4 minute read
Korban Dicabuli Saat Tidur
20 Orang Jadi Korban Pelecehan Seksual oleh Ketua Remaja Masjid di Gamping Sleman
SLEMAN, TRIBUN - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Sleman menangkap AS (28), warga Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman atas dugaan perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur. Mirisnya, aksi bejat itu dilakukan pelaku di masjid dan korbannya sekira 20 orang.
Advertisement
Kaur Bin Ops Reskrim Polresta Sleman, Iptu M Safiudin bercerita, kasus dugaan pencabulan ini terungkap dari kejadian terakhir pada 15 Januari 2023. Kronologi kejadian bermula pada hari Sabtu (14/1) malam, saat kelompok remaja masjid melaksanakan rapat persiapan kegiatan di bulan Ramadan. Selepas rapat, korban An (16) dan temannya MR menginap di lantai dua masjid. Selanjutnya, pada Minggu (15/1) sekitar pukul 02.00 dini hari, setelah mengetahui korban dan temannya tidur, tersangka yang merupakan ketua kelompok remaja masjid itu menyusul keduanya, lalu melakukan perbuatan keji tersebut.
“Saat tersangka melakukan perbuatan tersebut, korban tertidur dan tidak merasakan ditindih oleh tersangka. Akan tetapi, teman korban yang berinisial MR terbangun dan melihat apa yang diperbuat tersangka kepada korban,” kata Safiudin. Pada keesokan harinya, MR membangunkan AN dan menceritakan apa yang dilihatnya semalam. Saat itu korban marah, dan menceritakan kejadian tersebut kepada orang tua dan teman-temannya. Dari situ, barulah terungkap ada beberapa korban lainnya. Hingga saat ini, lima korban yang sudah dimintai keterangan polisi, dari pengakuan tersangka ada 9 korban.
“Namun, berdasarkan informasi yang kami hitung, kurang lebih ada 20 korban. Beberapa korban sudah menginjak dewasa,” kata dia. Para korban itu semuanya laki-laki dan mayoritas tetangga satu kampung de- ngan tersangka. Perbuatannya dilakukan di masjid dan juga indekos. Saat ini, polisi masih melakukan pendalaman dan jumlah korban dimungkinkan masih bisa bertambah. Safiudin mengatakan, perbuatan tersangka sudah dilakukan sejak tahun 2013, namun intens dilakukan mulai 2019 atau empat tahun terakhir.
Berdasarkan pemeriksaan, tersangka memiliki perilaku penyimpangan seksual karena sering mendapat kiriman video porno di media sosial. “Dari situ, tersangka sering menyaksikan video tersebut, kemudian tidak bisa membendung atau menahan nafsunya dan melampiaskan nafsu bejatnya ini kepada anak-anak atau remaja masjid,” terang Safiudin. Saat ini tersangka ditahan di Rutan Polresta Sleman. Ia dijerat dengan
Pasal 82 UU
Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU
Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun. Juncto, Pasal 292 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun. AS mengakui aksinya itu karena terpengaruh video porno yang sering ditontonnya sejak 2013. “Keseringan nonton video porno,” katanya. Relasi kuasa
Ketua Yayasan Lembaga
Perlindungan Anak (YLPA) DIY, Sari Murti Widyastuti, menduga kasus ini ter-
KELAKUAN BEJAT jadi karena ada hubungan relasi kuasa yang membuat korban tidak mampu speak-up atau bercerita peristiwa yang dialami. Korban banyak tertutup atau bungkam sehingga terakumulasi jumlah korban hingga 20 anak. Ia bahkan memperkirakan korban bisa lebih dari 30 orang.
Seorang pemuda di Gamping, Sleman, ditangkap polisi atas dugaan pencabulan terhadap anak di bawah umur.
Aksi bejat itu dilakukan pelaku di masjid dan korbannya sekitar 20 orang.
Pelaku diketahui sudah melakukan aksi serupa secara intens sejak 2019 silam.
“Itu menjadi sesuatu yang tidak bisa terbuka begitu saja, karena (korban) takut. Mungkin diancam, ‘awas kamu enggak boleh ngomong, kamu enggak boleh cerita sama siapapun’ Ini mungkin tertutup, sehingga sekian banyak sampai 20 anak. Malah (mungkin) 30 lebih,” kata Sari.
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Atma Jaya
Yogyakarta ini meminta ada pendampingan psikologi kepada para korban secara tuntas, berdasarkan hasil asesmen psikolog klinis. Di samping itu, dibutuhkan pemeriksaan medis untuk menghindari kemungkinan adanya penyakit menular. Ia mengajak semua pihak untuk saling peduli atas kasus tersebut, terutama orang yang ada di sekitar lingkungan kejadian dan menghindari perundungan terhadap korban maupun orang tuanya. (rif)
Delegasi ATF 2023 Terpesona
Sensasi Naik Gerobak Sapi
SLEMAN, TRIBUN - Agenda posttour mewarnai rangkaian penutup acara ASEAN Forum Tourism (ATF) 2023 yang digelar di DIY pada 2-5 Februari kemarin. Dalam tur ini, delegasi peserta dari berbagai negara diajak mengenal potensi dari kabupaten/kota di DIY.
Plh Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Bisma Jatmika, mengatakan sebagai kepanjangan tangan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di wilayah DIY dan Jateng, pihaknya memberikan upaya terbaik dalam mempromosikan pariwisata di kancah internasional. “Ratusan delegasi diajak explore ke wilayah Yogyakarta. Harapannya, mereka gaungkan keindahan wisata di sini saat kembali ke negaranya,” ujarnya kepada awak media di Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, Senin (6/2).
Post-tour dilaksanakan pada 6-8 Februari 2023, dengan sekitar 20
TJ/RIF
DITANGKAP - Polisi menunjukkan pelaku pencabulan terhadap anak di bawah umur, AS, saat rilis kasus tersebut di Mapolres Sleman, Senin (6/2).
Guru Lecehkan Siswi SD Wonosari
DINAS Pendidikan (Disdik) Gunungkidul mendalami dugaan pelecehan seksual oleh seorang guru kepada pelajar di sebuah sekolah dasar (SD) di Wonosari. Kepala Disdik Gunungkidul, Nunuk Setyowati mengatakan sudah meminta klarifikasi pada pihak sekolah.
“Tim kami sudah bertemu dengan pihak sekolah belum lama ini,” kata Nunuk kepada wartawan, Senin (6/2).
Dugaan pelecehan seksual tersebut dilaporkan oleh wali dari pelajar tersebut pada 26 Januari 2023 ke pihak sekolah. Menurut Nunuk, pihak sekolah langsung memanggil guru berinisial D tersebut untuk dimintai keterangan. D lalu mengaku telah dua kali melakukan aksi tersebut kepada seorang pelajar kelas VI. Pelajar itu sempat melawan, namun D nekat melakukannya lagi. Nunuk mengatakan proses mediasi dila- kukan pihak sekolah secara internal pada 31 Januari lalu, melibatkan D, wali pelajar, sekolah, hingga komite. D bersama pihak sekolah menyampaikan maaf atas peristiwa tersebut. Wali pelajar yang bersangkutan pun disebut sudah menerima permohonan maaf tersebut. “Setelah pertemuan dilakukan, permasalahan selesai dan berakhir damai,” kata Nunuk. Meski demikian, D tetap mendapat sanksi disiplin berupa mutasi. Disdik Gunungkidul rencananya akan memutasi D keluar dari Kapanewon Wonosari. Terpisah, Kepala SD tersebut, LS menuturkan kejadiannya pelecehan itu terjadi di lingkungan sekolah dan saat jam pelajaran. Menurutnya, kasus berakhir setelah D menyampaikan maaf dan diterima oleh wali pelajar yang bersangkutan. D pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. (alx) orang perwakilan delegasi di masing-masing kabupaten. Di Sleman, delegasi diajak mengunjungi Wukirsari Village, menikmati perjalanan menggunakan pedati yang ditarik oleh sapi, mengunjungi Mazarat Artisan Cheese, hingga ke Warung Eyup. Mereka terlihat terpesona sensasi naik gerobak sapi dan indahnya pemandangan. Mahip Agarwal, peserta asal Mumbai, India, berujar, Wukirsari menjadi lokasi yang indah selama berkunjung di Yogyakarta. “Lokasi ini sangat luar biasa untuk berlibur. Begitu juga dengan wine lokal yang sangat enak. Tadi, saya sempat mencoba chili wine. Rasanya sangat enak,” tuturnya. Walau ia baru pertama kali berkunjung ke Yogyakarta, namun dia sangat terkesan dengan destinasi wisata, kuliner, hingga produk-produk lokal asal Yogyakarta. “Saya berharap bisa kembali ke Yogyakarta,” pintanya.
Di Kulon Progo, delegasi disambut pertunjukan tari Sugriwo Subali di Embung Tonogoro, Kapanewon Kalibawang. Perwakilan delegasi dari Rusia, Sergei mengaku takjub dengan tarian itu, karena penampilannya lebih energik.
Di Bantul, delegasi diajak mengunjungi Gumuk Pasir Parangkusumo hingga membatik di Kampung Batik Giriloyo, Kalurahan Wukirsari. Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY sekaligus Panitia ATF 2023, GKR Bendara menjelaskan, tujuan post-tour untuk memperkenalkan secara langsung potensi destinasi wisata kepada para buyer yang mengikuti ATF.
“Tujuannya agar bisa lebih menikmati dan mengetahui destinasi yang ada di empat kabupaten dan satu kota di DIY. Juga, melihat atmosfer secara utuh, karena pada saat pameran tentu akan berbeda pada saat dijalani di masing-masing daerah,” ujarnya. (nei/scp/nto)