopurulen atau perdarahan di luar siklus haid terutama setelah berhubungan intim.1

WHO mengestimasi terdapat 357 juta kasus infeksi menular seksual baru ditemukan setiap tahunnya. Infeksi menular seksual tersebut terutama disebabkan oleh infeksi klamidia, gonorrhea, sifilis, dan trikomonas. Selain itu, lebih dari 500 juta orang diperkirakan terkena infeksi HSV (Herpes Simplex Virus) dan lebih dari 290 juta wanita terkena infeksi virus HPV (Human Papiloma Virus) yang berkaitan dengan risiko kanker serviks.2

Diagnosis servisitis dilakukan dengan pemeriksaan fisik seperti inspeksi menggunakan spekulum dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan swab vagina dan endoserviks untuk kemudian dilakukan pewarnaan Gram Baku emas diagnosis servisitis adalah pemeriksaan kultur. Pemeriksaan ini diindikasikan pada kasus servisitis infeksius berulang. Jika kultur tidak dapat dilakukan, pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) atau NAAT (Nucleic acid amplification testing) dapat dilakukan.3

Servisitis bisa menjadi awal dari munculnya keganasan yakni kanker serviks, oleh karena itu deteksi dini kanker serviks lewat pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dianggap dapat menyelamatkan banyak wanita karena relatif mudah dilakukan dan hasilnya cepat Pemeriksaan IVA dilakukan dengan meneteskan asam asetat (asam cuka) pada permukaan mulut rahim. Teknik ini dinilai terjangkau, mudah, hanya memerlukan alat sederhana, dan hasilnya bisa langsung didapatkan.4,5

Secara umum, tingkat keakuratan pemeriksaan IVA memang lebih rendah

dibandingkan dengan pemeriksaan lain untuk kanker serviks, yaitu hanya 61%. Pemeriksaan pap smear memiliki tingkat keakuratan sekitar 80% dan pemeriksaan kolposkopi sekitar 75%. Meski begitu, pemeriksaan IVA dinilai efisien, cukup akurat, dan mudah dijangkau karena bisa dilakukan di puskesmas. Pemeriksaan IVA adalah upaya paling mudah untuk mendeteksi kanker serviks secara dini, terlebih bila Anda berada di lokasi yang jauh dari fasilitas kesehatan dengan sarana dan prasarana yang memadai. Di Indonesia anjuran untuk melakukan pemeriksaan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun

sekali dan, bila hasil negative (-) adalah 5 tahun sekali.6,7

5

BAB II

LAPORAN EVALUASI KELUARGA

2.1 IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA

2.1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. L

Umur : 46 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Alamat : Jl. Mampang Prapatan VII RT 013 RW 001

Agama Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : (-)

Penghasilan : (-)

Pembiayaan Kesehatan : BPJS PBI

2.1.2 Sumber Pembiayaan Kesehatan

Jaminan: Pasien berobat menggunakan BPJS PBI

2.1.3 Perilaku Kesehatan Keluarga

• Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan:

Periksa ke Puskesmas Mampang

• Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:

Posyandu : Ya

Perkumpulan Kesehatan lain : Ya

• Pemanfaatan Waktu Luang:

Olahraga : Senam 2x seminggu dan jalan pagi 1x seminggu 30-60 menit

Rekreasi : Ya

Melakukan hobi : Tidak

• Aktivitas Sosial di Lingkungan Permukiman:

Pertemuan RT : Ya

6

Arisan : Ya

Organisasi : Ya, pengajian (ta'lim)

2.2 PROFIL KELUARGA

Tabel 1. Daftar anggota keluarga kandung

No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Terakhir Pekerjaan Keterangan Tempat Tinggal

1 Tn. S Kepala Keluarga L 46 SMA berjualan di warung, ketua RT Hidup, sehat Serumah

2 Ny. L (pasien) Ibu P 46 SMA mengurus rumah tangga Hidup, sakit Serumah

3 An. S Anak L 20 SMA Karyawan Hidup, sehat Serumah

4 An. W Anak P 14 SMP - Hidup, sehat Serumah

5 An. P Anak P 11 SD - Hidup, sehat Serumah

GENOGRAM KELUARGA

1. Ayah Pasien : Riwayat DM

2. Ibu Pasien : Sehat

3. Suami Pasien : Sehat

4. Ayah Suami Pasien : Sehat

5. Ibu Suami pasien : Riwayat

hipertensi

6. Pasien : Hipertensi tidak terkontrol

7. Anak pertama Pasien : Sehat

8. Anak kedua pasien : Sehat

9. Anak ketiga pasien : Sehat

7

Bentuk Keluarga: Keluarga inti

Siklus Kehidupan Keluarga: Fase Keluarga dengan Anak

2.3 RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN

Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada hari Senin,13 Maret 2023 di Rumah Pasien.

2.3.1 Keluhan Utama

Skrining IVA test hasil servisitis.

2.3.2 Harapan Pasien terhadap Keluhan Utama

Pasien berharap penyakit yang dialaminya sembuh dan tekanan darah tingginya dapat terkontrol.

2.3.3 Kekhawatiran Pasien terhadap Keluhan Utama

Pasien khawatir akan terjadi perburukan terhadap penyakitnya.

2.3.4 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien melakukan skrining test IVA pada hari Senin tanggal 06/03 di kantor Kecamatan

Mampang Prapatan sebagai partisipasi selaku ibu RT 013 di kelurahan Mampang Prapatan.

Setelah melakukan test IVA, didapatkan test IVA negative tetapi pasien dirujuk ke poli PTM

PKM Mampang Prapatan karena test IVA menunjukkan hasil servisitis. Di Poli PTM pasien memiliki keluhan nyeri saat berhubungan dengan suami sejak 2 tahun yang lalu, nyeri tidak disertai dengan keluar darah setelah berhubungan. Keluhan tidak disertai dengan keputihan dan nyeri panggul.

Sejak 3 bulan lalu, pasien mengeluh nyeri hilang timbul di daerah perut bawah seperti kram. Keluhan kram juga dirasakan saat ingin buang air besar.

2.3.5 Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien terdeteksi darah tinggi saat skrining vaksinasi covid pada tahun 2021, sejak saat itu pasien kontrol darah tinggi namun tidak meminum obat secara teratur. Pasien rutin kontrol ke puskesmas Kelurahan selama 2 tahun. Riwayat penyakit lain seperti diabetes mellitus, sakit jantung, sakit ginjal, asma, maupun alergi disangkal oleh pasien.

8

2.3.6 Riwayat Kebiasaan

Pasien tinggal di rumah bersama suami dan ketiga anaknya, sehari hari beraktivitas mengurus rumah tangga seperti menyapu, mengepel, memasak, mencuci piring dan mencuci baju. Selain itu pasien menjaga warung, dan aktif ikut bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

Pasien mengganti celana dalam 2 kali dalam sehari. Pasien tidak suka memakai celana ketat, pantyliner ataupun pembersih vagina. Pasien rutin mengganti pembalut 2-3 kali sehari. Pasien suka makan-makanan asin serta berlemak. Pasien minum > 8 gelas sehari. Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol.

2.3.7 Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluhan kencing bernanah, luka dan bintil pada kemaluan pada suami pasien. Ayah pasien memiliki riwayat diabetes mellitus, riwayat penyakit lainnya pada keluarga disangkal.

2.3.8 Riwayat Obstetri & Ginekologi

Pasien memiliki riwayat menggunakan kontrasepsi IUD tahun 2011 namun tidak lama beralih ke pil KB (karena IUD bergeser), pil KB dikonsumsi secara rutin sampai saat ini. Pasien pertama kali haid pada usia 14 tahun, pasien rutin haid setiap bulannya selama 4-5 hari setiap siklusnya. Pasien mengganti pembalut 2-3 kali setiap haid. Pasien menikah sejak usia 25 tahun. Anak pertama lahir pervaginam di bidan dengan penyulit dan divakum. Anak kedua dan ketiga lahir pervaginam di bidan tanpa penyulit.

2.3.9 Hasil Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin 13 Maret 2023 di Rumah Pasien.

Keadaan Umum

Kesadaran: Compos mentis

Kesan Sakit: Tampak sakit ringan

BB: 64 kg

TB: 147 cm

IMT: 29,62 kg/m2

Kesan Gizi: Obesitas Kelas I

Tanda Vital Tekanan darah: 130/100 mmHg (Hipertensi grade II)

Nadi: 91 x/menit

Respirasi: 20 x/menit

Suhu: 36,5°C

SpO2: 99%

Kepala Normosefali, rambut hitam, tidak rontok, terdistribusi merata, tidak terdapat

jejas

Mata: Pupil bulat isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya langsung +/+, Refleks

9

cahaya tidak langsung +/+, Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Hiperemis (-), Oedem (-), Massa (-), Deformitas (-) Pemeriksaan segmen posterior tidak dilakukan.

Telinga: Deformitas (-), Hiperemis (-), Oedem (-), Serumen (-), Nyeri tekan tragus (-), Nyeri tarik (-)

Hidung: Deformitas (-), Deviasi septum (-), Sekret (-), Pernapasan cuping hidung (-)

Tenggorokan: Uvula di tengah, Arkus faring simetris, T1/T1, Hiperemis (), Kripta (-), Detritus (-)

Mulut: Sianosis (-), Mulut kering (-), Gusi berdarah (-), Gusi hiperemis (-), Lidah tidak kotor

Leher Regio leher: Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.

Thorax Paru-paru:

Inspeksi: Thorax simetris pada saat statis dan dinamis, retraksi intercostal (), retraksi subcostal(-), kelainan kulit (-), tipe pernapasan torakoabdominal.

Palpasi: gerak dinding dada simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-), fremitus simetris

Perkusi: sonor di kedua lapang paru, batas paru dan hepar setinggi ICS VI linea midclavicularis dextra dengan perkusi redup dan peranjakan hepar pada 2 jari dibawah ICS IV, batas bawah paru dan lambung setinggi ICS

VIII linea axillaris anterior sinistra dengan perkusi timpani

Auskultasi: Ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung:

Inspeksi: pulsasi ictus cordis tidak tampak

Palpasi: vocal fremitus sama antara dinding dada kanan dan kiri, thrill (-), ictus cordis teraba di ICS V 2 cm di linea midclavicularis sinistra.

Perkusi: batas paru dan jantung kiri setinggi ICS VI linea midclavicularis sinistra dengan perkusi redup, batas paru dan jantung kanan setinggi ICS V linea sternalis dextra dengan perkusi redup.

Auskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen

Inspeksi: tampak rata, ikterik (-), hiperemis (-), benjolan (-), jejas (-)

Auskultasi: bising usus 3x/menit, arterial bruit (-), venous hum(-)

Palpasi: teraba supel, massa (-), nyeri lepas (-), hepar membesar (-), lien membesar (-), ballottement ginjal (-), undulasi (-), Nyeri tekan(-)

Perkusi: Tymphani di seluruh regio abdomen (-), shifting dullness (-)

Genital Dalam batas normal

Ekstremitas Ekstremitas Atas

Simetris kanan dan kiri, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/- , jejas -/-, palmar eritema (-), flapping tremor (-), clubbing finger (-).

Regio palmar manus dextra dan sisnitra: tidak ditemukan efloresensi

Ekstremitas Bawah

Simetris kanan dan kiri, nyeri tekan -/-, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/-, jejas -/- Regio cruris dextra dan sinistra: tidak ditemukan efloresensi Regio plantar pedis

dextra dan sinistra : tidak ditemukan Efloresensi

10

Status Neurologis (Jika Perlu)

Saraf Kranial (I-XII) : Dalam batas normal

Tanda Rangsang Meningeal : Dalam batas normal

Refleks Fisiologis:

• Biceps : ++/++

• Triceps : ++/ ++

• Achilles : ++/ ++

• Patella : ++/ ++

Refleks Patologis

• Babinski : - / -

• Oppenheim : - / -

• Chaddock : - / -

• Gordon : - / -

• Schaeffer : - / -

• Hoffman-Trommer : - / -

Kekuatan Otot

Ekstremitas Superior Dextra

5555

Ekstremitas Inferior Dextra

5555

Tonus Otot

Trofi

Ekstremitas Superior Sinistra

5555

Ekstremitas Inferior Sinistra

5555

Normotonus Normotonus

Normotonus Normotonus

Eutrofi Eutrofi

Eutrofi

Pemeriksaan Sensibilitas (Jika Perlu)

Eskterospektif/Rasa Permukaan

• Rasa Raba/Nyeri : Normal

• Rasa Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan

Eutrofi

11

Propioseptif/Rasa Dalam

• Rasa Raba : Normal

• Rasa Gerak : Normal

• Rasa Getar : Tidak dilakukan pemeriksaan

2.3.10 Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang

Tabel 2. Hasil pemeriksaan IVA test tanggal 6/3/2022

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan IVA

2.3.11 Fungsi Sosial Pasien

• Skala 1: Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit

• Skala 2: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam rumah

• Skala 3: Mampu melakukan perawatan diri, tapi tak mampu melakukanpekerjaan ringan

• Skala 4: Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri, namun sebagianbesar

pekerjaan hanya duduk dan berbaring

• Skala 5: Perawatan diri dilakukan orang lain, tak mampu berbuat apa-apa,berbaring pasif

Berdasarkan hasil anamnesis kepada pasien, pasien mengatakan bahwa ia masih mampu

melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi sosial

pasien adalah skala 1.

2.3.12 Diagnosis Kerja

• Servisitis

• Obesitas grade 1

• Hipertensi

12
TEST Negatif Negatif

2.3.13 Rencana Penatalaksanaan Pengobatan yang Telah Diberikan

Tabel 3. Daftar obat yang diberikan

No

1 Doksisiklin 100 mg 2x1

2 Amlodipine 10 mg 1x1

3 Vitamin Cyanocobalamin 1x1

Terapi Edukasi:

Nama Obat

• Mengedukasikan suami pasien untuk melakukan pemeriksaan juga untuk mencegah terjadinya infeksi berulang akibat efek pingpong, karena servisitis adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual

• Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear setiap 3 tahun sekali untuk mengevaluasi tidak terjadi keganasan seperti kanker serviks

• Tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu sampai terjadi perbaikan

• Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes IVA ulang 6 bulan lagi untuk evaluasi

perbaikan

• Minum antibiotik secara rutin dan teratur untuk mencegah resistensi yang dapat menghambat penyembuhan penyakit

• Mengedukasi pasien terkait jenis KB yang sesuai dengan keadaan pasien.

• Edukasi pasien mengenai anjuran pola makan sehat untuk pasien hipertensi, yakni jumlah, jadwal, dan jenis makanan yang dikonsumsi.

• Anjurkan pasien untuk menurunkan berat badan dengan cara pengaturan diet dan berolahraga

2.3.14 Hasil Penatalaksanaan Medis

Keluhan kram perut terkadang masih dirasakan, nyeri saat berhubungan seksual tidak dapat dievaluasi karena pasien tidak melakukan hubungan seksual saat pengobatan. Didapatkan tekanan darah pasien 130/100mmHg dan termasuk hipertensi grade 2. Belum ada perubahan berat badan.

Faktor Pendukung:

• Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien

• Pasien rutin kontrol ke puskesmas

13

Faktor Penghambat:

• Masih rendahnya kesadaran untuk segera berobat ketika ada keluhan: keluhan nyeri saat berhubungan seksual sudah lama (2 tahun), selama ini tidak pernah diperiksa dan hanya dibiarkan saja

• Pasien menggunakan pil KB

• Tidak rutin minum obat hipertensi

• Pasien masih sering mengkonsumsi makanan asin dan berlemak

2.4 IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

2.4.1

Fungsi Biologis

• Pasien memiliki penyakit servisitis

• Status gizi pasien obesitas grade I

• Pasien memiliki hipertensi

2.4.2 Fungsi Psikologis

• Hubungan pasien dengan suami dan anaknya baik, tidak pernah muncul masalah besar yang menyebabkan keributan

• Hubungan pasien dengan tetangga baik, selalu bertegur sapa dan bersosialisasi dengan lingkungan

• Pasien selalu berusaha mengkomunikasikan perasaan dan masalah yang ia miliki dengan keluarganya.

2.4.3 Fungsi Ekonomi

Sumber penghasilan berasal dari berjualan di warung dan suami sebagai ketua RT Kebutuhan sehari-hari dapat tercukupi, untuk pengobatan pasien menggunakan asuransi kesehatan BPJSPBI.

2.4.4 Fungsi Pendidikan

Pendidikan terakhir pasien adalah SMA, pada saat dilakukan edukasi dan pemberian informasi mengenai penyakit pasien, pengendalian penyakit serta pengobatan, pasien dapat memahami dengan baik.

14

2.4.5 Fungsi Religius

Pasien dan keluarga menganut agama Islam. Pasien beribadah secara rutin.

2.4.6 Fungsi Sosial Budaya

Pasien tinggal di lingkungan rumah padat penduduk. Pasien aktif dalam kegiatan masyarakat.

NO Items

A: Adaptasi

1

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman ) saya untuk membantu pada waktu ketika ada sesuatu yang membuat saya sulit

2

P: Partnership Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah saya

3

G:Growth Saya puas bahwa keluarga (temanteman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas

A:Afek

4

Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih, kasih sayang, dll

R:Resolve

5

Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya menyediakan waktu bersama- sama untuk dihabiskan bersama anggota keluarga

Penilaian:

Nilai : 0 – 3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi

Nilai : 4 – 6 : Disfungsi keluarga sedang

Nilai : 7 – 10 : Tidak ada disfungsi keluarga

Penjelasan:

15
Tabel 4. APGAR Score Penilaian Selalu (2) KadangKadang (1) Tidak Pernah (0)

Pada penilaian APGAR, didapatkan hasil nilai sebesar 10, yang artinya tidak ada disfungsi

keluarga

Tabel 5. SCREEM Score

RESOURCES

PATHOLOGY

SOCIAL

Interaksi sosial merupakan bukti antara anggota keluarga, Anggota keluarga jalur komunikasi yang seimbang dengan grup sosial diluar keluarga seperti teman, grup olahraga, klub & komunitas lainnya

CULTURAL Kebanggaan budaya atau kepuasan dapat teridentifikasi, khususnya dalam grup etnis yang jelas

RELIGIOUS

Tawaran agama yang memuaskan pengalaman spiritual dan hubungan dengan grup diluar keluarga yang mendukung

ECONOMIC

Stabilitas ekonomi cukup untuk menyediakan kepuasan yang berhubungan dengan status keuangan dan kemampuan untuk menyatukan permintaan ekonomi sesuai norma kehidupan

EDUCATION

Pendidikan anggota keluarga cukup untuk mengizinkan anggota keluarga

memecahkan atau memahami sebagian besar permasalahan yang muncul dalam gaya

hidup formal yang dibangun oleh

keluarga

-

MEDICAL Perawatan kesehatan mudah dijangkau Kesadaran terhadap

penyakitnya rendah, saat ini merupakan pertama kali berobat keluhan nyeri saat

berhubungan seksual sejak

2 tahun

Berdasarkan nilai SCREEM Score, kesadaran terhadap penyakitnya masih sangat rendah, saat ini pasien pertama kalinya berobat ke puskesmas mengenai keluhan yang sudah lama dirasakan (2 tahun). Pasien dan keluarga mampu bersosialisasi dengan baik, hubungan antar keluarga harmonis. Melakukan ibadah rutin sesuai dengan kepercayaan, tingkat

16
-
-
-
-

pendidikan baik dan memiliki ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2.5 IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

2.5.1 Faktor Perilaku

• Perilaku seksual berdasarkan pernyataan pasien masih baik, tidak pernah berganti-ganti pasangan, namun perlu identifikasi lebih lanjut terhadap suami pasien

• Pasien masih sering makan makanan berlemak dan asin seperti gorengan

• Kesadaran untuk segera berobat jika ada keluhan masih rendah

2.5.2 Faktor Non Perilaku (Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan)

• Lingkungan pasien banyak yang jual gorengan sehingga pasien sering makan gorengan

• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor

• Tidak ditemukan adanya genetik kanker serviks maupun obesitas pada keluarga pasien

2.6 POLA KONSUMSI MAKANAN

• Berdasarkan analisis menggunakan food recall 24 hour selama 3 hari (2 weekdays, 1 weekend) didapatkan frekuensi makan rata-rata pasien setiap harinya adalah 3x/hari yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam.

• Jumlah asupan kalori yang dikonsumsi dalam satu hari adalah 1695 kkal.

• Jumlah rata-rata asupan garam pasien setiap harinya adalah 10,8 gram atau sekitar 2 sendok teh

• Untuk mengetahui jumlah kebutuhan gizi seorang perempuan dapat dihitung berdasarkan Angka Metabolisme Basal dengan rumus Harris Benedict yang dilihat dari jenis kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan seseorang.

AKG Wanita = 655 + (9,6 x BB(kg)) + (1,8 x tinggi badan (cm)) – (4,7 x usia)

= 655 + (9,6 x 64) + (1,8 x 147) - (4,7 x 46)

= 655 + 614,4 + 264,6 - 216,2 = 1317 kkal

• Dilihat dari angka metabolisme basal untuk kecukupan gizi pasien ini lebih dari

kebutuhan AKG harian

• Sedangkan berdasarkan AKG di PMK RI No. 28 tahun 2019 pada kelompok usia 30-49

17

tahun adalah sebesar 2.150 kkal/hari

Pola konsumsi yang dianjurkan untuk pasien (servisitis, obesitas, hipertensi):

• Sayuran dua kali lipat dari karbohidrat: sekitar 5 porsi/hari

• Buah: sekitar 5 porsi/hari,

• Konsumsi sayur dan atau buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat ditambah dengan protein

• Karbohidrat: karbohidrat sehat seperti yang didapatkan dari kentang, sayuran hijau (brokoli, bayam, dll), gandum seperti roti atau sereal,

• Produk rendah lemak: produk-produk yang mengandung lemak baik seperti olive oil, alpukat, dan omega-3 dari ikan

• Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan jumlah bahan makanan sumber karbohidrat

• Protein seperti protein nabati (produk kedelai dan kacang-kacangan) dan protein hewani seperti (daging tanpa lemak, telur dan ikan)

• Utamakan protein rendah lemak: ikan, putih telur, ayam tanpa kulit

• Mengurangi makanan dengan kadar garam tinggi: menghindari makanan kaleng atau bahan makanan beku,

• Makanan yang mengandung kalium, kalsium, dan magnesium untuk mencegah disfungsi endotel seperti pada buah pisang, produk susu.

• Minyak sebagai bahan makanan sumber lemak dapat digunakan untuk mengolah bahan makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 3–4 porsi atau setara dengan 3–4 sendok teh

Pantangan makan pasien:

• Untuk servisitis tidak ada pantangan makan

• Untuk hipertensi: batasi makanan yang asin, seperti ikan asin, makanan cepat saji

• Untuk obesitas: batasi makanan yang banyak lemak/minyak dan karbohidrat, seperti gorengan, nasi putih, makanan yang terlalu manis

Anjuran makan pasien:

• Kurangi makan nasi putih, 1 centong saja

• Makan selingan buah seperti apel/pir

• Perbanyak makan sayuran seperti kangkung, bayam, brokoli, sawi

18

• Masak menggunakan sedikit minyak (sehari maksimal 5 sendok makan)

• Garam sehari tidak lebih dari 1 sendok teh

• Gula sehari tidak lebih dari 4 sendok makan

2.7 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

2.7.1 Gambaran Lingkungan Rumah

Rumah pribadi, bentuk persegi panjang ukuran 6x3, bangunan 2 lantai, tembok terbuat dari beton, lantai dari keramik, plafon dari triplek. Lantai 1 terdapat ruang tamu dan warung (2x2 m), kamar mandi, dapur, tangga di belakang. Lantai 2 terdapat 3 kamar tidur.

Terdapat jendela 4 buah jendela yang menghadap keluar, ukuran 120x180 cm, cahaya matahari dapat masuk, terdapat ventilasi menyatu dengan jendela, sirkulasi udara baik, rumah tergolong bersih, jamban WC jongkok bersih. Untuk kerapihan rumah di dalam dan diluar cukup rapi dan tata letak barang dan pakaian sudah tertata dengan baik.

Mandi & cuci menggunakan air tanah, masak dan minum menggunakan air isi ulang, ada tempat sampah depan rumah setiap hari diambil petugas sampah, selokan mengalir, kebersihan pemukiman cukup bersih, tidak banjir.

2.7.2 Denah Rumah

2.7.3 Analisa Keadaan Rumah

Letak Rumah di Daerah Kelurahan Mampang Prapatan :

19

Kepadatan Penduduk = 26.416 jiwa / 3,30 km2

Kepadatan Penduduk = 8.601 / km2

Interpretasi: Lingkungan rumah tidak padat penduduk

1. Bentuk Bangunan Rumah : Persegi panjang

2. Kepemilikan Rumah : Pribadi

3. Luas Rumah : 6x3 m

4. Jumlah Orang dalam Satu Rumah: 5 orang

5. Lantai Rumah dari : Keramik

6. Dinding Rumah dari : Tembok

7. Atap Rumah : Plafon triplek

8. Pembagian Ruangan Rumah:

• Warung : Ada, ukuran 2 x 2 m

• Ruang tamu, makan, keluarga : Ada, ukuran 1 x 3 m

• Kamar Tidur Lantai 2 : Ada, ukuran 2 x 2 m; Jumlah 3

• Ruang Jemuran : Tidak ada

• Dapur : Ada, ukuran 1 x 3 m; Jumlah 1

• Toilet/WC : Ada, ukuran 1 x 3 m; Jumlah 1

9. Jendela Rumah : Ada, ukuran 120 cm x 180 cm

• Penerangan di Dalam Rumah: Cukup baik

10. Listrik di Rumah : Ada, 2.400 watt

11. Lubang Ventilasi

• Ruang Tamu : Ada

• Kamar Tidur : Ada

• Dapur : Ada

• Toilet/WC : Ada Kelembaban dalam rumah: Lembab

12. Kesan ventilasi di dalam rumah : Cukup baik

13. Kebersihan dalam Rumah : Cukup bersih

14. Sumber Air Minum dari : Air isi ulang

15. Kamar Mandi : Ada

16. Limbah Rumah Tangga Dialirkan ke : Got (saluran limbah)

17. Tempat Sampah di Luar Rumah : Ada

18. Jalan di Depan Rumah Lebarnya : 1 m terdiri dari aspal

20

2.7.4 Analisis Keadaan Rumah

Tabel 6 Penilaian Rumah Sehat berdasarkan Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999

tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

No Komponen Rumah Indikator Rumah Sehat Kondisi Rumah Pasien

1 Langit-langit Langit-langit dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata kerangka atap serta mudah dibersihkan

2 Dinding Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut

3 Ventilasi Luas lubang minimal 10% dari luas lantai ruangan

4 Lantai Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan ± 20 cm dari permukaan tanah.

5 Pencahayaan Suatu cara sederhana menilai pencahayaan baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samarsamar bila membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar. Pencahayaan yang baik di atas 70%.

6 Sumber air bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009). Dikatakan air bersih jika memenuhi 3

Kerangka atap terbuat dari kayu dan seng, plafon terbuat dari triplek

Dinding terbuat dari beton, seluruh dinding di cat, tidak ada rembesan di dinding

Lubang ventilasi sudah >10% dari luas lantai ruangan

Lantai di rumah pasien terbuat dari keramik, lantai ditinggikan dari permukaan tanah >20 cm

Pencahayaan dalam rumah pasien sudah cukup di atas 70%

Sumber air bersih berasal dari air tanah, tidak berbau, jernih dengan suhu dibawah suhu udara.

21

syarat utama, antara lain: syarat fisik air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman

7 Sampah Terdapat tempat sampah di dalam rumah. Syarat tempat sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang lainnya.

8 Jamban dan air limbah Cara pembuangan tinja, prinsipnya yaitu: kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah. Kotoran manusia tidak dijamah lalat. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

Terdapat tempat sampah di dalam rumah menggunakan tempat sampah yang tertutup.

Jamban dan air limbah di rumah pasien sudah memenuhi kriteria rumah sehat.

22

2.7.5 Diagnosis Holistik

Tabel 7. Diagnostis holistik

No Aspek Rincian Keterangan

1. Alasan kedatangan pasien a) Keluhan utama

b) Harapan pasien/keluarga

c) Kekhawatiran pasien/keluarga

2. Diagnosis penyakit Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakan, cukup dengan diagnosis kerja

a) Hasil skrining IVA test negative tetapi menunjukkan servisitis, nyeri saat berhubungan seksual sejak 2 tahun

b) Penyakitnya sembuh

c) Penyakit bertambah buruk

Berdasarkan ICD 10, pasien didiagnosis

a. N72 inflamatory disease of cervix uteri (servisitis)

b. I10 primary hypertension (hipertensi grade 2)

c. E66 obesitas

3. Aspek Risiko Internal (faktor yang menunjang terjadinya/bertambah parahnya penyakit dari dalam diri pasien)

• Faktor Perilaku

• Faktor Non-Perilaku

Faktor perilaku:

• Perilaku seksual berdasarkan pernyataan pasien masih baik, tidak pernah berganti-ganti pasangan, namun perlu identifikasi lebih lanjut terhadap suami pasien

• Penggunaan pil KB hormonal.

• Pasien masih sering makan makanan berlemak dan asin seperti gorengan

• Kesadaran untuk segera berobat jika ada keluhan masih rendah Faktor non-perilaku:

• Lingkungan pasien banyak yang jual gorengan sehingga pasien sering makan gorengan

• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor

• Tidak ditemukan adanya genetik kanker serviks maupun obesitas pada keluarga pasien

23

No Aspek Rincian Keterangan

4 Pemicu psikososial & lingkungan (faktor eksternal) yang mempermudah seseorang menderita penyakit tersebut)

a) Dukungan keluarga terdekat, fungsi-fungsi keluarga

• Suami pasien membantu pasien untuk berobat terkait keluhan nyeri saat berhubungan seksual

• Suami pasien membantu memberikan keputusan terkait pemilihan program KB yang sesuai

• Suami pasien membantu memilih makanan yang sesuai dengan kondisi pasien

• Suami pasien memberikan support moral dan semangat untuk kesembuhan pasien

b) Dukungan keluarga lainnya

c) Perilaku keluarga yang tidak sehat

• Anak pasien menemani pasien untuk kontrol kembali dan menemani saat pemeriksaan IVA ulang

• Keluarga dan pasien kurang kesadaran untuk segera berobat jika ada keluhan

• Pasien mengonsumsi makanan melebihi kalori yang dianjurkan, banyak makan makanan berlemak dan asin

• Suami pasien merokok terkadang di dalam rumah

d) Masalah ekonomi yang berpengaruh terhadap kesehatan/penyakit pasien

e) Akses pada pelayanan kesehatan

f) Lingkungan fisik

- Hazard

- Bangunan (kriteria rumah sehat dll)

Tidak ada masalah ekonomi yang berpengaruh terhadap penyakit pasien saat ini

Akses ke puskesmas tergolong cukup dekat dengan jarak tempuh ± 15 menit dengan kendaraan bermotor

Jarak antara septic tank dengan sumber air tidak >10 m, sehingga rawan tercemar karena pasien menggunakan sumber air tanah

24

No Aspek Rincian Keterangan

g. Masalah lingkungan pemukiman Pemukiman padat penduduk namun kondisi kebersihan lingkungan baik

5 Fungsi sosial seseorang Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan : termasuk skala 1 (mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit)

Pasien mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit

2.8 DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA KEADAAN YANG TIDAK/KURANG

Jarak dari rumah ke faskes terdekat tergolong dekat (2,5 m perjalanan 15 menit dengan motor)

Ayah pasien memiliki riwayat DM

• Perilaku seksual berdasarkan pernyataan pasien masih baik, tidak pernah berganti-ganti pasangan, namun perlu

identifikasi lebih lanjut terhadap suami pasien

• Penggunaan pil KB (hormonal)

• Pasien masih sering makan makanan berlemak dan asin

seperti gorengan

• Rendahnya kesadaran untuk segera berobat jika ada keluhan

• Makan melebihi kalori AKG harian

• Suami pasien merokok di dalam rumah

• Tidak rutin minum obat anti hipertensi

• Lingkungan pemukiman padat

penduduk

• Lingkungan rumah banyak yang

jual gorengan sehingga pasien

sering membeli

• Jarak septic tank dgn sumber air

tanah <10 m

25

2.9 PERMASALAHAN PADA KELUARGA

No Risiko dan masalah kesehatan Rencana Pembinaan Indikator keberhasilan penilaian

1 Servisitis

• Memberikan penjelasan bahwa penyakit ini bisa disebabkan karena penyakit menular seksual, oleh karena itu diperlukan pemeriksaan juga pemeriksaan pada suami

• Memberikan edukasi untuk tidak berhubungan seksual selama masa pengobatan

• Menganjurkan untuk periksa pap smear setiap 3 tahun sekali

• Suami pasien dilakukan pemeriksaan (misalnya pemeriksaan VDRL)

• Tidak terjadi keganasan ke arah kanker serviks

2 Hipertensi

• Menganjurkan pasien untuk membatasi garam (sehari maksimal 1 sdt)

• Menganjurkan untuk minum obat anti hipertensi secara rutin

• Melanjutkan olahraga senam dan jalan pagi yang biasa dilakukan pasien

• Menganjurkan pemilihan KB non hormonal

Tekanan darah pasien 120/80 mmhg

3 Status gizi pasien obesitas grade 1

• Menganjurkan pasien untuk diet dengan cara calorie deficit (makan nasi putih 1 centong saja atau makan kentang rebus, menggoreng makanan dengan sedikit minyak/lebih baik direbus/dipanggang, perbanyak makan sayuran seperti brokoli/sawi/kol) serta mengurangi porsi makan namun frekuensi tetap 3x sehari

• Makan buah sebagai selingan (misalnya apel/pir/pisang)

IMT pasien dapat berkurang <25

26

No

Risiko dan masalah kesehatan

4 Pasien menggunakan pil KB

Rencana Pembinaan Indikator keberhasilan penilaian

• Melanjutkan olahraga senam dan jalan pagi yang biasa dilakukan pasien

• Edukasi terkait pemilihan KB non hormonal

• Edukasi mengenai cara menghitung masa subur dan siklus haid

Pasien menggunakan KB non hormonal

5 Pasien sering mengonsumsi makanan berlemak dan asin

• Menganjurkan untuk mengurangi makan makanan berminyak (maksimal 5 sdm minyak/hari)

• Menganjurkan untuk mengurangi makan gorengan

• Menganjurkan untuk mengurangi asupan garam dalam masakan (maksimal 1 sdt/hari)

Dalam seminggu pasien hanya makan gorengan 1x, asupan garam dalam masakan <1 sdt, masak menggunakan sedikit minyak

6 Asupan kalori pasien perharinya melebihi anjuran AKG

• Menganjurkan untuk memilih makanan yang rendah kalori, seperti umbi-umbian rebus, telur rebus, sayuran

• Menganjurkan untuk mengurangi porsi makan, nasi putih 1 centong saja, lauk setengah porsi, frekuensi tetap 3x sehari

Penghitungan food recall selanjutnya didapatkan total kalori sehari tidak melebihi anjuran AKG

27

2.10 PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN

Tanggal Kunjungan Kegiatan yang Dilakukan Keluarga yang Terlibat Hasil Kegiatan Indikator Evaluasi Kegiatan

07/03/2023

(Ananmesis awal di Puskesmas)

• Memperkenalkan diri pada pasien dan menjelaskan maksud

wawancara

• Bina raport awal

• Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien

• Informed consent dari pasien untuk kunjungan ke rumah

Pasien dan keluarga pasien

• Terbina hubungan baik dengan pasien

• Pasien mengerti maksud dari percakapan

• Didapatkan masalah kesehatan pasien

• Pasien bersedia untuk dilakukan kunjungan ke rumah

• Pasien bersedia memberikan nomor kontak untuk dihubungi

• Pasien bersedia untuk dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik saat kunjungan di rumah

13/03/2023

(Home Visit ke-1)

• Anamnesis dan pemeriksaan fisik

lanjutan

• Identifikasi anggota keluarga

• Identifikasi kondisi lingkungan

• Pencatatan food recall

• Edukasi terkait masalah kesehatan pasien

• Edukasi terkait penatalaksanaan masalah kesehatan pasien

• Edukasi kepada suami pasien untuk dilakukan pemeriksaan juga

• Edukasi untuk minum obat

antihipertensi secara rutin

• Edukasi untuk melakukan

pemeriksaan IVA lagi setelah 6

bulan dan pemeriksaan pap smear

3 tahun sekali

• Memberikan motivasi untuk pasien

Pasien dan keluarga pasien

• Didapatkan data lanjutan mengenai riwayat penyakit dan kondisi fisik pasien

• Didapatkan informasi keluarga dan perilaku dalam

keluarga

• Didapatkan informasi kalori harian pasien

• Pasien mengerti mengenai

penyakitnya

• Pasien mau melanjutkan

pengobatan

• Pasien mengerti pentingnya

pemeriksaan IVA/pap smear

sebagai upaya menjaga

kesehatan reproduksi wanita

• Pasien memiliki motivasi

untuk kembali sehat

• Pasien mengikuti anjuran pola diet yang diberikan

• Suami pasien dilakukan pemeriksaan juga

• Pasien mau minum obat antihipertensi secara rutin

• Sakit pasien tidak berulang dan tidak bertambah buruk (misalnya ke arah kanker serviks)

• Pasien kembali sehat

• Pasien berencana

menggunakan KB non hormonal

28

Tanggal Kunjungan Kegiatan yang Dilakukan Keluarga yang Terlibat Hasil Kegiatan Indikator Evaluasi Kegiatan

• Edukasi mengenai penggunaan KB non hormonal

20/03/2023

(Home Visit ke-2)

• Melakukan evaluasi terhadap keluhan pasien

• Melakukan evaluasi terhadap pelaksaanaan terkait edukasi meminum obat

• Mengevaluasi pola makan dan kebiasaan pasien dan mengevaluasi aktivitas fisik pasien

• Membantu pasien memutuskan penggunaan KB non-hormonal

Pasien dan keluarga pasien

• Keluhan pasien sudah membaik dibandingkan sebelumnya

• Pasien mengkonsumsi obat yang diresepkan secara teratur

• Pasien sudah mengerti pola makan dan aktivitas fisik yang sesuai dengan edukasi yang diberikan

• Pasien sudah bisa memutuskan KB yang dipilih berdasarkan edukasi yang diberikan

• Terdapat perbaikan dari keluhan pasien

• Pasien dan keluarga mengubah gaya hidup baik pola makan atau pengobatan sesuai edukasi

• Pasien sudah dapat memutuskan jenis KB yang akan dipilih

24/03/2023 (Home Visit ke-3)

• Melakukan evaluasi terkait keluhan

• Melakukan evaluasi terkait keteraturan pengobatan pasien

• Mengevaluasi terkait pola makan dan aktivitas fisik pasien

• Mengevaluasi program KB yang dipilih pasien dan suami pasien

• Mengedukasi pasien untuk kontrol rutin sesuai anjuran dokter dan berobat jika masih ada keluhan

Pasien dan keluarga pasien

• Keluhan pasien telah membaik dibandingkan sebelum berobat

• Pasien sudah menyelesaikan obat antibiotik yang diberikan dan meminum obat antihipertensi secara rutin setiap harinya

• Pasien sudah mengurangi konsumsi makanan

berminyak dan gorengan, serta menerapkan menu gizi seimbang

• Pasien dapat berkonsultasi terkait pelayanan KB di

• Terdapat perbaikan dari keluhan pasien

• Pasien dan keluarga dapat mempertahankan gaya hidup sesuai anjuran yang diberikan dan mengkonsumsi obat secara rutin

• Pasien menggunakan jenis KB non hormonal

29

Tanggal

Kunjungan Kegiatan yang Dilakukan Keluarga yang Terlibat Hasil Kegiatan Indikator Evaluasi Kegiatan

puskesmas apabila masih

terdapat keluhan

• Pasien bersedia melakukan tes

IVA 6 bulan kemudian dan

PAP smear 3 tahun sekali, serta pasien kontrol rutin

terkait hipertensi di

puskesmas

30

2.11 KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA

a) Tingkat Pemahaman

Pasien dan keluarga pasien dapat memahami serta menerapkan saran-saran yang telah diberikan.

b) Faktor Pendukung

• Pasien serta keluarga pasien dapat bersikap kooperatif dan mau menerima masukan dan saran serta edukasi.

• Anggota keluarga bersedia memberikan support kepada pasien mengenai kondisi kesehatan pasien serta menerapkan edukasi yang telah diberikan

c) Faktor Penghambat

• Masih rendahnya kesadaran untuk segera berobat ketika ada keluhan: keluhan nyeri saat berhubungan seksual sudah lama (2 tahun), selama ini tidak pernah diperiksa dan hanya dibiarkan saja

• Pasien menggunakan pil KB hormonal

• Tidak rutin minum obat hipertensi

• Pasien masih sering mengkonsumsi makanan asin dan berlemak

• Lingkungan rumah banyak yang jual gorengan sehingga pasien sering membelinya

d) Indikator keberhasilan

• Keluarga memiliki kesadaran untuk langsung berobat jika ada keluhan/sakit yang dirasa, tidak menunggu/membiarkannya dulu

• Suami dilakukan pemeriksaan untuk infeksi menular seksual

• Tidak terjadi perburukan ke arah kanker serviks pada pasien

• Tekanan darah terkontrol normal (120/80 mmhg)

• IMT pasien turun menjadi <25

• Asupan kalori pasien tidak melebihi anjuran AKG

• Berkurangnya perilaku makan makanan asin dan berlemak

• Pasien tetap melakukan olahraga senam dan jalan pagi

e) Aspek yang dapat terselesaikan dan tidak dapat diselesaikan serta pengaruh

terhadap keadaan klinis pasien dan keluarga

Aspek yang dapat terselesaikan:

- Keluhan nyeri saat berhubungan seksual berkurang

- Hipertensi terkontrol (pemeriksaan terakhir 120/80 mmHg)

- Pasien mengkonsumsi obat secara rutin sesuai anjuran berdasarkan pengobatan di

31

Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan

- Pasien menerapkan pola gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan AKG harian

- Pasien dan keluarga memilih pemakaian KB non-hormonal berdasarkan edukasi yang diberikan

- Pasien dan keluarga memahami edukasi yang diberikan, serta turut ikut dalam skrining

penyakit infeksi seksual menular dan Penyakit Tidak Menular (PTM)

Aspek yang tidak dapat diselesaikan:

- IMT pasien belum mencapai target yaitu <25 kg/m2

- Pasien belum dapat memutuskan pemakaian KB non-hormonal untuk jangka panjang

karena dibutuhkan konseling dan pemeriksaan lebih lanjut

- Suami belum melakukan pemeriksaan untuk infeksi menular seksual

Pengaruh terhadap keadaan klinis pasien dan keluarga:

Dengan mengikuti saran dan edukasi yang diberikan, keluhan pasien berkurang dan tekanan darah tinggi pasien terkontrol, serta pasien merasa lebih bugar dan sehat. Hal ini mengurangi kekhawatiran pasien terhadap perburukan dari penyakitnya dan memotivasi pasien dan keluarga untuk menerapkan anjuran yang diberikan seperti rutin berobat dan kontrol ke puskesmas, serta melakukan skrining rutin berupa tes IVA setiap 6 bulan sekali dan Pap-smear 3 tahun sekali apabila tidak ada keluhan. Selain itu, kesadaran pasien dan keluarga terhadap penyakit yang dialami meningkat seperti segera berobat apabila ada keluhan dan melakukan tindak pencegahan seperti menerapkan pola gizi seimbang sesuai AKG harian serta olahraga teratur.

32

DAFTAR PUSTAKA

1. CDC (Centers for Disease Control and Prevention). Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines. 2015: Diseases Characterized by Urethritis and Cervicitis. MMWR Recomm Rep 2015; 64(3). June 2015:51-53.

2. WHO. Sexual Transmitted Infection(s). 2016. Diunduh dari: https://www.who.int/newsroom/fact-sheets/detail/sexually-transmitted-infections-(stis)

3. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2015. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Diunduh dari: http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Pedoman_Nasional_Tatalaksana_IMS_2015.p df

4. View of kebijakan pengendalian kanker melalui pelaksanaan Tes Iva (inspeksi visual asam asetat) dalam upaya deteksi Dini kanker Leher Rahim di banjarbaru [Internet]. Jkpjournal.com. [cited 2023 Mar 28]. Available from:

https://jkpjournal.com/index.php/menu/article/view/74/40

5. Damayanti P, Permatasari P. Pengaruh Dukungan Suami Pada Perilaku Deteksi Dini

Kanker Serviks: Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Bikfokes [Internet]. 2021 [cited 2023 Mar 28];1(2):89. Available from: https://journal.fkm.ui.ac.id/bikfokes/article/view/4654

6. Pebrina RJ, Kusmiyanti M, Surianto F. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Cibinong Tahun 2019. jpppk [Internet]. 2019;106–13. Available from: http://dx.doi.org/10.22435/jpppk.v3i2.2153

7. Yulita Y. Perilaku Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Wanita Usia

Subur untuk Deteksi Dini Kanker Serviks. Jurnal Penelitian Perawat Profesional [Internet]. 2022;4. Available from: http://dx.doi.org/10.37287/jppp.v4i2.951

33
34
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan home visit

Lampiran 2. Food Recall (2 Weekdays, 1 Weekend) Tabel 8. Food Recall Weekdays 1

Tabel

Food Recall Weekdays 2

35
Waktu Jam Nama Makanan atau Minuman Bahan Jumlah Kalori (kkal) Makan pagi 8.00 • Gorengan bakwan • Roti isi coklat • Teh manis • Tepung terigu, Wortel, Kol, Garam, Micin, minyak sayur • Tepung, selai coklat • Teh celup, Gula, Air mineral • 2 bakwan • 1 buah • 1 gelas 270 280 55 Makan siang 12.00 • Nasi putih
Sayur sop • Ayam goreng • Air putih • Beras, air • Wortel, kol, tomat, daun seledri, kentang, garam, penyedap rasa, air • Ayam potong, bumbu ungkep, minyak • Air mineral • 2 centong nasi (200 gram) • 1 mangkuk sedang • 1 potong dada • 2 gelas 260 100 230 0 Makan malam 19.00
Nasi putih
Sayur sop
Ayam goreng
Air putih • Beras, air
Wortel, kol, tomat, daun seledri, kentang, garam, penyedap rasa, air • Ayam potong, bumbu ungkep, minyak • Air mineral • 2 centong nasi (200 gram) • 1 mangkuk sedang • 1 potong paha bawah • 2 gelas 260 100 230 0 Total kalori 1785 Jumlah konsumsi garam 2 sdt (10 gram)
Waktu Jam Nama Makanan atau Minuman Bahan Jumlah Kalori (kkal) Makan pagi 8.00 • Tempe goreng kriuk • Roti isi coklat • Teh manis • Tempe, tepung, garam, Micin, minyak sayur • Tepung, selai coklat • Teh celup, Gula, Air mineral • 2 buah • 1 buah • 1 gelas 160 280 55 Makan siang 12.00 • Nasi putih • Sayur lodeh • Ayam goreng
Air putih • Beras, air • Jagung, wortel, labu siam, cabai, kacang panjang, terong ungu, santan, garam, micin • 2 centong nasi • 1 mangkuk • 1 potong dada • 2 gelas 260 160 230 0
9.

• Nasi putih

• Sayur lodeh

• Ayam goreng

• Air putih

• Ayam potong, bumbu

• Air mineral

• Beras, air

Tabel

Food Recall Weekend

36
ungkep, minyak
Makan malam 19.00
garam, micin
Ayam potong, bumbu ungkep, minyak
Jagung, wortel, labu siam, cabai, kacang panjang, terong ungu, santan,
Air mineral • 2 centong nasi • 1 mangkuk • 1 potong dada • 2 gelas 260 160 230 0 Total kalori 1795 Jumlah konsumsi garam 2,5 sdt (12,5 gram)
10.
Waktu Jam Nama Makanan atau Minuman Bahan Jumlah Kalori (kkal) Makan pagi 8.00 • Roti isi coklat • Teh manis • Tepung, selai coklat • Teh celup, Gula, Air mineral • 1 buah • 1 gelas 280 55 Makan siang 12.00
Nasi
Tumis kangkung
putih •
goreng
• Ikan tongkol
• Beras, air
micin, minyak
Ikan tongkol potong, garam micin, minyak
Air mineral • 2 centong nasi • 3 sdm • 2 potong • 2 gelas 260 120 200 0 Makan malam 19.00
• Air putih
• Kangkung, air, bawang, cabai, saus tiram, garam,
• Nasi putih
Tumis kangkung
goreng
• Ikan tongkol
Air mineral • 2 centong nasi • 3 sdm • 2 potong • 2 gelas 260 120 200 0 Total kalori 1495 Jumlah konsumsi garam 2 sdt (10 gram)
• Air putih • Beras, air • Kangkung, air, bawang, cabai, saus tiram, garam, micin, minyak • Ikan tongkol potong, garam micin, minyak •

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.