3 minute read
3.1.2 Zona Rawan Bencana
from Laporan Akhir Studio Perencanaan Kota-BWP PPK Simpang Kelaping, Kabupaten Aceh Tengah- Tahun 2022
2. Perkantoran, pertokoan dan tempat usaha dengan KDB diatas 70% memiliki minimal 2 pohon kecil atau sedang yang ditanam pada lahan atau pada pot berdiameter diatas 60 cm; dan 3. Persyaratan penanaman pohon pada perkantoran, pertokoan dan tempat usaha dengan KDB dibawah 70% berlaku seperti persyaratan pada RTH pekarangan rumah dan ditanam pada area di luar KDB yang telah ditentukan.
3.1.2 Zona Rawan Bencana
Advertisement
Zona rawan bencana adalah zona yang berpotensi mengalami bencana alam yang tinggi. Zona rawan bencana pada BWP terdiri dari rawan bencana angin putting beliung, rawan bencana longsor, rawan bencana banjir dan rawan bencana kebakaran. Pada zona yang rawan terhadap bencana di BWP, maka perlu memperhatikan ketentuan sebagai berikut. 1. Membatasi pengembangan kawasan permukiman yang berada di zona rawan bencana; 2. Merelokasi bangunan-bangunan yang berada di zona rawan bencana; 3. Kegiatan utama tidak dibangun pada kawasan rawan bencana.
Adapun zona rawan bencana pada BWP berdasarkan klasifikasi jenis bencana adalah sebagai berikut.
A. Zona Rawan Bencana Angin Putting Beliung
Zona rawan bencana angin putting beliung adalah kawasan yang rawan akan bencana angin putting beliung yang disebabkan oleh kondisi geomorfologi, atmosfir dan iklim tropis. Arahan pemanfaatan zona yang berada pada kawasan rawan bencana angin putting beliung adalah sebagai berikut. 1. Pengadaan sarana rambu-rambu peringatan bencana dan rambu jalur evakuasi. 2. Pembangunan rumah atau Gedung sesuai struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan pada tekanan dan terjangan angin 3. Membangun peralatan peringatan dini yang terhubung dengan satelit cuaca dan sarana untuk menyebarkan luaskan hasil pantauan peringatan dini; 4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam tekanan dan terjangan angin; dan 5. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas penting pada daerah yang terlindungi dari serangan angin.
B. Zona Rawan Bencana Longsor
Zona rawan bencana longsor adalah kawasan yang potensial terjadinya perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran
tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Arahan pemanfaatan zona yang berada pada kawasan rawan bencana longsor secara rinci dapat dilihat berikut ini: 1. Dilarang membangun bangunan pada di bawah/diatas lereng dan pada lereng yang terjal (>40%); 2. Dilarang memotong tebing jalan menjadi tegak; 3. Kawasan dengan kemiringan diatas 40% harus dikonservasi; dan 4. Areal aman/sempadan longsor minimal lebarnya sama dengan tinggi tegakan tebing
C. Zona Rawan Bencana Banjir
Zona rawan bencana banjir adalah kawasan dengan aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah disisi sungai. Arahan pemanfaatan zona yang berada pada kawasan rawan bencana banjir secara rinci dapat dilihat berikut ini: 1. Dilarang membangun perumahan dan permukiman. Perumahan yang sudah ada didorong untuk direlokasi; 2. Dilarang membangun jembatan yang mengurangi lebar palung sungai; 3. Dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian/perikanan dengan tetap mengantisipasi banjir bandang; 4. Melakukan pembersihan daerah aliran sungai secara berkala; 5. Memperbaiki and membersihkan saluran pengairan pada setiap kampung yang berisiko bencana banjir; dan 6. Pengadaan sarana rambu-rambu peringatan bencana dan rambu jalur evakuasi.
D. Zona Rawan Bencana Kebakaran
Zona rawan bencana kebakaran adalah kawasan yang potensial terhadal api yang tidak terkendali di daerah dengan vegetasi yang mudah terbakar. Kebakaran lahan atau hutan terjadi ketika semua elemen yang diperlukan dalam penyulutan api dikumpulkan di area yang rentan: sumber penyalaan dihadapkan dengan bahan yang mudah terbakar seperti vegetasi, yang mengalami panas yang cukup dan memiliki pasokan oksigen yang cukup dari udara sekitar. Arahan pemanfaatan zona yang berada pada kawasan rawan bencana kebakaran secara rinci dapat dilihat berikut ini: 1. Dilarang melakukan pembakaran vegetasi pada saat persiapan lahan pertanian dan perkebunan yang dilakukan dengan cara membakar vegetasi gulma dan semak belukar; 2. Melakukan pengaturan jarak bangunan terutama di kawasan permukiman berkepadatan tinggi; dan