PREVIEW PPT FAMFOL IKM MITA

Page 1

DENGAN ASMA INTERMITTEN EKSASERBASI

TIPE 2, OBESITAS GRADE 1, DAN

Pembimbing: dr. Gita Handayani Tarigan, M.PH.

LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA
SEORANG PEREMPUAN USIA 46 TAHUN
AKUT,
HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS
DISLIPIDEMIA
Diana
Puspa
031032010034
031032010034
Disusun oleh:
Ayu
Dewi
Miftahul Habibah

Latar Belakang

• Asma à inflamasi kronis yg ditandai meningkatnya responsivitas bronkial serta obstruksi jalan napas

scr episodik, prevalensi asma 2018 di indonesia = 2,4%

• Obesitas à IMT >25, kelebihan lemak tubuh à berisiko komplikasi jangka panjang, prevalensi obes pd

wanita 29,3% lebih tinggi drpd pria

• Hipertensi à peningkatan tekanan darah arteri persisten, SBP >130, DBP >80, prevalensi diagnosis

hipertensi oleh dokter di Indonesia à 8,36%, revalensi hipertensi berdasarkan pengukuran TD à 34,11%

• DMT2 à penyakit metabolik kronik progresif berupa hiperglikemia, prevalensi 2018 di Indonesia = 8,5%

• Dislipidemia à tidak seimbangnya satu/lebih jenis lipid darah yakni kolesterol, LDL, trigliserida, HDL, prevalensi di Indonesia thn 2018 28,8% (hiperkolesterolemia)

Identitas Pasien

Nama : Ny. HF

Umur : 46 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Perumahan Graha Pancoran Mas , Kec. Pancoran Mas

Agama : Islam

Suku Bangsa : Padang-Sunda

Pendidikan : PG TK

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Penghasilan : Rp < 5.000.000,-

Sumber Pembiayaan Kesehatan

Jaminan: Pasien berobat menggunakan BPJS PBI (APBD)

Perilaku Kesehatan Keluarga

• Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan:

Periksa ke Puskesmas Kec. Pesanggrahan

• Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:

Posyandu : Tidak

Posbindu : Tidak

Perkumpulan Kesehatan lain : Tidak

• Pemanfaatan Waktu Luang:

Olahraga : Jarang berolahraga

Rekreasi : Ya, jalan-jalan bersama suami

Melakukan hobi : Ya, menonton film

• Aktivitas Sosial di Lingkungan Permukiman:

Pertemuan RT : Tidak

Arisan : Tidak

Organisasi : Tidak

Profil Keluarga & Genogram

Resume Penyakit

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat asma sejak SD, jika serangan minum

salbutamol. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi minum obat

Keluhan Utama

Sesak sejak 1 hari sebelum ke puskesmas

amlodipine 10 mg dan captopril tab 10 mg, riwayat diabetes mellitus minum obat metformin 500 mg, serta riwayat kolesterol minum obat simvastatin 20 mg. Riwayat alergi, rhinitis, penyakit jantung, penyakit paru, disangkal.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh dada terasa sesak sejak 1 hari sebelum ke

puskesmas, sesak dirasakan tiba-tiba, saat sesak hanya dapat

mengeluarkan kata-kata, lebih enak juga sambil duduk, jika sedang

sesak tidur harus diganjal oleh 6 bantal atau tidur dalam posisi duduk.

Pasien mengatakan memang memiliki riwayat asma sejak SD, dalam

1 tahun serangan >5x, jika sedang serangan pasien mengonsumsi

salbutamol. Menurut pasien, serangan asma muncul jika pasien

sedang stres, kelelahan, dan minum minuman dingin.

Riwayat Kebiasaan

Sehari-hari aktivitas pasien mengurus rumah

tangga, jarang berolahraga, pasien juga sering

mengonsumsi minuman manis kemasan, pasien

memiliki kucing 3 ekor di rumah sehingga sering

bermain dan mengurus kucingnya. Tidak pernah

merokok maupun minum alkohol.

Resume Penyakit

Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat asma diakui ada pada kakek dan adik pasien.

• Riwayat diabetes mellitus diakui pada ayah dan kakak perempuan pasien.

• Riwayat hipertensi diakui pada ibu pasien, kakak perempuan, dan adik pasien.

• Riwayat alergi, penyakit jantung, penyakit paru pada keluarga disangkal.

Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum Kesadaran: Compos mentis

Kesan Sakit: Tampak sakit ringan

BB: 78 kg

TB: 153 cm

IMT: 29,36 kg/m2

Kesan Gizi: Obesitas Kelas I

Tanda Vital Tekanan darah: 151/103 mmHg

Nadi: 83 x/menit

Respirasi: 20 x/menit

Suhu: 36,0 °C

SpO2: 99%

Kepala Normosefali, rambut hitam, tidak rontok, terdistribusi merata, tidak terdapat jejas

Mata: Pupil bulat isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya langsung +/+, Refleks cahaya tidak langsung +/+, Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Hiperemis (-), Oedem (-), Massa (-), Deformitas (-) Pemeriksaan segmen posterior tidak dilakukan.

Telinga: Deformitas (-), Hiperemis (-), Oedem (-), Serumen (-), Nyeri tekan tragus (-), Nyeri tarik (-)

Hidung: Deformitas (-), Deviasi septum (-), Sekret (-), Pernapasan cuping hidung (-)

Tenggorokan: Uvula di tengah, Arkus faring simetris, T1/T1, Hiperemis (-), Kripta (-), Detritus (-)

Mulut: Sianosis (-), Mulut kering (-), Gusi berdarah (-), Gusi hiperemis (-), Lidah tidak kotor

Leher Regio leher: Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.

Pemeriksaan fisik

Thorax Paru-paru:

Inspeksi: Thorax simetris pada saat statis dan dinamis, retraksi intercostal (-), retraksi subcostal(-), kelainan kulit (-), tipe pernapasan torakoabdominal.

Palpasi: gerak dinding dada simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-), fremitus simetris

Perkusi: sonor di kedua lapang paru, batas paru dan hepar setinggi ICS V linea midclavicularis dextra dengan perkusi redup dan peranjakan

hepar pada 2 jari dibawah ICS IV, batas bawah paru dan lambung setinggi ICS VIII linea axillaris anterior sinistra dengan perkusi timpani

Auskultasi: Suara napas vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing +/+

Jantung:

Inspeksi: pulsasi ictus cordis tidak tampak

Palpasi: vocal fremitus sama antara dinding dada kanan dan kiri, thrill (-), ictus cordis teraba di ICS V 2 cm di linea midclavicularis sinistra.

Perkusi: batas paru dan jantung kiri setinggi ICS VI linea midclavicularis sinistra dengan perkusi redup, batas paru dan jantung kanan setinggi

ICS V linea sternalis dextra dengan perkusi redup.

Auskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen Inspeksi: tampak rata, ikterik (-), hiperemis (-), benjolan (-), jejas (-)

Auskultasi: bising usus 3x/menit, arterial bruit (-), venous hum(-)

Palpasi: teraba supel, massa (-), nyeri lepas (-), hepar membesar (-), lien membesar (-), ballottement ginjal (-), undulasi (-), Nyeri tekan(-)

Perkusi: Tymphani di seluruh regio abdomen (-), shifting dullness (-)

Genital Dalam batas normal

Ekstremitas Ekstremitas Atas

Simetris kanan dan kiri, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/- , jejas -/-, palmar eritema (-), flapping tremor (-), clubbing finger (-).

Regio palmar manus dextra dan sisnitra: tidak ditemukan efloresensi

Ekstremitas Bawah

Simetris kanan dan kiri, nyeri tekan -/-, turgor kulit 2 detik, deformitas

-/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/-, jejas -/-

Regio cruris dextra dan sinistra: tidak ditemukan efloresensi

Regio plantar pedis dextra dan sinistra : tidak ditemukan Efloresensi

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Sensibilitas (Jika Perlu)

Eskterospektif/Rasa Permukaan

• Rasa Raba/Nyeri : Normal

• Rasa Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan

Propioseptif/Rasa Dalam

• Rasa Raba : Normal

• Rasa Gerak : Normal

• Rasa Getar : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Penunjang

Fungsi Sosial & Diagnosis

• Skala 1: Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit

• Skala 2: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di

dalam rumah

• Skala 3: Mampu melakukan perawatan diri, tapi tak mampu

melakukan pekerjaan ringan

• Skala 4: Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri,

namun sebagian besar pekerjaan hanya duduk dan berbaring

• Skala 5: Perawatan diri dilakukan orang lain, tak mampu berbuat

apa-apa, berbaring pasif

Diagnosis Kerja

• Asma intermitten eksaserbasi akut

• Obesitas grade I

• Hipertensi

• Diabetes mellitus tipe 2

• Hiperkolesterolemia

Rencana Penatalaksanaan

Terapi Edukasi:

• Mengedukasikan pasien dan keluarga jika asma yang diderita merupakan

penyakit hiperreaktivitas yang ada faktor pencetusnya, oleh karena itu dianjurkan

untuk menghindari faktor pencetus

• Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes alergen untuk memastikan

faktor pencetus

• Salbutamol tab 2 mg

• Ambroksol tab 30 mg

• Metformin tab 500 mg

• Amlodipine tab 10 mg

• Kaptopril tab 25 mg

• Simvastatin tab 20 mg

• Vitamin B kompleks tab

• Sering membersihkan rumah terutama dari bulu kucing karena bulu kucing juga

salah satu alergen pencetus asma

• Memvaksinasi kucing serta melakukan pemeriksaan toksoplasma

• Kelola stres dengan baik agar tidak mencetuskan asma

• Kurangi minum minuman dingin jika hal tersebut memicu asma

• Kurangi minuman kemasan karena mengandung banyak gula

• Diet dan olahraga untuk menurunkan berat badan

• Kurangi makanan asin dan batasi penggunaan garam pada masakan

• Kurangi makanan berminyak/berlemak seperti gorengan, masak dengan minyak

sayur sedikit

• Minum obat teratur dan rutin kontrol ke puskesmas

• Anjurkan untuk membeli reliever asma jenis inhalasi seperti ventolin yang harus

selalu dibawa untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu asma kambuh di luar rumah

Hasil penatalaksanaan medis

Sesak sudah berkurang, tekanan darah masih didapatkan tinggi, kolesterol dan gula darah belum diperiksa ulang, belum ada perubahan berat badan

Faktor Pendukung:

• Keluarga pasien mendukung

pengobatan pasien

• Pasien rutin minum obat

• Pasien rutin kontrol ke

puskesmas

Faktor Penghambat:

• Memelihara kucing, masih memungkinkan alergen berasal dari kucing

• Jarang olahraga

• Tidak mengatur pola makan/diet, masih suka minum minuman

kemasan manis

• Belum menggunakan inhaler sebagai pertolongan pertama jika

sewaktu-waktu asma kambuh

• Lingkungan rumah dekat warung sehingga sering membeli minuman

kemasan

Identifikasi Fungsi Keluarga

Fungsi Biologis

• Pasien memiliki penyakit asma intermitten

yang saat ini sedang eksaserbasi akut

• Pasien memiliki status gizi obesitas grade I

• Pasien memiliki hipertensi, DM, hiperkolesterolemia yang saat ini sedang

dalam pengobatan

Fungsi Ekonomi

Sumber penghasilan berasal dari suami yang

bekerja sebagai wiraswasta. Penghasilan pasien

dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari. Untuk berobat, pasien menggunakan

BPJS PBI (APBD).

Fungsi Religius

Pasien dan keluarga menganut agama Islam.

Pasien beribadah secara rutin.

Fungsi Psikologis

• Pasien tinggal di rumah hanya berdua dengan suami, tidak memiliki anak

• Hubungan pasien dengan suami baik, tidak pernah muncul masalah besar yang menyebabkan keributan

• Hubungan pasien dengan tetangga baik, selalu bertegur sapa dan bersosialisasi dengan lingkungan

• Pasien selalu berusaha mengkomunikasikan perasaan dan masalah yang ia miliki dengan keluarganya.

Fungsi Pendidikan

Pendidikan terakhir pasien adalah D2 Pendidikan Guru Taman KanakKanak, pada saat dilakukan edukasi dan pemberian informasi mengenai penyakit pasien, pengendalian penyakit serta pengobatan, pasien dapat memahami dengan baik.

Fungsi Sosial Budaya

Pasien tidak memiliki masalah dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, namun pasien jarang keluar rumah, hanya keluar rumah jika ada acara saja. Jarang ikut kegiatan RT/kegiatan masyarakat lainnya.

APGAR Score

NO

A: Adaptasi

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga

(teman-teman ) saya untuk membantu pada waktu

ketika ada sesuatu yang membuat saya sulit

P: Partnership

Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)

saya membicarakan sesuatu dengan saya dan

mengungkapkan masalah saya

G:Growth

Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk

melakukan aktivitas

A:Afek

Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap

emosi-emosi saya seperti marah, sedih, kasih

sayang, dll

R:Resolve

Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman)

saya menyediakan waktu bersama- sama untuk

dihabiskan bersama anggota keluarga

Pada penilaian APGAR, didapatkan hasil nilai sebesar 10, yang artinya tidak ada disfungsi keluarga.

Items Penilaian Selalu (2)
1
Kadang- Kadang (1) Tidak Pernah (0)
2
3
4
5

SCREEM Score

RESOURCES

Interaksi sosial merupakan bukti antara anggota keluarga, Anggota

PATHOLOGY

SOCIAL

keluarga jalur komunikasi yang seimbang dengan grup sosial diluar

keluarga seperti teman, grup olahraga, klub & komunitas lainnya -

CULTURAL Kebanggaan budaya atau kepuasan dapat teridentifikasi, khususnya

dalam grup etnis yang jelas -

RELIGIOUS

Tawaran agama yang memuaskan pengalaman spiritual dan hubungan

dengan grup diluar keluarga yang mendukung -

ECONOMIC

Stabilitas ekonomi cukup untuk menyediakan kepuasan yang

berhubungan dengan status keuangan dan kemampuan untuk

menyatukan permintaan ekonomi sesuai norma kehidupan -

EDUCATION Pendidikan anggota keluarga cukup untuk mengizinkan anggota keluarga

memecahkan atau memahami sebagian besar permasalahan yang

muncul dalam gaya hidup formal yang dibangun oleh keluarga -

MEDICAL Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga menggunakan pelayanan

Puskesmas secara rutin. Pasien sudah mempunyai jaminan Kesehatan

(BPJS) dan fasilitas kesehatan mudah dijangkau

-

Pola Konsumsi Makanan

Pola Konsumsi Makanan

Pola Konsumsi Makanan

Frekuensi makan rata-rata pasien setiap harinya adalah 3

x/hari yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam.

Jumlah asupan kalori yang dikonsumsi dalam satu hari adalah

1590 kkal. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan gizi seorang

perempuan dapat dihitung berdasarkan Angka Metabolisme

Basal dengan rumus Harris Benedict yang dilihat dari jenis

kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan seseorang.

Dilihat dari angka metabolisme basal untuk kecukupan

gizi pasien ini lebih dari kebutuhan AKG harian.

Frekuensi makan pasien sudah cukup yakni 3x sehari, kadang diselingi dengan selingan, makanan perhari

kurang bervariasi karena biasanya makan makanan

siang kembali, makanan sudah sesuai kriteria 4 sehat

(karbohidrat, lauk pauk, sayur, buah) namun tidak suka

mengonsumsi susu. Makanan didapat dari masak

AKG Wanita = 655 + (9,6 x BB(kg)) + (1,8 x tinggi badan (cm)) – (4,7 x usia) = 655 + (9,6 x 78) + (1,8 x 153) - (4,7 x 46) = 655 + 748,8 + 275,4 - 216,2 = 1463 kkal

sendiri.

Pola Konsumsi Makanan

Anjuran makan pasien:

Pantangan makan pasien:

• Untuk asma pada pasien tidak ada pantangan

makan, namun perlu dipantau terutama saat

makan seafood atau kacang-kacangan akan

memicu asma

• Untuk hipertensi: batasi makanan yang asin, seperti ikan asin, makanan cepat saji

• Untuk obesitas: batasi makanan yang banyak

lemak/minyak dan karbohidrat, seperti

gorengan, nasi putih, makanan yang terlalu

manis

• Untuk diabetes: batasi makanan yang terlalu

manis/indeks glikemik tinggi (nasi putih)

• Untuk hiperkolesterolemia: batasi makanan

yang berlemak/berminyak, santan, gorengan,

kuning telur, jeroan

• Secara umum makan sesuai gizi seimbang yakni 4 sehat 5 sempurna, dalam 1 piring terdapat protein, karbohidrat, sayur, buah, dan susu

• Untuk hipertensi: sesuai diet DASH

o Sayuran : sekitar 5 porsi/hari, buah: sekitar 5

porsi/hari

o Karbohidrat sehat seperti yang didapatkan dari

kentang, sayuran hijau (brokoli, bayam, dll), gandum

seperti roti atau sereal

o Produk rendah lemak: produk-produk yang

mengandung lemak baik seperti olive oil, alpukat, dan

omega-3 dari ikan

o Protein seperti protein nabati (produk kedelai dan kacang-kacangan) dan protein hewani seperti (daging

tanpa lemak, telur dan ikan)

o Mengurangi makanan dengan kadar garam tinggi:

menghindari makanan kaleng atau bahan makanan

beku, banyak makan makanan yang mengandung

kalium, kalsium, dan magnesium untuk mencegah

disfungsi endotel seperti pada buah pisang, produk

susu, dan bayam.

Pola Konsumsi Makanan

• Untuk diabetes: sesuai anjuran PERKENI

o Karbohidrat 45-65% total asupan energi, dan dianjurkan berserat tinggi seperti nasi merah

o Glukosa dalam bumbu diperbolehkan untuk

penyandang diabetes

o Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan

kalori dan tidak melebihi 30% total asupan energi

o Makanan yang perlu dibatasi: daging berlemak, susu

fullcream

o Kolesterol <200 mg/hari

o Asupan protein yang dianjurkan 0,8g/kgBB/hari

o Sumber protein: ikan, udang, cumi, daging tanpa

lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe

o Kadar natrium yang dianjurkan untuk pasien DM

dengan hipertensi adalah <1,5 g/hari

o Garam dapat didapatkan dari bahan makanan seperti

garam dapur, soda, pengawe

o Dianjurkan serat dari kacang-kacangan, buah, dan

sayuran, Jumlah yang disarankan 14 gram/1000 kalori

atau 20-35 gram/hari

• Untuk hiperkolesterolemia:

o Buah-buahan dan sayur-sayuran yang banyak mengandung air minimal 1 buah setelah makan

o Buah-buahan seperti apel, jeruk, pepaya, dan stroberi banyak mengandung

antioksidan

o Mie, nasi, kentang, makaroni, bihun, jagung secukupnya (kecuali trigliserida yang meningkat)

o Kacang-kacangan seperti : kacang hijau, kacang kapri, tahu, tempe (kecuali asam urat yang meningkat)

o Daging sapi dan ayam yang tidak berlemak

o Ikan, putih telur, susu skim

o Buah-buahan seperti apel, jeruk, pepaya, dan stroberi banyak mengandung

antioksidan

Pola Konsumsi Makanan

• Untuk obesitas:

o Memperbanyak konsumsi gandum utuh, buah, dan sayuran

o Konsumsi sayur dua kali lipat dari jumlah bahan makanan sumber karbohidrat

o Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan jumlah bahan makanan

sumber karbohidrat

o Konsumsi sayur dan atau buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat

ditambah dengan protein

o Minyak sebagai bahan makanan sumber lemak dapat digunakan untuk mengolah bahan

makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 3–4 porsi atau setara dengan 3–4 sendok teh

o Utamakan protein rendah lemak: ikan, putih telur, ayam tanpa kulit

o Konsumsi yoghurt

Faktor yang Mempengaruhi kesehatan

Faktor Perilaku

• Pasien memelihara kucing sehingga masih

memungkinkan sumber pecetus asma dari bulu

kucing karena bulu kucing adalah salah satu

bahan alergen

• Pasien suka mengonsumsi minuman kemasan

• Jarang berolahraga

Faktor Non Perilaku (Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan)

• Lingkungan pasien dekat dengan warung, sehingga pasien

sering membeli minuman kemasan, lingkungan rumah tidak

ada komunitas/perkumpulan olahraga seperti senam/jalan

santai

• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan

waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor

• Memiliki keturunan asma, yakni pada kakek dan adik pasien

Lingkungan Rumah

• Pasien tinggal di rumah sendiri bersama suami.

• Rumah pasien terletak di pemukiman yang tidak terlalu padat penduduk

dengan ukuran 15 x15 m2 , bentuk bangunan 1 lantai.

• Terdiri dari 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 teras.

• Pasien biasa tidur beralaskan kasur, lantai rumah terbuat dari keramik, dinding dari tembok batu bata semuanya dicat, atap rumah dari genteng tanah liat.

• Terdapat empat jendela di ruang tamu, dengan ukuran masing-masing jendela 2x0,5 m2 .

• Rumah memiliki ventilasi yang baik.

• Untuk keseharianya menggunakan listrik, mandi cuci kakus dari PAM, air minum dari air galon mineral.

• Jamban yang digunakan merupakan toilet duduk dengan keadaan cukup bersih dengan lantai keramik, dan dinding kamar mandi sedikit berwarna coklat.

• Ada tempat sampah depan rumah tertutup, dikumpulkan dan kemudian diambil oleh petugas sampah dalam dua kali seminggu, selokan/got mengalir, tidak banjir.

• Untuk keseluruhan kebersihan rumah cukup baik, tata letak barang baik tidak sumpek penuh barang.

Analisis Keadaan Rumah

1 Langit-langit Langit-langit dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh

dari atap, harus menutup rata kerangka atap serta mudah

dibersihkan

2 Dinding Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding

sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul

harus dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah

dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap

naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak

bersih tidak berlumut

3 Ventilasi Luas lubang minimal 10% dari luas lantai ruangan

Kerangka atap terbuat dari kayu dan genting

terbuat dari tanah liat, kerangka atap

tertutup plafon dan mudah dibersihkan

Dinding tegak lurus, kedap air tidak rembes, semua di cat dan sebagian diberi wallpaper dan tampak bersih

4 Lantai Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan

akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit

terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk

mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai

ditinggikan ± 20 cm dari permukaan tanah.

Lubang ventilasi sudah >10% dari luas lantai ruangan

Lantai dari keramik, kuat, tidak licin, stabil, mudah dibersihkan, kedap air, lantai ditinggikan dari permukaan tanah >20 cm

No Komponen Rumah Indikator Rumah Sehat Kondisi Rumah Pasien

Analisis Keadaan Rumah

No Komponen

Rumah

Indikator Rumah Sehat Kondisi Rumah Pasien

5 Pencahayaan Suatu cara sederhana menilai pencahayaan baik, bila jelas

membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samar-samar bila membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar. Pencahayaan yang baik di atas 70%.

6 Sumber air bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009). Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain: syarat fisik air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman

7 Sampah Terdapat tempat sampah di dalam rumah. Syarat tempat sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang lainnya.

8 Jamban dan air

limbah Cara pembuangan tinja, prinsipnya yaitu: kotoran manusia tidak

mencemari permukaan tanah. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah. Kotoran manusia tidak dijamah lalat. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

Pencahayaan dalam rumah pasien sudah cukup di atas 70%

Sumber air telah memenuhi syarat air bersih, berasal dari air PAM

Tempat sampah berada di dalam dan di ruang rumah, tertutup dan mudah dibersihkan

Jamban dan air limbah di rumah pasien sudah

memenuhi kriteria rumah sehat.

Diagnosis Holistik

No Aspek Rincian Keterangan

1. Alasan kedatangan pasien

a) Keluhan utama

b) Harapan pasien/keluarga

c) Kekhawatiran pasien/keluarga

2. Diagnosis penyakit Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakan, cukup dengan diagnosis kerja

a) Sesak sejak 1 hari karena asma kambuh

b) Asma dapat terkontrol tidak sering kambuh

c) Asma memberat sampai sangat sulit bernapas

3. Aspek Risiko Internal (faktor yang menunjang terjadinya/bertambah parahnya penyakit dari dalam diri pasien)

• Faktor Perilaku

• Faktor NonPerilaku

Berdasarkan ICD 10, pasien didiagnosis :

a. J45 Asthma

b. E11.9 Non-insulin dependent DM without complications

c. I10 primary hypertension

d. E78 pure hypercolesterolemia

e. E66 obesity grade I

Faktor perilaku:

• Pasien memelihara kucing sehingga masih memungkinkan sumber pecetus asma dari

bulu kucing karena bulu kucing adalah salah satu bahan alergen

• Pasien suka mengonsumsi minuman kemasan

• Jarang berolahraga

Faktor non-perilaku:

• Lingkungan pasien dekat dengan warung, sehingga pasien sering membeli minuman kemasan, lingkungan rumah tidak ada komunitas/perkumpulan olahraga seperti senam/jalan santai

• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor

• Memiliki keturunan asma, yakni pada kakek dan adik pasien

Diagnosis Holistik

4 Pemicu

psikososial & lingkungan (faktor eksternal) yang

mempermudah seseorang menderita penyakit tersebut)

a) Dukungan keluarga terdekat, fungsi-fungsi keluarga Suami pasien mendukung dalam pengobatan pasien dan selalu memberikan pertolongan saat asma pasien kambuh, tidak ada pemicu yang mempermudah pasien menderita penyakit saat ini

b) Dukungan keluarga lainnya Orangtua dan saudara pasien mendukung pengobatan pasien dan selalu menanyakan bagaimana kondisi pasien, tidak ada pemicu yang mempermudah pasien menderita penyakit saat ini

c) Perilaku keluarga yang tidak sehat Suami pasien juga suka minum minuman kemasan manis dan kurang mengetahui anjuran makanan yang baik

d) Masalah ekonomi yang berpengaruh terhadap kesehatan/penyakit pasien

Tidak ada masalah ekonomi yang berpengaruh terhadap penyakit pasien saat ini

e) Akses pada pelayanan kesehatan Akses ke puskesmas tergolong cukup dekat dengan jarak tempuh ± 15 menit dengan kendaraan bermotor

f) Lingkungan fisik

- Hazard

- Bangunan (kriteria rumah sehat dll)

Lingkungan rumah pasien banyak kucing sehingga memungkinkan bulu kucing berterbangan yang dapat menjadi alergen/pencetus asma pada pasien

g) Masalah lingkungan pemukiman Tidak ada masalah lingkungan pemukiman yang mempermudah pasien sakit

karena lingkungan rumah tidak terlalu padat penduduk, kebersihan pemukiman

baik, lingkungan tetangga baik

5 Fungsi sosial seseorang Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam

kehidupan : termasuk skala 1 (mampu

melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit)

Pasien mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit

Diagram Realita

Tidak ada permasalahan pada aspek

pelayanan kesehatan pada pasien

Sering minum minuman kemasan manis

Memelihara kucing dalam rumah

Tidak mengatur pola makan/diet

Jarang olahraga

Kakek dan adik pasien memiliki

riwayat Asma

• Lingkungan rumah dekat

dengan warung sehingga

pasien sering membeli

minuman kemasan yang manis

• Lingkungan rumah banyak

kucing sehingga banyak bulu

kucing yang memungkinkan

menjadi faktor pencetus asma

Permasalahan Pada Keluarga

Risiko dan

Rencana Pembinaan

Indikator keberhasilan penilaian

1 Asma intermitten

eksaserbasi akut

• Menghindari faktor pencetus yang dirasakan pasien (stres, kelelahan, minum dingin)

• Selalu sedia innhaler

• Meminum obat pengontrol asma

• Melakukan pemeriksaan test alergen (skin prick test)

Asma terkontrol baik (tidak ada gejala/gejala minimal, tidak ada serangan pada malam hari, tidak ada keterbatasan dalam melakukan aktivitas termasuk olahraga)

2 Hipertensi

• Menerapkan anjuran diet DASH

• Menganjurkan pasien untuk membatasi garam (sehari maksimal 1 sdt)

• Menganjurkan untuk minum obat anti hipertensi secara rutin dan rutin kontrol ke dokter

• Membeli alat pengukur tekanan darah otomatis dan buat catatan harian

Tekanan darah pasien 120/80 mmhg

3 Status gizi pasien

obesitas grade 1

• Menganjurkan pasien untuk diet dengan cara calorie deficit (makan nasi putih 1 centong saja atau makan kentang rebus, menggoreng makanan dengan sedikit minyak/lebih baik direbus/dipanggang, perbanyak makan sayuran seperti brokoli/sawi/kol) serta mengurangi porsi makan namun frekuensi tetap 3x sehari

• Makan buah sebagai selingan (misalnya apel/pir/pisang)

• Melakukan olahraga program penurunan berat badan

IMT pasien dapat berkurang <25

No
kesehatan
masalah

No

Permasalahan Pada Keluarga

Risiko dan masalah kesehatan

4 Diabetes mellitus

Rencana Pembinaan

• Menerapkan anjuran diet PERKENI

• Kurangi minum minuman kemasan yang manis

• Rutin minum obat anti diabetes dan rutin kontrol ke dokter

• Buat catatan gula darah mingguan-bulanan, dapat membeli alat pengukur gula darah kapiler mandiri

Indikator keberhasilan penilaian

Gula darah terkontrol, GDP <126, GDS <200, dan HbA1c <5,7, tidak timbul komplikasi

5 Hiperkolesterolemia

• Mengurangi makanan yang berlemak, berminyak, bersantan, dan kuning telur serta gorengan

• Makan minyak hanya 5 sdm/hari

• Minum obat kolesterol teratur (simvastatin) dan rutin kontrol

kolesterol total <200, HDL >35, LDL <130, tidak

menimbulkan komplikasi seperti pernyakit jantung

6 Memelihara kucing dalam

rumah

• Memastikan kucing tidak sakit

• Melakukan vaksinasi pada kucing

• Melakukan pemeriksaan toksoplasma

• Selalu membersihkan kucing beserta kandang & kotoran

kucing

• Selalu membersihkan bulu kucing di rumah

Kucing sehat, hasil IgG toxoplasma negatif, tidak terdapat bulu kucing dalam rumah

No

Permasalahan Pada Keluarga

Risiko dan masalah kesehatan

7 Suka minum minuman

kemasan manis

Rencana Pembinaan Indikator keberhasilan penilaian

• Menganjurkan untuk memgurangi minum

minuman kemasan karena mengandung gula

• Sebagai alternatif dapat mengganti kebiasaan

minum kopi sachet dengan teh celup green tea

tanpa gula

8 Jarang olahraga Menganjurkan untuk melakukan olahraga sendiri

seperti jalan pagi selama 30-60 menit atau senam

aerobik sendiri sambil menonton tutorialnya di media

sosial seperti youtube

Gula darah tekontrol, minum minuman

kemasan 1x seminggu

Pasien berolahraga setidaknya 3x seminggu

Pembinaan dan Hasil Kegiatan

Tanggal Kunjungan Kegiatan yang Dilakukan Keluarga

yang Terlibat

Hasil Kegiatan Indikator Evaluasi Kegiatan

13/03/2023

(Ananmesis awal di Puskesmas)

• Memperkenalkan diri pada pasien

dan menjelaskan maksud

wawancara

• Bina raport awal

• Anamnesis dan pemeriksaan fisik

pasien

• Informed consent dari pasien untuk

kunjungan ke rumah

Pasien dan keluarga pasien

• Terbina hubungan baik

dengan pasien

• Pasien mengerti maksud

dari percakapan

• Didapatkan masalah

kesehatan pasien

• Pasien bersedia untuk

dilakukan kunjungan ke

rumah

• Pasien bersedia memberikan nomor

kontak untuk dihubungi

• Pasien bersedia untuk dilakukan

anamnesa dan pemeriksaan fisik saat

kunjungan di rumah

16/03/2023 (Home Visit)

• Anamnesis dan pemeriksaan fisik

lanjutan

• Identifikasi anggota keluarga

• Identifikasi kondisi lingkungan

• Pencatatan food recall

• Edukasi terkait masalah kesehatan

pasien

• Edukasi terkait penatalaksanaan

masalah kesehatan pasien seperti

membuat catatan tekanan darah &

gula darah

• Edukasi untuk minum obat secara

rutin

• Memberikan motivasi untuk pasien

Pasien dan

keluarga pasien

• Didapatkan data lanjutan

mengenai riwayat penyakit

dan kondisi fisik pasien

• Didapatkan informasi

keluarga dan perilaku

dalam keluarga

• Didapatkan informasi kalori

harian pasien

• Pasien mengerti mengenai

penyakitnya

• Pasien mau melanjutkan

pengobatan

• Pasien memiliki motivasi

untuk kembali sehat

• Asma tidak sering kambuh

• Pasien mengerti dan memahami

penyakit dan pengobatannya

• Pasien mengikuti anjuran pola diet dan olahraga yang diberikan

• Tekanan darah terkontrol 120/80

• Gula darah terkontrol, HbA1c <5,7

• Berat badan turun dan IMT <25

• Pasien memiliki catatan tekanan

darah dan gula darah untuk

memonitor keberhasilan pengobatan dan perubahan gaya hidup

Kesimpulan Pembinaan

Keluarga

Tingkat Pemahaman

Pasien dan keluarga pasien dapat memahami serta menerapkan saran-saranyang telah diberikan.

a) Indikator keberhasilan

• Asma terkontrol baik (tidak ada gejala/gejala minimal, tidak ada serangan pada malam hari, tidak ada keterbatasan dalam

melakukan aktivitas termasuk olahraga)

Faktor Pendukung

• Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien

• Pasien rutin minum obat

• Pasien rutin kontrol ke puskesmas

• Tekanan darah terkontrol normal (120/80 mmhg)

• IMT pasien turun menjadi <25

• Gula darah terkontrol, GDP <126, GDS <200, dan HbA1c <5,7, tidak timbul komplikasi

• Kolesterol total <200, HDL >35, LDL <130, tidak menimbulkan komplikasi seperti pernyakit jantung

Faktor Penghambat

• Memelihara kucing, masih memungkinkan alergen

berasal dari kucing

• Jarang olahraga

• Tidak mengatur pola makan/diet, masih suka minum

minuman kemasan manis

• Belum menggunakan inhaler sebagai pertolongan

pertama jika sewaktu-waktu asma kambuh

• Lingkungan rumah dekat warung sehingga sering

membeli minuman kemasan

• Kucing sehat, hasil IgG toxoplasma negatif, tidak terdapat bulu kucing dalam rumah

• Gula darah tekontrol, minum minuman kemasan 1x seminggu

Pasien berolahraga setidaknya 3x seminggu

Lampiran

TERIMA KASIH

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.