3 minute read
Eliezer Tegaskan FS Pakai Sarung Tangan Hitam
JPU Pastikan Terdakwa Lihat Sambo Habisi Brigadir J
JAKARTA, TRIBUN - Terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Richard Eliezer (Bharada E), tetap menyatakan mantan atasannya, Ferdy Sambo, mengenakan sarung tangan sebelum menghabisi ajudannya. Richard tetap tidak mengubah keterangannya meski jaksa penuntut umum beberapa kali menanyakan apakah dia benar-benar melihat Sambo mengenakan sarung tangan sebelum menembak Yosua.
Advertisement
“Pastikan juga, apakah saudara melihat saudara FS setelah saudara turun, apakah yang saudara lihat waktu itu?” tanya jaksa Sugeng Hariadi dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (5/1).
Agenda sidang kemarin adalah pemeriksaan Richard sebagai terdakwa. Pekan depan, dia akan menjalani sidang tuntutan terhadap perkara itu. Richard mengatakan dia sangat yakin melihat Ferdy Sambo sudah menggunakan sarung tangan warna hitam saat berada di dalam rumah dinas di Kompleks Polri, Jalan Duren Tiga Utara I nomor 46, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022. Menurut Richard, saat dia turun dari lantai 2 rumah sebelum diperintahkan menembak Yosua, dia melihat Sambo sudah mengenakan sarung tangan warna hitam. “Saya lihat Pak FS Pak. Waktu saya turun tangga, saya ketemu sama Pak FS. Pada waktu itu sudah menggunakan sarung tangan Bapak,” kata Richard.
Jaksa Sugeng lantas mencoba memastikan ingatan Richard terkait sarung tangan Ferdy Sambo. Dia kemudian memasang masker berwarna hitam di tangan kanannya dan menguji keterangan Richard. “Apakah sarung tangannya seperti ini?” tanya jaksa.
“Tidak Bapak,” jawab Eliezer. “Atau masker?” kata Jaksa Sugeng. “Tidak Bapak, sarung tangan Bapak,” ucap Eliezer.
“Sarung tangan, seperti ini?” kata Jaksa Sugeng Hariadi sambil membentangkan tangan dengan masker di pergelangan tangan. “Itu masker Bapak,” kata Eliezer. “Masker, saya ulangi lagi, seperti ini atau masker?” tanya Jaksa Sugeng Hariadi. “Itu masker Bapak kalau yang seperti itu,” jawab Eliezer. “Nah, saya pingin melihat bagaimana ketajaman penglihatan saudara,” ucap Jaksa Sugeng. Dalam persidangan sebelumnya, kedua terdakwa lain yakni Bripka Ricky Rizal Wibowo dan Kuat Ma’ruf menyatakan tidak melihat Ferdy Sambo mengenakan sarung tangan hitam sebelum menembak Yosua. Adapun sebelum menjalani persidangan, Richard Eliezer memeluk orang tuanya yang hadir di ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Richard Elieser tiba di ruang sidang pukul 09.54 WIB. Sebelum duduk di kursi tengah ruang sidang, Richard Eliezer diarahkan oleh pengacaranya untuk memberikan salam pada kedua orang tuanya. Kedua orang tua Richard Eliezer, Sunndag Yunus Limui dan Rineke Alma Pudihang, rupanya hadir di ruang sidang. Momen haru kemudian terjadi saat Richard Eliezer memeluk ayah dan ibunya secara bergantian. Terlihat ibu Richard, Rineke juga beberapa kali mencium pipi anaknya dan menyeka matanya. Ketua Tim Penasihat Hukum Richard Eliezer, Ronny Talapessy mengatakan bahwa kliennya telah siap memberikan keterangan sebagai terdakwa dalam kasus ini. Menurut Ronny, Richard Eliezer bakal selalu kooperatif dan terbuka memberikan keterangan dalam setiap sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J tersebut. Apalagi, Bharada E berstatus justice collaborator (JC) dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
BERPELUKAN - Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Richard Eliezer memeluk kedua orangtuanya sebelum sidang dimulai, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (5/1).
Saya lihat Pak FS Pak. Waktu saya turun tangga, saya ketemu sama Pak FS. Pada waktu itu sudah menggunakan sarung tangan Bapak.
“Dalam posisi sebagai JC, Bharada E akan selalu kooperatif,” kata Ronny Talapessy.
Diketahui, Richard Eliezer didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J bersama Ferdy
Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf. Dalam dakwaan disebutkan, Bharada E menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo yang kala itu masih menjabat sebagai mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri. Peristiwa pembunuhan disebut terjadi lantaran adanya cerita sepihak dari istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, yang mengaku dilecehkan oleh Brigadir J di Magelang pada 7 Juli 2022. Ferdy Sambo kemudian marah dan merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J yang melibatkan Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf di rumah dinasnya di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022. Akibat perbuatannya, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Kelimanya terancam pidana maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun. (kpc)
Mantaba Raih Publikasi Award Kanwil Kemenag DIY
PERINGATAN Hari Amal Bakti (HAB) ke-77
Kementerian Agama DI Yogyakarta (Kemenag DIY) membuahkan 3 prestasi membanggakan bagi MAN 3 Bantul. Ketiga prestasi tersebut, adalah juara 2 Publikasi Award tingkat Madrasah Aliyah (MA) se DIY, terpilihnya MAN 3 Bantul sebagai pengelolaan Aplikasi Emis Terbaik jenjang MA se-Kabupaten Bantul dan juara 2 Tenis Meja perorangan tingkat Kabupaten.
Prestasi ini tentunya menjadi bukti, bahwa Mantaba semakin meningkat dan mampu berkompetisi dalam berbagai bidang di Kemenag. Pada kejuaraan Publikasi Award, Mantaba menerima sertifikat dari Kanwil Kemenag DIY yang diserahkan Kepala Kanwil
Kemenag DIY, Dr H Masmin Afif MAg kepada kepala MAN 3 Bantul Drs Syamsul Huda MPd, di Kanwil Kemenag DIY bertepatan pelaksanaan upacara puncak Peringatan HAB ke-77, Selasa(3/1/2023).
“Kami sangat bersyukur dan bangga dengan diperolehnya hasil kejuaraan kali ini.
Prestasi pada awal tahun ini menjadi motivasi kuat bagi kami untuk terus berupaya guna meraih prestasi lainnya di berbagai bidang. Keberhasilan ini tak lepas dari kerja keras tim publikasi di MAN 3 Bantul. Untuk itu, kami sampaikan terima kasih dan kami berharap, publikasi kegiatan maupun prestasi madrasah akan semakin gencar dibiwarakan melalui berbagai me- dia sosial, media cetak dan juga media elektronik lainnya,” tegas Huda saat ditemui di ruang kerja.
Menurut Wakil Kepala Bidang Humas, Evi Effrisanti STP, penetapan kejuaraan tersebut berdasarkan jumlah publikasi yang telah dilakukan melalui media cetak dan juga media online sebanyak 423.
“Untuk kedepannya, kami akan semakin memperluas dan memperbanyak publikasi guna memberikan informasi melalui berbagai media, sehingga masyarakat semakin mengetahui dan mendapatkan informasi lengkap dan lebih luas tentang MAN 3 Bantul, khususnya dan madrasah pada umumnya,” ungkap Evi. (*)