4 minute read
Berlatih Lebih Keras
Nathaniel Abimanyu Sabet Medali Perak di Kejuaraan Karate Tingkat Asia
NATHANIEL Abimanyu, karateka asal DIY belum lama ini berhasil menyabet medali perak dalam kejuaraan karate tingkat Asia (Asian Karate Federation/AKF)
Advertisement
Championship di Tashkent, Uzbekistan. Di event ini, Abimanyu tampil pada nomor kumite junior putra -76 kilogram
Menariknya, pada ajang tersebut Abimanyu membela Timnas
Indonesia untuk pertama kalinya.
Perolehan ini tentu saja sangat istimewa karena bisa menjadi langkah awal yang manis bagi
Abimanyu untuk terus konsisten menjadi bagian Timnas Indonesia.
Abimanyu pun bersyukur atas capaiannya tersebut. Akan tetapi, ia sadar jika penampilannya belum yang terbaik saat ini. kin karena lawan tipikal kidal jadi sedikit menyusahkan,” sambung dia.
Ia pun berjanji ke depannnya akan berlatih lebih keras untuk tujuan yang lebih tinggi.
Pengalaman berharga
Pada akhirnya, pengalaman pertama Abimanyu membela
Timnas Indonesia memacunya untuk terus berlatih dengan sungguh-sungguh. Apalagi, ia sudah menyerap ilmu dan pengalaman usai berlatih dengan atlet dan pelatih yang tangguh di Tanah Air.
Saya akan berlatih lebih keras lagi supaya ke depannya bisa jauh lebih baik lagi.
“Puji Tuhan, saya bisa dapat perak. Walaupun belum maksimal tapi saya sangat bersyukur bisa membawa pulang medali perak. Saya akan berlatih lebih keras lagi supaya ke depannya bisa jauh lebih baik lagi,” kata Abimanyu, Kamis (5/1).
Atlet yang kini sedang mengenyam pendidikan di SMAN 4 Yogyakarta ini mengaku perolehan ini meleset dari target pribadinya untuk merebut medali emas. Karateka asal Jepang yang tampil di final melawan Abimanyu menjadi batu sandungan untuk meraih medali emas.
“Target saya juara 1, tapi ada Atlet dari Jepang menjadi lawan yang paling kuat. Dari segi tinggi badan saya kalah. Kemduain yang kedua mung-
“Sangat bersyukur. Pengalaman yang sangat hebat bisa berlatih dengan orang hebat dan berjuang bersama untuk membanggakan nama Indonesia. Semoga selalu ada kesempatan berlatih bersama dengan mereka lagi,” tukasnya.
Di kejuaraan AKF kemarin, Abimanyu melihat peluang dirinya bisa bersaing lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya. Bukti dirinya masuk fase final adalah modal untuk tampil di ajang internasional lain pada tahun 2023 dan selanjutnya.
“Persaingan di kejuaraan kemarin sangat ketat. Saya melawan orang-orang hebat, tapi Puji Tuhan bisa masuk final walaupun di final saya belum bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Semoga tahun ini dan berikutnya bisa terus tampil untuk Indonesia,” ungkapnya. (tsf)
Forki Bantul dan Aski DIY Ikut Bangga
PENGURUS Kabupaten (Pengkab) Federasi Olahraga Karate-
Do Indonesia (Forki) Bantul dan Pengda Aski DIY berbangga atas capaian Nathaniel Abimanyu saat membela Indonesia pada Kejuaraan Asia AKF di Tashkent Uzbekistan, 16-20 Desember lalu.
“Ini awal yang bagus bagi Abi. Kami berharap nantinya Abi bisa jadi langganan Timnas Indonesia di event lebih tinggi, termasuk multi event bergengsi
SEA Games, Asian Games atau Olimpiade,” kata Irwansyah Ginting, Pelatih PJP Forki Bantul. Menurut Ginting, banyak potensi karateka yang diharapkan dapat mengikuti jejak Abimanyu. Prestasi Abi menjadi bukti bahwa program PJP Forki Bantul berjalan baik dan telah sesuai target turut menyumbangkan medali untuk DIY di dua event Kejurnas PB FORKI di Jawa Barat tahun 2021 dan Sumatera Barat pada 2022.
“Sekaligus juga sebagai torehan prestasi terbaik karate DIY, ada dua atlet masuk Timnas Indonesia di event resmi Internasional. Ini sejarah baru dan patut disyukuri sekaligus menjadi tugas berat pelatih, untuk terus meningkatkan kualitas dan wawasan agar prestasi atlet tetap bisa maksimal ke depan,” ungkap dia. (tsf)
Nathaniel Abimanyu
Erwan Senang Sejumlah Pemain PSIM Diminati Tim Liga 1
YOGYA, TRIBUN - Sejumlah pemain
PSIM Yogyakarta dirumorkan bakal hengkang ke tim-tim Liga 1 yang saat ini telah memasuki masa bursa transfer paruh musim. Menanggapi hal tersebut, Pelatih
PSIM, Erwan Hendarwanto justru mengaku senang.
Secara terbuka, Erwan menyebut bahwa dengan adanya rumor itu artinya para pemain yang saat ini membela Laskar
Mataram memang punya level yang bagus. Akan tetapi, Erwan memilih untuk memantau perkembangan ke depan.
“Bagus, berarti mereka cukup untuk masuk level Liga 1. Tapi untuk saat ini kami tunggu dulu, kalau misal banyak yang diincar lalu kita lepas, sementara Liga 2 jalan nanti pemain kita tidak ada.
Lihat situasi dulu,” kata Erwan ditemui di latihan di Lapangan Kenari, Kamis (5/1).
Pelatih asal Magelang, Jawa Tengah itu belum bisa memutuskan apakah pemain tersebut akan dilepas atau tidak. Pasalnya sampai saat ini PSIM dan semua tim Liga
2 masih menunggu kejelasan kapan kompetisi bakal diputar kembali
“Yang pasti kami siapkan banyak planning (perencanaan) jika seandainya kompetisi benar-benar dibatalkan atau kembali dilanjutkan bulan ini,” kata Erwan.
Erwan mengungkapkan, salah satu rencananya jika kompetisi Liga 2 kembali diputar, akan ada sejumlah pemain yang diboyong ke Stadion Mandala Krida pada putaran kedua. “Rencana untuk itu (tambah pemain) pasti ada, ya lihat nanti saja, yang penting kompetisinya jalan dulu,” tandas Erwan. (tsf)
IST/
CNF Tolak Arema FC Bermarkas di Stadion Sultan Agung
BANTUL, TRIBUN - Seruan penolakan Arema FC bermarkas di Stadion Sultan Agung (SSA), Kabupaten Bantul terus bermunculan. Kali ini, penolakan datang dari salah satu kelompok suprter pendukung Persiba Bantul, Curva Nord Famiglia (CNF). Kamis (5/1), CNF melayangkan surat penolakan Arema FC bermarkas di SSA, yang selama ini menjadi markas Persiba. Surat itu ditujukan kepada Bupati Bantul sebagai representatif pimpinan daerah, Dispora Bantul sebagai pengelola stadion, dan Polres Bantul sebagai keamanan. Penolakan ini menjadi salah satu bentuk kekecewa- an dan protes terhadap Arema FC yang menyebabkan Tragedi Kanjuruhan meletus 1 Oktober 2022 silam. Karena kelalaian Arema FC, panpel, petugas keamanan, PSSI, dan LIB, sebanyak 135 nyawa harus melayang. Sebab itu pula, semua kompetisi sepak bola Tanah Air kena imbasnya, bahkan Liga 3 DIY batal karena perizinan yang tak kunjung turun. “Intinya kami cuma ingin jaga kondusifitas, tidak ingin ada gejolak di Kabupaten Bantul,” kata koordinator CNF, Bagus Rahayu, Kamis (5/1). “Kita ketahui tidak hanya kelompok kami yang tidak setuju, tapi ada beberapa ele- men suporter juga yang tidak setuju, secara umum di DIY dan secara khusus di Bantul. Karena tragedi Kanjuruhan juga belum tuntas, Liga 3 DIY juga tidak jalan,” lanjutnya. Dalam surat dengan nomor 001/CNF/01/2023, CNF menyatakan keberatan jika
Stadion Sultan Agung digunakan sebagai alternatif homebase Arema FC selama menjalani pertandingan putaran kedua BRI Liga 1. “Bilamana surat rekomendasi ini tidak bisa menjadi bahan pertimbangan, dan pertandingan Arema FC tetap dilaksanakan di Stadion Sultan Agung, maka kami tidak bertanggung jawab jika terjadi Gejolak ataupun ada- nya tindakan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di Kabupaten Bantul,” demikian kutipan surat yang dilayangkan CNF.
Sebetulnya, tak hanya Arema FC yang akan menggunakan SSA sebagai alternatif homebase pada putaran kedua Liga 1 2022/2023. Ada Persis Solo yang kemungkinan bakal menggunakan stadion tersebut karena Stadion Manahan harus steril jelang Piala Dunia U-20. Akan tetapi, gelombang penolakan hanya ditujukan kepada Arema FC karena dianggap sebagai biang kerok batalnya Liga 3 DIY, dan penghentian Liga 2 2022. (tsf)