6 minute read

Tabel 6. 4 Kebutuhan Listrik untuk Perumahan

Tabel 6. 4 Kebutuhan Listrik untuk Perumahan

Jenis Rumah Ukuran Petak

Advertisement

Rata-Rata

(M2 ) Luas

Bangunan Rata-Rata

(M2 ) Kebutuha

n (Watt) Jumlah Rumah

Yang Dilayani Gardu (Unit)

Kecil 100 70 450 1.400

Sedang 200 240 1.500 420 Besar 400 300 6.600 100

2. Perkantoran/Jasa/Pertokoan

Untuk bangunan-bangunan perkantoran/jasa/pertokoan, disyaratkan untuk setiap luas lantai bangunan seluas 1.000 m2 / 50.000 m2 menyediakan satu gardu khusus.

2. Ketentuan jarak bebas kawasan sempadan sungai

Penanganan sempadan sungai baik pada wilayah terbangun maupun wilayah tidak terbangun diatur dalam ketentuan berikut :  Lebar sempadan 10 meter di sepanjang kanan-kiri untuk bagian sungai yang tidak bertanggul (RTI-I) dan 5 meter untuk bagian sungai yang bertanggul (pertokoan dan perumahan);  Untuk Irigasi Operasional lebar sempadan ditetapkan 3 meter di kanan kirinya untuk jalur pengawas;  Apabila areal sempadan tersebut di atas telah terbangun sebelum dikeluarkan ketentuan ini, maka bangunan atau elemen fisik lainnya dikenakan disinsentif melalui, pelarangan ijin pengembangan lebih lanjut, pajak/retribusi yang lebih tinggi, pembatasan sarana atau mengenakan denda;  Apabila pada areal sempadan sungai atau irigasi opersional telah terbangun infrastruktur jalan, dengan pertimbangan biaya pembangunan infrastruktur tersebut mahal, maka jalan tersebut dipertahankan dengan tetap melindungi keberadaan sungai, dengan pembuatan tanggul;  Ruang antara Sungai dengan irigasi operasional dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau bersifat publik, bila terdapat fungsi untuk rumah, pertokoan maka kedua fungsi tersebut dikenakan diisinsentif dengan retribusi, pajak yang lebih tinggi;

 Bagian sungai (tepi sungai) yang terkena benturan sungai dan rawan longsor/erosi diperkeras atau dibuat pemecah arus;  Kemiringan lahan yang dianjurkan untuk pengembangan areal publik antara 0- 15 % kemiringan lahan lebih dari 15 % perlu penanganan khusus;  Kegiatan yang dapat dikembangkan pada areal sempadan sungai berupa taman maupun tempat rekreasi yang dilengkapi dengan Sarana areal bermain, tempat duduk, jogging track, perabot taman dan sarana olah raga;  Bangunan di areal sempadan sungai hanya diijinkan untuk tempat ibadah, bangunan

Sarana umurn clan bangunan tanpa dinding dengan luas maksimal 50 m2 /unit;  Khusus pada areal sempadan sungai yang merupakan areal rekreasi yang terintegrasi lanngsung dengan perairan, maka pcugembangan di areal sempadan tepi air ini ditambah dengan iahan dari gaits rata-rata muka air;  Vegetasi yang diijinkan pada areal sempadan adalah diutamakan vegetasi yang memiliki akar tunjang (potion tahunan) untuk mencegah erosi;  Mempertahankan kealamian sungai dengan menghindari pembuatan konstruksi pada sungai, kecuali pada kawasan perumahan yang memerlukan pembuatan tanggul untuk keselamatan perumahan disekitarnya terhadap banjir. Konstruksi buatan itu tetap memperhatikan kealamian sungai;  Dilengkapi dengan lampu-lampu untuk menjamin keselamatan pengunjung waktu malam setiap 10 meter pada tempat-tempat yang banyak dikunjungi atau sepanjang jalur sirkulasi.

3. Standar Pembangunan Menara Telekomunikasi

Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kominfo dan Kepala BKPM tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. 19/PER/M.KOMINFO/3/2009 dan No. 3/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi maka arahan penataan menara telekomunikasi diarahkan untuk sharing antar operator. Kebutuhan tower untuk jangka waktu 20 tahun kedepan dihitung dengan mempertimbangkan beberapa variabel, antara lain kepadatan penduduk, tingkat pemakaian telepon, dan tingkat teledensitas. Pertimbangan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh zona efektif menara telekomunikasi dengan ketentuan teknis sebagai berikut:

A. Kombinasi tenologi :  Inner/Kepadatan Tinggi dan Sedang: UMTS/3G 2100 MHz,  Outer/Kepadatan Rendah: GSM 900/1800 MHz B. Radius 3 cell dari CenterPoint = 400m dan merupakan toleransi pergeseran menara untuk coverage area efektif. C. Minimum satu menara memiliki 2 operator.

Sarana pendukung menara bersama antara lain :  Pentanahan (grounding);  Penangkal petir;  Catu daya;  Lampu halangan penerbangan (aviation abstruction light); dan  Marka halangan penerbangan (aviation abstruction marking).

 Kriteria pendirian menara

Kriteria dasar Pendirian menara pada zona menara disyaratkan memenuhi kriteria dasar sebagai berikut:  Diperuntukkan bagi menara bersama beserta ketentuannya. Pengecualian terhadap ketentuan tersebut mengacu pada Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri,

Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika, dan Kepala

Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 18 Tahun 2009, No.07/PRT/M/2009,

No.19/PER/M.KOMINFO/03/2009, No.3/P/2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi;  Sedapat mungkin memanfaatkan struktur menara yang sudah ada dan memenuhi kriteria keamanan serta keselamatan bangunan menara;  Jika tidak terdapat menara yang memenuhi ketentuan seperti pada huruf b, maka dapat memanfaatkan struktur bangunan yang ada yang memenuhi kriteria keamanan dan keselamatan bangunan, dengan ketentuan tinggi menara rooftop tidak melebihi selubung bangunan yang diizinkan;  Mempunyai luas lahan minimal yang cukup untuk mendukung pendirian menara dan akses pelayanan/pemeliharaan menara sesuai peraturan perundang-undangan terkait lingkungan hidup dan petunjuk teknis ini;  Jarak minimal antarmenara disesuaikan dengan kemampuan teknologi telekomunikasi yang digunakan oleh tiap penyelenggara telekomunikasi dan

kondisi fisiografis tiap daerah dengan memperhatikan zona menara yang telah ditetapkan. Jarak minimal antarmenara ditetapkan oleh pemerintah daerah bersama penyelenggara telekomunikasi;  Ketinggian menara yang didirikan harus mengikuti rencana tata ruang yang berlaku pada masing-masing daerah (tidak melebihi amplop bangunan);  Memperhatikan peraturan perundang-undangan terkait (contoh: ketentuan terkait

KKOP dan kawasan cagar budaya); dan memperhatikan kearifan lokal; dan  Radius keselamatan ruang di sekitar menara dihitung 125 (seratus dua puluh lima) % dari tinggi menara, untuk menjamin keselamatan akibat kecelakaan menara.

Tinggi menara tersebut diukur dari permukaan tanah atau air tempat berdirinya menara. Radius keselamatan ruang di sekitar menara tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik menara terkait.

Pendirian menara harus memperhatikan:  Aspek keamanan dan keselamatan menara;  Peruntukan/fungsi lahan dan karakter lingkungan di sekitarnya; dan  Aksesibilitas

 Kriteria teknis pendirian menara

Kriteria teknis pendirian menara mreliputi:  Konstruksi

Konstruksi menara dirancang dengan kekuatan untuk digunakan sebagai menara bersama dan harus memenuhi standar kelayakan menara untuk menjamin keamanan dan keselamatan. Pendirian menara harus memperhatikan kestabilan tanah dasar pondasi serta memenuhi SNI yang terkait dengan bangunan gedung dan perumahan, terutama : a. SNI 03–1726–edisi terakhir tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa

Untuk Rumah dan Bangunan Gedung; b. SNI 03–1727–edisi terakhir tentang Tata Cara Perhitungan Pembebanan Untuk

Bangunan Rumah dan Gedung; c. SNI 03–1728–edisi terakhir tentang Ketentuan Tahan Gempa Untuk Struktur

Baja; dan d. SNI 03–284–edisi terakhir tentang Tata Cara Perencanaan Beton dan Struktur

Dinding Bertulang Untuk Rumah dan Gedung.

 Lansekap

Lansekap kaki menara didesain agar lahan dapat digunakan sebagai taman atau

RTH dengan menetapkan jenis tanaman yang sesuai sehingga menciptakan keseimbangan dan keserasian dengan lingkungan sekitar. Desain menara yang ditempatkan pada RTNH harus merepresentasikan karakter kawasan di sekitarnya.  Pagar Pembangunan pagar di sekeliling menara berfungsi untuk keamanan dengan tetap

Memperhatikan aspek kualitas visual ruang dan menghindari akses bebas, dengan desain tinggi pagar 2,4 s.d. 3 meter. Jenis bahan pagar yang digunakan harus mampu mengamankan area menara dan dirancang tembus pandang untuk memudahkan pengawasan.  Penanda (signage)

Lokasi menara harus dilengkapi dengan informasi fungsi, spesifikasi teknis, penyelenggara menara, dan lampu keselamatan operasi penerbangan, serta tidak diperkenankan adanya reklame, billboard, dan elemen sejenis dalam ruang

menara.

 Kamuflase

Untuk zona yang ditetapkan sebagai sub zona menara bebas visual disyaratkan menara dengan kamuflase, yang bertujuan untuk menjaga kualitas estetika ruang.

Desain menara kamuflase harus menyatu dengan karakter lingkungan di sekitarnya yang dapat dilakukan dengan: pemilihan warna yang sesuai sehingga menyamarkan keberadaannya; dan pendirian bangunan menara didesain agar tidak berwujud seperti fisik menara.  Fasilitas pendukung menara Menara

Disyaratkan agar dilengkapi dengan fasilitas pendukung menara yang meliputi: pentanahan (grounding), penangkal petir, catu daya, lampu, dan marka halangan penerbangan. Disamping itu, untuk pelayanan dan pemeliharaan dibutuhkan akses menuju lokasi menara yang disesuaikan dengan ketersediaan ruang yang ada.  Ketentuan menara rooftop

Untuk menara yang didirikan di atas bangunan harus mengikuti aturan bangunan gedung di daerah tersebut.

This article is from: