Edisi II, 2014
Regional
Ekon
slam omi I
sef.feb.ugm.ac.id
?
Perspektif Mahasiswa UGM terhadap Ekonomi Islam
Parsial | Pengantar Redaksi
Ketua Umum Novieka Kurniawan S. Sekretaris Jendral Azam Akbar Hawary Redaktur Departemen Riset dan Pengembangan SEF UGM Risanda Alirastra B Markhatin Nurul L Asty Latifatul F M Erwien Wijanarko Muhammad Abdul Aziz Radikal Yuda Utama Dhanu Tri Kuswara
Haydar Hanif F Rahma Ariyani Shela Nur W Bety Indah P Rakhmawati Eggi Putranda D M Fitri Hidayatullah Laksmi Chandra Desain Grafis Departemen Media SEF UGM Guratri Jinggasari Ayu Diana A. Gagarin Febrina N. Achmad Rizky F.
photo source: random source 1 sef.feb.ugm.ac.id
Pengantar Redaksi | Parsial
Salam Redaksi Assalamualaykum wr. wb Berbahagailah kami, Departemen Riset dan Pengembangan SEF UGM yang telah berhasil menyelesaikan riset kedua dalam periode ini, yaitu riset regional. Tema yang kami angkat dalam riset regional kali ini adalah mengenai “Perspektif Mahasiswa UGM terhadap Ekonomi Islam�. Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia saat ini menunjukkan suatu hal yang cukup membanggakan. Sudah mainstream rasanya jika melihat perkembangan tersebut dari segi formal, seperti perkembangan Perbankan syariah, BMT dan lain sebagainya. Salah satu hal yang tidak kalah penting untuk melihat perkembangan ekonomi Islam adalah dari perspektif masyarakat sendiri. Perspektif dari segi masyarakat perlu diperhatikan untuk mengambil berbagai kebijakan dalam rangka mengembangkan ekonomi islam. Mahasiswa, sebagai salah satu komponen masyarakat yang berilmu dan terdidik dapat menjadi tolok ukur dalam melihat perkembangan ekonomi islam. Perspektif mahasiswa UGM terhadap ekonomi Islam perlu diketahui sebagi upaya dalam menganalisis sejauh mana perkembangan dan tingkat perhatian civitas akademika UGM terhadap ekonomi Islam, mengingat latar belakang intelektual mereka dari berbagai disiplin ilmu, tidak hanya dari ekonomi saja. Harapan kami, hasil riset ini juga dapat digunakan sebagai tolok ukur kontribusi SEF UGM sebagai kelompok studi yang memiliki amanah untuk mengembangkan ekonomi Islam. Akhir kata, selamat membaca, semoga hasil riset ini dapat menjadi inspirasi dan sumber pengetahuan bagi pembaca sekalian. Berargumen secara Rasional, Berdiskusi secara Intelektual Wassalamualaykum wr. wb Departemen Riset dan Pengembangan SEF UGM
Desember 2014 2
Parsial | Daftar Isi
Daftar Isi Pengantar Redaksi
1
Daftar Isi
3
LatarBelakang
4
Pembahasan Pengetahuan tentang Ekonomi Islam Sumber Informasi Ekonomi Islam Riba dan Bunga Bank Jenis rekening bank yang dimiliki Ketertarikan Penggunaan Instrumen Syariah Penggunaan Rekening Bank Syariah Minat Mengikuti Sosialisasi Ekonomi Islam Keefektifan Sosialisasi Ekonomi Islam Ketertarikan isu ekonomi islam Harapan kepada pemerintah Sosialisasi Ekonomi Islam di UGM Pengetahuan tentang SEF Peranan SEF dalam Sosialisasi dan Pengembangan Ekonomi Islam di Lingkungan UGM Efektivitas Sosialisasi Ekonomi Islam
5 5 5 5 6 6 6 7 7 7 7 8 8 9
Saran
3 sef.feb.ugm.ac.id
9 10
Latar Belakang | Parsial
Latar Belakang
M
uamalah merupakan bagian dari agama Islam, dimana segala bentuk muamalah pada dasarnya dibolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkan. Mulai dari jualbeli, simpan-pinjam, berinteraksi dengan sesama, sewa-menyewa, dan apapun bentuknya diperbolekan sampai tatkala ada dalil yang mengharamkan. Begitu juga tatkala kita berbicara masalah politik, pendidikan, teknologi, dan termasuk juga tentang perekonomian. Segalanya diperbolehkan. Apakah itu sistem ekonomi kapitalis, sosialis, liberal, dan kerakyatan serta sistem ekonomi seperti apapun selama tidak melanggar pada ketentuan-kentuan syariat Islam maka tidak ada penghalang bagi kita untuk menerapkannya. Karena ketika suatu sistem ekonomi tidak menyalahi syariat, maka ia termasuk dalam muamalah yang dihalalkan. Dan segala bentuk muamalah yang dihalalkan merupakan bagian dari syariat Islam. Otomatis, kapitalis, liberalis, sosialis pada dasarnya dapat kita sebut sebagai sistem ekonomi islam, tatkala pengimplementasiannya tidak menyalahi syariat Allah swt. Teman, lalu bagaimana pada realitasnya? Semua yang kami sampaikan di atas hanyalah wacana, kita tidak akan pernah temukan sesuatu yang tidak melanggar syariat di kapitalis, dan liberalis selalu saja ada pelanggaran yang terjadi. Oleh karena itu, untuk mempertegas syariat Islam merasa perlu dipisahkan antara sistem kapitalis, sistem liberalis, dan sistem ekonomi lainnya dengan muamalah sesuai syariat islam. Sehingga berangkat dari sana secara separatis muncul istilah yang kita kenal dengan sistem ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam sendiri sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru. Sistem ekonomi ini juga yang dahulu diajarkan oleh Nabi-Nabi sebelum Muhammad saw. Bahkan Nabi Isa as juga mengajarkan hal ini kepada umatnya. Sehingga kita juga menemukan bagaimana riba juga diharamkan dalam sistem ekonomi yang dibawa oleh Nabi Isa as. Sehingga, tatkala kita perhatikan dengan seksama, bagamana sistem kapitalis itu dibangun oleh orang-orang barat yang mayoritas 'katanya' merupakan umat nasrani seharusnya mereka lebih mengenal tentang pengharamkan dan pelanggaran riba yang mereka lakukan. Karena Nabi Isa as sendiri lebih dahulu diutus oleh Allah swt sebelum Nabi Muhammad saw. Lantas apa yang terjadi sekarang? Dalam riset sederhana itu, kami merasa perlu untuk melihat sejauh mana syariat islam itu mendapat perhatian dari umatnya. Khususnya dalam lingkup kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Keperluan ini bersifat mendesak karena sebagaimana kita mengetahui UGM merupakan salah satu kampus terbesar di negara dengan penduduk muslim terbesar. Sehingga kita tidak bisa menaďŹ kkan bagaimanapun cendekiawan-cendekiawan terbaik negara muslim terbesar ini akan lahir dari kampus biru ini. Mau tidak mau, perlu tidak perlu, setidaknya apa akan kami paparkan dari hasil riset sederhana ini mengenai sejauh mana sistem ekonomi Islam dikenal oleh mahasiswa UGM dapat memberikan gambaran dan rehat bagi kita untuk mengambil langkah-langkah ke depan yang lebih baik. Akhirnya, demikian yang dapat kami sajikan segala kekurangan kami mohon dimaafkan. Saran dan kritik yang membangun kami harapkan dengan setulus hati demi perbaikan diri kedepan yang lebih baik. Wassalam.
Desember 2014 4
Parsial | Pembahasan
Pembahasan Diagram 1
1. Pengetahuan tentang Ekonomi Islam
Berdasarkan riset yang telah kami lakukan dengan Pengetahuan Ekonomi Islam mengambil sampel sebanyak 136 orang dari 18 fakultas Tahu 8% yang ada di UGM, mayoritas mahasiswa UGM sudah Tidak Tahu mengetahui tentang Ekonomi Islam, minimal pernah mendengar karena kita tidak mengukur seberapa banyak pengetahuan mereka terhadap Ekonomi Islam. Berdasarkan data yang kami peroleh, hanya ada 11 orang yang tidak tahu mengenai Ekonomi Islam atau setara dengan 8%, sedangkan sisanya sebanyak 125 orang atau 92% sudah mengetahui Ekonomi Islam. 2. Sumber Informasi Ekonomi Islam Pada riset kali ini kami juga mengidentiďŹ kasi dari mana sumber informasi mahasiswa mengetahui tentang Ekonomi Islam. Dengan sampel sebanyak 136 orang, mayoritas mendapatkan informasi tentang Ekonomi Islam dari lembaga pendidikan formal.
92%
Diagram 2 Diagram Sumber Informasi Lembaga pendidikan formal
4% 21%
35%
Seminar, sosialisasi dan/atau kajian Media massa
10%
Kerabat
Seperti yang terlihat pada diagram 2, sebanyak 35% Lain-lain mahasiswa mendapatkan informasi tentang Ekonomi 15% 15% Tidak tahu Islam dari lembaga pendidikan formal, kemudian 21% mahasiswa mendapatkan informasi dari lain-lain. Rincian datanya bisa dilihat di tabel Persentase yang mendapatkan informasi dari seminar, di bawah ini: sosialisasi dan/atau kajian serta dari media massa Lembaga pendidikan formal 94 masing-masing sebanyak 15%. Sebanyak 10% mahasiswa mendapatkan informasi dari kerabat dan Seminar, sosialisasi dan/atau kajian 41 Media massa sebanyak 4% tidak menjawab karena tidak tahu tentang 41 Ekonomi Islam. Kerabat 27 Jumlah datanya terlihat banyak karena per orang boleh menjawab lebih dari satu jawaban. Kesimpulannya adalah lembaga pendidikan formal yang paling berperan dalam mengenalkan Ekonomi Islam. 3. Riba dan Bunga Bank Riba dan bunga bank juga menjadi fokus riset kami. Kami ingin meneliti apakah mahasiswa UGM sudah mengetahui tentang riba dan bunga bank. Ternyata berdasarkan riset kali ini sebanyak 94% mahasiswa sudah mengetahui riba dan bunga bank. Hanya 6% yang belum mengetahui tentang riba dan bunga bank. Seperti yang terlihat pada diagram 3. 5 sef.feb.ugm.ac.id
Lain-lain
55
Tidak tahu
11
Diagram 3 Diagram Informasi Riba dan Bunga Bank 6%
Tidak Tahu Tahu
94%
Pembahasan | Parsial 4. Jenis rekening bank yang dimiliki
Diagram 4 Diagram Jenis Rekening 1% Bank konvensional
16%
Bank syariah
7%
Bank konvensional dan syariah
Diagram 4 menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa Universitas Gadjah Mada belum memanfaatkan sarana dan fasilitas yang disediakan oleh bank syariah. Terlihat bahwa lebih dari 3/4 dari seluruh responden hanya memiliki rekening bank konvensional. Sementara pengguna bank syariah mencapai total 23 persen dari seluruh responden yang terdiri dari 16 persen pengguna kedua jenis bank, dan 6 persen pengguna rekening bank syariah saja. Dilihat dari sudut pandang lain, ternyata beberapa mahasiswa UGM (sekitar 1% dari seluruh responden) masih belum memanfaatkan lembaga keuangan untuk menunjang kegiatan transaksi sehari-hari. 5. Ketertarikan Penggunaan Instrumen Syariah
Diagram 5 Diagram Ketertarikan Penggunaan Instrumen Syariah Tertarik
17%
Tidak tertarik
83%
Meskipun mayoritas mahasiswa hanya menggunakan rekening bank konvensional, seperti yang telah diuraikan dari diagram sebelumnya, ternyata secara umum mahasiswa Universitas Gadjah Mada tertarik pada penggunaan jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank syariah. Hal ini sekilas memang merupakan hal yang baik, namun dengan asumsi sederhana bahwa yang memiliki rekening bank syariah adalah mahasiswa yang tertarik dengan instrumen bank syariah, maka akan didapat hanya 60 persen dari mahasiswa yang belum menggunakan rekening bank syariah, namun ingin memanfaatkan jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank syariah. Angka ini memang sudah boleh dikatakan sebagai angka mayoritas, namun agar perkembangan bank syariah dapat terlaksana lebih cepat setidaknya peminat instrumen bank syariah setidaknya harus lebih besar dari 75 persen. 6. Penggunaan Rekening Bank Syariah
Diagram 6 Diagram Penggunaan Rekening Bank Syariah 34%
44%
Minimal seminggu sekali Kurang dari sebulan sekali
22%
Minimal sebulan sekali
Sementara itu, dalam hal penggunaan rekening bank syariah oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada, ternyata sebesar 44 persen pemilik rekening bank syariah hanya mengendapkan dananya dan hanya menggunakan rekening bank syariah sekali tiap bulan. Sementara mahasiswa yang menggunakan rekening bank syariah secara aktif sejumlah 11 orang atau setara dengan 34 persen dari responden pemilik bank syariah. Dari angka tersebut dengan matematika sederhana ‘ Desember 2014 6
Parsial | Pembahasan
Diagram 7 Diagram Minat Ikut Sosialisasi Ekonomi Islam 5%
Tertarik dan bersedia hadir
27%
Tertarik namun belum tentu bersedia hadir 68%
Tidak tertarik
Diagram 8 Keefektifan Sosialisasi Ekonomi Islam Sudah
28%
Belum
72%
ternyata diketahui jumlah mahasiswa yang memiliki rekening bank syariah hanya berjumlah 9 orang saja, berarti ada tambahan 2 mahasiswa yang meski memiliki rekening bank konvensional namun juga menggunakan rekening bank syariah secara aktif. Hal ini termasuk hal yang baik demi perkembangan bank syariah di Indonesia, namun tentu harus lebih dimaksimalkan lagi. 7. Minat Mengikuti Sosialisasi Ekonomi Islam Dari 136 responden civitas akademika Universitas Gadjah Mada didapatkan bahwa ketertarikan untuk mengikuti sosialisasi tentang Ekonomi Islam cukup besar yakni sebesar 68% atau sebanyak 93 responden, namun dengan beragam variabel yang ada kesediaan untuk hadir masih menjadi kendala. Sedangkan terdapat 27% atau sebanyak 36 respon yang tertarik dan bersedia untuk meluangkan waktu khusus mengikuti sosialisasi tentang Ekonomi Islam. Sisanya, sebesar 5% atau sebesar 7 responden memilih untuk tidak tertarik. 8. Keefektifan Sosialisasi Ekonomi Islam
Diagram 9 Ketertarikan Isu Ekonomi Islam 1% 15% Tertarik Tidak Tertarik Kosong
84%
Diagram 10 Harapan kepada pemerintah
29%
35%
4% 32%
Dari 136 responden civitas akademika Universitas Gadjah Mada sebanyak 72% atau 98 responden menilai bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh lembagalembaga pemerintah tentang Ekonomi Islam belum efektif, atau dengan kata lain hanya 28% atau sebanyak 38 responden mengatakan sudah efektif. 9. Ketertarikan isu ekonomi islam Berdasarkan data yang diperoleh berjumlah 136 responden, 84% responden tertarik dengan isu ekonomi Islam karena ekonomi Islam dibangun dan dijalankan di atas prinsip keadilan, 15% responden tidak tertarik dengan isu ekonomi Islam karena mereka belum mengetahui dan memahami ekonomi Islam, dan hanya 1% responden tidak mengisi karena bimbang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa UGM tertarik dengan isu-isu ekonomi Islam.
Meningkatkan sosialiasi tentang perbedaan ekonomi konvensional dan ekonomi islam 10. Menjadikan Indonesia sebagai leading country dalam pengembangan ekonomi islam Lain-lain Kosong
7 sef.feb.ugm.ac.id
Harapan kepada pemerintah Berdasarkan data yang diperoleh, di dapatkan 35% responden memilih meningkatkan sosialisasi tentang perbedaan ekonomi konvensional dan ekonomi Islam, 32% responden mempunyai harapan kepada .
Pembahasan | Parsial pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai leading country dalam pengembang-an ekonomi Islam, sedangkan 4% responden memilih lainlain, serta sisanya 29% responden tidak mengisi. 11. Sosialisasi Ekonomi Islam di UGM Penyebaran ekonomi islam dewasa ini telah masif di laksanakan di bumi pertiwi. Sosialisasi gencar dilakukan oleh berbagai pihak, baik dari pihak akademisi, praktisi, maupun birokrasi. Kegiatankegiatan sosialisasi berupa seminar dan kuliah umum tentang ekonomi islam sangat banyak ditemukan di Jogjakarta, baik di dalam kampus UGM maupun di luar kampus UGM. Namun ternyata, fenomena ini kurang dirasakan oleh para mahasiswa UGM. Lebih dari 50% mahasiswa UGM masih belum merasakan hegemoni ekonomi Islam di kampus. Sebanyak 67% mahasiswa UGM yang menjadi responden merasa bahwa sosialisasi Ekonomi Islam di UGM masih belum dirasakan keberadaannya. Hanya 9% yang menjawab sosialisasi ekonomi islam di kampus telah berjalan dengan baik dan dirasakan manfaatnya. Jika dilihat dari hasil survey ini, peningkatan sosialisasi ekonomi islam di UGM perlu dilakukan mengingat target dakwah adalah para akademisi yang kritis dan terbuka yang dapat bermanfaat bagi ekonomi islam ke depannya.
Diagram 11 Sosialisasi Ekis di UGM 2% 9% 22%
67%
Baik
Kurang
Cukup
Kosong
12. Pengetahuan tentang SEF Merujuk dari hasil diagram sebelumnya di atas tentang sosialisasi ekonomi islam di UGM, tidak mengherankan apabila ketidaktahuan mahasiswa UGM tentang keberadaan SEF UGM hampir mendekati 50%, yakni sebanyak 47%. 50% responden menjawab telah mengetahui tentang SEF UGM. Proporsi jawaban “tidak tahu� dan “tahu� hampir sama. Jika kita mengkorelasikan antara hasil diagram ini dengan diagram sebelumnya di atas, dapat kita simpulkan bahwa SEF UGM belum optimal dalam melaksanakan perannya untuk berdakwah ekonomi Islam di kampus UGM.
Diagram 12 Pengetahuan tentang SEF UGM 3% Tahu Tidak Tahu
47%
50%
Kosong
Desember 2014 8
Parsial | Pembahasan 13.Peranan SEF dalam Sosialisasi dan Pengembangan Ekonomi Islam di Lingkungan UGM Pada bagian ini kami ingin melakukan evaluasi terhadap internal SEF UGM. Kami ingin mengetahui tanggapan mahasiswa UGM terhadap peran SEF UGM. Dari 136 sampel, sebanyak 47% responden tidak menjawab. Responden tidak menjawab karena mereka tidak mengetahui ataupun mengenal SEF UGM. Seperti yang terlihat pada tabel di atas, hanya 27% responden yang menjawab peranan SEF dalam sosialisasi Ekonomi Islam di UGM sudah baik. Sebanyak 11% menjawab baik dan 15% menjawab kurang. Ini merupakan evaluasi untuk diri kami sendiri. Masih banyak yang perlu kami perbaiki.
Diagram 13 Peranan SEF dalam sosialisasi Ekonomi Islam di UGM 11% 47%
27% 15%
Baik
Kurang
Cukup
Kosong
14. Efektivitas Sosialisasi Ekonomi Islam
Diagram 14 Keefek fan Sosialisasi Ekonomi Islam
28% 72%
Sudah
9 sef.feb.ugm.ac.id
Belum
Pada bagian ini, kami ingin melihat apakah sosialisasi yang selama ini diadakan oleh pemerintah (BI, OJK , Kementerian Keuangan, atau lembaga lain) tentang ekonomi islam sudah efektif. Seperti yang terlihat pada diagram diatas, ternyata sebanyak 72% responden menjawab belum efektif. Responden riset ini, mahasiswa UGM, belum merasakan bahwa sosialisasi tentang Ekonomi Islam yang selama ini dilakukan oleh pemerintah maupun pihak lain efektif. Hanya 28% responden yang menjawab sudah efektif. Ini merupakan evaluasi untuk kita bersama agar mampu mengemas sosialisasi Ekonomi Islam yang menarik dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Saran | Parsial
Saran Ekonomi islam merupakan suatu sistem yang seharusnya mampu menawarkan berbagai solusi dalam aspek ekonomi. Akan tetapi, sebagian besar masyarakat hanya mengenal bank syariah sebagai implementasi dari sistem ini, sehingga tidak heran apabila masih banyak anggapan bahwa sistem ekonomi islam adalah teori alternatif dari berbagai macam teori ekonomi yang tersedia. Sistem ekonomi islam merupakan suatu sistem yang kompleks, yang tidak hanya berkutat dalam perbankan saja . Kurangnya pemahaman ini dikarenakan sosialisasi mengenai ekonomi islam belum menyentuh secara merata di kalangan masyarakat, termasuk akademisi sendiri. Sehingga diperlukan suatu kegiatan yang lebih gencar dalam mengenalkan sistem ekonomi islam. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : 1.
Road show ke fakultas-fakultas Mengenalkan sistem ekonomi islam di semua fakultas-fakultas yang ada di UGM, tidak terbatas pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis saja. Karena kita tahu bahwa dalam realitanya, kita semua adalah pelaku ekonomi, termasuk orang-orang yang tidak berkecipung di dalam ilmu ini.
2.
Memanfaatkan Sosial Media Perkembangan zaman memudahkan kita dalam menyebar luaskan informasi, termasuk dalam mensosialisasikan ekonomi islam ini, misalnya twitter, facebook, dan social media lainnya yang notabene mudah untuk diakses masyarakat. Melalui akun social media diharapkan mampu menjelaskan apa, bagaimana dan seberapa penting ekonomi islam harus diterapkan.
3.
Pemangkasan gap teori dan praktik ekonomi islam Salah satu penyebab masyarakat bersikap apatis terhadap ekonomi islam karena paradigma mereka, yakni ekonomi syariah seolah-olah hanya menawarkan keunggulan nama “syariah� saja, sebagai pemanfaatan segmentasi pasar dimana mayoritas penduduk Indonesia beragama islam, dan pada prakteknya tidak berbeda dengan sistem ekonomi pada umumnya. Pendapat ini tidak sepenuhnya salah, mengingat masih banyak lembaga keuangan syariah yang masih dipertanyakan kesyariahannya. Satu-satunya solusi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat akan kebenaran ekonomi islam yakni dimulai dari pemangkasan gap antara teori dan praktik ekonomi islam.
Desember 2014 10