1 minute read
Seorang Pemuda Tewas di Sungai Sirinding
“Awalnya, ayah korban curiga terhadap keberadaan Yoga, karena hingga pukul 12.00 WIB belum pulang. Padahal, biasanya korban sudah pulang jam segitu. Korban pamit mencari rumput sejak pukul 10.00 WIB,” kata Budi, Kamis (5/1). Kemudian, ayah korban berinisiatif mencari hingga akhirnya menemukan barang-barang korban tergeletak di pinggir sungai. Barang tersebut antara lain bagor (karung goni) berisi tiga per empat rumput, satu sisi sandal jepit, dan sabit milik korban.
“Ayah korban langsung meminta bantuan warga dan melaporkan kejadian ke Polsek, Koramil, dan BPBD. Kemudian, kami melakukan pencarian dan berhasil menemukan korban sekitar pukul 14.15 WIB,” katanya.
Advertisement
Jenazah korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sejauh 30 meter dari lokasi yang terdapat barang korban. Ia menduga, korban hanyut di sungai karena terpeleset. Sebab, ditemukan luka memar di mulut korban.
“Ada luka memar di bagian mulut yang memperkuat dugaan bahwa kor- ban terpeleset sebelum akhirnya jatuh dan hanyut tenggelam di sungai. Korban langsung dibawa ke rumah duka dan langsung dimakamkan,” ucapnya. Sementara itu, keluarga sudah mengikhlaskan korban dan menganggapnya sebagai musibah. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Desa Wunut, Bentito Prayetno. “Sudah dimakamkan, keluarga juga sudah ikhlas dan menganggap sebagai musibah,” ucapnya. Meski demikian, suasana duka ma- sih melekat di rumah korban. Sanak saudara korban tampak masih mengunjungi rumah duka, bahkan tenda biru dan kursi-kursi masih tersebar di depan rumah duka. Bentito mengatakan, meskipun keluarga sudah ikhlas tetapi rasa kesedihan masih terasa pekat. Pasalnya, korban dikenal sebagai pemuda yang sumeh (murah senyum), disiplin, rajin, dan tekun bekerja. Korban juga dikenal memiliki banyak kawan dan tidak pernah pilih-pilih pekerjaan. (drm)