LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KASUS DEMAM BERDARAH DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU JAKARTA
SELATAN PERIODE JANUARI-MARET 2023
Telah diajukan dan diterima oleh pembimbing, sebagai syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Kedokteran komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 27 Februari – 6 Mei 2023
Disusun Oleh :
Sahda Alfreda Putri 030.17.103
Nhemu Viana 030.17.150
Telah diterima dan disetujui oleh
dr. Rudy Pou, MARS
Selaku dokter pembimbing
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta, April 2023
Pembimbing
dr. Rudy Pou, MARS
2
3 DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia terutama di wilayah tropis dan subtropis, tidak terkecuali Indonesia sebagai salah satu negara endemis DBD. Di Indonesia kasus DBD berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit semakin luas.1
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebarkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti . Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini belum menemukan obat atau vaksin, maka dari itu salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mencegah penyebaran penyakit ini dengan mengendalikan vector Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh faktor epidemiologi seperti tingginya migrasi, perkembangan kota, perubahan iklim, serta perubahan kepadatan dan distribusi penduduk. Situasi ini diperparah oleh rendahnya kesadaran masyarakat akan DBD dan rendahnya keterlibatan masyarakat.2
DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi pula. Hal
ini tentu saja dapat mengakibatkan DKI Jakarta menjadi wilayah rawan penyebaran penyakit DBD. Kejadian DBD masih merupakan masalah kesehatan di masyarakat. Pada tahun 2021 Kota Jakarta Selatan terdapat angka yang cukup tinggi terkait DBD yakni 775 kasus dalam setahun. Sedangkan Pasar Minggu merupakan wilayah Jakarta selatan dengan angka kasus DBD yang cukup tinggi disbanding kecamatan lain. Apabila penyebaran DBD tidak segera dikendalikan maka jumlah kasus DBD akan terus meningkat setiap tahunnya.3
Program pengendalian vektor DBD perlu dilakukan kerja sama dan kolaborasi dengan program yang lain. Kerja sama lintas program pengendalian vektor DBD dilakukan dengan program kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, dan surveilans. Bentuk kegiatannya antara lain penyuluhan dan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB). Menurut teori Green disebutkan bahwa dalam proses pembentukan perilaku hidup sehat, tenaga kesehatan merupakan faktor pemungkin dan faktor yang menguatkan perilaku kesehatan masyarakat. Tujuan dari tugas ini adalah untuk melakukan penyelidikan epidemiologi dan Mengevaluasi pelaksanaan program pengendalian vektor DBD di Puskesmas Pasar Minggu periode Januari-Maret tahun 2023.4
4
1.2 Tujuan Penyelidikan Epidemiologi
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan Penyelidikan Epidemiologi Kasus Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu.
1.2.2 Tujuan Khusus
• Memahami dan mengetahui proses penyelidikan epidemiologi yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu.
• Memberikan informasi epidemiologi untuk melakukan penilaian risiko.
• Memberikan informasi terkait perkembangan kasus Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu.
5
BAB II
HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
3.1 Data Umum
3.1.1 Data Wilayah Kerja Puskesmas
Penyelidikan epidemiologi ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu yang terletak di Jakarta Selatan. Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta No. 1251 Tahun 1986, wilayah Kecamatan Pasar Minggu merupakan salah satu dari sepuluh
Kecamatan yang ada di wilayah Jakarta Selatan yang terdiri dari tujuh Kelurahan. Berdasarkan data BPS, wilayah pemerintah kota administrasi jakarta selatan adalah seluas 145,73 km2 di atas ketinggian 26,2 meter di atas permukaan Laut dengan iklim khas tropis sekitar 27,7℃ dan kelembapan 78% dengan daerah resapan air. secara geografis Jakarta Selatan berada pada posisi 06 0 15’ 40,8’’ Lintang Selatan dan 106 0 45’ 0,00” Bujur Timur. Luas Wilayah
Kecamatan Pasar Minggu 21.9 Km2
Secara administratif wilayah Kecamatan Pasar Minggu terbagi menjadi 7 (tujuh) Kelurahan. Kecamatan Pasar Minggu dalam lingkungan kotamadya Jakarta Selatan dengan
luas 21,90 Km², yang terdiri dari 65 RW, 734 RT. Batas-batas Wilayah Kecamatan Pasar Minggu adalah sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Jl. Empang Tiga, Jl. H. Samali, Jl. Pulo Kecamatan Pasar Minggu
• Sebelah Timur : Kali Ciliwung, Kecamatan Kramat Jati
• Sebelah Selatan : Kecamatan Jagakarsa
• Sebelah Barat : Kali Krukut, Kecamatan Cilandak
7
Gambar 1 Peta wilayah kecamatan pasar minggu
3.1.2 Data Kependudukan
Total jumlah penduduk di kecamatan Pasar Minggu adalah 335.473 jiwa yang terdiri dari 167.058 laki-laki dan 168.415 perempuan. Jumlah KK di kecamatan Pasar Minggu 97.315
Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah RT=734 dan RW=65 dengan tingkat kepadatan
penduduk tertinggi berada di Kelurahan Pejaten Timur mencapai 73.149 jiwa dan kepadatan penduduk terendah di kelurahan Pasar Minggu yang hanya mencapai 30.664 jiwa.
8
No. Kelurahan Luas Wilayah/Ha
Cilandak Timur 3,52
Ragunan 5,05
Kebagusan 2,26
Pasar Minggu 2,79
Jati Padang 2,50
Pejaten Barat 2,90
Tabel 1. Data luas wilayah per kelurahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pejaten Timur 2,88 Total 21,90
7.
Kelurahan Perempuan Laki-laki Jumlah Cilandak Timur 16.157 15.183 31.340 Ragunan 24.644 24.776 49.420 Kebagusan 28.727 28.924 57.651 Pasar Minggu 15.437 15.227 30.664 Jati Padang 23.578 23.171 46.749 Pejaten Barat 23.334 23.166 46.500 Pejaten Timur 36.538 36.611 73.149 Jumlah Penduduk 168.415 167.058 335.473
Tabel 2. Distribusi penduduk berdasarkan tingkat kelurahan
9
No. Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0 – 5 15.090 14.459 29.549 2 6- 11 17.814 16.559 34.373 3 12- 17 16.957 15.701 32.658 4 18- 30 33.920 33.099 67.019 5 31 – 45 41.373 42.841 84.214 6 46- 59 29.515 29.273 58.788 7 + 60 12.758 14.645 27.403 Jumlah 167.427 166.577 334.004 Angka beban tanggungan (Dependency Ratio) 59,03%
Tabel 3. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin
3.2 Analisis Data Demam Berdarah Dengue
Tabel 4. Distribusi kasus DBD berdasarkan kelurahan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Timur Pejaten Barat Cilandak Timur Ragunan Pasar Minggu Jati Padang
kasus berdasarkan tempat kejadian dengan perbandingan setiap Kelurahan sebagai berikut. Kelurahan Cilandak Timur (31.340 jiwa), Kelurahan Ragunan (49.420 jiwa), Kelurahan Kebagusan (57.651 jiwa), Kelurahan Pasar Minggu (30.664 jiwa), Kelurahan Jati Padang (46.749 jiwa), Kelurahan Pejaten Barat (46.500 jiwa) dan Kelurahan Pejaten Timur (73.149 jiwa). Hasil dari sebaran kasus dalam kurun waktu 5
tahun terakhir, berdasarkan perbandingan jumlah kasus setiap tempat kejadian yang tertinggi adalah Kelurahan Jati Padang sebanyak 193 (19,9%) kasus, diikuti Kelurahan Kebagusan 177 (18,25%) kasus, dan yang terendah pada Kelurahan Pasar Minggu 89 (9,18%) kasus.
1
Tahun Pejaten
N % N % N % N % N % N % N % 2018 17 10,37 19 16,67 7 7,14 28 20,74 13 14,61 39 20,21 24 13,56 2019 59 35,98 36 31,58 17 17,35 48 35,56 31 34,83 69 35,75 35 19,77 2020 36 21,95 14 12,28 17 17,35 12 8,89 12 13,48 28 14,51 29 16,38 2021 10 6,10 13 11,40 12 12,24 15 11,11 16 17,98 15 7,77 33 18,64 2022 42 25,61 32 28,07 45 45,92 32 23,70 17 19,10 42 21,76 56 31,64 Jumlah 164 100 114 100 98 100,00 135 100 89 100 193 100 177 100 Sebaran
Kebagusan
Sebaran kasus DBD berdasarkan orang dapat dilihat pada hasil penelitian pada tahun 2018 hingga 2022, kasus DBD lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki. Selama kurun
waktu 5 tahun, jumlah kasus DBD pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 521 orang, sedangkan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 449 orang.
Sebaran kasus berdasarkan kelompok umur yaitu paling banyak kasus dari tahun 2018
hingga 2022 pada kelompok umur 6-13 tahun (anak-anak) sebanyak 324 orang yang terkena kasus DBD
1
Tahun Laki-Laki Perempuan N % N % 2018 81 15,55 66 14,70 2019 159 30,52 136 30,29 2020 82 15,74 66 14,70 2021 52 9,98 62 13,81 2022 147 28,21 119 26,50 Jumlah 521 100 449 100
Tabel 5. Jumlah kasus DBD menurut jenis kelamin dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Tahun 1-5 tahun (balita) 6-13 tahun (anak-anak) 14-25 tahun (remaja) 26-40 tahun (dewasa muda) 41-60 tahun (dewasa lanjut) 60 tahun keatas (lansia) 2018 22 43 44 23 12 3 2019 37 96 95 37 27 3 2020 10 60 39 26 12 1 2021 17 28 36 25 6 2 2022 39 97 77 26 20 7 Jumlah 125 324 291 137 77 16
Tabel 6. Jumlah kasus DBD menurut kelompok umur dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Tren Kasus DBD pada bulan Januari-Maret 2023
Berdasarkan diagram di atas, tren kasus DBD dalam 3 bulan terakhir di Kecamatan
Pasar Minggu mengalami sedikit penurunan, dari 15 kasus pada bulan Januari menurun menjadi 14 kasus pada bulan Maret 2023.
Distribusi kasus DBD menurut kelurahan pada bulan Januari-Maret 2023
Berdasarkan diagram di atas, dalam 3 bulan terakhir distribusi kasus DBD menurut kelurahan
ditemukan paling banyak terjadi di kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu (10 kasus), sedangkan paling sedikit ditemukan di kelurahan Pejaten Barat (2 kasus).
2
13,4 13,6 13,8 14 14,2 14,4 14,6 14,8 15 15,2 Januari Februari Maret
6 10 5 3 10 2 7 0 2 4 6 8 10 12 Cilandak
Gambar 2. Diagram tren kasus DBD Januari-Maret 2023
Timur Ragunan Kebagusan Pasar Minggu Jati Padang Pejaten Barat Pejaten Timur
Gambar 3. Diagram distribusi kasus DBD menurut kelurahan JanuariMaret 2023
Distribusi kasus DBD berdasarkan jenis kelamin pada bulan Januari-Maret 2023
Gambar 4. Diagram distribusi kasus DBD berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan diagram di atas, dalam 3 bulan terakhir distribusi kasus DBD berdasarkan jenis kelamin paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki dengan total kasus 22 (51%).
Distribusi kasus DBD berdasarkan kelompok usia pada bulan Januari-Maret 2023
Gambar 5. Diagram distribusi kasus DBD berdasarkan kelompok umur
Januari-Maret 2023
Berdasarkan diagram di atas, dalam 3 bulan terakhir, distribusi kasus DBD berdasarkan kelompok usia ditemukan paling banyak pada kelompok usia 6-13 tahun (anak-anak) sebanyak
17 kasus, paling sedikit ditemukan pada kelompok usia 41-60 tahun (1 kasus) dan tidak ditemukan kasus DBD pada lansia
3
51% 49%
Laki-Laki Perempuan
Januari-Maret
7 17 10 8 1 0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 1-5 tahun 6-13 tahun 14-25 tahun 26-40 tahun 41-60 tahun >60 tahun
2023
No. Nama Usia L/P Pekerjaan Keluhan Sumber penularan
1 2 3 4 5
1. Kasus 1
Identitas Pasien
Nama : An. MM
Usia : 10 tahun
Tanggal Lahir : 13 September 2012
Alamat : Komplek batu permata No. 11 RT 14/ RW 5 Pejaten Timur
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Analisa kasus
Dilakukan alloanamnesis secara langsung di rumah pasien pada tanggal oleh neneknya.
Pasien datang ke RS Brawijaya Antasari pada tanggal 2022 dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS, pasien mengatakan demam timbul mendadak. Demam disertai mengigil terutama saat malam hari dan nyeri sendi. Diare sebanyak 4 kali Selanjutnya pasien datang ke rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan lab di dapatkan hasil trombosit 130.000 lalu pasien dilakukan perawatan dirumah. Dan pada tanggal pasien mengeluhkan BAB berdarah dan gusi berdarah sehingga langsung dilarikan kerumah sakit Kembali. Saat dirumah sakit pasien mengeluhkan penurunan napsu makan , tidak ada mual dan muntah.
Pasien sehari-hari sebagai pelajar SD , selama satu minggu pasien mengatakan tidak pernah keluar rumah. Pasien tinggal Bersama dengan nenek , kakek, ART , dan orang tua nya. Nenek
Pasien mengatakan di rumah pasien terdapat banyak nyamuk, saat dilakukan penyelidikan epidemiologi pada rumah pasien tidak ditemukan jentik. Sehingga dilakukan pemeriksaan pada satu komplek di hasilnya disamping rumah pasien terdapat banyak jentik dan genangan air yang berada di pot-pot bunga yang terbuat dari gelas-gelas. Selanjutnya dilakukan fogging pada hari sabtu di wilayah komplek pasien.
4
3.3 Temuan kasus DBD pada Kecamatan Pasar Minggu
5
Gambar 6. Analisis riwayat kontak
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pada penyelidikan epidemiologi DBD di Kecamatan Pasar Minggu per bulan Januari –Maret 2023 disimpulkan bahwa:
1. Terjadi kenaikan tren kasus DBD di tahun 2022 di banding tahun 2021
2. Pada tahun 2021-2022 kelurahan Kebagusan masih menjadi kelurahan yang memiliki kasus DBD terbanyak diwilayah Pasar Minggu, tetapi pada bulan Desember 2022 tidak ada kasus DBD dikelurahan Kebagusan
3. Pada tahun 2022 kelurahan dengan kasus DBD terendah adalah kelurahan Pasar Minggu
4. Penemuan kasus DBD terbanyak pada bulan Juni yaitu sebanyak kasus. Hal ini berkaitan dengan curah hujan yang memanjang hingga bulan Juni 2022 sehingga menyebabkan munculnya genangan air hujan di barang bekas ataupun permukaan tanah. Bila di antara tempat atau barang bekas itu berisi telur hibernasi maka dalam waktu singkat akan menetas menjadi jentik nyamuk Aedes aegypti
5. Jumlah kasus DBD di Kecamatan Pasar Minggu bersifat fluktuatif terhadap jumlah kasus dari bulan Januari – Desember 2022.
6. Berdasarkan usia paling banyak usia 20-60 tahun yang terkena DBD pada bulan Desember.
7. Tidak ada angka kematian pada kasus DBD di wilayah kerja Pasar Minggu ditahun 2022
Faktor risiko kasus DBD yang dijumpai adalah:
• Pencegahan dengan 4M Plus yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur dan menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air hujan, memantau jentik nyamuk serta memberikan abate pada tempat penampungan air kurang dilaksanakan dengan baik . rata rata warga hanya memeriksa jentik di dispenser dan bak mandi saja sedangkan di tempat lain tidak dilakukan pemeriksaan
• Tidak semua rumah mau diperiksa oleh kader jumantik
• Pemukiman dengan rumah yang sangat berdekatan.
6
• Wilayah Kebagusan banyak lahan kosong, pepohonan dan tanaman pot
• Musim hujan menyebabkan timbulnya genangan air yang bisa potensial terjadinya pertumbuhan DBD
4.2 Saran
• Masyarakat diharapkan dapat melakukan pemberantasan sarang nyamuk mandiri dirumah sebagai bentuk pencegahan berkembangnya kasus demam berdarah
• Puskesmas diharapkan mulai aktif kembali melakukan pengendalian dengan melakukan program PSN dan penyuluhan masyarakat secara rutin tentang kebersihan lingkungan.
• Untuk pencegahan sekunder dilakukan upaya diagnosis yang berupaya untuk menghentikan proses penyakit pada tingkat permulaan sehingga tidak akan menjadi lebih parah. Seperti Melakukan diagnosis sedini mungkin dan memberikan pengobatan yang tepat bagi penderita
• Masyarakat diharapkan selalu melapor ke petugas kader atau puskesmas apabila terdapat kasus DBD dilingkungannya agar cepat dilakukan penyelidikan epidemiologi
7