![](https://assets.isu.pub/document-structure/220321081009-eae96c08ba955e4a1a8abfe7c6480496/v1/22b6bcc6ba3070b5c9d71e5bc7fbbe91.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
3 minute read
Resensi Film
Makna Perempuan Sebagai Kanca Wingking
Judul: Habibie Ainun 3 Sutradara: Hanung Bramantyo Produser: Manoj Punjabi Skenario: Ifan Ismail Produksi: MD Pictures Durasi: 121 menit Resentator: Yessi Zuana K
Advertisement
“Saya mencintai Ainun, saya tidak penah merasa ditinggalkan Ainun. Karena beliau selalu berada di hati saya”.
Begitulah salah satu cuplikan dalam trailer film Habibie Ainun 3 yang rilis 19 Desember 2019 kemarin. Sekilas memang terlihat seperti film yang mengusung genre romantis. Namun perlahan jika diperhatikan secara seksama, ekspektasi itu akan terpatahkan dengan sendirinya. Menjadi salah satu drama biopik Indonesia, Habibie & Ainun 3 besutan sutradara kenamaan Hanung Bramantyo ini tidak hanya mengisahkan romantisme BJ Habibie dengan Hasri Ainun Besari saja. Lebih dari itu, film yang tembus hingga 2 juta penonton ini mengisahkan tentang bagaimana Ainun muda yang diperankan oleh Maudy Ayunda menggapai mimpinya. Mengambil latar belakang waktu tahun 1950-an atau saat Ainun duduk di bangku SMA dan kuliah, film ini diawali dengan adegan saat Habibie menceritakan sosok Ainun kepada anak dan cucu-cucunya di ruang keluarga atas permintaan mereka sendiri. Ainun muda yang oleh Habibie dijuluki seperti gula jawa digambarkan sebagai sosok cerdas yang bercita-cita menjadi seorang dokter. Keinginannya ini dilatarbelakangi oleh kesengsaraan hidup bangsa Indonesia pada masa penjajahan yang diceritakan pada kilas balik saat Ainun masih kanak-kanak.
Pada saat itu, Ainun kecil ikut membantu perjuangan ibunya dalam menjalankan tugas sebagai bidan. Derasnya hujan, besarnya resiko tertangkap tentara Jepang, maupun jauhnya jarak yang harus ditempuh untuk menolong warga yang akan melahirkan tidak menghalangi Ibunya dalam melaksanakan tugasnya. Sejak itulah kecintaannya kepada bangsa semakin mengakar. Keinginan kuat untuk mengabdi kepada bangsanya membawa Ainun muda belajar di fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Waktu membawa Ainun terus tumbuh, ia berhasil menjadi mahasiswa kedokteran yang berani menentang segala bentuk perploncoan dan diskriminasi terhadap perempuan. Sifat keperempuanan dan kegigihan yang melekat pada dirinya menjadikan Ainun sebagai sosok idola di kalangan pemuda. Hingga membuat seorang bernama Ahmad jatuh hati padanya. Namun kisah mereka tak berujung sampai altar pernikahan.
Ingatan Ainun kembali melompat pada seorang laki-laki yang pernah ia temui saat perpisahan SMA. Laki-laki yang bercita-cita mempersatukan Indonesia dengan pesawat terbang, yang secara tidak langsung membuat Ainun merasa takjub. Laki-laki itu adalah Rudy Habibie.
Optimisme Rudy terhadap bangsanya membuat Ainun mulai meragu pada Ahmad. Diperankan oleh Jefri Nichole, sosok Ahmad dikenal sebagai pemuda cerdas dengan segudang keraguan terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Baginya, orang Indonesia memiliki banyak kebobrokan mentalitas, mulai dari masalah kecil seperti suka berprasangka buruk hingga kecurangan dalam hal politik. Inilah yang membedakan Rudy dengan Ahmad di mata Ainun. Hubungan asmara ketiganya dibawakan dengan sangat dewasa tanpa ada pertentangan khas cerita asmara anak remaja.
Representasi makna kanca wingking
Menjadi pertanyaan menarik memang, bagaimana seorang Ainun yang penuh ambisi rela untuk melepas pekerjaannya.
Setelah ia disunting Habibie, dengan berbekal dua koper pakaian mereka bertolak dari tanah air pada tahun 1962. Pada saat itu dengan suka rela Ainun meninggalkan pekerjaan sebagai asisten di bagian kesehatan anak Fakultas Kedokteran UI. Saat tiba di Jerman pun ia memilih untuk tidak bekerja. Meskipun sempat hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit, Ainun tetap memilih untuk menjadi istri dan ibu seutuhnya.
Pilihan hidup Ainun, mengingatkan kita pada filsafat Jawa yang mengatakan bahwa perempuan sebagai Kanca wingking. Meskipun untuk beberapa hal, kata ini dimaknai negatif, namun jika ditelisik lebih jauh ada kedalaman makna yang terkandung di dalamnya.
Kanca Wingking mirip dengan Tut Wuri Handayani yang berarti sebagai teman yang mendorong dari belakang. Memberi dukungan dan semangat serta pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan langkah yang akan diambil ke depannya. Tidak hanya sebagai pengupas bawang, pengulek cabai, pemarut jahe dan lengkuas di dapur.
Lewat film ini, Ainun seolah ingin memberi tahu bahwa tidak bermasalah untuk berperan di belakang layar atau menjadi Kanca wingking.Karena pada hakikatnya kesetaraan tidak hanya bersifat material saja, tetapi juga kesetaraan yang bersifat nilai.n