DENGAN ASMA INTERMITTEN EKSASERBASI
TIPE 2, OBESITAS GRADE 1, DAN
Pembimbing: dr. Gita Handayani Tarigan, M.PH.
DENGAN ASMA INTERMITTEN EKSASERBASI
TIPE 2, OBESITAS GRADE 1, DAN
Pembimbing: dr. Gita Handayani Tarigan, M.PH.
• Asma à inflamasi kronis yg ditandai meningkatnya responsivitas bronkial serta obstruksi jalan napas
scr episodik, prevalensi asma 2018 di indonesia = 2,4%
• Obesitas à IMT >25, kelebihan lemak tubuh à berisiko komplikasi jangka panjang, prevalensi obes pd
wanita 29,3% lebih tinggi drpd pria
• Hipertensi à peningkatan tekanan darah arteri persisten, SBP >130, DBP >80, prevalensi diagnosis
hipertensi oleh dokter di Indonesia à 8,36%, revalensi hipertensi berdasarkan pengukuran TD à 34,11%
• DMT2 à penyakit metabolik kronik progresif berupa hiperglikemia, prevalensi 2018 di Indonesia = 8,5%
• Dislipidemia à tidak seimbangnya satu/lebih jenis lipid darah yakni kolesterol, LDL, trigliserida, HDL, prevalensi di Indonesia thn 2018 28,8% (hiperkolesterolemia)
Nama : Ny. HF
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Perumahan Graha Pancoran Mas , Kec. Pancoran Mas
Agama : Islam
Suku Bangsa : Padang-Sunda
Pendidikan : PG TK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : Rp < 5.000.000,-
Sumber Pembiayaan Kesehatan
Jaminan: Pasien berobat menggunakan BPJS PBI (APBD)
• Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan:
Periksa ke Puskesmas Kec. Pesanggrahan
• Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:
Posyandu : Tidak
Posbindu : Tidak
Perkumpulan Kesehatan lain : Tidak
• Pemanfaatan Waktu Luang:
Olahraga : Jarang berolahraga
Rekreasi : Ya, jalan-jalan bersama suami
Melakukan hobi : Ya, menonton film
• Aktivitas Sosial di Lingkungan Permukiman:
Pertemuan RT : Tidak
Arisan : Tidak
Organisasi : Tidak
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat asma sejak SD, jika serangan minum
salbutamol. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi minum obat
Keluhan Utama
Sesak sejak 1 hari sebelum ke puskesmas
amlodipine 10 mg dan captopril tab 10 mg, riwayat diabetes mellitus minum obat metformin 500 mg, serta riwayat kolesterol minum obat simvastatin 20 mg. Riwayat alergi, rhinitis, penyakit jantung, penyakit paru, disangkal.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh dada terasa sesak sejak 1 hari sebelum ke
puskesmas, sesak dirasakan tiba-tiba, saat sesak hanya dapat
mengeluarkan kata-kata, lebih enak juga sambil duduk, jika sedang
sesak tidur harus diganjal oleh 6 bantal atau tidur dalam posisi duduk.
Pasien mengatakan memang memiliki riwayat asma sejak SD, dalam
1 tahun serangan >5x, jika sedang serangan pasien mengonsumsi
salbutamol. Menurut pasien, serangan asma muncul jika pasien
sedang stres, kelelahan, dan minum minuman dingin.
Riwayat Kebiasaan
Sehari-hari aktivitas pasien mengurus rumah
tangga, jarang berolahraga, pasien juga sering
mengonsumsi minuman manis kemasan, pasien
memiliki kucing 3 ekor di rumah sehingga sering
bermain dan mengurus kucingnya. Tidak pernah
merokok maupun minum alkohol.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat asma diakui ada pada kakek dan adik pasien.
• Riwayat diabetes mellitus diakui pada ayah dan kakak perempuan pasien.
• Riwayat hipertensi diakui pada ibu pasien, kakak perempuan, dan adik pasien.
• Riwayat alergi, penyakit jantung, penyakit paru pada keluarga disangkal.
Keadaan Umum Kesadaran: Compos mentis
Kesan Sakit: Tampak sakit ringan
BB: 78 kg
TB: 153 cm
IMT: 29,36 kg/m2
Kesan Gizi: Obesitas Kelas I
Tanda Vital Tekanan darah: 151/103 mmHg
Nadi: 83 x/menit
Respirasi: 20 x/menit
Suhu: 36,0 °C
SpO2: 99%
Kepala Normosefali, rambut hitam, tidak rontok, terdistribusi merata, tidak terdapat jejas
Mata: Pupil bulat isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya langsung +/+, Refleks cahaya tidak langsung +/+, Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Hiperemis (-), Oedem (-), Massa (-), Deformitas (-) Pemeriksaan segmen posterior tidak dilakukan.
Telinga: Deformitas (-), Hiperemis (-), Oedem (-), Serumen (-), Nyeri tekan tragus (-), Nyeri tarik (-)
Hidung: Deformitas (-), Deviasi septum (-), Sekret (-), Pernapasan cuping hidung (-)
Tenggorokan: Uvula di tengah, Arkus faring simetris, T1/T1, Hiperemis (-), Kripta (-), Detritus (-)
Mulut: Sianosis (-), Mulut kering (-), Gusi berdarah (-), Gusi hiperemis (-), Lidah tidak kotor
Leher Regio leher: Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.
Thorax Paru-paru:
Inspeksi: Thorax simetris pada saat statis dan dinamis, retraksi intercostal (-), retraksi subcostal(-), kelainan kulit (-), tipe pernapasan torakoabdominal.
Palpasi: gerak dinding dada simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-), fremitus simetris
Perkusi: sonor di kedua lapang paru, batas paru dan hepar setinggi ICS V linea midclavicularis dextra dengan perkusi redup dan peranjakan
hepar pada 2 jari dibawah ICS IV, batas bawah paru dan lambung setinggi ICS VIII linea axillaris anterior sinistra dengan perkusi timpani
Auskultasi: Suara napas vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing +/+
Jantung:
Inspeksi: pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi: vocal fremitus sama antara dinding dada kanan dan kiri, thrill (-), ictus cordis teraba di ICS V 2 cm di linea midclavicularis sinistra.
Perkusi: batas paru dan jantung kiri setinggi ICS VI linea midclavicularis sinistra dengan perkusi redup, batas paru dan jantung kanan setinggi
ICS V linea sternalis dextra dengan perkusi redup.
Auskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen Inspeksi: tampak rata, ikterik (-), hiperemis (-), benjolan (-), jejas (-)
Auskultasi: bising usus 3x/menit, arterial bruit (-), venous hum(-)
Palpasi: teraba supel, massa (-), nyeri lepas (-), hepar membesar (-), lien membesar (-), ballottement ginjal (-), undulasi (-), Nyeri tekan(-)
Perkusi: Tymphani di seluruh regio abdomen (-), shifting dullness (-)
Genital Dalam batas normal
Ekstremitas Ekstremitas Atas
Simetris kanan dan kiri, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/- , jejas -/-, palmar eritema (-), flapping tremor (-), clubbing finger (-).
Regio palmar manus dextra dan sisnitra: tidak ditemukan efloresensi
Ekstremitas Bawah
Simetris kanan dan kiri, nyeri tekan -/-, turgor kulit 2 detik, deformitas
-/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/-, jejas -/-
Regio cruris dextra dan sinistra: tidak ditemukan efloresensi
Regio plantar pedis dextra dan sinistra : tidak ditemukan Efloresensi
Pemeriksaan Sensibilitas (Jika Perlu)
Eskterospektif/Rasa Permukaan
• Rasa Raba/Nyeri : Normal
• Rasa Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
Propioseptif/Rasa Dalam
• Rasa Raba : Normal
• Rasa Gerak : Normal
• Rasa Getar : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Skala 1: Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
• Skala 2: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di
dalam rumah
• Skala 3: Mampu melakukan perawatan diri, tapi tak mampu
melakukan pekerjaan ringan
• Skala 4: Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri,
namun sebagian besar pekerjaan hanya duduk dan berbaring
• Skala 5: Perawatan diri dilakukan orang lain, tak mampu berbuat
apa-apa, berbaring pasif
Diagnosis Kerja
• Asma intermitten eksaserbasi akut
• Obesitas grade I
• Hipertensi
• Diabetes mellitus tipe 2
• Hiperkolesterolemia
Terapi Edukasi:
• Mengedukasikan pasien dan keluarga jika asma yang diderita merupakan
penyakit hiperreaktivitas yang ada faktor pencetusnya, oleh karena itu dianjurkan
untuk menghindari faktor pencetus
• Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes alergen untuk memastikan
faktor pencetus
• Salbutamol tab 2 mg
• Ambroksol tab 30 mg
• Metformin tab 500 mg
• Amlodipine tab 10 mg
• Kaptopril tab 25 mg
• Simvastatin tab 20 mg
• Vitamin B kompleks tab
• Sering membersihkan rumah terutama dari bulu kucing karena bulu kucing juga
salah satu alergen pencetus asma
• Memvaksinasi kucing serta melakukan pemeriksaan toksoplasma
• Kelola stres dengan baik agar tidak mencetuskan asma
• Kurangi minum minuman dingin jika hal tersebut memicu asma
• Kurangi minuman kemasan karena mengandung banyak gula
• Diet dan olahraga untuk menurunkan berat badan
• Kurangi makanan asin dan batasi penggunaan garam pada masakan
• Kurangi makanan berminyak/berlemak seperti gorengan, masak dengan minyak
sayur sedikit
• Minum obat teratur dan rutin kontrol ke puskesmas
• Anjurkan untuk membeli reliever asma jenis inhalasi seperti ventolin yang harus
selalu dibawa untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu asma kambuh di luar rumah
Sesak sudah berkurang, tekanan darah masih didapatkan tinggi, kolesterol dan gula darah belum diperiksa ulang, belum ada perubahan berat badan
Faktor Pendukung:
• Keluarga pasien mendukung
pengobatan pasien
• Pasien rutin minum obat
• Pasien rutin kontrol ke
puskesmas
Faktor Penghambat:
• Memelihara kucing, masih memungkinkan alergen berasal dari kucing
• Jarang olahraga
• Tidak mengatur pola makan/diet, masih suka minum minuman
kemasan manis
• Belum menggunakan inhaler sebagai pertolongan pertama jika
sewaktu-waktu asma kambuh
• Lingkungan rumah dekat warung sehingga sering membeli minuman
kemasan
Fungsi Biologis
• Pasien memiliki penyakit asma intermitten
yang saat ini sedang eksaserbasi akut
• Pasien memiliki status gizi obesitas grade I
• Pasien memiliki hipertensi, DM, hiperkolesterolemia yang saat ini sedang
dalam pengobatan
Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan berasal dari suami yang
bekerja sebagai wiraswasta. Penghasilan pasien
dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari. Untuk berobat, pasien menggunakan
BPJS PBI (APBD).
Fungsi Religius
Pasien dan keluarga menganut agama Islam.
Pasien beribadah secara rutin.
Fungsi Psikologis
• Pasien tinggal di rumah hanya berdua dengan suami, tidak memiliki anak
• Hubungan pasien dengan suami baik, tidak pernah muncul masalah besar yang menyebabkan keributan
• Hubungan pasien dengan tetangga baik, selalu bertegur sapa dan bersosialisasi dengan lingkungan
• Pasien selalu berusaha mengkomunikasikan perasaan dan masalah yang ia miliki dengan keluarganya.
Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah D2 Pendidikan Guru Taman KanakKanak, pada saat dilakukan edukasi dan pemberian informasi mengenai penyakit pasien, pengendalian penyakit serta pengobatan, pasien dapat memahami dengan baik.
Fungsi Sosial Budaya
Pasien tidak memiliki masalah dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, namun pasien jarang keluar rumah, hanya keluar rumah jika ada acara saja. Jarang ikut kegiatan RT/kegiatan masyarakat lainnya.
A: Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
(teman-teman ) saya untuk membantu pada waktu
ketika ada sesuatu yang membuat saya sulit
P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya
G:Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
A:Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap
emosi-emosi saya seperti marah, sedih, kasih
sayang, dll
R:Resolve
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman)
saya menyediakan waktu bersama- sama untuk
dihabiskan bersama anggota keluarga
Pada penilaian APGAR, didapatkan hasil nilai sebesar 10, yang artinya tidak ada disfungsi keluarga.
Items Penilaian Selalu (2)Interaksi sosial merupakan bukti antara anggota keluarga, Anggota
SOCIAL
keluarga jalur komunikasi yang seimbang dengan grup sosial diluar
keluarga seperti teman, grup olahraga, klub & komunitas lainnya -
CULTURAL Kebanggaan budaya atau kepuasan dapat teridentifikasi, khususnya
dalam grup etnis yang jelas -
RELIGIOUS
Tawaran agama yang memuaskan pengalaman spiritual dan hubungan
dengan grup diluar keluarga yang mendukung -
ECONOMIC
Stabilitas ekonomi cukup untuk menyediakan kepuasan yang
berhubungan dengan status keuangan dan kemampuan untuk
menyatukan permintaan ekonomi sesuai norma kehidupan -
EDUCATION Pendidikan anggota keluarga cukup untuk mengizinkan anggota keluarga
memecahkan atau memahami sebagian besar permasalahan yang
muncul dalam gaya hidup formal yang dibangun oleh keluarga -
MEDICAL Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga menggunakan pelayanan
Puskesmas secara rutin. Pasien sudah mempunyai jaminan Kesehatan
(BPJS) dan fasilitas kesehatan mudah dijangkau
-
Frekuensi makan rata-rata pasien setiap harinya adalah 3
x/hari yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam.
Jumlah asupan kalori yang dikonsumsi dalam satu hari adalah
1590 kkal. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan gizi seorang
perempuan dapat dihitung berdasarkan Angka Metabolisme
Basal dengan rumus Harris Benedict yang dilihat dari jenis
kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan seseorang.
Dilihat dari angka metabolisme basal untuk kecukupan
gizi pasien ini lebih dari kebutuhan AKG harian.
Frekuensi makan pasien sudah cukup yakni 3x sehari, kadang diselingi dengan selingan, makanan perhari
kurang bervariasi karena biasanya makan makanan
siang kembali, makanan sudah sesuai kriteria 4 sehat
(karbohidrat, lauk pauk, sayur, buah) namun tidak suka
mengonsumsi susu. Makanan didapat dari masak
AKG Wanita = 655 + (9,6 x BB(kg)) + (1,8 x tinggi badan (cm)) – (4,7 x usia) = 655 + (9,6 x 78) + (1,8 x 153) - (4,7 x 46) = 655 + 748,8 + 275,4 - 216,2 = 1463 kkal
sendiri.
Anjuran makan pasien:
Pantangan makan pasien:
• Untuk asma pada pasien tidak ada pantangan
makan, namun perlu dipantau terutama saat
makan seafood atau kacang-kacangan akan
memicu asma
• Untuk hipertensi: batasi makanan yang asin, seperti ikan asin, makanan cepat saji
• Untuk obesitas: batasi makanan yang banyak
lemak/minyak dan karbohidrat, seperti
gorengan, nasi putih, makanan yang terlalu
manis
• Untuk diabetes: batasi makanan yang terlalu
manis/indeks glikemik tinggi (nasi putih)
• Untuk hiperkolesterolemia: batasi makanan
yang berlemak/berminyak, santan, gorengan,
kuning telur, jeroan
• Secara umum makan sesuai gizi seimbang yakni 4 sehat 5 sempurna, dalam 1 piring terdapat protein, karbohidrat, sayur, buah, dan susu
• Untuk hipertensi: sesuai diet DASH
o Sayuran : sekitar 5 porsi/hari, buah: sekitar 5
porsi/hari
o Karbohidrat sehat seperti yang didapatkan dari
kentang, sayuran hijau (brokoli, bayam, dll), gandum
seperti roti atau sereal
o Produk rendah lemak: produk-produk yang
mengandung lemak baik seperti olive oil, alpukat, dan
omega-3 dari ikan
o Protein seperti protein nabati (produk kedelai dan kacang-kacangan) dan protein hewani seperti (daging
tanpa lemak, telur dan ikan)
o Mengurangi makanan dengan kadar garam tinggi:
menghindari makanan kaleng atau bahan makanan
beku, banyak makan makanan yang mengandung
kalium, kalsium, dan magnesium untuk mencegah
disfungsi endotel seperti pada buah pisang, produk
susu, dan bayam.
• Untuk diabetes: sesuai anjuran PERKENI
o Karbohidrat 45-65% total asupan energi, dan dianjurkan berserat tinggi seperti nasi merah
o Glukosa dalam bumbu diperbolehkan untuk
penyandang diabetes
o Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan
kalori dan tidak melebihi 30% total asupan energi
o Makanan yang perlu dibatasi: daging berlemak, susu
fullcream
o Kolesterol <200 mg/hari
o Asupan protein yang dianjurkan 0,8g/kgBB/hari
o Sumber protein: ikan, udang, cumi, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe
o Kadar natrium yang dianjurkan untuk pasien DM
dengan hipertensi adalah <1,5 g/hari
o Garam dapat didapatkan dari bahan makanan seperti
garam dapur, soda, pengawe
o Dianjurkan serat dari kacang-kacangan, buah, dan
sayuran, Jumlah yang disarankan 14 gram/1000 kalori
atau 20-35 gram/hari
• Untuk hiperkolesterolemia:
o Buah-buahan dan sayur-sayuran yang banyak mengandung air minimal 1 buah setelah makan
o Buah-buahan seperti apel, jeruk, pepaya, dan stroberi banyak mengandung
antioksidan
o Mie, nasi, kentang, makaroni, bihun, jagung secukupnya (kecuali trigliserida yang meningkat)
o Kacang-kacangan seperti : kacang hijau, kacang kapri, tahu, tempe (kecuali asam urat yang meningkat)
o Daging sapi dan ayam yang tidak berlemak
o Ikan, putih telur, susu skim
o Buah-buahan seperti apel, jeruk, pepaya, dan stroberi banyak mengandung
antioksidan
• Untuk obesitas:
o Memperbanyak konsumsi gandum utuh, buah, dan sayuran
o Konsumsi sayur dua kali lipat dari jumlah bahan makanan sumber karbohidrat
o Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan jumlah bahan makanan
sumber karbohidrat
o Konsumsi sayur dan atau buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat
ditambah dengan protein
o Minyak sebagai bahan makanan sumber lemak dapat digunakan untuk mengolah bahan
makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 3–4 porsi atau setara dengan 3–4 sendok teh
o Utamakan protein rendah lemak: ikan, putih telur, ayam tanpa kulit
o Konsumsi yoghurt
Faktor Perilaku
• Pasien memelihara kucing sehingga masih
memungkinkan sumber pecetus asma dari bulu
kucing karena bulu kucing adalah salah satu
bahan alergen
• Pasien suka mengonsumsi minuman kemasan
• Jarang berolahraga
Faktor Non Perilaku (Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan)
• Lingkungan pasien dekat dengan warung, sehingga pasien
sering membeli minuman kemasan, lingkungan rumah tidak
ada komunitas/perkumpulan olahraga seperti senam/jalan
santai
• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan
waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor
• Memiliki keturunan asma, yakni pada kakek dan adik pasien
• Pasien tinggal di rumah sendiri bersama suami.
• Rumah pasien terletak di pemukiman yang tidak terlalu padat penduduk
dengan ukuran 15 x15 m2 , bentuk bangunan 1 lantai.
• Terdiri dari 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 teras.
• Pasien biasa tidur beralaskan kasur, lantai rumah terbuat dari keramik, dinding dari tembok batu bata semuanya dicat, atap rumah dari genteng tanah liat.
• Terdapat empat jendela di ruang tamu, dengan ukuran masing-masing jendela 2x0,5 m2 .
• Rumah memiliki ventilasi yang baik.
• Untuk keseharianya menggunakan listrik, mandi cuci kakus dari PAM, air minum dari air galon mineral.
• Jamban yang digunakan merupakan toilet duduk dengan keadaan cukup bersih dengan lantai keramik, dan dinding kamar mandi sedikit berwarna coklat.
• Ada tempat sampah depan rumah tertutup, dikumpulkan dan kemudian diambil oleh petugas sampah dalam dua kali seminggu, selokan/got mengalir, tidak banjir.
• Untuk keseluruhan kebersihan rumah cukup baik, tata letak barang baik tidak sumpek penuh barang.
1 Langit-langit Langit-langit dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh
dari atap, harus menutup rata kerangka atap serta mudah
dibersihkan
2 Dinding Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding
sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul
harus dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah
dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap
naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak
bersih tidak berlumut
3 Ventilasi Luas lubang minimal 10% dari luas lantai ruangan
Kerangka atap terbuat dari kayu dan genting
terbuat dari tanah liat, kerangka atap
tertutup plafon dan mudah dibersihkan
Dinding tegak lurus, kedap air tidak rembes, semua di cat dan sebagian diberi wallpaper dan tampak bersih
4 Lantai Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan
akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit
terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk
mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai
ditinggikan ± 20 cm dari permukaan tanah.
Lubang ventilasi sudah >10% dari luas lantai ruangan
Lantai dari keramik, kuat, tidak licin, stabil, mudah dibersihkan, kedap air, lantai ditinggikan dari permukaan tanah >20 cm
No Komponen
Rumah
Indikator Rumah Sehat Kondisi Rumah Pasien
5 Pencahayaan Suatu cara sederhana menilai pencahayaan baik, bila jelas
membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samar-samar bila membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar. Pencahayaan yang baik di atas 70%.
6 Sumber air bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009). Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain: syarat fisik air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman
7 Sampah Terdapat tempat sampah di dalam rumah. Syarat tempat sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang lainnya.
8 Jamban dan air
limbah Cara pembuangan tinja, prinsipnya yaitu: kotoran manusia tidak
mencemari permukaan tanah. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah. Kotoran manusia tidak dijamah lalat. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
Pencahayaan dalam rumah pasien sudah cukup di atas 70%
Sumber air telah memenuhi syarat air bersih, berasal dari air PAM
Tempat sampah berada di dalam dan di ruang rumah, tertutup dan mudah dibersihkan
Jamban dan air limbah di rumah pasien sudah
memenuhi kriteria rumah sehat.
No Aspek Rincian Keterangan
1. Alasan kedatangan pasien
a) Keluhan utama
b) Harapan pasien/keluarga
c) Kekhawatiran pasien/keluarga
2. Diagnosis penyakit Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakan, cukup dengan diagnosis kerja
a) Sesak sejak 1 hari karena asma kambuh
b) Asma dapat terkontrol tidak sering kambuh
c) Asma memberat sampai sangat sulit bernapas
3. Aspek Risiko Internal (faktor yang menunjang terjadinya/bertambah parahnya penyakit dari dalam diri pasien)
• Faktor Perilaku
• Faktor NonPerilaku
Berdasarkan ICD 10, pasien didiagnosis :
a. J45 Asthma
b. E11.9 Non-insulin dependent DM without complications
c. I10 primary hypertension
d. E78 pure hypercolesterolemia
e. E66 obesity grade I
Faktor perilaku:
• Pasien memelihara kucing sehingga masih memungkinkan sumber pecetus asma dari
bulu kucing karena bulu kucing adalah salah satu bahan alergen
• Pasien suka mengonsumsi minuman kemasan
• Jarang berolahraga
Faktor non-perilaku:
• Lingkungan pasien dekat dengan warung, sehingga pasien sering membeli minuman kemasan, lingkungan rumah tidak ada komunitas/perkumpulan olahraga seperti senam/jalan santai
• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor
• Memiliki keturunan asma, yakni pada kakek dan adik pasien
4 Pemicu
psikososial & lingkungan (faktor eksternal) yang
mempermudah seseorang menderita penyakit tersebut)
a) Dukungan keluarga terdekat, fungsi-fungsi keluarga Suami pasien mendukung dalam pengobatan pasien dan selalu memberikan pertolongan saat asma pasien kambuh, tidak ada pemicu yang mempermudah pasien menderita penyakit saat ini
b) Dukungan keluarga lainnya Orangtua dan saudara pasien mendukung pengobatan pasien dan selalu menanyakan bagaimana kondisi pasien, tidak ada pemicu yang mempermudah pasien menderita penyakit saat ini
c) Perilaku keluarga yang tidak sehat Suami pasien juga suka minum minuman kemasan manis dan kurang mengetahui anjuran makanan yang baik
d) Masalah ekonomi yang berpengaruh terhadap kesehatan/penyakit pasien
Tidak ada masalah ekonomi yang berpengaruh terhadap penyakit pasien saat ini
e) Akses pada pelayanan kesehatan Akses ke puskesmas tergolong cukup dekat dengan jarak tempuh ± 15 menit dengan kendaraan bermotor
f) Lingkungan fisik
- Hazard
- Bangunan (kriteria rumah sehat dll)
Lingkungan rumah pasien banyak kucing sehingga memungkinkan bulu kucing berterbangan yang dapat menjadi alergen/pencetus asma pada pasien
g) Masalah lingkungan pemukiman Tidak ada masalah lingkungan pemukiman yang mempermudah pasien sakit
karena lingkungan rumah tidak terlalu padat penduduk, kebersihan pemukiman
baik, lingkungan tetangga baik
5 Fungsi sosial seseorang Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam
kehidupan : termasuk skala 1 (mampu
melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit)
Pasien mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit
Tidak ada permasalahan pada aspek
pelayanan kesehatan pada pasien
Sering minum minuman kemasan manis
Memelihara kucing dalam rumah
Tidak mengatur pola makan/diet
Jarang olahraga
Kakek dan adik pasien memiliki
riwayat Asma
• Lingkungan rumah dekat
dengan warung sehingga
pasien sering membeli
minuman kemasan yang manis
• Lingkungan rumah banyak
kucing sehingga banyak bulu
kucing yang memungkinkan
menjadi faktor pencetus asma
Risiko dan
Rencana Pembinaan
Indikator keberhasilan penilaian
1 Asma intermitten
eksaserbasi akut
• Menghindari faktor pencetus yang dirasakan pasien (stres, kelelahan, minum dingin)
• Selalu sedia innhaler
• Meminum obat pengontrol asma
• Melakukan pemeriksaan test alergen (skin prick test)
Asma terkontrol baik (tidak ada gejala/gejala minimal, tidak ada serangan pada malam hari, tidak ada keterbatasan dalam melakukan aktivitas termasuk olahraga)
2 Hipertensi
• Menerapkan anjuran diet DASH
• Menganjurkan pasien untuk membatasi garam (sehari maksimal 1 sdt)
• Menganjurkan untuk minum obat anti hipertensi secara rutin dan rutin kontrol ke dokter
• Membeli alat pengukur tekanan darah otomatis dan buat catatan harian
Tekanan darah pasien 120/80 mmhg
3 Status gizi pasien
obesitas grade 1
• Menganjurkan pasien untuk diet dengan cara calorie deficit (makan nasi putih 1 centong saja atau makan kentang rebus, menggoreng makanan dengan sedikit minyak/lebih baik direbus/dipanggang, perbanyak makan sayuran seperti brokoli/sawi/kol) serta mengurangi porsi makan namun frekuensi tetap 3x sehari
• Makan buah sebagai selingan (misalnya apel/pir/pisang)
• Melakukan olahraga program penurunan berat badan
IMT pasien dapat berkurang <25
No
Risiko dan masalah kesehatan
4 Diabetes mellitus
Rencana Pembinaan
• Menerapkan anjuran diet PERKENI
• Kurangi minum minuman kemasan yang manis
• Rutin minum obat anti diabetes dan rutin kontrol ke dokter
• Buat catatan gula darah mingguan-bulanan, dapat membeli alat pengukur gula darah kapiler mandiri
Indikator keberhasilan penilaian
Gula darah terkontrol, GDP <126, GDS <200, dan HbA1c <5,7, tidak timbul komplikasi
5 Hiperkolesterolemia
• Mengurangi makanan yang berlemak, berminyak, bersantan, dan kuning telur serta gorengan
• Makan minyak hanya 5 sdm/hari
• Minum obat kolesterol teratur (simvastatin) dan rutin kontrol
kolesterol total <200, HDL >35, LDL <130, tidak
menimbulkan komplikasi seperti pernyakit jantung
6 Memelihara kucing dalam
rumah
• Memastikan kucing tidak sakit
• Melakukan vaksinasi pada kucing
• Melakukan pemeriksaan toksoplasma
• Selalu membersihkan kucing beserta kandang & kotoran
kucing
• Selalu membersihkan bulu kucing di rumah
Kucing sehat, hasil IgG toxoplasma negatif, tidak terdapat bulu kucing dalam rumah
No
Risiko dan masalah kesehatan
7 Suka minum minuman
kemasan manis
Rencana Pembinaan Indikator keberhasilan penilaian
• Menganjurkan untuk memgurangi minum
minuman kemasan karena mengandung gula
• Sebagai alternatif dapat mengganti kebiasaan
minum kopi sachet dengan teh celup green tea
tanpa gula
8 Jarang olahraga Menganjurkan untuk melakukan olahraga sendiri
seperti jalan pagi selama 30-60 menit atau senam
aerobik sendiri sambil menonton tutorialnya di media
sosial seperti youtube
Gula darah tekontrol, minum minuman
kemasan 1x seminggu
Pasien berolahraga setidaknya 3x seminggu
Tanggal Kunjungan Kegiatan yang Dilakukan Keluarga
yang Terlibat
Hasil Kegiatan Indikator Evaluasi Kegiatan
13/03/2023
(Ananmesis awal di Puskesmas)
• Memperkenalkan diri pada pasien
dan menjelaskan maksud
wawancara
• Bina raport awal
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik
pasien
• Informed consent dari pasien untuk
kunjungan ke rumah
Pasien dan keluarga pasien
• Terbina hubungan baik
dengan pasien
• Pasien mengerti maksud
dari percakapan
• Didapatkan masalah
kesehatan pasien
• Pasien bersedia untuk
dilakukan kunjungan ke
rumah
• Pasien bersedia memberikan nomor
kontak untuk dihubungi
• Pasien bersedia untuk dilakukan
anamnesa dan pemeriksaan fisik saat
kunjungan di rumah
16/03/2023 (Home Visit)
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik
lanjutan
• Identifikasi anggota keluarga
• Identifikasi kondisi lingkungan
• Pencatatan food recall
• Edukasi terkait masalah kesehatan
pasien
• Edukasi terkait penatalaksanaan
masalah kesehatan pasien seperti
membuat catatan tekanan darah &
gula darah
• Edukasi untuk minum obat secara
rutin
• Memberikan motivasi untuk pasien
Pasien dan
keluarga pasien
• Didapatkan data lanjutan
mengenai riwayat penyakit
dan kondisi fisik pasien
• Didapatkan informasi
keluarga dan perilaku
dalam keluarga
• Didapatkan informasi kalori
harian pasien
• Pasien mengerti mengenai
penyakitnya
• Pasien mau melanjutkan
pengobatan
• Pasien memiliki motivasi
untuk kembali sehat
• Asma tidak sering kambuh
• Pasien mengerti dan memahami
penyakit dan pengobatannya
• Pasien mengikuti anjuran pola diet dan olahraga yang diberikan
• Tekanan darah terkontrol 120/80
• Gula darah terkontrol, HbA1c <5,7
• Berat badan turun dan IMT <25
• Pasien memiliki catatan tekanan
darah dan gula darah untuk
memonitor keberhasilan pengobatan dan perubahan gaya hidup
Tingkat Pemahaman
Pasien dan keluarga pasien dapat memahami serta menerapkan saran-saranyang telah diberikan.
a) Indikator keberhasilan
• Asma terkontrol baik (tidak ada gejala/gejala minimal, tidak ada serangan pada malam hari, tidak ada keterbatasan dalam
melakukan aktivitas termasuk olahraga)
Faktor Pendukung
• Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien
• Pasien rutin minum obat
• Pasien rutin kontrol ke puskesmas
• Tekanan darah terkontrol normal (120/80 mmhg)
• IMT pasien turun menjadi <25
• Gula darah terkontrol, GDP <126, GDS <200, dan HbA1c <5,7, tidak timbul komplikasi
• Kolesterol total <200, HDL >35, LDL <130, tidak menimbulkan komplikasi seperti pernyakit jantung
Faktor Penghambat
• Memelihara kucing, masih memungkinkan alergen
berasal dari kucing
• Jarang olahraga
• Tidak mengatur pola makan/diet, masih suka minum
minuman kemasan manis
• Belum menggunakan inhaler sebagai pertolongan
pertama jika sewaktu-waktu asma kambuh
• Lingkungan rumah dekat warung sehingga sering
membeli minuman kemasan
• Kucing sehat, hasil IgG toxoplasma negatif, tidak terdapat bulu kucing dalam rumah
• Gula darah tekontrol, minum minuman kemasan 1x seminggu
Pasien berolahraga setidaknya 3x seminggu