K-O-I-N-O-N-I-A K-O-I-N-O-N-I-A
Vol. 5 Issue 8 | 22 Januari 2018
Head Office Newsletter
Inspiration
Kisahnya siapa? Bagi kita yang suka mendengarkan lagu-lagu era 90-an, pastilah familiar dengan lagunya Michael Jackson (MJ) yang berjudul Heal the World. Di lagunya yang sangat terkenal ini, MJ mengetahui bahwa kita perlu dunia yang lebih baik. Dunia yang bebas dari permusuhan, ketakutan, pertumpahan darah dan penderitaan. Dalam lagunya dia mengajak umat manusia untuk menyembuhkan dunia, peduli satu sama lain, menghentikan pertikaian. Bahkan di bagian bridge lagu tersebut, Jackson menyebutkan tentang mimpi dunia yang lebih baik ini akan tersingkapkan dengan wajah yang suka cita, dunia ini akan bersinar lagi dalam anugerah (the world we once believed in will shine again in grace). Di bagian akhir bridge lagu tersebut, bahkan dia menyebutkan bahwa dunia ini bersifat surgawi (this world is heavenly) dan mengajak kita menjadi terangnya Tuhan (be god’s glow). Saya pribadi kurang tahu mengenai iman Michael Jackson, apa yang dia percayai secara rohani. Tetapi, apa yang diungkapkan Jackson dalam lagu tersebut mengenai dunia yang lebih baik, yang akan bersinar lagi dalam anugerah dan mengajak umat manusia yang mendiami bumi ini untuk menjadi terangnya Tuhan adalah benar. Bahwa kesembuhan dunia dan keadaannya menjadi lebih baik adalah pekerjaan “umat” bukan pribadi. Bila banyak orang serentak menghentikan kejahatan, mengerjakan kesembuhan bagi dunia yang lebih baik, hal itu dapat terwujud. Bila hal seperti ini dapat dirindukan oleh seorang Michael Jackson, bagaimana dengan kita sebagai umat
Allah di dalam Kristus? Dalam bukunya yang berjudul “A light to the nations: the missional church and the biblical story, Michael Goheen (2011) mengatakan bahwa Allah mengucap janji di bagian awal kisah Alkitabiah bahwa Dia akan membuat dunia yang baru. Dia memilih sebuah komunitas untuk mengerjakan pemulihan di tengah sejarah hidup manusia. Komunitas yang benar-benar dapat berkata “Saya harap suatu hari kalian dapat bergabung dengan saya dalam mewujudkan pengetahuan akan Allah, sukacita, kebenaran, keadilan dan kedamaian yang suatu hari akan memenuhi bumi.” Hidup kita sebagai umat tebusan Allah di dalam Kristus, baik dalam perkataan dan perbuatan seharusnya menyatakan “Kami adalah pratinjau (preview) dari hari yang baru, dunia yang baru. Karena suatu hari dunia ini benar-benar akan hidup sebagai suatu kesatuan. Maukah kalian bergabung dengan kami?” Oleh
K-O-I-N-O-N-I-A karena itulah gereja dipilih untuk merasakan keselamatan. Inilah jati diri kita (sebagai umat yang diselamatkan, tambahan dari penulis). Sebagai umat Allah, identitas kita bersifat missional. Kita mengambil peran dalam kisah Allah dalam konteks budaya dimana kita berada dan berpartisipasi dalam misi Allah untuk mengerjakan pembaharuan dan pemulihan di dalam budaya tersebut (hal 3-5). Sebagai sebuah sistem sekolah Kristen, SDH juga memiliki identitas yang sama. Hal ini tercermin dalam visi dan misi sekolah kita. Sudah sepatutnyalah dalam kegiatan apapun yang berlangsung di sekolah kita, dari rutinitas sehari-hari di kelas sampai kegiatan besar istimewa yang tidak terjadi tiap hari kita melakukannya secara missional. Artinya, para guru dan staf menyiapkan dan menjalankan kegiatan-kegiatan tersebut dengan penuh kesadaran bahwa mereka sedang menghidupi kisah Allah dalam konteks budaya yang ada saat ini dan berpartisipasi dalam misi Allah dalam memulihkan budaya tersebut. Dengan kesadaran yang demikian, segala sesuatu yang terjadi di kelas dan luar kelas, dalam setiap interaksi yang terjadi di antara pemangku kepentingan di sekolah, kita lakukan secara missional. Kita tidak seharusnya menghidupi kisah konsumerisme, kapitalisme dan postmodernisme yang merupakan kisah yang ada di tengah-tengah budaya dunia saat ini. Kita ada hanya untuk menghidupi kisahnya Allah dan terlibat dalam pemulihan kisah budaya yang ada saat ini agar kembali ke tujuan semula Allah. Bagaimana dalam pembelajaran, pemberian tugas, dan program-program sekolah, kita tidak bermewah-mewah, tidak mendorong komunitas sekolah menjadi konsumen, tetapi sebagai komunitas yang berkreasi memanfaatkan apa yang ada di depan mata menghasilkan dan mem-
buat sesuatu. Kita juga mendorong komunitas sekolah kita menjadi komunitas yang berani mengambil sikap terhadap hal-hal yang prinsipil, tidak terlena dengan hal-hal relatif dan toleransi yang tidak kritis. Belajar dari masa lalu gereja, ada di antara mereka yang mendukung Nazi di Jerman, Apartheid di Afrika Selatan, dan kekerasan suku di Rwanda, janganlah sampai sekolah kita tercatat sebagai sekolah yang mempraktikkan bukan kisahnya Allah dalam kehidupan Pendidikan kita. Bukanlah perbuatan-perbuatan baik dan terpuji secara moral yang kita kejar karena itu pun dilakukan oleh sebagian orang yang tidak mengenal Kristus. Tetapi praktik-praktik hidup yang berpusatkan kepada Yesus Kristus, kepada Injil yang menyingkapkan kepada kita siapa Allah dan tujuanNya bagi seluruh ciptaan. Satusatunya realita dunia pendidikan Sekolah Dian Harapan (SDH) adalah kisah alkitabiah, bukan kisah-kisah yang lain. Biarlah dalam mengawali tahun 2018 ini sebagai komunitas umat Allah, dengan segala kerendahan hati kita memohon kemurahan dan anugerah Allah agar kita dimampukan menghidupi identitas missional kita di dalam segala aspek kehidupan pendidikan kita. Puji syukur kepada Allah karena Dia yang memanggil kita kepada persekutuan dengan anakNya Yesus Kristus, Tuhan kita adalah setia. (1 Kor 1:9). Dengan mengandalkan kekuatan Roh Kudus, kiranya di tahun yang baru ini kita terus dimampukan untuk menyatakan keutamaan Kristus dan terlibat dalam pemulihan yang bersifat menebus segala sesuatu di dalam Dia melalui pendidikan holistis di setiap unit SDH dimanapun Tuhan ijinkan berada. (Hanna Parapat)
sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Kolose 2:3
Praise
PD Biblical Theology Para Pemimpin Baru di SDH belajar untuk memahami dengan benar kisah Allah dalam Alkitab melalui acara PD Biblical Theology yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Jonathan Lowijaya, S.Th., M.Th., D.A.R., D.Min. pada tanggal 16-17 Januari 2018.
Prayers
Open House
Open House yang sedang dilaksanakan di beberapa unit, kiranya Tuhan pimpin dan berikan hikmat bagi para leader dan guru/staf di unit yang mempersiapkannya.
PD di SLH Bersyukur untuk PD di unit-unit SLH semester 2 yang akan rampung di awal bulan Februari. Kita doakan supaya terjadi saling belajar satu sama lain, sehingga terus belajar menuju pendidikan Kristen yang solid. Dalam semester 2 tahun ajaran ini, Pemimpin SDH LV terlibat dalam PD Guru di SLH Curug dan Banjar Agung, Pemimpin SDH Daan Mogot ke SLH Medan dan Sekampung, Pemimpin SDH Palembang ke SLH Jati Agung dan Gunung Agung, Pemimpin SDH Manado ke SLH Tomohon, dan Pemimpin SDH Makassar ke SLH Toraja
PD Guru & Staf di SLH Banjar Agung yang diberikan oleh Ibu Martha dan Ibu Fini dari SDH Lippo Village
PD di SDH Mari kita berdoa untuk team PDCE, Mr. Brian Cox, dan beberapa Guru/pemimpin Sekolah Pelita Harapan yang akan terlibat dalam membimbing guru-guru SDH dalam PD SDH Semester 2. Kita doakan kesehatan dan hikmat bagi para pembicara dan kerinduan untuk belajar bagi para guru/staff sehingga semakin menuju pendidikan Kristen yang solid.
PD Guru di SLH Way Pengubuan, Lampung, dipimpin oleh Pak Rudi Wijaya, SDH Cikarang