3 minute read

POSTUR BUKAN MASALAH

JUARA kelas bulu, Alexander Volkanovski, menegaskan bahwa tinggi badannya tidak akan berpengaruh saat melawan Islam Makhachev dalam duel perebutan sabuk juara kelas ringan di UFC 284, 12 Februari mendatang.

Sang raja kelas ringan, Islam Makhachev, punya tinggi 178 cm. Sedang tinggi badan si penantang, Alexander Volkanovski, sekitar 10 cm lebih rendah dari Makhachev.

Advertisement

Jagoan asal Australia itu jadi terlihat cebol jika disandingkan dengan murid Khabib Nurmagomedov tersebut.

Ditambah kondisi Volkanovski harus naik ke kelas ringan

Direct Points

• Volkanovski sebut postur bukan masalah

• Lebih pendek 10 cm dari Makhachev

• Dia mengaku sudah biasa menghabisi lawan yang lebih tinggi yang bobot badannya lebih berat, lengkap sudah keunggulan fisik Makhachev jelang pertarungan. Tidak heran jika petarung asal Dagestan itu menjadi unggulan di UFC 284. Makhachev sendiri juga sudah berkali-kali mengejek tinggi badan sang jagoan tuan rumah.

Akan tetapi, bagi Volkanovski, ukuran badan tidak akan menjadi faktor yang menentukan. Dia berkilah bahwa dirinya sudah berkali-kali mengalahkan lawan yang bertubuh lebih tinggi.

Faktanya memang demikian. Terakhir kali jagoan berjulukan The Great ini menghadapi lawan dengan ukuran tubuh setara adalah pada 2018 ketika melawan Chad Mendes. Setelah itu Volkanovski bertarung 6 kali melawan empat lawan yang berbeda. Semua lawan itu memiliki tinggi badan yang lebih menjulang.

Akhir Pahit "The Last Emperor"

LEGENDA MMA, Fedor Emelianenko pensiun dari arena pertarungan dengan kalah

TKO dalam setengah ronde dari juara kelas berat, Ryan Bader dalam ajang Bellator 290 di Kia Forum, Ingewood, California, Amerika Serikat (5/2).

Laga melawan Bader menjadi momen perpisahan

Emelianenko dengan dunia yang membesarkan namanya. Mulai berkarier di MMA profesional pada 21 Mei 2000, jagoan berjulukan "The Last

Emperor" ini sering dianggap sebagai petarung MMA terbaik sepanjang masa.

Legenda UFC macam

Khabib Nurmgomedov, Jose

Aldo, dan George St-Pierre termasuk mereka yang meyakini

Fedor Emelianenko setara dengan Muhammad Ali di dunia

Bertahan Dulu di Kelas Ringan

ISLAM Makhachev menyatakan tidak akan buru-buru naik ke kelas welter UFC mengingat masih banyak jagoan hebat di divisi yang dikuasainya sekarang, yakni kelas ringan.

Petarung asal Dagestan, Rusia ini sangat dominan berkompetisi di kelas ringan UFC. Tidak terkalahkan sejak 2016, Makhachev menggilas 11 lawan untuk menjadi juara di UFC 280 pada 22 Oktober 2022.

Dengan superioritas seperti itu, ide agar jagoan berusia 31 tahun itu merambah divisi lain pun muncul. Gayung bersambut, petarung yang melakukan debut di MMA profesional pada 2010 itu pun mengiyakan ide tersebut.

Tidak seperti Khabib yang terpaku pada satu divisi, Makhachev berambisi menjadi raja dua kelas di UFC. Sabuk juara kelas welter pun disasar sebagai target berikutnya. Namun, Makhachev tidak mau buru-buru naik ke kelas welter. Pemilik rekor 11 kemenangan kuncian ini merasa masih banyak jagoan hebat di kelas ringan yang bisa dihadapinya. "Saya suka berkompetisi, saya suka berhadapan dengan petarung-petarung kuat," kata Makhachev kepada RSports Rusia seperti dikutip dari MMA Mania.

"Saya suka pertarungan besar. Siapapun juaranya di kelas welter, itu akan menjadi pertarungan akbar. Saya sangat tertarik untuk melakoninya. Tetapi, pada 2023, ada banyak rival bagus di divisi saya yang belum saya hadapi," lanjut pemilik rekor total 23 kali menang dan sekali kalah itu. Di kelas ringan UFC saat ini, memang masih ada banyak jagoan top yang belum dihadapi Makhachev. Sebut saja Beneil Dariush atau Rafael Fiziev yang masing-masing punya rentetan 8 serta 6 kemenangan. Duel ulang dengan Arman Tsarukyan, orang yang disebut-sebut paling menyulitkannya, juga bisa dilakoni Makhachev. Belum lagi lawan terkutuknya, Rafael dos Anjos, yang berkali-kali gigit jari karena rencana pertarungan dengan Makhachev batal terlaksana. (Tribunnews/ Juaranet) tinju atau Pele di sepak bola.

Presiden UFC, Dana White, pernah mengungkapkan satu-satunya kekecewaan dia adalah tidak berhasil merekrut Emelianenko. Di masa jayanya, jagoan asal Rusia itu pernah tak terkalahkan dalam

28 pertarungan beruntun pada periode 2001-2009.

Walaupun tak pernah bergabung ke UFC, petarung yang kini berusia 46 tahun itu pernah mengalahkan banyak legenda organisasi MMA nomor satu itu seperti Antonio

Rodrigo Nogueira, Mark Coleman, Tim Sylvia, dan Andrei Arlovski.

Duel kontra Bader sebenarnya jadi kesempatan Emelianenko membalas dendam.

Pasalnya, dalam duel sebelumnya di Bellator 214 pada

26 Januari 2019, Emelianen- ko kalah KO di detik ke-35.

Menghadapi lawan yang tujuh tahun lebih muda, Emelianenko kali ini mencoba lebih berhati-hati. Tetapi, sang legenda tak memiliki kecepatan lagi untuk menghindari pukulan tajam Bader. Emelianenko terjatuh setelah terkena sambaran pukulan sang juara bertahan.

Dengan ganas Bader menghujani Emeliananko dengan serangan ground and pound.

Wasit Herb Dean akhirnya menghentikan pertarungan setelah melihat "The Last Emperor" tidak memberikan perlawanan atau perlindungan yang cukup. Emelianenko pun harus pensiun dengan sebuah kekalahan KO hanya dalam waktu sekitar setengah ronde. (Tribunnews/ Juaranet)

Jose Aldo 170 cm, Max Holloway bahkan sampai 180 cm, Brian Ortega 175 cm, dan Chan Sung Jung alias Zombi Korea juga 175 cm. Semua orang ini tak mampu menghentikan rentetan kemenangan Volkanovski di UFC yang kini sudah mencapai 12 kali. "Saya pendek dalam pertarungan terakhir melawan Max Holloway," kata Volkanovski dalam acara The MMA Hour. "Saya pendek waktu menghadapi Zombi, pendek juga ketika bertarung di kelas welter. Saya pendek pula saat berkompetisi di kelas ringan. Saya selalu pendek dan hal itu tidak pernah berpengaruh," katanya menegaskan.

Pelatih Volkanovski, Joe Lopez, juga merasa tubuh cebol sang jagoan malah akan menjadi keuntungannya. "Ukurannya akan menjadi kekuatan terbesar," kata sang pelatih seperti dikutip dari Sportskeeda. "Dia kecil. Kakinya sangat pendek, jadi akan sulit untuk menahannya. Pusat gravitasinya lebih rendah. Hal-hal yang dipikirkan orang bakal merugikannya justru menjadi keuntungan buat dia," ujar Lopez. (Tribunnews/ Juaranet)

THE NATIONAL

This article is from: