2 minute read

Blangko KTP-EL Kosong, Disdukcapil Gunungkidul Gunakan Suket

GUNUNGKIDUL, TRIBUN - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Gunungkidul kehabisan blangko KTP Elektronik (KTP-EL). Alhasil, surat keterangan (suket) pun digunakan sebagai pengganti sementara.

Kepala Disdukcapil Gunungkidul, Markus Tri Munarja mengatakan, kekosongan terjadi sejak pertengahan Desember 2022. “Itu sebabnya sementara kami pakai suket dulu,” ucap Markus, Senin (2/1/).

Advertisement

Hingga akhir Desember 2022, Disdukcapil Gunungkidul telah menerbitkan sebanyak 3.663 lembar suket. Keberadaan suket ini berlaku sama fungsinya KTP-EL.

Menurut Markus, sejak 12 Desember 2022, terbit edaran tentang Surat Penerbitan Identitas Kependudukan Digital (IKD) dan Suket. Namun, program IKD sendiri baru akan dimulai awal 2023 ini.

“Layanan perekaman KTP-EL tetap kami buka, namun pakai suket dulu sebagai pengganti,” jelasnya.

Markus mengatakan, permohonan KTP-EL bisa dilakukan di kantor layanan terdekat, misalnya Kalurahan. Sesuai rencana, suket diberlakukan hingga 5 Desember 2023. Meski demikian, ia berharap pemerintah pusat segera mendistribusikan blangko baru. Sehingga fisik dari KTP-EL bisa dicetak dan dibe- rikan ke warga pemohon. “Kalau sudah dicetak, suketnya tak perlu dipakai lagi,” ujar Markus.

Analis Kebijakan Ahli Muda, Sub Koordinasi Kelompok Substansi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan, Disdukcapil Gunungkidul, Anton Wibowo juga mengatakan, saat ini pihaknya baru mampu menerbitkan suket.

Ia menyebut, IKD masih dalam perencanaan hingga kini. Kosongnya blangko KTP-EL pun disebut juga dialami banyak daerah lain. “Jadi tidak hanya Gunungkidul yang mengalami kendala,” jelas Anton. (alx)

Belasan Ton Sampah Menumpuk di Kawasan Pantai Parangtritis

BANTUL, TRIBUN - Pantai Parangtritis menjadi tujuan favorit masyarakat untuk menghabiskan malam pergantian tahun. Imbasnya, sampah menumpuk hingga belasan ton, baik dari wisatawan maupun sampah yang terbawa gelombang laut ke pantai.

Koordinator UPT Kebersihan Pantai Parangtritis, Suranto mengatakan, jumlah sampah mencapai 18 ton. Dan, petugas baru bisa membersihkan separuhnya pada Senin (2/1).

Ia menjelaskan, pada 1 Januari lalu, banyak pekerja kebersihan yang diperbantukan tempat pemungutan retribusi atau TPR. Sehingga pada hari itu, belum ada aktivitas membersihkan sampah pantai.

“Hingga siang hari, kita baru bisa membersihkan sampah sekitar sembilan ton dan petugas masih bekerja di pantai hingga sore,” ungkapnya. Suranto menjelaskan, sampah yang terbanyak bukan dari wisatawan, na- mun sampah terbanyak berupa kayu dan dedaunan yang terbawa gelombang laut ke pantai. Sampah kayu dan dedaunan tersebut, semula dibawa aliran sungai yang bermuara ke laut. Hujan yang melanda di wilayah Yogyakarta atau hulu mengakibatkan aliran sungai deras, hingga membawa banyak sampah. “Kalau hitungannya, sampah tinggalan dari wisatawan hanya sekitar 30 persen, biasanya bungkus makanan baik kertas atau plastik hingga botol air mineral. Namun, sampah yang dibawa gelombang ke pantai mencapai 70 persen,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, sampah yang dikumpulkan akan dibawa ke penampungan sementara terlebih dahulu, kemudian dipilah pemulung. Kemudian sampah yang tak punya nilai ekonomis dikirim ke TPST Piyungan oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Bantul. (nto)

Warga Sleman Tewas Setelah Diserang Tawon Vespa

jago merah telah membakar lantai dua rumahnya. “Saya nggak tahu kenapa bisa terbakar. Kalau korsleting sepertinya nggak,” sambungnya. Dikatakan, rumah tersebut merupakan tempat tinggal bersama ibunya, dan dua anaknya. “Saya kan penjahit. Jadi, lantai satu sering dipakai untuk tempat tidur, lantai dua dipakai untuk menyimpan barang-barang saya,” jelasnya. Akibat kebakaran itu, barang-barang yang ada di lantai dua pun ludes terbakar. Hanya saja, Eko belum bisa menghitung total kerugian. (nei)

SLEMAN - Warga Bronggang, Kalurahan Argomulyo, Cangkringan, Sleman, berinisial Y (75) dikabarkan meninggal dunia, setelah disengat tawon vespa affinis saat hendak memperbaiki talang atap rumah. Korban meninggal dunia, setelah sempat dilarikan ke rumah sakit untuk pengobatan. Kapolsek Cangkringan, AKP Cherry Nova bercerita, kejadian itu bermula ketika korban pada Minggu (1/1) sore, sekira pukul 15.30, hendak memperbaiki talang atap rumahnya yang bocor menggunakan semen dan pasir. Korban naik ke atap dan menemukan gundukan tanah yang dikira sarang semut. “Gundukan tanah itu dibersihkan menggunakan alat kayu. Namun, tibatiba muncul gerombolan tawon keluar dari sarang. Korban (saat itu) teriak minta tolong, pingsan,” kata Cherry, saat dihubungi Tribun Jogja, Senin (2/1). Korban pun ditolong keluarganya. Kemudian, pada Minggu malam sekira pukul 20.00, korban dilarikan ke klinik untuk mendapatkan suntikan obat anti nyeri.

Namun, nyeri tubuh korban tak kunjung membaik. Pukul 24.00, korban akhirnya di bawa ke rumah sakit. Namun, pada Senin sekira pukul 02.25, korban meninggal dunia.

“Kami rencananya akan melihat lokasi bersama BPBD hari ini (kemarin). Nanti, bersama Forkompimcam dan Bhabin juga akan menyampaikan, bagaimana penanganan apabila warga menemukan sarang tawon,” lanjutnya. (rif)

This article is from: