![](https://assets.isu.pub/document-structure/221217185205-c0019d5489481973935d4cb74ef94032/v1/4c974a368259488f28fd7e2b5eb1d6dc.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221217185205-c0019d5489481973935d4cb74ef94032/v1/316e3eeaf1e3bfcf982b43cbf22a4506.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221217185205-c0019d5489481973935d4cb74ef94032/v1/21ca61442c90a09bfaf0dbd1d8df08b9.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221217185205-c0019d5489481973935d4cb74ef94032/v1/e540af3d74bdaf518fa2696276cb8a23.jpeg)
Salam redaksi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat bersua lagi para pembaca setia Majalah Tena di tahun 2022!
Salam perkenalan dari kami untuk edisi majalah ke satu “Tena”. Kami segenap tim redaksi Majalah Tena mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izinnya pada penerbitan majalan Tena di tahun 2022 ini. Edisi ke satu ini bertemakan Wastra Nusantara Aceh yang akan memberikan pengetahuan seputar wastra yang diharapkan dapat menmabah wawasan para remaja. Semoga dengan adanya majalah ini kita bisa mengetahui lebih banyak tentang wastra budaya asal Aceh
Salam Redaksi!
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Wastra
Redaksi
Pembuatan Sarung Ija Kroeng Pelelangan Produk Ija Kroeng Kain Songket Darliana Pelestarian Songket Khas Aceh Kisah Lawas Songket Aceh Nyakmu yang Mendunia
Pesona Gaun Songket Aceh di Ajang Bergengsi Paris Fashion Week 2022 Anak Muda Pelestari Songket Aceh Makna Religius Kain Motif Khas Aceh
Makna Dibalik 2 Ragam Hias/Motif Khas Aceh
Mengetahui Filosofi Hidup Daru
Proses Pembuatan Wastra Lima Potret Artis yang Kenakan Wastra Aceh Dihari Pernikahannya Referensi Style Busana Muslimah dengan Wastra Tantangan Milenial Dekat dengan Wastra
"Peulalu Koleksi Syukriah Erusydi Keeksisan Kasab Sulaman Emas Khas Kuala Baru Aceh Singkil Keunikan Kasab Sulaman Emas Khas Pidie
Bungong Kalimah, Motif Asal Aceh yang berisikan Kalimat Allah Ketua Dekranasda Aceh Singkil Kunjungi Pengrajin Sulam Kasab Kuala Baru
DISPAR Kota Banda Aceh Tinjau rumah Tenun Songket Aceh Di Lamgugob
Ketua Dekranasda Aceh Menilik rumah Produksi Tenun Gampong Peulalu
Pengembangan Aplikasi Motif Pisang Dua Mu Dan Motif Kande Pada Wastra Aceh Utara Batik Khas Pasee Aceh Utara Berhasil Mendapatkan Hak Paten Songket Aceh Tidak Kalah Saing Dengan Batik Rawat Kain Songketmu Agar Tetap Indah Bincang wastra QNA Session Quiz Tena Magazine
Ija Kroeng merupakan merek atau brand dari produk sarung khas Aceh yang dimiliki oleh seorang desainer ternama Khairul Fajri Yahya, dipasarkan hingga ke luar negeri.
Pernahkah Anda mendengar nama itu? Nama Ija Kroeng memang masih jarang terdengar di masyarakat. Namun Ija Kroeng sudah terkenal di berbagai negara seperti Denmark, Belanda, Norwegia, Malaysia, dan negara-negara lainnya.
Sebenarnya, kain sarung khas Aceh ini sudah ada sejak zaman nenek moyang, tetapi akhirnya terlupakan.
Ija Kroeng sendiri adalah nama yang diambil dari bahasa melayu yang berarti kain sarung. Pembeda antara produk Ija Kroeng dengan kain sarung lainnya adalah produk ini tidak hanya digunakan oleh para laki-laki untuk beribadah, tapi bisa juga digunakan untuk perempuan. Selain itu, kain sarung ini sering digunakan untuk menghadiri pesta, acara resmi, juga aktivitas bermasyarakat lainnya.
Instagram/Ijakroeng
Selain kain sarung, Ija Kroeng juga memiliki banyak produk lain yaitu seperti celana sarung, kain sarung ikat, syal, dan masih banyak lagi. Saat pandemi berlangsung pada tahun 2020, pendapatan Ija Kroeng menurun. Untuk mengatasi hal tersebut, Ija Kroeng membuat inovasi dari produksi kain sarung ke produksi masker kain. Dengan produksi masker tersebut, Ija Kroeng dapat menutup kerugian dari penurunan penjualan kain sarung. Khairul berharap agar produk Ija Kroeng ini tetap populer di pasar lokal sampai ke pasar internasional.
Kini kain sarung mulai dilestarikan kembali oleh pemilik Ija Kroeng yaitu Khairul Fajri Yahya yang merupakan seorang desainer dan juga anggota Indonesian Fashion Chamber (IFC).
Alasan mengapa Khairul Fajri memberi nama produk jualannya dengan merk Ija Kroeng agar mempermudahkan pemasaran produk, karena masyarakat Aceh sendiri sudah familiar dengan nama itu.
Target pasar Ija Kroeng adalah para kaum milenial, karena kain ini dapat mereka menggunakan produk Ija Kroeng untuk bepergian atau hanya untuk sekedar berkumpul dengan teman-temannya.
Tradisi penggunaan kain sarung sudah ada dan dikenal luas dari zaman Kerajaan Aceh Darussalam. Kain sarung tersebut digunakan oleh raja, bangsawan, hingga rakyat biasa. Terlepas dari kasta, usia maupun gender, semua orang dapat memakai kain sarung tersebut.
Ija Kroeng melestarikan budaya Aceh dengan menjual produk-produk kain sarungnya. Produk kain sarung yang diciptakan oleh Ija Kroeng merupakan produk home made yang unik dan memiliki kualitas yang sangat baik. Benang yang digunakan adalah benang yang diimpor dari India yang kemudian ditenun lalu dipotong dan dijahit oleh beberapa penjahit sesuai dengan yang diinginkan. Produk kain sarung tersebut tidak menggunakan mesin untuk pemberian motifnya, karena langsung dilukis dengan cat kain berkualitas agar tidak mudah luntur.
Bukan hanya kain sarung, Ija Kroeng juga memproduksi hal lain seperti t-shirt, syal, tas dan lain-lain untuk melengkapi kebutuhan fashion konsumen. Ija Kroeng tidak lupa menambahkan berbagai ornamen khas Aceh untuk memperkenalkan bahwa produk tersebut merupakan produk khas milik Aceh.
Khairul Fajri Yahya, perajin kain sarung tersebut berkata bahwa kain sarung yang ia buat mengandung unsur etnik, elegan dan juga kasual. Bahkan terkadang saat ada sebuah acara atau peringatan harihari besar. Ija Kroeng akan merilis produk khusus yang akan dijual pada saat acara atau peringatan hari-hari itu saja. Misalnya saat memperingati hari raya Islam, Ija kroeng hanya akan memproduksi warnawarna polos, seperti warna abu-abu, hijau dan merah marun.
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang atau yang bisa disingkat menjadi KPKNL merupakan Lembaga yang bertugas untuk melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan, piutang negara dan pelelangan. Pada tanggal 30 Agustus 2022, KPKNL Banda Aceh mengadakan pelelangan produk usaha kecil, mikro dan menengah. Ija Kroeng, salah satu brand ternama yang berhasil mengharumkan nama Aceh hingga ke luar negeri ini berkesempatan untuk menggunakan layanan lelang yang diselenggarakan oleh KPKNL Banda Aceh. Dari sekian banyaknya produk yang dimilki Ija Kroeng, ada 5 produk yang dipilih untuk dilelang, yaitu sarung ikat, sarung yang berbentuk celana, juga kain sarung yang memiliki motif. Dengan keikutsertaan Ija Kroeng pada acara pelelangan tersebut, Ija Kroeng sukses menjual beberapa produk pada saat lelang berlangsung dan juga mereka berhasil untuk mempromosikan produk – produknya kepada masyarakat Banda Aceh untuk meningkatkan daya jual produk mereka.
Darliana pemilik Mutiara Songket yang terus berinovasi dan berkembang sesuai tren yang ada di masyarakat ini merupakan seorang pengrajin tenun yang tekun dan ulet sejak tahun 1975. Usaha tersebut berawal dari Ia yang bekerja dengan saudaranya hingga akhirnya Darliana memutuskan untuk memulai karirnya secara mandiri. Bermodalkan alat tenun tradisional Aceh, satu persatu helai benang mulai ditenun dengan lincah sesuai dengan pola yang membentuk sulam.
Tangan dan kakinya seirama dan sangat cekatan dalam menenun kain songket khas Aceh tersebut.
Seiring berjalannya waktu, dari yang awalnya hanya satu alat tenun, kini Darliana memiliki lebih dari 10 alat tenun tradisional yang berjejer rapi di dalam sebuah bangunan yang berpapan nama Mutiara Songket. Pembuatan satu kain songket memakan waktu sekitar 10 hari. Banyak ragam motif yang Darliana tenun, seperti motif bungong keupula dan pinto Aceh.
Produk Kain Songket milik Darliana pernah mendapatkan pengakuan dari Ny. Nur Asia Uno Istri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yaitu bahwa produk miliknya sangat layak untuk dipasarkan sampai ke manca negara karena kualitasnya yang sangat bagus.
Kesempatan emas ini dimaksudkan untuk membuat peserta pelatihan menjadi lebih kreatif, memperluas pengetahuan dan mengasah kemampuan menenunnya. Peserta pelatihan tidak hanya dari Aceh Besar saja, tapi juga dari Aceh Tamiang, Aceh Timur, Langsa dan Bener Meriah. Peserta pelatihan mendapatkan bantuan dari BI berupa beberapa alat tenun tradisional, mesin palet dinamo, beberapa rol benang serta pewarna benang.
Pelatihan ini dilakukan untuk mengembangkan usaha mikro dari yangterkecilhinggaindustri menengah. Juga diharapkan agar para peserta yang dilatih dapat termotivasi dan semakin terlatih untuk membuat dan melestarikan kain songket dengan kualitas yang baik. Jika harapan tersebut sudah terpenuhi, industri kreatif tenun songket akan menjadi senjata baru ntuk meningkatkan perekonomian masyarakatAceh.
Kain Songket merupakan salah satu warisan budaya turun temurun yang dulunyadigunakan oleh Raja dan para bangsawan. Untuk melestarikan kain songket ini, Bank Indonesia (BI) yang berada di Lhokseumawe mengadakan pelatihan menenun kain songket yang dipimpin oleh desainer ternama yaitu WignyoRahadi.
cr : google
aru-baru ini nama songket aceh kembali muncul di permukaan berkat Ariel Tatum, publik figur indonesia yang mengenakan gaun songket karya desainer ternama Didiet Maulana di event bergengsi paris fashion week 2022. Bermula dari ariel tatum yang menginginkan sebuah gaun bernuansa wastra indonesia, kemudian diwujudkan oleh sang desainer didiet maulana yang tertarik dengansongketasalacehtersebut.Inibukan kali pertama songket aceh naik ke kancah dunia, tetapi sudah pernah dikenalkan ke berbagainegarabeberapaabadyanglalu.
DilansirdariDisparbudAceh10/16, brand lokal songket Nyakmu pernah mendunia. Maryamu atau biasa dikenal oleh masyarakat Gampong Siem Aceh Besar dengan nama Nyakmu, adalah saksi sejarah kebangkitan kerajinan tenun songket di Aceh. Perempuan yang telah tiada ini, meninggalkan warisan dan juga keteladanan bagi para perajin kainsongket.
Menurut arkeolog asal Aceh, Ibu Laila Abdul Jalil dalam sebuah wawancara langsung, menyebutkan terdapat bukti literatur bahwa tenun songket Aceh dari Desa Siem pada abad ke16-17Mpernahdieksporhingga ke mancanegara. Pada saat itu hasil tenun songket Aceh dibawa oleh para pedagang dari Aceh BesardanPidie. Pada tahun 1980 hingga 1990-an hasilkaryasongketNyakmudijual dan dipamerkan di jakarta, bali dan mancanegara seperti singapura, malaysia, dan sri langka.Padasaatitu,orangdari
seluruh penjuru Aceh ramai yang berkunjung ke rumah ini untuk belajar cara menenun songket dari beliau. Setelah mahir belajar, kemudian murid-murid Nyakmu ini pulang ke kampung halamannya masing-masing untuk mengembangkan kain songketdisana. Nyakmu juga pandai mengembangkan banyak motif baru dari motif-motif tradisional diantaranyapucukrebung,awan siung dan lidah suing atau burung beo. Kemudian motifmotifyangdiciptakansendirioleh Nyakmu di antaranya Pinto Aceh dan Bungong Kertah. Pada masa tersebut, pewarnaan benang dilakukan menggunakan akarakaran, kulit batang kayu, dedaunan dan lumpur sebagai bahan pewarna alami. Pada akhirnya, Nyakmu sendiri berhasil menciptakan sedikitnya 50 motif songketkhasAceh.
Kekayaan motif dan kualitas tenunan menjadi andalan Songket Nyakmu, seperti motif Pucok Aron, Bungong Rante Lhe, Timpeung, Mata Uro, Bungong Kala, Pucok Meuriya, Bungong Reudep dan beraneka ragam motif lainnya terinspirasi dari alamdanlingkunganpedesaan. Atas keberhasilan dalam mengembangkan kelompok tenun songket Aceh, kemudian Nyakmu dianugerahi piala Upakarti tahun 1991 oleh Presiden Suharto. Belum lama naik daun, usaha Songket Nyakmu sudah menghadapi banyak kendala. Akibat krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997, membuat jumlah pesanan kain tenun menurun tajam, dan pemerintah tidak lagi fokus melakukan upaya pengembangan kain tenun. Pada tanggal 26 Desember 2004, musibah gempa dan tsunami yang melanda mengakibatkan sebuah galeri karya songket Nyakmu yang disimpan di Banda Acehrusakparahdanmengalami kerugiantidaksedikit.
Namun terlepas dari semua kendala itu tidak membuat Nyakmu menyerah dan terus berupaya untuk menghidupkan kembali kejayaan dan tradisi menenun. Kini,usahatenunSongketNyakmu terus berdiri meskipun dengan segala keterbatasan. Salah satu keterbatasantersebutialahminat generasi muda untuk meneruskan tradisi menenun. Saat ini Songket Nyakmu untuk sementara tidak dapat memenuhi kesemua permintaan yang datang karena jumlah pengrajin yang terbatas,. Meskipun demikian, Songket Nyakmu selalu berkomitmen menjaga kualitas tenunannya dan berani berinovasi dengan beragam warna yang sedang digemarikalanganmuda.
Oleh : Isna Rifdatul Amiiroh
aun songket yang dikenakan oleh Ariel Tatum berhasil tampil di event besar Paris Fashion Week pada hari Minggu, 2 Oktober 2022 waktu setempat. Gaun hasil kreasi Didiet Maulana, desainer Indonesia ini dirancang khusus menggunakan kain songket asli buatan perajin Aceh. Fitriani, perajin songket asal aceh yang membuat kain songket tersebut mengaku kaget saat melihat kain hasil buatan tangannya itu dipakai oleh publik figur tanah air di ajang internasional. Fitriani menggarap kain songket tersebut selama sepekan sebelum kain songket ini dibeli oleh Didiet Maulana dua bulan yang lalu di Aceh. Menurut Fitriani, pada awal bulan agustus Didiet Maulana datang berkunjung ke Mutiara Songket, tempat Fitriani bekerja. Pada saat itu, Didiet melihat kain songket bermotif Bungong Keupula yang sudah jadi dan siap dijual. Kain sepanjang 1,8 meter itu kemudian dibeli oleh Didiet tanpa memberi tahu untuk dijadikan apa kain tersebut.
Kain tersebu sebuah gaun tulle transpa dari akun ins diberi nama bahasa sans Busana ini t yang bersin Diciptakan d cinta oleh p Krueng Kale Aceh Besar. dan ketangg yang bersa material sol kombinasi ya hidup. Kebera Taburan kris menambah busana.
Aceh merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia dan juga memiliki produk budaya terkait dengan wastra. Salah satu wastra yang sering kita temui pada masyarakat aceh adalah songket aceh. Songket ialah jenis kain tenun tradisional rumpun Melayu yang ada di Indonesia. Songket terbuat dari benang emas dan perak yang ditenun dengan tangan.
Saat ini, pengetahuan masyarakat pada wastra sudah mulai terlupakan termasuk anak muda. Anak muda mulai mengikuti kemajuan teknologi yang sangat
pesat dan menganggap watra ketinggalan sudah tidak menarik lagi, dianggap kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman
Tantangan pelestarian songket aceh dengan membuat sekelompok anak muda untuk mencoba mendobrak eksistensi songket aceh agar dapat bertahan Salah satu pelaksanaanya dengan menyelenggarakan gathering tenun songket.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan mempertemukan para pelakuusahauntukmenghisupkanKembaligeliatsongkehAcehyang pernahmendapattempatkhususdihatiparapencintanya.
Oleh karena itu, jejaring yang dikembangkan melalui media social yang sangat akrab bagi anak muda setidaknya memberikan peluang yang besar dalam mengangkat songket Aceh ke ranah yang lebih luas. Masyarakat dari luar Aceh kemudian mencari dan membuat songket Aceh yang membuat nilai tawaryanglebihtinggi.
Setiap kain khas Aceh pasti memiliki makna tersendiri dilihat dari motifnya. Sehubungan dengan kultur Aceh yang berkaitan erat dengan keagamaan, motif kainnya pun berkaitan erat dengan nilai kereligiusan.
Pada kain motif khas aceh yang satu ini, terdapat tenunan ayat suci al-quran yang ada di bagian ujung kain. Biasanya kain ini digunakan sebagai penutup kepala atau selendang, karena tidak sembarang digunakan di bagian tubuh lain dan berkaitan erat dengan konsep bahwa kalimah Allah harus ditempatkan di posisi yang tinggi
Di dalam Al Quran menyebutkan bahwa salah satu jenis bunga yang ada di surga adalah bunga delima. Sehingga konsep tersebut diwujudkan melalui tenunan kain motif aceh. Selain bunga delima, banyak beredar motif buah manggis yang dianggap menjadi simbol kesuburan lingkungan setempat.
Motif awan melambangkan bahwa masyarakat setempat (aceh) adalah masyarakat yang dinamis atau cepat menerima perubahan ke arah yang lebih baik.
Penggambaran motif tulang ikan atau tuleng iken ini melambangkan sebuah perlindungan. Artinya selembar kain dengan motif tulang ikan ini melindungi pemakainya dari rasa malu karena kain tersebut menutup aurat si pemakainya.
Pulau Sumatera dijuluki sebagai Swarnabhumi yakni sebuah julukan Negeri Emas. Julukan ini diberikan karena Masyarakat Sumatera yang gemar memakai kain Songket. Aceh Besar adalah salah satu wilayah penghasil songket dengan gemerlap warna, corak, dan kilauan emas yang terpancar tenun songket yang sedang dipakai. Sebuah Penghargaan Atas Warisan, Dibalik songket Aceh yang penuh dengan gemerlap tersebut, ternyata memiliki makna filosofi yang sangat mendalam menggambarkan keadaan lingkungan alam sekitar, Merah melambangkan Kepahlawanan, Kuning melambangkan Kerajaan, Hijau melambangkan keagamaan islam. Bahkan setiap mitifnya memiliki makna dan filosofinya masing-masing.
Seperti "Pinto Aceh" yang Motif ini mewakili kepribadian orang Aceh yang selalu rendah hati dan sabar dan Motif "Pucok rebong" yang artinya Pucuk Rebung melambangkan harapan baik, karena bambu adalah pohon yang tidak mudah rebah oleh tiupan angin kencang
Ayu DyahJangan samakan mencuci kain tenun layaknya pakaian lainnya. Gunakan sabun yang lembut dengan air biasa lalu celup-celupkan kain hingga basah. Hindari air panas, mengucek,memeras apalagi menggunakan mesin cuci untuk mempertahanman serat kain
motif Pnto Aceh terinspirasi oleh arsitektur tradisional Aceh yang memiliki pintu yang pendek, tetapi bagian dalamnya cukup luas
Motif ini mewakili kepribadian orang Aceh yang selalu rendah hati dan sabar. Selain itu, motif ini juga menggambarkan bahwa orang Aceh tidak mudah terbuka kepada orang asing, konservatif, tetapi sangat baik kepada siapa pun yang mengenal mereka.
Banyak yang beranggapan bahwa wastra hanya sehelai kain semata, berati mereka belum memahami bagaimana sehelai tenun aceh dibuat. Ketekunan dalam proses adalah salah satu filosofi hidup yang tergambar dari proses pembuatan wastra.
Setiap kain membawa dan memiliki keistemewaanya masing-masing Dan setiap wastra terbaik yang pernah dibuat, selalu dimulai dari pintalan benang yang dikerjakan sehelai demi sehelai. Menenun makna-makna bagi kehidupan di balik keindahan warna dan motif kain yang bereda
Perbedaan warna dan motif, memancarkan keindahan yang sedap dipandang mata. Warna-warni yang beraturan, motif-motif yang bersusunan, model-model yang berbeda mengingatkan kita akan semboyan Bangsa ini; Bhinneka Tunggal Ika; Biar berbeda-beda asal tetap satu jua. Sungguh indah bila hidup bersama dihayati sebagai karunia dari Yang Kuasa.
Teuku Ryan – Ria Ricis
Pada tanggal 12 November 2021 lalu, Ria Riciz dipersunting oleh Teuku Ryan yang merupakan keturunan Aceh. Dalam foto prewedding nya terlihat keduanya serasi dengan balutan busana berwastra Aceh warnamerah.
cr : google
Pasangan artis Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar yang terkenal setelah keduanya membintangi sinetron yang sama, akhirnya melangsungkan akad nikah pada 17 November 2013 silam. Dengan balutan busana wastra Aceh berwarna hitam dan emas, keduanyatampakserasi.
Muzammil Hasballah – Sonia Ristanti
Dengan nuansa pernikahan khas Aceh, Hafidz Qur’an Muzammil Hasballah dan Sonia Ristanti melangsungkanakadnikahmereka pada tanggal 7 Juli 2017 silam dengan mengenakan busana wastra Aceh berwarna hitam-emas dan Sonia mengenakan busana syar’I berwarna merah-emas lengkapdengancadarnya
Aktor kelahiran 1994 ini berhasil mempersunting seorang penggemar kelahiran Aceh, yang akrab disapa Tami. Keduanya melangsungkan akad nikah pada 17 Januari 2021 lalu dengan mengenakan balutan wastra Aceh berwarna hitamdanemas.
Sebagaiwilayahyangsebagianbesar penduduknyamuslim,Acehtetap menunjukkanesksistensinyadalam duniafashion.Memakaipakaian tertutuptidakmenjadihalanganbagi muslimahuntuktetapstylist. Berikutiniadalahbeberapacontoh stylingwastranusantarayangbisa dijadikanreferensiuntukmemadukan wastraAcehdalamberbusana:
Beberapa tahun terakhir ini kaum muda Indonesia mulai tertarik pada wastra tradisional, baik untuk dikenakan sebagai kostum tradisional atau dijahit sebagai busana modern Sering terjadi perdebatan tentang perbedaan antara batik tulis, cap, atau cetak. Kadang perdebatan meningkat menjadi arti motif batik dan jalinan tenun, atau wastra mana yang boleh dipotong dan dijahit menjadi pakaian Ayu Dyah,
Kekayaan wastra tradisional Indonesia memang jarang diajarkan secara akademis atau terstruktur dalam sistem pendidikan Indonesia, kecuali pada jurusan tekstil di sekolah seni Bukan berarti ilmu ini tidak bisa dipelajari secara otodidak dari literatur yang banyak diterbitkan, baik oleh pakar maupun kolektor wastra tradisional Namun sekarang kaum muda cenderung malas untuk mengulik atau mecari literatur mengenai wastra aceh dengan tuju
salah satu upaya mengenal dan melestarikan wastra dengan menjadikan kain wastra nusantara sebagai bagian dari gaya hidup saat ini “Berkain Bersama” di keseharian tentunya akan memperkokoh eksistensi wastra di era milenial Melalui media social dan para influencer dapat menjadikan salah satu cara agar wastra aceh dapat lebih dekat dengan kaum muda saat ini contphnya Lewat akun Instagramnya, @remajanusantara memberikan edukasi mendetail tentang tren berkain mulai dari inspirasi memadupadankan wastra dengan pakaian modern hingga memperkenalkan motif dan sejarah wastra dari berbagai daerah di Indonesia
Designer top Aceh, Syukriah Rusdi dari Rumah Mode Reborn29 akan menampilkan design fashion terbaru dalam gelaran ISEF)'>Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2022.
'PEULALU' koleksi terbaru Syukriah Rusydi yang Mengambil inspirasi dari kesabaran dan kegigihan wanita-wanita Aceh yang mampu bangkit dan membangun kembali kehidupan dan perekonomian keluarga mereka pasca konflik dan tragedy kemanusian selama penerapan daerah operasi militer di Aceh yang merenggut kebahagian, nyawa suami, anak dan keluarga mereka
'Peulalu adalah nama sebuah gampong di wilayah kecamatan simpang ulim aceh timur yang berstatus sangat rawan saat konflik Wanita peulalu telah mengenal kera jinan tenun secara turun temurun yang dipelajari dari orang tua mereka Selama konflik berlangsung praktis aktivitas pendukung ekonomi keluarga ini berhenti. Kesulitan mendapatkan bahan material serta enggannya para konsumen ketempat mereka membuat para wanita Peulalu ini meninggalkan kegiatan menenun mereka dan beralih pada pekerjaan lain yakni bertani dan membuat kertas rokok tradisional (Paun Nipah) Pasca Tsunami dan berakhirnya konflik Aceh, Peulalu berusaha bangkit dan berdiri membangungun kembali kehidupan dan perekonomian mereka lewat tenun Peulalu yang memang tak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka Semangat mereka untuk bangkit ini telah menghasilkan produk-produk tenun yang kini telah dikenal di Aceh dan bersiap untuk dikenal secara Nasional.
'Syukriah Rusydi yang dikenal sebagai designer kerap mengeluarkan design produk yang classic elegant dan casual lewat brand Rebornz9 miliknya Namun Oktober 2022 ini Syukriah Rusydi mengeluarkan produk yang berbeda lewat main label miliknya “syukriah Rusydi" dengan DNA brand perpaduan antara classic, Ernik dan feminisme. Koleksi berlabel Syukriah Rusydi ini sendiri mengangkat Peulalu sebagai tema, yang sangat menginspirasinya untuk membuat sebuah karya yang akan memiliki nilai-nilai feminism, kesedihan, kesabaran, ketegaran kekuatan dan semangat untuk bangkit yang begitu kuat didalam garis designnya Selain penggunaan material yang sesuai dan mewakili nilainilai tersebut Penggunaan Wastra tenun peulalu dengan citarasa dan sentuhan design modern dengan mutu produk yang lebih memiliki nilai komersial yang lebih tinggi ini diharapkan akan mampu mengangkat produk tenun ini semakin dikenal
Dulu hanya perlengkapan pernikahan kini telah dimodifikasi menjadi berbagai produk fashion dan lenan rumah tangga yang lebih inovatif. Kelompok pengrajin kasab di Kuala Baru perlu dibina terus oleh
DEKRANASDA Aceh Singkil untuk menjadi produk kerajinan yang berkualitas dan siap dipasarkan.
Kerajinan khas kecamatan kuala baru, aceh singkil yang secara turun temurun dilestarikan Kerajinan kasab sulam emas ini sudah banyak memperoleh penghargaan dan meraih juara tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional.
Sulam kain kasab manik-manik, merupakan tradisi calon pengantin perempuan asal Kuala Baru. Dahulu calon pengantin perempuan harus, menyulam sendiri keperluan perlengkapan pernikahan seperti baju pengantin dan tempat tidur. Tak mengherankan jika gadis-gadis Kuala Baru, memiliki keahlian menyulam kasab manikmanik dan kasab benang emas. Keahlian itu diwariskan secara otodidak dari ibu mereka yang dahulunya berpengalaman membuat pekerjaan sama sebelum dinikahkan.Kuatnya tradisi itu, dahulu kala kerap anak-anak perawan harus menunda adat pesta pernikahan sampai sulam kasab selesai. Maklum dikerjakan sendiri, beda dengan saat ini yang diperbolehkan dibantu kaum perempuan lain.
Salah satu SMK di Kuala Baru memiliki warna tersendiri pada mata pelajaran Produk Kreativitas dan Kewirausahaan. Para siswa dituntut cakap membuat kasab dalam rangka upaya pelestarian.
Melihat akan hal ini sudah seharusnya menjadi motivasi kita bersama untuk selalu mendukung agar siswa dapat memaksimalkan potensi mereka. Oleh karena itu, perlunya perhatian dan dukungan dari instansi-instansi terkait dalam membimbing siswa-siswi sehingga tumbuh generasi muda pengrajin kasab yang lebih kreatif.
Dengan memanfaatkan meja belajar yang disulap menjadi pembidang, para siswa pun menuangkan kreativitas dan kecakapan mereka membuat sulaman emas. Tidak adanya fasilitas tak membuat siswi enggan belajar. Mereka dengan telaten dan tekun membuat pola dan menyulam pada kain kasab tersebut, serta mempadu-padankan dengan manik-manik agar mempercantik tampilan kasab.
O l e h : M i k a S h o f a t u l M u n a w a r o h
Masyarakat Aceh mengenal kerajinan Kasab sebagai kerajinan asli Aceh yang tidak hanya indah tetapi juga bernilai.
Kasab atau sulaman benang emas merupakan kegiatan menyulam benang emas di atas kain beludru. Biasanya kain beludru yang digunakan berwarna merah, hitam, hijau dan kuning.
Kasabsendirimemilikimotifyangberbedaditiapdaerahnya,diKabupaten PidiesendirimotifKasabyangdigunakanyaitubentukbulansabityang kemudiandirangkaimenjadisatu
Kasab khas pidie merupakan sulaman benang emas dengan ragam hias yang disusun dari bentuk bulan sabit Pembuatan sulaman benang pidie diawali dengan pemilihan kain yang akan disulam, setelah itu pola motif dibuat di atas karton, lalu mulailah kegiatan menyulam dengan membalutkan benang di atas pola motif.
Caramenyulamkasabpidie sangatsederhananamun diperlukankecermatandan kesabaranuntukmenyulam benangsehinggamembentuk suatumotif. Proses menyulamKasabitusendiri dilakukandenganmengaitkan benangemaskeatasmotif yangtelahdibuatdengan menggunakanjarumdan benangbiasa.Untuk memperindahtampilannya bisaditambahkandengan manik-manikberwarnaemas.
Motifsulamanbercirikanragamhias khassepertimotifaneukbeuleun melambngkansifatreligiousdan masyarkat,aneuktimon melambngkanhasilkomditidaerah setempatdimanatumbuhantimun hidupdiseluruhdaerahpidie,dan awanmeucanek.Semuamotiftersebut disulamdiataskainbeludrudengan benangemasyangmelambangkan kemegahansuatudaerah.
Pada awalnya kerajinan Kasab khas Pidie ini hanya dipasarkan di kabupaten Pidie saja namun seiring berjalannya waktu semakin banyak peminat baik dari luar kabupaten Pidie maupun luar daerah yang tertarik akan kerajinan ini bahkan peminatnya merambah ke luar negeri.
Fitri souvenir adalah salah satu pengrajin kasab pidie yang produknya cukup diminati konsumen Malaysia maupun Singapura. Fitri Souvenir berasal dari nama pendiri usahanya yaitu Fitri, usaha ini berfokus pada kerajinan Kasab yang menggunakan motif khas Pidie. Usaha kerajinan Kasab khas Pidie berada di Desa Lampeuneurut, Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie, usaha yang bernama Fitri Souvenir ini telah berjalan selama 16 tahun dan memiliki 50 karyawan.
Meskipunditengahpernahmengalami kesulitanakibatdaripandemiCovid-19 namunusahayangtelahberdirisejak tahun2005inimampubertahandantetap mempekerjakanke50karyawannya tersebut.Berkatdorongandaripemerintah daerahdenganikutmempromosikan usahanyatersebutdimediasosial,selain daripemerintahdaerah,keuletandan konsistensidariparapengrajinjuga membuatusahainimampubertahan
Aceh dikenal sebagai kota Serambi Mekah. Dahulunya Aceh merupakan tempat persinggahanumatmuslimdari wilayah lain sebelum berangkat ke Mekkah. Oleh karena itu, ilainilai religi sangat melekat pada Kota Aceh, tidak terkecuali dalammotif-motifkainAceh.
Salah satu motif tenun Aceh yang sangat melegenda yaitu bungong alimah yang berasal dari Aceh Besar. Bungong kalimah yakni motif kaligrafi yang dibalut dalam selembar tenun.
Motif ini berisikan kalimah Allah. Kalimatkalimat yang tercantuk dalam bentuk tulisan “Allah”, “Muhammad” dan ayatayat lainnya didalam Al-Qur’an. Bentuk ornamen yang abstrak dapat menghasilkan motif dan desain yang menarik sehingga dapat masuk kesuluruh panca indra dan hati nurani manusia
Bungong kalimah digunakan sebagai selendang atau penutup kepala wanita dan biasanya diaplikasikan pada ujung kain tenun. Cara menggunakan kain tenun ini tidak boleh asal, tenun ini dikenakan untuk penutup kepala perempuan, mirip keerudung atau selendang.
Mengasyikan, harus teliti dan penuh
Kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Singkil, itu usai menuntaskan sulamannya, Jumat (16/9/2022).
Pengrajin pertama yang ditemui bernama Asra di Desa Kuala Baru Laut. Wanita paruh baya itu, jadi penjaga warisan budaya leluhurnya. Humaira tak hanya melihat hasil kerajinan karya Asra dan anak didiknya. Ia turut ikut selesaikan setangkai bunga sulam kasab pada kain berbahan sifon yang telah diberi pola. Kerajinan sulam kasab manikmanik itu sedang dalam pengerjaan Asra untuk memenuhi pesanan. Setelah selesai dijual Rp 1,5 juta, harga yang sepadan dengan pengerjaan rumit dan bernilai seni tinggi.
Pengrajin lainnya yang ditemui Lismawati di Desa Kuala Baru Sungai. Di rumah Lismawati, terlihat belasan kaum ibu sedang menyelesaikan kerajinan kasab manikmanik untuk perlengkapan pernikahan. Selain untuk perlengkapan acara adat pernikahan, pengrajin sulam kain kasab manik-manik Kuala Baru, telah memodifikasi karyanya menjadi pakaian dan produk lenan rumah tangga. Langkah ini agar hasil karya diterima pasaran.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh Said Fauzan, S.STP, MA melalui Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Iin Muhaira, SE, MM mengatakan kunjungan tersebut dilaksanakan untuk meninjau perkembangan rumah tenun songket Aceh itu.
Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Banda Aceh bersama dengan mahasiswa Universitas Syiah Kuala mengunjungi Rumah Tenun Songket Aceh Pusaka Maja di Gampong Lamgugob, Kecamatan Syiah Kuala, Senin (29/08/2022)
Oleh : Addin Sekar Mawangi
Mahasiswa magang diharapkan dapat bersama-sama mengembangkan UMKM Gampong untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan akan mencoba bekerjasama dengan stakeholder lainnya.
Bendahara Rumah Tenun Pusaka Maja, Husna M. Jamil mengatakan setiap harinya pengrajin menenun songket pada siang hari.
Oleh : Addin Sekar Mawangi
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Dyah Erti Idawati, mengunjungi rumah produksi tenun binaan Dekranasda Kabupaten Aceh Timur, di Gampong Peulalu, Kecamatan Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (2/3/2022)
Kehadiran istri Gubernur Aceh itu untuk melihat langsung proses pembuatan kain tenun khas Aceh Timur dan memberikan semangat serta motivasi kepada ibu-ibu pengrajin kain tenun di Gampong
Dyah menuturkan, kebutuhan kain tenun baik songket maupun bahan pakaian saat ini semakin diminati di pasaran. Akan tetapi, produk yang dihasilkan pengrajin justru tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar karena minimnya pengrajin yang menekuni tenun khas Aceh ini.
Dyah mengatakan, pengrajin harus mampu beradaptasi dengan tren pasar saat ini dengan perpaduan warna yang menarik dimata,
sehingga produk tenun khas Aceh Timur dapat menarik minat pasar, baik local maupun nasional
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Aceh Utara menerima Surat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional oleh Kementerian Hukum dan HAM RI kepada Kabupaten Aceh Utara atas Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) "Motif Pisang Dua Mu & Motif Kande" di Banda Aceh
Dewan Kerajinan Nasional Motif Kande adalah simbol perumpamaan cahaya Allah yang didasarkan dari ayat AlQuran surat an-nur ayat 35. Kande digunakan sebagai motif seni dan ornamen dalam sejarah Samudra pasai bermakna pelita yang menerangi kegelapan
Motif Pisang Dua Mu adalah simbol berupa pohon pisang dengan dua karang buahnya yang memiliki makna kemakmuran dari perekonomian Samudra pasai. Motif realistis dari pohon pisang yang berbuah dua mempresentasikan dari kesuburan tanah dan sumber perekonomian Samudra pasai. Pemilihan pohon pisang karena paling banyak dimanfaatkan masyarakat dan menjadi bahan pokok dalam kuliner aceh.
Motif Pisang Dua Mu dan Motif Kande merupakan salah satu ornament Asai Idatu (asli Samudra pasai) yang menggunakan warna alam, berbentuk geometris mengandung unsur garis, sudut, bidang, dan ruang. Motif Pisang Dua Mu dan Motif Kande biasa diterapkan sebagai bordir pada pakaian atau produk lenan rumah tangga.
Pengaplikasian motif Pisang Dua Mu dan Kande tidak hanya dengan bordir, namun bisa dikembangkan pada Teknik batik, sulaman, ataupun tenun agar wastra aceh utara semakin inovatif.
Produk yang dihasilkan nantinya dapat berupa pakaian, aksesoris, ataupun produk lenan rumah tangga lainnya. Dengan pengaplikasian motif Pisang Dua Mu dan Kande di berbagai produk menjadi ciri khas Aceh Utara yang bisa sebagai cendera mata.
Pentingnya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan ini agar produk yang dihasilkan unggul secara konsisten dan eksisten.
Pemanfaatan media sosial sebagai media promosi agar nantinya dapat menembus pasar regional, nasional, maupun internasional.
Bupati
Hal
Kita sudah berhasil mematenkan Batik Pasee yang sudah mendapatkan Hak Paten, ini harus terus dikembangkan sebagai kekayaan daerah. Kemarin saya sudah memakai baju batik motif Pasee, besok-besok para Kepala SKPK ini juga harus punya batik Pasee ini. Harus kita sendiri yang beli dan pakai, untuk kembangkan UMKM daerah, ungkap Azwardi
Terdapat 4 Motif utama Batik Pasee yang terinspirasi dari motif geometris yang menggambarkan nilai tasawuf di berbagai produk budaya di Aceh Utara. Salah satunya motif geometri gambar pintu dengan tinggi yang relatif rendah sebagai ciri khasnya. Gambar tersebut terinspirasi dari pintu pada rumah adat Aceh yang relatif rendah, namun dibaliknya punya ruangan luas. Gambar tersebut juga punya beberapa makna lain, yaitu:
Menggambarkan sifat orang Aceh yang tidak terlalu terbuka pada orang baru, namun bisa menganggap orang baru itu sebagai saudara jika sudah akrab. Melambangkan sifat rendah hati dan lapang dada.
atau tenun tradisional Aceh merupakan kerajinan tangan yang dibuat secara tradisional dan turun temurun dengan menggunakan alat tenun kaki tangan (ATKTP). Hasil tenunan pakaian adat songket itu tidak hanya secarik kain, namun meleat nilai-nilai budaya yang hidup di dalam masyarakat. Setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri,
tidak terkecuali dari Aceh. Tenun Songket Aceh memiliki ciri khas yang luar biasa dan mampu bersaing dengan produk luar Aceh seperti batik. Dengan demikian, pengrajin juga harus meningkatkan kualitasnya, tidak hanya itu meningkatkan promosi dan pemasaran Songket aceh harus dilakukan agar tidak kalah pamor denganprodukdariluar. Ada beberapa motif kain tenun songket aceh yang tidak kalah menarik dengan tenun-tenun dari daerahlainseperti:
Oleh : Addin Sekar Mawangi
Siapa sih yang tidak tau buah delima? Buah delima dikenal sebagai salah satu buah yang berwarna erah dan memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan
Makna dari kain motif buah delima ini yaitu menunjukkan jenis buah yang terdapat di dalam ayat suci Al-Qur'an.
Buah delima adalah buah yang sehat yang ada didalam surga Salah satu keunikan dari kain ini yaitu perpaduan warna yang cukup mencolok
Motif pintu aceh memiliki gambaran pintu pada helaian kain yang menunjukkan kepribadian masyarkat lokal yang rendah hati
Masyarakat Aceh dikenal memiliki etika sopan santun yang tinggi dan menjadikan sosok yang ramah dengan wisatawan.
Motif daun sirih memiliki filosofi kehidupan yang terus meningkat, yang artinya berasal dari batang sirih yang terus merambat
Rencong adalah senjata tradisional yang berasal dari Aceh Senjata ini menyerupai belati yang dikenal sebagai pedang ataupun pisau.
Motif rencong pada kain memiliki arti yaitu untuk representasi dari bacaan basmalah atau bismillah
Motif tolak angin menggambarkan banyaknya ventilasi rumah tradisional pada masyarakat Aceh
Makna dari motif ini yaitu warga lokal sangat menjunjung tinggi perbedaan busaya ataupun pendapat antara satu sama lain
Jangan samakan mencuci kain songket layaknya pakaian lainnya Gunakan sabun yang lembut dengan air biasa lalu celupcelupkan kain hingga basah Hindari air panas, mengucek,memeras apalagi menggunakan mesin cuci untuk mempertahanman serat kain. sebenarnya karna material songket sendiri banyak yang menggunakan benang emas atau perak songket tidak perlu dicuci jika tidak benar-benar diperlukan
Kemudian kibas untuk membuat air pada kain lebih surut jangan lupa untuk hindari sinar matahari langsung karena dapat membuat warna kain lebih cepat pudar
J A N G A N S A M A K A N M E N C U C I K A I N S O N G K E T D E N G A N K A I N B I A S A
J E M U R K A N S O N G K E T C U K U P D E N G A N M E N G U R U T D A R I B A G I A N A T A S K E B A W A H
SKain tenun tidak boleh disimpan dengan cara dilipat, karena bekas lipatan dapat meninggalkan bekas yang permanen dan merusak ikatan kain (benang emas yang ada pada tenun dapat putus) Jika kain tenun masih berupa kain atau sarung sebaiknya disimpan dengan cara digulung agar motifnya tetap bagus, Setelah digulung tenunan sebaiknya dibungkus dengan kain yang lembut agar tenunan tidak rusak
Tetapi jika kain tenun sudah berupa pakaian, gantung pakaian dengan hanger dan simpan didalam lemari yang sudah diberi kamper agar terhindar dari kutu atau ngengat
G U N A K A N L A P I S A N K A I N N S A A T M E N Y E T R I K A K A I N S O N G K E TSebaiknya, gunakan lapisan kain atau kertas saat ingin menyetrika kain tenun Atur suhu setrika supaya tidak terlalu panas untuk menjaga warna supaya tetap natural
J A N G A N L I P A T K A I N T E N U N M U
adalah seorang Ahmad Hakan Sahputra mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta yang menempuh Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2021. Ia lahir di Aceh pada tanggal 17 April 2003. Meskipun dari generasi Z, ternyata Ahmad mengetahui banyak macam wastra khas dari tempat lahirnya loh, mari kita simak penjelasanya!
Sebagai warga Aceh, apa saja wastra khas yang diketahui?
Aceh mempunyai banyak wastra, seperti Kain Songket, Kain Sarung, Kaisab dan Batik
Aceh mempunyai banyak wastra, seperti Kain Songket, Kain Sarung, Kaisab dan Batik.
Setahu saya, kain Sarung Khas Aceh biasanya dibuat dengan kain yang sudah ditenun atau yang biasa kita sebut dengan songket, dan juga dengan kain tapis. Kain sarung ini juga ada yang berbentuk celana. Itu yang membedakan kain khas sarung Aceh dengan yang lain.
Apa yang membedakan kain songket khas Aceh dengan kain lainnya?
Kain Songket Aceh dibuat dengan cara ditenun dengan tangan menggunakan benang emas dan perak. Kain tenun yang dipakai biasanya terbuat dari serat kayu, kapas dan sutra.
qApa
Salah satu motif yang terkenal dari kain tenun Songket adalah motif Bungong, jeumpa yang merupakan sebuah filosofis atas penghargaan masyarakat, sehingga dapat diibaratkan bahwa benih Bungong Jeumpa atau para generasi-generasi yang ada Di Aceh dapat mengharumkan nama Aceh ke tingkat nasional maupun internasional serta membuat bangga bangsa.
Dalam kesehariannya songket tenun aceh dijadikan bahan utama sebagai antaran untuk pengantin, atau digunakan dalam acaraacara formal kedaerahan atau bahkan acaraacara bernuansa adat dan budaya
Bagaimana eksistensi kain songket aceh saat ini terutama dikalangan remaja ?
Saat ini banyak remaja yg mengenakan kain songket untuk dikreasikan sebagai fashion
qApakah kak ahmad sering mengenakan batik aceh? kalau ciri khas batik aceh itu seperti apa kak?
Ciri khas batik aceh antara lain:
Tidak menggunakan motif binatang karena syariat Islam melarang menggambar makhluk hidup seperti hewan atau manusia di kain atau media lainnya. Lebih banyak menggunakan gambar berbentuk lingkaran, sulur, dan garis pada sebagian besar motifnya
qApakah kak ahmad dapat menjelaskan tentang kasab itu apa dan contoh produk yang diketahui?
Kasab adalah sulaman benang emas diatas kain beludru dengan motif khas aceh yang banyak menggunakan gambar berbentuk lingkaran, sulur, dan garis. Menyulam kasab dulu itu tradisi calon pengantin perempuan yang harus menyulam sendiri baju pengantinnya dan barang perlengkapan pernikahan lainnya. diantaranya tas, topi, sarung bantal.
Apakah setiap daerah di aceh memiliki ciri khas motif wastra tersendiri?
Ya, setiap daerah di aceh memiliki ciri khas motif yang menjadi simbol daerahnya. Seperti bunga situnjuang dari aceh selatan, pucok rebong dan angsa tamiang dari aceh tamiang.
qSebagai orang Aceh asli sekaligus generasi Z, apakah kak Ahmad memiliki keinginan untuk mengembangkan wastra Aceh
Ada tetapi mungkin karna songket aceh sendiri susah dipelajari secara otodidak dan juga terrkendala alat jadi susah untuk mempelajarinya, tetapi saya sendiri memiliki keinginginan untuk tau lebih dalam tentang wastra aceh.
qApakah masih banyak pengrajin tenun dengan ATBM (alat tenun bukan mesin) di aceh terutama aceh besar?
Dilingkungan tempat tinggal saya di Aceh, saat ini banyak pengrajin Aceh yang tidak produksi dikarenakan kurangnya minat generasi sekarang terhadap tenun sehingga tidak ada yang mewarisi ilmu tenun.
Bagaimana agar wastra aceh ini bisa terkenal dan menembus pasar nasional maupun internasional?
Untuk mencapainya perlu pengembangan produk yang lebih inovatif dan berkualitas serta mungkin bisa dengan memanfaatkan media sosial sebagai media promosi agar semakin banyak diminati masyarakat.
Majalahiniberisi faktadanopinimenariktentang WastraAceh
"PernahkahAndamendengarnamaitu?NamaIjaKroengmemang masih jarang terdengar di masyarakat. Namun Ija Kroeng sudah terkenal di berbagai negara seperti Denmark, Belanda, Norwegia, Malaysia,dannegara-negaralainnya. Sebenarnya, kain sarung khas Aceh ini sudah ada sejak zaman nenekmoyang......"-IjaKroeng
"SetiapkainkhasAcehpastimemilikimakna tersendiridilihatdarimotifnya. Sehubungan dengan kultur Aceh yang berkaitan erat dengan keagamaan, motif kainnya pun berkaitan erat dengan nilai kereligiusan." -maknareligiuskainmotifkhasAceh