LAPORAN EVALUASI KELUARGA
2.1 IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
2.1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. HF
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Perumahan Graha Pancoran Mas Blok D. RT 003, RW 001 Kel.
Rangkapan Jaya Baru, Kec. Pancoran Mas
Agama : Islam
Suku Bangsa : Padang-Sunda
Pendidikan : PG TK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : Rp < 5.000.000,-
2.1.2 Sumber Pembiayaan Kesehatan
Jaminan: Pasien berobat menggunakan BPJS APBD (PBI).
2.1.3 Perilaku Kesehatan Keluarga
• Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan:
Periksa ke Puskesmas Kec. Pesanggrahan
• Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:
Posyandu : Tidak
Posbindu : Tidak
Perkumpulan Kesehatan lain : Tidak
• Pemanfaatan Waktu Luang:
Olahraga : Jarang berolahraga
Rekreasi : Ya, jalan-jalan bersama suami
Melakukan hobi : Ya, menonton film
• Aktivitas Sosial di Lingkungan Permukiman:
Pertemuan RT : Tidak
7
Arisan : Tidak
Organisasi : Tidak
2.2 ROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar anggota keluarga kandung
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Terakhir Pekerjaan Keterangan Tempat Tinggal
1. Ny. H Pasien P 46 D2 PGTK Ibu Rumah Tangga Pasien Serumah
2. Tn. M Suami L 48 SMA Wiraswasta Suami Pasien serumah
GENOGRAM KELUARGA
Keterangan:
Gambar 1. Genogram
1. Kakek pasien : Asma
2. Ayah Pasien : DM (Sudah meninggal)
3. Ibu Pasien : Hipertensi (Sudah meninggal)
4. Kakak Perempuan pasien : Hipertensi, DM
5. Kakak Laki-laki pasien : Sehat
6. Pasien : Sakit Asma, DM, Hipertensi, Kolesterol
7. Adik laki-laki pasien : Asma, Hipertensi
8. Suami pasien : Sehat
8
2.3 RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN
Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada hari Kamis, 16 Maret 2023 di Rumah
Pasien.
2.3.1 Keluhan Utama
Sesak sejak 1 hari sebelum ke puskesmas
2.3.2 Keluhan Tambahan
Sesak disertai bunyi "ngik-ngik"
2.3.3 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh dada terasa sesak sejak 1 hari sebelum ke puskesmas, sesak dirasakan tiba-tiba disertai bunyi "ngik-ngik", saat sesak pasien hanya dapat mengeluarkan kata-kata, lebih enak juga sambil duduk, jika sedang sesak tidur harus diganjal oleh 6 bantal atau tidur
dalam posisi duduk, tidak ada nyeri dada atau dada terasa berat, tidak keluar banyak keringat/muntah saat sedang sesak, tidak ada demam maupun batuk pilek sebelumnya, bengkak
pada kaki disangkal, napas bau apel disangkal, riwayat jatuh/cedera pada area dada disangkal.
Pasien mengatakan sesaknya sudah dirasakan sejak lama karena pasien memang memiliki riwayat asma sejak SD, dalam 1 tahun serangan dirasakan pasien sebanyak lebih dari 5x, sesak pada malam hari jarang hanya 1-2x dalam setahun, jika sesak pada malam hari sampai mengganggu waktu istirahat karena sulit bernapas, pasien mengonsumi salbutamol yang didapatkan dari puskesmas untuk mengontrol asmanya, jika sedang serangan pasien juga minum salbutamol, pasien tidak memiliki obat pelega asma dalam bentuk inhaler, hanya obat minum.
Menurut pasien, serangan asma muncul jika pasien sedang stres, kelelahan, dan minum minuman dingin, pasien belum pernah diperiksa tes alergi untuk pencetusnya hanya berdasarkan klinis saja. Keluhan seperti gatal-gatal, bibir dan kelopak mata bengkak, maupun bersin bersin disangkal.
2.3.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat asma sejak SD, jika untuk mengontrol asma dan membantu melegakan serangan biasanya pasien minum salbutamol.
Pasien juga memiliki riwayat hipertensi sejak 1 tahun minum, biasanya pasien meminum obat amlodipine 10 mg dan captopril tab 10 mg, selama ini pasien rutin minum obat
9
dan kontrol ke puskesmas, tidak ada keluhan spesifik seperti sakit kepala.
Riwayat diabetes mellitus diakui baru didiagnosis pasien sejak 3 bulan saat periksa ke puskesmas, oleh dokter puskesmas diberikan obat metformin 500 mg sampai saat ini, selama ini pasien tidak ada keluhan lain yang berkaitan dengan diabetes seperti pandangan mata menjadi buram, ujung jari tangan dan kaki kesemutan, ada luka yang sulit sembuh, namun pasien merasakan sering buang air kecil, merasa haus dan lapar.
Riwayat kolesterol tinggi juga diakui pasien sejak 3 bulan saat pemeriksaa di puskesmas, sejak didiagnosis minum obat simvastatin 20 mg yang diberikan dokter puskesmas sampai saat ini Pasien mengatakan tidak ada keluhan yang spesifik terkait kolesterol tinggi yang dideritanya.
Riwayat alergi obat/makanan, riwayat rhinitis, atopi, urtikaria disangkal, pasien juga tidak memiliki riwayat penyakit jantung, penyakit paru, maupun penyakit ginjal.
2.3.5 Riwayat Kebiasaan
Sehari-hari aktivitas pasien mengurus rumah tangga seperti membersihkan rumah, memasak, mencuci & menggosok, jika sedang senggang pasien menonton tv dan ngobrol dengan suami, pasien mengatakan jarang berolahraga karena sering merasa lelah setelah mengurus rumah dan tidak ada kelompok olahraga di sekitar perumahannya, pasien juga sering mengonsumsi minuman manis kemasan yang ia beli di warung di dekat rumahnya, selain itu pasien juga gemar meminum kopi sachetan less sugar biasanya diminum pagi hari, pasien memiliki peliharaan kucing 3 ekor di rumah sehingga sering bermain dan mengurus kucingnya, kucing terkadang berada di dalam rumah atau di halaman sekitar rumah, kandang tempat makan dan minum kucing berada di teras dan pasir kucing juga berada di teras rumah. Pasien tidak pernah merokok, minum alkohol, minum jamu-jamuan, atau minum racikan herbal lainnya.
2.3.6 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat asma diakui pasien ada pada kakek dan adik pasien. Riwayat diabetes mellitus tipe 2 diakui pada ayah dan kakak perempuan pasien. Riwayat hipertensi diakui ada pada ibu pasien, kakak perempuan, dan adik pasien. Riwayat alergi, penyakit jantung, penyakit paru, penyakit ginjal pada keluarga disangkal. Ayah pasien sudah meninggal karena diabetes mellitus yang telah berkomplikasi, ibu pasien juga sudah meninggal karena hipertensi yang dideritanya yang telah menimbulkan komplikasi
10
2.3.9 Hasil Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin 16 Maret 2023 di Rumah Pasien.
Keadaan
Umum Kesadaran: Compos mentis
Kesan Sakit: Tampak sakit ringan
BB: 78 kg
TB: 153 cm
IMT: 29,36 kg/m2
Kesan Gizi: Obesitas Kelas I
Tanda Vital Tekanan darah: 151/103 mmHg
Nadi: 83 x/menit
Respirasi: 20 x/menit
Suhu: 36,0 °C
SpO2: 99%
Kepala Normosefali, rambut hitam, tidak rontok, terdistribusi merata, tidak terdapat jejas
Mata: Pupil bulat isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya langsung +/+, Refleks cahaya tidak langsung +/+, Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Hiperemis (-), Oedem (-), Massa (-), Deformitas (-) Pemeriksaan segmen posterior tidak dilakukan.
Telinga: Deformitas (-), Hiperemis (-), Oedem (-), Serumen (-), Nyeri tekan tragus (-), Nyeri tarik (-)
Hidung: Deformitas (-), Deviasi septum (-), Sekret (-), Pernapasan cuping hidung (-)
Tenggorokan: Uvula di tengah, Arkus faring simetris, T1/T1, Hiperemis (), Kripta (-), Detritus (-)
Mulut: Sianosis (-), Mulut kering (-), Gusi berdarah (-), Gusi hiperemis (-), Lidah tidak kotor
Leher Regio leher: Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.
Thorax Paru-paru:
Inspeksi: Thorax simetris pada saat statis dan dinamis, retraksi intercostal (), retraksi subcostal(-), kelainan kulit (-), tipe pernapasan torakoabdominal.
Palpasi: gerak dinding dada simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-), fremitus simetris
Perkusi: sonor di kedua lapang paru, batas paru dan hepar setinggi ICS V linea midclavicularis dextra dengan perkusi redup dan peranjakan hepar pada 2 jari dibawah ICS IV, batas bawah paru dan lambung setinggi ICS VIII linea axillaris anterior sinistra dengan perkusi timpani
Auskultasi: Suara napas vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing +/+
Jantung:
Inspeksi: pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi: vocal fremitus sama antara dinding dada kanan dan kiri, thrill (-), ictus cordis teraba di ICS V 2 cm di linea midclavicularis sinistra.
Perkusi: batas paru dan jantung kiri setinggi ICS VI linea midclavicularis sinistra dengan perkusi redup, batas paru dan jantung kanan setinggi ICS V linea sternalis dextra dengan perkusi redup.
Auskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
11
Abdomen Inspeksi: tampak rata, ikterik (-), hiperemis (-), benjolan (-), jejas (-)
Auskultasi: bising usus 3x/menit, arterial bruit (-), venous hum(-)
Palpasi: teraba supel, massa (-), nyeri lepas (-), hepar membesar (-), lien membesar (-), ballottement ginjal (-), undulasi (-), Nyeri tekan(-)
Perkusi: Tymphani di seluruh regio abdomen (-), shifting dullness (-)
Genital Dalam batas normal
Ekstremitas Ekstremitas Atas
Simetris kanan dan kiri, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/- , jejas -/-, palmar eritema (-), flapping tremor (-), clubbing finger (-).
Regio palmar manus dextra dan sisnitra: tidak ditemukan efloresensi
Ekstremitas Bawah
Simetris kanan dan kiri, nyeri tekan -/-, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/-, jejas -/-
Regio cruris dextra dan sinistra: tidak ditemukan efloresensi
Regio plantar pedis dextra dan sinistra : tidak ditemukan Efloresensi
Status Neurologis (Jika Perlu)
Saraf Kranial (I-XII) : Dalam batas normal
Tanda Rangsang Meningeal : Dalam batas normal
Refleks Fisiologis:
• Biceps : ++/++
• Triceps : ++/++
• Achilles : ++/++
• Patella : ++/++
Refleks Patologis
• Babinski : - / -
• Oppenheim : - / -
• Chaddock : - /
• Gordon : - /
• Schaeffer : - /
• Hoffman-Trommer : - /
12
-
-
-
-
Kekuatan Otot
Ekstremitas Superior Dextra 5555
Ekstremitas Inferior Dextra 5555
Tonus Otot
Ekstremitas Superior Sinistra 5555
Ekstremitas Inferior Sinistra 5555
Trofi Eutrofi
Pemeriksaan Sensibilitas (Jika Perlu)
Eskterospektif/Rasa Permukaan
• Rasa Raba/Nyeri : Normal
• Rasa Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
Propioseptif/Rasa Dalam
• Rasa Raba : Normal
• Rasa Gerak : Normal
• Rasa Getar : Tidak dilakukan pemeriksaan
2.3.10 Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang
Tabel 2. Hasil pemeriksaan lab darah tanggal 13/12/2022
13
Normotonus Normotonus Normotonus
Normotonus
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Glukosa darah puasa 119 70-110 mg/dL Kolesterol total 233 <200 mg/dL Trigliserida 151 70-140 mg/dL Kolesterol HDL 43 >35 mg/dL Kolesterol LDL 177 <130 mg/dL Ureum 12 10-50 mg/dL Kreatinin 0,7 0,6-1,5 mg/dL Asam Urat 6,0 2,4-6,0 mg/dL SGOT 69 0-35 u/L SGPT 88 0-35 u/L
Tabel 3. Pemeriksaan lab darah tanggal 17/01/2023 Jenis
Tabel 4. Pemeriksaan lab darah tanggal 13/03/2023
2.3.11 Fungsi Sosial Pasien
• Skala 1: Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
• Skala 2: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam rumah
• Skala 3: Mampu melakukan perawatan diri, tapi tak mampu melakukanpekerjaan ringan
• Skala 4: Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri, namun sebagianbesar
pekerjaan hanya duduk dan berbaring
• Skala 5: Perawatan diri dilakukan orang lain, tak mampu berbuat apa-apa,berbaring pasif
Berdasarkan hasil anamnesis kepada pasien, pasien mengatakan bahwa ia masih mampu
melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi sosial pasien adalah skala 1.
2.3.12 Diagnosis Kerja
• Asma intermitten eksaserbasi akut
• Obesitas grade I
• Hipertensi
• Diabetes mellitus tipe 2
• Hiperkolesterolemia
2.3.13 Rencana Penatalaksanaan Pengobatan yang Telah Diberikan:
• Salbutamol tab 2 mg
• Ambroksol tab 30 mg
• Metformin tab 500 mg
14
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Protein Urin Negatif Negatif Reduksi Urin Negatif Negatif
Jenis
Hasil Nilai Rujukan Glukosa darah puasa 109 70-110 mg/dL
Pemeriksaan
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Glukosa darah puasa 105 70-110 mg/dL
• Amlodipine tab 10 mg
• Kaptopril tab 25 mg
• Simvastatin tab 20 mg
• Vitamin B kompleks tab
Terapi Edukasi:
• Mengedukasikan pasien dan keluarga jika asma yang diderita merupakan penyakit hiperreaktivitas yang ada faktor pencetusnya, oleh karena itu dianjurkan untuk menghindari faktor pencetus
• Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes alergen untuk memastikan faktor pencetus
• Sering membersihkan rumah terutama dari bulu kucing karena bulu kucing juga salah satu alergen pencetus asma
• Memvaksinasi kucing serta melakukan pemeriksaan toksoplasma
• Kelola stres dengan baik agar tidak mencetuskan asma
• Kurangi minum minuman dingin jika hal tersebut memicu asma
• Kurangi minuman kemasan karena mengandung banyak gula
• Diet dan olahraga untuk menurunkan berat badan
• Kurangi makanan asin dan batasi penggunaan garam pada masakan
• Kurangi makanan berminyak/berlemak seperti gorengan, masak dengan minyak sayur sedikit
• Minum obat teratur dan rutin kontrol ke puskesmas
• Anjurkan untuk membeli reliever asma jenis inhalasi seperti ventolin yang harus selalu dibawa untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu asma kambuh di luar rumah
2.3.14 Hasil Penatalaksanaan Medis
Sesak sudah berkurang, tekanan darah masih didapatkan tinggi, kolesterol dan gula darah belum diperiksa ulang, belum ada perubahan berat badan.
Faktor Pendukung:
• Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien
• Pasien rutin minum obat
• Pasien rutin kontrol ke puskesmas
15
Faktor Penghambat:
• Memelihara kucing, masih memungkinkan alergen berasal dari kucing
• Jarang olahraga
• Tidak mengatur pola makan/diet, masih suka minum minuman kemasan manis
• Belum menggunakan inhaler sebagai pertolongan pertama jika sewaktu-waktu asma kambuh
• Lingkungan rumah dekat warung sehingga sering membeli minuman kemasan
2.4 IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
2.4.1 Fungsi Biologis
• Pasien memiliki penyakit asma intermitten yang saat ini sedang eksaserbasi akut
• Pasien memiliki status gizi obesitas grade I
• Pasien memiliki hipertensi, DM, hiperkolesterolemia yang saat ini sedang dalam pengobatan
2.4.2 Fungsi Psikologis
• Pasien tinggal di rumah hanya berdua dengan suami, tidak memiliki anak
• Hubungan pasien dengan suami baik, tidak pernah muncul masalah besar yang menyebabkan keributan
• Hubungan pasien dengan tetangga baik, selalu bertegur sapa dan bersosialisasi dengan lingkungan
• Pasien selalu berusaha mengkomunikasikan perasaan dan masalah yang ia miliki dengan keluarganya.
2.4.3 Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan berasal dari suami yang bekerja sebagai wiraswasta Penghasilan pasien dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari. Untuk berobat, pasien menggunakan BPJS PBI (APBD)
2.4.4 Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah D2 Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak, pada saat dilakukan edukasi dan pemberian informasi mengenai penyakit pasien, pengendalian penyakit serta pengobatan, pasien dapat memahami dengan baik.
16
2.4.5 Fungsi Religius
Pasien dan keluarga menganut agama Islam. Pasien beribadah secara rutin.
2.4.6 Fungsi Sosial Budaya
Pasien tidak memiliki masalah dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, namun
pasien jarang keluar rumah, hanya keluar rumah jika ada acara saja Jarang ikut kegiatan
RT/kegiatan masyarakat lainnya.
NO Items
A: Adaptasi
1
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman ) saya untuk membantu pada waktu ketika ada sesuatu yang membuat saya sulit
2
P: Partnership Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah saya
G:Growth
3
Saya puas bahwa keluarga (temanteman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas
A:Afek
4
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih, kasih sayang, dll
R:Resolve
✓
5
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya menyediakan waktu bersama- sama untuk dihabiskan bersama anggota keluarga
Penilaian:
Nilai : 0 – 3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4
6 : Disfungsi keluarga sedang
Nilai : 7 – 10 : Tidak ada disfungsi keluarga
17
Tabel 5. APGAR Score
Penilaian Selalu (2) KadangKadang (1) Tidak Pernah (0)
✓
✓
✓
✓
–
Penjelasan:
Pada penilaian APGAR, didapatkan hasil nilai sebesar 10, yang artinya tidak ada disfungsi keluarga.
Tabel 6. SCREEM Score
RESOURCES
PATHOLOGY
SOCIAL
Interaksi sosial merupakan bukti antara anggota keluarga, Anggota keluarga jalur komunikasi yang seimbang dengan grup sosial diluar keluarga seperti teman, grup olahraga, klub & komunitas lainnya
CULTURAL Kebanggaan budaya atau kepuasan dapat teridentifikasi, khususnya dalam grup etnis yang jelas
RELIGIOUS
Tawaran agama yang memuaskan pengalaman spiritual dan hubungan dengan grup diluar keluarga yang mendukung
ECONOMIC
Stabilitas ekonomi cukup untuk menyediakan kepuasan yang berhubungan dengan status keuangan dan kemampuan untuk menyatukan permintaan ekonomi sesuai norma
kehidupan
EDUCATION
Pendidikan anggota keluarga cukup untuk mengizinkan anggota keluarga memecahkan atau memahami sebagian besar permasalahan yang muncul dalam gaya hidup formal yang dibangun oleh
keluarga
MEDICAL Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga menggunakan pelayanan Puskesmas secara rutin. Pasien sudah mempunyai jaminan Kesehatan (BPJS) dan fasilitas kesehatan mudah dijangkau
Berdasarkan nilai SCREEM, tidak terdapat patologis pada fungsi sosial, kultural, religius, ekonomi, medis, dan edukasi. Keluarga pasien melakukan ibadan rutin sesuai kepercayaan. Tingkat pendidikan keluarga pasien cukup untuk membantu pasien memecahkan masalah dalam sehari - hari. Tingkat ekonomi pasien dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien sehari - hari. Jika pasien dan anggota keluarganya sakit, pasien langsung pergi ke
18
-
-
-
-
-
-
fasilitas kesehatan pertama ataupun IGD rumah sakit. Keluarga pasien saling mendukung atas kesehatan
2.5 POLA KONSUMSI MAKANAN
Tabel 7. 24-hour food recall weekdays
Tabel 8. 24-hour food recall weekdays
19
keluarganya.
Waktu Jam Nama Makanan atau Minuman Bahan Jumlah Kalori (kkal) Makan pagi 7.00 • Roti isi coklat • Jambu air • Air putih • Kopi susu sachet less sugar (lokalate) • Tepung, selai coklat • Buah jambu • Kopi susu sachetan rendah gula • 1 buah • 1 buah • 1 gelas • 1 gelas kopi 270 45 0 70 Makan siang 13.00 • Nasi putih • Ikan mujair kuah • Air putih • Beras, air • Ikan mujair, kunyit, sereh, jahe, garam, gula, micin, bawang, cabe, minyak sayur • Air mineral • 2 centong nasi (200 gram) • 1/2 potong (ekor) • 2 gelas 260 150 0 Selingan 16.00 Jambu air Buah jambu 1 buah 70 Makan malam 19.00 • Nasi putih • Ikan mujair kuah • Air putih • Beras, air • Ikan mujair, kunyit, sereh, jahe, garam, gula, micin, bawang, cabe • Air mineral • 2 centong nasi (200 gram) • 1/2 potong (kepala) • 2 gelas 260 150 0 Total kalori 1275
Waktu Jam Nama Makanan atau Minuman Bahan Jumlah Kalori (kkal) Makan pagi 7.00 • Roti isi coklat • Air putih • Kopi susu sachet less sugar • Tepung, selai coklat • Air mineral • Kopi susu sachetan rendah gula • 1 buah • 1 gelas • 1 gelas kopi 270 0 70 Makan siang 12.30 • Nasi putih • Telur balado • Tumis kangkung • Beras, air • Telur rebus, cabe, bawang, kunyit, merica, kemiri, • 2 centong nasi (200 gram) • 1,5 butir telur • 3 sedok makan 260 200 150 0
• Air putih minyak sayur, garam, micin
• Kangkung, cabe, bawang, garam , micin, saus tiram, kecap, merica bubuk, air
• Air mineral
• 2 gelas
• Nasi putih
• Telur balado
• Tumis kangkung
• Air putih
• Beras, air
• Telur rebus, cabe, bawang, kunyit, merica, kemiri, minyak sayur, garam, micin
• Kangkung, cabe, bawang, garam , micin, saus tiram, kecap, merica
•
Tabel 9. 24-hour food recall weekend
• Lontong sayur + telur
• Air putih
• Lontong, santan, kerupuk, garam, micin, merica, bawang, air, labu siam, telur rebus, kemiri
• Air mineral
• Nasi putih
• Sayur sop
• Ayam goreng
• Air putih
• Beras, air
• Wortel, kol, tomat, daun seledri, kentang, garam, penyedap rasa, air
• Ayam potong, bumbu ungkep, minyak
• Air mineral
• Nasi putih
• Sayur sop
• Ayam goreng
• Air putih
• Beras, air
• Wortel, kol, tomat, daun seledri, kentang, garam, penyedap rasa, air
20
Selingan
1 buah 70 Makan malam 20.00
17.00 Buah Pir Buah pir
bubuk,
air
2 centong
(200 gram) • 1,5 butir telur • 3 sedok makan • 2 gelas 260 200 150 0 Total kalori 1630
Air mineral •
nasi
Waktu Jam Nama Makanan atau Minuman Bahan Jumlah Kalori (kkal) Makan pagi 8.00
• 1 porsi/bungkus • 2 gelas 350 280 55 Makan siang 12.00
•
(200
• 1 mangkuk sedang • 1 potong dada • 2 gelas 260 100 230 0 Makan malam
2 centong nasi
gram)
19.00
centong
(200 gram)
1 mangkuk sedang
1 potong
260 100 230 0
• 2
nasi
•
•
paha
• Ayam potong, bumbu ungkep, minyak
• Air mineral
bawah
• 2 gelas
Total kalori 1865
Frekuensi makan rata-rata pasien setiap harinya adalah 3 x/hari yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Jumlah asupan kalori yang dikonsumsi dalam satu hari adalah 1590 kkal.
Untuk mengetahui jumlah kebutuhan gizi seorang perempuan dapat dihitung berdasarkan
Angka Metabolisme Basal dengan rumus Harris Benedict yang dilihat dari jenis kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan seseorang.
AKG Wanita = 655 + (9,6 x BB(kg)) + (1,8 x tinggi badan (cm)) – (4,7 x usia) = 655 + (9,6 x 78) + (1,8 x 153) - (4,7 x 46)
= 655 + 748,8 + 275,4 - 216,2 = 1463 kkal
Dilihat dari angka metabolisme basal untuk kecukupan gizi pasien ini lebih dari kebutuhan
AKG harian Frekuensi makan pasien sudah cukup yakni 3x sehari, kadang diselingi dengan selingan, makanan perhari kurang bervariasi karena biasanya makan makanan siang kembali, makanan sudah sesuai kriteria 4 sehat (karbohidrat, lauk pauk, sayur, buah) namun tidak suka mengonsumsi susu. Makanan didapat dari masak sendiri.
Pantangan makan pasien:
• Untuk asma pada pasien tidak ada pantangan makan, namun perlu dipantau terutama saat makan seafood atau kacang-kacangan akan memicu asma
• Untuk hipertensi: batasi makanan yang asin, seperti ikan asin, makanan cepat saji
• Untuk obesitas: batasi makanan yang banyak lemak/minyak dan karbohidrat, seperti gorengan, nasi putih, makanan yang terlalu manis
• Untuk diabetes: batasi makanan yang terlalu manis/indeks glikemik tinggi (nasi putih)
• Untuk hiperkolesterolemia: batasi makanan yang berlemak/berminyak, santan, gorengan, kuning telur, jeroan
Anjuran makan pasien:
• Secara umum makan sesuai gizi seimbang yakni 4 sehat 5 sempurna, dalam 1 piring terdapat protein, karbohidrat, sayur, buah, dan susu
• Untuk hipertensi: sesuai diet DASH
21
o Sayuran : sekitar 5 porsi/hari, buah: sekitar 5 porsi/hari
o Karbohidrat sehat seperti yang didapatkan dari kentang, sayuran hijau (brokoli, bayam, dll), gandum seperti roti atau sereal
o Produk rendah lemak: produk-produk yang mengandung lemak baik seperti olive oil, alpukat, dan omega-3 dari ikan
o Protein seperti protein nabati (produk kedelai dan kacang-kacangan) dan protein hewani seperti (daging tanpa lemak, telur dan ikan)
o Mengurangi makanan dengan kadar garam tinggi: menghindari makanan kaleng atau bahan makanan beku, banyak makan makanan yang mengandung kalium, kalsium, dan magnesium untuk mencegah disfungsi endotel seperti pada buah pisang, produk susu, dan bayam.
• Untuk diabetes: sesuai anjuran PERKENI
o Karbohidrat 45-65% total asupan energi, dan dianjurkan berserat tinggi seperti nasi merah
o Glukosa dalam bumbu diperbolehkan untuk penyandang diabetes
o Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori dan tidak melebihi
30% total asupan energi
o Makanan yang perlu dibatasi: daging berlemak, susu fullcream
o Kolesterol <200 mg/hari
o Asupan protein yang dianjurkan 0,8g/kgBB/hari
o Sumber protein: ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe
o Kadar natrium yang dianjurkan untuk pasien DM dengan hipertensi adalah <1,5 g/hari
o Garam dapat didapatkan dari bahan makanan seperti garam dapur, soda, pengawe
o Dianjurkan serat dari kacang-kacangan, buah, dan sayuran, Jumlah yang disarankan 14 gram/1000 kalori atau 20-35 gram/hari
• Untuk hiperkolesterolemia:
o Buah-buahan dan sayur-sayuran yang banyak mengandung air minimal 1 buah setelah makan
o Buah-buahan seperti apel, jeruk, pepaya, dan stroberi banyak mengandung antioksidan
22
o Mie, nasi, kentang, makaroni, bihun, jagung secukupnya (kecuali trigliserida yang meningkat)
o Kacang-kacangan seperti : kacang hijau, kacang kapri, tahu, tempe (kecuali asam urat yang meningkat)
o Daging sapi dan ayam yang tidak berlemak
o Ikan, putih telur, susu skim
o Buah-buahan seperti apel, jeruk, pepaya, dan stroberi banyak mengandung antioksidan
• Untuk obesitas:
o Memperbanyak konsumsi gandum utuh, buah, dan sayuran
o Konsumsi sayur dua kali lipat dari jumlah bahan makanan sumber karbohidrat
o Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan jumlah bahan makanan sumber karbohidrat
o Konsumsi sayur dan atau buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat ditambah dengan protein
o Minyak sebagai bahan makanan sumber lemak dapat digunakan untuk mengolah bahan makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 3–4 porsi atau setara dengan 3–4 sendok teh
o Utamakan protein rendah lemak: ikan, putih telur, ayam tanpa kulit
o Konsumsi yoghurt
2.6
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
2.6.1 Faktor Perilaku
• Pasien memelihara kucing sehingga masih memungkinkan sumber pecetus asma dari bulu kucing karena bulu kucing adalah salah satu bahan alergen
• Pasien suka mengonsumsi minuman kemasan
• Jarang berolahraga
2.6.2 Faktor Non Perilaku (Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan)
• Lingkungan pasien dekat dengan warung, sehingga pasien sering membeli minuman kemasan, lingkungan rumah tidak ada komunitas/perkumpulan olahraga seperti senam/jalan santai
• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor
23
• Memiliki keturunan asma, yakni pada kakek dan adik pasien
2.7 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
2.7.1 Gambaran Lingkungan Rumah
Pasien tinggal di rumah sendiri bersama suami. Rumah pasien terletak di pemukiman yang tidak terlalu padat penduduk dengan ukuran 15 x15 m2, bentuk bangunan 1 lantai. Terdiri dari 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 teras. Pasien biasa tidur beralaskan kasur, lantai rumah terbuat dari keramik, dinding dari tembok batu bata semuanya dicat, atap rumah dari genteng tanah liat. Terdapat empat jendela di ruang tamu, dengan ukuran masing-masing jendela 2x0,5 m2. Rumah memiliki ventilasi yang baik. Untuk keseharianya menggunakan listrik, mandi cuci kakus dari PAM, air minum dari air galon mineral. Jamban yang digunakan merupakan toilet duduk dengan keadaan cukup bersih dengan lantai keramik, dan dinding kamar mandi sedikit berwarna coklat. Ada tempat sampah depan rumah tertutup, dikumpulkan dan kemudian diambil oleh petugas sampah dalam dua kali seminggu, selokan/got mengalir, tidak banjir. Untuk keseluruhan kebersihan rumah cukup baik, tata letak barang baik tidak sumpek penuh barang.
2.7.2 Denah Rumah
2.7.3 Analisa Keadaan Rumah
1. Letak rumah di daerah : Tidak padat penduduk
2. Bentuk Bangunan Rumah : Persegi panjang, 1 tingkat
3. Kepemilikan Rumah : Pribadi
4. Luas Rumah : 15x15 m
24
Gambar 2. Denah rumah
5. Jumlah Orang dalam Satu Rumah: 2 orang
6. Lantai Rumah dari : Keramik
7. Dinding Rumah dari : Batu bata semen
8. Atap Rumah : Genteng tanah liat
9. Pembagian Ruangan Rumah:
• Ruang tamu, makan, keluarga : Ada, ukuran 5 x 3,5 m
• Kamar Tidur : Ada, ukuran 6 x 3,5 m; Jumlah 2
• Dapur : Ada, ukuran 3 x 7 m; Jumlah 1
• Toilet/WC : Ada, ukuran 2 x 1,5 m; Jumlah 1
10. Jendela Rumah : Ada, ukuran 200 cm x 50 cm, jumlah 4
• Penerangan di Dalam Rumah: Cukup baik
• Perbandingan luas lantau dan jendela: 80% : 20%
• Ruang Tamu : Ada jendela
• Kamar Tidur : Ada jendela
• Dapur : Tidak ada jendela
• Toiler : Tidak ada jendela
11. Listrik di Rumah : Ada, 2.400 watt
12. Lubang Ventilasi
• Ruang Tamu : Ada, 1 buah 30 cm x 50 cm
• Kamar Tidur : Ada, 1 buah 30 cm x 50 cm
• Dapur : Ada, 1 buah 10 cm x 30 cm
• Toilet/WC : Ada, 1 buah 40 xm x 50 cm
• Kelembaban dalam rumah: Lembab
13. Kesan ventilasi di dalam rumah : Cukup baik
14. Kebersihan dalam Rumah : Cukup bersih
15. Sumber Air Minum dari : Air isi ulang
16. Kamar Mandi : Ada, ukuran 3 m x 2 m, 1 buah
17. Limbah Rumah Tangga Dialirkan ke : Got
18. Tempat Sampah di Luar Rumah : Ada
19. Jalan di Depan Rumah Lebarnya : 1 m terdiri dari aspal
Kesan Kebersihan Lingkungan Pemukiman: Cukup bersih
25
2.7.4 Analisis Keadaan Rumah
Tabel 10 Penilaian Rumah Sehat berdasarkan Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
No Komponen Rumah Indikator Rumah Sehat Kondisi Rumah Pasien
1 Langit-langit Langit-langit dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata kerangka atap serta mudah dibersihkan
2 Dinding Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut
3 Ventilasi Luas lubang minimal 10% dari luas lantai ruangan
4 Lantai Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan ± 20 cm dari permukaan tanah.
5 Pencahayaan Suatu cara sederhana menilai pencahayaan baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samarsamar bila membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar. Pencahayaan yang baik di atas 70%.
6 Sumber air bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009). Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain: syarat fisik air tidak berwarna, tidak berbau, jernih
Kerangka atap terbuat dari kayu dan genting terbuat dari tanah liat, kerangka atap tertutup plafon dan mudah dibersihkan
Dinding tegak lurus, kedap air tidak rembes, semua di cat dan sebagian diberi wallpaper dan tampak bersih
Lubang ventilasi sudah >10% dari luas lantai ruangan
Lantai dari keramik, kuat, tidak licin, stabil, mudah dibersihkan, kedap air, lantai ditinggikan dari permukaan tanah >20 cm
Pencahayaan dalam rumah pasien sudah cukup di atas 70%
Sumber air telah memenuhi syarat air bersih, berasal dari air PAM
26
dengan suhu di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman
7 Sampah Terdapat tempat sampah di dalam rumah. Syarat tempat sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang lainnya.
8 Jamban dan air limbah Cara pembuangan tinja, prinsipnya yaitu: kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah. Kotoran manusia tidak dijamah lalat. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
Tempat sampah berada di dalam dan di ruang rumah, tertutup dan mudah dibersihkan
Jamban dan air limbah di rumah pasien sudah memenuhi kriteria rumah sehat.
27
2.7.5 Diagnosis Holistik
Tabel 11. Diagnostis holistik
No Aspek Rincian Keterangan
1. Alasan kedatangan pasien
a) Keluhan utama
b) Harapan pasien/keluarga
c) Kekhawatiran pasien/keluarga
2. Diagnosis penyakit Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakan, cukup dengan diagnosis kerja
a) Sesak sejak 1 hari karena asma kambuh
b) Asma dapat terkontrol tidak sering kambuh
c) Asma memberat sampai sangat sulit bernapas
Berdasarkan ICD 10, pasien didiagnosis :
a. J45 Asthma
b. E11.9 Non-insulin dependent DM without complications
c. I10 primary hypertension
d. E78 pure hypercolesterolemia
e. E66 obesity grade I
3. Aspek Risiko Internal (faktor yang menunjang terjadinya/bertambah parahnya penyakit dari dalam diri pasien)
• Faktor Perilaku
• Faktor Non-Perilaku
Faktor perilaku:
• Pasien memelihara kucing sehingga masih memungkinkan sumber
pecetus asma dari bulu kucing karena bulu kucing adalah salah satu bahan alergen
• Pasien suka mengonsumsi minuman kemasan
• Jarang berolahraga
Faktor non-perilaku:
• Lingkungan pasien dekat dengan warung, sehingga pasien sering membeli minuman kemasan, lingkungan rumah tidak ada komunitas/perkumpulan olahraga seperti senam/jalan santai
• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor
• Memiliki keturunan asma, yakni pada kakek dan adik pasien
28
2.9 PERMASALAHAN PADA KELUARGA
No Risiko dan masalah kesehatan Rencana Pembinaan Indikator keberhasilan penilaian
1 Asma intermitten eksaserbasi akut
• Menghindari faktor pencetus yang dirasakan pasien (stres, kelelahan, minum dingin)
• Selalu sedia innhaler
• Meminum obat pengontrol asma
• Melakukan pemeriksaan test alergen (skin prick test)
Asma terkontrol baik (tidak ada gejala/gejala minimal, tidak ada serangan pada malam hari, tidak ada keterbatasan dalam melakukan aktivitas termasuk olahraga)
2 Hipertensi
• Menerapkan anjuran diet DASH
• Menganjurkan pasien untuk membatasi garam (sehari maksimal 1 sdt)
• Menganjurkan untuk minum obat anti hipertensi secara rutin dan rutin kontrol ke dokter
• Membeli alat pengukur tekanan darah otomatis dan buat catatan harian
Tekanan darah pasien 120/80 mmhg
3 Status gizi pasien obesitas grade 1
• Menganjurkan pasien untuk diet dengan cara calorie deficit (makan nasi putih 1 centong saja atau makan kentang rebus, menggoreng makanan dengan sedikit minyak/lebih baik direbus/dipanggang, perbanyak makan sayuran seperti brokoli/sawi/kol) serta mengurangi porsi makan namun frekuensi tetap 3x sehari
• Makan buah sebagai selingan (misalnya apel/pir/pisang)
• Melakukan olahraga program penurunan berat badan
IMT pasien dapat berkurang <25
4 Diabetes mellitus
• Menerapkan anjuran diet PERKENI
• Kurangi minum minuman kemasan yang manis
Gula darah terkontrol, GDP <126, GDS <200, dan HbA1c <5,7, tidak timbul komplikasi
31
No
Risiko dan masalah kesehatan
Rencana Pembinaan Indikator keberhasilan penilaian
• Rutin minum obat anti diabetes dan rutin kontrol ke dokter
• Buat catatan gula darah mingguan-bulanan, dapat membeli alat pengukur gula darah kapiler mandiri
5 Hiperkolesterolemia
• Mengurangi makanan yang berlemak, berminyak, bersantan, dan kuning telur serta gorengan
• Makan minyak hanya 5 sdm/hari
• Minum obat kolesterol teratur (simvastatin) dan rutin kontrol
kolesterol total <200, HDL >35, LDL <130, tidak menimbulkan komplikasi seperti pernyakit jantung
6 Memelihara kucing dalam rumah
• Memastikan kucing tidak sakit
• Melakukan vaksinasi pada kucing
• Melakukan pemeriksaan toksoplasma
• Selalu membersihkan kucing beserta kandang & kotoran kucing
• Selalu membersihkan bulu kucing di rumah
Kucing sehat, hasil IgG toxoplasma negatif, tidak terdapat bulu kucing dalam rumah
7 Suka minum minuman kemasan manis
• Menganjurkan untuk memgurangi minum minuman kemasan karena mengandung gula
• Sebagai alternatif dapat mengganti kebiasaan minum kopi sachet dengan teh celup green tea tanpa gula
8 Jarang olahraga Menganjurkan untuk melakukan olahraga sendiri seperti
jalan pagi selama 30-60 menit atau senam aerobik sendiri sambil menonton tutorialnya di media sosial
seperti youtube
Gula darah tekontrol, minum minuman
kemasan 1x seminggu
Pasien berolahraga setidaknya 3x seminggu
32
2.10 PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN
Tanggal Kunjungan Kegiatan yang Dilakukan Keluarga yang Terlibat Hasil Kegiatan Indikator Evaluasi Kegiatan
13/03/2023 (Ananmesis awal di Puskesmas)
• Memperkenalkan diri pada pasien dan menjelaskan maksud
wawancara
• Bina raport awal
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
• Informed consent dari pasien untuk kunjungan ke rumah
Pasien dan keluarga pasien
• Terbina hubungan baik
dengan pasien
• Pasien mengerti maksud dari
percakapan
• Didapatkan masalah
kesehatan pasien
• Pasien bersedia untuk
dilakukan kunjungan ke
rumah
• Pasien bersedia memberikan nomor kontak untuk dihubungi
• Pasien bersedia untuk
dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik saat kunjungan di rumah
16/03/2023 (Home Visit)
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik
lanjutan
• Identifikasi anggota keluarga
• Identifikasi kondisi lingkungan
• Pencatatan food recall
• Edukasi terkait masalah kesehatan pasien
• Edukasi terkait penatalaksanaan masalah kesehatan pasien seperti membuat catatan tekanan darah & gula darah
• Edukasi untuk minum obat secara rutin
• Memberikan motivasi untuk pasien
Pasien dan keluarga pasien
• Didapatkan data lanjutan mengenai riwayat penyakit dan kondisi fisik pasien
• Didapatkan informasi keluarga dan perilaku dalam keluarga
• Didapatkan informasi kalori harian pasien
• Pasien mengerti mengenai penyakitnya
• Pasien mau melanjutkan pengobatan
• Pasien memiliki motivasi untuk kembali sehat
• Asma tidak sering kambuh
• Pasien mengerti dan memahami penyakit dan pengobatannya
• Pasien mengikuti anjuran pola diet dan olahraga yang diberikan
• Tekanan darah terkontrol 120/80
• Gula darah terkontrol, HbA1c <5,7
• Berat badan turun dan IMT <25
• Pasien memiliki catatan tekanan darah dan gula darah untuk memonitor keberhasilan pengobatan dan perubahan gaya hidup
33
2.11 KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
a) Tingkat Pemahaman
Pasien dan keluarga pasien dapat memahami serta menerapkan saran-saran yang telah diberikan.
b) Faktor Pendukung
• Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien
• Pasien rutin minum obat
• Pasien rutin kontrol ke puskesmas
c) Faktor Penghambat
• Memelihara kucing, masih memungkinkan alergen berasal dari kucing
• Jarang olahraga
• Tidak mengatur pola makan/diet, masih suka minum minuman kemasan manis
• Belum menggunakan inhaler sebagai pertolongan pertama jika sewaktu-waktu asma
kambuh
• Lingkungan rumah dekat warung sehingga sering membeli minuman kemasan
d) Indikator keberhasilan
• Asma terkontrol baik (tidak ada gejala/gejala minimal, tidak ada serangan pada malam hari, tidak ada keterbatasan dalam melakukan aktivitas termasuk olahraga)
• Tekanan darah terkontrol normal (120/80 mmhg)
• IMT pasien turun menjadi <25
• Gula darah terkontrol, GDP <126, GDS <200, dan HbA1c <5,7, tidak timbul
komplikasi
• Kolesterol total <200, HDL >35, LDL <130, tidak menimbulkan komplikasi seperti pernyakit jantung
• Kucing sehat, hasil IgG toxoplasma negatif, tidak terdapat bulu kucing dalam rumah
• Gula darah tekontrol, minum minuman kemasan 1x seminggu
• Pasien berolahraga setidaknya 3x seminggu
34
1. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Penderita Asma di Indonesia. Kemenkes RI, 2019
2. WHO. Obesity and overweight. 2021. https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/obesity-and-overweight.
3. Fruh SM. Obesity: Risk factors, complications, and strategies for sustainable long-term weight management. Journal of the American Association of Nurse Practitioners. 2017;29:S3-S14. Doi: 10.1002/2327-6924.12510.
4. Lim JU, Lee JH, Kim JS, Hwang YI, Kim TH, Lim SY, et al. Comparison of World Health Organization and Asia-Pacific body mass index classifications in COPD patients. International Journal of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2017;12:2465-2475. Doi: 10.2147/COPD.S141295.
5. Iqbal AM, Jamal SF. Essential Hypertension. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539859/?report=reader
6. Unger T, Borghi C, Charchar F, et al. 2020 International Society of Hypertension global hypertension practice guidelines. Hypertension. 2020 Jun;75(6):1334-57.
7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Laporan nasional RISKESDAS 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2019.
8. Garcia, et al. Pathophysiology of Type 2 Diabetes Mellitus. Int. J. Mol. Sci. 2020.
9. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Kementerian kesehatan Republik Indonesia. 2019.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf
10. Lin CF, Chang YH, Chien SC, Lin YH, Yeh HY. Epidemiology of dyslipidemia in the Asia Pacific region. International Journal of Gerontology. 2018;12:2
35
DAFTAR PUSTAKA
36 LAMPIRAN