SEF MENYAPA Maret 2015
Perkembangan Industri Jasa Syariah
Langkah Perjuangan ‘SEF Solution
Industri Jasa Syariah “Kuatkan Aqidahmu, Baru Kau Kembangkan aku
Puisi : “Tafakur”
Menjangkau Pasar Global dengan Wisata Syariah
Sambutan Ketua SEF UGM 2015 oleh: Salim Fauzanul Ihsani Ilmu Ekonomi 2013
Ketua Umum Salim Fauzanul Ihsani Sekretaris Jenderal Rahma Ariyani Redaktur Departemen Kajian SEF UGM Basu Gede Pangestu Muhammad Abdul Aziz Sulistyawati D. Apriliani Siti Rahmania Desain dan Layout Biro Medif SEF UGM Bekti Novi Ambarwati Wahyu Rizki Setyawan Kontak Telepon: +628989080905 +6285714233698 email: sef.fe.ugm@gmail.com Website: sef.feb.ugm.ac.id Twitter: @KSEI_SEFUGM Facebook: KSEI SEF UGM Alamat Sekretariat SEF UGM Lantai 3 Sayap Barat Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Jalan Sosio Humaniora 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 1 sef.feb.ugm.ac.id
Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarokatuh Alhamdulillahirobilalamin. Marilah senantiasa kita panjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan nikmatNya SEF Menyapa edisi pertama tahun 2015 ini dapat dihadirkan kepada para pembaca. Solawat serta salam marilah kita haturkan kepada Manusia paling berpengaruh di dunia, tauladan, pahlawan, dan idola terbaik bagi setiap insan ekonom rabbani yang kita semua berharap mendapatkan syafaat beliau yaitu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikut beliau sampai hari akhir nanti. SEF Menyapa kali ini akan disemarakkan oleh irama langkah awal SEF UGM 2015 yang diaplikasikan juga pada pembahasan industri jasa syariah. Ekonomi Islam merupakan konsep ekonomi yang dewasa ini semakin banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia. Hal ini tentu tidak mengherankan karena Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduk muslimnya terbesar di dunia. Namun, harus disadari bersama bahwa kehadiran konsep ekonomi yang diatur berdasarkan nilai-nilai Islam tidak hanya ditujukan untuk menyejahterakan umat Islam saja, tapi hadirnya ekonomi Islam harus bisa menjadi jawaban bagi tantangan perekonomian umat manusia seluruhnya sebagai aplikasi ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Pemilihan ekonomi Islam sebagai sebuah konsep ekonomi yang dikembangkan di Indonesia memberikan perkembangan di berbagai sektor seperti di sektor Jasa keuangan, outsourcing, dan pariwisata. Hadirnya jasa keuangan syariah menjadi sebuah bukti bahwa ekonomi syariah mampu menjawab tantangan perekonomian pada sektor perbankan, asuransi, ataupun pasar modal. Saat ini di Indonesia Industri jasa keuangan syariah baru memiliki pangsa pasar sekitar 5% saja. Meskipun demikian warga Indonesia patut optimis bahwa Industri tersebut akan terus berkembang karena adanya berbagai dukungan baik dari pemerintah ataupun institusi lain. Pada Bulan Agustus tahun 2014, OJK membentuk Komite Pengembangan Jasa Keuangan Syariah (KPJKS) sebagai bentuk dukungan OJK terhadap pengembangan ekonomi Islam. Perkembangan industri jasa syariah tidak cukup hanya didukung institusi-institusi semata. Warga Indonesia terutama yang beragama muslim mempunyai peran besar dalam rangka mendukung adanya industri jasa syariah yang lebih baik baik dari segi kualitas bisnisnya maupun syariahnya. SEF UGM menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang sempurna. Oleh karenanya kami sangat menantikan hadirnya kritik dan saran, sehingga mampu meningkatkan kompetensi SEF UGM. Kami juga berharap para pembaca mampu menggali sebanyak-banyaknya manfaat dari hadirnya SEF Menyapa Edisi I 2015. Salam SEFmangat. Wassalamu 'alaykum wa rahmatullahi wabarakatuh
Opini | SEF Menyapa
Langkah Perjuangan ‘SEF Solution’ oleh: Salim Fauzanul Ihsani Ilmu Ekonomi 2013
H
al yang tetap di dunia ini adalah perubahan. Kata mutiara tersebut juga berlaku bag SEF UGM. Rasa syukur senantiasa terlimpah kepada Allah SWT karena masih mengizinkan SEF UGM untuk berubah. Perubahan tersebut telah disepakati bersama pada Rapat Keja SEF UGM 21 Februari 2015. Adanya berbagai perubahan tersebut harapannya akan memberikan manfaat dari SEF UGM untuk para anggotanya dan masyarakat sekitar. Setiap perubahan hendaknya diisi dengan sebuah tekad yang dibuktikan dengan adanya sebuah langkah yang jelas. Oleh karenanya SEF UGM 2015 telah menentukan Jati diri dan Nilai Budaya Organisasi sebagai Langkah Perjuangan. Jati Diri SEF UGM didirikan dengan visi utama tentang pembentukan kader. Terdapat tiga jati diri dari bagi para anggota SEF UGM yaitu Spiritualism, Enthusiasm, dan Futuristic. Spiritualism memiliki arti bahwa SEF UGM adalah organisasi berbentuk kelompok studi yang megembangkan para anggotanya berdasarkan pada nilai-nilai spriritual Islam. Enthusiasm berarti bahwa SEF UGM memiliki anggota yang antusias dan penuh semangat dalam memperjuangkan ekonomi Islam sebagai konsep ekonomi pilihan. Dan Futuristic menggambarkan bahwa SEF UGM ingin menghasilkan alumni-alumni yang terus berjuang untuk terciptanya sistem ekonomi yang lebih diridhoi Allah SWT. Melalui ketiga jati diri tersebut diharapkan SEF UGM mampu melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menyongsong pembumian ekonomi Islam. SEF Solution Di tahun 2015 ini, SEF UGM mengangkat tema SOLUTION yang memiliki arti bahwa SEF UGM merupakan organisasi yang mampu menjawab tantangan pengembangan ekonomi Islam bagi masyarakat demi terbentuknya sistem ekonomi yang lebih baik dan bermartabat, serta mendapatkan ridho dari Allah SWT. SOLUTION merupakan cerminan dari nilai budaya organisasi di SEF UGM 2015 yaitu Solidarity, Open Minded, Learning, Universal, Teamwork, Integrity, Objective, and Nasionalistic. Ÿ Solidarity menjelaskan bahwa SEF UGM 2015 merupakan organisasi yang memiliki ukhuwah atau kebersamaan yang kuat antar anggotanya. Ÿ Open Minded menegaskan bahwa SEF UGM 2015 memiliki anggota yang terbuka pemikiranya dalam mempelajari berbagai pemikiran yang ada dalam ekonomi Islam. Ÿ Learning menjelaskan bahwa SEF UGM 2015 adalah tempat belajar ekonomi islam bagi
para anggotanya. Ÿ Universal menjelaskan bahwa SEF UGM 2015 mempelajari ekonomi Islam sebagai solusi
permasalahan-permasalahan ekonomi secara umum. Ÿ Team Work menjelaskan bahwa SEF UGM 2015 memiliki kinerja tim yang bagus dalam
berbagai kegiatan untuk membumikan ekonomi Islam.
Maret 2015 2
SEF Menyapa | Opini 타 Integrity menjelaskan bahwa SEF UGM 2015 memiliki anggota yang berprinsip kuat dalam
menjunjung nilai-nilai kebaikan di berbagai aktifitas kehidupannya. 타 Objective menjelaskan bahwa SEF UGM 2015 memiliki anggota yang mampu memandang
gagasan dari berbagai sudut pandang yang bisa dipertanggung jawabkan. 타 Nasionalistic menegaskan bahwa SEF UGM 2015 turut mengkaji pemikiran-pemikiran
ekonomi Islam dari pemikiran para pemimpin bangsa Indonesia. Melalui kedelapan nilai budaya organisasi tersebut, kami berharap SEF UGM mampu menjawab tantangan rencana strategis tahun 2015 yaitu Going to International. Kami harus pergi ke level international dengan membawa sebuah hal yang spesial berupa solusi-solusi untuk kami sampaikan kepada dunia. Melalui para anggotnya, SEF UGM mempunyai rencana untuk memaparkan ide penyelesaian dari berbagai permasalahan ekonomi dari prespektif syariah yang telah dilakukan pada forum-forum diskusi ekonomi Islam pada tingkat Internasional. Perjuangan Kami Kami meyakini bahwa ekonomi Islam sebagai sebuah konsep ekonomi pilihan yang mampu membangun dunia ini lebih baik. Perekonomian sebagai instrumen pemakmur alam sudah sewajarnya untuk disusun berdasarkan konsep yang telah diajarkan Pencipta Semesta Alam demi kesejahteraan para insan. Kami dari SEF UGM mengajak kepada siapa saja yang tergerak hatinya dalam memperjuangkan ekonomi Islam untuk ikut serta mengkampayekan ekonomi Islam sebagai sebuah konsep ekonomi pilihan yang menjadi solusi dalam berbagai permasalahan ekonomi yang ada. Perjuangan ini tak akan mudah dan pasti terasa lelah. Tapi percayalah bahwa lelahnya berjuang adalah nikmat karena rasa lelah itu akan hilang sementara hasil perjuangan itu akan terus dilanjutkan. Mari bergabung dalam jalan perjuangan ini karena ekonomi Islam bukanlah wacana yang hanya dinantikan. Ekonomi Islam adalah harapan yang harus terus diperjuangkan. Ekonom Robbani, Bisa!
3 sef.feb.ugm.ac.id
Opini | SEF Menyapa
Industri Jasa Syariah,�Kuatkan Aqidahmu, Baru Kau Kembangkan Aku� oleh: Arif Rohman Mu’tasim Manajemen 2014
Bismillaah. Mari kita awali semua ini dengan membaca tasmiyah, lalu berfikirlah. Berfikir yang dimaksud adalah memahami dengan baik asalmuasal diri kita dan semua alam semesta ini, lalu bagaimana semuanya berproses. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surah Yunus ayat 24: "Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik- permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanamtanaman yang sudah disabit, seakan- akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir." Semua yang terjadi di dunia merupakan keadaan yang mengharuskan kita berfikir bahwa ada yang menciptakan dan menggerakkan. Apabila kita coba mengulanginya lagi dari awal, coba perhatikan dan bayangkan kembali, di manakah bumi dan di manakah kita? Jika kita bandingkan dengan luasnya jagat raya ini, betapa kita (manusia) dan segala permasalahan hidupnya ini ibarat setitik debu yang tidak terlihat. Kita baru membandingkannya dengan alam semesta, lalu bagaimana diri kita ini di hadapan Sang Pencipta Alam Semesta?Bayangkanlah betapa kecilnya kita di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala. Ini adalah sebuah renungan bagi kita semua.
Ekonomi Islam yang bahkan Inggris pun berniat menjadikan negaranya menjadi pusat keuangan syariah di dunia. Entah itu adalah propaganda atau bukan, tapi yang pasti itu menunjukkan bahwa di dunia ini tidak hanya umat Islam yang meyakini bahwa Ekonomi Islam merupakan sistem yang baik, tapi orang-orang non muslim juga meyakininya. Kemudian, bermunculan trend untuk berlomba-lomba mengembangkan perekonomian yang berlabel 'Syariah', mulai dari sistem hingga produk-produknya. Hingga saat ini, perkembangan produk Ekonomi Islam semakin bervariasi dan mulai merambah ke segala aspek kehidupan. Salah satu produk yang baru-baru ini dikembangkan, yaitu melalui industri jasa syariah, khususnya di Indonesia. Tapi coba renungkan sekali lagi, apakah saat ini Ekonomi Islam berkembang karena trend, atau memang karena mereka memahami bahwa Ekonomi Islam/Fiqh Mu'amalah merupakan sesuatu yang sesuai syariah yang harus ditegakkan? Indonesia memang negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Penduduk Indonesia yang menganut agama Islam sebesar 87,18% atau 201.176.162 jiwa dari total 237.641.326 jiwa (BPS, 2010). Sungguh pangsa pasar yang besar untuk menjajakan produk-produk berlabel halal, bukan? Iya, tapi kita harus kecewa karena itu adalah asumsi yang terlalu cepat diutarakan tanpa memikirkan dan melihat dengan seksama apa yang terjadi sebenarnya di sekeliling kita di Indonesia, 'Si Negara Penduduk Muslim Terbesar' ini. Kenyataan yang terjadi sekarang di Indonesia adalah budaya masih belum bisa dikalahkan dengan usaha penegakkan syariah. Kesadaran dan keinginan Maret 2015 4
SEF Menyapa | Opini umat Islam di Indonesia untuk berupaya mendapatkan produk-produk yang halal dan syar'i masih sangat rendah, apalagi untuk menyediakannya. Sikap umat Islam kebanyakan masih belum peduli dengan tingkat kehalalan produk-produk yang mereka konsumsi. Untuk makanan, misalnya, asal kenyang, tidak masalah. Untuk jasa, asal puas tidak masalah. Dan inilah kenyataannya. Untuk mengembangkan produk-produk syariah di Indonesia memang harus bertahap, kondisi ini memaksa agar para pegiat Ekonomi Islam harus sedikit bersabar. Terlebih lagi untuk mengembangkan produk-produk jasa syariah semisal hotel syariah, taksi syariah, ojek syariah, gym syariah, hingga perbankan syariah sekalipun. Kendala-kendala di atas jangan sampai menjadikan kata 'syariah' hanya sebagai label untuk menarik perhatian konsumen. Mengembangkan sebuah produk untuk ditujukan kepada konsumen yang tidak peduli kualitas produk itu seperti apa. Hampir tidak mungkin produk yang dikembangkan akan laku, walaupun tujuannya untuk kemaslahatan dan demi menegakkan syariat. Terlebih lagi produk jasa, yang secara kasat mata sulit sekali dibedakan seperti apa produk jasa halal yang dimaksud. Lalu apakah permasalahan sebenarnya? Apa fokus penting yang harus diperhatikan ketika perkembangan produk jasa syariah di Indonesia menghadapi banyak kendala? Ada satu hal yang hanya sedikit sekali orang menganggapnya (bahkan umat Islam sekalipun) sebagai sesuatu landasan pokok yang harus dimiliki, dipahami secara menyeluruh, lalu diimplementasikan dalam semua aspek kehidupan, yaitu aqidah. Bagaimana bisa seseorang akan peduli tentang kehalalan, syar'i atau tidaknya produk jasa, jika ia tidak mengerti apa tujuan sebenarnya ia peduli dan apa yang mengharuskan ia peduli? Aqidah inilah yang seharusnya menjadi fokus awal para pegiat Ekonomi Islam untuk membangun fondasi dalam mengembangkan Ekonomi Islam dan produk jasa syariah di Indonesia. Bila diibaratkan sebuah bangunan, aqidah (iman) merupakan fondasi untuk dapat tegaknya bangunan tersebut, tanpa adanya fondasi bangunan tidak akan berdiri tegak. Iman membutuhkan pengamalan berupa ketaatan dalam menjalankan ketentuan-ketentuan Allah SWT (menjalankan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang) yakni syariah yang digambarkan dengan tiang-tiang penyangga. Menjadi sempurnalah ia bila diiringi dengan akhlak dan perilaku yang mulia. Aqidah (ُ )اَﻟْﻌَﻘِﯿْﺪَةmenurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-'aqdu (ُ )اﻟْﻌَﻘْﺪyang berarti ikatan, at-tautsiiqu(ُ )اﻟﺘﱠﻮْﺛِﯿْﻖyang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (ُ)اْﻹـِﺣْﻜَﺎم yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwwah (ُ)ﺑِﻘُﻮﱠةٍ اﻟــــــﺮﱠﺑْﻂ yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi): aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
5 sef.feb.ugm.ac.id
Opini | SEF Menyapa Jadi, Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada malaikatmalaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Quran dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' Salafush Shalih. Sudah jelas bahwa kita mendapatkan jawaban atas pertanyaan : Mengapa umat Islam di Indonesia sendiri tidak peduli dengan kualitas kehalalan, syar'i atau tidaknya produk jasa yang ditawarkan? Jawabannya adalah karena umat Islam di Indonesia masih perlu lebih banyak memahami aqidah. Karena aqidah inilah yang mendasari dan menjadi alasan mengapa memperhatikan kehalalan dan kualitas syar'i suatu produk merupakan hal yang penting bahkan utama. Kita pahami bahwa kualitas produk yang sesuai syariah memiliki kualitas yang baik karena bertujuan untuk memberikan
maslahat kepada umat. Sesuai dengan prinsip fiqh muamalah yaitu Laa tadhlimuuna wa laa tudhlamuun (tidak saling menzalimi). Ketika semua umat Islam di Indonesia memiliki pemahaman aqidah yang baik secara menyeluruh, baik produsen maupun konsumennya, maka prinsip mu'amalah tersebut dapat diwujudkan, dan kata-kata 'syariah', tidak disalahgunakan sebagai label penarik konsumen. Maka, ketika pengembangan industri jasa syariah mulai digencarkan, umat muslim di Indonesia akan sangat antusias menerimanya, memahaminya bukan hanya perbaikan kualitas produk, tapi juga merupakan proses penegakkan syariah. Dengan begitu, kemaslahatan umat bisa tercapai dengan pengembangan industri jasa syariah tersebut. Akan tetapi, jika para (yang katanya) pegiat Ekonomi Islam tetap bersikeras menggembargemborkan promosi industri jasa syariah tanpa memperhatikan pondasinya, yaitu aqidah, maka perindustrian jasa syariah pun bisa berteriak dan memakimu, “Kuatkan aqidahmu, baru kau kembangkan aku!�.
Referensi Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2014. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Maret 2015 6
SEF Menyapa | Puisi
Tafakur oleh: Erlim Meida Ramadhani Akuntasi 2014
Pagi yang berganti malam diselingi siang di hari-hari, Tak ada satu pun tanya bergeming pernah menyapa relung pikir diri, Baik kah yang ku makan hari ini? Peduli apa asal perut bisa diisi, Persoalan apa asal bisa bertahan untuk hari ini, hari ini! Benarkah yang seperti ini? Ketika hari berganti hari dan diri terus sibuk untuk menghidupi diri, Di antara para penguasa yang keji, Semua diukur secara materi, Bahkan hukum Ilahi pun dipungkiri, Puaskah? Ketika mata telah terbutakan oleh hal yang hanya tampak dengan mata saja, Hati diam membisu makin membisu, kenyang akan hal yang tak ia kehendaki, Tidakkah nampak syariat dilanggar yang ada di sana? Masihkah diri berdiam diri? Saat diri tahu mana yang sejati dan mana yang hanya ilusi? Mana yang hak dan mana yang bathil? Atau diri memang terdiam, tak berkutik dan mematung membeku atas rasa tidak tahu, Atau diri berpasrah dan menyerah pada tangan-tangan yang haus akan laba, laba dan laba? Siapakah yang berkehendak? Siapakah yang harus ditanyai? Diri kah? Pemimpin kita kah? atau mereka si tangan-tangan jahil yang cerdik bermain manipulasi? Pikirkanlah, bergeraklah dan hentikan lah apa yang membawa diri hanya pada nafsu saja, Cukupkan lah yang bathil, dan tinggalkan lah yang jahil, Diri ini hanya akan bertanggungjawab untuk seorang diri, Maka kembalilah pada jalan yang Dia kehendaki, Jalan yang satu, Dan ingatlah, Daging mana saja yang tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih pantas untuknya
7 sef.feb.ugm.ac.id
Opini | SEF Menyapa
Menjangkau Pasar Global dengan Wisata Syariah oleh Rahma Ariyani Akuntansi 2013
“Pariwisata syariah dipandang sebagai cara baru untuk mengembangkan pariwisata Indonesia dan mendorong tumbuh kembangnya entitas bisnis syariah di Indonesia� -Mari Elka Pangestu, Kemenparekraf 2004-2011
G
eliat industri jasa syariah di Indonesia penduduk dunia menjadi peluang dalam t e r u s d i k e m b a n g k a n d a l a m meningkatkan sharia conscious consumers di
menghadapi peluang ekonomi ke I n d o n e s i a . Wi s a t a w a n M u s l i m t e l a h depan. Sebagai negara dengan penduduk memberikan sumbangsih bagi wisata Muslim yang dominan, Indonesia mempunyai Indonesia sebesar US$ 126 miliar pada tahun potensi besar untuk mengembangkan wisata 2011 dan diperkirakan pada tahun 2018 syariah di berbagai daerah. Wisata syariah mampu meningkatkan devisa negara mencapai didefinisikan sebagai berbagai kegiatan wisata US$ 181 miliar. Sedangkan wisatawan dalam yang didukung berbagai fasilitas dan layanan negeri yang didominasi oleh masyarakat oleh pemerintah, pengusaha dan masyarakat Muslim mencapai 210 juta dengan total yang memenuhi ketentuan syariah. Selain itu, pengeluaran wisata sebesar 139 T. wisata syariah mampu berkontribusi dalam pembangunan wisata yang berkelanjutan serta Paradigma Wisata Syariah Indonesia menjunjung kode etik pariwisata yang Posisi pariwisata Indonesia berada pada posisi menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal. nomor empat dalam peningkatan devisa Penduduk muslim dunia mencapai 1,8 negara, setelah minyak, batu bara, dan kelapa miliar sebanding dengan 28% dari populasi sawit. Maret 2015 8
SEF Menyapa | Sedangkan menurut Indeks Perjalanan Muslim Global Master Card-Crescent Rating 2015 menyatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-6 destinasi wisata muslim dunia setelah Malaysia, Turki, Uni Emirat Arab, Arab, dan Qatar. Indeks tersebut terdiri dari rincian skor yang dapat menarik wisatawan dari aspek kemudahan akses beribadah (100), keamanan perjalanan (89,5), pilihan kuliner (83), layanan bandara (82,2) dan inisiatif pemasaran (61). Hal ini mendorong kepariwisataan syariah di Indonesia untuk mampu memenuhi standar 3A yakni attractive, amenities, dan accessibilities. Paradigma yang mulai tumbuh dalam pengembangan wisata syariah adalah tren masyarakat dalam era baru pasar muslim bahwa wisata syariah tidak serta merta identik dengan ziarah makam, namun mampu merasakan wisata 'back to culture and nature' dengan bertambahnya variabel customer value yakni manfaat secara sipritual dan nilai-nilai Islam Selain itu, perkembangan ekonomi dunia dengan potensi demografi masyarakat dunia, yakni sebesar 56% warga muslim dalam masa produktif menjadi target pasar yang besar. Jika dilihat dari GDP gabungan negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam telah mencapai US$ 9,6 T mengungguli GDP China sebanyak US$ 8,5 T. Untuk itulah, Indonesia mulai berbenah diri dalam mengambil kesempatan wisata syariah dengan mengembangkan 9 destinasi wisata syariah yang tersebar di wilayah Indonesia, yang terdiri dari Tanah Aceh, Lampung, Riau, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, dan Lombok..
9 sef.feb.ugm.ac.id
Opini | SEF Menyapa
Menurut Riyanto Sofyan, Komisaris Utama PT Sofyan Hotel Tbk, menuturkan bahwasanya perlu adanya peran pemerintah untuk membangun infrastruktur wisata seperti kemudahan visa, jaminan produk halal dan akses ibadah. Selain itu Arief Yahya, Menteri Pariwisata Kabinet Jokowi mengungkapkan bahwa anggaran pariwisata sebesar Rp 1 T, 30% nya akan dialokasikan untuk promosi wisata religi dan heritage. Anggaran promosi pariwisata Indonesia perlu menjadi investasi lebih, mengingat leading sector pada era ini berbasis ekonomi kreatif dan pariwisata adalah sektor jasa yang potensinya berbasis kreatif. Selain itu pemberdayaan SDM lokal untuk mengembangkan faktor-faktor pendukung wisata syariah seperti ekonomi kreatif lokal, bisnis kuliner, suvenir, dan transportasi
Sumber : UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan http://mysharing.co
Indeks Perjalanan Muslim Global Master Card-Crescent http://ekonomi.metrotvnews.com
Maret 2015 10
Mushola Al-Banna, 3rd floor, West Wing, Faculty of Economics and Business UGM, Jalan Sosio Humaniora 1 Bulaksumur, Yogyakarta, 55281; Contact Person: Salim Fauzanul Ihsani (+628989080905), Rahma Ariyani. (+6285714233698); Email: sef.fe.ugm@gmail.com; Twitter: @KSEI_SEFUGM; Website: sef.feb.ugm.ac.id