2 minute read
Pemkot
Yogya Gelar Operasi
Pasar Tekan Harga Beras
Advertisement
YOGYA, TRIBUN - Lonjakan harga komoditas beras yang terjadi dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir disikapi Pemkot Yogya, dengan menggelar operasi pasar, Kamis (9/2). Tiga pasar tradisional pun menjadi sasaran giat tersebut meliputi Pasar Beringharjo, Kranggan, serta Prawirotaman.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogya, Veronica Ambar Ismuwardani, menyampaikan dalam operasi pasar kali ini, pihaknya bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI). Secara keseluruhan, terdapat 3 ton beras yang dialokasikan Pemkot Yogya, masing-masing 1,5 ton di Beringharjo, 1 ton di Kranggan dan 500 kilogram dilimpahkan ke Prawirotaman.
“Jadi, operasi pasar ini guna memudahkan masyarakat untuk mendapatkan komoditas beras sesuai dengan HET (Harga Eceran
Tertinggi),” kata Ambar, saat ditemui di Pasar Beringharjo, Kota Yogya.
Dia menjelaskan banderol beras di pasaran Kota Yogya saat ini sudah menyentuh Rp11.200 per kilogram untuk jenis curah dan Rp12.500 untuk jenis premium.
Alhasil, pihaknya pun bakal terus memantau lonjakan harga salah satu kebutuhan pokok tersebut, yang diprediksi masih dinamis menjelang bulan Ramadan.
“Nanti kita lihat perkembangannya, karena pada akhir Februari, atau awal Maret, akan ada panen raya. Misalnya harga mulai turun operasi berhenti,” ujarnya.
Adapun dalam operasi pasar kali ini, masyarakat bisa menebus beras kualitas medium dengan banderol Rp47.250 per kemasan berisi lima kilogram. Beras itu, lanjutnya, dapat diperoleh melalui kios Segoro Amarto besutan Disdag Kota Yogya, yang sudah berdiri di Beringharjo, Kranggan, serta Prawirotaman.
“Kami berharap kios Segoro Amarto benar-benar jadi acuan masyarakat dan pedagang terkait harga. Setiap komoditi yang dijual di sini, kami pastikan harganya tetap sesuai dengan HET,” tandas Kadisdag.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI DIY, Budiharto Setyawan, menyampaikan, operasi pasar ini sekaligus dimanfaatkannya untuk mempromosikan QRIS, yang merupakan sistem pembayaran digital besutannya. Bahkan, pihaknya pun menyediakan promo khusus sebagai apresiasi bagi para pengguna QRIS.
“Karena ini sekalian sosialisasi digitalisasi, untuk 25 pembeli pertama cukip membauar Rp2.023, syaratnya pakai QRIS. Kalau membayar dengan harga normal, pembeli mendapat souvenir dari BI,” urainya. (aka)
Polresta Sita 21 Motor Berknalpot Blombongan
YOGYA, TRIBUN - Puluhan kendaraan sepeda motor berknalpot brong terjaring razia Operasi Keselamatan Progo 2023 oleh jajaran Satlantas Polresta Yogyakarta, (9/2). Kendaraan tersebut disita Polisi lantaran menggunakan knalpot tak sesuai standar.
Kabagops Polresta Yogyakarta, Kompol Danang Kuntadi mengatakan dalam rangka Operasi Keselamatan Progo 2023 Polresta Yogyakarta melaksanakan penertiban pengendara kendaraan bermotor di Jalan Suryotomo.
“Kegiatan rutin yang ditingkatkan itu juga sekaligus bersamaan Operasi Keselamatan Progo 2023 dengan sasaran penindakan knalpot brong (blombongan) serta pengecekan senjata tajam dalam rangka antisipasi kejahatan jalanan,” katanya, Kamis (9/2).
Kasatlantas Polresta Yogyakarta AKP
Maryanto menambahkan, razia yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB. Polisi mengamankan 21 kendaraan yang berknalpot tak standar.
Selain di Jalan Suryotomo, jajaran Satlantas Polresta Yogyakarta juga menggelar operasi serupa di Jalan Kusumanegara. “Ada 21 kendaraan yang berknalpot brong. Penggunaan Knalpot brong sangat mengganggu kenyamanan dan melanggar Pasal 285 UU No 22 Tahun 2009. Kami mengimbau masyarakat Jogja harus tertib berlalu lintas,” ujarnya. Pihaknya memberikan tindakan persuasif terhadap pengguna knalpot blombongan yang terjaring razia. Upaya persuasif dilakukan dengan harapan masyarakat dapat teredukasi dan bersedia untuk mengganti knalpot sesuai standar.
“Kendaraan kami amankan dengan memberikan STP (Surat Tanda Penerimaan),” jelasnya.
Kendaraan yang melanggar itu kini diamankan di Mapolresta Yogyakarta.
Pada saat pemilik hendak mengambil sepeda motornya diwajibkan membawa knalpot sesuai ketentuan.
“Dalam pengambilan (kendaraan) diwajibkan mengganti sesuai knalpot aslinya dan menunjukan STNK kendaraan serta melengkapi kelengkapan yang lain,” tegas AKP Maryanto. (hda) berkaitan dengan hormon, juga berpengaruh pada saya tahan tubuh. Kalau saya tahan tubuh bagus, tentu sel yang rusak bisa diganti dan dipertahankan. Pencegahan dari diri sendiri adalah pencegahan primer,” pungkasnya. (maw/ord)
DIALOG INTERAKTIF - Dokter Spesialis Onkologi, dr. Sumadi Lukman Anwar MSc, PhD (K)Onk (kiri) mengungkapkan gejala, faktor penyebab, hingga cara pencegahan kanker payudara dalam Bincang Kesehatan di Tribun Jogja, Kamis (9/2).