3 minute read

Kejari Sleman Selesaikan Enam Perkara

Melalui Keadilan Restoratif

SEPANJANG tahun 2022, Kejaksaan Negeri (Kejari) Sleman melalui seksi tindak pidana umum (Pidum) menghentikan penuntutan enamperkara hukum ringan menggunakan restorative justice atau keadilan restoratif. Keenam perkara tersebut meliputi pidana kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, dan pencurian.

Advertisement

Kasi Pidum, Kejaksaan Negeri Sleman, Agung Wijayanto, mengatakan, ada beberapa syarat perkara hukum bisa diselesaikan dengan menggunakan mekanisme keadilan restoratif.

“Di antaranya, tidak menimbulkan konflik sosial, pelaku belum pernah dihukum, ancaman hukuman kurang dari 5 tahun penjara, dan perka- ra dengan kerugian di bawah Rp2,5 juta,” katanya, Senin (6/2).

Perkara yang diselesaikan dengan mekanisme keadilan restoratif antara lain pencurian kayu oleh nenek di Pakem. Lalu, perkara kecelakaan lalu lintas dan perkara penganiayaan ringan. Agung mengatakan, di awal tahun 2023 ini, pihak- nya juga sudah mengajukan satu perkara agar bisa diselesaikan dengan restorative justice, yaitu perkara 351 atau penganiayaan di Tempel. “Kasusnya dua orang berantem, kemudian saling lapor. Kami sudah lakukan mediasi, dan keduanya sudah saling memaafkan,” kata dia. (rif)

Pencuri Gasak Kain Batik Senilai Rp25 Juta

BELASAN kain batik tulis milik gerai Batik Tulis Sri Kuncoro di Giriloyo Karangkulon, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul hilang dicuri maling. Aksi pencurian tersebut terbilang nekat karena pelaku beraksi saat siang hari, pada Minggu (5/2) kemarin.

Pemilik Batik Tulis Sri Kuncoro, Sudarto (63) mengatakan 17 lembar batik tulis

Padat Karya Bergulir Lagi di Bantul, Total 355

BANTUL, TRIBUN - Program padat karya kembali bergulir di Kabupaten Bantul pada tahun 2023 ini. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)

Bantul mencatat ada 355 paket pekerjaan senilai Rp47,2 miliar yang diharapkan mampu mengatasi pengangguran dan mengurangi angka kemiskinan di Bumi

Projotamansari. Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja dan Transmigrasi (PTKPKT), Disnakertrans Bantul, Rumiyati menjelaskan, selain terbangunnya sarana fisik yang lebih baik, program ini bertujuan untuk membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan penghasilan lebih, meski hanya jangka pendek yang dipajang di dalam gerai miliknya hilang sekitar pukul 12.05 WIB. Kejadian pencurian itu terbilang cepat, hanya sekitar 10 menit. “Saat itu pukul 12.05 WIB, saya tinggal makan ke warung kupat tahu di samping rumah. Begitu kembali, ternyata 17 lembar batik tulis di-display hilang,” ujarnya Senin (6/2).

Akibat kejadian itu, Sudarto mengalami kerugian hing- ga Rp25 juta. Meski demikian, ia mengatakan belum melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Sudarto percaya, dalam waktu dekat batik yang dicuri tersebut akan kembali.

Ketua II Paguyuban Desa

Wisata Giriloyo, Nur Ahmadi mengakui jika kejadian pencurian kain batik bukan kali pertama terjadi. Atas kejadian tersebut, pihaknya pun meng- imbau kepada para pemilik gerai batik untuk meningkatkan kewaspadaan, salah satunya dengan memasang CCTV. Terpisah, Kapolsek Imogiri Kompol Suharno menyatakan bahwa pihaknya belum mendapat laporan tentang kasus pencurian tersebut. Namun, dirinya telah mengerahkan personel untuk meminta keterangan dari pihak korban. (nto)

Titik Kerja Senilai Rp47,2 Miliar

atau selama program berlangsung. “Total ada 355 paket program padat karya ini, terdiri dari 153 paket dari APBD Bantul dengan nilai per paket Rp100 juta. Sementara, yang menggunakan APBD DIY dengan mekanisme Bantuan Keuangan Khusus (BKK) berjumlah 85 paket senilai Rp100 juta per paket, dan 117 paket yang senilai Rp200 juta per paketnya,” ujarnya, Senin (6/2).

Harapannya, program ini dapat menciptakan perluasan kesempatan kerja, apalagi melibatkan masyarakat sekitar sebagai pekerjanya. Ia menjelaskan, padat karya yang bersumber APBD Bantul akan melibatkan 26 pekerja, sementara dari BKK sebanyak 52 pekerja.

Tahapan padat karya telah dimulai dengan proses identifikasi lokasi pada Januari kemarin. Selanjutnya, proses sosialisasi kepada masyarakat mulai 6 Februari 2023. Pengadaan bahan material akan dilakukan lewat e-katalog jelang akhir Februari. Tahapan selanjutnya adalah distribusi material ke titik-titik yang telah ditentukan pada awal Maret dan dilanjutkan dengan pengerjaan fisik. Rencananya, Bupati Bantul akan melakukan peletakan batu pertama pada Maret sebagai penanda dimulainya pengerjaan fisik Padat Karya 2023. “Pengerjaan fisik itu pas di bulan puasa. Jadi, nilai padat karya Rp100 juta yang dari BKK proses pelaksanaannya fisiknya 20 hari, sedangkan yang dari APBD Bantul selama 21 hari. Harapan kami, sebelum Lebaran, uang perangsang kerja (UPK) sudah cair,” ungkapnya.

Rumiyati juga menjelaskan bahwa sebagian besar pengerjaan dalam padat karya infrastruktur ini adalah corblok jalan, pengerjaan saluran irigasi tersier, bangket jalan, atau drainase, serta bangunan yang bisa berdampak ekonomi bagi masyarakat. “Padat karya itu prinsipnya adalah dari, untuk, dan oleh masyarakat. Proposal dari mereka, penggunanya juga masyarakat, begitupun dengan pengerjaannya,” tandasnya. (nto/ord)

TERLILIT UTANG - Polisi menghadirkan pelaku pencurian belasan ponsel di SMP Kota Yogya, Senin (6/5). Pelaku nekat mencuri ponsel lantaran terjerat utang pinjaman online (pinjol).

Terjerat Pinjol, Alumnus SMP

Yogya Curi Belasan Ponsel

YOGYA, TRIBUN - Seorang alumnus di salah satu Sekolah Menengah

Pertama (SMP) Kota Yogyakarta mencuri belasan ponsel milik adik tingkatnya. Pelaku nekat mencuri ponsel lantaran terjerat utang pinjaman online (pinjol).

Aksi pencurian itu berlangsung

Jumat (20/1) sekitar pukul 07.15

WIB ketika para siswa di SMP itu melangsungkan kegiatan olahraga.

Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP Archey Nevada, mengatakan pelaku berinisial IAM (20) asal Gedongkiwo, Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Total ponsel milik siswa-siswi di SMP yang ia curi sebanyak 13 ponsel.

IAM diketahui sudah hafal kebiasaan siswa siswi di sekokahnya dulu ketika ada jam olahraga.

Di mana seringkali para siswa menyimpan ponselnya di laci atau di meja kelas.

Ia pun akhirnya menyelinap masuk ke sekolahnya dengan cara memanjat dinding sekolah seorang diri. Kemudian, pelaku menuju ruang kelas yang ditinggalkan para siswa berolahraga, lalu mengambil belasan ponsel di sana.

“Dia sudah hafal jam kelasnya. Karena dia alumni di sana jadi dia tahu. Saat itu murid-murid baru kegiatan olahraga di Alun-alun Selatan.

Kemudian pada saat kembalinya ke sekolah ternyata HP tersebut hilang atau tidak ada ditempat,” katanya, saat jumpa pers di Mapolresta Yogyakarta, Senin (6/2).

Archey menjelaskan, pihak sekolah lantas melaporkan kejadian itu ke kepolisian. Dengan berbekal ke-

This article is from: