SEF MENYAPA #1 2013: Konsumsi Syariah

Page 1

Edisi 1 2013

SEF MENYAPA How To Be A Good Costumer With Islam Islamic Consumption

imag

e at go

ogle

Islamic Entrepreneurship

Reportase Di Balik Pengelolaan Dana Haji Apa dan Bagaimana


dengan cara

KONSUMSI

How To Be

SYARIAH

Ketua Umum M. Andira Barmana Sekjen Nurul Wakhidah

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2012 tumbuh sebesar 6,23 persen. Hampir separuh dari pertumbuhan ekonomi Indonesia bersumber dari komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencapai 2,93%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup banyak bergantung pada aktivitas konsumsi.

Redaktur Departemen Kajian SEF UGM Shufi Al Ichsanu Brata Nilawati Nur Isnaini Masyithoh M. Ibnu Thoriqul Aziz Nur Mutiara Sholihah Lailul Marom Desain dan Layout Departemen Media SEF UGM Ristiani Puji Lestari Rofiqi Kurnia Alamat Musholla Al Banna Lt. 3 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Jl. Sosio Humaniora 1 Bulaksumur Yogyakarta Kontak +6285218939563 +628562897769 email: sef.fe.ugm@gmail.com www.shariaheconomics.org

Pertumbuhan sebesar 6,23 persen ini juga didukung komponen-komponen lainnya, yaitu pembentukan modal tetap bruto (2,4 persen), perubahan inventori (1,79 persen), ekspor (1 persen), dan konsumsi pemerintah (0,1 persen) cukup penting dalam hal membangun infrastruktur dan membuka lapangan pekerjaan baru. Konsumsi tidak hanya pada level pemerintah tetapi juga setiap individu karena manusia membutuhkan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan, sejak terlahir ke dunia, bayi yang menangis pun sejatinya tengah melakukan cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi menjadi aktivitas tak terpisahkan dalam hidup kita. Aktivitas yang terus menerus dilakukan ini pun menjadi sebuah gaya hidup (life style). Perilaku konsumen yang dibangun berdasarkan syariah Islam secara konseptual memiliki perbedaan yang mendasar dengan teori konvensional. Perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang menjadi fondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan dan alokasi anggaran untuk berkonsumsi. Bagaimana ekonomi Islam dalam kegiatan konsumsi menjadi suatu bahasan menarik yang perlu digali dan diteliti lebih jauh yang diulas dalam edisi ini. Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat. (Al-Baqarah:265)

1

SEF MENYAPA Edisi 1 2013

A Good Consumer With Islam

oleh: Ari Nurahma

Salah satu aktivitas ekonomi yang erat dengan kehidupan kita sehari-hari adalah konsumsi. Dalam pengertian umum, konsumsi dapat diartikan mengurangi atau menggunakan nilai dari suatu produk, baik barang maupun jasa. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan. Sebagai agama sempurna yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia, Islam tentu mengkaji masalah konsumsi. Dalam Islam konsumsi bukanlah semata-mata tindakan untuk memuaskan kebutuhan, tapi merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT. Maka dalam Islam konsumsi tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Ada aturan-aturan dalam rangka pemunuhan kebutuhan tersebut. Abdul Mannan mencetuskan lima prinsip dasar dalam melakukan konsumsi, yaitu: 1. Prinsip Keadilan Apapun yang kita konsumsi haruslah halal dan tidak menyalahi aturan yang ada dalam Dalam upaya pemenuhannya maupun Islam konsumsi penggunaannya.

bukanlah semata-mata tindakan untuk memuaskan kebutuhan, tapi merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT.

2. Prinsip Kebersihan Tidaklah baik bila apa yang kita konsumsi itu merupakan hal yang menjijikkan atau juga tidak jelas kebersihannya. 3. Prinsip Kesederhanaan Allah tidak menyukai orang yang mengkonsumsi secara berlebihan. Hal ini dijelaskan dalam Q.S. al-A'raaf ayat 31. ..makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihlebihan."

The New Insight

opini

insight from the author

4. Prinsip kemurahan hati Diharapkan kita melakukan konsumsi dengan segala kemurahan hati, tidak serakah dan sebagainya. 5. Prinsip moralitas Jangan mengesampingkan moral kita saat mengkonsumsi. Manusia mempunyai hati dan akal untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Konsumsi pun harus memperhatikan aspek ini.

SEF MENYAPA Edisi 1 2013

2


opini

How The Right Went Wrong Let’s Reconstruct With Islamic Consumption

“Dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan".

Al Qur’an 17:26-27

3

SEF MENYAPA Edisi 1 2013

Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan gaya konsumtif yang cukup tinggi. Jumlah penduduk Indonesia yang berada di urutan ke-4 sebagai negara dengan penduduk terbanyak sedunia dan gaya hidup masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif menjadi daya tarik bagi investor dari berbagai negara. Gaya hidup konsumtif adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan konsumsi yang berlebihan, mudah tertarik dengan barang atau jasa yang bukan menjadi prioritas utama untuk mendapatkan status sosial tertentu. Potensi pasar di Indonesia dapat menjadi salah satu sisi positif munculnya gaya hidup konsumtif. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari gaya hidup konsumtif adalah gaya hidup hedonis, foya foya dan boros. Munculnya fasilitas kartu kredit mendorong masyarakat untuk lebih mudah bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan individu. Apabila tidak digunakan dengan tepat, seorang individu dapat terjerumus dalam lilitan hutang karena gaya hidup konsumtif. Pada tahun 2009, Indonesia berada pada urutan ke-2 dunia sebagai negara dengan tingkat konsumsi tinggi. Dalam ekonomi konvensional, semakin tinggi konsumsi mengindikasikan bahwa pendapatan juga tinggi {Y=C+S}. Namun perlu ditelisik lebih jauh siapa pihak yang memiliki tingkat konsumsi tinggi. Kurangnya pemerataan menyebabk an tingk at konsumsi di Indonesia hanya semu belaka. Hal ini disebabkan tidak semua masyarakat menikmati dan mampu meningkatkan tingk at konsumsi (sebagai indik asi meningkatnya pendapatan). Distribusi yang tidak merata menyebabkan kesenjangan semakin lebar antara Si Kaya dan Si Miskin. Si Kaya semakin menikmati gaya hidup yang boros tanpa melirik keadaan Si Miskin.

Dalam teori konsumsi Islam, seorang Muslim dilarang untuk hidup boros. yang berlebih- lebihan. Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surat Al-Israa' ayat 26-27 : Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborospemboros itu adalah saudara-saudara setan".

Oleh Yanis Prihantika M Akuntansi 2011

Jelas bahwa seorang muslim dilarang hidup berlebih - lebihan walaupun sumber daya ekonomi yang dimiliki besar.

“

Gaya hidup konsumtif adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan konsumsi yang berlebihan, mudah tertarik dengan barang atau jasa yang bukan menjadi prioritas utama untuk mendapatkan status sosial tertentu.

Dalam ekonomi Islam, muslim diharuskan untuk menyisihkan penghasilannya untuk infak {Y= (C+Infak) + S}. Islam mengatur umatnya untuk menyisihkan infak terlebih dahulu setelah kebutuhan primer (C) terpenuhi, kemudian sisa dari konsumsi dan infak dapat digunakan untuk tabungan (S). Muslim yang berada dalam kekurangan dapat terbantu dengan adanya infak. Islam mengatur setiap individu untuk tidak berlebihlebihan dan tetap memperhatikan kebutuhan orang lain dengan menyalurkan infak. Berbeda dengan teori konvensional yang tidak mengatur konsumsi individu. Seorang individu akan merasa puas apabila seluruh kebutuhannya dapat terpenuhi. Hal ini menumbuhkan benih - benih kapitalisme. Si Kaya semakin kaya tanpa memperhatikan keadaan Si Miskin.

Dalam konsumsi Islam, seorang Muslim akan mendapat kepuasan lebih apabila mengonsumsi barang halal daripada barang haram. Berbeda dengan teori konsumsi konvensional yang tidak mengatur halal-haramnya suatu barang atau jasa. Dalam teori konsumsi Islam, seorang muslim tidak hanya mengatur kebutuhan duniawi saja namun juga bertujuan untuk mencapai falah (kemuliaan dan kemenangan hidup). Individu hendaknya bijaksana dalam mengonsumsi segala kebutuhan dengan memperhatikan skala prioritas, menyisihkan infak dan mengonsumsi barang yang halal untuk mencapai falah

SEF MENYAPA Edisi 1 2013

4


Reportase Kajian Kontemporer SEF UGM

DIBALIK PENGELOLAAN DANA HAJI

Saat ini pemerintah cenderung lebih concern pada hal teknis seperti catering dan pelayanan teknis lainnya sedangkan hal-hal kecil yang penting seperti sisa dana masyarakat yang jumlahnya menggembung malah tak tersentuh.

Kajian Kontemporer SEF UGM perdana diselenggarakan pada Rabu, 13 Maret 2013 menguak pengelolaan dana haji dengan menghadirkan pembicara Bhima Yudhistira-peneliti di Shariah Corner FEB UGM serta moderator Shufi Al Ichsanu Brata-Kepala Departemen Kajian SEF UGM. Saat ini ekonomi syariah diidentikkan dengan memenuhi pasar tenaga kerja bank syariah yang disinyalir merupakan produk kapitalis. Sebagai bagian dari lingkup ekonomis syariah, pengelolaan dana haji menjadi topik pada ekonomi syariah di sektor publik yang menarik untuk dikritisi. Bagaimana pengelolaan sisa dana haji 58 triliun rupiah di Kementrian Agama?

gambar oleh Noviati Wani Wibawati

Apa dan Bagaimana?

Saat ini pemerintah cenderung lebih concern pada hal teknis seperti catering dan pelayanan teknis lainnya sedangkan hal-hal kecil yang penting seperti sisa dana masyarakat yang jumlahnya menggembung malah tak tersentuh. Perbandingan studi dengan Malaysia, sisa dana haji digunakan untuk mengambil alih perkebunan kelapa sawit di Indonesia sehingga produktivitas dana haji sangat tinggi di Malaysia. Sedangkan jika kita tengok Indonesia, total jumlah tabungan haji Indonesia mencapai 32 triliun dari hasil deposit lebih kurang 1,4 juta daftar tunggu haji di Indonesia. Dari 32 triliun tersebut di simpan di perbankan syariah sebanyak 18,2 persen sebesar 60 persen tersimpan dalam bentuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan di simpan di bank konvensional 21,8 persen. Bhima Yudhistira menyebutkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaporan mengenai penggunaan dana tabungan haji tidak lengkap seperti data pada tahun 2003 tidak ditemukan data aliran dana tersebut. Dana Abadi Umat dalam rupiah diunakan untuk membeli sukuk (Surat Berharga Syariah Negara). Sukuk adalah surat utang obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan untuk hal-hal produktif (sektor riil). Negara menerbitkan sukuk untuk membiayai anggaran APBN sebesar 783 M. Pemanfaatan dana haji masih terbatas pada financial sector belum banyak menyentuh sektor riil.

image from google

Dana Abadi Umat (DAU) disimpan dalam Deposito (Rupiah), Deposito (US$), Sukuk (SBSN), investasi lain (saham Bank Muamalat dan bank lainnya baik konvensional maupun syariah). Sebenarnya investasi dana haji dapat disalurkan dalam hal lain, misalnya bangunan tempat penginapan yang selalu digunakan untuk menginap jamaah haji di Arab Saudi dapat dibeli dengan uang tsb. Akan tetapi politik dan birokrasi selalu menjadi "excuse" tentang sulitnya mengambil kepemilikan tanah penginapan tsb. Threat yang mungkin muncul yang terus diselidiki KPK ialah celah-celah yang dapat ditimbulkan dari ketidakmampuan mengelola keuangan di Kementrian Agama.

Pertanyaanya, mengapa disimpan dalam bentuk sukuk berupa rupiah maupun dollar? Mengapa harus 783M? Salah satu alasan dari hasil analisisnya, Bhima Yudhistira menyebut teori financial management dalam hal diversifikasi risiko. Portfolio management dalam mereduksi risiko keuangan menjadi alasan mengapa investasi tersebut dilaksanakan sedemikian rupa. Jika secara teknis, pelaku lapangan selalu menjawab bahwa hal tsb adalah perintah dan titah dari atasan, hal ini cukup aneh. Hipotesis yang muncul adalah adanya ketidakmampuan mengelola dana haji tersebut.

5

SEF MENYAPA Edisi 1 2013

Sosialisasi mengenai pengelolaan dana abadi umat sangat penting. Haji merupakan bagian dari rukun Islam. Oleh karena itu, pengelolaan dana tsb harus berhati-hati. Belakangan wacana menyimpan dana abadi umat di bank syariah muncul sehingga pengalokasian dana untuk menggerakkan sektor riil yang syariah terus digerakkan. Akan tetapi untuk menangani dan memutar uang sebanyak itu tampaknya bank syariah masih kesulitan. Namun terlepas dari isu tersebut, terdapat permasalahan yang jauh lebih penting menurut narasumber, yaitu keadilan. Ketika sektor-sektor riil masih membutuhkan dana, maka pengalokasian dana pada US$ itu menjadi suatu bentuk ketidakadilan, jelas Bhima Yudhistira menanggapi sesi diskusi dalam Kajian Kontemporer tiap sebulan sekali oleh SEF UGM. (Dept. KajianSEF UGM)

SEF MENYAPA Edisi 1 2013

6


artikel

ISLAMIC ENTREPRENEURSHIP as the Solution for Global Poverty

Menurut proyeksi Pusat Penelitian Pew pada bulan Januari 2011, populasi Muslim dunia diperkirakan akan meningkat sekitar 35% dalam 20 tahun ke depan. Sayangnya terus terang, dalam kurun 1.000 tahun terakhir, di banyak bidang, politik, budaya, sains apalagi ekonomi, umat Muslim sangat jauh tertinggal dibadingkan umatumat lain. Namun, ketika orang-orang pesimis akan menganggap hal ini sebagai masalah dan ancaman, maka kita yang telah memahami islamic entrepreneurship hendaknya menganggap bahwa masalah ini sebagai peluang.

Islamic entrepreneurship merupakan salah satu warisan Nabi yang ternyata telah diagungkan berulang kali oleh berbagai bangsa di berbagai belahan dunia. Warisan Nabi yangsesungguhnya-ditujukan untuk kita umatnya dalam mencapai kemakmuran, kekayaan, dan kejayaan Islam. Ia paham sepaham-pahamnya bahwa kuat dan menang di dunia dan akhirat melalui perdagangan sangat dianjurkan. Tak pelak lagi, Muhammad terang-terangan menyampaikan, "Berdaganglah engkau, karena 9 dari 10 pintu rezeki berada dalam perdagangan..". Harus diakui, sudah pantaslah beliau menjadi Nabi akhir zaman, seorang manusia pilihan yang memberikan keteladanan dari semua sisi kehidupan. Dalam mencapai kemakmuran dan kekayaan, beliau mengajarkan dengan cara-cara yang alamiah dan ideal untuk kita terapkan dalam konsep yang dinamakan islamic entrepreneurship. Langkah-langkah strategis untuk mencapai hal itu dicontohkan secara kaffah, mulai dari motivasi yang kuat, tawakkal hanya

7

SEF MENYAPA Edisi 1 2013

pada Allah, bersabar hingga berserikat dengan pihak ketiga. Di sisi lain, khalifah Ali, sahabat Nabi yang sangat sederhana pernah mengungkapkan dengan tegas, "Seandainya kemiskinan itu berwujud manusia, niscaya aku yang akan membunuhnya!" Sangat relevan dan layak untuk direnungkan bersama. Bagaimana kita sebagai seorang Muslim memiliki semangat mengentaskan kemiskinan, minimal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Membangun kembali kultur Islam yang pro kemakmuran, dengan mengikuti jejak Nabi dan para sahabat terdahulu. Memang perlu digarisbawahi bahwa di akhir zaman layaknya saat ini, sejak kaum Quraisy zaman dulu sampai masyarakat millenium seperti sekarangsangatlah mengagungkan perdagangan. Namun faktanya, bangsa Yahudilah yang diam-diam menguasai bahasa perdagangan ini. Jarang-jarang orang sadar bahwa mereka mendominasi sekitar lima persen penduduk Bumi yang mengangangkangi 80 persen kekayaan dunia. Sebuah kebetulankah? Padahal di satu sisi, jumlah mereka hanya belasan juta

Dengan piawai dan lihainya mereka menyetir kebijakan dan kekuasaan di dunia, sementara rasa benci kita terhadap kaum tertentu justru membuat kita lemah dan tak mau berbenah. Justru hendaknya kita mengambil hikmah dan mau belajar dari kondisi saat ini. Lagipula, ada harapan dari suatu temuan yang menarik. Bahwa dalam analisa sejumlah pakar mengemukakan bahwa kekuatan besar Islam akan bangkit kembali dimuka bumi ini, sejalan dengan China. Analisa kebangkitan ini tentu bukanlah mengada-ada, terbukti di beberapa benua Islam mengalami pertumbuhan tertinggi dan menjadi agama paling banyak dianut setelah Nasrani. Sayangnya, orang Islam sendiri kurang melek akan harapan ini.

oleh Abdul Hafizh Asri, Manajemen 2011

“

Seandainya kemiskinan itu berwujud manusia, niscaya aku yang akan membunuhnya! Ali bin Abi Thalib

TALKING POINT Satu Kata Tentang Ekonomi Islam halal

maslahah

seru

oke

solusi

hebat

komprehensif

Belajar dari kondisi perekonomian yang diterapkan Nabi dan para sahabat, konsep islamic entrepreneurship itu memaknai produksi dan konsumsi secara tepat. Di satu sisi, mereka menggalakkan produksi sebesar-sebesarnya dan distribusi seluas-luasnya, agar dapat memakmurkan orang sebanyak-banyaknya. Terbukti, Nabi berdagang ke luar negeri setidaknya 18 kali, sementara Umar mewariskan 70.000 properti senilai triliunan rupiah. Namun di sisi lain, mereka juga menggalakkan konsumsi sehemat-hematnya. Memberdayakan harta sebaik mungkin, terlihat dari kesederhanaan makanan dan pakaiannya sehari-hari. Menjadi kaya ala Nabi lewat jalan islamic entrepreneurship, inilah solusi yang coba ditawarkan untuk mengentaskan kemiskinan di muka bumi ini. Perlu diingat, bahwa kekayaan bukanlah tujuan, melainkan alat syiar, dakwah dan beribadah dalam Islam. Ya, dengan alat ini, Insya Allah kita akan lebih mudah menegakkan ekonomi syariah, meningkatkan bargaining position umat muslim, dan masih banyak lagi. Dengan begitu, bukan tidak mungkin kebangkitan dan kejayaan Islam yang digdaya dapat kembali terwujud untuk kemaslahatan umat di dunia ini.

SEF MENYAPA Edisi 1 2013

8


inspirasi oleh Hesti Setyaningrum

Diary Perjalanan Kita Kawan… Berhentilah sejenak dan renungkanlah kembali Perjalanan ini, akan kau bawa kemana? ke arah yang lebih baik atau tetap saja seperti ini? Yah, tentunya ke yang lebih baik Kawan… Ambillah keputusan dan jalanilah dengan segala konsekuensinya Peluang kita begitu luas, keputusan kita pilihan yang pantas Dengan satu motivasi yang ada, yaitu Allah Karena cinta terabadi ialah cinta kepada Allah Karena ridhoNya langkahkan kaki kita semakin ringan Dialah motivator utama, penggerak kita mengubah kehidupan ini Kawan… Jika niat telah tepaku karena Allah, tak kan terasa secuil rintangan yang menyandung Jangan sampai kita terlena dengan kekonvensionalan ini Hanya untuk penuhi duniawimu yang sementara ini Yang selalu berkawan dengan riba, gharar, dan keluarganya… Hingga kita lupa akan tugas yang sesungguhnya Ya, mungkin itu hanyalah sebuah ketidak sengajaan atau memang itu harus disengaja Entahlah… Yang penting, janganlah kita terpaku dengan asumsi dan persepsi duniawi ini Yang selalu ingin memenangkan diri sendiri Kawan… Kita hanya perlu rencana yang sederhana dan akan selalu sederhana Desain oleh Zidnie Zakia

9

SEF MENYAPA Edisi 1 2013

Dari keluarga kecil inilah kita diharapkan Harapan untuk mengubah apa yang seharusnya diubah

SEF MENYAPA Edisi 1 2013

10


CALL FOR CONTRIBUTOR SEF MENYAPA SEF Menyapa merupakan buletin yang menampung inspirasi, ide, dan gagasan dalam pengembangan ekonomi Islam serta media dakwah dan sosialisasi berbagai kajian, diskusi, maupun program Shariah Economics Forum UGM. Siapapun yang berminat menulis dan berkontribusi ide dapat mengirimkan gagasan tertulisnya untuk edisi depan yang rencana terbit pada akhir bulan April.

Tema:

Globalisasi dan Ekonomi Islam Format Penulisan - Opini 500 kata (2-3 opini terpilih yang dimuat per edisi). - Karya bebas 250 kata seperti prosa, puisi, dsb yang relevan dengan tema (hanya 1 karya terpilih yang dimuat per edisi). Format file .doc dikirim email ke kajiansef@yahoo.co.id Deadline: 15 April 2013 pukul 23.59 Wajib menyertakan nama lengkap, asal instansi, jurusan, angkatan, dan foto diri formal dalam format .jpg. Kontak Mutiara 081932764300 Ibnu 085725021995

sef ugm inspiratif dinamis


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.