2 minute read
Bukti Bukan Pelatih Sembarangan
QUIQUE Setien pasti sangat menikmati kemenangan tim asuhannya, Real Villarreal
2-1 atas Real Madrid dalam pekan ke-16 La Liga di Stadion de la Ceramica, Sabtu (8/1) malam.
Advertisement
Kemenangan atas juara bertahan La Liga itu akan membantu merehabilitasi namanya, setelah masa tugasnya yang singkat, dan menyakitkan sebagai pelatih Barcelona dua tahun lalu. Pelatih Spanyol berusia 64 tahun ini hanya bertahan delapan bulan di Camp Nou, dan ditendang menyusul kekalahan 8-2 dari Bayern Muenchen, yang jadi kekalahan terburuk Barcelona sepanjang masa. Hal itu dianggap mencoreng nama baik Setien yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu pelatih pemikir paling cemerlang di Spanyol.
Dia pun kemudian memutuskan hiatus, atau cuti panjang selama hampir dua tahun, dan mulai kembali melatih pada Oktober 2022 lalu. Setien menerima tantangan untuk menggantikan Unai Emery, yang pergi ke Aston Villa menyusul kesuksesannya di Villarreal yang mencakup gelar Liga Europa, dan semifinal Liga Champions. Sebuah tantangan yang berat. Dan dia memiliki awal yang bergejolak, tergambar dalam debutnya, dan kalah dalam tiga laga berikutnya.
Tim berjuluk "Kapal Selama Kuning" ini mulai menang, dan bermain lebih baik setelah jeda Piala Dunia. Mereka mengalahkan Valencia dalam derby regional, sebelum mengalahkan Madrid kemarin untuk naik ke tempat kelima klasemen sementara La Liga.
Villarreal memang mampu merepotkan Madrid, terbukti dengan catatan mengemas 17 tembakan dengan lima mengarah ke gawang. Sementara, Madrid hanya bisa mencatatkan tiga shoot on target dari total 13 tembakan.
Dua gol tuan rumah lahir dari Yeremy Pino, dan penalti Gerard Moreno. El Real hanya bisa membalas dari tendangan penalti yang dieksekusi Karim Benzema.
Menurut Setien, kunci anak asuhannya bisa menumbangkan Madrid adalah dengan menerapkan pressing yang tinggi. Dan hal itu terus dilakukan sepanjang pertandingan. Mereka juga tak segan melakukan pelanggaran agar El Real tak bisa menguasai bola. Tak heran, tuan rumah sampai melakukan 13 pelanggaran sepanjang 90 menit. "Kami memainkan pertandingan yang luar biasa melawan tim yang luar biasa. Kami lebih baik dalam ba- nyak aspek," kata Setien. "Kami tetap bereaksi di di daerah mereka dan menciptakan peluang mencetak gol kami. Kami meningkatkan pressing karena kami tahu bahwa jika Anda memberi mereka ruang, mereka dapat menyebabkan masalah bagi Anda," ujarnya. Di lain pihak, Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti menyoroti pertahanan timnya, yang meninggalkan terlalu banyak ruang untuk direbut tim lawan. "Tadi itu pertandingan yang sulit. Kami membuat sedikit lebih rumit untuk diri sendiri. Kami tidak bertahan dengan baik seperti yang kami inginkan," ujarnya. "Kami membuat kesalahan dengan bola keluar, dan sulit untuk kembali ke dalam permainan. Kami tidak memulai tahun dengan baik, seperti tahun lalu, sekarang kami akan fokus untuk Piala Super," ujar pelatih berusia 69 tahun ini. Kekalahan ini membuat El Real gagal menggusur Barcelona di puncak klasemen. Mereka mengumpulkan 38 poin dari 16 laga di urutan kedua sama poin yang dikumpulkan Barcelona yang baru bermain 15 kali . Sementara, Villarreal di urutan kelima dengan 27 poin. (Tribunnews/den)
TENDANG BOLA - Bek Real Madrid, Antonio Rudiger (kiri) menendang bola dalam duel kontra Gelandang Villarreal, Alex Baena (tengah) dalam lanjutan La Liga di Stadion La Ceramica (7/1) 2023.
Punya Peluang
Tapi dalam kekalahan itu kami sempat punya peluang. Saya minta kepada pemain coba lebih agresif daripada laga sebelumnya.
Sebetulnya kedua tim main bagus, tapi tim kami memang dominan di laga kali ini. Saya kira ini sangat baik untuk menatap laga berikutnya.